Anda di halaman 1dari 12

BAB 8

LIPIDA

1. PENDAHULUAN

Lipida merupakan salah satu biomolekul sel yang larut dalam pelarut organik seperti metanol, aseton,
klorofrom dan benzene. Molekul lipida mengandung sejumlah besar atom karbon, hidrogen, oksigen dan
kadang-kadang ditambah nitrogen dan posfor. Berdasarkan sifat kimianya, lipida dibagi atas lipida netral
dan lipida amfifilik. Berdasarkan fungsi biologisnya, lipida dibagi menjadi lipida cadangan (storage fat)
dan lipida struktural seperti fospolipid penyusun membran sel. Bab ini membahas tentang klasifikasi
lipida, struktur dan cara pemberian nama, sifat lipida dan fungsi biologis lipida.

Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa dapat :


1.Mendeskripsikan struktur dan pemberian nama lipida.
2.Mengklasifikasi lipida berdasarkan komposisi kimia, sifat kimia, fungsi biologis dan sumbernya.
3. Menjelaskan hubungan lipida dengan kesehatan tubuh.
4. Bertindak aktif menjaga agar kondisi tubuh sehat.

2. URAIAN MATERI

Lipida merupakan salah satu biomolekul sel yang larut dalam pelarut organik seperti metanol, aseton,
klorofrom dan benzene. Molekul lipida mengandung sejumlah besar atom karbon, hidrogen, oksigen dan
kadang-kadang ditambah nitrogen dan posfor. Berdasarkan sifat kimianya, lipida dibagi atas lipida netral
dan lipida amfifilik. Contoh lipida netral adalah trigliserida, kolestrol, sterol-sterol lain dan gugus
isoprenoid dengan esternya (vitamin). Sedangkan lipida amfifilik terdiri atas berbagai jenis fosfolipida
(lesitin,etanol amin, sfingolipida) dan glikolipida. Lipida amfifilik memiliki dua sifat yaitu polar-ester
yang dapat larut dalam air dan gugus non polar- alifatis yang tidak larut dalam air, sehingga berperan
penting dalam pembentukan sel membran dan dalam industri dipakai sebagai zat pengemulsi dan
surfaktan. Sfingomielin termasuk fospolipid terdapat dalam cairan otak dan jaringan saraf lain sebagai
bagian dari sarung mielin (cairan otak). Sedangkan trigliserida digunakan sebagai lipida cadangan tubuh
dan sebagai sumber energi. Fungsi lipida (kolesterol) sebagai bahan baku hormon juga sangat
berpengaruh terhadap proses biologis di dalam tubuh yaitu pembentukan hormon seks. Tetapi jika kadar
lipida (kolesterol) dalam darah berlebih dapat menimbulkan penyakitjantung koroner akibat penyumbatan
pembuluh darah. Berdasarkan fungsi biologisnya, lipida dibagi menjadi lipida cadangan (storage fat) dan
lipida struktural seperti fospolipid penyusun membran sel. Berdasarkan sumbernya lipida digolongkan
atas lemak hewani seperti kuning telur, lemak susu, minyak ikan, daging, keju dan lemak nabati seperti
minyak kelapa, coklat, margarin, minyak zaitun dan lain-lain.

Klasifikasi Lipida
Berdasarkan kompossisi kimianya, lipida diklasifikasi sebagai berikut :

1. Lipida sederhana, terdiri dari lemak netral yaitu ester asam lemak dengan gliserol (contohnya
monogliserida, digliserida, trigliserida) dan ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul yang
tinggi (contohnya ester sterol, lilin/ malam, ester vitamin A, ester vitamin D).
2. Lipida majemuk, terdiri dari fosfolipid, lipoprotein, glikolipid.

Murniaty Simorangkir – Biokimia I – Unimed Press, Medan, www.unimed.ac.id, 2014,


ISBN 978-602-1.313-02-2, 2014. 76
3. Lipida turunan, terdiri dari asam lemak dan sterol (kolesterol dan ergosterol, hormon, steroid,
vitamin D, garam empedu)
4. Lain-lain : karotenoid dan vitamin A, vitamin E dan vitamin K.

Berdasarkan fungsi biologisnya, lipida digolongkan atas lipida cadangan (trigliserida) dan lipida
struktural pada membran sel (fosfolipid) .

Asam Lemak

Asam lemak adalah asam alkanoat (asam karboksilat) berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6). Umumnya
berfase cair atau padat pada suhu ruang (27°C). Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah
membeku dan juga semakin sukar larut. Berdasarkan struktur kimianya, asam lemak dapat dibedakan
menjadi asam lemak jenuh (saturated fatty acids = SFAs) yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap dan asam lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acids), asam lemak yang memiliki ikatan rangkap.
Asam lemak tidak jenuh dikelompokkan lagi menjadi monounsaturated fatty acids (MUFAs) dimana
ikatan rangkapnya hanya satu.dan polyunsaturated fatty acids (PUFAs), dimana ikatan rangkapnya lebih
dari satu. Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemah tak jenuh, berantai panjang
dan pendek, ganjil dan genap berdasarkan jumlah atom karbon (C).

Contoh struktur asam lemak jenuh asam stearat (C17H35COOH) disajikan pada Gambar 8.1.

Gambar 8.1. Struktur Asam Lemak Jenuh Stearat.(Asam Oktadekanoat)

Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara
asam lemak tak jenuh memiliki paling sedeikit satu ikatan ganda diantara atom-atom karbon
penyusunnya. Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak
jenuh. Contoh struktur asam lemak tidak jenuh disajikan pada Gambar 8.2.

Gambar 8.2. Contoh struktur asam lemak tidak jenuh

Asam lemak bersama-sama dengan gliserol merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak hewani
dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup.

Murniaty Simorangkir – Biokimia I – Unimed Press, Medan, www.unimed.ac.id, 2014,


ISBN 978-602-1.313-02-2, 2014. 77
Tabel 8.1 Beberapa Asam Lemak Jenuh dan Tidak Jenuh

NAMA SISTEMATIK (IUPAC)/ RUMUS NAMA TRIVIAL


Asam oktanoat (C8:0) Asam kaprilat
Asam dodekanoat (C12: 0) Asam laurat
Asam dekanoat(C10: 0) Asam kaprat
Asam tetrakosanoat (C24 : 0) Asam lignoserat
Asam 13 – dokosenoat (C22 : 1) Asam erukat, ω-9
Asamdokosanoat (C22: 0) Asam behenat
Asam 5,8,11,14,17 – eikosapentaenoat Asam eikosapentanoat ,ω-3,ω-6,ω-9,ω-12,ω-15
(C20:5)/EPA
Asam 9-eikosenoat (C20 : 0) Asam gadoleinat,ω-11
Asam 5,8,11,14- eikosatetraenoat (C20 :4) Asam arakidonat,ω-6,ω-9,ω-12,ω-15
Asam eikosanoat (C20:0) Asam arakidat
Asam 4,7,10,13,16,19- dokosaheksaenoat (C22: Asam dokosaheksanoat,ω-3,ω-6,ω-9,ω-12,ω-
6)/ DIIA 15,ω-18
Asam 9,11,13 - oktadekatrienoat (C18 :3) Asam α-elaeostearat,ω-7,ω-9,ω-11
Asam 8,10,12 - oktadekatrienoat (C18:3) Asam kalendulat,ω-6,ω-8,ω-10
Asam 6,9,12 - oktadetrienoat (C18:3) Asam γ-linolenat,ω-6,ω-7,ω-12
Asam 9,12,15 – oktadekatrienoat (C18:3) Asam α-linolenat,ω-3,ω-6,ω-9
Asam 9,12 –oktadekadienoat (C18:2) Asam linolenat,ω-6,ω-9
Asam 9 – hidroksioktadekaenoat (C18:1) Asam ricinoleat,ω-9, OH -7
Asam 9 – oktadekenoat (C18:1) Asam olenat,ω-9
Asam 6 – oktadekenoat (C18:1) Asam petroselat,ω-12
Asam oktadekanoat (C18:0) Asam stearat
Asam 9 – dodekenoat (C12:1) Asam lauroleinat,ω-3
Asam 9 – heksadekenoat (C16:1) Asam palmitoleinoat,ω-7
Asam heksadekanoat (C16:0) Asam palmiat
Asam 9 tetradekenoat (C14:1) Asam miristoleinat,ω-5
Asam tetradekanoat (C 14:0) Asam miristat
Kosanoat (C26:0) Asam ccrotat
Asam 15 – tetrakosenoat (C24:1) Asam nervonat,ω-9

Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk : cis dan trans.
Semua asam lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis. Asam lemak bentuk trans hanya diproduksi
oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintesis. Akibat polarisasi atom H, asam lemak cis
memiliki rantai yang melengkung. Asam lemak trans karena atom H nya bersebrangan tidak mengalami
efek polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif lurus.

Perbandingan model asam lemak jenuh asam stearat (C18:0, atas), asam lemak tidak jenuh asam
oleat (C18:1, tengah), dan asam α-linolenat (C18:3, bawah), posisi cis pada ikatan rangkap dua
mengakibatkan melengkungnya rantai dan mengubah perilaku fisik dan kimiawi ketiga asam lemak ini.
Pelengkungan tidak terjadi secara nyata pada ikatan rangkap dengan posisi trans (Gambar 8.3).

Murniaty Simorangkir – Biokimia I – Unimed Press, Medan, www.unimed.ac.id, 2014,


ISBN 978-602-1.313-02-2, 2014. 78
Gambar 8.3. Struktur Asam Lemak Jenuh dan Tidak Jenuh

Secara umum lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh (SFAs = Saturated fatty acids).
Makanan yang berasal dari hewani selain mengandung asam lemak jenuh juga mengandung kolestrol,
dengan demikian mengurangi asupan makanan ini akan memberi pembatasan asupan kolestrol.
Sebaliknya, makanan nabati kecuali minyak kelapa sedikit mengandung lemak jenuh dan tidak
mengandung kolestrol. Studi klinik dan studi menggunakan hewan percobaan, memberikan petunjuk
bahwa penggantian asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh dalam diet, berhasil menurunkan kadar
kolestrol total dan LDL dalam darah tanpa menurunkan HDL, sehingga menurunkan resiko penyakit
jantung koloner. Penelitian Simorangkir,dkk (2016), pemberian pakan lemak tinggi pada hewan
percobaan, dapat meningkatkan kolesterol darah dan pemberian ekstrak daun ranti hitam (Solanum
blumei Nees ex Blume) dapat menurunkan kembali kolesterol darah hewan percobaan.

Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi),
sehingga dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak. Asam lemak tak jenuh di anggap bernilai gizi
lebih baik karena lebih reaktif dan merupakan antioksidan di dalam tubuh. Asam lemak tak jenuh
mempunyai fungsi yang kompleks, antara lain: sebagai bioregulator endogen, misalnya dalam pengaturan
homeostasis ion, transkripsi gen, signal transduksi hormon, mensintesis lemak, seta mempengaruhi
pembentukan protein.

Asam lemak esensial adalah asam lemak yang tidak dapat dibuat sendiri oleh atau tidak dapat
mencukupi kebutuhn minimal dari suatu spesies (hewan atau manusia). Hal ini terjadi karena spesies yang
bersangkutan tidak memiliki(atau memiliki tetapi kurang fungsional) enzim yang bertanggung jawab
dalam melakukan sintesis asam lemak tersebut.

Setiap spesies mempunyai asam lemak esensial yang berbeda. Contoh, bagi manusia, asam lemak
esensial mencakup golongan asam lemak tak jenuh ganda (polyunsaturted fatty acid, PUFA) tipe cis,
khusunya dari kelompok asam lemak Omega–3 (misalnya asam α-linoleat, EPA, dan DHA) dan asam
lemak omega–6 (misalnya asam linoleat). Tubuh manusia tidak mampu menghasilkan enzim desaturase,
tetapi mampu memanjangkan dan merombak PUFA. Kucing tidak mampu memanjangkan asam linoleat
menjadi asam arakidonat (ARA) (suatu asam lemak Omega-6) yang diperlukannya karena tidak
mempunyai enzim untuk keperluan itu.Tumbuhan tidak menghasilkan ARA, maka kucing menjadi
karnivora obligat untuk memenuhi keperluan ini.

Asam linoleat(18:2ω-6) dan asam linoleat (18:3ω-3) adalah asam lemak esensial bagi hewan dan
manusia.Asam lemak esensial tersebut dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak dapat mensintesisnya karena
tidak dapat menambahkan ikatan rangkap pada karbon ke 6 dan ke 3 pada asam lemak yang ada dalam
tubuh.
Asam linoleat (18:2 ω-6)→mempunyai 18 atom karbon, 2 ikatan rangkap, posisi ikatan terletak
rangkap pertama terletak pada karbon ke 6 dari ujung metil dengan turunannya asam arakidonat (20:4 ω-
6). Asam linolenat (18:3 ω-3)→mempunyai 18 atom karbon, 3 ikatan rangkap, posisi ikatan rangkap
Murniaty Simorangkir – Biokimia I – Unimed Press, Medan, www.unimed.ac.id, 2014,
ISBN 978-602-1.313-02-2, 2014. 79
pertama terletak pada pad karbon ke 3 dari ujung metil , dengan turunannya:eikosapentaenoat (EPA)
(20:5 ω-3) dan dekosaheksaenoat (DHA) (22:6 ω-3). Kedua asam lemak turunan ini bukan asam lemak
essensial karena tubuh dapat mensintesisnya. Asam linoleat banyak terdapat dalam minyak nabati,
terutama dalam biji-bijian seperti minyak jangung, minyak kacang kedelai, dan minyak bunga matahari.
Sumber – sumber penting Omega-3 dan Omega-6 mencakup ikan laut (seperti tuna, kod, sardine), kerang,
biji flax, minyak kedelai, minyak raps, minyak chia, biji blewah, sayuran berdaun dan walnut. Minyak
initi sawit mengandung asam linoleat meskipun tidak banyak.

LEMAK NETRAL
Lemak netral atau minyak adalah lipida yang merupakan suatu senyawa ester dari gliserol dengan tiga
asam lemak (Trigliserida). Trigliseda merupakan penyusun utama minyak nabati dan lemak hewani.
Contoh lemak (trigliserida) Tristearin atau Gliseril tristearat yang merupakan ester dari gliserol dan tiga
molekul asam stearat disajikan pada Gambar 8.4

Gambar 8.4. Pembentukan Trigliserida (Lemak) Gliseril Tristearat (Tristearin)

Gliseril tristearat adalah lemak jenuh karena ketiga residu asam lemaknya adalah asam lemak jenuh.
Namun ketiga asam lemak RCOOH pada trigliserida bisa semuanya sama, semuanya berbeda ataupun
sebagian sama, baik sama lemak yang jenuh maupun tidak jenuh. Contoh trigliserida (lemak) tak jenuh
gliseril trioleat, yang ketiga asam lemaknya sama yaitu asam lemak tidak jenuh oleat (Gambar 8.5a) dan
contoh lemak tidak jenuh yang ketiga asam lemaknya berbeda yaitu asam palmiat, asam oleat, asam alfa –
linoleat disajikan pada Gambar 8.5b

a. b.

Gambar 8.5. Trigliserida (Lemak) Tidak Jenuh

Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat bervariasi, namun panjang
yang paling umum adalah 16,18 atau 20 atom karbon. Asam lemak alami yang ditemukan pada tumbuhan
dan hewan biasanya terdiri dari jumlah atom karbon yang genap, disebabkan cara asam lemak
dibiosintesis dari asetil KoA. Sekalipun begitu, bakteria memiliki kemampuan untuk mensintesis asam

Murniaty Simorangkir – Biokimia I – Unimed Press, Medan, www.unimed.ac.id, 2014,


ISBN 978-602-1.313-02-2, 2014. 80
lemak dengan atom karbon ganjil ataupun rantai bercabang. Karena itu, hewan memamah biak biasanya
memiliki asam lemak berkabon ganjil, misalnya 15, karena aksi bakteria di dalam rumennya.

Fungsi Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber energi untuk proses metabolism tubuh. Lemak yang beredar di dalam
tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di
dalam jaringan lemak (jaringan adipose). Lemak juga berpungsi sebagai insulator untuk membantu tubuh
mempertahankan tempraturnya, sedangakan pada wanita dapat memberikan kontur khas feminim seperti
jaringan lemak di bagian bokong dan dada. Selain itu, lemak tubuh dalam jaringan lemak juga berperan
sebagai bantalan yang melindungi organ seperti bola mata, ginjal dan organ lainnya. Fungsi lemak
sebagai bahan baku hormon juga sangat berpengaruh terhadap proses fisiologis di dalam tubuh,
contohnya pembuatan hormon seks. Lemak yang berasal dari produk hewani umumnya mengandung
sejumlah besar asam lemak jenuh. Sebaliknya produk makanan nabati, kecuali minyak kelapa,
mengandung sejumlah besar asam lemak tidak jenuh berantai panjang. Perlu diketahui semakin banyak
lemak jenuh yang kita konsumsi, maka akan semakin tinggi pula kadar kolesterol dalam tubuh kita.

LIPIDA MAJEMUK

Lipida majemuk terdiri dari fosfolipid, lipoprotein dan glikolipid

Fosfolipid
Fospolipid merupakan senyawa majemuk lipida yang mengandung fosfor dalam bentuk gugus asam
fosfat. Fosfolipid disebut juga fosfogliserida, merupakan ester gliserol dengan asam lemak jenuh pada C1,
asam lemak tidak jenuh pada C2 yang disebut bagian ekor (bersifat apolar) dan pada C3 mengikat gugus
fosfat dan amino alcohol (x) yang bermuatan positif dan negatif (polar), yang disebut bagian kepala
(Gambar 8.6). Bagian kepala bermuatan/polar, maka bersifat hidrofilik atau larut dalam air, sedangkan
bagian ekor apolar bersifat hidrofobik atau tidak larut dalam air, sehingga fofolipid digolongkan sebagai
lipid ampifilik.

Gambar 8.6. Struktur Umum Fosfolipid

Berdasarkan gugus molekul (x) yang terikat pada fosfat (bagian kepala yang bersifat polar), terdapat
beberapa jenis senyawa fosfolipid yaitu fosfatidil etanol amin (PH) yang mengandung etanolamin,
fosfotidilserin (PS) yang mengandung asam hidroksiamin serin, fosfatidilkolin (PC) yang mengandung
kolin dan fosfatidilinositol (PI) yang mengandung alkohol siklik inositol (Gambar 8.7). Fofatidilkolin
adalah komponen utama lesitin yang juga merupakan sumber kolin dalam sintesis asetikolin dalam
kolinergik neuron (sel saraf) (Gambar 8.8). Lesitin berfungsi untuk memudahkan pengangkutan dan
penggunaan asam lemak dengan menggunakan enzim lesitin kolesterol asiltransferase. Mengkonsumsi
lesitin susu tepung kacang kedelai sangat baik untuk menurunkan asam lemak dan kolesterol darah.
Fosfolipid merupakan komponen lipida membran yang terbanyak.

Murniaty Simorangkir – Biokimia I – Unimed Press, Medan, www.unimed.ac.id, 2014,


ISBN 978-602-1.313-02-2, 2014. 81
Gambar 8.7. Struktur Beberapa Jenis Fosfolipid

Gambar 8.8. Struktur Lesitin

Fosfolipid merupakan senyawa lipid penyusun membran sel makhluk hidup (lipid bilayer) bersama
dengan protein, glikolipid dan kolesterol. Lipid penyusun membrane sel makhluk hidup terdiri dari dua
lapisan fosfolipd dengan arah berlawanan, disebut juga dengan Lipid Bilayer. Bagian dalam bersifat
apolar (ekor) sedangkan bagian luar besifat polar (kepala) (Gambar 8.9).

Gambar 8.9. Lipid Belayer Membran Sel

Sphingolipid
Sphingolipid adalah komponen terbesar kedua dari lipid membrane. Sphingolipid terdiri atas 1 molekul
asam lemak berantai panjang, 1 molekul spingosin dan gugus alkohol polar (gambar 8.10).

Murniaty Simorangkir – Biokimia I – Unimed Press, Medan, www.unimed.ac.id, 2014,


ISBN 978-602-1.313-02-2, 2014. 82
Gambar 8.10. Struktur Umum Sphingolipid

Contoh senyawa sphingolipid adalah sphingomielin yang terdapat pada cairan sel otak dan saraf bersama
dengan cerebrosida (glikolipid) dan gangliosida ( kompleks glikolipida).
Glikolipid

Glikolipid merupakan turuna trigliserida, dimana asam lemak pada posisi c3 ditempati oleh gugus
karbohidrat dan gugus basa. Contoh glikolipida adalah serebrosida dan angliosida yang mengandung basa
spingosin dan asam lemak rantai panjang (22-24 karbon). Komponen karbohidratnya adalah galaktosa.
Keduanya merupakan komponen membran jaringan saraf dan sebagian besar membrane sel tumbuhan.

Lipida turunan

Kolesterol terdapat pada semua jaringan hewan, terutama pada jaringan saraf. Kolesterol juga merupakan
komponen penting dari membrane sel dan menentukan fluiditasnya. Kolesterol disimpan dan ditranspor
dalam bentuk ester dengan asam lemak. Pada lipoprotein plasma (HDL dan LDL), kolesterol dan ester
asam lemaknya terdapa bersama-sama dengan lemaknya. Kolesterol mempunyai peranan khusus
terjadinya asteriosclerosis. Terdapat hubungan antara meningkatnya kolestrol di dalam plasma dengan
perubahan dan pengerasan dinding pembuluh darah arteri. Makanan berasal dari tumbuhan tidak
mengandung kolesterol sedangkan makanan hewani sangat kaya kolesterol terutama kuning telur, daging,
hati dan otak.

Hormon steroid

Hormon steroid adalah merupakan lipida turunan dari senyawa sterol atau kolesterol. Beberapa hormon
steroid yang merupakan turunan dari kolesterol meruapakan senyawa pembawa sinyal yang lipofilik.
Senyawa ini mengatur metabolisme, pertumbuhan, dan reproduksi. Hormon-hormon steroid pada hewan
bertulang belakang adalah progesterone, kortisol, aldosteron, estradiol, dan kalsitriol. Andosteron dan
testosterone adalah hormon seks laki-laki, sedangkan esteron dan estradiol adalah hormon seks
perempuan. Struktur beberapa hormone steroid (Gambar 8.11)..

Murniaty Simorangkir – Biokimia I – Unimed Press, Medan, www.unimed.ac.id, 2014,


ISBN 978-602-1.313-02-2, 2014. 83
Gambar 8.11. Struktur Beberapa Hormon Steroid

LATIHAN

1. Tuliskan klasifikasi lipida berdasarkan komposisi kimianya, sifat kimia, fungsi biologis dan
sumbernya dengan memberikan contoh masing-masing lengkap dengan strukturnya.
2. Tuliskan masing-masing dua contoh asam lemak jenuh dan tidak jenuh, lengkap dengan struktur
dan namanya.
3. Tulis struktur dan fungsi lesitin serta hubungannya dengan kolesterol darah.
4. Jelaskan tentang bilayer lipid membran sel.
5. Tuliskan contoh, struktur dan jelaskan peranan hormon steroid bagi tubuh.

Murniaty Simorangkir – Biokimia I – Unimed Press, Medan, www.unimed.ac.id, 2014,


ISBN 978-602-1.313-02-2, 2014. 84
Murniaty Simorangkir – Biokimia I – Unimed Press, Medan, www.unimed.ac.id, 2014,
ISBN 978-602-1.313-02-2, 2014. 85
Murniaty Simorangkir – Biokimia I – Unimed Press, Medan, www.unimed.ac.id, 2014,
ISBN 978-602-1.313-02-2, 2014. 86
Murniaty Simorangkir – Biokimia I – Unimed Press, Medan, www.unimed.ac.id, 2014,
ISBN 978-602-1.313-02-2, 2014. 87

Anda mungkin juga menyukai