Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BIOLOGY
“Bioteknologi Bidang Farmasi dan Kedokteran”

Dosen : Yusnaeni Yusuf, S.Si., M.Si

Disusun Oleh:

1. Febrianti Khoirunnisa (200101510001)


2. Fahriani Dwi Putri (200101510002)
3. Andi Ammar Akrar (200101510005)
4. Sapriadi (200101510006)
5. Jumadila Purnama (200101510007)
6. Muhammad Nurfitrah Ramadhani (200101510011)
7. Nurul Alfiah BM (200101511001)
8. Nurul Khatimah Syahid (200101511004)
9. Nurfitriah Ramdhani (200101512001)

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENDIDIKAN MATEMATIKA BILINGUAL

2020/2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bioteknologi di
Bidang Farmasi dan Kedokteran.
Adapun makalah Bioteknologi di Bidang Farmasi dan Kedokteran. kami usahakan
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami tidak lupa menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Dan
kami juga berterima kasih kepada Ibu Yusnaeni Yusuf, S.Si., M.Si. selaku Dosen mata kuliah
Biology yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap kritik,
sarandan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan kedepannya.
Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 27 November 2020

Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................................5
A. Bioteknologi...............................................................................................................................5
B. Implimentasi Bioteknologi dalam Bidang Farmasi dan Kedokteran...........................................5
1. Antibiotika.............................................................................................................................6
2. Antibody Monoklonal............................................................................................................7
3. Terapi Gen..............................................................................................................................8
4. Insulin....................................................................................................................................9
5. Interferon...............................................................................................................................9
6. Vaksin.....................................................................................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bioteknologi merupakan suatu kajian yang berhubungan dengan penggunaan
organisme hidup atau produknya dalam proses industri berskala-besar. Bioteknologi
mikroorganisme adalah aspek bioteknologi industri yang berhubungan dengan proses
yang melibatkan mikroorganisme. Aplikasi Bioteknologi mampu meningkatkan kualitas
suatu organisme dengan memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan
menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.
Pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari
makhluk hidup melalui proses fermentasi untuk membuat produk keperluan sehari-hari
seperti roti, keju, bir dan anggur. Dibidang kesehatan, penerapan bioteknologi telah
menghasilkan produk-produk penting seperti antibiotik, vaksin, hormon, diagnostika
penyakit dan produk farmasi lainnya.
Innovasi dibidang pangan dan farmasi telah menunjukan potensi yang besar
bioteknologi untuk mengembangkan berbagai macam produk, rekayasa tanaman tahan
penyakit dan tahan perubahan iklim, pestisida alami, teknologi bioremediasi untuk
lingkungan, bahan- bahan farmasi terapitik, bahan kimia lain dan enzyme yang dapat
meningkatkan efisiensi produksi. Dalam bioteknologi farmasi hal utama yang dihasilkan
adalah suatu produk yang dapat digunakan sebagai obat untuk meningkatkan kesehatan
makhluk hidup

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari bioteknologi ?
2. Bagaimana pemanfaatan Biotekhnologi dalam bidang Farmasi dan Kedokteran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Bioteknologi
2. Untuk mengetahui pemanfaatan Biotekhnologi dalam bidang Farmasi dan
Kedokteran?
BAB II
PEMBAHASAN

D. Bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Saat ini, perkembangan
bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan
dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika,
kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu
terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan
jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun
yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti,
maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk
menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi
hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain
dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang
terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi
setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Pada masa ini, bioteknologi berkembang
sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan
ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan,
DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain.
Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian
lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang
tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di
sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang
melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa
genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui
aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu
organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada
organisme tersebut.

E. Implimentasi Bioteknologi dalam Bidang Farmasi dan Kedokteran


Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya dalam
pembuatan antibodi monoklonal, pembuatan vaksin, terapi gen dan pembuatan antibiotik.
Proses penambahan DNA asing pada bakteri merupaka prospek untuk memproduksi
hormon atau obat-obatan di dunia kedokteran. Contohnya pada produksi hormon insulin,
hormon pertumbuhan dan zat antivirus yang disebut interferon. Orang yang menderita
diabetes melitus membutuhkan suplai insulin dari luar tubuh. Dengan menggunakan
teknik DNA rekombinan, insulin dapat dipanen dari bakteri. Beberapa penyakit menurun
atau kelainan genetik dapat disembuhkan dengan cara menyisipkan gen yang kurang pada
penderita, cara ini dikenal dengan istilah terapi gen.
Untuk lebih jelasnya, dapat kami uraikan sebagai berikut:

F. Antibiotika
Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam
organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Antibiotika merupakan zat
yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama jamur, yang dapat menghambat atau
dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotika saat ini dibuat secara
semisintetik atau sintetik penuh.
Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit
infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai
alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida
dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya
adalah bakteri. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya.
Desifektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi
kuman untuk hidup.

Sejarah singkat penemuan antibiotika modern

Penemuan antibiotika terjadi secara ‘tidak sengaja’ ketika Alexander Fleming,


pada tahun 1928, lupa membersihkan sediaan bakteri pada cawan petri dan
meninggalkannya di rak cuci sepanjang akhir pekan. Pada hari Senin, ketika cawan
petri tersebut akan dibersihkan, ia melihat sebagian kapang telah tumbuh di media dan
bagian di sekitar kapang ‘bersih’ dari bakteri yang sebelumnya memenuhi media.
Karena tertarik dengan kenyataan ini, ia melakukan penelitian lebih lanjut terhadap
kapang tersebut, yang ternyata adalah Penicillium chrysogenum syn. P. notatum
(kapang berwarna biru muda ini mudah ditemukan pada roti yang dibiarkan lembab
beberapa hari). Ia lalu mendapat hasil positif dalam pengujian pengaruh ekstrak
kapang itu terhadap bakteri koleksinya. Dari ekstrak itu ia diakui menemukan
antibiotik alami pertama: penicillin G.
Penemuan efek antibakteri dari Penicillium sebelumnya sudah diketahui oleh
peneliti-peneliti dari Institut Pasteur di Perancis pada akhir abad ke-19 namun
hasilnya tidak diakui oleh lembaganya sendiri dan tidak dipublikasi.

Macam-macam antibiotika

Antibiotika dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan


susunan kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika dilihat dari target atau sasaran
kerjanya:
a. Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin,
Polypeptide dan Cephalosporin, misalnya ampicillin, penicillin G.
b. Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya
rifampicin, actinomycin D, nalidixic acid.
c. Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari
golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin,
chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, tetracycline, oxytetracycline.
d. Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin.
e. Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya
oligomycin, tunicamycin; dan.
f. Antimetabolit, misalnya azaserine.

Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya) antibiotik dibagi menjadi dua.


a. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif
terhadap bakteri.
b. Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja
menghambat pertumbuhan atau multiplikasi bakteri.

G. Antibody Monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat mengikat satu
epitop saja. Antibodi monoklonal ini dapat dihasilkan dengan teknik hibridoma. Sel
hibridoma merupakan fusi sel dan sel.
Pembuatan sel hibridoma terdiri dari tiga tahap utama yaitu imunisasi, fusi,
dan kloning. Imunisasi dapat dilakukan dengan imunisasi konvensional, imunisasi
sekali suntik intralimpa, maupun imunisasi in vitro. Fusi sel ini menghasilkan sel
hibrid yang mampu menghasilkan antibodi seperti pada sel limpa dan dapat terus
menerus dibiakan seperti sel myeloma. Frekuensi terjadinya fusi sel ini relatif rendah
sehingga sel induk yang tidak mengalami fusi dihilangkan agar sel hasil fusi dapat
tumbuh.
Antibody Monoclonal drug adalah sebuah obat inovasi baru dalam usaha
manusia melawan kanker. Namun cara penggunaan obat ini agar memberikan hasil
yang terbaik sampai saat ini belumlah diketahui secara pasti.

Cara kerja antibody monoclonal dalam melawan sel kanker sebagai berikut:
a. Membuat Sel Kanker Lebih dikenali Oleh Sistem Immun.
b. Menghambat Faktor-Faktor Pertumbuhan Sel Kanker.
c. Menghantarkan Radiasi ke Sel Kanker.

Seperti semua obat, antibodi monoklonal dapat menyebabkan efek samping,


antara lain sebagai berikut:
 Efek samping umum misalnya demam, menggigil dan gejala mirip flu lainnya,
seperti nyeri otot, nyeri kepala dan rasa letih.
 Beberapa pasien mengalami mual (mual) atau muntah.
 Antibody monoclonal Rituximab dapat menyebabkan reaksi alergi. Gejalanya
dapat berupa:
a. Gatal atau mendadak muncul warna kemerahan
b. Batuk, mengi atau sesak napas
c. Lidah bengkak atau rasa bengkak di tenggorokan
d. Edema, atau pembengkakan karena kelebihan cairan dalam jaringan tubuh
 Antibody monoclonal sebagai terapi kanker juga mampu menimbulkan efek
samping, mulai efek samping yang ringan sampai efek samping yang menjadikan
pasien dalam kondisi gawat darurat.

Efek Samping Umum:


a. Reaksi alergi seperti gatal dan bengkak.
b. Gejala seperti flu, padahal bukan flu
c. Nausea
d. Diare
e. Pengeringan Kulit

Efek Samping yang jarang terjadi:


a. Perdarahan hebat
b. Gangguan jantung
c. Reaksi anafilaksis (hipersensitif)
d. Penurunan jumlah hitung darah

H. Terapi Gen
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-
gen mutan (abnormal/cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu
penyakit. Pada awalnya, terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan
(genetik) yang terjadi karena mutasi pada satu gen, seperti penyakit fibrosis sistik.
Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut dilakukan dengan memasukkan gen
normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki gen mutan. Terapi gen kemudian
berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi karena mutasi di banyak gen,
seperti kanker. Selain memasukkan g
en normal ke dalam sel mutan, mekanisme terapi gen lain yang dapat
digunakan adalah melakukan rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal
dengan gen normal, mencegah ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen,
dan melakukan mutasi balik selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal
kembali.

Cara Kerja Terapi Gen:


a. Menambahkan gen sehat pada sel yang memiliki gen cacat atau tidak lengkap.
b. Menghentikan aktivitas “gen kanker” (oncogenes).
c. Menambahkan gen tertentu pada sel kanker sehingga lebih peka terhadap
kemoterapi maupun radiasi, atau menghalangi kerja gen yang dapat membuat sel
kanker kebal terhadap obat-obat kemoterapi.
d. Menambahkan gen tertentu sehingga sel-sel tumor/kanker lebih mudah dikenali
dan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh.
e. Menghentikan gen yang berperan dalam pembentukan jaringan pembuluh darah
baru (angiogenesis) atau menambahkan gen yang bisa mencegah angiogenesis.
f. Memberikan gen yang mengaktifkan protein toksik tertentu pada sel kanker,
sehingga sel tersebut melakukan aksi “bunuh diri” (apoptosis).
I. Insulin
Insulin (bahasa Latin insula, "pulau", karena diproduksi di Pulau-pulau
Langerhans di pankreas) adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur
metabolisme karbohidrat. Selain merupakan "efektor" utama dalam homeostasis
karbohidrat, hormon ini juga ambil bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida)
dan protein – hormon ini memiliki properti anabolik. Hormon tersebut juga
memengaruhi jaringan tubuh lainnya.
Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa
dari sirkulasi darah melalui transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4 dan
menyimpannya sebagai glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi.
Insulin merupakan hasil recombinasi DNA yang digunakan secara genetis
dengan memodifikasi Escchereia Coli. Organisme ini mensintese setiap rantai insulin
menjadi seperti asam amino yang sama seperti insulin manusia. Ikatan-ikatan kimia
ini yang akhirnya menghasilkan human insulin.
Insulin merupakan sejenis hormon jenis polipeptida yang dihasilkan oleh
kelenjar pankreas. Sel yang menghasilkan hormon insulin dalam kelenjar pankreas
dikenali sebagai sel beta, iaitu sejenis sel yang terdapat dalam kelompokan sel yang
digelar pepulau (islet of) Langerhans dalam pankreas.
Fungsi utama insulin ialah pengawalan keseimbangan tahap glukosa dalam
darah dan bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh sel badan. Kegagalan
badan untuk menghasilkan insulin, atau jumlah insulin yang tidak mencukupi akan
menyebabkan glukos tidak dapat masuk ke dalam dan digunakan oleh sel-sel badan .

J. Interferon
Interferon merupakan sel-sel tubuh yang mampu menghasilkan senyawa
kimia. Senyawa kimia tersebut dapat membunuh virus. Interferon berguna untuk
melawan infeksi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Produksi interferon
dilakukan melalui rekayasa genetika.

K. Vaksin
Pembuatan vaksin dilakukan melalui rekayasa genetika. Vaksin dibuat dengan
mengisolasi gen yang mengkode antigen dari mikrobia yang bersangkutan. Gen
tersebut disisipkan pada plasmid yang sama tetapi telah dilemahkan. Mikrobia yang
telah disisipi gen tersebut akan membentuk antigen murni. Jika antigen ini
disuntikkan pada tubuh manusia, sistem kekebalan tubuh akan membentuk antibodi
yang berfungsi melawan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, ada juga
vaksin yang dibuat dengan menerapkan bioteknologi konvensional. Pembuatan vaksin
jenis ini tidak melalui rekayasa genetika. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme yang
telah dilemahkan. Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh manusia dengan suntikan atau
oral. Dengan demikian, sistem kekebalan tubuh manusia aktif melawan
mikroorganisme tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bioteknologi farmasi dan kedokteran merupakan penerapan dan pengembangan
bioteknologi dalam bidang farmasi/obat-obatan yang menunjang perbaikan kesehatan
makhluk hidup serta perawatan medis. Komponen yang terlibat dalam bioteknologi
farmasi dan kedokteran dapat berupa bagian-bagian dari organisme yang digunakan
dalam menghasilkan produk atau jasa untuk kepentingan penelitian atau pengembangan
perawatan kesehatan dan obat-obatan Contoh dari bioteknologi farmasi dan kedokteran
diantaranya antibody monoklonal, antibiotika, terapi gen, insulin, interferon dan vaksin

B. Saran
Dari pembuatan makalah ini ada beberapa hal yang perlu diperbaiki diantaranya
mahasiswa harus selalu mengikuti perkembangan informasi mengenai bioteknologi
farmasi, hal ini dikarenakan ilmu bioteknologi farmasi yang terus berkembang dan
memunculkan teori atau cara baru
DAFTAR PUSTAKA
Artama, W.T. (1990). Teknik Hibridoma untuk Porduksi Antibodi Monoklonal. Makalah
Kursus Immuno-bioteknologi. Yogyakarta: PAU UGM.
Betteng, R., Pangemanan, D., & Mayulu, N. 2014. Analisis Faktor Resiko Penyebab
Terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Wanita Usia Produktif Ii Puskesmas
Wawonasa. Jurnal e-Biomedik, 2(2): 400-410.
Machmud, M., Harjosudarmo, Jumanto, Manzila, Ifa, & Suryadi, Yadi. 2004. Pengembangan
Teknik Produksi dan Aplikasi Antibodi Monoklonal Ralstonia solanacerum. Kumpulan
Makalah Seminar Hasil Penelitian BB-Biogen Tahun 2004.
Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Yogyakarta: Fakultas MIPA
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sudjadi. 2008. Bioteknologi kesehatan. Yogyakarta: Kanisius

Anda mungkin juga menyukai