Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENALARAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

DIMAS ARZA MAKALALAG

NIM: 22126013

MUHAMMAD REZA ABDUL

NIM: 22126026

OKTAVIANUS IBRAHIM

NIM: 22126008

SRI WAHYUNI LESTARI SAID

NIM: 22126022

RIZKA AMALIA LUMORING

NIM: 22126010

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

T.A. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha


Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan ini kami panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karuniah-Nya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul makalah
“PENALARAN”.

Dalam penulisan makalah ini kami selaku penulis, tidak sedikit menemukan
beberapa hambatan. Namun karena kerja keras, kekompakkan, serta dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu kami menyadari jika dalam pembuatan makalah ini masih
ada banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat
bagi penulis dan pembaca.

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
................................................................................................................
ii

DAFTAR ISI
................................................................................................................
iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
.................................................................................................
1
B. Rumusan masalah
.................................................................................................
1
C. Tujuan
.................................................................................................
1

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Penalaran
.................................................................................................
.2
B. Hukum-Hukum Penalaran
.................................................................................................
5
C. Unsur Pembangun Penalaran
.................................................................................................
5

iii
D. Bentuk dan Pola Penalaran
.................................................................................................
6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
................................................................................................
7
B. Saran
................................................................................................
7

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….8

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara sederhana penalaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses dalam
pengambilan kesimpulan dengan berdasarkan proposisi-proposisi yang
mendahuluinya. Penalaran juga merupakan suatu proses pikiran, ialah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan yang empirik (pengamatan
yang diperoleh melalui pengalaman) menghasilkan pula sejumlah konsep
dan pengertian, berdasarkan pengamatan yang sejenis dengan terbentuk
ptoposisi-proposisi yang sejenis. Dengan demikian berdasarkan jumlah
proposisi yang diketahui atau yang dianggap benar, sehimgga orang akan
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Dengan demikian penalaran ialah suatu proses berpikir yang berusaha
menghubungkan fakta-fakta yang diketahui dan menuju pada suatu
kesimpulan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penalaran?
2. Apa saja unsur-unsur proposisi dalam suatu penalaran?
3. Apa yang dimaksud dengan deduktif?
4. Apa saja hukum-hukum dalam penalaran?
5. Apa saja bentuk dan pola penalaran?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pengertian dan unsur-unsur dalam penalaran.
2. Untuk mengetahui hukum-hukum dalam penalaran.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dan pola-pola penalaran.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Ada tiga bentuk pemikiran, yakni pengertian (concept), pernyataan (proposition),


dan penalaran (reasoning). Pengertian merupakan suatu yang abstrak. Pengertian
terbentuk bersamaan dengan observasi empiris. Adapun aktivitas suatu pikiran
terjadi bersamaan dengan aktivitas indera. Tepat tidaknya pengertian, bergantung
pada tepat tidaknya pada observasi empiris. Pengertian disampaikan dalam wujud
lambang, yakni bahasa dan dalam bahasa lambang pengertian ialah kata. Adapun
rangkaian pengertian disebut dengan pernyataan atau proposisi. Proposisi disebut
dengan kalimat. Sebuah proposisi terdiri dari tiga unsur yakni subjek, predikat, dan
kata penghubung. Proposisi dibedakan menjadi 2 macam, yakni proposisi empirik
atau proposisi dasar dan proposisi mutlak atau pernyataan yang dapat di verifikasi
secara empirik.

• Contoh proposisi empiric :


Anjing hitam itu besar
Anjing itu hitam
Anjing hitam itu lucu
Laut berwarna biru
• Contoh proposisi mutlak :
Janda adalah wanita yang pernah kawin
Duda adalah pria yang pernah kawin
Segala sesuatu mempunyai sebab
Dua garis sejajar tidak pernah bertemu
A. Hakikat Penalaran
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan data dan
fakta. Data dan fakta dikaitkan satu sama lain untuk mendapatkan kesimpulan.
Dengan corak berpikir yang biasa digunakan adalah induktif dan deduktif.

1. Pengertian Penalaran

2
Penalaran adalah bentuk tertinggi dari pemikiran. Oleh karena itu, penalaran
lebih rumit dibanding pengertian dan proposisi. Secara sederhana penalaran
dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan
proposisi-proposisi yang mendahuluinya.
Contoh:
Logam 1 dipanasi dan memuai
Logam 2 dipanasi dan memuai
Logam 3 dipanasi dan memuai
Logam 4 dipanasi dan memuai
Logam 5 dipanasi dan memuai, dan seterusnya
Jadi: Semua logam yang dipanasi memuai

2. Konklusi dan Premisi


Dari contoh di atas, dapat kita katakan bahwa penalaran ialah berat pikiran dari
proposisi 1 dan seterusnya, hingga proposisi terakhir (kesimpulan). Sebuah
penalaran terdiri atas premis dan kesimpulan. Premis di bedakan menjadi
premis mayor dan premis minor.

3. Penalaran Deduktif dan Induktif


a. Deduktif
Penalaran deduktif ialah pola piker yang bertolak dari sebuah prinsip umum
kemudian di identifikasi dan di buat kesimpulan mengenai hal-hal yang
khusus.
b. Induktif
Penalaran induktif ialah yang bertolak dari hal-hal yang khusus untuk
menurunkan suatu kesimpulan.
Tiga corak induksi adalah induksi yang menghasilkan kesimpulan umum
(generalisasi), induksi yang menurunkan analog, dan induksi hubungan
sebab-akibat (clausa).

1. Generalisasi

3
Generalisasi adalah proses penalaran yang mengandalkan beberapa
pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan
yang bersifat umum. Dengan kata lain, simpulam yang diperoleh tidak lebih
khusus dari pernyataan (pesimis).
2. Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal
yang mempunyai sifat yang sama.
3. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah penaralan yang diperoleh dari gejala-gejala yang
saling berhubungan. Hubungan kausal ini ada tiga hubungan antar masalah,
yaitu sebagai berikut:
a. Hubungan Sebab-Akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping itu, hubungan ini
dapat berpola A menyebabkan B, C, D, dan seterusnya. Kaitannya dengan
hubungan kausal diperlukan kemampuan penalaran untuk mendapatka
simpulan penalaran.
b. Hubungan Akibat-Sebab
Disini dimulai dengan fakta yang menjadi akibat. Fakta tersebut kemudian
di analisis untuk mencari sebabnya.
c. Hubungan sebab menimbulkan serangkaian akibat
Suatu sebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah
menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua demikian seterusnya hingga
timbul rangkaian beberapa akibat.

B. Hukum-Hukum Penalaran

4
Sebuah proposisi di katakana benar apabila ada kesesuaian antara subjek dan
predikat. Suatu penalaran dinamakan logis apabila mempunyai bentuk yang
tepat sehingga penalaran tersebut sahih.
Hubungan kebenaran antara premis dan konklusi dapat di rumuskan dalam
hukum-hukum penalaran sebagai berikut:
1. Hukum pertama: Apabila premis benar, konklusi benar.
2. Hukum kedua: Apabila konklusi salah, premisnya pun salah.
3. Hukum ketiga: Apabila premisnya salah, konklusi benar dapat pula salah.
4. Hukum keempat: Apabila konklusi benar premisi dapat benar dapat pula salah.

C. Unsur Pembangun Penalaran


Karakteristik unsur-unsur penalaran di kemukakan sebagai berikut.
1. Pendirian
Pendirian merupakan gagasan yang diekspresikan atau simpulan yang
diinginkan oleh penulis/penutur agar diterima oleh penbaca/pendengarnya.
2. Bukti
Yakni fakta atau kondisi yang secara objektif dapat diamati, keyakinan atau
premis yang secara umum telah diterima sebagai kebenaran atau simpulan yang
telah mantap.
3. Penyimpulan
Penyimpulan dalam karya tulis dapat berupa saran didalamnya termasuk
harapan, anjuran, usul, dan tuntutan. Sebagian yang lainnya berupa peristiwa
dan penilaian.

D. Bentuk dan Pola Penalaran

5
Bentuk penalaran dalam karya tulis dapat berupa bentuk penalaran asosiatif.
Bentuk penalaran asosiatif tidaklah mutlak hanya berupa satu jenis penalaran,
tetapi lebih mengarah pada kecenderungan, terutama pada unsure bukti dan
pembuktiannya. Menurut Toulmin (1990) pola penalaran merupakan gambaran
umum tentang struktur unsure-unsur pembangun penalaran.
Pola penalaran menyatakan persamaan, perbandingan, kepastian, sebab akibat,
atau akibat sebab sesuai dengan bentuk penalarannya.

BAB III

6
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa dalam mengarang sebuah karya tulis proses
penalaran berperan sangat penting dalam menentukan dan menghubungkan
data dan fakta saling dikaitkan satu sama lain untuk menurunkan
kesimpulan. Penalaran juga merupakan proses berpikir yang melibatkan
logika. Dan dalam suatu penalaran terdapat syarat kebenaran didalamnya
bahwasanya semua pesimis harus benar baik secara formal dan material.
Adapun unsur-unsur penalaran dalam suatu karya tulis ialah, topik, dasar
pemikiran, proposisi, proses berpikir secara ilmiah, logika, sistematika,
permasalahan, menganalisis, agrumentasi, hasil, dan kesimpulan.

B. SARAN
Sebagai akhir dari penulisan makalah ini, penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut.
Sebagaimana dengan materi dalam makalah ini bahwasanya dalam
mengarang atau menulis suatu karya ilmiah suatu penalaran harus sangat
diperhatikan, sehingga penulisan karya-karya tulis tersebut dapat
dimengerti secara logis dan dengan kesimpulan yang jelas.
Dalam menulis sebuah karya tulis, kita harus mengetahui unsur-unsur dan
hukum-hukum dalam penalaran yang akan kita sajikan jika kita membuat
sebuah karya tulis.

DAFTAR PUSTAKA

7
RUJUKAN DARI BUKU

Dr. Ardianto, M.Pd, 2011. Bahasa Indonesia,Manajemen bahasa dalam


penulisan karya ilmiah, Hlm. 102-111.

Anda mungkin juga menyukai