Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ade Irawan Pulpaseda

NIM : 044007597
Mata Kuliah : HKUM 4103 – Filsafat Hukum dan Etika
Profesi

Saat ini Indonesia sedang melakukan vaksinasi Covid-19. Presiden Joko


Widodo atau Jokowi pun menjadi orang yang pertama disuntik. Nantinya secara
bertahap seluruh warga negara Indonesia akan melakukan vaksinasi Covid-19. Bahkan
Presiden Jokowi juga telah menggratiskannya. Yang terbaru, Jokowi memastikan
bahwa pemerintah akan memberikan kompensasi berupa santunan apabila
penerima vaksin Covid-19 mengalami kecacatan atau meninggal dunia usai disuntik
vaksin. Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 14 tahun 2021
tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulan
Pandemi Covid-19.

"Dalam hal terdapat kasus kejadian ikutan pasca vaksinasi yang dipengaruhi oleh
produk Vaksin Covid-19 berdasarkan hasil kajian kausalitas dan kasus tersebut
menimbulkan kecacatan atau meninggal, diberikan kompensasi oleh pemerintah," bunyi
Pasal 15B ayat 1 sebagaimana dikutip Liputan6.com dari salinan Perpres, Sabtu, 13
Februari 2021.

Tak hanya itu, Jokowi juga mengeluarkan peraturan presiden yang isinya antara lain
mengatur mengenai penerapan sanksi administratif maupun pidana bagi orang yang
menolak melaksanakan vaksinasi Covid-19.

Sumber: www.liputan6.com

1. Jelaskankah bagaimana konsep pengaturan tentang Vaksinasi Covid-19 sebagai


keberlakuan hukum terkini dalam kajian ilmu filsafat hukum!

Konsep dalam sebuah peraturan tentang Vaksinasi Covid-19 sebagai


keberlakuan hukum terkini dengan tetap melakukan jaga jarak, cek suhu, dan
memakai masker serta melaksankan Protokol kesehatan yang berlaku sebab
walaupun ada Vaksinasi Covid-19 kita tetap harus menjaga kesehatan kita yaitu
dengan menaati peraturan tentang protokol kesehatan.
2. Jelaskanlah analisis Anda berdasarkan ajaran Socrates dan Plato terkait
kebijakan vaksinasi covid-19 yang diatur dalam Perpres No. 14 tahun 2021?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meneken Peraturan Presiden nomor 14


tahun 2021 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam
Rangka Penanggulangan COVID-19 pada 9 Februari 2021 kemarin. Beleid ini
menggantikan aturan sebelumnya, Pepres 99 tahun 2020.
Dalam revisi ini, muncul ancaman hukuman bagi orang-orang yang menolak
vaksinasi COVID-19. Hal itu tertuang dalam beberapa isi pasal Perpres tersebut.
Pada pasal 13 A dikatakan, Kementerian Kesehatan melakukan pendataan
dan menetapkan sasaran penerima vaksin COVID-19. Mereka yang telah
ditetapkan sebagai penerima, wajib mengikuti vaksinasi COVID-19.

Anda mungkin juga menyukai