Anda di halaman 1dari 10

DERIVAT LIPIDA

Derivat lipida adalah semua senyawa yang berasal dari hasil hidrolisis lipid sederhana
dan lipid majemuk yang masih mempunyai sifat-sifat seperti lemak. Derivat dari lipid antara
lain :

a. Asam Lemak
Asam lemak (fatty acid) adalah senyawa alifatik dengan gugus karboksil. Bersama
dengan gliserol, asam lemak merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan
merupakan bahan baku untuk semua lipid pada makhluk hidup. Secara alami, asam lemak
bisa berbentuk bebas maupun terikat sebagai gliserida (terikat dengan gliserol)
Asam lemak merupakan asam organik berantai panjang yang mempunyai atom
karbon dari 4 sampai 24. Umumnya, asam lemak ini memiliki jumlah atom karbon yang
genap dan struktur tidak bercabang. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan
ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang, yang menyebabkan kebanyakan lipid bersifat
tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak. Satu jenis asam lemak
memiliki tiga macam perbedaan karakteristik, yaitu panjang rantai hidrokarbon, tingkat
kejenuhan, dan letak atom hidrogen terhadap ikatan ganda.
o Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid/SFA) adalah asam lemak yang tidak
memiliki ikatan rangkap pada atom karbon. Ini berarti asam lemak jenuh tidak peka
terhadap oksidasi dan pembentukan radikal bebas seperti halnya asam lemak tidak
jenuh. Efek dominan dari asam lemak jenuh adalah peningkatan kadar kolesterol total
dan K-LDL (kolesterol LDL).

Gambar. Struktur asam lemak jenuh

o Asam lemak tak jenuh tunggal


Asam Lemak tak jenuh tunggal (Mono Unsaturated Fatty Acid/ MUFA)
merupakan jenis asam lemak yang mempunyai 1 (satu) ikatan rangkap pada rantai
atom karbon. Asam lemak ini tergolong dalam asam lemak rantai panjang (LCFA),
yang kebanyakan ditemukan dalam minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kacang
tanah, minyak biji kapas, dan kanola.

Gambar. Struktur asam lemak tak jemuh tunggal

o Asam lemak tak jenuh jamak


Asam lemak tak jenuh jamak (Poly Unsaturated Fatty Acid/PUFA)adalah asam
lemak yang mengandung dua atau lebih ikatan rangkap, bersifat cair pada suhu kamar
bahkan tetap cair pada suhu dingin, karena titik lelehnya lebih rendah dibandingkan
dengan MUFA atau SFA. Asam lemak ini banyak ditemukan pada minyak ikan dan
nabati seperti saflower, jagung dan biji matahari.

Gambar. Asam lemak tak jenuh jamak

o Asam lemak trans


Isomer geometris asam lemak tak jenuh sering disebut isomer cis/trans, terbentuk
ketika asam lemak tidak jenuh dengan konfigurasi cis (struktur bengkok)
terisomerisasi (perubahan bentuk struktur kimia/isomer) menjadi konfigurasi
trans(struktur lebih linier), yang lebih menyerupai asam lemak jenuh dibandingkan
asam lemak tidak jenuh. Asam lemak trans merupakan bentuk struktur kimia asam
lemak dengan posisi trans (bersebrangan), diperoleh dari hasil perlakuan hidrogenasi
(pemberian atom hydrogen) pada asam lemak tidak jenuh (linoleat, linolenat,
arakidonat, oleat).
Gambar. Struktur kimia dari cis-asam lemak tidak jenuh (asam oleat), trans-asam
lemak tidak jenuh (asam elaidat) dibandingkan dengan asam lemak jenuh (asam
stearat) asam lemak

Asam lemak tak jenuh cis merupakan isomer alami, contohnya adalah asam oleat,
linoleat dan linolenat. Isomer geometris terbentuk apabila ikatan rangkap cis
terisomerisasi menjadi konfigurasi trans yang secara termodinamik sifatnya lebih
stabil daripada cis (perubahan asam oleat menjadi asam elaidat). Ikatan rangkap cis
adalah sebuah konfigurasi berenergi tinggi, sehingga molekul asam lemak tidak jenuh
cis tidak linier dan bersifat cair pada suhu kamar (titik leleh asam oleat 16,3 oC).
Sebaliknya ikatan trans merupakan konfigurasi berenergi lebih rendah. Molekul asam
lemak tidak jenuh trans berbentuk linear dan bersifat padat pada suhu kamar (titik
leleh asam elaidat 45oC).

b. Alkohol
Alkohol merupakan hasil hidrolisis lipid pada selain asam lemak, misalnya gliserol
dan asetil alkohol. Alkohol merupakan hasil hidrolisis dari lilin atau malam. Alkohol
berlemak atau fatty alcohols (atau alkohol rantai panjang) biasanya merupakan alkohol
primer berantai lurus dengan berat molekul tinggi, tetapi juga dapat berkisar dari
sedikitnya 4-6 karbon hingga 22-26, yang berasal dari lemak dan minyak alami. Panjang
rantai yang tepat bervariasi dengan sumbernya.

c. Gliserol
Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3 atom karbon. Jadi tiap atom
karbon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, tiga
molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida dan
trigliserida.
Gliserol dapat diperoleh dengan cara penguapan hati-hati, kemudian dimurnikan
dengan distilasi pada tekanan rendah. Pada umumnya lemak yang dibiarkan lama di udara
akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses
hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas. Di samping itu dapat pula terjadi proses
oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh yang hasilnya akan menambah bau dan rasa
yang tidak enak.
Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan
terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tidak enak
atau tengik. Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah
suatu zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak manis. Gliserol larut
baik dalam air dan tidak larut dalam eter.
Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah suatu zat
cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak manis, larut dalam air dan tidak
larut dalam eter Gliserol digunakan dalam industri farmasi dan kosmetika sebagai bahan
dalam preparat yang dihasilkan. Di samping itu gliserol berguna bagi kita untuk sintesis
lemak di dalam tubuh.

d. Steroid
Steroid berasal dari dalah satu C30 triterpena. Senyawa yang berasal dari transformasi
lebih lanjut pada triterpena lanosterol, memiliki rangka 4 cincin atom karbon yang solid.
Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan
estrogen. Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon dikarenakan steroid mengontrol
berbagai fungsi tubuh pada konsentrasi rendah.
Steroid merupakan senyawa yang struktur kimianya mengandung cincin atau lingkar
siklopentanoperhidrofenantrena. Lingkar siklopentanoperhidrofenantrena merupakan
kombinasi anatara lingkar sikopentana dan lingkar perhidrofenantrena (fenantrena jenuh).
Jadi, struktur kimia steroid memiliki empat buah lingkar. Keempat steroid diberi petunjuk
dengan huruf besar A, B, C dan D. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang
lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap
oksidasi tiap-tiap cincin
Gambar. Struktur steroid

e. Ergosterol
Ergosterol atau provitamin D merupakan salah satu jenis sterol yang biasanya terdapat
pada kapang (Pratiwi dan Anjarsari 2002). Ergosterol dikenal juga sebagai prekursor
vitamin D yang merupakan salah satu indikator dari nilai gizi pada pangan (Feng 2006).
Vitamin D pada pangan memiliki fungsi sebagai zat pembangun bagi kesehatan tulang
serta gigi. Ergosterol merupakan sterol yang memiliki struktur mirip dengan kolesterol.

Gambar. Struktur ergosterol

Ergosterol adalah salah satu jenis steroid yang terdapat pada fungi dan merupakan
produk metabolit sekunder (Arnezeder dan Hampel 1990; Calvo et al. 2002). Menurut
Calvo et al. (2002), produksi metabolit sekunder berkaitan dengan proses sporulasi dan
biasanya terjadi pada fase akhir pertumbuhan. Kandungan ergosterol dipengaruhi oleh
fase pertumbuhan miselium kapang dan suhu inkubasi (Nout et al. 1987b).

f. Koprosterol
Koprosterol atau koprostanol terdapat pada feses manusia dan hewan pemakan daging
(karnivora) sebagai hasil reduksi ikatan rangkap atom C5 dan C6 kolesterol oleh bakteri-
bakteri yang ada dalam usus. Koprosterol berupa Kristal berbentuk jarum dan mencair
pada 101oC, tidak larut dalam air tetapi larut dalam etanol, benzene, kloroform dfan ester,
sedikit larut dalam methanol. Larutan koprosterol dapat mengendap dengan larutan
digitonin Struktur koprosterol identik dengan struktur kimia kolesterol, namun kedudukan
atom H yang terikat pada atom karbon nomor 5 berbeda (Sumardjo, 2006).

g. Badan keton

Benda keton merupakan produk metabolisme asam lemak dan protein yang
terdiri dari 3 senyawa yaitu asam asetoasetat, aseton dan asam beta hidroksibutirat.
Keton dalam keadaan normal diproduksi oleh hati sebagai metabolisme asam lemak.
Hati akan mengubah lemak menjadi aseton sebagai bahan bakar oleh otot ketika tubuh
tidak memiliki cukup glukosa. Peningkatan keton di dalam urin dan darah menyebabkan
asam lemak bekerja sebagai pengganti metabolisme karbohidrat karena kurangnya
asupan glukosa sebagai pembentukan energi didalam tubuh (John dkk, 2011).
Benda keton yang sering dijumpai didalam urin adalah asam asetoasetat dan
aseton. Kedua senyawa tersebut berada didalam urin karena keton memiliki struktur
yang kecil sehingga dapat diekskresikan kedalam urin. Asam asetoasetat dan aseton
yang mengalami peningkatan disebut Ketosis. Ketosis yang terjadi didalam urin disebut
Ketonuria (Riswanto, 2010).
O Rumus bangun senyawa aseton

O O Rumus bangun senyawa asam asetoasetat

OH

OH O

OH Rumus bangun asam beta hidroksibutirat

Gambar 1. Rumus bangun benda keton

(Haryanto Arlen, 2016)


h. Trigiserida
Lipid sederhana yang terdiri atas asam lemak adalah triasilgliserol atau trigliserida.
Triasilgliserida terdiri atas tiga asam lemak yang tersambung dengan single gliserol. Asam lemak
pembentuk trigliserida dapat terdiri dari jenis yang sama atau campuran dua atau lebih asam
lemak. Gugus hidroksil polar pada gliserol dan gugus karboksil polar pada asam lemak akan
membentuk ikatan ester. Trigliserida yang terbentuk bersifat nonpolar, hidrofobik dan tidak larut
dalam air.
Triasilgliserol mudah larut didalam pelarut nonpolar, seperti khloroform, benzena, atau eter
yang sering kali digunakan untuk ekstraksi lemak dari jaringan. Triasilgliserol akan terhidrolisis
jika dididihkan dengan asam atau basa, atau jika diberikan enzim lipase yang disekresi ke dalam
usus kecil oleh pankreas. Hidrolisis triasilgliserol oleh KOH dan NaOH disebut penyabunan yang
berarti pembentukan sabun, menghasilkan suatu campuran sabun K+atau Na+ dan gliserol

Gambar 4.4 Reaksi Pembentukan Trigliserida

Trigliserida merupakan cadangan makanan yang kaya energi. Pada vertebrata,


trigliserida disimpan dalam bentuk lemak di dalam sel. Sedangkan tumbuhan menyimpan
trigliserida dalam benihnya. Enzim lipase dapat menghidrolisis trigliserida menjadi asam
lemak untuk menghasilkan energi. Pada tubuh manusia, kandungan trigliserida dalam
aliran darah pada level yang tinggi dapat meningkatkan resiko serangan jantung dan
stroke
i. Fosfolipid

Fosfolipid bentuknya mirip dengan trigeliserida. jika trigeliserida terdiri dari


gliserol dan tiga asam lemak, maka fosfolipid merupakan komponen utama pembentuk
membran yang tersusun atas double layer. Membran lipid tersebut bersifat amfipatik
karena memiliki ujung yang bersifat hidrofobik dan ujung lainnya bersifat hidrofilik.
Pada gliserofosfolipid dan beberapa spingolipid, molekul bagian kepala yang polar
berikatan dengan gugus hidrofobik melalui ikatan fosfodiester.
 Bagian kepala yang terdiri atas gliserol dan fosfat bersifat hidrofilik yakni suka
mendekati molekul air,sedangkan bagian ekor yang terdiri atas 2 buah asam lemak
bersifat hidofobik (menjauhi molekul air).fosfolipid akan membentuk pola tertentu jika
dimasukan ke dalam air. di air fosfolipid akan membentuk bulatan. bagian luarnya akan
kontak langsung dengan air sedangkan bagian ekornya akan menghindari kontak dengan
air. jika dalam jumlah besar fosfolipid dalam air akan membentuk struktur ganda
dimana bagian kepalanya kontak dengan air dan ekor akan mejauhi air yang disebut
“Lipid Bilayer

Gambar 4.6 Struktur Fosfolipid


j. Lesitin
Lesitin merupakan zat yang mengandung gliserol, asam lemak, asam fosfat dan
kholin. Lesitin merupakan senyawa ampifil alam yang mempunyai struktur unik karena
mengandung satu bagian yang menarik air (hidrofilik/polar) dan dua bagian lain yang
tertarik pada lemak (lipofilik/nonpolar). Bagian hidrofilik terdiri dari ester fosfat
sedangkan bagian lipofiliknya terdiri atas dua rantai asam lemak. Pada gugus phosphat
terikat alkohol amina yang sering disebut basa nitrogen berupa serine (-CH CHN +H
COOH), cholin (-CH CH N+(CH ) atau ethanolamin (Belitz dkk, 2004).
Dalam medium akuos encer, molekul-molekul lesitin dapat beragregasi
membentuk struktur self-assembly. Struktur self-assembly ini diantaranya adalah struktur
bilayer sferis yang sering disebut juga sebagai vesicle atau liposom. Liposom merupakan
sistem pembawa pada penghantaran obat, makanan dan kosmetika yang saat ini sedang
aktif dikembangkan. Adapun fungsi dari lesitin yaitu untuk struktur sel metabolit.

k. Chepalin
Zat ini susunannya hampir sama dengan lesitin, hanya perbedaannya kholin
diganti dengan etanolamin.

l. Serebrosida (glikolipid)
Serebrosida mengandung galaktosa, asam lemak yang beratom C banyak dan
spingosin (pada hidrolisis didapatkan asam lemak, asam fosfat, kholin dan kompleks
amino alcohol). Zat ini banyak terdapat pada jaringan selain otak.

m. Sulfatid
Sulfatid adalah derivat sulfat dari galatosil residu dari serebrosida. ß-
Sulfogalaktocerebrosid adalah salah satu lapisan lemak juga yang terdapat di otak,
kurang lebih 15 % dari keseluruhan jumlah lemak di zat putih

n. Gangliosid
Gangliosida adalah glikolipida yang banyak terdapat pada otak. Zat ini mengandung
asam N-asetil neuraoinat, asam lemak, spingosin dan tiga molekul heksosa
(glukosa dan galaktosa). Gangliosid adalah glikospingolipid yang memiliki satu atau
lebih asam Neuramin. Biasanya ini adalah asam N-Acetilneuramin= NANA, atau lebih
terkenal asam sialin. Konsentrasi terbesar terdapat di (sel ganglion) sistem saraf pusat.

Riswanto, 2010.Badan Keton (Urin). Artikel.Laboratorium Kesehatan Tes Urin

John P, Comstock. & Alan J, Garber., 2011. Ketonuria.Metode Klinis : Sejarah, Fisika, dan
Laboratorium Pemeriksaan, 3rd edition. New York.

Hudayanti, Dwi, dkk. 2012. Isolai dan Karakteristik Lesitin Kelapadan dan Wijen.
Ecosystem. Agritech, Vol 32, No.1.

Anda mungkin juga menyukai