Anda di halaman 1dari 11

Optimalisasi Mini Riset sebagai Penunjang

Scientific Approach pada Pembelajaran


di Laboraturium IPA MAN I Aceh Tengah

Disusun Oleh

Nama : Eni Penalamni

Asal sekolah : MAN 1 Aceh Tengah

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 ACEH TENGAH
KABUPATEN ACEH TENGAH
2022
Bab I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Pendidikan menjadi salah satu prioritas yang terus dibangun dari segala sisi.
Indonesia menjadi salah satu negara yang memprioritaskan pendidikan sebagai urgensi
yang terus dibenahi. Berbagai pendekatan dikembangkan untuk menunjang pembangunan
pendidikan, salah satu pendekatan yang dikembangkan yaitu Scientific approach. Scientific
Approach merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan
kreativitas dan temuan-temuan peserta didik. Pengalaman belajar yang peserta didik dapat
tidak bersifat indoktrinisasi, hafalan, dan sejenisnya. (Prasasti, 2016).

Ilmu Sains menjadi salah satu ilmu yang terus dikembangkan. Sains sebagai suatu
proses atau cara untuk menemukan solusi terhadap suatu masalah atau memahami suatu
fenomena (kejadian) di alam ini. Masalah atau kasus yang berhubungan dengan fenomena
serta pengalaman yang dialami siswa akan membuat pembelajaran lebih bermakna
sehingga siswa akan terpengaruh untuk melakukan kegiatan ilmiah. (Prasasti, 2017).
Kegiatan-kegiatan ilmiah ini dilakukan dengan melakukan kegiatan percobaan baik di
alam bebas maupun di laboraturium. Umumnya kegiatan di Laboraturium sangat menarik
peserta didik untuk melakukan percobaan. Tentu, kegiatan di Laboraturium akan sangat
membantu dalam meningkatkan scientific approach pada peserta didik. Pembelajaran mini
riset adalah salah satu pembelajaran di laboraturium yang dapat dijadikan penunjang untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan kreativitas, menyusun sistematika logika
dan membangun kerangka berfikir peserta didik.

Pembelajaran mini riset merupakan model pembelajaran yag menggunakan


masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan informasi dan mengolah informasi.
(Leksono, 2016). Oleh karena itu pembelajaran mini riset di Laboraturium IPA MAN 1
Aceh Tengah ini menjadi salah satu pembelajaran yang dikembangkan untuk
mengoptimalisasi pengembangan scientific approach peserta didik.

2
1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk melaporkan kegiatan mini riset yang telah
dilakukan di Laboraturium IPA MAN 1 Aceh Tengah sebagai penunjang Scientific
Approach pada pembelajaran di Laboraturium.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Mini Riset

Riset adalah penelitian mengenai proses investigasi (penyelidikan) yang dilakukan


oleh seseorang ataupun kelompok dengan aktif, tekun dan sistematis yang bertujuan
untuk menemukan, menginterpretasikan dan merevisi fakta-fakta. Istilah riset juga
digunakan untuk menjelaskan suatu kumpulan informasi menyeluruh mengenai suatu
subyek tertentu dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode
ilmiah (Hasruddin dan Husna, 2014).

Mini riset atau penelitian sederhana merupakan implementasi dari


kemampuan memecahkan masalah, karena dalam riset (penelitian) membutuhkan
berbagai kemampuan untuk memecahkan masalah. Mini riset di dalamnya terdapat
penelitian masalah, formulasi hipotesis, merencanakan eksperimen, mengumpulkan
data, dan menyimpulkan. Kemampuan ini harus terus dipelajari dan dikembangkan dalam
proses pembelajaran sains. Metode mini riset dapat membuat siswa mengaplikasikan
kemampuannya dalam menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Siswa
dapat mencari tahu dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam mengenai sains (Hasruddin dan Husna, 2014).

Mini riset merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah


sebagai langkah awal dalam mengumpulkan informasi dan mengolah informasi.
Model pembelajaran tersebut memberikan fasilitas kepada siswa untuk merancang
sendiri proyek yang akan dilakukan, sehingga siswa dapat melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis dan informasi (Kemendikbud, 2013).

2.2. Scietific Approach

Scientific Approach atau Pendekatan saitifik merupakan bagian inti dari kegiatan
pembelajaran berbasis konstektual. Pengetahuan dan keterampilan yag diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta tetapi merupakan hasil menemukan
sendiri konsep-konsep yang ada. (Aisyiyah dan Amrizal, 2020). Scientific Approach akan

4
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai
materi dengan menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja dan kapa saja, tidak tergantung dari inforasi searah. (Prasasti, 2017).

Langkah-langkah pendekatan saitifik dalam proses pembelajaran meliputi menggali


informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau
informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
kemudian menyimpulkan dan ,mencipta. Scientific approach dapat mengembangkan
kemampuan berfikir peserta didik. . (Aisyiyah dan Amrizal, 2020)

Sains mengandung dua aspek yang tidak dapat dipisahkan, yaitu proses sains (cara
memperoleh isi ilmu pegetahuan) dan produk sains (sesuatu yang terdapat dalam sains,
meliputi hukum, fakta, konsep, prinsip dan sebagainya), sementara pembentukan sikap
ilmiah dapat dikembangkan melalui rangkaian proses sains dalam melakuka penyelidikan
ilmiah. Proses penyelidikan imiah dalam sains dapat dilakukan di lapangan (lingkungan
sekitar/alam bebas) maupun dalam gedung laboraturium. Proses ilmiah dalam
laboraturium dikenal dengan istilah praktikum atau eksperimen laboraturium, yaitu
kegiatan penyelidikan ilmiah dalam laboraturium (Nggadas dan Meha, 2017).
Keterampilan proses sains merupakan keseluruhan ketrampilan ilmiah yang terarah yang
dapat digunaka untuk menemukan suatu prinsip atau teori, untuk mengembangkan teori
yang sudah ada sebelumnya atauipun utuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan. (Prasasti, 2017).

2.3. Pembelajaran di Laboraturium

Pemanfaatan laboraturium adalah sa;lah satu kegiatan yag bertujuan untuk


memperkuat, mendorong dan mengajak siswa untuk lebih memahami konsep teori yang
diberikan melalui kegiatan praktikum. Fungsi laboraturium salah satuya yaitu sebagai
prasarana pendidikan atau wadah dalam proses pembelajaran. Laboraturium terdiri dari
ruanga yang dilengkapi denga berbagai perlengkapan dan bermacam-macam kondisi yang
dapat dikendalikan khususnya peralatan untuk melakukan percobaan (Rizani, 2019).

5
BAB III
Pembahasan

Kegiatan pembelajaran di Laboraturium menjadi salah satu kegiatan yang digemari


oleh peserta didik. Laboraturium IPA MAN 1 Aceh Tengah aktif menjadi wadah dalam
meningkatkan pemahaman siswa, dengan praktikum-praktikum yang dilakukan oleh Guru
bidang studi untuk melakukan percobaan seperti yang terlampir pada Gambar 3.1. Laboran
bertugas dalam memfasilitasi kegiatan praktikum dengan mempersiapkan alat dan bahan.

Gambar 3.1 Praktikum Bidang Studi Kimia

Selain memfasilitasi guru bidang studi untuk melalukan percobaan, laboran juga
ikut memfasilitasi peserta didik yang memiiki ketertarikan di bidang sains dengan
melakukan mini riset. Adapu mini riset yang pernah dilakukan adalah membuat sabun cair
pencuci piring dengan mengangkat kearifan lokal yaitu pemanfaatan ampas batang pisang
yang dijadikan sebagai bahan untuk membersihkan cuci piring di hajatan-hajatan di daerah
Aceh Tengah. Terdapat beberapa jenis batang pisang yang digunakan, dan kami telah
melakukan uji pH untuk melihat pH yang terbaik untuk dijadikan bahan pembuatan sabun.
Seperti yang terlampir pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3.

6
Gambar 3.2. Proses pembuatan sabun cair dari ampas batang pisang

Gambar 3.3. Produk sabun

Mini riset yang telah dilakukan lainnya adalah menganalisis makhluk hidup yang
tidak kasat mata menggunakan mikroskop yaitu plankton dan tumbuhan lumut yang
7
terdapat di lingkungan madrasah. Mini riset dengan mengandalkan keanekaragaman hayati
yang berasal dari lingkungan yang dekat dengan keseharian peserta didik ini memberikan
antusias yang tinggi dalam mengembangkan kemamapuan peserta didik seperti yang
terlampir pada Gambar 3.4. dan Gambar 3.5. Mini riset ini dilakukan di kegiatan
ekstrakulikuler setelah pulang sekolah.

Gambar 3.4. Peserta didik mini riset

Pada masa pandemi COVID-19 peserta didik ikut bekerja sama dengan Ikatan
Apoteker Indonesia (IAI) untuk membuat handsanitizer yang kemudian dibagikan secara
gratis kepada masyarakat. Mini riset ini turut dibimbing oleh Apoteker yang ada di Aceh
Tengah. Seperti yang tertera pada Gambar 3.6

8
Gambar 3.6. Pembuatan handsanitizer bersama IAI Aceh Tengah

Mini riset yang sedang dilakukan saat ini adalah pembuatan buah tenggulun
(Protium javanicum) sebagai permen herba seperti yang terlihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7. Mini riset buah tenggulun

9
BAB IV
PENUTUP

Pembeajaran di Laboraturium IPA menjadi salah satu sumber pengetahuan yang


menarik bagi peserta didik. Pembelajaran di Laboraturium mampu meningkatkan scientific
approach dengan berbasis penelitian sederhana atau mini riset. Laboraturium IPA aktif
menjadi wadah dan memfasilitasi kegiatan praktikum-praktikum di bidang studi sains, dan
juga dalam mengembanhkan ide peserta didik untuk melakukan percobaan maupun
pengamatan. Mini riset yang telah dan sedang dilakukan hingga sekarang adalah :
Pemafaatan limbah batang pisang sebagai bahan pembuatan sabun cair pencuci piring,
pemanfaatan limbah kopi sebagai obat gatal, pemanfaatan limbah bohlam lampu sebagai
alat vakum kopi, pengklasifikasian plankton di lingkungan madrasah, klasifikasi tumbuhan
lumut di lingkungan madrasah, pembuatan handsanitizer, dan lin-lain.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aisyiyah, T. P., dan Amrizal. 2020. Penerapan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
dalam Pembelajaran Biologi SMA. Jurnal Pelita Pendidikan. VIII (4) : 215-223

Hasruddin, dan Husna, R. 2014. Mini Riset Mikrobiologi Terapan. Graha Ilmu,


Yogyakarta.

Leksono, S. M. 2016. Pengaruh Pembelajaran Mini Riset Berbasis Kearifan Lokal


Terhadap Kemampuan Penguasaan Materi Biologi Konservasi. Proceedig Biology
Education Conference. XIII (1) : 575-578

Nggadas, D. E. P., dan Meha, A. M. 2017. Perbedaan Metode Eksperimen di Laboraturium


dan Simulasi Terhadap Sikap Ilmiah Mahasiswa Program Studi. Seminar Nasional
Pendidikan Sains II. Hal: 85-93

Prasasti, P A. 2017. Efektivitas Scientific Approach with Guided Experiment pada


Pembelajaran IPA untuk Memberdayakan Keterampilan Proses Sains Siswa
Sekolah Dasar. Jurnal Profesi Pendidikan Dasar. IV (1) : 19-26

Prasasti, P. A. 2016. Efektivitas Scientific Approach pada Pembelajaran Sains dengan


Setting PBL untuk Memberdayakan Science Process Skills. Bioedukasi. IX (2) : 14-
20

Rizani, D. A. 2019. Hubungan Pemanfaatan Laboraturium Terhadap Hasil Belajar IPA


Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Colomadu Tahun Ajaran 2018/2019. Publikasi
Ilmiah, Universitas Muhamadiyah Surakarta, Surakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai