W
INFARK MIOKARD
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat 1
Disusun Oleh :
Nama : Amanda Bintang Mediana
NIM : A12020012
Kelas : 2A
A. DEFINISI
Infark Miokard Akut (IMA) adalah penyakit jantung yang terjadi karena kematian jaringan
otot jantung atau nekrosis s yang diawali dengan iskemik. Infark miokard merupakan salah
satu manifestasi akut dari penyakit jantung koroner yang berhubungan dengan
arteriosklerosis. Infark miokard yang merupakan hasil dari penyakit jantung koroner, yang
mana obstruksi aliran darah karena plak arteri koroner atau mekanisme yang menghalanginya
(misalnya spasm of plaquefree arteries). Plak selalu konsekuensi dari aterosklerosis. Dimana
plak yang ditandai dengan terjadinya peradangan pada pembuluh darah dilokasi plak berada.
Ditempat tersebut kemungkinan terjadi erosi, fissuring atau bahkan pecahnya plak (Mendis et
al., 2010).
IMA adalah kondisi dimana tidak mencukupinya pemasokan darah dan oksigen ke
miokardium karena adanya trombus yang menyumbat arteri koroner yang mengakibatkan
nekrosis miokard (Fauci 2010). IMA terjadi ketika iskemia miokard terjadinya nekrosis. IMA
paling sering disebabkan oleh rupture 9 aterosklerosis dalam arteri koroner, sehingga
menyebabkan pembentukan trombus arteri berhenti memasokkan darah ke jantung (Aaronson
et al., 2013)
Berdasarkan definisi yang dituliskan diatas infark miokard akut atau serangan jantung secara
mendadak dapat di artikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi secara tiba – tiba
berkurangnya atau tidak ada sama sekali aliran darah ke jantung, karena diakibatkan adanya
sumbatan atau obstruksi yang menyebabkan otot jantung mati karena berkurangnya atau tidak
adanya oksigen.
B. ETIOLOGI
IMA terjadi ketika aliran darah ke jantung menurun menyebabkan iskemia miokard
(kerusakan atau cedera pada otot jantung). Dalam banyak kasus, IMA disebabkan oleh oklusi
dari satu atau lebih pembuluh darah koroner oleh thrombus, dan disertai dengan nyeri dada
yang parah. Dalam beberapa kasus, selain thrombus aliran darah berkurang disebabkan oleh
masalah pembuluh darah. Penyebab yang paling mendasari dari IMA adalah penyakit arteri
koroner aterosklerosis, yang menyebabkan obstruksi progresif dari arteri di jantung. Adapun
faktor resiko yang mempengaruhi perkembangan penyakit koroner adalah riwayat keluarga,
diet, kurang olahraga, peningkatan LDL, penurunan HDL, merokok, hipertensi dan diabetes
melitus (Mattingly and Lohr, 1990; Fauci et al., 2010).
Menurut M.Black, Joyce 2014 Infark Miokard Akut memiliki beberapa penyebab internal
maupun eksternal diantranya adalah :
1. Adanya ruptur plak aterosklerosis yang rentan dan diikuti oleh pembentukan trombus.
2. Penyumbatan total pada arteri oleh trombus.
3. Aktifitas fisik yang berat.
4. Stress emosional yang berlebihan.
5. Peningkatan respon system saraf simpatis dapat menyebabkan rupture plak
6. Terpapar udara dingin pada waktu tertentu yang dapat menyebabkan pasien mengalami
rupture plak.
C. MANIFESTASI KLINIS
Meskipun beberapa orang tidak menunjukkan gejala-gejala yang jelas dari infark miokard
(serangan jantung), adapaun manifestasi klinis yang signifikan biasanya terjadi:
Timbul rasa sakit yang bisanya mendadak
Mual dan muntah, Rasa lemah
Nyeri perut, gangguan pencernaan, kulit lembab dan dingin atau pusing (gejala yang biasa
dialami wanita)
Kulit menjadi dingin, lembab dan pucat karena vasokontriksi simpatis
Output urine menurun terkait dengan penurunan aliran darah ginjal dan peningkatan
aldosterone dan ADH.
Takikardia
Rasa cemas (stress)
Manifestasi klinik klasik dari IMA sama seperti angina tetapi mungkin sedikit lebih parah
yaitu seperti adanya tekanan yang berat pada dada atau perasaan seperti diremas, perasaan
terbakar, atau kesulitan bernapas. Rasa tidak nyaman tersebut dapat menjalar ke bahu kiri,
leher, atau lengan. Biasanya hal tersebut terjadi secara tiba-tiba, berlangsung lebih dari 30
menit dan sering juga terjadi sesak napas, lemah, mual, serta muntah (Bonow et al., 2012)
D. PATOFISIOLOGI
Infark miokard merupakan manifestasi akut dari plak ateroma pembuluh darah koroner yang
koyak atau pecah. Hal ini berkaitan dengan perubahan komposisi plak dan penipisan tudung
fibrus yang menutupi plak tersebut. Kejadian ini akan diikuti oleh proses agregasi trombosit
dan aktivasi jalur koagulasi. Terbentuklah trombus yang kaya trombosit (white thrombus).
Trombus ini akan menyumbat liang pembuluh darah koroner, baik secara total maupun
parsial; atau menjadi mikroemboli yang menyumbat pembuluh koroner yang lebih distal.
Selain itu terjadi pelepasan zat vasoaktif yang menyebabkan vasokonstriksi sehingga
memperberat gangguan aliran darah koroner. Berkurangnya aliran darah koroner
menyebabkan iskemia miokardium. Pasokan oksigen yang berhenti selama kurang lebih 20
menit menyebabkan miokardium mengalami nekrosis atau infark miokard. Infark miokard
tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner. Obstruksi subtotal yang
disertai vasokonstriksi yang dinamis dapat menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis
jaringan otot jantung (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2015).
E. Pathway
Aliran darah ke jantung menurun
Oksigen menurun
Metabolosme an aerob
Seluler hipoksia
ak
Gagal jantung
Gangguan perfusi jaringan
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan fisik
2. Elektrokardiografi (EKG)
3. Foto polos dada
4. Enzim jantung
5. Ekhokardiografi
6. Angiografi pembuluh darah koroner
SKENARIO KASUS
Laki-laki usia 52 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada menjalar
sampai bahu. Hasil pengkajian nyeri didapatkan nyeri bertambah saat aktifitas, seperti
ditusuk, skala 7 dan terus menerus. Hasil pemeriksaan TD 168/125 mmHg, N 103x/menit,
RR 24x/menit dan SpO294% dengan pemberian NRM 10 lpm. Hasil pemeriksaan gula darah
181 pada pukul 05.45 WIB. Pasien mendapat terapi injeksi ranitidine 50 mg, ketorolac 30
mg, ondansentron 4 mg, fibrion 1.5 ml, aspilet 80 mg, clopidogrel 75 mg, ISDN mg,
lansoprazole 30 mg, sucralfate 500 mg. berikut Hasil Laboratorium pada pasien.
2. Keluhan Utama
Sesak nafas dan nyeri dada menjalar sampai bahu, nyeri bertambah saat
beraktivitas, seperti ditusuk
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluhkan Sesak nafas dan nyeri dada menjalar sampai bahu,
nyeri bertambah saat beraktivitas, seperti ditusuk
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit dan belum pernah
dirawat di rumah sakit sebelumnya.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan didalam keluarga klien tidak ada anggota keluarga yang
mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan klien.
D. Terapi Medis
No Jenis Obat Dosis Indikasi
1 Inj Ranitidin 50 mg Mengobati gejala asam
lambung berlebih
2 Ketorolac 30 mg Untuk meredakan nyeri
3 Ondansentron 4 mg Untuk mencegah mual dan
muntah
4 Fibrion 1,5 ml Untuk pengobatan infark
miokard
5 Aspilet 80 mg Untuk meredakan nyeri
6 Clopidogrel 75 mg Untuk mencegah gumpalan
trombosit
7 ISDN 1 mg Untuk meredakan nyeri dada
8 Lansoprazole 30 mg Untuk menurunkan asam
lambung
9 Sucralflate 500 mg Untuk mengatasi tukak
lambung
E. ANALISA DATA
Data fokus Diagnosa
DS : nyeri dada menjalar sampai bahu, nyeri bertambah Penurunan curah jantung
saat beraktivitas, seperti ditusuk b.d perubahan
DO : kontraktilitas
TD : 168/125 mmHg
N : 103x/menit
RR : 24x/menit
S : 37°C
SPO2 : 94%
EKG : Sinus Takikardia dengan stemi anteroseptal
DS : Klien mengatakan nyeri dada menjalar sampai bahu Nyeri akut b.d agen
dengan skala nyeri 7, nyeri bertambah saat beraktivitas pencedera fiologis
DO : (miokard)
Pemeriksaan TTV
TD : 168/125 mmHg
N : 103x/menit
RR : 24x/menit
S : 37°C
SPO2 : 94%
Pengkajian PQRST
P : klien mengatakan nyeri bertambah bila
beraktivitas
Q : klien mengatakan sakit seperti ditusuk-tusuk
R : klien mengatakan nyeri pada area dada menjalar
sampai bahu
S : klien mengatakan kualitas nyeri pada skala 7
T : klien mengatakan nyeri dirasakan secara terus
menerus
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
2. Nyeri akut b.d agen pencedera biologis (miokard)
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/ Data fokus Diagnosa Intervensi
Tanggal
Jum’at, 1 Juli DS : Klien Penurunan curah Tujuan :
2022 mengatakan sesak jantung b.d Setelah dilakukan tindakan
nafas dan nyeri perubahan keperawatan, penurunan
dada menjalar kontraktilitas curah jantung akan
sampai bahu, nyeri meningkat
bertambah saat Kriteria hasil :
beraktivitas, - takikardi meningkat
seperti ditusuk - dispnea meningkat
DO : - tekanan darah membaik
TD : 168/125
mmHg Intervensi :
N : - Monitor tekanan darah
103x/menit - monitor saturasi oksigen
RR : 24x/menit - monitor keluhan nyeri dada
S : 37°C - Posisi semifowler/fowler
SPO2 : 94% - Berikan oksigen
EKG : Sinus - anjurkan beraktivitas fisik
Takikardia dengan secara bertahap
stemi anteroseptal - Kolaborasi pemberian
analgetik
Jum’at, 1 Juli DS : Klien Nyeri akut b.d Tujuan :
2022 mengatakan nyeri agen pencedera Setelah dilakukan tindakan
dada menjalar fisiologis keperawatan, nyeri akan
sampai bahu (miokard) berkurang
dengan skala nyeri Kriteria hasil :
7, nyeri bertambah - keluhan nyeri menurun
saat beraktivitas - meringis menurun
- Frekuensi nadi membaik
DO : - tekanan darah membaik
Pemeriksaan TTV
TD : 168/125 Intervensi :
mmHg - Kaji skala nyeri
N : - identifikasi faktor yang
103x/menit memperberat dan
RR : 24x/menit memperingan nyeri
S : 37°C - jelaskan penyebab dan
SPO2 : 94% pemicu nyeri
- Lakukan imobilisasi pada
Pengkajian daerah bahu sampai lengan
PQRST kanan
P : klien - Ajarkan teknik relaksasi
mengatakan nyeri - Kolaborasikan pemberian
bertambah bila analgetik
beraktivitas
Q : klien
mengatakan sakit
seperti ditusuk-
tusuk
R : klien
mengatakan nyeri
pada area dada
menjalar sampai
bahu
S : klien
mengatakan
kualitas nyeri pada
skala 7
T : klien
mengatakan nyeri
dirasakan secara
terus menerus
H. IMPLEMENTASI
Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Respon
Kep
Rabu, 16 Penurunan 1. Memonitor tekanan 1. Pasien kooperatif
Maret 2022 curah jantung darah 2. Pasien kooperatif
b.d perubahan 2. Memonitor saturasi 3. Pasien kooperatif
kontraktilitas oksigen 4. Pasien kooperatif
3. Memonitor keluhan 5. Pasien
nyeri dada mengatakan
4. Memposisikan pasien lebih lega
semifowler/fowler bernafas
dengan kaki kebawah 6. Pasien mampu
atau posisi nyaman melakukan
5. Memberikan terapi anjuran dari
oksigen perawat dengan
6. Menganjurkan baik
aktivitas fisik secara 7. Perawat dan
bertahap dokter dapat
7. Melakukan kolaborasi bekerja sama dg
pemberian fibrion 1,5 baik untuk
ml, injeksi ranitidin pemberian
50 mg, ondansetron 4 analgetik.
mg, clopidogrel 75
mg, lansoprazole 30
mg, sucralflate 500
mg
Jum’at, 1 Juli Nyeri akut 1. Mengkaji skala nyeri 1. Pasien kooperatif
2022 b.d agen 2. Mengidentifikasi 2. Pasien
pencedera faktor yang mengatakan
fisiologis memperberat dan nyeri bertambah
(miokard) memperingan nyeri saat beraktivitas
3. Menjelaskan 3. Pasien mampu
penyebab nyeri menerima
4. Melakukan penjelasan dari
imobilisasi pada perawat dengan
daerah bahu sampai baik
lengan kanan 4. Pasien kooperatif
5. Mengajarkan teknik 5. Pasien mampu
relaksasi melakukan
6. Melakukan anjuran dari
kolaborasikan perawat dengan
pemberian analgetik baik
ketorolac 30 mg, 6. Perawat dan
aspilet 80 mg, ISDN 1 dokter dapat
mg bekerja sama dg
baik untuk
pemberian
analgetik
I. EVALUASI
Hari/Tanggal Dx Catatan Perkembangan
Jum’at, 1 Juli 1 S: Klien mengatakan sesak nafas dan nyeri dada berkurang
2022 O: TD : 110/90mmHg
N : 90x/menit
RR : 19x/menit
S : 36,5°C
SPO2 : 97%
A: Penurunan curah jantung b.d frekuensi jantung belum
teratasi
P: Melanjutkan intervensi
1. Memonitor keluhan nyeri dada
2. Memposisikan pasien semifowler/fowler dengan
kaki kebawah atau posisi nyaman
3. Menganjurkan aktivitas fisik secara bertahap
4. Melakukan kolaborasi pemberian anti aritmia
Jum’at, 1 Juli 2 S: Klien mengatakan nyeri dada menjalar sampai bahu
2022 berkurang dengan skala nyeri 5, nyeri bertambah saat
beraktivitas
O: Pemeriksaan TTV
TD : 110/90 mmHg
N : 90x/menit
RR : 19x/menit
S : 36,5°C
SPO2 : 97%
Pengkajian PQRST
P : klien mengatakan nyeri hanya bila beraktivitas
Q : klien mengatakan sakit seperti ditusuk-tusuk
R : klien mengatakan nyeri hanya pada daerah dada
S : klien mengatakan kualitas nyeri pada skala 5
T : klien mengatakan nyeri dirasakan kadang-kadang
A: Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (miokard)
belum teratasi
P: Melanjutkan intervensi
1. Mengkaji skala nyeri
2. Melakukan imobilisasi pada daerah bahu sampai
lengan kanan
3. Mengajarkan teknik relaksasi
4. Melakukan kolaborasikan pemberian analgetik
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.um-surabaya.ac.id/3338/3/BAB_II_KTI.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/7110/4/Chapter2.pdf
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan
Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan
Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.