NIM : 856334607
B. Penilaian Non-tes
Teknik penilaian jenis ini meliputi teknik penugasan, pengamatan, dan hasil
kerja/produk. Teknik-teknik tersebut memiliki ciri khas dan tujuan yang
berbeda-
beda.
· Penugasan
Penilaian penugasan merupakan suatu teknik penilaian yang menuntut peserta
didik melakukan kegiatan tertentu diluar kegiatan pembelajaran di kelas. Teknik
penilaian ini dapat diberikan secara individual maupun berkelompok, bisa
berupa tugas atau proyek.
Contoh: Menyuruh memberikan Pekerjaan Rumah (PR) kepada siswa. Buatlah
Rencana Anggaran Biaya rumah tinggal dengan luas rumah 50 m 2, dan
kumpulkan di akhir semester.
Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan jalan percakapan baik secara langsung (face to
face). Contoh: Guru dan siswa dihadapkan pada kondisi 4 mata dan
mewawancarai.
· Angket
Teknik ini adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh siswa. Pada
umumnya tujuan penggunaan angket dalam proses pembelajaran ialah untuk
memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu
bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar siswa.
Contoh: Guru membuat angket dengan format bagan tentang cara belajar yang
menurut siswa baik. Guru selalu memberikan post test di akhir pertemuan,
sangat setuju/setuju/tidak setuju/sangat tidak setuju.
· Sosiometri
Teknik ini merupakan suatu penilaian untuk menentukan pola pertalian dan
kedudukan seseorang dalam suatu kelompok. Sehingga sosiometri merupakan
alat yang tepat untuk menilai hubungan sosial dan tingkah laku sosial dari
murid-murid dalam suatu kelas, yang meliputi struktur hubungan individu,
susunan antar individu, dan arah hubungan sosial.
Contoh: Guru menyuruh siswa membentuk kelompok dengan teman yang
disukainya atau guru membentuk kelompok siswa sesuai dengan pemerataan
kemampuan.
Sasaran yang dinilai dalam penilaian proses adalah tingkat efektivitas kegitan belajar
mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian proses merupakan upaya
mengumpulkan informasi tantang kemajuan belajar siswa yang selanjutnya digunakan untuk
keperluan perbaiakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Penilaian proses dari:
a. Penilaian terhadap siswa
Penilaian terhadap siswa sebagai pelajar mencakup penilaian yang berkaitan dengan:
1) Perkembangan konseptual anak;
2) Tingkat kemampuan menghadapi tantangan;
3) Interaksi siswa dengan siswa lainnya;
4) Kemampuan anak berkomunikasi;
5) Karasionalan argumen/alasan;
6) Kerjasama dan kekompakan serta produktivitas kegiatan kelompok;
7) Partisipasi siswa dalam diskusi kelompok
8) Penggunaan bahasa dengan baik;
b. Penilain terhadap guru
Penilaian terhadap guru mencakup hal-hal yang berkaitan dengan:
1) Proses pembelajaran:
2) Pendekatan dan metode yang digunakan:
3) Materi pembelajaran yang mencakup: pemilihan tama, topik dan unit:
4) Kelengkapan pembelajaran yang disesuaikan guru.
2. Penilaian terhadap produk kegiatan
Sasaran yang dinilai dalam penilaian hasil belajar adalah tingkat penguasaan peserata
didik tentang apa yang telah dipelajarinya. Penilaian hasil belajar merupakan upaya
mengumpulkan informasi untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan
yang telah dikuasai siswa pada setiap akhir pembelajaran. Penilaian terhadap produk
meliputi:
a. Penilaian terhadap siswa dilakukan melalui pengamatan terhadap hasil belajar anak yang
tergambarkan melalui:
1) Kemampuan menulis laporan:
2) Kemampuan menyatakan gagasan dalam bentuk gambar, diagram, grafik dan symbol
lainnya:
3) Rekaman, video dan kaset hasil unjuk kerja siswa.
b. Penilaian terhadap guru dilakukan berdasarkan hasil:
1) Daftar cek yang dilakukan oleh rekan guru lainnya terhadap strategi dan pengelolaan belajar
mengajar yang telah dilakukan:
2) Masukan dari anak, orang tua dan rekan guru lainnya berkaitan dengan strategi dan proses
belajar mengajar yang telah dilakukan.
Berkaitan dengan paparan diatas, penilaian yang dilakukan hendaknya valid
mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka dan berkesinambung-an
sebagaimana disarankan dalam Penilaian Berbasis Kelas (PBK). Kuswari (2004)
mengemukakan bahwa PBK merupakan suatu penilaian berdasarkan suatu pengumpulan,
pelaporan dan pengunaan informasi tantang hasil belajar siswa yang diperoleh melalui
pengukuran dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti
otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. PBK secara umum bertujuan untuk
memberikan penghargaan terhadap pencapaian belajar siswa dan memperbaiki program dan
kegiatan pembelajaran. Sedangkan secara khusus, PBK bertujuan untuk memberikan (1)
informasi tentang kemajuan belajar siswa, (2) informasi yang dapat digunakan untuk
membina kemajuan belajar lebih lanjut, (3) motivasi belajar siswa dan melakukan pemberian
bimbingan yang lebih tepat.
Fungsi PBK bagi siswa dan guru adalah untuk membantu siswa, (1) dalam
mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangkan perilakunya kearah yang lebih
baik dan maju, (2) siswa mendapat kepuasan atas apa yang dikerjakannya, (3) membantu
guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang digunakan telah memadai atau tidak
dan (4) membantu guru membuat pertimbangan dan keputusan administrasi.
Penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran terpadu diharapkan dapat
mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang harus dikuasai anak secara
seimbang dalam ketiga ranah yakni kognitif, afektif, dan psikomotor dengan menggunakan
berbagai bentuk model alat penilaian yang tepat.
C. BENTUK ALAT PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
1. Bentuk Penilaian Alternatif
Seperti halnya penyelenggaraan penilaian yang lazim dilaksanakan maka perlu
dirancang instrument penilaian yang mencakup 2 tipe utama yaitu tes dan non tes. Teknik
bentuk alternatif penilaian dengan tes ada dua jenis yaitu tes essay dan tes objektif yaitu
sebagai berikut:
a. Tes essay
Pada bentuk tes essay menghendaki jawaban secara terurai tentang suatu masalah.
Jawaban menitikberatkan pada ingatan, daya pengenalan kembali dan kelogisan test. Dalam
hal ini tes dituntut memiliki kecakapan dan keterampilan dalam memilih kata-kata yang tepat
untuk dituangkannya kedalam uraian.
Tes yang tingkat penguasaan bahasan dan materi ilmunya rendah, akan memberikan
jawaban yang kurang memuaskan, dalam arti jawabannya singkat dan jalan fikirannya sukar
dipahami. Sebaliknya bagi tes yang terampil dan pandai memilih kata-kata akan memberikan
yang jauh lebih baik dan relative memuaskan, apalagi didasari oleh penguasaan materi ilmu
yang baik. Walaupun tes itu lebih baik dari pada temannya kaerna kepandaiannya memilih
kata.
Pada dasarnya ada 2 macam bentuk pertanyaan essay yaitu essay bebas dan essay
terbatas.
b. Tes Objektif
Tes objektif terdiri dari dari benar salah, pilihan gada dan menjodohkan.
Adapun bentuk alternatif dengan teknik nontes yang akan dibahas pada bagian ini
meliputi:
a. Catatan sekolah
Catatan sekolah merupakan laporan tentang kemajuan belajar siswa berupa deskripsi tentang
aspek-aspek yang dialami siswa berkaitan dengan mata pelajaran disekolah.
b. Cuplikan kerja
Penilaian yang dilakukan dengan melihat siswa melakukan tugas/proses atau produk yang
dibuat siswa untuk selanjutnya melihat dan menilai proses dan produk tersebut untuk
menentukan tingkat pengetahuan atau skill mereka merupakan penilaian performance
(penilaian kinerja). Produk yang merupakan cuplikan kerja siswa merupakan unjuk kerja
kegiatan yang dihasilkan siswa berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang sedang
dipelajari.
c. Portofolio
Portofolio menilai kemajuan siswa pada suatu periode yang didasarkan pada berbagai tugas
(jurnal, kaset, karya seni, dan produk atau kreasi lain) yang memungkinkan mengarahkan
siswa pada penunjukan pemahaman tentang suatu konsep. Portofolio merupakan berkas
bukti-bukti yang disusun untuk mendapatkan akreditasi perolehan belajar melalui
pengalaman. Dalam format penilaian portofolio dideskripsikan tentang metode, pemenuhan
kriteria, dan keputusan (diterima, ditolak, bersyarat dengan tambahan). Untuk ini lampiran
berkas bukti-bukti untuk kerja siswa harus diperhatikan. Portofolio bersifat terbuka bagi
siswa sehingga siswa dapat menilai diri sendiri (self evaluation) dan juga bias memberi
informasi tambahan untuk menilai kompetensi siswa.
d. Wawancara
Wawancara adalah teknik penilaian lisan yang digunakan untuk memperoleh jawaban dari
siswa tentang Sesuatu yang telah dipelajari. Penilaian dengan wawancara ini dapat dipakai
sebagai penunjang atau pelengkap jika dengan penilaian yang lain belum didapatkan
gambaran yang jelas tentang siswa. Wawancara ini dapat dilakukan secara individual ataupun
kelompok. Yang perlu diperhatikan pada saat wawancara adalah memberikan rasa aman
kepada siswa sehingga mereka mampu mengungkapkan kepada guru secara nyaman dan
tidak terpaksa.
e. Observasi
Observasi adalah teknik penilaian alternative yang dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan secara teliti serta mencatat secara sistematis tentang sesuatu yang terjadi dikelas
berkaitan dengan materi yang ditargetkan guru. Observasi ini harus selalu diusahakan dalam
situasi yang alami agar mendapatkan data yang sebenarnya. Observasi bertujuan
mengungkapkan perilaku nonverbal dan terfokus pada aspek-aspek terkait. Prosedur
penilaian dengan observasi harus memperhatikan, (1) spesifikasi tingkah laku yang akan
dinilai, (2) konteks dan metode yang akan digunakan, dan (3) alat penyimpan hasil yang
digunakan.
f. Jurnal
Jurnal merupakan catatan harian siswa yang menggambarkan kegiatan siswa setiap hari.
Jurnal ini dapat berisikan hal-hal yang dilakukan siswa didalam kelas maupun di luar jam
sekolah. Selain itu dapat juga dipakai oleh guru untuk memberi pertimbangan, motivasi, dan
penguatan kepada siswa.
g. Rubrik
Hal ini dilakukan misalnya dengan jalan guru bersama siswa menyusun kriteria penilaian
tentang laporan pekerjaan anak. Dengan melibatkan anak dalam kegiatan pembelajaran dan
penilaian diharapakan anak mengetahui perkembangannya dan hal itu dimanfaatkan untuk
meningkatakan proses belajar-mengajar.
h. Catatan Anekdotal (file Card)
Catatan anekdotal merupakan catatan pengamatan informasi yang menggambarkan
perkembangan bahasa maupun perkembangan sosial, kebutuhan, kelebihan, kekurangan,
kemajuan, gaya belajar, keterampilan, dan strategi yang digunakan peserta didik atau yang
berkaitan dengan hal apa saja yang tampak bermakna ketika dilakukan pengamatan. Catatan
ini berisi komentar singkatnyang spesifik mengenai sesuatu yang dikerjakan dan yang perlu
dikerjakan siswa yang didokumentasikan secara terus-menerus sehingga menggambarakan
kemampuan berbahasa anak secara luas. Aktivitas anak yang memperagakan kemampuan dan
perkembangan diri anak dicatat pada kartu (setiap anak satu kartu). Catatan tersebut
mencakup juga kelebihan, kekurangan, dan kemajuan-kemajuan yang dicapai siswa.
Sebelum guru melakukan penilaian dengan menggunakan bentuk penilaian tertentu
sebagaimana diuraikan diatas, sebaiknya diketahui terlebih dahulu kriteria penilaian yang
baik yakni:
a. Sesuainya tugas penilaian dengan masalah yang akan dilihat (kognitif, afektif, dan
psikomotor);
b. Sesuainya tugas penilaian dengan tujuan pengajarannya;
c. Kemampuan tugas penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukan
kemampuan dan kemajuan siswa;
d. Tugas penilaian bersifat menarik, menantang dan bermanfaat.
Penilaian juga perlu dilakukan secara otentik terhadap keseluruhan kompetensi yang
telah dipelajari siswa melalui kegiatan pembelajaran. Sebagaimana dikemukakan diatas,
ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, ranah yang perlu dinilai meliputi ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor (kognisi, sikap, dan keterampilan). Oleh karena itu, dalam
penilaian pembelajaran terpadu, penilaian berkaitan dengan ketiga ranah tersebut, antara lain:
a) Ranah kognitif
Tingkat kemampuan kognitif dapat diukur atas dasar tingkatnya. Mulai dari tingkat
yang sederhana sampai kepada tingkat yang tinggi atau sukar, yang terdiri dari enam
tingkatan sebagai berikut:
a. Ingatan (K1)
Pada tingkat ini pengukuran dan penilaian baru berkisar hanya pada pengetahuan saja. Artinya
baru sampai pada tingkat mengingat kan hal-hal yang sedang dipelajari siswa. Ingatan adalah
kemampuan seseorang untuk mengenal kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumurs-
rumus dan sebagainya .
b. Pemahaman (K2)
Pada tingkat ini penilaian dan pengukuran berkisar pada sampai manakah siswa telah
memahami materi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan proses berfikir dimana
dituntut untuk memahami yang berarti mengetahui tentang sesuatu hal serta dapat melihatnya
dari berbagai segi. Misalnya kemampuan menguraikan sesuatu rumusan kedalam kalimat
atau uraian yang verbal, dapat menerangkan atau memperluas arti dari suatu istilah
c. Penerapan (K3)
Pada tingkat ini pengukuran dan penilaian akan kemampuan penerapan. Pada tingkat ini siswa
seharusnya dapat menggunakan hal-hal yang dipelajari untuk situasi baru atau situasi lain
pada waktu berlangsung situasi belajar mengajar.
Penerapan (aplikasi) adalah proses berfikir yang setingkat lebih tinggi dari pemahaman.
Dalam aplikasi seseorang diharapkan mampu memilih menggunakan dan menerapkan dengan
tetap sesuatu teori, hukum, metode, jika dihadapkan dengan situasi baru. Misalnya
kemampuan untuk meramalkan pengaruh yang akan terjadi, jika diadakan suatu perubahan
pada satu atau meramalkan terjadinya bahaya erosi dan banjir akibat dari penebangan pohon
secara besar – besaran pada hutan yang ada.
d. Analisis (K4)
Pada tingkat ini pengukuran dan penilaian kita akan menganalisis. Pada tingkat ini siswa
seharusnya telah dapat memecahkan hal-hal yang telah dipelajari menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil untuk memudahkan mempelajarinya dan menguasainya. Jenjang kemampuan
berfikir berikutnya yang setingkat lebih tinggi dari aplikasi adalah analisis, yaitu suatu
kemampuan untuk menguraikan sesuatu bahan atau diantara bagian atau factor yang satu
dengan bagian atau faktor yang lainnya.
e. Sintesis (K5)
Pada tingkat ini siswa telah sampai pada kemajuan menghubungkan bagian-bagian hal-hal
yang telah dipelajari dan untuk selanjutnya dapat merumuskan atau membentuk sesuatu yang
baru.
Sintesis ialah sesuatu kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses analisis
yaitu suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga
menjelma menjadi suatu pola struktur atau bentuk baru.
f. Evaluasi (K6)
Pada tingkat ini siswa telah mampu menilai sesuatu untuk tujuan-tujuan tertentu. Evaluasi
adalah jenjang yang tinggi dalam bentuk domain kognitif Taksonomi Bloom. Evaluasi
merupakan kemampuan seseorang untuk dapat memberikan pertimbangan terhadap suatu
situasi, nilai-nilai, ide-ide, pemecahan, atau metode tertentu berdasarkan suatu patokan atau
kriteria.
Misalnya jika seseorang dihadapkan kepada beberapa pilihan ia akan mampu memilih atau
pilihan terbaik sesuai dengan patokan atau perkiraan yang ada. Patokan atau perkiraan
tersebut tersebut ditinjau dari berbagai segi seperti ketepatgunaan, ketepatan waktu, dampak
pengaruh sampingan dan sebagainya.
b) Ranah Afektif
Untuk mengukur kemampuan afektif pun melalui tingkat-tingkat dari yang
sederhana atau rendah sampai pada tingkat atas atau tinggi adalah sebagai berikut :
1. Pada tingkat pertama pengukuran berkisar baru pada kemampuan cara siswa menerima
sesuatu. Yang diukur baru hanya terhadap sikap menerimanya, apakah siswa mau menerima
yang diajarkan kepadanya.
2. Pada tingkat yang kedua pengukuran pada kemampuan penanggapan siswa. Artinya pada
tingkat ini yang diukur adalah kemampuan siswa didalam berpartisipasi secara aktif atas
dasar minat yang dimilikinya terhadap sesuatu yang diajarkan.
3. Pada tingkat ketiga pengukuran pada kemampuan siswa dalam menghargakan susuatu.
Artinya mengukur sampai dimanakah siswa telah dapat menghargakan sesuatu. Dan hal ini
akan dinyatakan dengan tingkah laku siswa terhadapnya.
4. Tingkat keempat pengukuran pada kemampuan mengorganisasi. Yang diukur ialah
kemampuan siswa didalam membandingkan, menghubungkan dan mengsintesa nilai-nilai
atas dasar tanggung jawabnya.
5. Tingkat kelima pengukuran pada sifat-sifat siswa. Pada tingkat ini yang diukur ialah sifat-
sifat siswa terkendali terhadap sesuatu. Dan ini akan dinyataka didalam sikap hidup siswa.
c) Ranah Psikomotor
Untuk mengukur kemampuan gerak pun akan melalui tingkat-tingkat yang dimulai
dari tingkat yang sederhana sampai pada tingkat yang tinggi. Dan tingkat tersebut terdiri dari
lima tingkatan sebagai berikut :
1. Pada tingkat pertama kemampuan yang diukur hanya berkisar pada kemampuan meniru
gerak. Jadi apakah gerakan yang dibuatnya telah dapat dilaksanakan dengan prinsip gerak
yang diajarkan.
2. Tingkat kedua pengukuran terhadap kemampuan menggunakan yang telah diajarkan. Pada
tingkat ini yang diukur ialah sampai dimanakah siswa telah dapat menggunakan konsep-
konsep yang ada untuk melakukan gerak-gerak yang sesuai dengan konsep itu.
3. Tingkat ketiga pengukurann terhadap kemampuan ketelitian. Yang diteliti ialah tingkat
kesempurnaan gerak atau kebenaran daripada gerakan yang dilakukan.
4. Tingkat keempat pengukuran akan kemampuan merangkai gerak. Yakini kemampuan
melakukan beberapa bentuk gerakan secara berangkai dan berkesinambungan.
5. Tingkat kelima ialah pengukuran akan kemampuan naturalisasi. Yakni kemampuan siswa
melakukan gerakan secara wajar dan efisien.