Sembiring
Kelas: B
NPM: 180810210046
4. Fonologi
• Fobologi merupakan subdisiplin linguistik yang bertkaitan dengan aspek
fonetik atau lisan bahasa, yaitu dengan elemen fonetik dalam sistem bahasa.
• Fonetik mengkaji segi material dari produksi dan penerimaan suara. Dapat
dikategorikan menjadi 3, yaitu:
- Fonetik Artikulatoris (alat bicara): merupakan produksi suara, jenis dan
penempatan artikulasi; segmentasi ponsel.
- Fonetik Akustik (gelombang suara): merupakan sifat fisik dari pertransferan
bahasa.
- Fonetik Auditif (pendengaran): merupakan persepsi sinyal suara oleh
pendengar.
• Segmentasi ujaran dapat menghasilkan inventaris fonetik. Suara pada bahasa
Jerman terdiri dari 7 vokal, 4 diftong, dan 25 konsonan. Oleh karena itu, simbol
fonetik dari Alfabet Fonetik Internasional (IPA), digunakan untuk
mendeskripsikan fonologis secara tepat.
• Morfem terikat:
- Awalan, contohnya: be-, ent-, ver-.
- Akhiran, contohnya: -lich, -ung, -te, -en.
- Sirkumfiks, contohnya: ge-mach-t, Ge-red-e.
- Konfiks: merupakan morfem terikat yang sering muncul sebelum atau
sesudah akar kata.
- Awalan, akhiran dapat terjadi sehubungan dengan berbagai morfem.
Contohnya: ibu mertua/menantu, fanatik/isme.
- Morfem unik: merupakan morfem terikat yang hanya terjadi dalam satu
kombinasi morfem. Contohnya: Brom-beere, Schorn-stein.
- Elemen fugue/Fugenmorpheme: merupakan morfem terikat yang disisipkan
antara dua morfem yang sering berfungsi untuk memudahkan dalam
pengucapan pada senyawa kata benda. Contohnya: Arbeit-s-amt,
- Woche-n-ende.
- Alomorf: merupakan varian dari morfem yang terdistrubusi secara
komplementer. Contohnya: Dorf – dörflich.
• Pembentukan kata: merupakan pembentukan kata baru/sekunder dengan
mengubah kata yan sudah ada.
• Derivationsaffix (afiks turunan): a) sufiks seperti -bar, -ung. Sifatnya monogami
(hanya muncul sehubungan dengan akar suatu kata), b) awalan seperti ver-, un-
. Sifatnya poligami ( muncul sehubungan dengan akar suatu kata yang berbeda).
• Wurzel/Akar: kebanyakan merupakan morfem bebas, inti leksikal kata sangat
diperlukan. Setidaknya ada satu morfem akar per kata.
• Stamm/Batang: merupakan kompleks morfem yang dapat diikuti oleh sufiks
infleksional. Misalnya: a) Leitung = Stamm aus Wurzel leit + Derivationssuffix
–ung, kombinierbar mit Flexionssuffixen z.B. Leitung-en, b) versag = Stamm
aus Wurzel + Derivationspräfix ver- und Wurzel sag,kombinierbar mit
Flexionssuffixen z. B. Versag-st) (Alternativterminus für
Stamm/Wurzel:Basis).
• Jenis pembentukan kata:
- Komposisi: merupakan pembentukan kata dari dua atau lebih kata yang ada.
Contohnhya: Wurst-brot, kreis-rund.
- Derivasi: merupakan pembentukan kata yang ada dengan menggunakan
afiks turunan. contohnya: Leucht-er, ent-nehmen.
- Konversion: merupakan pembentukan kata baru dengan mengubah bagian
kata yang sudah ada. Contohnya: spiel-en Spiel, schwarz – schwärz-en.
- Kontamination: merupakan pembentukan kata baru dengan
menggabungkan 2 kata, dimana materi dari kata awal dihapus. contohnya:
Mainzigartig (Mainz + einzigartig), jein (ja + nein).
- Kürzung/Shortening: merupakan pembentukan kata baru dengan
menghapus awalan atau akhiran kata yang sudah ada. Contohnya: Foto
(Fotografie), Rad (Fahrrad).
- Abkürzung/Singkatan: merupakan pembentukan kata baru dari huruf
individual dari kata yang ada, diucapkan sebagai urutan nama huruf.
Contohnya: Lkw (Lastkraftwagen), AB (Anrufbeantworter).
- Akronym: merupakan pembentukan kata baru dari huruf individual dari kata
(sintagma) yang ada, menghasilkan kata fonetik baru/tidak diucapkan
sebagai urutan nama huruf. Contohnya: Vokuhila (vorne kurz hinten lang),
SOKO Sondereinsatzkommando).
- Rückbildung/Regresi: merupakan pembentukan kata baru yang kurang
kompleks dari kata yang sudah ada. Contohnya: Uraufführen
(<Uraufführung), staubsaugen (<Staubsauger).