NURWANA
18 3145 353 190
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2022
i
SKRIPSI
NURWANA
18 3145 353 190
Dibimbing Oleh
Pembimbing I
Pembimbing II
Penguji
Idris Mone, S.Si.,M.Kes
i
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Analisis Kadar Hemoglobin pada Petani Perokok aktif yang Terpapar
Menyetujui,
Tim Penguji
Mengetahui
Nirmawati Angria, S.Si., M.Kes Prof. Dr. Dra. Hj. Asnah Marzuki, M.Si
NIDN: 0918068702 NIDK: 8879223419
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segalanya puji syukur kepada Allah SWT, sang pencipta seluruh isi alam
semesta yang kekal dan maha tinggi telah memberikan kesehatan, kekuatan serta
karunia yang engkau berikan sehingga skripsi sederhana ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang
menjadi panutan sampai akhir kehidupan.
iii
MOTTO
‘’Aku tak sebaik yang kau ucapkan, tapi aku juga tak seburuk yang terlintas
dihatimu’’
iv
CURICULUM VITAE
Nama : Nurwana
Tempat lahir : Barru
Tanggal lahir : 19 Februari 2000
Alamat : Jl. Raya Baruga No 28 A
No. Hp : 082 347 601 759
Email : nurwanaa111@gmail.com
Orang Tua :
Ibu : Wati
Ayah : Su
dirman
Riwayat pendidikan :
SD : SD AJAKKANG TIMUR (2006-2012)
SMP : SMP NEGERI 1 SOPPENG RIAJA (2012-2015)
SMA : SMA NEGERI 1 SOPPENG RIAJA (2015-2018)
Prinsip Hidup : Always positifthingking
Kesan di saat kuliah :Luar biasa sudah berada diposisi sekarang ini, banyak
bersyukur atas nikmat dan karunia Allah telah
dipertemukan dengan orang –orang baru dibangku
perkuliahan khususnya teman sekelasku E’Proud yang
v
akan menjadi salah satu cerita indah dihidupku.
Menghabiskan waktu 4 tahun bukan waktu yang singkat
dengan semua suka duka yang dirasakan namun tak bisa
aku pungkiri bahwa mereka lah salah satu penguat,
penyemangat dan penghiburku selama 4 tahun
belakangan ini.
vi
PRAKATA
Puji dan syukur atas kehadirat Allah subahanahu wa taala atas limpah
ini, yang merupakan persyaratan akademis untuk memperoleh gelar Sarjana pada
Penulisan proposal berjudul " Analisis kadar hemoglobin pada petani yang
terpapar pestisida dan termasuk perokok di desa ajakkang kabupaten barru "
oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun merupakan input dalam
terhormat:
Islam Megarezky.
2. Ibu Hj. Suryani, S.H., M.H., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam
Megarezky.
3. Bapak Prof. Dr. dr. Ali Aspar Mappahya, Sp. DP., Sp. JP (K).selaku Ketua
vii
4. Ibu Prof.Dr.Dra Hj. Asnah Marzuki, M.Si.,Apt selaku Dekan Fakultas
5. Ibu Nirmawati Angria, S.Si., M.Kes. selaku Ketua Program Studi D-IV
Megarezky
9. Pak Idris Mone S.Si., M.Kes Selaku penguji yang juga selalu masukan dan
10. Kepada ayundaku tersayang Marsya dan Nanna yang senantiasa membantu
kebersamaan seperti keluarga kurang lebih empat tahun ini, baik suka maupun
dimanapun, dan dalam kondisi apapun “Isma, Selvi, Zarqia, Nadia, Mini, dan
Putri” serta semua teman-teman yang tidak saya sebutkan satu persatu, yang
senantiasa berbagi kasih saling menyemangati, selalu ada disaat suka dan
viii
duka, Semua pihak yang telah memberikan bantuan, semangat dan motivasi
dalam menyelesaikan proposal ini. Akhir kata, semoga proposal ini dapat
Nurwana
ix
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................iii
MOTTO..................................................................................................................iv
CURICULUM VITAE.............................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
ABSTRAK...............................................................................................................x
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................I
A. Latar Belakang.............................................................................................5
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................5
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. Tinjauan Umun tentang pestisida.................................................................6
B. Tinjauan Umum tentang Rokok.................................................................14
C. Tinjauan Umum tentang Hemoglobin .......................................................21
D. Kerangka Teori..........................................................................................29
E. Kerangka Konsep... ...................................................................................30
F. Hipotesis Penelitian....................................................................................30
G. Definisi Operasional...................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................32
A. Jenis Penelitian...........................................................................................32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................32
C. Populasi dan sampel Penelitian..................................................................32
D. Kriteria Sampel..........................................................................................32
E. Instrumen da Alur Kerja.............................................................................33
F. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................34
G. Teknik Analisa Data...................................................................................34
H. Alur Penelitian............................................................ ..............................35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELILITAN.....................................36
A. Selayang Pandang Lokasi Lokasi Penelitian..............................................36
B. Hasil Penelitian...........................................................................................37
C. Pembahasan................................................................................................39
BAB V PENUTUP.................................................................................................43
A. Kesimpulan................................................................................................43
B. Saran .................................................................................. .......................43
DAFTAR PUTAKA...............................................................................................44
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR SINGKATAN
HB : Hemoglobin
APD : Alat pelindung diri
CO : Karbon monoksida
CO2 : Karbon dioksida
O2 : Oksigen
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pestisida ialah zat kimia yang bersifat tidak sejenis yang bisa
WHO (2014) mencatat 1-5 juta kasus keracunan terjadi tiap tahun
95,8% petani sayur dan buah di kota Batu, Malang Jawa Timur mengalami
Pamungkas,2016 ).
Faktor resiko penyakit dapat timbul dari aktifitas atau pekerjaan yang dilakukan
salah satunya adalah paparan pestisida terhadap petani berdasarkan kajian yang di
lakukan oleh BTKLPP kelas I Makassar pada tajun 2014 dan 2015 mengenai
paparan pestisida pada petani di peroleh gambar bahwa 52% sampai 65% petani
1
Pengguna pestisida pada 10 tahun terakhir mengalami peningkatan untuk
4% dari pasar pestisida global, dengan perkiraan kasar 75.000 hingga 100.000 ton
bahan aktif pestisida yang digunakan dibandingkan dengan sekitar 350.000 ton di
merupakan masalah besar terutama dengan pendataan yang tidak baik dari otoritas
kasus keracunan, sedangkan pada tahun 2017 terjadi 124 kasus keracunan, dan 2
menggunakan APD yang lengkap saat penyemprotan APD seperti sarung tangan,
dengan bahan kimia. Selain itu, pembuangan wadah dengan aman di dalam lubang
2
yang digali serta menguburnya sehabis penggunaan, bisa mencegah terjadinya
kulit, hidung dan mulut baik di sengaja maupun tidak di sengaja atau kecelakaan.
Pestisida dapat meracuni manusia memiliki 2 mekanisme kerja yaitu enzim dan
activator sehingga enzim dan hormon tidak dapat bekerja. Pada pestisida
pengikatan dan eliminasi hormone yang ada dalam tubuh yang berfungsi menjaga
dalam tubuh. Paparan pestisida akan menginduksi histamine dan serotonin yang
dapat memicu elergi dan menciptakan senyawa baru yang berbahaya bagi tubuh
masuk ke dalam tubuh manusia akan terjadi penurunan produksi, sehingga kadar
merah yang mengikat dua fungsi transportasi peting dalam tubuh manusia yaitu
3
mengangkut oksigen ke jaringan dan mengangkut karbon dioksida dan proton dari
didalam sel darah merah akan mengakibatkan hemoglobin tidak mampu mengikat
oksigen yang akan dilepaskan ke berbagai jaringan sehingga dapat terjai hipoksia
hemoglobin pada petani perokok aktif yang terpapar pestisida di desa Ajakkang
Kabupaten Barru alasan memilih lokasi karena di desa Ajakkang masih banyak
lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel darah merah secara otomatis
berasarkan impendasi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang
dilewatkan, mengukur sampel berupa darah. Alat ini biasanya digunakan dalam
4
Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa pestisida dan rokok dapat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk mengetahui kadar hemoglobin
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
dan masyarakat tentang bahaya pestisida dan rokok, agar lebih menyadari
penyemprotan pestisida
2. Manfaat teoritis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Pestisida
dengan pendataan yang tidak baik dari otoritas kesehatan (Mutia ,2019)
dipengaruhi oleh sifat kimia dan fisik suatu zat. Mekanisme kerja pada
2. Jenis-Jenis Pestisida
(Tarminah,2020)
a) Insektisida
b) Herbisida
belum diketahui pasti. Terdiri dari beberapa kelompok kimia yang berbeda
c) Rodentisida
7
Terdiri dari beberapa kelompok kimia yang berbeda yaitu warfarin,
skiaran A dan B
d) Fumigan
beberapa gas, cairan yang mudah menguap dan zat padat yang melepaskan
berbagai berbagai gas lewat reaksi kimia. Dalam bentuk gas, zat –zat ini
Kontaminasi pada kulit yang paling sering terjadi, lebih dari 90%
daya toksisitas dermal, bagian kulit yang terpapar dan luasnya, serta kondisi
fisik individu yang terpapar. Jika nilai lethal dose 50 (LD50) semakin kecil
8
diserap, punggung tangan merupakan kulit yang mudah menyerap . Pekerja
terpapar pestisida.
Kedua setelah keracunan kontaminasi lewat kulit. Gas dan partikel halus
pada pestisida masuk ke dalam paru- paru melalui udara yang dihirup oleh
saluran pernapasan, pestisida yang terhirup dan ukuran partikel dan bentuk
fisik pestisida. Pestisida yang berbentuk gas yang masuk ke dalam tubuh
manusia sangat berbahaya. Droplet yang berukuran sangat kecil kurang dari
selaput lendir hidung dan kerongkongan. Gas pestisida yang terhisap dapat
kontaminasi lewat kulit dan hidung. Contoh orang terpapar melalui mulut
9
misalnya orang bunuh diri, makan dan minum saat bekerja atau dalam
(Mutia,2019)
gangguan kesehatan, dampak dari pestisida dapat berupa kronis maupun akut,
sebagai berikut:
a) Keracunan kronis
11
Keracunan kronis dapat mempengaruhi cara kerja sistem organ
kronis dapat ditemukan pada organ paru-paru, hati lambung, dan usus.
Orang yang terpapar pestisida dapat mengalami batuk yang sulit sembuh
atau rasa sesak di dada. Ini merupakan manifestasi gejala bronchitis, asma,
dan bahan yang dikandung diketahui dapat mnyebabkan kanker. Tapi ini
melemahkan tubuh untuk menahan dan melawan infeksi, jadi tubuh akan
lebih muda terinfeksi dan jika terjadi infeksi maka penyakit akan semakin
b) Keracunan akut
Keracunan akut terbagi manjadi efek akut sistemik dan efek akut
lokal. Efek akut sistemik apabila pestisida masuk ke dalam tubuh dan dapat
dan meyebabkan saraf-saraf otot secara tidak sadar dengan gerakan kasar
12
maupun halus dan pengeluaran air mata serta pengeluaran air ludah secara
c) Tidak adanya pelindung diri yang aman, murah dan nyaman di pake petani.
pestisida dan mengatuhi bahaya dan cara terhindar dari keracunan pestisida.
b) Tidak boleh menjalani pemaparan lebih dari 5 jam per hari atau 30 jam
dalam seminggu, harus memakai APD dan menjaga kebersihan badan dan
bentuk debu
c) Pekerja tidak boleh dalam keadaan mabuk pada saat bekerja atau orang yang
13
B. Tinjauan umum tentang rokok
1) Definisi rokok
Menteri Dalam Negeri, rokok merupakan salah satu hasil olahan tembakau
yang dibuat dan dipergunakan dengan cara dibakar dan/atau dihisap. Terdapat
atau dapat juga dibuat secara sintesis yang dimana asapnya mengandung
nikotin dan tar, dengan ataupun tanpa bahan tambahan. Rokok tersebut dibagi
menjadi 4 yakni rokok kretek, rokok putih, cerutu, dan rokok klembak
(Nadella, 2017).
dengan kertas, daun. Atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-
dan mengisap sebatang rokok saja, dapat diproduksi lebih dari 4000 jenis
langsung maupun tidak langsung. Ada 2 jenis perokok yakni perokok aktif
14
dan perokok pasif. Perokok pasif adalah mereka yang ukan perokok tetapi
turut menghirup asap rokok yang ditimbulkan oleh orang lain atau orang yang
berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang merokok. Sedangkan
perokok aktif adalah mereka yang secara langsung menghisap rokok dengan
rutin, walaupun hanya satu batang perhari atau dapat juga terdefinisi sebagai
orang yang menghisap rokok secara langsung walaupun tidak rutin atau
(Kumalasari, 2019).
kimia yang ada pada rokok sangat beragam. Merokok dapat dikatakan salah
jantung bekerja lebih berat untuk mendapatkan energi yang sama beratnya
(Sayekti, 2020).
15
2) Kandungan Zat Kimia Rokok
Zat beracun tersebut banyak terdapat pada asap sampingan (asap hasil
pembakaran dari ujung rokok) seperti karbon monoksida (CO) yang dimana
yang keluar dari pangkal rokok). Selain itu, asap sampingan juga
oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Asap rokok tersebut selain
16
mengandung komponen gas, juga mengandung beberapa partikel, seperti Tar,
a. Tar
kanker pada organ paru. Saat seseorang menghisap rokok, uap asap yang
menjadi warna kuning pada gigi, saluran nafas, hingga paru-paru. Kadar
b. Nikotin
pada irama jantung. Selain itu, efek lain dari nikotin adalah pengaktifan
17
c. Karbon Monoksida
unsur yang dihasilkan oleh pembakaran zat karbon yang tidak sempurna.
Adapun penyakit yang dapat disebabkan oleh rokok menurut Nurrahmah (2014)
yaitu :
b) Trombosis koroner
c) Kanker
rongga mulut salah satunya aktivitas enzim ptialin saliva, enzim tersebut akan
mengalami perubahan aktivitas yang disebabkan oleh asap rokok yang masuk ke
dalam mulut perokok. Seperti yang telah diketahui, rokok mengandung beberapa
oxidant seperti radikal bebas oxygen dan nitrogen, serta volatile aldehyde yang
18
dimana, jika tubuh terpapar oleh zat tersebut maka dapat mengakibatkan
mulut. Hal ini disebabkan, karena terjadinya penurunan sekresi bikarbonat pada
saliva yang diakibatkan karena efek asap rokok yang berpengaruh terhadap
Asap rokok mengandung banyak zat- zat yang bersifat racun, bersifat
iritasi serta bersifat karsinogen. Terdapat 3 komponen utama pada rokok yang
monoksida. Zat karsinogen pada rokok ini dapat menimbulkan defisiensi sistem
imun, inflamasi pada saluran kelenjar saliva, iritasi dan perubahan fungsional
pada kelenjar saliva. Nikotin ialah bahan yang sangat mempengaruhi perubahan
laju aliran saliva. Saliva yang memiliki peran sebagai self cleansing di dalam
gigi jadi kasar sehingga plak lebih gampang melekat. Peningkatan tekanan darah
juga dapat terjadi akibat dari gas karbon monoksida yang ada pada rokok, hal ini
19
5) Jenis-jenis rokok
(2014), rokok dapat dibedakan berdasarkan bahan atas bahan pembungkus rokok,
bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada
rokok yaitu :
1) Klopot: Rokok yang yang memiliki bahan pembungkus berupa daun jagung
1) Rokok putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang
2) Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rsa dan aroma
tertentu
3) Rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkeh
20
1) Sigerat Krektek tangan (SKT): Rokok yang proses pembuatannya dengan
cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu
sederhana
menggunakan mesin
benang
tembakau
1. Definisi Hemeglobin
Hemoglobin terdiri dari 2 kata heam dan globin, dimana heam adalah
dari 4 rantai polipeptida, terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai beta. Masing-
21
masing rabtai tersebut terbuat dari 141-146 asam amino. Pada struktur setiap
ranyai polipeptida yang tiga dimensi dibentuk dari delapan heliks bergantian
dengan tujuh segmen non heliks. Setiap rantai mengandung grup prostetik
yang dikenal sebagai heme, yang bertanggung jawab pada warna merah pada
Hemoglobin terdiri dari protein yang mengandung zat besi di dalam sel
tubuh yang terdapat manusia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga sebagai
empat gugus heme yaitu molekul organic dengan satu atom besi. Mutasi pada
2. Fungsi Hemoglobin
jaringan tubuh
22
untuk mengatahui kurang darah atau tidak pada seseorang. penurunan
anemia.
3. Struktur Hemoglobin
Hofbrand,( 2013)
protoporphyrin dan besi, yang ada pada sel darah merah(eritrosit) semua
individu pada orang dewasa. Pada tiap sub unit (alpha dan beta) mengandung
grup heme. Dengan satu atom besi untuk melekatnya oksigen secara
karbon monoksida dan nitric oksia yang memiliki peran biologis (Wulandari,
2016).
23
4. Proses sintesis hemoglobin
5. Kadar Hemoglobin
hemoglobin dibawa atas nilai normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
24
Sumber: (Made, 2021)
a) Aktivitas fisik
dalam darah, aktivitas fisik terbagi atas aktivitas ringan, sedang, dan berat.
sedang dan berat karena terjadi perubahan volume plasma, perubahan pH,
yang diproduksi berupa ion hydrogen dan asam laktat akan semakin
banyak maka akan terjadi penurunan pH, apabila pH darah rendah afnitas
antara oksigen dan hemoglobin akan menurun. Apabila afinitas tarik antara
Apabila pada saat melakukan aktivitas sedang dan berat dapat terjadi
dan akan membuat kadar hemoglobin dalam darah meningkat. Dan pada
b) Pola makan
25
Pola makan yang buruk dapat menyebabkan asupan zat besi yang
asupan B12 yang rendah dan ketersedian hayati zat besi yang buruk dari
c) Umur
kadar hemoglobin dalam darah. Anak-anak, orang tua dan wanita hamil
d) Jenis kelamin
tinggi dibandingkan dengan wanita karena jumlah sel darah merah pada
bulannya.
berwarna dan tidak berbau. Ketika manusia bernafas gas yang ada di udara
seperti oksigen, nitrogen, karbondioksida dan dan gas lainnya akan ikut
dalam tubuh. Gas karbon monoksida yang masuk kedalam tubuh melalui
26
membran alveolar bersama dengan oksigen. Setelah larut dalam darah CO
berkurang dan terjadi hipoksia. Oleh karena itu faktor penting yang
(Wulandari, 2016)
f) Kebiasaan merokok
menurunkan produksi atau peningkatan penghancuran sel darah merah. Hal ini
27
menurunkan kadar hemoglobin di dalam sel darah merah sehingga terjadi anemia
(Artini, 2020).
a) Metode sahli
c) Metode OTSU
d) Metode azidemet Hb
(Annami, 2015)
e) Metode Cyanide-free
28
Prinsip pada metode ini yaitu reagen pelisis Hb akan melisiskan
D. Kerangka Teori
Petani
Pestisida Rokok
Faktor yang
Kadar mempengaruhi :
Hemoglobin 1. Kecukupan gizi
2. Umur
3. Jenis kelamin
Metode
Metode
Cyanmethom Metode Sahli
Fotometri
eglobin
29
Normal Abnormal
E. Kerangka Konsep
Pestisida
Hemoglobin
Rokok
Variabel dependen =
Definisi Operasional
1. Hemoglobin
30
XL80) yaitu dengan mengambil sampel darah vena dan dinyatakan dalam 11.5-
16.0 g/dl
2. Pestisida
Zat kimia yang digunakan petani lebih dari 5 tahun ke atas untuk
3. Perokok Atif
Orang yang merokok dalam waktu 3 tahun keatas dan bekerja sebagai
petani
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Cahayasaga Klinik dan diagnostic center (PT
1) Populasi
yang bekerja sebagai petani dengan jumlah 48 orang yang memenuhi kriteria
2) Sampel
sampling. Sampel yang digunakan adalah sampel darah dari petani di desa
1. Kriteria Inklusi
a) Petani yang menggunakan pestisida 10 tahun ke atas
2. Kriteria Eksklusi
1) Alat
2) Bahan
2. Prosedur Kerja
a) Pengambilan sampel
33
70%,kemudian ditusuk vena untuk mengambilan sampel darah setelah itu
ON pada CPU dan Monitor, tunggu sampai program symex tampil di layar.
Setelah program siap akan muncul user name dan password , pada user name isi
menggunakan Lab dan password tidak perlu di isi lalu tekan OK. Kemudian pilih
QC files pada menu, pilih file level QC sesuai control yang digunakan, pilih
manual pada main menu dan akan muncul pada layar tampil pilihan file QC, pilih
file level QC sesuai control yang digunakan lalu tekan OK pada layar akan
muncul L-J-XS-800i, jika alat sudah redy homogenkan terlebih dahulu control
kemudian tekan tomboil START setelah itu pilih OUT pada main menu, lalu pilih
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah primer dan data
34
G. Teknik analisa data
Analisa data dilakukan dengan mengolah data yang disajikan dalam bentuk
table, gambar dan disertakan narasi untuk menjelaskan table dan gambar tersebut.
H. Alur Penelitian
Lembar persetujuan
Pengambilan sampel
Pemeriksaan hemoglobin
Analis data
Kesimpulan
35
BAB IV
dibidang laboratorium dan klinik, didirikan pada tanggal 29 Juli 2016 yang
menjadi cahayasaga klinik dan diagnostic center (PT Cahya Saga Indonesia). Pada
awal berdirinya cahayasaga clinic dan diagnostic center dengan layanan yang
cahaya saga kini menjalin keja sama dengan banyak perusahaan, sekolah instansi
pemerintah, asuransi serta sebagai pusat rujukan pemeriksaan dari dokter praktek,
Klinik dan rumah sakit. Cahayasaga terus meningkat kualitas pelayanan dengan terus
mengembangkan jasa layanan serta menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang
memiliki tujuan yang sama dan terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan
dengan terus mengembangkan diri dalam bidang-bidang lain, dan terus menjalin
kerja sama dengan pihak- pihak yang memiliki tujuan yang sama. Cahayasaga clinic
36
dan diagnostic center yang bergerak dibiang laboratorium dan klinik menyediakan
B. Hasil Penelitian
Riaja, Kabupaten Barru pada Tanggal 1- 3 Juli 2022 dengan jumlah responden
sebanyak 24 orang.
Ajakkang
desa Ajakkang
Tabel 4.2 Distribusi hasil penelitian berdasarkan lama kerja pada petani
perokok aktif di desa Ajakkang
Lama Kerja (Tahun) Frekuensi Persentase (%)
1-5 0 0
10-15 15 62,5
>15 9 37,5
37
Jumlah 100
Sumber : Data primer, (2022)
mempunyai lama kerja 10-15 tahun dengan frekuensi 15 (62,5%), 1,5 tahun
APD ( alat pelindung diri) petani perokok aktif di desa Ajakkang dengan
Ajakkang
38
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 24 responden sebagian
C. Pembahasan
Pada penelitian ini bersifat deskriptif tentang kadar hemoglobin pada petani
perokok aktif yang terpapar pestisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kadar hemoglobin petani. Penelitian ini dilakukan pada petani di desa Ajakkang
Kabupaten Barru kecematan Soppeng Riaja. Jumlah subyek penelitian ini yaitu 24
kaya zat besi, memiliki daya gabung terhadap oksigen untuk membentuk
hemoglobin dalam sel darah merah, dengan adanya fungsi ini maka oksigen
umur 52-64 dengan frekuensi 2 responden (8%) dan umur 65-75 dengan frekuensi 1
responden (4%) . Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh
Rahayu,dkk (2014), yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh umur dengan kadar
(2014) sebagian besar >66. kolerasi antara usia dengan perubahan kadar hemoglobin
39
darah yang diperoleh semakin tua usia pasien maka perubahan kadar hemoglobin
diketahui sebagian besar responden mempunyai lama kerja 10-15 tahun dengan
frekuensi 15 (62,5%) dan responden yang memiliki lama kerja 15 tahun ke atas
dengan frekuensi 9 orang (37,5%). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
Masa kerja petani dalam jangka waktu panjang yang lama mengalami perubahan
metabolik akibat paparan pestisida, semakin lama bekerja menjadi petani akan
semakin sering kontak dengan pestisida sehingga risiko keracunan pestisida semakin
tinggi.
kebiasaan memakai APD ( alat pelindung diri) petani dengan frekuensi 20 responden
(83%), dan memakai APD sebanyak 4 responden (17%). Kadar hemoglobin yang
abnormal dapat disebabkan tidak menggunakan APD seperti masker dan sarung
tangan pada saat penyemprotan pestisida, sehingga pestisida masuk ke dalam hidung
atau kulit. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suryadhi, dkk (2013), menyatakan
bahwa petani yang tidak menggunakan alat pelindung diri dapat berkontribusi pada
penurunan kadar hemoglobin hal itu terjadi karena pada penelitian yang dilakukan
oleh Suryadhi, dkk (2013), memiliki responden sebanyak 71 petani di Desa Gede
tabanan.
40
Berdasarkan tabel 4.4 hasil pemeriksaan kadar hemoglobin pada petani
diketahui sebagian besar petani memiliki kadar hemoglobin normal (70,8%) dan
dengan penelitian Andy, dkk (2013), bahwa kadar hemoglobin pada petani yang
kategori di dalam batas normal, dimana didapatkan tidak adanya pengaruh keracunan
pestisida dengan kadar hemoglobin karena pada penelitian ini memiliki kekurangan
jumlah subyek penelitian. Dan hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Reddy (2012), dimana mereka menemukan terjadi penurunan kadar
hemoglobin pada petani yang terpapar pestisida. Perbedaan yang didapatkan pada
pada penelitian ini adalah intensitas yang berbeda dalam kegiatan penyemprotan
menjadi responden pada penelitian ini yaitu petani yang melakukan penyemprotan
responden di dapatkan kadar hemoglobin dalam batas normal pada petani perokok
aktif yang terpapar pestisida karena didukung pola hidup yang sehat dan Petani yang
menjadi responden memiliki kebiasaan sarapan atau memiliki kecukupan gizi yang
diperoleh dari makanan yang bersumber hewan atau tumbuhan dimana pada
masyarakat desa asupan gizi yang diperoleh memiliki kandungan zat besi yang tinggi
41
seperti sayuran, ikan dan beberapa jenis makanan yang memiliki kandungan zat besi
yang tinggi.
diantaranya kebiasaan merokok dan penggunaan APD (alat pelindung diri). Faktor
yang pertama yaitu merokok , seluruh responden pada penelitian dengan 24 orang
rusaknya sel silia pada saluran pernapasan sehingga kerusakan pada paru dapat
mengakibatkan semakin banyak jumlah zat kimia yang terdapat dalam rokok
seperti logam berat masuk ke dalam tubuh sehingga dapat berpengaruh pada
perokok aktif dapat disebabkan karena memiliki pola hidup yang sehat dan asupan
nutrisi yang cukup dalam tubuh sehingga tidak mempengaruhi kadar hemoglobin
penggunaan APD (alat pelindung diri). Kadar hemoglobin yang abnormal dapat
disebabkan tidak menggunakan APD seperti masker dan sarung tangan pada saat
penyemprotan pestisida, sehingga pestisida yang masuk ke dalam hidung atau kulit.
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang kadar hemoglobin pada petani perokok aktif
B. Saran
43
DAFTAR PUSTAKA
45
Kec.Tikung Kab.Lamongan. Jurnal Sains, 6(11), 21–26.
http://journal.unigres.ac.id/index.php/Sains/article/view/566
Situmorang, H., Noveri, N., Putrina, M., & Fitri, E. R. (2021). Perilaku Petani Padi
Sawah Dalam Menggunakan Pestisida Kimia di Kecamatan Harau, Kabupaten
Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia. Agro Bali : Agricultural Journal,
4(3), 418–424. https://doi.org/10.37637/ab.v4i3.743
Sodri, J. A., Adhani, R., & Hatta, I. (2018). Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan
Tindakan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Status Kebersihan Rongga Mulut
Perokok. Dentin Jurnal Kedokteran Gigi, 2(1), 32–39.
Sumerti, N. N. (2019). Merokok dan EFeknya Terhadap Kesehatan Gigi dan Rongga
Mulut. Jurnal Kesehatan Gigi, 4(2), 49–58
Suryadhi. 2013. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Akadar Hemoglobin
Pada Petani Pengguna Pestisida di Desa Riang Gede, Kecamatan Panebel,
Tabanan. Denpasar Bali. Universitas Udayana
Suryaningsih , R., Muharini, A., & Darmawati. (2014). Analisis Pengaruh Usia
Terhadap Penurunan Kadar Hemoglobin Akibat Dosis Radiasi 2000 CGY Pada
Kasus Terapi Ca Nasopharyn dan Ca Cervix Menggunakan Radiasi Eksternal di
RSUP dr. Sardijito. Teknofisika, 59-62
Syauqy, A., & Fitri, A. D. (2017). Pengaruh Merokok Terhadap Ph Saliva Dan
Aktivitas Enzim Ptialin Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi. Jambi Medical Journal “Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan,” 5(1), 29–40.
Https://Online-Journal.Unja.Ac.Id/Kedokteran/Article/View/3670
Wibowo, D. V., Pangemanan, D. H. C., & Polii, H. (2017). Hubungan Merokok
dengan Kadar Hemoglobin dan Trombosit pada Perokok Dewasa. Jurnal E-
Biomedik, 5(2). https://doi.org/10.35790/ebm.5.2.2017.18510
Wulandari, R. D. (2016). Abnormalities in Haemoglobin Synthesis: Thalassemia and
It’s Epidemiology. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma, 5(2), 33–43.
Yuantari, M. G. C., Widiarnako, B., & Sunoko, H. R. (2013). Tingkat Pengetahuan
Petani dalam Menggunakan Pestisida ( Studi Kasus di Desa Curut Kecamatan
Penawangan Kabupaten Grobogan ). Seminar Nasional Pengelolaan
Sumberdaya Alam Dan Lingkungan 2013, 142–148.
46
LAMPIRAN LEMBAR DOKUMENTASI
C. Penanganan sampel
48
Works Cited
(n.d.).
Anamisa. (2015). Rancangan Bangun Metode OTSU Untuk Deteksi Hemoglobin. Jurnal
ilmu kompurt dan sains Tarapan.
Artini, N. R., Vidika, D. P., & Hendrayana , M. D. (2020, 10). Analisi kadar Hemoglobin
dan Hemotokrit Pada Petani Sayur Pengguna Pestisida di Desa Gubug Kecmatan
Tabanan. 11(2).
Astuti, H. P., & Pangesti, C. B. (2021). Hubungan Pola Makan dan Komsumsi Zat Besi
dengan Kejadian Anemia Pada Mahasiswa Program Studi Diploma 3 Kebidanan.
Profesi, 19(1), 8-14.
Erwin, D. H. (2019). Edukasi Petani Pengguna Pestisida Secara Aman dan Sehat di Bima,
Indonesia. Jurnal sains Tarapan.
49
Gunandi, V. I., Mewo, Y. M., & Tiho, M. (2016, 7). Gambaran Kadar Hemoglobin Pada
Pekerja Bangunan. Biomedik, 4(2).
Ivnaini, A. (2019, 12). Analisa Kebijakan Hukum Pengelolaan Pestisida. Issue, 7(2).
Lailla, M., Zainiar, & Fitri, A. (2021). Perbandingan Hasil Pemeriksaan Hemoglobin Secara
Digital Terhadap Hasil Pemeriksaan Hemoglobin Secara Cyanmethemoglobin.
JPLP ( Jurnal pengelolaan Laboratorium pendidikan), 3(2), 63-68.
Mandang, M., Sondakh, M. L., & Loach, O. H. (2020, 1). Karakteristik Petani Berlahan
Sempit i Desa Tolok Kecamatan Tompasa. Agri-sosialEkonomi Unsrat, 16(1), 105-
114.
Mutia, V., & Oktarlina, R. Z. (2019). Keracunan Pestisida Kronik Pada Petani. JIMKI, 7(2).
Syaiful, A. (2017). Hubungan kadar hemoglobin dengan kebugaran jasmani pada tim
sepak bola putra usia 18 tahun elfaza Surabaya.
50
Wibowo Devina Z, P. D. (2017). Hubungan Merokok dengan Kadar Hemoglobin dan
Trombosit pada Perokok Dewasa. Biomedik.
Mutia, V., & Oktarlina, R. Z. (2019). Keracunan Pestisida Kronik Pada Petani.
JIMKI, 7(2).
Bibliography
(n.d.).
Anamisa. (2015). Rancangan Bangun Metode OTSU Untuk Deteksi Hemoglobin. Jurnal
ilmu kompurt dan sains Tarapan.
Artini, N. R., Vidika, D. P., & Hendrayana , M. D. (2020, 10). Analisi kadar Hemoglobin
dan Hemotokrit Pada Petani Sayur Pengguna Pestisida di Desa Gubug Kecmatan
Tabanan. 11(2).
Astuti, H. P., & Pangesti, C. B. (2021). Hubungan Pola Makan dan Komsumsi Zat Besi
dengan Kejadian Anemia Pada Mahasiswa Program Studi Diploma 3 Kebidanan.
Profesi, 19(1), 8-14.
Erwin, D. H. (2019). Edukasi Petani Pengguna Pestisida Secara Aman dan Sehat di Bima,
Indonesia. Jurnal sains Tarapan.
Gunandi, V. I., Mewo, Y. M., & Tiho, M. (2016, 7). Gambaran Kadar Hemoglobin Pada
Pekerja Bangunan. Biomedik, 4(2).
Ivnaini, A. (2019, 12). Analisa Kebijakan Hukum Pengelolaan Pestisida. Issue, 7(2).
51
Lailla, M., Zainiar, & Fitri, A. (2021). Perbandingan Hasil Pemeriksaan Hemoglobin Secara
Digital Terhadap Hasil Pemeriksaan Hemoglobin Secara Cyanmethemoglobin.
JPLP ( Jurnal pengelolaan Laboratorium pendidikan), 3(2), 63-68.
Mandang, M., Sondakh, M. L., & Loach, O. H. (2020, 1). Karakteristik Petani Berlahan
Sempit i Desa Tolok Kecamatan Tompasa. Agri-sosialEkonomi Unsrat, 16(1), 105-
114.
Mutia, V., & Oktarlina, R. Z. (2019). Keracunan Pestisida Kronik Pada Petani. JIMKI, 7(2).
Suryaningsih , R., Muharini, A., & Darmawati. (2014). Analisis Pengaruh Usia Terhadap
Penurunan Kadar Hemoglobin Akibat Dosis Radiasi 2000 CGY Pada Kasus Terapi
Ca Nasopharyn dan Ca Cervix Menggunakan Radiasi Eksternal di RSUP dr.
Sardijito. Teknofisika, 59-62.
Syaiful, A. (2017). Hubungan kadar hemoglobin dengan kebugaran jasmani pada tim
sepak bola putra usia 18 tahun elfaza Surabaya.
53