Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, dunia mengalami revolusi industri 4.0 tak terkecuali dengan
Indonesia. Revolusi industri merupakan perubahan proses produksi yang
mengombinasikan tiga unsur penting, yakni manusia, mesin/robot, dan big
data (Prasetyo dan Sutopo, 2018). Kombinasi tiga unsur itu akan
menggerakkan seluruh produksi menjadi lebih efisien serta lebih cepat dan
masif. Kemajuan teknologi berkembang semakin cepat maka manusia
seharusnya mampu beradaptasi lebih cepat. Realita di lapangan menunjukkan
peran teknologi sudah menutupi apa yang sebelumnya dikerjakan oleh tenaga
kerja manusia. Bahkan, dengan kecanggihan teknologi di era Industri 4.0,
manusia bisa menjadi tenaga kerja sekunder.
Sumber daya manusia harus mampu meningkatan kualitas di era Revolusi
Industri 4.0. Jika berbagai macam teknologi canggih sekarang mampu
melakukan kemampuan teknis, SDM harus mampu meningkatkan soft skill
yang tidak dimiliki oleh komputer dan robot. Pernyataan tersebut didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Sihite (2018) bahwa karakteristik tenaga
kerja yang dibutuhkan di era Industri 4.0 adalah SDM yang memiliki soft skill
meliputi 1) kemampuan berpikir kritis dan mengambil keputusan, 2) problem
solve complex, 3) kemampuan berpikir enterpreunership dan inovatif, 4)
Kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama, 5) kemampuan menggali
informasi dan mecari peluang, 6) kemampuan untuk bertanggungjawab, 7)
kecerdasan emosional, 8) kecerdasan sosial, 9) leadership dan kemampuan
negosiasi, 10) kreatif, 11) kemampuan manajemen operasional dan 12)
Kemampuan literasi informasi, literasi media, dan literasi ICT, termasuk
memahami big data dan artificial intelligence. Oleh karena itu, diperlukan
adanya penyesuaian dari tenaga kerja di Indonesia agar dapat bersaing di era
ini. Penyesuaian tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas dan
kompetensi tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan kerja.
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu pendidikan formal
lanjutan yang memiliki pola pelatihan dan pendidikan khusus untuk
mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja. Berdasarkan PP Nomor
29 Tahun 1999 menyebutkan bahwa tujuan diadakannya pendidikan
menengah kejuruan adalah menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja
serta mengembangkan sikap profesional. Fokus isi pendidikan kejuruan
ditekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai
yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Sehingga diharapkan para lulusan SMK
bisa bersaing dan terjun langsung di dunia kerja sesungguhnya.
Di sisi lain, terdapat permasalahan yang cukup serius di dunia kerja
nasional. SMK yang diharapkan dapat bersaing di era revolusi industri 4.0 dan
mampu menangani masalah pengangguran di Indonesia belum berfungsi
dengan sebagaimana mestinya. Data menunjukan bahwa pengangguran
tertinggi di Indonesia adalah lulusan SMK yaitu sebesar 11,24% (BPS, 2018).
Dibandingkan dengan pengangguran lulusan SD yang hanya 2,43 persen dan
pengangguran lulusan SMP sebesar 4,8 persen, angka yang ditunjukkan oleh
pengangguran lulusan SMK adalah hal yang ironis.
Dilansir dari detik.com (2018), penyebab banyaknya lulusan SMK yang
menganggur dikarenakan soft skill siswa yang masih rendah. Artikel tersebut
juga menyebutkan bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Bank
Dunia, rata-rata nasional soft skill lulusan SMK masih di bawah lulusan SMA.
Hal ini seharusnya tidak boleh terjadi. Mengingat sedari awal siswa SMK
sudah diperkenalkan, diajarkan dan dilatih untuk memiliki keahlian agar siap
bersaing di dunia kerja.
Menurut Mudlofir (2011) pendidikan di Indonesia cenderung berorientasi
pada pendidikan berbasis hard skill yang lebih mengedepankan intelligence
quotient (IQ) namun kurang mengembangkan kemampuan Emotional
Quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ). Sedangkan Siti Mariyah (2011)
mengemukakan bahwa sebagian besar lulusan SMK di Indonesia kurang
mampu mengembangkan diri dan karirnya di tempat kerja. Kualifikasi calon
tenaga kerja yang dibutuhkan tidak hanya mereka yang memiliki kemampuan
akademik bagus tapi juga meliputi aspek non-teknis yang disebut dengan soft
skill. Kualifikasi Soft skill yang dibutuhkan oleh Dunia Usaha/Dunia Industri
masih belum bisa dipenuhi secara maksimal oleh lulusan SMK. Soft skill
didefinisikan sebagai perilaku personal dan interpersonal yang megembangkan
dan memaksimalkan kinerja humanis. Hasil penelitian Elfindi dkk (2011:68)
menunjukkan orang yang sukses di dunia kerja ditentukan oleh peran ilmu
sebesar 18%, sisanya 82% dijelaskan oleh keterampilan emosional, soft skill
dan sejenisnya.
Berdasarkan paparan data di atas, peneliti ingin melakukan kajian
penelitian mengenai kesenjangan soft skill siswa SMK saat ini dan relevansinya
dengan kebutuhan dunia kerja di era Revolusi Industri 4.0. Peneliti memilih
SMKN 2 Blitar karena sekolah ini merupakan SMK Unggulan di Blitar yang
memiliki program keahlian akuntansi. Selain itu, berdasarkan observasi awal
yang dilakukan oleh peneliti, siswa SMKN 2 Blitar berasal dari berbagai
kecamatan baik di kabupaten maupun kota Blitar. Sehingga dengan kondisi
siswa yang heterogen, diharapkan data yang diperoleh valid dan mendalam.

Dengan demikian peniliti ingin melakukan penelitian skripsi yang berjudul


“Analisa Soft Skill Siswa SMK Dalam Menghadapi Dunia Kerja di Era
Revolusi Industri 4.0 (Studi Kasus Pada Siswa Kompetensi Keahlian
Akuntansi di SMKN 2 Blitar)”
1.2 Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada kondisi soft skill yang dimiliki oleh siswa
SMKN 2 Blitar serta relevansi antara soft skill yang dimiliki oleh siswa
SMKN 2 Blitar dengan kebutuhan soft skill dunia kerja di era Revolusi
Industri 4.0.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kondisi soft skill yang dimiliki oleh siswa Kompetensi
Keahlian Akuntansi di SMKN 2 Blitar?
2. Bagaimana kesesuian antara soft skill yang dimiliki oleh siswa SMKN 2
Blitar dengan kebutuhan dunia kerja di era Revolusi Industri 4.0?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian, maka tujuan
penelitian yang ingin dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kondisi soft skill yang dimiliki
oleh siswa SMKN 2 Blitar
2. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan kesesuian antara soft skill siswa
SMKN 2 Blitar dengan kebutuhan dunia kerja di era Revolusi Industri 4.0
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Menambah khasanah penelitian dibidang pendidikan dan menambah


sumbangan teori terutama tentang pendidikan soft skill dan dunia industri
4.0.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Memberikan pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai


pentingnya pendidikan soft skill di era industri 4.0 dalam menunjang
kehidupan di masa depan.

b. Bagi sekolah

Sebagai bahan pertimbangan evaluasi dalam pendidikan soft skill


yang menunjang era industri 4.0

c. Bagi para pembaca

Sebagai acuan pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan soft


skill di era 4.0.
1.6 Kajian Teori

Anda mungkin juga menyukai