Optimalisasi Mini Project Sebagai Penunjang Scientific Approach Pada Pembelajaran
Optimalisasi Mini Project Sebagai Penunjang Scientific Approach Pada Pembelajaran
Disusun Oleh
Pendidikan menjadi salah satu prioritas yang terus dibangun dari segala sisi.
Indonesia menjadi salah satu negara yang memprioritaskan pendidikan sebagai urgensi
yang terus dibenahi. Berbagai pendekatan dikembangkan untuk menunjang pembangunan
pendidikan, salah satu pendekatan yang dikembangkan yaitu Scientific approach. Scientific
Approach merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan
kreativitas dan temuan-temuan peserta didik. Pengalaman belajar yang peserta didik dapat
tidak bersifat indoktrinisasi, hafalan, dan sejenisnya. (Prasasti, 2016).
Ilmu Sains menjadi salah satu ilmu yang terus dikembangkan. Sains sebagai suatu
proses atau cara untuk menemukan solusi terhadap suatu masalah atau memahami suatu
fenomena (kejadian) di alam ini. Masalah atau kasus yang berhubungan dengan fenomena
serta pengalaman yang dialami siswa akan membuat pembelajaran lebih bermakna
sehingga siswa akan terpengaruh untuk melakukan kegiatan ilmiah. (Prasasti, 2017).
Kegiatan-kegiatan ilmiah ini dilakukan dengan melakukan kegiatan percobaan baik di
alam bebas maupun di laboraturium. Umumnya kegiatan di Laboraturium sangat menarik
peserta didik untuk melakukan percobaan. Tentu, kegiatan di Laboraturium akan sangat
membantu dalam meningkatkan scientific approach pada peserta didik. Pembelajaran mini
riset adalah salah satu pembelajaran di laboraturium yang dapat dijadikan penunjang untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan kreativitas, menyusun sistematika logika
dan membangun kerangka berfikir peserta didik.
2
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk melaporkan kegiatan mini riset yang telah
dilakukan di Laboraturium IPA MAN 1 Aceh Tengah sebagai penunjang Scientific
Approach pada pembelajaran di Laboraturium.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
Scientific Approach atau Pendekatan saitifik merupakan bagian inti dari kegiatan
pembelajaran berbasis konstektual. Pengetahuan dan keterampilan yag diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta tetapi merupakan hasil menemukan
sendiri konsep-konsep yang ada. (Aisyiyah dan Amrizal, 2020). Scientific Approach akan
4
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai
materi dengan menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja dan kapa saja, tidak tergantung dari inforasi searah. (Prasasti, 2017).
Sains mengandung dua aspek yang tidak dapat dipisahkan, yaitu proses sains (cara
memperoleh isi ilmu pegetahuan) dan produk sains (sesuatu yang terdapat dalam sains,
meliputi hukum, fakta, konsep, prinsip dan sebagainya), sementara pembentukan sikap
ilmiah dapat dikembangkan melalui rangkaian proses sains dalam melakuka penyelidikan
ilmiah. Proses penyelidikan imiah dalam sains dapat dilakukan di lapangan (lingkungan
sekitar/alam bebas) maupun dalam gedung laboraturium. Proses ilmiah dalam
laboraturium dikenal dengan istilah praktikum atau eksperimen laboraturium, yaitu
kegiatan penyelidikan ilmiah dalam laboraturium (Nggadas dan Meha, 2017).
Keterampilan proses sains merupakan keseluruhan ketrampilan ilmiah yang terarah yang
dapat digunaka untuk menemukan suatu prinsip atau teori, untuk mengembangkan teori
yang sudah ada sebelumnya atauipun utuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan. (Prasasti, 2017).
5
BAB III
Pembahasan
Selain memfasilitasi guru bidang studi untuk melalukan percobaan, laboran juga
ikut memfasilitasi peserta didik yang memiiki ketertarikan di bidang sains dengan
melakukan mini riset. Adapu mini riset yang pernah dilakukan adalah membuat sabun cair
pencuci piring dengan mengangkat kearifan lokal yaitu pemanfaatan ampas batang pisang
yang dijadikan sebagai bahan untuk membersihkan cuci piring di hajatan-hajatan di daerah
Aceh Tengah. Terdapat beberapa jenis batang pisang yang digunakan, dan kami telah
melakukan uji pH untuk melihat pH yang terbaik untuk dijadikan bahan pembuatan sabun.
Seperti yang terlampir pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3.
6
Gambar 3.2. Proses pembuatan sabun cair dari ampas batang pisang
Mini riset yang telah dilakukan lainnya adalah menganalisis makhluk hidup yang
tidak kasat mata menggunakan mikroskop yaitu plankton dan tumbuhan lumut yang
7
terdapat di lingkungan madrasah. Mini riset dengan mengandalkan keanekaragaman hayati
yang berasal dari lingkungan yang dekat dengan keseharian peserta didik ini memberikan
antusias yang tinggi dalam mengembangkan kemamapuan peserta didik seperti yang
terlampir pada Gambar 3.4. dan Gambar 3.5. Mini riset ini dilakukan di kegiatan
ekstrakulikuler setelah pulang sekolah.
Pada masa pandemi COVID-19 peserta didik ikut bekerja sama dengan Ikatan
Apoteker Indonesia (IAI) untuk membuat handsanitizer yang kemudian dibagikan secara
gratis kepada masyarakat. Mini riset ini turut dibimbing oleh Apoteker yang ada di Aceh
Tengah. Seperti yang tertera pada Gambar 3.6
8
Gambar 3.6. Pembuatan handsanitizer bersama IAI Aceh Tengah
Mini riset yang sedang dilakukan saat ini adalah pembuatan buah tenggulun
(Protium javanicum) sebagai permen herba seperti yang terlihat pada Gambar 3.7.
9
BAB IV
PENUTUP
10
DAFTAR PUSTAKA
Aisyiyah, T. P., dan Amrizal. 2020. Penerapan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
dalam Pembelajaran Biologi SMA. Jurnal Pelita Pendidikan. VIII (4) : 215-223
11