Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ni Luh Divanian Darsana Putri

Topik : Cyberbullying
Referensi :
● https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/23/ada-2047-juta-pengguna-inter
net-di-indonesia-awal-2022#:~:text=Menurut%20laporan%20We%20Are%20Social,t
ercatat%20sebanyak%20202%2C6%20juta.
● https://www.unicef.org/indonesia/id/child-protection/apa-itu-cyberbullying
● https://abduljalil.web.ugm.ac.id/2015/02/12/cyberbullying/
● https://banten.idntimes.com/news/banten/muhammad-iqbal-15/pria-di-ciledug-bunuh-
diri-karena-cyber-bullying-begini-kata-sosiolog?page=all

Cyberbullying
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah neziten terbanyak di dunia.
Pada Januari 2022, jumlah pengguna internet di Indonesia tercatat sebanyak 204,7 juta.
Sayangnya, netizen dari negara +62 ini sering sekali disebut tidak sopan. Salah satu
penyebab Indonesia dijuluki dengan sebutan tidak sopan ini salah satunya adalah perilaku
cyberbullying yang dilakukan oleh para netizen.

Cyberbullying itu sendiri adalah tindakan intimidasi yang dilakukan anak maupun
remaja di dunia maya terutama di media sosial. Cyberbullying dapat berupa ejekan, hinaan,
cacian, maupun hacking. Bentuk dan metode tindakan cyberbullying sangat beragam
dimulai dari gosip, mengirim pesan ancaman melalui email, melakukan teror dari sms
maupun telepon genggam sampai memfitnah hingga mengancam dan membuat masalah
pada korban. Alasan dilakukannya cyberbullying ini juga sangat beragam mulai dari rasa
frustasi, depresi, ingin balas dendam, mencari eksistensi, mencari hiburan atau hanya
sekedar bercanda.

Dalam penelitian sudah tercatat bahwa pelaku dan korban dari cyberbullying ini
adalah remaja yang berusia diantara 12-22 tahun. Pada rentang tahun tersebut seorang
anak senang untuk mencoba sesuatu yang baru dikenalnya. Remaja yang memiliki
kepribadian otoriter yaitu kepribadian yang sering menonjolkan kehendak pribadi dan sulit
menampung aspirasi inilah yang kerap melakukan cyberbullying . Remaja tersebut hanya
mementingkan dirinya sendiri dan seringkali menganggap orang lain tidak ada artinya.

Penyebab terjadinya cyberbullying yang pertama adalah karena memiliki sikap iseng
di dunia maya. Mulanya si pelaku melakukan cyberbullying karena memiliki sikap iseng di
dunia maya. Awalnya si pelaku akan melakukan perundungan secara iseng di media sosial.
Kemudian si pelaku akan merasa senang atas perbuatanya tersebut. Karena merasa
senang si pelaku ini akan melakukan perilaku bullying ini secara terus menerus hingga
terdapat banyak korban. Beberapa korban yang merasa tidak terima dengan perlakuan yang
ia terima akan membalas dendam dengan cara berkomentar jahat di media sosial sang
pelaku. Di sini kita dapat melihat bahwa yang mulanya korban dapat berubah jadi pelaku
cyberbullying.
Korban cyberbullying sering sekali menjadi mudah cemas, marah, dan sering kali
menyakiti diri sendiri. Korban cyberbullying ini juga cenderung kehilangan kepercayaan diri
dan lebih agresif kepada teman dan keluarga. Tak jarang juga orang melakukan tindakan
bunuh diri akibat tindakan cyberbullying yang diterimanya. Di kalangan remaja, korban
cyberbullying seringkali mengalami depresi sehingga kegiatan belajar menjadi terganggu.
Hal ini menyebabkan para korban tidak dapat mengembangkan dirinya dengan baik ke
depanya. Contohnya pada Maret 2022 lalu, pria berinisial VM berusia 26 tahun asal Ciledug,
Kota Tanggerang telah melakukan tindakan bunuh diri akibat utas membuka kasus
pelecehan yang dilakukanya di media sosial Twitter.

Cyberbullying telah menjadi salah satu fenomena yang sering sekali kita temui di
dunia maya. Baik itu dari kalangan remaja sampai dewasa pelaku dan korban cyberbullying
dapat ditemukan. Cyberbullying sangat berdampak buruk bagi para korban. Sering sekali
para korban mengalami depresi bahkan melakukan tindakan bunuh diri akibat dari perlakuan
cyberbullying yang Ia rasakan. Hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan dari orangtua
sehingga para remaja tidak dapat mengontrol perilakunya saat memainkan sosial media.

Internet dan sosial media pada zaman sekarang sudah sangat melekat pada
kehidupan kita sehari-hari. Namun kita tetap harus menjaga adab dan perilaku kita saat
memainkan social media. Kegiatan cyberbullying memang tidak bisa kita hindari saat
bermain sosial media namun, kita harus menjaga diri kita sehingga tidak menjadi pelaku
cyberbullying.

Anda mungkin juga menyukai