Anda di halaman 1dari 19

PENDAMPINGAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL

DALAM MENINGKATKAN PEMASARAN PRODUK


USAHA KERAJINAN TANGAN PASCA PANDEMI
COVID-19 DI KOTA PEKANBARU

LAPORAN KEGIATAN BHAKTI KARYA PRAJA


BERBASIS PROGRAM STUDI

Disusun Oleh :

Anna Asriniati Harahap 29.0255


Luis Vigo Kasmedi 29.0270
Maria Magdalena Hasugian 29.0273
Okctari Fatahila 29.0286
Yuni Lisdawati 29.0301

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA


INFORMASI PEMERINTAHAN
FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
2022
TANDA PERSETUJUAN

Judul Laporan Kegiatan : Pendampingan Penggunaan Media Sosial Dalam


Bhakti Karya Praja Meningkatkan Pemasaran Produk Usaha Kerajinan Tangan
Pasca Pandemi Covid-19 Di Kota Pekanbaru
Nama : Anna Asriniati Harahap (29.0255)
Luis Vigo Kasmedi (29.0270)
Maria Magdalena Hasugian (29.0273)
Okctari Fatahila (29.0286)
Yuni Lisdawati (29.0301)

Program Studi : Teknologi Rekayasa Informasi Pemerintahan


Fakultas : Manajemen Pemerintahan

Disetujui untuk dipertahankan pada hari tanggal bulan tahun 2022

Jatinangor, 2022

Mengetahui
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing

Dr. Megandaru Widhi Kawuryan, S.IP, M.Si Ikhbaluddin, S.Kom, M.Si


Penata Tingkat I (III/d) Penata Tingkat I (III/d)
NIP. 19760404 200112 1 002 NIP. 19770520 200112 1 002
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

TANDA PERSETUJUAN

DAFTAR ISI.....................................................................................................................i

ABSTRAK........................................................................................................................ii

I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

II METODE PRAKTEK................................................................................................3

2.1. Persiapan Kegiatan Bhakti Karya Praja....................................................3


2.2. Pelaksanaan Kegiatan Bhakti Karya Praja................................................4
2.2.1 Pemberian Materi.............................................................................5
2.2.2 Diskusi.............................................................................................5
2.3. Evaluasi Kegiatan Bhakti Karya Praja......................................................6

III HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................7

3.1. Hasil...................................................................................................................7
3.2. Pembahasan.......................................................................................................9

IV PENUTUP................................................................................................................12

4.1. Kesimpulan......................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
PENDAMPINGAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM
MENINGKATKAN PEMASARAN PRODUK USAHA KERAJINAN TANGAN
PASCA PANDEMI COVID-19 DI KOTA PEKANBARU
Anna Asriniati Harahap, Luis Vigo Kasmedi, Maria Magdalena
Hasugian, Okctari Fatahila, Yuni Lisdawati
Program Studi Teknologi Rekayasa Informasi Pemerintahan, Institut
Pemerintahan Dalam Negeri

ABSTRAK

Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia termasuk lndonesia berdampak besar terhadap
pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sedang berkembang saat ini. Pelaku usaha yang
harus mampu bersaing karena apabila tdak mampu beradaptasi dengan kondisi maka akan bangkrut. Tujuan
diadakannya kegiatan ini adalah untuk membantu memberikan solusi kepada para pelaku UMKM
khususnya usaha kerajinan tangan dalam menghadpi masa pasca pandemi khususnya untuk pemasaran
produk agar dapat bertahan dan melakukan inovasi melalui digitalsasi usaha melalui penggunaan media
sosial. Selain itu juga sebagai wadah yang menjembatani aspirasi para pelaku usaha kerajinan tangan
terhdap Pemerintah khususnya Kota Pekanbaru. Metode yang digunakan adalah melalui metode offline
dengan melaksanakan sosialisasi langsung kepada masyarakat. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
memberikan beberapa solusi agar mampu memperkuat keberlangsungan usaha yaitu peningkatan
pengetahuan tentang pemasaran produk dengan media sosial sehingga Pelaku Usaha kerajinan tangan dapat
meningkatkan hasil penjualan mereka. Kesimpulan kegiatan ini sangat bermanfaat menyajikan masukan
kepada pelaku usaha kerajinan tangan khususnya untuk strategi pemasaran pada masa pasca pandemi dan
membantu mengatasi permasalahan pelaku usaha kerajinan tangan pada saat ini khususnya dalam
penggunaan media sosial yang belum dikelola dengan baik dan belum memiliki pengetahuan lebih untuk
menggunakannya.

Kata Kunci: Media Sosial, UMKM, Keberlangsungan Usaha


I. PENDAHULUAN

lndonesia disambut baik oleh pelaku bisnis khususnya bagi para wirausaha
muda atau industri perumahan (home industry) yang terus tumbuh berkembang
pesat dan berdikari, Pada tanggal 04 Juli 2008 Pemerintah lndonesia telah
mengeluarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 yang berisikan mengenai
pemberlakuan atas usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Adanya Undang-
Undang tersebut maka UMKM memiliki landasan payung hukum yang kuat untuk
menjadi salah satu sektor ekonomi nasional yang harus dibudidayakan dan
dikembangkan untuk bisa memberikan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi
nasional. Wabah Covid-19 yang terjadi secara global hampir di seluruh dunia
termasuk di lndonesia telah memicu sentimen negatif terhadap berbagai lini bisnis
khususnya bisnis UMKM. UMKM menjadi salah satu sektor yang terpuruk akibat
pandemi Covid-19. Pandemi ini hampir menghentikan roda perekonomian dalam
negeri seiring tingginya ancaman terhadap masyarakat lantaran kehilangan
pendapatan rumah tangga karena tidak bisa bekerja akibat maraknya pemutusan
hubungan kerja dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Era internet saat ini telah menciptakan manusia di dunia sebagai global
citizen, dimana interaksi manusia di dunia sudah tidak ada batas lagi. Interaksi
menggunakan manusia mampu menghadirkan pertemuan yang seolah nyata meski
terdapat perbedaan ruang dan waktu. lnteraksi manusia di era ini sangatlah dibantu
oleh hadirnya media sosial yang ditawarkan melalui perangkat smartphone untuk
membantu memudahkan akses internt. Menurut data wearesocial.com, pengguna
media sosial di dunia meningkat lebih dari 100 juta di kuartaI pertama tahun 2018,
atau mencapai 3,3 milyar pengguna hingga bulan maret tahun 2018. Hal ini
diperkirkan karena 389 juta orang mengakses media sosial melalui seiuler untuk
pertama kalinya dikuartaI pertama tahun 2018 ini. Alasan ini cukup kuat
dikarenkan lima miliar orang di seuruh dunia kini memakai ponseI, dengan sekitar
60 persen mengunakan ponsel cerdas yang mampu mengakses media sosial dari
genggamannya. Data lain membeberkan bahwa ada sekitar 12 pengguna baru
dalam setiap detik yang mendaftar ke media sosial. Sebagai salah satu negara
pemakai media sosial, lndonesia cukup mendapatkan perhatian. Hal ini dikarnakan
lndonesia termasuk ke dalam negara dengan pengguna terbesar aplikasi media
sosial terkenal, seperti facebook, instagram, dan twitter. Melihat data
wearesocial.com pengguna facebook di lndonesia menempati peringkat ketiga
sebagai pengguna terbanyak aplikasi ini setelah lndia dan Amerika Serikat. Jakarta
juga menjadi kota kedua terbesar sebagai pengguna aplikasi facebook ini. Untuk
lnstagram, lndonesia menempati posisi keempat sebagai pengguna terbanyak di
dunia dan lndonesia menempati posisi ke-12 sebagai pengguna terbanyak apiikasi
twitter.
Fakta bahwa lndonesia menjadi negara penguna media sosial terbesar
tidaklah membinggungkan. Hal ini bersumber dari besarnya jumlah penduduk
Indonesia yang keungulan demografi kita. Jumlah penduduk lndonesia yang
berkisar 200 juta orang, lebih dari sepertinganya telah mengakses internet
terkhusus apliksi media sosial. Jumah itupun diperkirakan akan semakin bertambah
setiap tahunya. Bagi orang yang peka atas keadaan ini, maka mereka akan mencari
peiuang dari penggunaan media di lndonesia sebagai pasar yang sangat potesial
untuk bisnis yang bebasis media sosial. Fakta saat ini, media sosial telah
dimanfaatkan sebgai salah satu media pemasaran yang efektif mengingat
jangkauan media sosial yang luas dan diperlengkap dengan filter sehingga dapat
dipiIih kepada siapa iklan kita ingin ditujukan. Sekarang semakin banyak orang
yang menggunakan media sosial sebagai sarana pemasaran yang efektif karena
seain cakupannya luas, biayanya pun lebih murah dibandingkan dengan promosi
secara konvensional (liputan6.com, 2013).
Di Pekanbaru sendiri, sudah bnyak pelaku usaha yang menggunakan media
sosial sebagai sarana marketing untuk menaikan penjualan produk mereka. Akan
tetapi, masih banyak juga yang belum mengetaui bagaimana cara mempromosikan
dagangan dan produk mereka melalui media sosial, banyak dari pelaku usaha yang
belum memanfatkan media sosial dalam membantu pekerjaan ataupun
memasarkan produk usaha mereka. Pemasaran produk mereka masih
menggunakan metode pemasaran konfensional atau offline. Begitu juga dengan
pemasaran produk usaha kerajinan tangan di Pekanbaru.

Terkait dengan permasalahan situasi pasca pandemi Covid-19 dan


pentingnya pemasaran serta promosi melalui media sosial, maka tujuan dari
kegiatan Bhakti Karya Praja ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan
secara Iangsung kepada masyarakat dalam mengoptimalkan penggunaan media
sosial sebagai sarana pemasaran produk demi keberIangsungan usahanya. Segala
pengetahuan yang didapatkan praja selama mengikuti pendidikan akan digunakan
pula untuk membantu memecahkan permasalahan

II. METODE

Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan Bhakti Karya Praja ini
adalah metode offliine dengan melaksanakan sosiialisasi door to door secara
langsung kepada pelaku usaha yang berada di daerah Pekanbaru.

2.1 Persiapan Kegiatan Bhakti Karya Praja.

Kegiatan Bhakti Karya Praja yang diadakan secara offline dengan


menerapkan pelatihan serta pendampingan penggunaan aplikasi media sosial
secara lebih luas bagi para pelaku usaha kerajinan tangan di Pekanbaru.
Persiapan yang dilakukan pertama kali adalah melakukan bimbingan bersama
dosen pembimbing lalu membuat matriks program kegiatan Bhakti Karya
Praja selama dua minggu terhtung mulai tanggal 17 Januari sampai dengan
06 Februari 2022. SeteIah itu mulai menceri sumber informasi terkait
UMKM yang ada di kota Pekanbaru namun belum diiketahui secara luas oleh
masyarakat untuk melakukan pemilihan lokasi tempat diselenggarakannya
Bhakti Karya Praja. DiIakukan observasi ke tempat usaha yang berada di
kecamatan Payung Sekaki lalu mengkonfirmasi bahwa akan ada kunjungan
pelatihan serta kegiatan pendampingan penggunaan aplikasi media sosial dari
Praja IPDN sebagai sarana pemasaran produk agar terampil dalam
memasarkan produk usaha yang tentu akan meningkatkan keuntungan dan
memberi manfaat yang akan membuat usaha lebih dikenal luas lagi.
2.2 Pelaksanaan Kegiatan Bhakti Karya Praja

Sebelum melakukan sosialisasi materi kegiatan, dilakukan kegiatan


pengamatan hasil karya yang berada di kerajinan tangan tersebut untuk
mengamati hasil karya apa saja yang teah dibuat. Usaha Kerajinan Tangan
sendiri menghasilkan berbagai macam jenis kerajinan tangan. Seperti seashell
handycraft, glass painting, accessories, mosaic glass&tile, cobochan broch,
dan shoes painting (lihat gambar 2.2).

Kegiatan diawali dengan berkunjung untuk memperkenalkan


kelompok praja sambil menyapa pelaku usaha serta melakukan sesi
wawancara dan tanya jawab mengenai bagaimana usaha kerajinan tangan
dijalankan selama ini. Selanjutnya juga mulai menjelaskan maksud serta
tujuan Bhakti Karya Praja yang sudah menjai salah satu program
pembeajaran Praja Utama. Setelah mengutarakan maksud serta tujuan dan
telah dikonfirmasi, maka akan dimulai proses pemberian materi.

2.2.1 Pemberian Materi

Sesi pertama kegiatan ini disampaikan pengetahuan


mengenai optimalisasi media sosial untuk berbisnis. Dijelaskan pula
bahwa semua media sosial dapat digunakan untuk membantu
pemasaran produk. Untuk meringankan penjelasan optimalisasi media
sosial ini, praja memberikan contoh paktik langsung yang telah
dijalaninya, yaitu menggunakan media sosial Facebook. Facebook
dipilih praja karena platform ini paling banyak digunakan oleh
masyarakat lndonesia dari berbagai usia dan kalangan. Selain itu para
pelaku usaha kerajinan tangan juga sudah dapat dipastikan memiliki
akun Facebook sehingga praktik juga lebih mudah dapat dicoba
langsung menggunakan media sosial yang dimiliki. Facebook dapat
dikatakan sebagai salah platform place atau sarana yang tepat dalam
melakukan pemsaran produk usaha kerajinan tangan. Praja memberi
pemahaman bahwa Facebook dapat digunakan tidak hanya untuk
posting kegiatan sehari-hari namun bisa juga untuk kegiatan berjualan
atau memasarkan produk.

2.2.2 Diskusi
Selanjutnya sambil kegiatan pemberian materi atau
sosialiisasi ini masyarakat pelaku usaha bebas melakukan tanya jawab
sesuai materi yang sedang disampaikan. Sesi diskusi ini juga
diselenggarakan beserta pemaikaian langsung fitur-fitur Facebook
pada setiap akun pelaku usaha. Dalam bagian ini juga dilakukan
penentuan segmentasi pasar sehinga dapat menentukan produk apa
yang akan disebarkann. Setiap bagiam pasar mempunyai kelebihan
dan kekurangnn sehingga seteiah menentukan segmen apa yang akan
dibidik, hanya perlu menyesuaikan produk apa yang akan dijual.

2.3 Evaluasi Kegiatan Bhakti Karya Praja


Kgiatan evaluasi perlu dilakukan untuk melihat sudah sjauh mana
kegiatan memberikan dampak kepada masyarakat. Evaluasi juga diperlukan
untuk melihat apa hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan kedepannya.
Pelaku usaha yang mengkuti kegiatan pelatihan serta pendampingan ini
harius dimintai pendapat dan responya. HasiI respon akan menunjukn apakah
kegiatan yang dilakukan membantu atau tidak sebagai upaya meningkatkan
pengetahuan pemasaran produk usaha kerajinan tangan bagi para pelaku
usaha yang ada.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Kegiatan Bhakti Karya Praja ini dilakukn dengan materi yang diberkan
fokus pada bagaimana merencnakan keuangan untuk penjuaan pada masa pandemi
bagi para pelaku usaha kerajinan tangan. Dengan adanya peIatihan pemasaran
usaha kerajinan tangan ke media sosial membuat pelaku usaha semakin berhasil
dan dapat menaikan keuntungan dari usahanya.
Berikut merupakan hasil dari peIatihan penggunan media sosial yang
diberikan kepada para pelaku usaha kerajinan tangan dari beberapa teknik atau
tahapan-tahapan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memanfatkan adanya kebijakan new normal dimana aktivitas sudah bisa
berjalan walaupun belum seluruhnya normal kembali.
2. Meningkatkan pengetahuan teknologi digital dalam menjalankan usaha.
3. Melakukan peningkatan pengetahuan tentang pemasaran produk mulai dari

bagaimana merancang kalimat yang menarik kemudian menggunakan berbagai


fitur dari media sosial yang digunakan.
4. Membuka jaringan relasi sesama anggota UMKM dalam berbagi informasi
maupun pengetahuan serta pengalaman sebagai upaya meningkatkan omzet /
laba dalam usahanya melalui grup whatsapp yang ada.
5. Melakukan kembali riset pemasaran dengan melakukan riset pemasaran ulang,
maka dapat diketahui stratgi yang lebih tepat dalam rangka untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yang disesuaikan dengan segmentasi dan target pasar
terkait produk yang akan dihasilkan.
6. Mengevaluasi produk, evaluasi produk muncul ketika memasuki era new
normal, karena konsumen akan lebih berhati-hati menggunakan produk baru
dan adanya chance konsumen akan beralih menggunakan produk yang lebih
murah namun dengan kualitas standar. Hal ini dikarenakan konsumen akan
lebih mengalokasikan dananya untuk mempersiapkan kemungkinan terjadinya
krisis kembali.
7. Mengevaluasi harga, pada era new normal, daya beli masyarakat akan suatu
produk akan menurun. Hal ini dikarenakan kemampuan membeli produk yang
menurun dan pertimbangan untuk mengalokasikan dana ke pos yan lain. Oleh
karena itu, perusahaan sebaiknya mengevaluasi harga yang ditawarkan dengan
menggunakan strategi seperti diskon dan bundling product.

8. Menggunakan media sosial dan toko onIine, perusahaan perlu untuk


mengalihkan penjualan produknya dari yang bersifat offIine menjadi onIine,
karena banyak yang belum memahami fasiltas yang ada di media sosial.
Melalui pembelajaran ini perusahaan dapat memanfaatkan media sosial dan
aplikasi toko online untuk memasarkan produknya.
9. Memperkenalkan pembayaran tunai ke non tunai, Usaha dapat menggunakan
pelayanan keuangan digital untuk transaksi keuangannya, sehingga transaksi
pembayaran menggunakan sistem non tunai.

3.2 Pembahasan

Kegiatan Bhakti Karya Praja yang dilakukan secara offline berbentuk


Pelatihan dan Pendampingan dengan tema strategi perencanaan keuangan untuk
penjualan berupaya memberikan materi dan solusi terhadap kendala yang dihadapi
para pelaku usaha kerajinan tangan. Adapun permasalahan yang dihadapi oleh
UMKM adalah sebagai berikut :
a. Upaya mempertahankan usahanya dengan dana yang minim;
b. Strategi Pemasaran produk melalui media sosial
c. Kurangnya inovasi dari pelaku usaha kerajinan tangan dalam memasarkan
produknya
Kegiatan Bhakti Karya Praja ini mendapat respon yang baik dari peserta karena
sangat diperlukam oleh pelaku usaha kerajinan tangan saat masa pandemi seperti ini,
hal tersebut sesuai dengan hasil evalusi serta dskusi yang dilakukan oleh Praja dan
Pelaku usaha. Praja juga menyampaikan keberlangsungan transfer pengetahuan ini tidak
hanya sebatas pada pertemuan ofline tapi untuk berkelanjutan dapat berkomunikasi
melalui whatsapp, media sosial yang ada atau pada pertemuan selanjutnya.
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kegiatan Bhakti Karya Praja merupakan kegiatan pengbadian kepada


masyarakat yang dilakukan praja di akhir masa pendidikannya di Insttitut
Pemerintahan Dalam Negeri. Pengabdian yang dilakukan pada Bhakti Karya Praja
kali ini, berupa pemberian pemahaman kepada pelaku usaaha kerajinan tangan dalam
bentuk pelatihan dan pendampingan media sosial di wilayah Pekanbaru. Kegiatan ini
bertujuan untuk membantu memberikan solusi kepada para pelaku usaha dalam
menyusun perencanaan pemsaran produk serta menciptakan inovasi yang beradaptasi
dengan perkembangn digtalisasi media soaual agar dapat bertahan di masa pasca
pandemi saat ini.

Melalui kegiatan ini praja menginginkan kegagalan para pelaku usaha dalam
mempertahankan keberlangusngan usahaanya dalam hal ini keuntungannya dapat
teratasi, sehingga menyadakan pelaku usaha terhadap pentingnya pemasaran produk
dan menglola media sosil dengan baik. Selain itu, penulis berharap dengan adanya
kegiatan ini mampu memberi kesadaran kepada masyarakat bahwa pandemi bukanIah
menjadi halangan untk melakukan kegiatan apapun, termasuk kegiatan berusaha.
Media sosial apabila digunakan dengan tepat dan benar maka akan dapat memberikan
dampak yang besar pula bagi kita yang menggunakannya.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah

Abidin, A.Z. dan Dharma, M.B. (2017). Strategi pengembangan usaha mikro kecil
dan menengah dinas koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan.
Pascasarjana Universitas Pamulang: Prosiding Seminar Ilmiah Nasional
“Membangun Paradigma Kehidupan Melalui Multi Disiplin Ilmu.
Andiran Perman, (2020), Inilah 8 Permasalahan UMKM Yang Sering Terjadi,
Panduan bisnis.
Antonius Purwanto, (2020) Ujian UMKM menahan korona, ketangguhan UMKM
di Indonesia kembali di uji saat menghadapi dampak penyebaran virus
korona Covid-19, diunduh dari laman
https://kompas.id/baca/riset/2020/03/31/ujian- umkm-menahan-korona/
Hermansah, (2020), Simakstrategibertahanbagi UKMhadapikrisisakibat Covid-19
Jati, H., B. Bala, dan O. Nisnoni. (2014). Menumbuhkan Kebiasaan Usaha Kecil
Menyusun Laporan Keuangan. Jurnal Bisnis dan Usahawan, II (8), 210-218
Manoppo, Wilfried Seth dan Frendy A. O. Pelleng. (2018). Pelatihan Penyusunan
Laporan Keuangan Dengan Teknik Pembukuan Sederhana Bagi Pelaku
Usaha UMKM Di Kecamatan Malalayang Kota Manado Provinsi
Sulawesi Utara https://media.neliti.com/media/publications/269354-pelatihan
penyusunanlaporan-keuangan-de-158debd4.pdf diakses pada tanggal 26
Februari 2021
Susanti, Ari dan Elia Ardyan, (2020). Literasi Keuangan Pemilik Usaha Terhadap
Keberlangsungan Usaha (Business Sustainability) Pada UMKM Rotan Desa
Trangsan, Jawa Tengah. Jurnal Buletin dan Bisnis Volume 05, No.02,
Agustus 2019 page 124-135.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan


Menengah.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah

14
Website

https:// bappenas.go.id/content/uploads/2020/12/BAPPENAS-Penanggulangan-
Dampak-Covid-19-terhadap-UMKM-Final-v1_0.pdf diakses pada tanggal 01
Maret 2021
https:// katadata.co.id/katadatainsightscenter diakses pada tanggal 26 Februari
2021

11
Lampiran I

Gambar 2.1
Hasil Kerajinan Tangan dan Kegiatan BKP
///

Anda mungkin juga menyukai