Nim : 030539324
1. Pengertian dari Bahasa Indonesia sebagai lambang kebangsaan nasional dan Bahasa Indonesia
sebagai lambang identitas nasional.
Bahasa Indonesia sebagai lambang kebangsaan nasional adalah Bahasa Indonesia Sebagai
lambang kebanggaan Nasional adalah bahasa Indonesia yang mempunyai nilai-nilai sosial,
budaya luhur bangsa. Dengan nilai yang dimiliki merupakan cermin bangsa Indonesia, untuk
itu kita sebagai warga negara Indonesia harus bangga, menjunjung tinggi dan
mempertahankan nilai-nilai yang terkadung di dalamnya serta mengamalkan sesuai dengan isi
nilai sosial dan budaya luhur bangsa .
Sebagai wujud rasa bangga terhadap bahasa Indonesia, kita harus menggunakan bahasa
Indonesia setiap hari terutama di lingkungan sekolah dan tanpa ada rasa rendah diri, dan acuh
tak acuh. untuk itu sebagai warga negara Indonesia yang baik kita harus menjaga bahasa
sesuai dengan isi sumpah pemuda tersebut diatas.
Bahasa Indonesia Sebagai lambang identitas Nasional Berarti bahwa bahasa Indonesia
dapat mengetahui identitas kewarganegaraan seseorang dan juga dapat membedakan antar
negara lain, yaitu karakter, kpribadian, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Harus di
wujudkan dan dijaga jangan sampai kepribadian tersebut diatas tidak tercermin di dalamnya
Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan, Kedudukan Bahasa
Indonesia ini sebagai bahasa Negara diwujudkan dengan digunakanya bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari mulai dari pendidikan
taman kanak-kanak, jenjang pendidikan SD, Jenjang pendidikan SMP, Jenjang
pendidikan SMA Maupun sampai dengan jenjang pendidikan perkuliahan.
Materi pelajaran sekolah yang berbentuk media cetak juga harus menggunakan bahasa
Indonesia, Hal itu juga dilakukan dengan menerjemahkan (mengartikan) buku-buku
yang berbahasa asing menjadi bahasa Indonesia. Cara seperti itu akan sangat
membantu dalam meningkatkan laju perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar ilmu pendidikan, pengetahuan dan teknolologi (iptek).
Bahasa Indonesia sebagai alat penghubung pada tingkat Nasional untuk
kepentingan tata-cara perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional
serta pemerintahan.
Bahasa Indonesia sebagai alat penghubung pada tingkat Nasional, Kedudukan Bahasa
Indonesia ini diwujudkan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam hubungan
antara badan pemerintah Nasional dan disebarluaskan semua informasi menggunakan
bahasa Indonesia kepada seluruh masyarakat Indonesia. Sehubungan dengan hal itu
hendaknya diadakan penyeragaman sistem informasi dan mutu media komunikasi
masa secara menyeluruh. dengan tujuan agar isi pesan atau informasi yang
disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
3. Karena pada dasarnya bahasa itu bersifat indah, dinamis, dan produktif. Bersifat indah karena
dengan bahasa akan dihasilkan suatu perpaduan bunyi dalam sebuah karya yang
menghasilkan sesuatu yang indah seperti puisi, lirik lagu, syair,dll.
Bahasa bersifat dinamis, sifat bahasa yang bisa berubah sewaktu-waktu. Pada setiap waktu
mungkin saja ada kosa kata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang
tenggelam, tidak digunakan lagi ( ejaan lama menjadi EYD). Contoh: tjahaja- cahaya.
Bersifat produktif, dengan akal budinya manusia dapat mengubah-ubah susunan bunyi-bunyi
bahasa menjadi bunyi bahasa yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut membuat bahasa
menjadi produktif. Contoh, sama, masa, asam.
Keterampilan Berbahasa
Lisan Tulis Sifat
Menyimak Membaca aktif reseptif
Berbicara Menulis aktif produktif
Keterampilan berbahasa yang bertujuan memahami pesan (reseptif) dalam bahasa lisan
adalah menyimak, sedangkan dalam bahasa tulis adalah membaca. Dalam hal ini kita
menyimak suatu pembicaraan atau dengan membaca.
Keterampilan berbahasa yang bertujuan menyampaikan pesan dalam bahasa lisan adalah
berbicara, sedangkan dalam bahasa tulis adalah menulis. Jadi pembicara dan penulis
menghasilkan (produktif) pesan yang disampaikan kepada orang lain.
Perbedaan Persamaan
1. Pemuda zaman dulu rasa nasionalismenya
lebihh tinggi bila dibandingkan dengan pemuda
zaman sekarang.
1. Sama-sama memiliki kreativitas yang tinggi.
2. Pemuda zaman sekarang kurang
menunjukan rasa saling menghormati, kurang
memiliki tata krama.