C. Refleksi
Transaksi online adalah transaksi yang dilakukan penjual dan pembeli secara online melalui media
internet, tidak ada perjumpaan langsung antara pembeli dan penjual. Era digital, perkembangan transaksi
serba online; jual bei secara online seperti Lazada, shape,dan lain-ain. Trasportasi oneline seperti grap,
gojek, dana lain-lain, e- tall, e-ticket, dan lain-lain, segala langkah masyarakat dihadang serba e- termasuk
perkembanagn transaksi perekomonian dan perdagangan.
2. Nikah Online
Seiring majunya teknologi, ada beberapa rukun nikah yang dilaksanakan secara jarak jauh dengan
bantuan teknologi. Beberapa yang kerap ditemui adalah mempelai pria mengucapkan kabul di tempat yang
jauh dari mempelai wanita, wali, dan dua saksi. Fasilitas telepon atau video call dipakai untuk mengucapkan
akad nikah jarak jauh. Lalu, apakah akad nikah seperti ini diperbolehkan? Dalam Ensiklopedi Hukum Islam
disebutkan, ulama fikih berpendapat jika ijab dan kabul dipandang sah apabila telah memenuhi beberapa
persyaratan.
a. Ijab dan kabul dilakukan dalam satu majelis.
b. Kesesuaian antara ijab dan kabul.
c. yang melaksanakan ijab (wali) tidak menarik kembali ijabnya sebelum kabul dari calon suami.
d. Berlaku seketika.
Majelis Tarjih PP Muhammadiyah dalam kumpulan fatwanya. Menurut Majelis Tarjih, yang
dimaksud dengan ijab kabul dilakukan dalam satu majelis adalah ijab dan kabul terjadi dalam satu waktu.
Yang lebih dipentingkan adalah kesinambungan waktu bukan tempat sehingga penikahan secara online
dapat dibenarkan.
3. Kloning
Abul Fadl Mohsin Ebrahim berpendapat dengan mengutip QS. Al-Hajj: 5, bahwa ayat tersebut
menampakkan paradigma al-Qur’an tentang penciptan manusia mencegah tindakan-tindakan yang
mengarah pada kloning. Dari awal kehidupan hingga saat kematian, semuanya adalah tindakan Tuhan.
Segala bentuk peniruan atas tindakan-Nya dianggap sebagai perbuatan yang melampaui batas.
Selanjutnya, ia mengutip ayat lain QS. Ali Imran : 59, yang berkaitan dengan munculnya prestasi
ilmiah atas kloning manusia, apakah akan merusak keimanan kepada Allah Swt sebagai Pencipta? Abul
Fadl menyatakan “tidak”, berdasarkan pada pernyataan al-Qur’an bahwa Allah Swt telah menciptakan Nabi
Adam As. tanpa ayah dan ibu, dan Nabi Isa As. tanpa ayah. Begitu juga dalam QS. Ali Imran: 45-47.
Hal yang sangat jelas dalam kutipan ayat-ayat di atas adalah bahwa segala sesuatu terjadi menurut
kehendak Allah. Namun, kendati Allah menciptakan sistem sebab-akibat di alam semesta ini, kita tidak
boleh lupa bahwa Dia juga telah menetapkan pengecualian-pengecualian bagi sistem umum tersebut, seperti
pada kasus penciptaan Adam As. dan Isa As. Jika kloning manusia benar-benar menjadi kenyataan, maka
itu adalah atas kehendak Allah Swt. Semua itu, jika manipulasi bioteknologi ini berhasil dilakukan, maka
hal itu sama sekali tidak mengurangi keimanan kita kepada AllahSwt sebagai Pencipta, karena bahan-bahan
utama yang digunakan, yakni sel somatis dan sel telur yang belum dibuahi adalah benda ciptaan AllahSwt.
Berikut juga alasan ulama yang membolehkan melakukan kloning mengemukakan alasan sebagai
berikut:
a. Dalam Islam, kita selalu diajarkan untuk menggunakan akal dalam memahami agama.
b. Islam menganjurkan agar kita menuntut ilmu
c. Islam menyampaikan bahwa Allah selalu mengajari dengan ilmu yang belum ia ketahui (lihat QS. 96/al-
‘Alaq).
d. Allah menyatakan, bahwa manusia tidak akan menguasai ilmu tanpa seizin Allah (lihat ayat Kursi pada
QS. 2/al-Baqarah: 255).