Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

W
INFARK MIOKARD
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat 1

Disusun Oleh :
Nama : Amanda Bintang Mediana
NIM : A12020012
Kelas : 2A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Infark Miokard Akut (IMA) adalah penyakit jantung yang terjadi karena kematian jaringan
otot jantung atau nekrosis s yang diawali dengan iskemik. Infark miokard merupakan salah
satu manifestasi akut dari penyakit jantung koroner yang berhubungan dengan
arteriosklerosis. Infark miokard yang merupakan hasil dari penyakit jantung koroner, yang
mana obstruksi aliran darah karena plak arteri koroner atau mekanisme yang menghalanginya
(misalnya spasm of plaquefree arteries). Plak selalu konsekuensi dari aterosklerosis. Dimana
plak yang ditandai dengan terjadinya peradangan pada pembuluh darah dilokasi plak berada.
Ditempat tersebut kemungkinan terjadi erosi, fissuring atau bahkan pecahnya plak (Mendis et
al., 2010).
IMA adalah kondisi dimana tidak mencukupinya pemasokan darah dan oksigen ke
miokardium karena adanya trombus yang menyumbat arteri koroner yang mengakibatkan
nekrosis miokard (Fauci 2010). IMA terjadi ketika iskemia miokard terjadinya nekrosis. IMA
paling sering disebabkan oleh rupture 9 aterosklerosis dalam arteri koroner, sehingga
menyebabkan pembentukan trombus arteri berhenti memasokkan darah ke jantung (Aaronson
et al., 2013)
Berdasarkan definisi yang dituliskan diatas infark miokard akut atau serangan jantung secara
mendadak dapat di artikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi secara tiba – tiba
berkurangnya atau tidak ada sama sekali aliran darah ke jantung, karena diakibatkan adanya
sumbatan atau obstruksi yang menyebabkan otot jantung mati karena berkurangnya atau tidak
adanya oksigen.

B. ETIOLOGI
IMA terjadi ketika aliran darah ke jantung menurun menyebabkan iskemia miokard
(kerusakan atau cedera pada otot jantung). Dalam banyak kasus, IMA disebabkan oleh oklusi
dari satu atau lebih pembuluh darah koroner oleh thrombus, dan disertai dengan nyeri dada
yang parah. Dalam beberapa kasus, selain thrombus aliran darah berkurang disebabkan oleh
masalah pembuluh darah. Penyebab yang paling mendasari dari IMA adalah penyakit arteri
koroner aterosklerosis, yang menyebabkan obstruksi progresif dari arteri di jantung. Adapun
faktor resiko yang mempengaruhi perkembangan penyakit koroner adalah riwayat keluarga,
diet, kurang olahraga, peningkatan LDL, penurunan HDL, merokok, hipertensi dan diabetes
melitus (Mattingly and Lohr, 1990; Fauci et al., 2010).
Menurut M.Black, Joyce 2014 Infark Miokard Akut memiliki beberapa penyebab internal
maupun eksternal diantranya adalah :
1. Adanya ruptur plak aterosklerosis yang rentan dan diikuti oleh pembentukan trombus.
2. Penyumbatan total pada arteri oleh trombus.
3. Aktifitas fisik yang berat.
4. Stress emosional yang berlebihan.
5. Peningkatan respon system saraf simpatis dapat menyebabkan rupture plak
6. Terpapar udara dingin pada waktu tertentu yang dapat menyebabkan pasien mengalami
rupture plak.

C. MANIFESTASI KLINIS
Meskipun beberapa orang tidak menunjukkan gejala-gejala yang jelas dari infark miokard
(serangan jantung), adapaun manifestasi klinis yang signifikan biasanya terjadi:
 Timbul rasa sakit yang bisanya mendadak
 Mual dan muntah, Rasa lemah
 Nyeri perut, gangguan pencernaan, kulit lembab dan dingin atau pusing (gejala yang biasa
dialami wanita)
 Kulit menjadi dingin, lembab dan pucat karena vasokontriksi simpatis
 Output urine menurun terkait dengan penurunan aliran darah ginjal dan peningkatan
aldosterone dan ADH.
 Takikardia
 Rasa cemas (stress)
Manifestasi klinik klasik dari IMA sama seperti angina tetapi mungkin sedikit lebih parah
yaitu seperti adanya tekanan yang berat pada dada atau perasaan seperti diremas, perasaan
terbakar, atau kesulitan bernapas. Rasa tidak nyaman tersebut dapat menjalar ke bahu kiri,
leher, atau lengan. Biasanya hal tersebut terjadi secara tiba-tiba, berlangsung lebih dari 30
menit dan sering juga terjadi sesak napas, lemah, mual, serta muntah (Bonow et al., 2012)

D. PATOFISIOLOGI
Infark miokard merupakan manifestasi akut dari plak ateroma pembuluh darah koroner yang
koyak atau pecah. Hal ini berkaitan dengan perubahan komposisi plak dan penipisan tudung
fibrus yang menutupi plak tersebut. Kejadian ini akan diikuti oleh proses agregasi trombosit
dan aktivasi jalur koagulasi. Terbentuklah trombus yang kaya trombosit (white thrombus).
Trombus ini akan menyumbat liang pembuluh darah koroner, baik secara total maupun
parsial; atau menjadi mikroemboli yang menyumbat pembuluh koroner yang lebih distal.
Selain itu terjadi pelepasan zat vasoaktif yang menyebabkan vasokonstriksi sehingga
memperberat gangguan aliran darah koroner. Berkurangnya aliran darah koroner
menyebabkan iskemia miokardium. Pasokan oksigen yang berhenti selama kurang lebih 20
menit menyebabkan miokardium mengalami nekrosis atau infark miokard. Infark miokard
tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner. Obstruksi subtotal yang
disertai vasokonstriksi yang dinamis dapat menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis
jaringan otot jantung (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2015).

E. Pathway
Aliran darah ke jantung menurun

Oksigen menurun

Jaringan miocarad iskemik

Nekrose lebih dari 30 detik

Supplay dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang

Supplay oksigen ke miocard turun

Metabolosme an aerob
Seluler hipoksia

Timbunan asam laktat meningkat nyeri Integritas membran sel berubah

Kontraktilitas turun Risiko


Fatique Cemas penurunan
curah
jantung
Intoleransi aktivitas

ak

Kontraktilitas turun Kegagalan pompa jantung

Gagal jantung
Gangguan perfusi jaringan

Risiko kelebihan volume cairan ekstravaskular


F. PENATALAKSANAAN
Perubahan gaya hidup merupakan usaha pencegahan penyakit jantung. Langkah-langkah
yang dapat dilakukan adalah:
a. Olahraga teratur 4-7 hari seminggu : olahraga berat selama 30 menit, moderate 30-50 menit
dan ringan selama 60 menit.
b. Batasi konsumsi alkohol, berhenti merokok, mengontrol tekanan darah
c. Mempertahankan berat badan ideal. IMT minimal <90cm, wanita
d. Konsumsi antioksidan seperti : flavonoid, teh hijau dan minyak olive
e. Diet rendah kolesterol, rendah lemak trans dan jenuh. Konsumsi asam lemak omega 3,
buah, sayur segar, kacang-kacangan
f. Ukuran lingkar pinggang dijaga optimal (Asia Tenggara : pria <90cm, wanita <80cm)

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan fisik
2. Elektrokardiografi (EKG)
3. Foto polos dada
4. Enzim jantung
5. Ekhokardiografi
6. Angiografi pembuluh darah koroner
SKENARIO KASUS
Laki-laki usia 52 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada menjalar
sampai bahu. Hasil pengkajian nyeri didapatkan nyeri bertambah saat aktifitas, seperti
ditusuk, skala 7 dan terus menerus. Hasil pemeriksaan TD 168/125 mmHg, N 103x/menit,
RR 24x/menit dan SpO294% dengan pemberian NRM 10 lpm. Hasil pemeriksaan gula darah
181 pada pukul 05.45 WIB. Pasien mendapat terapi injeksi ranitidine 50 mg, ketorolac 30
mg, ondansentron 4 mg, fibrion 1.5 ml, aspilet 80 mg, clopidogrel 75 mg, ISDN mg,
lansoprazole 30 mg, sucralfate 500 mg. berikut Hasil Laboratorium pada pasien.

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Leukosit 16,20 3,8-10,6 rb/ul
Eritrosit 5,94 4,4-5,9 juta/l
Eosinofil 1,0 2,0-4,0 %
Neotrofil 90,9 50-70,0 %
Limfosit 4,7 25,0-40,0 %
Creatinin 1,46 0,9-1,3 mg/dl
Cholesterol 379 0-200 mg/dl
Trigliserida 308,00 0-150 mg/dl
SGOT 167,00 0-50 u/l
SGPT 87,60 0-50 u/l
GDS 243 70-105 mg/dl
GDS 121 70-105 mg/dl

Hasil Pemeriksaan Ro Thoraks: Kesan Kardiomegali


Pemeriksaan EKG : Sinus Takikardia dengan stemi anteroseptal
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Klien
Nama : Tn. W
Umur : 52 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Tanggal masuk : 1 Juli 2022
Tanggal pengkajian : 1 Juli 2022
Diagnose medis : Penurunan curah jantung
Alamat : jl. Pemuda no. 5 Kebumen

2. Keluhan Utama
Sesak nafas dan nyeri dada menjalar sampai bahu, nyeri bertambah saat
beraktivitas, seperti ditusuk
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluhkan Sesak nafas dan nyeri dada menjalar sampai bahu,
nyeri bertambah saat beraktivitas, seperti ditusuk
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit dan belum pernah
dirawat di rumah sakit sebelumnya.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan didalam keluarga klien tidak ada anggota keluarga yang
mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan klien.

4. Pola Fungsional Virginia Henderson


1. Nafas
- Sebelum sakit : klien mengatakan bernafas dengan normal
- Saat sakit : klien mengatakan merasa sesak nafas dengan RR
24x/menit
2. Nutrisi
- Sebelum sakit : klien mengatakan makan 3x sehari dengan nasi, sayur,
dan terkadang ikan/ayam. Minum 6-7 gelas sehari
- Saat sakit : klien mengatakan tidak nafsu makan dan hanya makan
2x sehari dengan porsi yang sedikit. Minum 4-5 gelas sehari
3. Eliminasi
- Sebelum sakit : klien mengatakan biasa BAK 6-7 kali sehari dan urine
berwarna kuning jernih. BAB 1 kali saat pagi hari, feses normal
- Saat sakit : klien mengatakan BAK masih normal dan BAB juga
normal
4. Gerak dan keseimbangan
- Sebelum sakit : klien mengatakan dapat bergerak bebas
- Saat sakit : klien mengatakan tidak bisa banyak gerak karena akan
terasa nyeri jika terlalu banyak beraktivitas
5. Istirahat dan tidur
- Sebelum sakit : klien mengatakan biasa tidur 8 jam sehari
- Saat sakit : klien mengatakan jam tidurnya berkurang karena
sering terbangun dan merasa nyeri
6. Berpakaian
- Sebelum sakit : klien mengatakan memilih dan berpakaian sendiri
- Saat sakit : klien mengatakan masih bisa berpakaian sendiri dan
sesekali dibantu keluarga
7. Mempertahankan suhu tubuh
- Sebelum sakit : klien mengatakan jika dirumah mrasa panas akan
menyalakan kipas angina dan saat dingin akan memakai selimut
- Saat sakit : klien mengatakan hawa di rumah sakit dingin jadi
klien ingin memakai selimut terus
8. Personal Hygiene
- Sebelum sakit : klien mengatakan biasa mandi 2 kali sehari
- Saat sakit : klien mengatakan di rumsh sakit jarang mandi dan
hanya dilap oleh istri atau anaknya
9. Rasa Aman dan Nyaman
- Sebelum sakit : klien mengatakan merasa aman dan nyaman saat di
rumah
- Saat sakit : klien mengatakan kurang nyaman karena nyeri yang
dirasakan
10. Berkomunikasi
- Sebelum sakit : klien mengatakan dirinya mampu berkomunikasi
dengan baik dan lancar
- Saat sakit : klien mengatakan behwa dirinya bersikap apatis
terhadap sekitarnya
11. Kebutuhan Spiritual
- Sebelum sakit : klien mengatakan saat dirumah selalu menjalankan
sholat 5 waktu di masjid
- Saat sakit : klien mengatakan tetap melakukan sholat 5 waktu
walaupun sambil duduk di tempat tidur
12. Aktivitas dan Bekerja
- Sebelum sakit : klien mengatakan bekerja sebagai PNS di kantor
kecamatan
- Saat sakit : klien mengatakan tidak dapat bekerja dan mengambil
cuti
13. Bermain dan Rekreasi
- Sebelum sakit : klien mengatakan setiap hari libur pergi ke pantai
bersama keluarga
- Saat sakit : klien mengatakan di rumah sakit hanya menghibur diri
dengan berbincang dengan istri dan anak
14. Kebutuhan Belajar
- Sebelum sakit : klien mengatakan tentang penyakit yang dideritanya
- Saat sakit : klien mengatakan mendapatkan edukasi tentang
penyakitnya dari dokter dan perawat yang ada di rumah sakit
B. DATA OBJEKTIF
1. Pengkajian primer
Airway : jalan napas tidak paten
Breathing : Spontan, Dispneu, RR 24x/menit
Circulation : Terdapat nadi carotis, Nadi 103x/menit
Disability : GCS E4V5M6
Exposure :-
2. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : Composmentis
TD : 168/125 mmHg
Nadi : 103x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 37◦C
SPO2 : 94%
3. Pengkajian nyeri
P : klien mengatakan nyeri bertambah bila beraktivitas
Q : klien mengatakan sakit seperti ditusuk-tusuk
R : klien mengatakan nyeri pada area dada menjalar sampai bahu
S : klien mengatakan kualitas nyeri pada skala 7
T : klien mengatakan nyeri dirasakan secara terus menerus
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan Muka
Inspeksi : bentuk kepala dan muka oval dan simetris
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bekas luka
dan tidak ada pembengkakan
b. Telinga
Inspeksi : bentuk daun telinga lengkap, tidak ada cairan yang keluar
Palpasi : tidak ada pembengkakan
c. Mata
Inspeksi : bentuk simetris, bulat, konjungtiva mata anemis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
d. Mulut dan Hidung
Inspeksi : bibir kering pucat, tampak gigi dan cukup bersih, tidak ada
peradangan, tidak ada pernapasan cuping hidung, lubang hidung
sama besar
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada mulut, tidak ada pembengkakan,
tidak ada nyeri tekan didaerah sinus, tidak teraba lender
e. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar limfa
Palpasi : pergerakan menelan bisa dilakukan dengan baik, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening
f. Paru-paru
Inspeksi : bentuk simetris, warna sama dengan kulit lainnya
Palpasi : ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
Perkusi : bunyi sonor
Auskultasi : terdapat suara ronchi
g. Jantung
Inspeksi : bentuk dada simetris, warna sama dengan kulit lainnya
Palpasi : ada nyeri tekan , terdapat kelainan pada jantung
Auskultasi : terdapat bunyi jantung tambahan
h. Abdomen
Inspeksi : tampak penggunaan otot-otot perut saat klien bernafas
Palpasi : tidak teraba adanya massa
Perkusi : tidak kembung
Auskultasi : tidak terdengar bising usus
i. Ekstremitas
Ekstremitas atas : tidak ada luka, nyeri pada bahu
Ekstremitas bawah : tidak terdapat luka dan nyeri
j. Genetelia
normal
Pengkajian psikososial
-Klien mengatakan cemas dengan kondisi tubuhnya
-Nadi : 103x/menit
C. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Leokosit 16,20 3,8-10,6 rb/ul
Eritrosit 5,94 4,4-5,9 juta/l
Eosinofil 1,0 2,0-4,0 %
Neotrofil 90,9 50,0-70,0 %
Limfosit 4,7 25,0-40,0 %
Creatinin 1,46 0,9-1,3 mg/dl
Cholesterol 379 0-200 mg/dl
Tigliserida 308,00 0-150 mg/dl
SGOT 167,00 0-50 u/l
SGPT 87,60 0-50 u/l
DGS 243 70-105 mg/dl
GDS 121 70-10 mg/dl

D. Terapi Medis
No Jenis Obat Dosis Indikasi
1 Inj Ranitidin 50 mg Mengobati gejala asam
lambung berlebih
2 Ketorolac 30 mg Untuk meredakan nyeri
3 Ondansentron 4 mg Untuk mencegah mual dan
muntah
4 Fibrion 1,5 ml Untuk pengobatan infark
miokard
5 Aspilet 80 mg Untuk meredakan nyeri
6 Clopidogrel 75 mg Untuk mencegah gumpalan
trombosit
7 ISDN 1 mg Untuk meredakan nyeri dada
8 Lansoprazole 30 mg Untuk menurunkan asam
lambung
9 Sucralflate 500 mg Untuk mengatasi tukak
lambung

E. ANALISA DATA
Data fokus Diagnosa
DS : nyeri dada menjalar sampai bahu, nyeri bertambah Penurunan curah jantung
saat beraktivitas, seperti ditusuk b.d perubahan
DO : kontraktilitas
TD : 168/125 mmHg
N : 103x/menit
RR : 24x/menit
S : 37°C
SPO2 : 94%
EKG : Sinus Takikardia dengan stemi anteroseptal

DS : Klien mengatakan nyeri dada menjalar sampai bahu Nyeri akut b.d agen
dengan skala nyeri 7, nyeri bertambah saat beraktivitas pencedera fiologis
DO : (miokard)
Pemeriksaan TTV
TD : 168/125 mmHg
N : 103x/menit
RR : 24x/menit
S : 37°C
SPO2 : 94%
Pengkajian PQRST
P : klien mengatakan nyeri bertambah bila
beraktivitas
Q : klien mengatakan sakit seperti ditusuk-tusuk
R : klien mengatakan nyeri pada area dada menjalar
sampai bahu
S : klien mengatakan kualitas nyeri pada skala 7
T : klien mengatakan nyeri dirasakan secara terus
menerus

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
2. Nyeri akut b.d agen pencedera biologis (miokard)
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/ Data fokus Diagnosa Intervensi
Tanggal
Jum’at, 1 Juli DS : Klien Penurunan curah Tujuan :
2022 mengatakan sesak jantung b.d Setelah dilakukan tindakan
nafas dan nyeri perubahan keperawatan, penurunan
dada menjalar kontraktilitas curah jantung akan
sampai bahu, nyeri meningkat
bertambah saat Kriteria hasil :
beraktivitas, - takikardi meningkat
seperti ditusuk - dispnea meningkat
DO : - tekanan darah membaik
TD : 168/125
mmHg Intervensi :
N : - Monitor tekanan darah
103x/menit - monitor saturasi oksigen
RR : 24x/menit - monitor keluhan nyeri dada
S : 37°C - Posisi semifowler/fowler
SPO2 : 94% - Berikan oksigen
EKG : Sinus - anjurkan beraktivitas fisik
Takikardia dengan secara bertahap
stemi anteroseptal - Kolaborasi pemberian
analgetik
Jum’at, 1 Juli DS : Klien Nyeri akut b.d Tujuan :
2022 mengatakan nyeri agen pencedera Setelah dilakukan tindakan
dada menjalar fisiologis keperawatan, nyeri akan
sampai bahu (miokard) berkurang
dengan skala nyeri Kriteria hasil :
7, nyeri bertambah - keluhan nyeri menurun
saat beraktivitas - meringis menurun
- Frekuensi nadi membaik
DO : - tekanan darah membaik
Pemeriksaan TTV
TD : 168/125 Intervensi :
mmHg - Kaji skala nyeri
N : - identifikasi faktor yang
103x/menit memperberat dan
RR : 24x/menit memperingan nyeri
S : 37°C - jelaskan penyebab dan
SPO2 : 94% pemicu nyeri
- Lakukan imobilisasi pada
Pengkajian daerah bahu sampai lengan
PQRST kanan
P : klien - Ajarkan teknik relaksasi
mengatakan nyeri - Kolaborasikan pemberian
bertambah bila analgetik
beraktivitas
Q : klien
mengatakan sakit
seperti ditusuk-
tusuk
R : klien
mengatakan nyeri
pada area dada
menjalar sampai
bahu
S : klien
mengatakan
kualitas nyeri pada
skala 7
T : klien
mengatakan nyeri
dirasakan secara
terus menerus
H. IMPLEMENTASI
Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Respon
Kep
Rabu, 16 Penurunan 1. Memonitor tekanan 1. Pasien kooperatif
Maret 2022 curah jantung darah 2. Pasien kooperatif
b.d perubahan 2. Memonitor saturasi 3. Pasien kooperatif
kontraktilitas oksigen 4. Pasien kooperatif
3. Memonitor keluhan 5. Pasien
nyeri dada mengatakan
4. Memposisikan pasien lebih lega
semifowler/fowler bernafas
dengan kaki kebawah 6. Pasien mampu
atau posisi nyaman melakukan
5. Memberikan terapi anjuran dari
oksigen perawat dengan
6. Menganjurkan baik
aktivitas fisik secara 7. Perawat dan
bertahap dokter dapat
7. Melakukan kolaborasi bekerja sama dg
pemberian fibrion 1,5 baik untuk
ml, injeksi ranitidin pemberian
50 mg, ondansetron 4 analgetik.
mg, clopidogrel 75
mg, lansoprazole 30
mg, sucralflate 500
mg
Jum’at, 1 Juli Nyeri akut 1. Mengkaji skala nyeri 1. Pasien kooperatif
2022 b.d agen 2. Mengidentifikasi 2. Pasien
pencedera faktor yang mengatakan
fisiologis memperberat dan nyeri bertambah
(miokard) memperingan nyeri saat beraktivitas
3. Menjelaskan 3. Pasien mampu
penyebab nyeri menerima
4. Melakukan penjelasan dari
imobilisasi pada perawat dengan
daerah bahu sampai baik
lengan kanan 4. Pasien kooperatif
5. Mengajarkan teknik 5. Pasien mampu
relaksasi melakukan
6. Melakukan anjuran dari
kolaborasikan perawat dengan
pemberian analgetik baik
ketorolac 30 mg, 6. Perawat dan
aspilet 80 mg, ISDN 1 dokter dapat
mg bekerja sama dg
baik untuk
pemberian
analgetik

I. EVALUASI
Hari/Tanggal Dx Catatan Perkembangan
Jum’at, 1 Juli 1 S: Klien mengatakan sesak nafas dan nyeri dada berkurang
2022 O: TD : 110/90mmHg
N : 90x/menit
RR : 19x/menit
S : 36,5°C
SPO2 : 97%
A: Penurunan curah jantung b.d frekuensi jantung belum
teratasi
P: Melanjutkan intervensi
1. Memonitor keluhan nyeri dada
2. Memposisikan pasien semifowler/fowler dengan
kaki kebawah atau posisi nyaman
3. Menganjurkan aktivitas fisik secara bertahap
4. Melakukan kolaborasi pemberian anti aritmia
Jum’at, 1 Juli 2 S: Klien mengatakan nyeri dada menjalar sampai bahu
2022 berkurang dengan skala nyeri 5, nyeri bertambah saat
beraktivitas
O: Pemeriksaan TTV
TD : 110/90 mmHg
N : 90x/menit
RR : 19x/menit
S : 36,5°C
SPO2 : 97%

Pengkajian PQRST
P : klien mengatakan nyeri hanya bila beraktivitas
Q : klien mengatakan sakit seperti ditusuk-tusuk
R : klien mengatakan nyeri hanya pada daerah dada
S : klien mengatakan kualitas nyeri pada skala 5
T : klien mengatakan nyeri dirasakan kadang-kadang
A: Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (miokard)
belum teratasi
P: Melanjutkan intervensi
1. Mengkaji skala nyeri
2. Melakukan imobilisasi pada daerah bahu sampai
lengan kanan
3. Mengajarkan teknik relaksasi
4. Melakukan kolaborasikan pemberian analgetik
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.um-surabaya.ac.id/3338/3/BAB_II_KTI.pdf

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/7110/4/Chapter2.pdf

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan
Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan
Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai