Anda di halaman 1dari 23

Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

MODUL IV
TINGGI METASENTRIK

4.1. Pendahuluan

Mekanika fluida adalah suatu ilmu yang mempelajari perilaku fluida baik dalam
keadaan diam (statik) maupun bergerak (dinamik) serta interaksi dengan media
batasnya (zat padat atau fluida dengan γ lain) (Ikhsan, 2018).

Stabilitas adalah keseimbangan dari kapal, merupakan sifat atau kecenderungan


dari sebuah kapal untuk kembali kepada kedudukan semula setelah mendapat
senget (kemiringan) yang disebabkan oleh gaya-gaya dari luar (Ritonga, 2017).

Tinggi metasentrik merupakan jarak antara pusat gravitasi dari kapal dan
metasenter. Tinggi metasentrik digunakan untuk menghitung stabilitas kapal dan
ini harus dilakukan sebelum melanjutkan ke laut. Dalam percobaan ini stabilitas
ponton data ini diketahui berdasarkan titik beratnya pada ketinggian yang
bervariasi. Percobaan ini juga membandingkan hasil percobaan dengan hasil
perhitungan stabilitas secara analitis.

4.2. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu:


a. Mengetahui prinsip-prinsip stabilitas benda terapung
b. Menentukan stabilitas suatu benda terapung
c. Membandingkan hasil percobaan dengan hasil perhitungan stabilitas secara
analitis
d. Membandingkan hasil tinggi metasentrik dengan sudut yang sudah ketahui
e. Memenuhi tugas praktikum Mekanika Fluida

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

4.3. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah:
a. Penggaris

Gambar 4.3.1. Penggaris


b. Bejana Air

Gambar 4.3.2. Bejana Air


c. Ponton

Gambar 4.3.3. Ponton

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

4.4. Landasan Teori

Suatu benda apung dalam zat cair statis akan menerima gaya apung, FB seberat
zat cair yang dipindahkan oleh benda itu. Gaya apung, FB selalu bereaksi vertikal
ke atas dan bentuk persamaan yang dinyatakan dengan:

FB = ρ . g . V

Keterangan:
ρ = Rapat massa zat cair (Kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
V = Volume fluida yang dipindahkan oleh benda apung (m3)

Tinggi metasentrik adalah tinggi potong antara garis vertical yang dilalui pusat
apung Bo sesudah benda digoyang dengan garis vertikal Wo sebelum dogoyang.
Jika Mo terletak diantara Wo maka benda akan terbenam, maksudnya benda akan
terapung labil bila suatu benda apung dalan zat cair statis akan menerima gaya
apung seberat zat cair yang dipindahkan oleh gaya itu. Letak Wo dipengaruhi oleh
sudut penggoyongan . Sudut penggoyongan diperhitungkan sedemikian rupa
sehingga pusat koordinat diambil G (pusat berat). Dengan demikian ukuran
stabilitas didasarkan pada jarak:

N – G = Tinggi Metasentrik
Apabila;
M > 0 (N di atas G) = Terapung stabil
M < 0 (N di bawah G)= Terapung labil
M = 0 (N pada G) = Terapung indifferent

Pada ponton diterapkan hukum Archimedes dan prinsip kestabilan benda


terapung. Pada ponton terdapat dua gaya yang bekerja pada poton. Sebuah ponton
berbentuk kotak terapung dalam keadaan seimbang. Berat benda terapung bekerja
vertical ke bawah melalui titik berat dan diimbangi oleh suatu gaya apung yang
memiliki besar yang sama dan bekerja berlawanan arah.

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

4.5. Prosedur Praktikum

Adapun prosedur percobaan pada praktikum kali ini sebagai berikut:


a. Mengukur panjang dan lebar ponton.

Gambar 4.5.2. Mengukur Dimensi Ponton


b. Memasukkan ponton ke dalam air dalam keadaan seimbang (jarum tidak
bergerak).

Gambar 4.5.3. Ponton Dalam Bejana


c. Menggeser beban dan mencatat sudut yang terjadi.

Gambar 4.5.4. Menggeser Beban Pada Ponton

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

d. Melakukan hal yang sama dengan ketinggian yang berbeda.

Gambar 4.5.5. Mengatur Ketinggian Beban

4.6. Data Hasil Percobaan

Tabel 4.6.1. Hasil Pengamatan Untuk Tinggi Massa Pengatur 0 m


Jarak Massa Pengatur Jarak Massa Pengatur
No Sudut (°) Sudut (°)
Bagian Kanan X (mm) Bagian Kiri X (mm)
1 0 0 0 0
2 10 1 10 1
3 20 3 20 3
4 30 4 30 4
5 40 5 40 5
6 50 7 50 7
7 60 9 60 9
8 70 10 70 10
Sumber: Data Hasil Percobaan

Tabel 4.6.2. Hasil Pengamatan Untuk Tinggi Massa Pengatur 0,05 m


Jarak Massa Pengatur Jarak Massa Pengatur
No Sudut (°) Sudut (°)
Bagian Kanan X (mm) Bagian Kiri X (mm)
1 0 0 0 0
2 10 2 10 2
3 20 3 20 4
4 30 5 30 5
5 40 6 40 7
6 50 8 50 8
7 60 9 60 10
8 70 - 70 -
Sumber: Data Hasil Percobaan

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

Tabel 4.6.3. Hasil Pengamatan Untuk Tinggi Massa Pengatur 0,10 m


Jarak Massa Pengatur Jarak Massa Pengatur
No Sudut (°) Sudut (°)
Bagian Kanan X (mm) Bagian Kiri X (mm)
1 0 0 0 0
2 10 1 10 2
3 20 2 20 4
4 30 5 30 6
5 40 6 40 8
6 50 8 50 9
7 60 10 60 11
8 70 - 70 -
Sumber: Data Hasil Percobaan

Tabel 4.6.4. Hasil Pengamatan Untuk Tinggi Massa Pengatur 0,15 m


Jarak Massa Pengatur Jarak Massa Pengatur
No Sudut (°) Sudut (°)
Bagian Kanan X (mm) Bagian Kiri X (mm)
1 0 0 0 0
2 10 2 10 3
3 20 3 20 5
4 30 6 30 7
5 40 9 40 9
6 50 - 50 -
7 60 - 60 -
8 70 - 70 -
Sumber: Data Hasil Percobaan

Tabel 4.6.5. Hasil Pengamatan Untuk Tinggi Massa Pengatur 0,20 m


Jarak Massa Pengatur Jarak Massa Pengatur
No Sudut (°) Sudut (°)
Bagian Kanan X (mm) Bagian Kiri X (mm)
1 0 0 0 0
2 10 2 10 4
3 20 4 20 7
4 30 - 30 -
5 40 - 40 -
6 50 - 50 -
7 60 - 60 -
8 70 - 70 -
Sumber: Data Hasil Percobaan

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

4.7. Perhitungan

Perhitungan Tinggi Metasentrik:


ΔM × Xi
G =
M tan Ɵ (4.1)

Volume Ponton Terendam:

V=L.B.H (4.2)
Jarak Pusat Daya Apung ke Metasentrik:

3
L× B
BN = (4.3)
12 × V

Jarak Pusat Daya Apung ke Titik Berat

0-d (4.4)
BG =
2

Tinggi Metasentrik Analisis

GNA = BN – BG (4.5)

Keterangan:
GN : Tinggi Metasentrik (m)
ΔM : Selisih berat ponton dengan beban massa pengatur (kg)
M : Massa ponton (kg)
tan Ɵ : Sudut (°)
BN : Jarak Pusat Daya Apung ke Metasentrik (m)
BG : Jarak Pusat Daya Apung ke Titik Berat (m)
d : Kedalaman Ponton (m)
GNA : Tinggi Metasentrik Analisis

Untuk mencari selisih dari berat ponton dengan massa pengukur (ΔM) adalah:
ΔM =M–m
= 2,08 kg – 0,391 kg
= 1,689 kg

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

1. Tinggi Massa Pengatur 0 cm


a. Jarak massa pengatur bagian kanan X (0,01 m)
1,689 × 0
GN1 = =0m
2,08 × tan 0°

1,689 × 0,01
GN2 = = 0,4622514 m
2,08 × tan 1°

1,689 × 0,02
GN3 = = 0,3079172 m
2,08 × tan 3°

1,689 × 0,03
GN4 = = 0,3461602 m
2,08 × tan 4°

1,689 × 0,04
GN5 = = 0,3688993 m
2,08 × tan 5°

1,689 × 0,05
GN6 = = 0,3285685 m
2,08 × tan 7°

1,689 × 0,06
GN7 = = 0,3056599 m
2,08 × tan 9°

1,689 × 0,07
GN8 = = 0,3203162 m
2,08 × tan 10°
GN rata-rata =
0 + 0,4622514 + 0,3079172 +0,3461602 + 0,3688993 +0,3285685 + 0,3056599 +0,3203
8
= 0,3022357 m
b. Jarak massa pengatur bagian kiri X (0,01 m)
1,689 × 0
GN1 = =0m
2,08 × tan 0°

1,689 × 0,01
GN2 = = 0,4622514 m
2,08 × tan 1°

1,689 × 0,02
GN3 = = 0,2307735 m
2,08 × tan 4°

1,689 × 0,03
GN4 = = 0,3461602 m
2,08 × tan 4°

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

1,689 × 0,04
GN5 = = 0,3688993 m
2,08 × tan 5°

1,689 × 0,05
GN6 = = 0,3688993 m
2,08 × tan 6°

1,689 × 0,06
GN7 = = 0,3056599 m
2,08 × tan 9°
1,689 × 0,07
GN8 = = 0,3203162 m
2,08 × tan 10°

GN rata-rata =
0 + 0,4622514 + 0,2307735 + 0,3461602 + 0 ,3688993 + 0,3688993 + 0,3056599 + 0
8
= 0,3049716 m
0,3022357 m+ 0,3049716 m
GN total =
2
= 0,30360365 m

2. Tinggi Massa Pengatur 5 cm


a. Jarak massa pengatur bagian kanan X (0,01 m)
1,689 × 0
GN1 = =0m
2,08 × tan 0°
1,689 × 0,01
GN2 = = 0,2310553 m
2,08 × tan 2°
1,689 × 0,02
GN3 = = 0,3079172 m
2,08 × tan 3°
1,689 × 0,03
GN4 = = 0,2766745 m
2,08 × tan 5°
1,689 × 0,04
GN5 = = 0,3070714 m
2,08 × tan 6°
1,689 × 0,05
GN6 = = 0,2870563 m
2,08 × tan 8°
1,689 × 0,06
GN7 = = 0,3056599 m
2,08 × tan 9°
GN rata-rata =
0 + 0,2310553 + 0,3079172 + 0,2766745 + 0,3070714 +0,2870563 + 0,3056599
7
= 0,2450621 m

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

b. Jarak massa pengatur bagian kiri X (0,01 m)


1,689 × 0
GN1 = =0m
2,08 × tan 0°
1,689 × 0,01
GN2 = = 0,2310553 m
2,08 × tan 2°

1,689 × 0,02
GN3 = = 0,2307735 m
2,08 × tan 4°

1,689 × 0,03
GN4 = = 0,2766745 m
2,08 × tan 5°

1,689 × 0,04
GN5 = = 0,2628548 m
2,08 × tan 7°

1,689 × 0,05
GN6 = = 0,2870563 m
2,08 × tan 8°

1,689 × 0,06
GN7 = = 0,2745568 m
2,08 × tan 10°

GN rata-rata =
0 + 0,2310553 + 0,2307735 + 0,2766745 + 0,2628548 + 0,2870563 + 0,2745568
7
= 0,2232816 m
0,2507501 m+ 0,2232816 m
GN total =
2
= 0,23701585 m

3. Tinggi Massa Pengatur 10 cm


a. Jarak massa pengatur bagian kanan X (0,01 m)
1,689 × 0
GN1 = =0m
2,08 × tan 0°
1,689 × 0,01
GN2 = = 0,4622514 m
2,08 × tan 1°
1,689 × 0,02
GN3 = = 0,4621105 m
2,08 × tan 2°
1,689 × 0,03
GN4 = = 0,2766745 m
2,08 × tan 5°

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

1,689 × 0,04
GN5 = = 0,3070714 m
2,08 × tan 6°
1,689 × 0,05
GN6 = = 0,2870563 m
2,08 × tan 8°
1,689 × 0,06
GN7 = = 0,2745568 m
2,08 × tan 10°
GN rata-rata =
0 + 0,4622514 + 0,4621105 + 0,2766745 + 0,3070714 +0,2870563 + 0,2745568
7
= 0,2956744 m
b. Jarak massa pengatur bagian kiri X (0,01 m)
1,689 × 0
GN1 = =0m
2,08 × tan 0°
1,689 × 0,01
GN2 = = 0,2310553 m
2,08 × tan 2°
1,689 × 0,02
GN3 = = 0,2307735 m
2,08 × tan 4°
1,689 × 0,03
GN4 = = 0,2303036 m
2,08 × tan 6°
1,689 × 0,04
GN5 = = 0,2296451 m
2,08 × tan 8°
1,689 × 0,05
GN6 = = 0,2547165 m
2,08 × tan 9°
1,689 × 0,06
GN7 = = 0,2490569 m
2,08 × tan 11°

GN rata-rata =
0 + 0,2310553 + 0,2307735 + 0,2303036 + 0,2296451 + 0,2547165 + 0,2490569
7
= 0,2036501 m
0,2956744 m+ 0,2036501m
GN total =
2
= 0,2496623 m
4. Tinggi Massa Pengatur 15 cm
a. Jarak massa pengatur bagian kanan X (0,01 m)
1,689 × 0
GN1 = =0m
2,08 × tan 0°

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

1,689 × 0,01
GN2 = = 0,2310553 m
2,08 × tan 2°
1,689 × 0,02
GN3 = = 0,3079172 m
2,08 × tan 3°
1,689 × 0,03
GN4 = = 0,2303036 m
2,08 × tan 6°
1,689 × 0,04
GN5 = = 0,2037732 m
2,08 × tan 9°

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

0 + 0,2310553 + 0,3079172 + 0,2303036 + 0,2037732


GN rata-rata =
5
= 0,1946098 m
b. Jarak massa pengatur bagian kiri X (0,01 m)
1,689 × 0
GN1 = =0m
2,08 × tan 0°
1,689 × 0,01
GN2 = = 0,1539586 m
2,08 × tan 3°
1,689 × 0,02
GN3 = = 0,1844497 m
2,08 × tan 5°
1,689 × 0,03
GN4 = = 0,1971411 m
2,08 × tan 7°
1,689 × 0,04
GN5 = = 0,2037732 m
2,08 × tan 9°
0 + 0,1539586 +0,1844497 + 0,1971411 + 0, 2037732
GN rata-rata =
5
= 0,1478645 m
0,1946098 m + 0,1478645 m
GN total =2

= 0,1712372 m

5. Tinggi Massa Pengatur 20 cm


a. Jarak massa pengatur bagian kanan X (0,01 m)
1,689 × 0
GN1 = =0m
2,08 × tan 0°
1,689 × 0,01
GN2 = = 0,2310553 m
2,08 × tan 2°
1,689 × 0,02
GN3 = = 0,2307735 m
2,08 × tan 4°
0 + 0,2310553 + 0,2307735
GN rata-rata =
3
= 0,1539429 m
b. Jarak massa pengatur bagian kiri X (0,01 m)
1,689 × 0
GN1 = =0m
2,08 × tan 0°
1,689 × 0,01
GN2 = = 0,1153867 m
2,08 × tan 4°

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

1,689 × 0,02
GN3 = = 0,1314274 m
2,08 × tan 7°
0 + 0,1153867 + 0,1314274
GN rata-rata =
3

= 0,0822714 m
0,1539429 + 0,0822714 m
GN total =
2
= 0,0822714 m

6. Volume Ponton Terendam


V = 0,36 × 0,2 × 0,02 = 0,0144 m3

7. Jarak Pusat Daya Apung ke Metasentrik


0,36 × (0,2)3
BN = = 0,1666667 m
12 × 0,0144

8. Jarak Pusat Daya Apung ke Titik berat


Saat y = 0,05 m
0,02
BG = 0,05 - = 0,04 m
2
Saat y = 0,1 m
0,02
BG = 0,1 - = 0,09 m
2
Saat y = 0,15 m
0,02
BG = 0,15 - = 0,14 m
2
Saat y = 2,0 m
0,02
BG = 0,2 - = 0,19 m
2
Saat y = 2,5 m
0,02
BG = 0,25 - = 0,24 m
2
9. Tinggi Metasentrik Analisis
Saat y = 0,05 m
GNa = 0,166667 – (0,04) = 0,126667 m
Saat y = 0,10 m

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

GNa = 0,166667 – (0,09) = 0,076667 m


Saat y = 0,15 m
GNa = 0,166667 – (0,14) = 0,026667 m
Saat y = 0,20 m
GNa = 0,166667 – (0,19) = -0,023333 m
Saat y = 0,25 m
GNa = 0,166667 – (0,24) = -0,073333 m
10. Koreksi GN
Saat y = 0,05 m
0,3036036 - 0,126667
Koreksi GN = ×100 % = 58,28%
0,30360365
Saat y = 0,10 m
0,2370158 - 0,076667
Koreksi GN = ×100 % = 67,65%
0,2370158
Saat y = 0,15 m
0,2535416 - 0,026667
Koreksi GN = ×100 % = 89,48%
0,2535416
Saat y = 0,20 m
0,1712372 - 0,023333
Koreksi GN = ×100 % = 86,37%
0,1712372
Saat y = 0,25 m
0,0822714 - 0,073333
Koreksi GN = ×100 % = 10,86%
0,0822714

Tabel 4.7.1. Data Hasil Perhitungan Tinggi Massa Pengatur 0 m


Jarak Jarak
massa massa
Sudut Sudu
No bagian GN (m) bagian GN (m)
(°) t (°)
kanan kiri
(mm) (mm)
1 0 0 0 0 0 0
0,46225135
2 10 1 10 1
7 0,462251357
0,30791716
3 20 3 20 4
7 0,230773497
0,34616024
4 30 4 30 4
5 0,346160245

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

0,36889933
5 40 5 40 5
5 0,368899335
0,32856848
6 50 7 50 6
6 0,383839311
0,30565985
7 60 9 60 9
3 0,305659853
0,32031622
8 70 10 70 10
1 0,320316221
Sumber: Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.7.2. Data Hasil Perhitungan Tinggi Massa Pengatur 5 cm


Jarak Jarak
massa massa
Sudut Sudu
No bagian GN (m) bagian GN (m)
(°) t (°)
kanan kiri
(mm) (mm)
1 0 0 0 0 0 0
0,23105525
2 10 10
2 9 2 0,231055259
0,30791716
3 20 20
3 7 4 0,230773497
0,27667450
4 30 30
5 1 5 0,276674501
0,30707144
5 40 40
6 9 7 0,262854789
0,28705633
6 50 50
8 7 8 0,287056337
0,30565985
7 60 60
9 3 10 0,274556761
8 70 - - 70 - -
Rata-Rata 0,24506208
0,223281592
GN 1
Total GN 0,234171836
Sumber: Data Hasil Percobaan

Tabel 4.7.3. Data Hasil Perhitungan Tinggi Massa Pengatur 10 cm


Jarak Jarak
massa massa
Sudut Sudu
No bagian GN (m) bagian GN (m)
(°) t (°)
kanan kiri
(mm) (mm)

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

1 0 0 0 0 0 0
0,46225135
2 10 10
1 7 2 0,231055259
0,46211051
3 20 20
2 9 4 0,230773497
0,27667450
4 30 30
5 1 6 0,230303587
0,30707144
5 40 40
6 9 8 0,22964507
0,28705633
6 50 50
8 7 9 0,254716544
0,27455676
7 60 60
10 1 11 0,249056939
8 70 - - 70 - -
Rata-Rata 0,29567441
0,203650128
GN 8
Total GN 0,249662273
Sumber: Data Hasil Percobaan

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

Tabel 4.7.4. Data Hasil Perhitungan Tinggi Massa Pengatur 15 cm


Jarak Jarak
massa massa
Sudut Sudu
No bagian GN (m) bagian GN (m)
(°) t (°)
kanan kiri
(mm) (mm)
1 0 0 0 0 0 0
0,23105525
2 10 10
2 9 3 0,153958583
0,30791716
3 20 20
3 7 5 0,184449668
0,23030358
4 30 30
6 7 7 0,197141091
0,20377323
5 40 40
9 5 9 0,203773235
6 50 - - 50 - -
7 60 - - 60 - -
8 70 - - 70 - -
Rata-Rata
0,19460985 0,147864515
GN
Total GN 0,171237183
Sumber: Data Hasil Percobaan

Tabel 4.7.5. Data Hasil Perhitungan Tinggi Massa Pengatur 20 cm


Jarak Jarak
massa massa
Sudut Sudu
No bagian GN (m) bagian GN (m)
(°) t (°)
kanan kiri
(mm) (mm)
1 0 0 0 0 0 0
0,23105525
2 10 10
2 9 4 0,115386748
0,23077349
3 20 20
4 7 7 0,131427394
4 30 - - 30 - -
5 40 - - 40 - -
6 50 - - 50 - -
7 60 - - 60 - -
8 70 - - 70 - -
Rata-Rata 0,15394291
0,082271381
GN 9

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

Total GN 0,11810715
Sumber: Data Hasil Percobaan

Tinggi Metasentrik 0 mm
0.462251357079559
0.5 0.462251357079559
0.383839311069862 0.45 0.368899335104807
0.368899335104807
0.320316221204094 0.4 0.346160244978645 0.305659852739856
0.35
Tinggi Metasentrik (m)

0.346160244978645 0.3
0.32856848579525
0.25 0.307917166549026 0.320316221204094
0.305659852739856 Tinggi Metasentrik +
0.2
0.23077349665243 Tinggi metasentrik -
0.15
0.1
0.05
0
0
-80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80

Posisi beban horizontal (mm)

Grafik 4.7.1. Tinggi Metasentrik Pada Posisi Beban Horizontal 0 mm

Tinggi Metasentrik 5 mm
0.35 0.307071448855890.305659852739856
0.287056337329520.276674501328605 0.307917166549026
0.3
0.2628547886362 0.23105525933176
0.25 0.28705633732952
0.274556761032081
Tinggi Metasentrik (m)

0.276674501328605

0.23077349665243 0.2 0.23105525933176


Tinggi Metasentrik +
0.15 tinggi metasentrik -

0.1

0.05
0
0
-80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80

Posisi Beban Horizontal (mm)

Grafik 4.7.2. Tinggi Metasentrik Pada Posisi Beban Horizontal 5 mm

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

Tinggi Metasentrik 10 mm
0.5 0.46211051866352
0.462251357079559
0.45
0.4
0.30707144885589
Tinggi Metasentrik (m)

0.35 0.274556761032081
0.249056938537857
0.25471654394988 0.28705633732952
0.3
0.23105525933176
0.230303586641917 0.25 tinggi metasentrik +
0.276674501328605 tinggi metasentrik -
0.229645069863616 0.2
0.23077349665243
0.15
0.1
0.05
0
0
-80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80

Posisi Beban Horizontal (mm)

Grafik 4.7.3. Tinggi Metasentrik Pada Posisi Beban Horizontal 10 mm

Tinggi Metasentrik 15 mm
0.35
0.307917166549026
0.3

0.19714109147715
0.203773235159904 0.25 0.231055259331760.230303586641917
Tinggi Metasentrik (m)

0.203773235159904
0.184449667552404 0.2
0.153958583274513 Tinggi Metasentrik +
0.15 tinggi Metasentrik -

0.1

0.05
0
0
-50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50
Posisi beban horizontal (mm)

Grafik 4.7.4. Tinggi Metasentrik Pada Posisi Beban Horizontal 15 mm

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

Tinggi Metasentrik 20 mm
0.25 0.231055259331760.23077349665243

0.2

0.1314273943181 0.15
Axis Title

0.115386748326215 Tinggi Metasentrik +


Tinggi Metasentrik -
0.1

0.05

0
0
-25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25

Axis Title

Grafik 4.7.4. Tinggi Metasentrik Pada Posisi Beban Horizontal 20 mm

4.8. Analisis

Dari percobaan yang telah dilakukan dan perhitungan di atas maka dapat
diperoleh hasil yaitu, praktikan mengamati ponton yang dimasukkan ke dalam
wadah. Ponton tersebut memiliki beban vertikal dan beban horizontal. Beban
vertikal sendiri terdiri dari tiang dengan tinggi 0 cm, 5 cm, 10 cm, 15 cm, dan 20
cm. Sedangkan untuk beban horizontal didapat dari adjustable mass. Saat
keadaaan adjustable mass pada ketinggian 0 cm, adjustable mass akan digeser ke
kanan dan ke kiri sebesar 10 mm pada setiap pergeserannya. Dari hal tersebut
akan didapat nilai sudut pada ponton yang akan dibaca pada busur derajat.

Dilihat dari segi grafik, dapat di perhatikan bahwa hubungan sudut ponton dengan
nilai tinggi metasentrik pada ketinggian 0 mm yaitu, semakin besar sudut maka
semakin besar juga nilai metasentriknya. Hal ini akan tetap terjadi meskipun
terjadi perubahan naik turun pada setiap pergeseran adjustable mass. Dari grafik
juga dapat kita lihat bahwa nilai tinggi metasentrik bagian kiri cenderung lebih
besar dari pada nilai metasentrik pada bagian kanan.

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

4.9. Kesimpulan

Dari hasil perhitungan didapatkan kesimpulan bahwa:


a. Nilai tinggi metasentrik sejalan dengan perubahan sudut miring pada
ponton.
b. Tinggi metasentrik di pengaruhi oleh pusat gravitasi.
c. Pada titik 0 derajat dengan ketinggian berapapun, tidak ada kemiringan yang
terjadi pada ponton.

4.10. Saran

Adapun saran pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:


a. Sebaiknya praktikan memperhatikan asisten saat sedang menjelaskan
sampai selesai.
b. Diharapkan praktikan menonton video praktikum.
c. Diharapkan praktikan melakukan perhitungan dengan teliti.

4.11. Daftar Pustaka

Ikhsan, J. (2018). BAHAN AJAR MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA .


Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Ritonga, A. D. (2017). TUGAS MERANCANG KAPAL III PERENCANAAN
CONTAINER 117 TEUS. Universitas Darma Persada.

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 1A

4.12. Lampiran

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika

Anda mungkin juga menyukai