Anda di halaman 1dari 22

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI

CV. SUARIADIPRAJA

(PEKERJAAN KONSTRUKSI DINDING)

LAPORAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Penyelesaian Program Praktik Kerja Lapangan
pada Kompetensi Keahlian Teknik Desain Pemodelan Dan Informasi Bangunan

Oleh :

Nama : Sulhan Mahmud


NISN : 002953241
Kelas : XII DPIB 2

KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK DESAIN PEMODELAN


DAN INFORMASI BANGUNAN BIDANG KEAHLIAN
TEKNOLOGI DAN REKAYASA SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN NEGERI 9 GARUT TAHUN 2021/2022
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI
CV. SUARIADIPRAJA

(PEKERJAAN KONSTRUSI DINDING)

Oleh :

Nama : Sulhan Mahmud


NISN : 002953241
Kelas : XII DPIB 2

Disetujui dan Disahkan oleh:


Pembimbing I,

Firman Sulaeman A ,S.Pd.M.Pd


NIP. 19780228200902 1 003

Mengetahui,
Ketua Kompetensi Keahlian Teknik Desain Pemodelan Dan
Informasi Bangunan
SMK Negeri 9 Garut

Hendi Hidayat, S.Pd


NIP. 19770830 200902 1 003
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI
CV. SURIADIPRAJA

(PEKERJAAN KONSTRUKSI DINDING)

Oleh :
Nama : Sulhan Mahmud
NISN : 002953241
Kelas : XII DPIB 2

Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing Industri,

Epri Nuryantoro, S.T


Technician Supervisor

Mengetahui,

PT. Asco Isuzu


Service & Part Department

Risa Suriadiprraja
Service & Part General Manager
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, assalamu’alaikum wR. wB.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya, sehingga mampu menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan di CV.
SURIADIPRAJA dengan tema ”Analisis Survey & Revitalisasi Pemagaran”. Shalawat dan salam
senantiasa selalu tercurahkan kepada Rasululloh Muhammad SAW.

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun seabagai salah satu syarat untuk mengikuti
ujian sidang PKL pada Kompetensi Keahlian Teknik Desain Pemodelan Dan Informasi
Bangunan di SMKN 9 Garut. Pelaksanaan Prakerin berlokasi di CV SURIADIPRAJA Jl. Perum
Bumi Jaya Asri 2 Blok a No.37, Tarogong Kidul, Garut.

Kami memperoleh banyak pengalaman dan pengetahuan selama melakukan PKL,


terutama belajar mengenai pengetahuan survey lapangan dan pengetahuan perencanaan suatu
bangunan dengan standar perusahaan itu sendiri. Kami sadar masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan dalam menyusun laporan Prakerin, maka kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang konsruktif. Dalam penulisan laporan ini, banyak bantuan dan dukungan
baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Kami mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Bapak Dra, Neti Achlan , M.Pd, selaku Kepala SMK Negeri 9 Garut yang mengantarkan kami
mengenal dunia industri.
2. Bapak Budi Nurdiansah, S.Pd, selaku WKS Hubungan Industri dan Ketua Panitia Praktik
Kerja Lapangan yang telah membantu proses administrasi selama Prakerin.
3. Bapak Hendi Hidayat, S.Pd, selaku Ketua Kompetensi Keahlian Teknik Desain Pemodelan
Dan Informasi Bangunan SMKN 9 Garut yang telah merekomendasikan dalam penyusunan
laporan dan menguji sidang Prakerin.
4. Bapak Asep Endang S, S.T, selaku Guru Monitoring dan Guru Pembimbing penyusunan
laporan Prakerin yang telah membimbing dan memberikan masukan yang berharga demi
kemajuan isi laporan.
5. Bapak Risa Suriadipraja, selaku direktur cv. suriadipraja, yang telah mengijinkan praktikan
untuk melaksanakan PKL di perusahaan yang dipimpinnya.
6. Bapak, ST, Technician Supervisor yang membimbing bekerja di kantor.
7. Seluruh Guru SMKN 9 Garut yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi selama
pembelajaran.
8. Rekan praktikan di cv. suriadipraja, yang saling membantu dan memberi semangat.
9. Ibunda, Ayahanda, Kakanda dan Adinda tercinta yang memberikan dorongan moril -
materiil dan selalu mendoakan praktikan.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan Prakerin dan penyusunan laporan
Prakerin ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada praktikan, baik materi dan non
materi, menjadi pahala yang tercatat dan digandakan di sisi Alloh SWT. Harapan kami semoga
Laporan Prakerin bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi praktikan dan pembaca.
Semoga hidup kita senantiasa dalam bimbingan Alloh SWT.

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, wassalamu‘alaikum wR. wB.

Garut, April 2022

Penyusun
Sulhan Mahmud

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................………................................................................................................. i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. ... 1
A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan
B. Dasar Hukum
C. Tujuan Praktik Kerja Lapangan
D. Manfaat Praktik Kerja Lapangan
E. Metode dan Peserta Kegiatan Praktik Lapangan
F. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Prakta Lapangan
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Lapangan

BAB II KAJIAN PERUSAHAAN ......................................................................................................................


A. Sejarah CV. SURIADIPRAJA
B. Visi Misi dan Moto
C. Struktur Organigram CV. SURIADIPRAJA

BAB III TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISA KASUS MASALAH.......................................................


A. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan CV.SURIADIPRAJA
B. Tinjauan Teoritis
C. Latar Belakang Masalah
D. Pemecah Masalah

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


A. Kesimpulan

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dinnya untuk memiliki kekuatan spintual keagamaan,
pengendalian diri kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada Standar Proses Pendidikan
Menengah Kejuaruan (PMK) dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada PMK
diarahkan untuk mencapai, tujuan yang dikembangkan berdasarkan profi lulusan yaitu:
(1) beriman, bertakwa, dan berbudi pekerti luhur, (2) memiliki sikap mental yang kuat
untuk mengembangkan din secara berkelanjutan; (31) menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni serta memiliki keterampliansesuai dengan kebutuhan pembangunan;
(4) memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk
bekerja pada pihak lain atau berwirausaha dan (5) berkontribusi dalam pembangunan
industri Indonesia yang kompetitif menghadapi pasar Global,

Proses Pembelajaran dieselenggarakan dengan berbasis aktivitas secara


interaktif, inspiratif, menyenangkan menantang dan memotivasi peserta didik. Selain itu
proses pembelajaran juga memberikan ruang untuk perkembangannya keterampilan
pada abad 21 yaitu kreatif, berfikir kritis, penyelesaian masalah kolaborasi dan
komunikasi yang memberikan peluang bagi pengembangan prakarsa dan kemandirian
sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan) pesikologis peserta didik. Karakteristik
proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik program keahlian yang berada
pada bidang keahlian yang dilakukan disekolah atau madrasah, di dunia kerja (Dunia
Usaha Dunia Industri, disingkat DUDI), atau atau gabungan dari keduanya. Pelaksanaan
proses pembelajaran melibatkan DUDI terutama Melalul model penyelenggaraan
Praktek Kerja Lapangan.

Praktek Kerja Lapangan yang seinjutnya disebut PKL adalah Kegiatan


Pembelajaran yang dilakukan di DUDI dan/atau lapangan kerja lain untuk penerapan,
Pemantapan dan peningkatan kompetensi Pelaksanaan PKL melibatkan Praktisi ahli
yang berpengalaman dibidang untuk memperkuat pembelajaran dengan cara
pembimbingan peserta didik saat praktik kerja lapangan
Penyenggaraan PKL merupakan bagian dan pelaksanaan pembelajaran pada
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang melibatkan masyarakat. khususnya dunia
kenja, tujuan utamanya selain untuk memperkuat penguasaan kompetensi teknis sesuai
dengan Kompetensi Keahliannya juga dimaksudkan untuk memben kesempatan kepada
peserta dida menghayati dan mengamalkan untuk mengintermalisasi nilai-nilai positif
keduanikerjaan dalam rangka membangun pribadi peserta didik yang berkarakter. Hal
tersebut sesuai dengan peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) khususnya pada pasa yang menyatakan bahwa
"Penyelenggaraan PPK pada Pendidikan jalur Pendidikan Formal lakukan secara
tenntegrasi dalam kegiatan intrakunkuier, kokurikurel dan ekstrakurikuler

Pengintegrasian PPK dalam pelaksanaan PKL sangat penting karena diharapkan


dapat mendukung dalam membangun dan membekal peserta didik menjadi generasi
emas indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dalam menghadapi dinamika
perubahan di masa depan Pelaksanaan PKL harus dirancang dan dilaksanakan dengan
mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter diantaranya adalah
nilai-nilai jujur, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandin, rasa ingin tahu, menghargai
prestasi, komunikatf, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab

Program PKL sangat penting dalam rangka memberikan bekal kemampuan lai-
nilai postif kepada peserta didik. Oleh karena tu pertu dibuat sesuatu pedoman yang
betul-betul dapat dijadikan acuan oleh semua yang terlibat dalam pelaksanaannya,
sesuai dengan pernyataan pada Pasal 4 Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
yang dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran di DUDI berupa Praktk Kena
Lapangan di atur lebih lanjut oleh Direktorat Jendral terkat

B. Dasar Hukum
1. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan pemenntah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagai mana telah beberapa kali diubah terakhir dengan peraturan Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2013 tentang perubahan sedua atas peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Pemanntah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang
pengelolaan dan penyelenggaraan Pendidikan sebagai mana telah diubah
dengan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010
Tentang perubahan atas peraturan Pemenan Nomor 17 Tahun 2010 tentang
pengelolaan dan penyelenggaraan Pendidikan.
4. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015
tentangpembengunan Sumber Daya Industri.
5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang kerangga Kualifikasi Nasional
indonesia (KKNI).
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2017 tentang
penguatan pendidikan karakter.
7. Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tentang Revitalisas Sekolah Menengah
Kejuruan dalam rangka peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya
Manusia Indonesia.
8. Peraturan Mantri Perindustrian Nomor 03/M-NDFER/1/2017 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruanberbasis
Kompetensi yang Link dan Match dengan industri.
9. Peraturan Mentri Tenaga Kerja Nomor 33 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Pemagangan di dalam Negeri.
10. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2010 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan.
11. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 12 tentang Standar isi
Pendidikan Menengan Kejuruan Tahun 2017.
12. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2017 tentang
Standar Proses Pendidikan Menengah Kejuruan.
13. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2017 tentang
Standar Penilaian Pendidikan Menengah Kejuruan.
14. Peraturan Menth Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan / Madrasah Aliyah Kejuruan.
15. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud
Nomor 4678/D/KEP/MK/2016 Tentang Spektrum Keahlian Pendidikan.
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud
Nomor 1300/KEP/R/2017 tentang Setruktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Kejuruan.

C. Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Program PKL disusun bersama antara SMK dan DUDI yang menjadi institusi
/industri Pasangan (P) dalam pelaksanaan PK untuk memenuhi kebutuhan peserta
didik sebagai peserta PKL sekaligus merupakan wahana berkontribusi bagi DUDI
terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan di SMK Tujuan PKL antara lain sebagai
berikut.

1. Memberikan pengalaman kerja langsung (ma) kepada peserta didik dalam


rangka menanamkan (intemalize) iklim kerja Positif yang berorientasi pada
peduli mutu proses dan hasil kerja.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun dan
mengembangkan kepribadiannya yang berkarakter sesuai dengan nila nilal
positif yang tumbuh dan diperlukan oleh masyarakat, khususnya di dunia kerja
yang ditekuni.
3. Menanampkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia
kega sesuai dengan tuntunan pasar kerja global.
4. Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai keutuhan
standar kompetensi lulusan.
5. Mengaktualisasikan salah sat bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan Model
Pendidik Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi Pasangan yang
memadukan secara sistematis den sistemik program pendidikandi sekolah
(SMK) dan program pelatihan pengusahaan keahlian di dunia kerja (DUDI).

D. Manfaat Praktik Kerja Lapangan


1. Manfaat Bagi Peserta Didik
a. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah.
b. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa
pengalamankerja lagsung (real) dalam rangka menenamkan iklim kerja
positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
c. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta menanamkan etos kerja
yang tinggi sesual budaya industri.
d. Memperkuat kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian
yang dipelajar.
e. Mengembangkan kemampuan sesuai dengan bimbingan arahan pembimbing
industri dan dapat berkontribusi kepada dunia kerja.
2. Manfaat Bagi Sekolah
a. Terjalinnya hubungn kerja sama ynag saling menguntungkan antara sekolah
dengan dunia kerja (DUDI).
b. Meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman kerja langsung selama PKL.
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas program sekolah melalui sinkronisasi
kurikulum, proses pembelajaran, teaching factory, dan pengebangan sarana dan
prasarana praktik berdasarkan hasil pengamatan di tempat PKL.
d. Merealisasikan program penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat
secara terencana dan implementatif, khususnya nilai-nilai karakter budaya
industri sebagai salah satu bentuk implementasi Praturan Presiden Nomor 87
Tahun 2017 tentang Peningkatan Pendidikan Karakter.
e. Meningkatkan kualitas lulusan.

3. Manfaat Bagi Dunia Kerja

a. Dunia kerja (DUDI) lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya masyarakat


sekolah sehingga dapat wahana dalam promosi produk.
b. Adanya masukan yang positif dna konstruktif dan SMK untuk perkembangan
DUDI.
c. Dunia kerja/DUDI dapat mengembangkan proses dan atau produk melalui
optimalisasi peserta PKL.
d. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhannya.
e. Meningkatkan citra positif DUDI karena dapat berkontribusi terhadap dunia
pendidikan sebagai implementasi dan instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016

E. Metode Peserta Praktik Kerja Lapangan

a. Metode

Merupakan metode pembelajaran dimana saya melaksanakan Kegiatan Praktik Kerja


Lapangan (PKL), agar memiliki ketegasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari teori yang
telah dipelajari di sekolah Adapun metode yang dilakukan adalah dengan cara terjun
langsung di lapangan sehingga dengan cara tersebut didapat mengetahui dan memahami
bagaimana proses membangun sebuah rumah dari nol sampai dengan selesai, sehingga teori
yang diperoleh di sekolah dapat di terapkan di lapangan .

b. Peserta Praktek Kerja Lapangan

Peserta Praktek Kerja Lapangan Di CV. SURIADIPRAJA dilaksanakan oleh beberapa


orang Teknik Desain Pemodelan & Informasi Bangunan salah satu adalah saya sendiri
SULHAN MAHMUD (XII DPIB 2)

F. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan


Lokasi Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di satu lokasi yaitu di CV. SURIADIPRAJA
yang berlokasi di Perum Bumi Jaya Asri 2, Blok A 37, Jayawaras, Kec. Tarogong Kidul,
Kabupaten Garut, Jawa Barat 44151, Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan terhitung
mulai 05 Januari 2022 sampai 30 Maret 2022

G. Sistemasi Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan

Sistemasi penulisan laporan praktik kerja lapangan terdiri dari empat bab,
diantaranya :

BAB I PENDAHULUAN

Membahas pendahuluan mengenai latar belakang, tujuan manfaat, metode dan


peserta, kegiatan lokasi dan waktu pelaksanaan serta sistematika penulisan laporan PKL.

BAB II KAJIAN PERUSAHAAN

Membahas mengenal sejarah perkembangan CV. SURIADIPRAJA ,struktur organisasi,


sarana dan persarana CV. SURIADIPRAJA

BAB III TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS KASUS MASALAH

Membahas mengenal kelaksanaan kegiatan pendidikan sistem PKL di CV.


SURIADIPRAJA.

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Membahas mengenai kesimpulan, lampiran lampiran dan rekmendasi selama PKL

BAB II
KAJIAN PERUSAHAAN

A. Sejarah Perkembangan dan Company Profile CV. SURIADIPRAJA


CV.SURIADIPRAJA merupakan perusahaan swasta yang didirikan pada tahun
2010 ,tetapi CV. SURIADIPRAJA ini sebelumnya berbentuk komunitas yaitu GCC (Garut
Creative Community). Pada awal mula 2010-2014 komunitas ini belum menjadi
komunitas GCC , tetapi memiliki target utama menjadi perusahaan swasta ,yang
begerak di bidang jasa dan di bidang perumahan.

Pada tahun 2014 komunitas ini sudah membentuk komunitas dengan nama GCC
(Garut Creative Comumnity) yang terdiri dari orang – orang yang benar- benar memiliki
daya kreativitas yang cukup baik. Awal bangkit nya memiliki inisiatif untuk
memberikan yang terbaik untuk garut dengan konsep tanpa ingin di bayar.

Dengan mendengar respon bupati Garut akan hal baik yang di lakukan GCC
tersebut, GCC merasa cukup bangga dengan apa yang di ucapkan bupati bahwa
komunitas ini memiliki jati diri menjadi konsultan di Garut yang tidak hanya ada di kota
Bandung dan yang lainya.

B. Visi Misi dan Moto

1.Visi
Menjadi perusahaan yang terus berkembang dan menguntungkan serta
menjunjung tinggi Profesionalisme, menjadikan perusahaan yang memberikan
kepuasan kepada pelanggan/pemberi kerja.

2.MISI
Secara konsisten menjalankan manajemen mutu, dengan:
a) Bekerja dengan penuh tanggung jawab (profesionalisme).
b) Bekerja dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten didalam
bidangnya.
c) Bekerja selalu berpedoman kepada Standart Konstruksi dan SOP (Standart
Operational Procedure).
d) Bekerja selalu berkomitmen kepada Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

3.MOTO
CV. SURIDIPRAJA memiliki moto yaitu TAAT, yang memiliki kepanjangan
sebagai berikut:
a. Tepat waktu, pada setiap penyelesaian pekerjaan sesuai target yang
ditentukan.
b. Andal, berpedoman kepada standart konstruksi pada setiap
melaksanakan pembangunan/pemasangan jaringan Distribusi.
c. Aman, berkomitmen pada setiap melaksanakan pekerjaan selalu
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3), sehingga
aman terhadap Sistem Operasi Jaringan Distribusi, aman terhadap
manusia, dan aman terhadap lingkungan.
d. Tertib, administrasi pada setiap kegiatan pelaksanaan proyek, dan
pengendalian dokumen untuk Laporan dan Evaluasi.
C. Struktur Organigram CV. SURIADIPRAJA
CV. SURIADIPRAJA
Direktur Utama

Risa Suriadiraja

Sekertaris

Rina Oktavia

Direktur Perencanaan Direktur Pengawasan &


Administrasi
Yusup Sopian
Andi Rizwan

Divisi Estimator Divisi Admin

Gynan Mega

Divisi Surveyor Admin SUF

Rizan Raida

Rina

Divisi Gambar Divisi Pengawasan

Ari Reza

Yuda

Usep

Tanti

BAB III
TINJAUAN TORITIS DAN ANALISIS KASUS MASALAH
A. Pelaksanaan Kegiatan PKL di CV. SURIADIPRAJA
Kegiatan saya ketika melakukan PKL yaitu pertama-tama saya melakukan
perkenalankepada selurus kariawan di tempat PKL adapun beberapa pekerjaan yang
saya lakukan selama melaksanakan Praktik Kenja Lapangan di CV. MESA CIPTA
SELARAS yaitu:
1. Pekerjaan menggambar/drafting
2. Pengawasan Lapangan
3. Pekerjaan pengadaan alat dan bahan (belanja alat&bahan)
4. Pekerjaan pelayanan marketing terhadap konsumen

Dari beberapa pekerjaan yang saya laksanakan selama Praktik Kerja Lapangan
di CV. SURIADIPRAJA saya akan mengambil materi mengenai pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dinding. Hal tersebut akan dibahas lebih lanjut pada poin selanjutnya.

B. Tinjauan Teoritis Pembenahan Bangunan


a. Pengertian Bangunan
Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang
didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga biasa disebut
dengan rumah atau gedung, yaitu segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam
kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya. Bangunan
memiliki beragam bentuk, ukuran, dan fungsi, serta telah mengalami penyesuaian
sepanjang sejarah yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bahan bangunan,
kondisi cuaca, harga, kondisi tanah, dan alasan estetika.

b. Bagian-bagian Kontruksi Bangunan


Bagian konstruksi bangunan digolongkan ke dalam 2 jenis yaitu konstruksi bagian
bawah dan konstruksi bagian atas. Untuk konstruksi bagian bawah misalnya pondasi
dan balok slof. Sedangkan untuk konstruksi bagian atas adalah dinding, balok latei,
balok ring, lantai, pintu, jendela, ventilasi, tangga, kuda-kuda, dan atap. Untuk
memahami semua bagian konstruksi tersebut, berikut ini adalah bagian konstruksi
bangunan rumah :

1) Bagian-bagian Konstruksi Bangunan


 Pondasi
Pondasi adalah bagian paling bawah dari sebuah konstruksi yang langsung
menempel dengan tanah. Fungsi pondasi adalah sebagai penopang beban
bangunan di atasnya. Umumnya pondasi dibuat menggunakan batu atau beton.
Jenis pondasi sendiri bermacam-macam seperti pondasi cakar ayam, semuran,
hingga tiang pancang. Dalam penerapannya setiap jenis pondasi digunakan
untuk jenis bangunan yang berbeda-beda. Misalnya pondasi cakar ayam
digunakan untuk bangunan bertingkat, tiang pancang digunakan untuk gedung
tinggi bertingkat atau menara.
 Balok sloof
Balok sloof adalah elemen struktural dari bangunan yang terletak diatas
pondasi berfungsi untuk menahan beban dari struktur bangunan di atasnya ke
struktur pondasi dengan menolak membungkuk. Secara fungsi balok sloof
memiliki fungsi yang sama dengan pondasi. Balok sloof terbuat dari beton
bertulang besi yang berhubungan sehingga membentuk konstruksi ruangan.
Struktur dari balok sloof inilah yang nantinya mampu menahan goyangan akibat
gempa atau pergeseran tahan sehingga kerusakan bangunan mampu
diminimalisir.
 Dinding
Dinding adalah salah satu bagian konstruksi bangunan bagian atas balok slof
berfungsi untuk memisahkan bagian dalam dan luar bangunan serta sebagai
partisi ruangan. Berdasarkan bahan bakunya dinding digolongkan kedalam tiga
jenis. Yang pertama dinding tradisional dengan bahan dasar kayu atau bambu.
Kedua adalah dinding permanen yang terbuat dari batu bata dan semen. Ketiga
dinding semi permanen yang terbuat dari bahan campuran dinding permanen
dan dinding permanen.
 Balok Latei
Balok latei atau balok lintel adalah kontruksi bangunan yang menempel di
atas pintu dan jendela. Adapun fungsi balok latei adalah sebagai penahan beban
agar kusen atau pintu tidak menerima beban di atasnya secara langsung.
Umumnya balok latei terbuat dari beton bertulang besi, namun ada juga yang
terbuat dari bata roolag. Sebagian orang menyebut balok latei sebagai balok
ambang karena posisinya yang mengambang.

 Balok Ring
Balok ring adalah struktur bangunan terbuat dari beton bertulang yang
terletak tepat di atas tembok. Fungsi balok ring adalah menstabilkan posisi
dinding di bawahnya dan mengokohkan bagian atas kolom.
 Lantai
lantai adalah bagian konstruksi bagian bawah digunakan untuk pijakan
berupa luasan yang dibatasi oleh dinding-dinding. Fungsi utama lantai adalah
sebagai tempat melakukan aktivitas dan meletakan perabotan rumah. Umumnya
lantai saat terbuat dari semen, keramik, marmer, batu alam dan lain-lain.
 Pintu
Pintu adalah sebuah bukaan pada dinging yang berfungsi untuk
menghubungkan antara ruangan. Selain itu pintu berfungsi sebagai privasi
keamanan ruangan dan penghuninya. Pada hunian rumah umumnya pintu
terbuat dari kayu. Sebagian lainnya pintu dibuat dari kaca, alumunium atau PVC.
 Jendela
Jendela adalah lubang pada dinding bangunan yang diberi penutup berfungsi
sebagai pengatur pencahayaan rumah atau hunian. Umumnya jendela terbuat
dari kombinasi kayu dengan kaca atau alumunium dengan kaca.

 Ventilasi
Ventilasi berfungsi untuk sara pertukaran udara dari luar ke dalam rumah
atau hunian. Peranan ventilasi sangat penting, selain membuat rumah selalu
memiliki udara segar ventilasi juga mempengaruhi kesehatan penghuninya.

 Kuda-kuda

Kuda-kuda adalah konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai penopang


atap berupa usuk, reng dan genteng. Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu dan
berbentuk segitiga. Namun saat ini sebagian orang menggunakan baja ringan
atau beton bertulang untuk membuat kuda-kuda.

2) Konstruksi Dinding

a) Definisi Dinding
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang
melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan
menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi
ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka.

b) Macam-macam Dinding

 Dinding Batu Bata


Dinding batu bata adalah dinding yang paling sering digunakan
dalam pembangunan baik perumahan sederhana maupun pembangunan
gedung-gedung yang berukuran besar. Karena itu pasangan batu bata
memiliki nilai seni tersendiri dalam sistem pemasangannya dalam
konstruksi bangunan atau dinding. Pembuatan batu bata harus
memenuhi peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3
dan peraturan batu bata merah sebagai bahan bangunan NI-10.
Adapun kelebihan dari dinding batu bata yaitu:Kuat dan tahan
lama,Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembol akibat air
hujan, Keretakan relatif jarang terjadi.
Namun, batu bata memiliki kekurangan tersendiri yaitu: Biaya
yang cukup tinggi, Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako
dan bahan dinding lainnya.

 Dinding Batako
Batako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu
batu. Jenis dinding ini ada yang dibuat secara manual (menggunakan
tangan), ada juga yang menggunakan mesin. Pembuatannya
menggunakan cetakan yang dipres secara maksimal, dan dibakar dengan
tungku khusus, dengan panas yang tinggi. Ukuran harus tepat sehingga
pemasangannya tidak perlu diadakan plesteran.
Kelebihan dari dinding batako pres yaitu:Pemasangan batako
lebih cepat, Kedap air sehingga sangat kecil terjadinya rembesan
air,Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
Namun dinding batako pres memiliki kekurangan:Kekurangan
dinding batako pres:Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras,
Mudah terjadi retak rambut pada dinding,Mudah dilubangi karena
terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya.

 Dinding Bata Kapur


Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini
banyak digunakan pada rumah-rumah di pedesaan, perumahan
rakyat,pagar pembatas tanah, atau rumah sederhana. Dinding bata kapur
terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur gunung. Waktu
pemasangan pun cepat dan sedikit memakaian adukan semen-pasir. Bila
telah terpasang dan diplester dinding ini tidak akan terlihat dari tanah
dan kapur. Dinding ini memerlukan kolom pengaku (kolom praktis)
setiap 2,5 m.

 Dinding Bata Hebel atau Celcon


Bata hebel dibuat dengan mesin pabrik. Dinding bata hebel atau
celcon adalah bahan bangunan pembentuk dinding dengan mutu yang
relatif tinggi. Dinding jenis ini bisa  tidak di plester, cukup di aci saja
karena permukaannya yang sudah rata dan permukaan batu yang lebar.
Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan. Selain itu, dalam
praktik pemasangan sedikit bahan yang terbuang percuma. Bata ini
cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik. Bisa
langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan
menggunakan semen khusus. Bahan dasar acian/semen tersebut adalah
pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Untuk menggunakannya, semen
ini hanya di campur dengan air. Tetapi bisa juga menggunakan bahan
seperti pemasangan batako.
Kelebihan dari dinding bata hebel atau celcon:Kedap air sehingga
sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air,Pemasangan lebih
cepat dengan pemotongan yang lebih mudah dengan menggunakan
gergaji,Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 -
12,Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan suara yang
baik.Kekurangan yang di miliki dinding bata hebel atau celcon
yaitu:Harga relatif lebih mahal,Tidak semua tukang pernah memasang
bata jenis ini,Hanya toko material besar yang menjual dan penjualannya
dalam jumlah m3.

 Dinding Partisi
Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan
untuk sekat antar ruang. Karena di desain sebagai sekat antara ruang
satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain konstruksi yang lebih
praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding yang lain.
Bahan partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah.
Sayangnya dinding ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar
(eksterior). Ini disebabkan sifat bahannya yang kurang menjamin faktor
keamanan dari gangguan luar. Disamping tidak cocok untuk konstruksi
terbuka, dinding jenis ini juga tidak dirancang untuk memikul beban
yang berat.
Dinding macam ini banyak digunakan sebagai bahan penyekat
ruangan, terutama di perkantoran. Bahan yang dipakai umumnya terdiri
dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm.
Dari segi beban terhadap bangunan, dinding partisi dapat diabaikan.

C. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan penilitian saya ketika di tempat PKL, saya melihat terdapat


suatu bangunan yang dindingnya itu retak, hal ini menjadi pengamatan saya selama
ditempat PKL ternyata ada adukan yang tidak sesuai atau tidak menempel pada
tembok ketika proses pelesteran. Hal ini diakibatkan karenan adukan kurang bagus
dan ketika prosespemasangan pesteran dinding pasangan bata tidak disiram dahulu
dengan air, sehingga Pelesteran tidak menempel setelah di pelester, dan
mengakibatkan retak pada dinding.

1. Macam Retak
a. Retak Struktur
Retak struktur merupakan jenis retak yang berbahaya terhadap
kekokohan bangunan. Terdapat ciri tertentu seperti lebar retakan lebih dari
2 mm dan tembus pada sisi dinding lannya. Faktor utama pemicunya
biasanya terjadi karena pergeseran pada fondasi karena daya dukung tanah
yang kurang baik,” ungkap Denny.
Retak struktural merupakan indikasi paling rawan dari kondisi sebuah
bangunan. Retak struktural dapat disebabkan oleh pengaruh lentur, geser,
dan torsi. Kondisi tersebut dapat terlihat pada elemen struktural seperti
balok, kolom, dan pelat lantai. Retak struktur dapat dibagi 2 macam yaitu:

 Retak Tarik
Retak jenis ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya
penurunan permukaan tanah. Penurunan permukaan yang terjadi
tidak secara serentak mengakibatkan perubahan elevasi pada
bangunan Retak tarik juga bisa dipengaruhi erosi tanah karena air di
bawah fondasi. Adanya pergerakan tanah atau gempa ringan juga
bisa menambah risiko keretakan pada dinding

 Retak Tekan
Jenis retak yang satu ini terjadi karena adanya tekanan dari atas
dan dari bawah dinding. Retak tekan diawali karena kolom pada
bangunan yang tidak bisa bekerja maksimal sehingga keretakan bisa
mempengaruhi dinding dengan berbeda-beda, retakan di satu bagian
lebih kuat daripada retakan pada bagian dinding yang lain.

 Faktor Penyebab Retak Struktur


 Pergeseran ataupun penurunan pada struktur pondasi. Hal ini dapat
diakibatkan karena daya dukung tanah berdirinya lahan yang kurang
stabil setelah terjadinya gempa, banjir dan kejadian alam lainnya.
 Kesalahan penentuan jenis pondasi yang dipilih ataupun kesalahan
penghitungan beban yang akan dipikul oleh pondasi pada saat proses
pembangunan.
 Proses pengerjaan struktur bangunan yang tidak sempurna.
 Adanya kerusakan pada struktur bangunan utama seperti kolom
yang retak atau bengkok, adanya balok penyangga yang jumlah
tulangan besi utamanya dan besi pengikatnya tidak sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan oleh bangunan, Sehingga secara
perhitungan kekuatan bangunan tidak terpenuhi.

b. Retak Non-Strukur
Meski tidak terlalu membahayakan, retak non struktur dapat
mengurangi nilai estetis dan sebuah bangunan Kualitas material yang
kurang bagus ditambah cuaca ekstrem yang terjadi menjadi penyebab dan
ketiga jenis retak non struktur di bawah ini:

 Crazing (Retak Rambut)


Plesteran yang terlalu banyak disentuh dengan trowel (roskam)
dan pasir yang digunakan banyak mengandung butiran halus bisa
mengakibatkan retak crazing Ciri utama retak ini adalah adanya anngan
halus yang dangkal, bersambung membentuk hexagonal dengan jarak 5
mm-75 mm, serta biasanya langsung terjadi dalam selang waktu
beberapa jam saja setelah proses plesteran. Selain menggunakan
komposisi campuran yang sesuai, Anda juga bisa mengorek retakannya
lalu menutup dengan dempul.

 Map Crazing
Retak yang termasuk dalam jenis non struktur ini diakibatkan
terlalu banyaknya penggunaan semen dan plesteran yang terlalu cepat
mengering Pola retakannya menyerupai alur peta, membentuk
hexagonal dengan jarak hingga 200 mm, dan strukturya cenderung lebih
dalam dan bersambung Lakukan penyiraman pada permukaan dinding
plester dengan air sebelum dilakukan pengacian.

 Retak Susut (Shrinkage)


Retak yang termasuk dalam jenis non struktur ini diakibatkan
terlalu banyaknya penggunaan semen dan plesteran yang terlalu cepat
mengering. Pola retakannya menyerupai alur peta, membentuk
hexagonal dengan jarak hingga 200 mm, dan strukturnya cenderung
lebih dalam dan bersambung Lakukan penyiraman pada permukaan
dinding plester dengan air sebelum diakukan pengacian biasanya tidak
berbahaya hanya mempengaruhi keindahan rumah karena dinding jadi
dipenuhi garis retakan halus tak beraturan. Untuk mengurangi retak non
struktur, lakukan penyiraman pada dinding bata sebelum dilakukan
pekerjaan plesteran, pilih material dengan kualitas yang baik dan
penggunaan komposisi campuran yang sesuai.

 Faktor Penyebab Retak Non-Sruktural


 Kandungan semen yang digunakan terlalu berlebih.
 Plesteran yang terlalu cepat dibiarkan mengering, sehingga
pengeringannya tidak merata secara keseluruhan.
 Campuran acian yang terlalu tipis dan belum sepenuhnya kering
pada saat diaplikasikan ke dinding, kemudiandilakukan acian
Kembali.
 Penggunaan cat yang bermutu kurang baik, sehingga tidak elastis
pada saat diaplikasikan.

D. Pemecah Masalah

Ada beberapa hal yang harus dilakukan ketika proses pelester, dan pengacian,
tujuannya agar tidak terjadi peretakan pada dinding dan tidak membahayakan
penghuni.

1) Untuk Mengatasi Retak Struktur


Untuk mengatasinya lakukan pemadatan tanah dan memilih fondasi yang sesuai
dengan karakteristik tanah

2) Untuk Mengatasi Retak Non-Struktur


Sebelum melakukan pelesteran pastikan dinding bata sudah kering, agar ketika
proses pelester dilakukan adukan pada dinding bisa merekat atau menyatu, untuk umur
pengeringan 2 sampal 3 minggu untuk interior an 1 minggu untuk exterior.
Selanjutnya apabila mau melakukan pengacan basahi dulu dinding pelesteran agar
acian tidak mudah kering, gunakan semen yang berpartikel kecil dan usahakan jangan
tercampur pasir, atau semen yang sudah mengering.
Satu hal yang perlu diperhatikan, sebaiknya jangan melakukan pelesteran ketika
dinding bata masih basah. Proses ini akan membuat air terperangkap sehingga struktur
dinding bisa menyebabkan kelembapan Sehingga dinding yang dibentuk kurang kokoh.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan

Berdasarkan kasus di atas maka dapat diambil sebagai berikut:


1) Sebelum melakukan pelestaran dinding bata harus kering terlebih dahulu tujuan
agar tidak menyebabkan kelembaban pada dinding
2) Ketika melakukan pengacian harus membasahi dinding pelesteran tujuan agar
hasil yang diperoleh lebih maksimal dan kokoh

B. Rekomendasi
1) Untuk Pihak Sekolah
a. Pelaksanaan kegiatan PKL praktik kerja lapangan harus di persiapkan dan
jauh-jauh han agar siswa yang melaksanakan praktik kerja lapangan bisa
menyiapkan dulu.
b. Selama 3 bulan siswa melakukan praktik kerja lapangan pembimbing harus
melakukan monitoring minimal 3 kali supaya siswa bisa terkontrol oleh
pembimbing.

2) Untuk Pihak Perusahaan


a. Pembimbing harus lebih banyak memberikan materi dan praktik kerja
lapangan kepada siswa prakerin agar siswa prakenn bisa mengerti materi
yang diberikan oleh pembimbing perusahaan.
b. Pembimbing harus memperkenalkan apa saja yang baru yang belumpernah
dipelajan oleh siswa prakerin.

3) Untuk Siswa
a. Siswa prakerin harus melakukan prakerin selama 3 bulan terkecuali sakit
dan izin jangan sampai tidak ada keterangan.
b. Siswa harus bisa mempelajari ilmu yang diberikan oleh pembimbing yang
ada di industri.

Anda mungkin juga menyukai