Anda di halaman 1dari 6

Nama: Rinda .D.N.

Sembiring
Kelas: B
NPM: 180810210046

Rangkuman Materi Sprachwissenschaft

1. Konsep Umum Linguistik


• Linguistik atau Bahasa merupakan cabang keilmuan dari bidang kesusastraan
atau Bahasa.
• Ada berjuta bahasa di dunia yang dapat dikategorikan berdasarkan cirinya
dalam linguistik. Yaitu klasifikasi genetis dan klasifikasi tipologis.
• Klasifikasi genetis merupakan jenis bahasa yang memiliki bahasa induk,
contohnya : a).rumpun Indo-Eropa yang terdiri dari bahasa India, Iran, Armenia,
Albania, Baltik, Yunani, Italia, Latin, Portugis, Spanyol dan Jerman. b).rumpun
Austria yang terdiri dari bahasa Austro-Asia (Malaka Kuno, Khmer),
Austronesia (Melayu, Jawa, Cina, Thailand, Burma).
• Klasifikasi Tipologis merupakan jenis bahasa menurut bentuk bahasanya.
Orang pertama yang menggagas bentuk kata (morfologis) adalah Fredrich Von
Schlegel, yang membagi bahasa menjadi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok
bahasa berafiks dan berefleksi.
• Gagasan Fredrich kemudian di kembangkan oleh saudaranya August Von
Schlegel, menjadi: a) bahasa tanpa struktur gramatikal seperti Cina, b) bahasa
berafiks seperti Indonesia dan Turki, dan c) bahasa berefleksi seperti Sansekerta
dan Latin.
• Sejarah linguistik bermula dari linguistik tradisional. Bahasa tradisional tidak
mengenal perbedaan antara bahasa lisan dan tulis, serta susunan tata bahasa
berpatokan pada bahasa Latin.
• Bidang murni Linguistik pada Mikrolinguistik terdiri atas 4 bidang, yaitu
fonologi (ortografi), morfologi, sintaks dan semantik.
• Linguistik Strukturalis – mendeskripsikan bahasa berdasarkan ciri bahasa yang
dimiliki suatu bahasa. Tokoh linguistik strukturalis Ferdinand de Saussure,
dikenal sebagai bapak linguistik modern. Dalam sistem Saussure, bahasa
sebagai sistem tanda abstrak dan kemampuan berbicara sebagai individu
(langage) bertentangan dengan berbicara sebagai suatu tindakan individu
(parole).

2. Perkembangan Historis Linguistik


• Rumpun/kelompok bahasa menurut Neogrammarians:
- Indo-Eropa: Jerman/Jerman, Indo-Iran, Armenia, Baltik, Slavia, Romawi,
Celtic, Gaulis.
- Semito-Hamit: Arab, sh Ibrani, Etiopia.
- Chari Nil; Bantu, Khoisan.
- Dravida: Telugu, Tamil, Kanari, Malayalam.
- Austronesia atau Melayu-Polinesia: bahasa Malavian, Melanesia, Polinesia.
- Austro-Asiatik: Mon-Khmer, Palaung, Munda, Annam.
- Finno-Ugris: Hongaria (Magyar), Samoyed. 8. Altai: Turki, Mongol,
Manchu, Jepang, Korea.
- Paleo-Asia: Siberia.
- Sino-Tibet: Cina, Thailand, Tibet-Burma.
- Kaukasus: Kaukasus Utara dan Selatan
- Bahasa India: Eskimo, Maya Sioux, Hokan
- Kelompok bahasa lain: di Papua, Australia dan Kadai.

• Pendapat Ferdinand de Saussure, ahli bahasa modern abad 20:

- Bahasa lisan lebih penting dari bahasa tulis.


- Bahasa bersifat deskriptif ( mendeskripsikan bagaimana orang berbahasa),
bukan bersifat preskriptif ( memberikan keputusan bagaimana seharusnya
seseorang berbahasa.
- Penelitian bahasa sifatnya sinkronis, tidak diakronis. Meskipun bahasa
berkembang, penelitian dilakukan pada kurum waktu tertentu.
- Bahasa merupakan sistem tanda yang terdiri dari signifiant (penanda) dan
signifie (petanda). Apabila salah satu berubah, maka yang lainnya ikut
berubah.
- bahasa formal dan nonformal menjadi objek penelitian.
- Bahasa adalah sistem relasi yang berstruktur.
- Dapat dibedakan menjadi sistem dalam akal budi pemakai bahasa
(langange) dan sebagai manifestasi setiap penuturnya (parole).
- Dibedakan menjadi hubungan asosiatif (hubungan antarsatuan bahasa karna
ada kesamaan makna atau bentuk) dan sintagmatis ( hubungan antarsatuan
bahasa pembentuk sintagma dengan mempertentangkan satu satuan dengan
satuan yang lain yang mengikuti ataupun mendahului).
• Bahasa atau linguistik pada abad ke 19, perbandingan bahasa di Eropa. Pada
abad ke 20, penelitian bahasa tidak hanya dilakukan di Eropa, termasuk juga di
Amerika (Nativ), Afrika dan Asia. Struktur bahasa termasuk mikrolinguistik
dan makrolinguistik.

3. Bahasa Sebagai Fenomena Kognitif


• Bahasa merupakan alat komuniksi antar individu. Sama seperti sistem
komunikasi lainnya, bahasa di tandai dengan penggunaan tanda yang teratur.
Namun, beberapa bagian bahasa juga ada yang terdiri dari simbol.
• Bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia, jadi
penyelidikan alat komunikasi khusus ini merupakan penyelidikan karakteristik
yang spesifik bagi manusia.
• Pada Saussure, Bahasa Prancis dikelompokka kedalam 3 konsep bahasa, yaitu:
- Langage: kemampuan berbahasa manusia secara umum.
- Language: bahasa tunggal nasional.
- Parole: penggunaan bahasa dengan ucapan yang konkret.

4. Fonologi
• Fobologi merupakan subdisiplin linguistik yang bertkaitan dengan aspek
fonetik atau lisan bahasa, yaitu dengan elemen fonetik dalam sistem bahasa.
• Fonetik mengkaji segi material dari produksi dan penerimaan suara. Dapat
dikategorikan menjadi 3, yaitu:
- Fonetik Artikulatoris (alat bicara): merupakan produksi suara, jenis dan
penempatan artikulasi; segmentasi ponsel.
- Fonetik Akustik (gelombang suara): merupakan sifat fisik dari pertransferan
bahasa.
- Fonetik Auditif (pendengaran): merupakan persepsi sinyal suara oleh
pendengar.
• Segmentasi ujaran dapat menghasilkan inventaris fonetik. Suara pada bahasa
Jerman terdiri dari 7 vokal, 4 diftong, dan 25 konsonan. Oleh karena itu, simbol
fonetik dari Alfabet Fonetik Internasional (IPA), digunakan untuk
mendeskripsikan fonologis secara tepat.

• Karena adanya ketidakcocokan antara sistem fonetik dan tulisan, mucullah


rangkaian sistem homograf (kata yang ejaannya sama tetapi pengucapannya
berbeda) dan homofon (kata yang pengucapannya sama tetapi ejaannya
berbeda).
5. Kriteria Morfologi
• Bahasa Jerman merupakan bahasa yang infleksi atau dapat mengalami
perubahan. Dalam bahasa jerman kategori kebahasaan atau kelas kata dapat
dibagi menjadi 2, yaitu kelas kata fleksibel dan kelas kata tidak fleksibel.
• Kelas kata yang dapat diubah:
- Substantiv (kata benda/nomina), contohnya: der Baum ‘pohon’, das Haus
‘rumah’, dll.
- Artikel, membagi nomen sesuai dengan gendernya yaitu maskulin, feminin
dan netral. Definit nomen: der, die, das. Indefinit nomen: ein. Eine, ein.
- Pronomen (pronomina). Dapat dibedakan menjadi 4, yaitu: a)
personalpronomen/subjek = ich, du, er, sie, es, sie, ihr, wir, sie, Sie. b)
Possesivpronomen/ kepunyaan = mein, dein, sein, ihr, unser, eure, Ihr. c)
Demonstrativpronomen/ tunjuk = diese, dieser, dieses. d)
Reloativpronomen = die, der, das ( pada anak kalimat di kalimat majemuk).
- Numeral (kata bilangan), contohnya: eins, zwei, drei, erster, zweiter, dritter.
- Adjektiv (kata sifat), contohnya: größ, schön, hell, dunkel, rot, dll.
- Verben (kata kerja), dapat dibagi menjadi 3, yaitu: a) Finites Verb = lesen,
schreiben, … b) Hilfsverb = haben, sein, werden,… c) Modalverb = wollen,
können,….
• Kelas kata yang tidak dapat diubah:
- Adverb ( keadaan) yaitu temporal, lokal, dan modal. Contohnya: heute,
vorhin, rechts, ungefähr, doch,…
- Präposition, contohnya: an, auf, hinter, vor,…
- Konjunktion (penghubung), contohnya: und, oder, weil, nachdem,..
- Interjektion (nilai perasaan), contohnya: Oh, aua, ach, naja,..
6. Morfologi Dan Leksikon
• Leksikon merupakan kota kata, kompnen sistem bahasa, pengetahuan linguistik
tentang sebuah kata yang terstruktur termasuk bidang kata atau leksikal.
• Leksem merupakan kumpulan informasi tentang makna inti, bentuk, variasi
kontekstual, kategorisasi, serta properti gramatikalnya.
• Morfologi mengakaji struktur dari kata dan ketaraturan pembentuk kata (fleksi)
dan kata baru yang kompleks. Benyk utamanya komposisi dan derivasi.
• Morfem merupakan unit terkecil dari sebuah kata yang memiliki makna tau
terkait dengan fungsi tata bahasa. Contohnya:
- Lehrer - Morfem Lehr + er. Suku katanya Leh + rer.
- Sprichst – Morfem Sprich + st. Suku katanya Sprichst.
• Morfem diklasifikasikan ke dalam 2 tipe, yaitu a) tanpa M (muncul secara
independen sebagai sebuah kata atau akar, dan b) terikat M (hanya terdapat pada
kombinasi dengan morfem lain, terutama afiks-fleksi dan derivasi).

• Morfem terikat:
- Awalan, contohnya: be-, ent-, ver-.
- Akhiran, contohnya: -lich, -ung, -te, -en.
- Sirkumfiks, contohnya: ge-mach-t, Ge-red-e.
- Konfiks: merupakan morfem terikat yang sering muncul sebelum atau
sesudah akar kata.
- Awalan, akhiran dapat terjadi sehubungan dengan berbagai morfem.
Contohnya: ibu mertua/menantu, fanatik/isme.
- Morfem unik: merupakan morfem terikat yang hanya terjadi dalam satu
kombinasi morfem. Contohnya: Brom-beere, Schorn-stein.
- Elemen fugue/Fugenmorpheme: merupakan morfem terikat yang disisipkan
antara dua morfem yang sering berfungsi untuk memudahkan dalam
pengucapan pada senyawa kata benda. Contohnya: Arbeit-s-amt,
- Woche-n-ende.
- Alomorf: merupakan varian dari morfem yang terdistrubusi secara
komplementer. Contohnya: Dorf – dörflich.
• Pembentukan kata: merupakan pembentukan kata baru/sekunder dengan
mengubah kata yan sudah ada.
• Derivationsaffix (afiks turunan): a) sufiks seperti -bar, -ung. Sifatnya monogami
(hanya muncul sehubungan dengan akar suatu kata), b) awalan seperti ver-, un-
. Sifatnya poligami ( muncul sehubungan dengan akar suatu kata yang berbeda).
• Wurzel/Akar: kebanyakan merupakan morfem bebas, inti leksikal kata sangat
diperlukan. Setidaknya ada satu morfem akar per kata.
• Stamm/Batang: merupakan kompleks morfem yang dapat diikuti oleh sufiks
infleksional. Misalnya: a) Leitung = Stamm aus Wurzel leit + Derivationssuffix
–ung, kombinierbar mit Flexionssuffixen z.B. Leitung-en, b) versag = Stamm
aus Wurzel + Derivationspräfix ver- und Wurzel sag,kombinierbar mit
Flexionssuffixen z. B. Versag-st) (Alternativterminus für
Stamm/Wurzel:Basis).
• Jenis pembentukan kata:
- Komposisi: merupakan pembentukan kata dari dua atau lebih kata yang ada.
Contohnhya: Wurst-brot, kreis-rund.
- Derivasi: merupakan pembentukan kata yang ada dengan menggunakan
afiks turunan. contohnya: Leucht-er, ent-nehmen.
- Konversion: merupakan pembentukan kata baru dengan mengubah bagian
kata yang sudah ada. Contohnya: spiel-en Spiel, schwarz – schwärz-en.
- Kontamination: merupakan pembentukan kata baru dengan
menggabungkan 2 kata, dimana materi dari kata awal dihapus. contohnya:
Mainzigartig (Mainz + einzigartig), jein (ja + nein).
- Kürzung/Shortening: merupakan pembentukan kata baru dengan
menghapus awalan atau akhiran kata yang sudah ada. Contohnya: Foto
(Fotografie), Rad (Fahrrad).
- Abkürzung/Singkatan: merupakan pembentukan kata baru dari huruf
individual dari kata yang ada, diucapkan sebagai urutan nama huruf.
Contohnya: Lkw (Lastkraftwagen), AB (Anrufbeantworter).
- Akronym: merupakan pembentukan kata baru dari huruf individual dari kata
(sintagma) yang ada, menghasilkan kata fonetik baru/tidak diucapkan
sebagai urutan nama huruf. Contohnya: Vokuhila (vorne kurz hinten lang),
SOKO Sondereinsatzkommando).
- Rückbildung/Regresi: merupakan pembentukan kata baru yang kurang
kompleks dari kata yang sudah ada. Contohnya: Uraufführen
(<Uraufführung), staubsaugen (<Staubsauger).

Anda mungkin juga menyukai