Anda di halaman 1dari 9

MOTOR LISTRIK DAN PNEUMATIK SEBAGAI SISTEM PENGGERAK PADA

SIMULATOR MESIN BUILDING

Abinawa Bismadi Cakradara Seta


Program Studi Teknik Mesin-Politeknik Gajah Tunggal

Keywords : Abstract :
Simulator To produce expert and superior human resources, it is necessary to pay more
Training attention to the education sector. Because education plays an important role as
Competency the main institution for human resource development which clearly shapes
students to become national assets. For this reason, education must prepare the
young generation of the 21st century who are superior, empowered, highly
competitive and able to work together to achieve prosperity for every country
and the world. To improve employee competence, it can be done in various
ways, one of which is to change the training method and choose the most
effective method so that the absorption of knowledge will increase so that the
competency value of new employees will also increase.

PENDAHULUAN B. Rumusan Masalah


- Divisi L&D belum memiliki alat simulator
A. Latar belakang yang dapat digunakan sebagai media
Pada proses manufacturing sebuah pabrik ban training.
tentunya memiliki beberapa mesin khusus, salah - Pada simulator Mesin Building yang lama
satunya adalah mesin Building. Pada mesin jenis ini belum menggunakan sistem penggerak aktif
terutama mesin jenis LT atau yang memproduksi sehingga alat simulasi tersebut hanya bisa
ban Light Truck sering dijumpai masih dalam mode dilihat tanpa digunakan.
manual dioperasikan oleh operator.
Berdasarkan identifikasi tersebut, peneliti
Dikarenakan tuntutan industri yang semakin memberikan solusi dengan membangun sebuah
maju, kompetensi seorang operator juga perlu simulator mesin Building berbasis dengan motor
ditingkatkan. Salah satunya adalah dengan sistem listrik dan pneumatik sebagai penggerak
pembelajaran yang tepat ketika dilakukan orientasi utamanya sehingga dapat meningkatkan
atau pelatihan bagi calon karyawan baru. kompetensi calon operator baru pada saat
dilakukan training. Untuk mendapatkan
Simulator merupakan suatu alat yang informasi mengenai detail, gambar mesin, video,
digunakan sebagai media proses pembelajaran yang serta spesifikasi dari mesin building maka
memiliki bentuk serta fungsi yang sama seperti alat penulis melakukan observasi pada Departemen
atau unit aslinya. Penggunaan metode simulator Building yang ada di Plant A PT X.
sebagai media pembelajaran ketika diadakan
pelatihan bagi calon karyawan baru menjadi salah Berdasarkan identifikasi masalah diatas,
satu solusi paling efektif dalam meningkatkan nilai maka peneliti dapat menyimpulkan rumusan
kompetensi dari calon operator. masalah dalam penilitian ini, yaitu “ Bagaimana
membuat simulator Mesin Building dengan
Sebagai pelengkap pada alat simulator perlu motor listrik dan pneumatik sebagai penggerak
adanya komponen penunjang, dari latar belakang utamanya.”
tersebut maka penulis mencoba merancang sebuah
simulator mesin Building dengan motor listrik dan C. Batasan Masalah
pneumatik sebagai penggerak utamanya yang Berdasarkan latar belakang diatas, maka
diharapkan akan meningkatkan kompetensi calon rumusan masalah dalam penilitian ini adalah
operator ketika diadakan sebuah pelatihan karena bagaimana merancang dan membuat simulator
pembelajaran dengan sistem psikomotorik seperti Mesin Building dengan motor listrik dan
ini dinilai paling efektif. Kemudian pada pneumatik sebagai penggerak utamanya..
implementasinya simulator tersebut dapat
digunakan Departemen Training sebuah pabrik D. Tujuan penelitian
untuk melatih calon karyawan baru.
Adapun tujuan dari penelitian ini dibuat
berdasarkan dari penelitian yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut:

1
1.) Membuat sebuah simulator Mesin Building B. Landasan Teori
dengan motor dan pneumatik sebagai
penggerak utamanya. 1. Simulator
2.) Membantu calon operator untuk Menurut Kamus Besar Bahasa
meningkatkan kompetensi pada saat Indonesia (Kemendikbud, 2018),
pelatihan. Simulator adalah program yang fungsinya
untuk menyimulasikan sebuah peralatan
E. Manfaat penelitian atau unit namun kerjanya cenderung
sedkiti lebih lambat daripada keadaan
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
sebenarnya. Dengan kata lain simulator
sebagai berikut:
merupakan tiruan sebuah benda yang
1.) Memudahkan calon operator untuk dapat memproyeksikan juga prosedur dan
mempelajari Mesin Building sekaligus cara kerja alat tersebut namun dalam skala
meningkatkan kompetensi calon operator perbandingan.
ketika dilakukan training OKB (Orientasi
Karyawan Baru). 2. Rangkaian Kelistrikan
2.) Sebagai faktor keamanan karena sebelum Rangkaian listrik (atau rangkaian
operator memegang mesin secara langsung elektrik) merupakan interkoneksi berbagai
disimulasikan terlebih dahulu pada piranti (device) yang secara bersama
simulator. melaksanakan suatu tugas tertentu. Tugas
itu dapat berupa pemrosesan energi
TINJAUAN PUSTAKA ataupun pemrosesan informasi. Melalui
rangkaian listrik, energi maupun
informasi dikonversikan menjadi energi
A. Studi Pustaka listrik dan sinyal listrik, dan dalam bentuk
sinyal inilah energi maupun informasi
Tabel 1.Tabel Studi Pustaka dapat disalurkan dengan lebih mudah ke
tempat ia diperlukan (Sudirham
No Penulis, Judul Hasil Kajian Sudaryanto, 2012).
Tahun 3. Latching Atau Self Holding
1 James Analisa Kajian yang Fungsi ini berfungsi sebagai penahan dirinya
Domu Slip diperoleh adalah sendiri pada suatu rangkaian, secara singkat
Siburian, Transmisi mengenai apa itu ketika tombol dilepas output dari rangkaian
Syawaldi Pulley dan motor listrik dan harusnya tetap menyala atau teraliri arus
(2019) V-Belt bagaimana listrik. Penulis menggunakan latching pada
Pada Beban perencanaan rangkaian kontrol pada sistem kelistrikan
Tertentu perhitungan pneumatik.
Dengan motor serta
Motor sistem
Berdaya transmisinya.
Seperempa
t HP

2 Ahmad Perancanga Kajian yang


Syahril, M n Ulang diperoleh adalah
Fajri Peralatan apakah itu
Hidayat Pneumatik pneumatik,
(2018) Berbasis kegunaan
Programma komponen, serta
ble Logic perhitungan
Control yang diperlukan
(PLC) untuk
untuk merancang
Kegiatan sebuah sistem
Praktikum pneumatik Gambar 1. Rangkaian Latching
Atau Self Holding

(Sumber : Penulis, 2022)

2
4. Motor
Motor adalah sebuah alat untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik, yaitu dengan
cara arus listrik yang dialirkan atau induksi. Arus
listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya,
jika kawat yang membawa arus dibengkokkan
menjadi sebuah lingkaran atau loop, maka kedua sisi
loop yaitu, pada sudut kanan medan magnet, akan
mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar atau torsi
untuk memutar kumparan (Alan Fadianto, 2019).
Motor AC adalah jenis motor listrik yang bekerja
menggunakan tegangan AC (Alternating Current).
Motor AC sendiri ada dua jenis yaitu motor AC
sinkron dan motor AC induksi, pada alat yang dibuat,
penulis menggunakan motor induksi satu fasa. Motor
AC induksi merupakan motor yang paling banyak
digunakan pada peralatan industri seperti pada kipas
angin dan mixer. Gambar 2. Spesifikasi Motor Yang Dipakai
Penulis
1. Komponen Utama Motor AC Induksi
Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama (Sumber : Penulis, 2022)
yaitu :
5. . Pneumatik
a. Rotor Kata “Pneumatik” berasal dari bahasa Yunani
Rotor adalah sebuah alat mekanik berbentuk baling- pneuma yang diartikan sebagai udara atau angin, jadi
baling yang berputar. Ada dua jenis rotor yang pneumatik mengacu pada udara yang terisi atau
digunakan pada Motor AC Induksi yaitu rotor bergerak melalui udara. Pneumatik merupakan
kandang tupai yang terdiri dari batang penghantar sebuah sistem otomasi yang menggunakan udara
tebal yang dilekatkan dalam petak-petak slot parallel terkompresi sebagai media perantara. Udara
dan lingkaran rotor yang dibuat melingkar sebanyak terkompresi yang diperlukan dari tangki penyimpanan
kutub stator (pole). merupakan udara bertekanan yang diperoleh dari
kompresor. Sistem pneumatik biasanya digunakan
b. Stator
bersamaan dengan sistem otomasi lainnya seperti
Stator berfungsi menghasilkan medan magnet
PLC, kelistrikan maupun hidrolik
berputar yang sebanding dengan frekuensi listrik yang
dipasok. Stator didalamnya berbentuk kumparan atau
lilitan kawat, gulungan tersebut dilingkarkan untuk
sejumlah kutub tertentu dan diberi spasi geometri
sebesar 120 derajat.

2. Jenis-jenis Motor Induksi


Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua
kelompok utama (Parekh, 2003) :

a. Motor induksi satu fasa. Motor ini hanya


memiliki satu gulungan stator, beroperasi Gambar 3. Contoh Rangkaian Pneumatik
dengan pasokan daya satu fasa, memiliki
sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan (Sumber : (abi-blog.com, n.d))
sebuah alat untuk menghidupkan motornya.

b. Motor induksi tiga fasa. Medan magnet yang


berputar dihasilkan oleh pasokan listrik tiga
fasa yang seimbang. Motor tersebut memiliki
kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki
kandang tupai atau gulungan rotor, dan
memiliki penyalaan sendiri. Daya output dari
motor tiga fasa pun lebih besar dari motor satu
fasa.

3
METODOLOGI PENELITIAN

A. Alur Penelitian C. Metode Pengumpulan Data


Berikut adalah alur penelitian yang Pada penelitian ini menggunakan metode
dilakukan untuk merancang Simulator Mesin penelitian Kuantitatif yaitu menggunakan
Building dengan motor dan system pneumatik wawancara terhadap Departemen Training L&D
sebagai penggerak utamanya. selaku user tentang bagaimana dan apa saja
kebutuhan ketika diadakan training calon
karyawan (operator) baru

1. Wawancara
Merupakan metode yang digunakan
untuk menemukan permasalahan yang
dilakukan secara tatap muka dengan Bapak
Happy Darmawan selaku Departemen Head
L&D dan Bapak Nugroho Setio selaku
mentor lapangan. Wawancara dilakukan
dengan tujuan mendapatkan permasalahan
serta saran perbaikan dari segi pembelajaran
karyawan baru di departemen L&D yang
diperlukan dalam proses pembuatan rancang
bangun simulator Mesin Building dengan
motor dan system pneumatik sebagai
penggerak utamanya
2. Perancangan Program
Setelah dilakukan wawancara terhadap
user dari Departemen L&D kemudian
penulis bersama tim merancang sebuah alat
berbentuk simulator Mesin Building, akan
tetapi fokus penulis hanya merancang
rangkaian motor dan pneumatik.

Gambar 2. Flow Chart Penelitian


Sebelum melakukan penelitian, terlebih
dahulu, melakukan perancangan bentuk serta
ukuran pada simulator mesin, dan
mempersiapkan bahan-bahan serta peralatan-
peralatan yang akan digunakan untuk
penelitian.

B. Jadwal Penelitian Gambar 5. Perancangan Kelistrikan Keseluruhan


Oleh Penulis
Tabel 2. Jadwal Penelitian
(Sumber : Penulis, 2022)

Sebelum penulis memasang sistem


pneumatik yang akan terpasang pada
simulator tersebut, penulis melakukan
simulasi pada software FluidSim.

(Sumber : Hasil Kajian Penulis, 2022)

4
V : tegangan (Volt)

I : arus listrik (ampere)

cosϴ : factor daya

3. Efisiensi Motor

Pout
μ= × 100%
Pin

125 Watt
μ= × 100%
127,16 Watt

μ = 98,3%
Gambar 6. Hasil Simulasi Menggunakan Keterangan
Software FluidSim
𝜇 : efisiensi motor
(Sumber : Penulis, 2022)
Pout : daya motor pada spesifikasi

HASIL KAJIAN Pin : daya motor actual


A. Perhitungan Pada Motor
Berdasarkan data dari spesifikasi motor listrik 4.Perbandingan Sistem Transmisi
maka penulis dapat memperkirakan daya
maksimal dan torsi maksimal yang dapat Diketahui :
dilakukan oleh motor tersebut. Selain itu,
penulis juga perlu memperhitungkan putaran OD Pulley Shaft : 150 mm
motor yang tepat agar tidak membahayakan
calon operator ketika menggunakan alat tersebut OD Pulley penggerak : 40 mm
ketika sedang training.
Diameter poros motor : 12 mm
1. Kecepatan Sinkron Motor (ns)
ID pulley shaft : 28 mm
120f
ns = Diameter Shaft : 44,5 mm
p
120 × 50 Hz Jarak antar 2 poros : 260 mm
ns =
4
n2 D
ns = 1500 Rpm =
n1 d
Keterangan : 2800 Rpm 150 mm
=
ns : kecepatan sinkron motor (RPM) n1 40 mm

f : frekuensi motor (Hz) n1 = 746,6 rpm

p : jumlah kutub (pole) Keterangan

2. Daya Aktual Motor n2 : putaran pada poros kecil (Rpm)

P = VIcos∅ n1 : putaran poros yang besar (Rpm)

P = 220V × 0,68A × 0,85 D : diameter pulley yang besar (mm)

d : diameter pulley penggerak (mm)


P = 127,16 Watt

Keterangan 5.Panjang V-Belt atau Sabuk


P : daya output (Watt)

5
8. Daya Setelah Torsi Tereduksi
π 1
L = 2C + (dp + Dp) + (D − d)2
2 4c 𝑇𝑛2
𝑃𝑡 =
5252
π
L = 2 × 260 mm + (40 mm + 150 mm)
2 1,195 𝑁𝑚 × 746,6 𝑅𝑝𝑚
1 𝑃𝑡 =
+ (150 − 40)mm2 5252
4 × 260 mm
1,195 𝑁𝑚 × 746,6 𝑅𝑝𝑚
L = 829,93 mm 𝑃𝑡 =
5252

Keterangan 𝑃𝑡 = 0,168 𝐻𝑃

D : diameter pulley yang besar (mm) Keterangan

d : diameter pulley kecil (mm) Pt : daya setelah torsi tereduksi (HP)

C : jarak antar poros penggerak (mm) n2 : putaran motor tereduksi (Rpm)

6.Torsi Maksimal Motor 5252 : ketetapan (konstanta)

Tn
P=
5252
9. Momen Puntir
5252P Pt
T= Mf = 9,47 × 105
n n2
5252 × 0,17 HP 0,125 Kw
T= Mf = 9,47 × 105 ×
2800 Rpm 746,6 Rpm

T = 0,318 Nm Mf = 158,552 Nmm = 0,158 Nm


Keterangan :
Keterangan
Mf : Momen Puntir (Nmm)
P : daya motor (HP)
9,47 × 105 : Ketetapan
T : torsi motor (Nm)
Pt : daya motor (Kw)
n : putaran motor maksimal (RPM)
n2 : putaran motor (Rpm)
5252 : ketetapan (konstanta)
B. Perhitungan Pada Pneumatik
7.Torsi Setelah Direduksi
Penulis perlu memperhitungkan
5252𝑃 besarnya energy yang dibutuhkan untuk
𝑇= mengoperasikan sistem pneumatik yang
𝑛2
terdapat pada alat tersebut. Tujuannya adalah
5252 × 0,17 𝐻𝑃 agar energy yang digunakan sesuai
𝑇= kebutuhan.
746,6 𝑅𝑝𝑚
Diketahui :
𝑇 = 1,195 𝑁𝑚
OD1 (Outside Diameter selang 1) : 8 mm
Keterangan
ID1 (Inside Diameter selang 1) : 5 mm
P : daya motor (HP)
OD2 (Outside Diameter selang 2) : 6 mm
T : torsi motor (Nm)
ID2 (Inside Diameter selang 2) : 4 mm
n2 : putaran motor maksimal (RPM)
Ps (Tekanan Air Regulator) : 0,4 Mpa
5252 : ketetapan (konstanta)
Bore (Diameter silinder) : 25 mm

6
Dpiston (Diameter Piston) : 10 mm FP2 = 78,5 N

Vpiston (Kecepatan Piston) : 80cm/s (9 bar) Keterangan :

FP2 : Gaya output solenoid (N)


1. Tekanan Pada P1 (Input Solenoid)
P2 : Tekanan output solenoid (Kpa)
𝐹𝑝𝑠
𝑃1 = r2 : Jari-jari selang 2 (cm)
𝐴1

𝐹𝑝𝑠 4. Tekanan Bagi (Pada Tiap Napple)


𝑃1 =
π × 𝑟12 P2
P3 =
2
78,5 𝑁
𝑃1 =
π × (0,25 𝑐𝑚)2 625 Kpa
P3 =
𝑃1 = 400 𝐾𝑝𝑎 2

P3 = 312,5 Kpa

Keterangan :
Keterangan
Fps : Gaya Air Regulator (N)
P3 : Tekanan bagi (Kpa)
Ps : Tekanan Air Regulator (Kpa)

r1 : Jari-jari selang 1 (cm) 5. Gaya Dorong Silinder

2. Tekanan Pada P2 (Output Solenoid) π 2


Fp = D Pμ1
4
Fps
P2 = π
A2 Fp = 2,5 cm2 × 3,186 kgf/cm2 × 1
4
Fps
P2 = Fp = 15,63 Kgf
π × (r2)2
Keterangan
78,5 N
P2 =
π × (0,2 cm)2 Fp : gaya dorong silinder (Kgf)

P2 = 625 Kpa D : diameter bore silinder (cm)

Keterangan : P : tekanan udara (𝑘𝑔𝑓/𝑐𝑚2 )

Fps : Gaya Air Regulator (N) 𝜇1 : koefisien tekanan beban dorong

P2 : Tekanan output solenoid (Kpa) 6. Gaya Tarik Silinder


π
r2 : Jari-jari selang 2 (cm) Fp = (D2 − d2 )Pμ2
4
π
Fp = (2,5 cm2 − 1 cm2 )3,186 kgf/cm2 × 1
3. Gaya Pada Output Solenoid 4

FP2 = P2A2 Fp = 13,13 Kgf

FP2 = P2 × π × r22 Keterangan

FP2 = 625 Kpa × π × (0,2 cm)2 Fp : gaya tarik silinder (Kgf)

7
D : diameter bore silinder (cm) menggunakan Mesin Building yang asli.
Hal tersebut dikarenakan penulis
d : diameter piston (cm) merancang alat simulator tersebut dengan
langkah kerja yang sesuai dengan IKL.
P : tekanan udara (𝑘𝑔𝑓/𝑐𝑚2 )

𝜇2 : koefisien tekanan beban tarik DAFTAR PUSTAKA


7. Perbandingan Kompresi Silinder
1. (Nurfauzia & Khaerul, 2012)Nurfauzia, U.,
1,031 + 𝑃 & Khaerul, N. (2012). Analisis Rangkaian.
𝐶𝑟 = Analisis Rangkaian, 1, 2.
1,031
2. (Siburian, 2019)Siburian, J. D. (2019).
1,031 + 3,125 𝐵𝑎𝑟
𝐶𝑟 = Analisa Slip Transmisi Pulley Dan V-Belt
1,031 Pada Beban Tertentu Dengan Menggunakan
Motor Berdaya Seperempat HP. Jurnal
𝐶𝑟 = 4,031 SIMETRIS, 8(1), 1–88.

Keterangan
3. (Buyung, 2018)Buyung, S. (2018). Analisis
Cr : Compression Ratio Perbandingan Daya Dan Torsi Pada Alat
Pemotong Rumput Elektrik (Apre) Surianto
P : tekanan kerja pada silinder (Bar) Buyung. Jurnal Voering, 3(1), 1–4.

8. Kebutuhan Udara Silinder 4. (Ketut Rokhye Lumintang I 1307507 Jurusan


𝑄 = 𝑉𝐶𝑟𝐷2 Teknik Industri Fakultas Teknik, 2009)Ketut
Rokhye Lumintang I 1307507 Jurusan
3,125 𝑏𝑎𝑟 Teknik Industri Fakultas Teknik. (2009).
𝑄= × 0,8 𝑚/𝑠 × 4,031
9 𝑏𝑎𝑟
× 0,025 𝑚2 5. (Dosen, 2010)Dosen, T. I. M. (2010). Sistem
Kendali Kontrol. 1–45.
𝑄 = 0,00069 𝑚3 /𝑠
6. (Gide, 2012)Gide, A. (2012). Modern
Keterangan Evolutionary Economics Evolutionary
economics. Angewandte Chemie
Q : kebutuhan udara silinder (𝑚3 /𝑠) International Edition, 6(11), 951–952., Dc,
5–24.
V : kecepatan langkah silinder (m/s)
7. (np, n.d.)np. (n.d.). Gambar 2.1 Klasifikasi
Cr : compression ratio jenis utama motor listrik 2.1.2 Cara Kerja
Motor Listrik. Dc, 4–22.
D : diameter tabung atau bore (m)
8. (Kurniawan & Porawati, 2021)Kurniawan,
A., & Porawati, H. (2021). Rancang Bangun
KESIMPULAN Alat Peraga Sistem Pneumatik dan
Pengujian Dua Silinder Kerja Ganda
Dari penelitian yang sudah dilakukan, penulis Bergerak Bersamaan Secara Terus-Menerus.
menarik kesimpulan bahwa : Jurnal Inovator, 4(2), 41–44.
www.ojs.politeknikjambi.ac.id/inovator
1. Penggunaan motor listrik dan sistem
pneumatik sebagai penggerak utama pada
simulator Mesin Building perlu dilakukan 9. (Syahril & Hidayat, 2018)Syahril, A., &
perancangan yang tepat agar sesuai dengan Hidayat, M. F. (2018). Perancangan Ulang
kebutuhan komponen lain sehingga alat Peralatan Pneumatik Berbasis
tersebut dapat bekerja dengan baik. Programmable Logic Control (Plc) Untuk
2. Adanya simulator Mesin Building dinilai Kegiatan Praktikum. Jurnal Konversi Energi
dapat meningkatkan kompetensi calon Dan Manufaktur, 5(1), 40–49.
operator Mesin Building pada saat https://doi.org/10.21009/jkem.5.1.7
dilakukan training OKB dikarenakan calon
operator dapat lebih mengerti prosedur
kerja mereka serta bahaya kerja ketika

8
9

Anda mungkin juga menyukai