Anda di halaman 1dari 129

LAPORAN TUGAS AKHIR

Pengaruh Independensi dan Kompetensi Audit Internal terhadap Kualitas


Audit pada Garuda Indonesia

Disusun Oleh :

Penulis : Harry Christ Even Sibarani


(NPM. 0119121002)
Dosen Pembimbing : H. Supriyanto Ilyas, S.E., M. SI., AK., C.A.
(NIP. 1110486007/NIDN. 0411055701)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYATAMA
JULI 2021
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR
Judul : Pengaruh Independensi dan Kompetensi Audit
Internal terhadap Kualitas Audit pada Garuda
Indonesia
PELAKSANA MAHASISWA
Nama Mahasiswa : Harry Christ Even Sibarani (Penulis)
NPM : 0119121002/ 0411055701
Program Studi : Akuntansi S1
Alamat Surel (e-mail) : harrychristevensibarani@gmail.com
DOSEN PEMBIMBING
Nama Lengkap : H. Supriyanto Ilyas, S.E., M. SI., AK., C.A.
NIP/NIDN : 1110486007/0411055701
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
Alamat Surel (email) : supriyanto.ilyas@widyatama.ac.id
Bandung, Agustus 2021
Mengetahui,
Pembimbing Tugas Akhir Pelaksana,

H. Supriyanto Ilyas, S.E., M. SI., AK., C.A. Harry Christ Even Sibarani
NIP/NIDN : 1110486007/0411055701 NPM : 0119121002

Mengetahui, Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ka. Prodi Akuntansi S1

Dr. R. Adjeng Marianna F.S.E., M.M. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M., Ak., CA
NIP/NIDN : 1121111231 / 0428025602 NIP/NIDN : 11110113280 / 0412128501

i
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Harry Christ Even Sibarani


NPM : 0119121002
Tempat, dan tanggal lahir : Medan, 31 Januari 1997

Menyatakan bahwa Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh Independensi dan


Kompetensi Audit Internal terhadap Kualitas Audit pada Garuda Indonesia”
adalah benar dan merupakan hasil karya sendiri. Apabila tidak terbukti demikian,
saya bersedia bertanggung jawab dan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tanpa
paksaan dari pihak manapun.

Bandung, Juli 2021

Penulis

Harry Christ Even Sibarani

0119121002

ii
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDIT INTERNAL
TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA GARUDA INDONESIA

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh idenpendensi dan
kompetensi terhadap kualitas audit internal. Faktor yang diuji dalam penelitian ini
adalah idenpendensi dan kompetensi toko sebagai variabel independen.
Sedangkan kualitas audit sebagai variabel dependen. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah karyawan yang terlibat atau merasakan kualitas audit
internal di PT. Garuda Indonesia Cabang Bandung. Teknik penentuan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel jenuh dengan jumlah sampel 40
responden. Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linier berganda dan koefisien determinasi pada taraf
siginifikan 5%. Program yang digunakan dalam menganalisis data menggunakan
Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Ver. 24.00. Hasil penelitian
menunjukan bahwa independensi dan kompetensi berpengaruh terhadap kualitas
audit internal, independensi dan kompetensi memberikan pengaruh terhadap
kualitas audit sebesar 76,1%, sedangkan sisanya sebesar 23,9% lainnya
merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti.

Kata Kunci: Independensi, Kompetensi dan Kualitas Audit Internal.

iii
THE INFLUENCE OF INTERNAL AUDIT INDEPENDENCE AND
COMPETENCE TO AUDIT QUALITY AT GARUDA INDONESIA

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of independence and competence on


internal audit quality. The factors tested in this study were the store's identity and
competence as independent variables. Meanwhile, audit quality is the dependent
variable. The research method used in this research is the descriptive and
verification method. The population in this study are involved employees or feel
the quality of internal auditing at PT. Garuda Indonesia Bandung Branch. The
sampling technique used in this study is a saturated sample with a sample of 40
respondents. At the same time, the analytical method used in this study is multiple
linear regression analysis and the coefficient of determination at a significant
level of 5%. The program used in analyzing the data uses the Statistical Package
for Social Sciences (SPSS) Ver. 24.00. The results showed that independence and
competence affected the quality of internal audit; independence and competence
affected audit quality of 76.1%, while the remaining 23.9% is a contribution from
other variables not examined.

Keywords: Competition , Independence and Internal Audit Quality

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah
melimpahkan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktu-Nya. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Laporan tugas akhir yang berjudul “Pengaruh Independensi Dan Kompetensi


Audit Internal Terhadap Kualitas Audit Pada Garuda Indonesia” ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir Sarjana Akuntansi
pada Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widyatama
Bandung.

v
UCAPAN TERIMAKASIH
Skirpsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menempuh ujian untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis di Universitas Widyatama. Dengan segala keterbatasan pengalaman,
pengetahuan ataupun pustaka yang ditinjau, penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih banyak kekurangan dan perlu pengembangan lebih lanjut agar lebih
bermanfaat kedepanya, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak yang dapat dijadikan sebagai bahan koreksi agar
skripsi ini dapat lebih sempura dan sebagai masukan penulis agar kedepanya
penelitian dan penulisan ilmiah dimasa yang akan datang menjadi lebih baik. Rasa
hormat dan ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

1. Yang terhormat, Bapak H. Supriyanto Ilyas, S.E., M. SI., AK., C.A. selaku
dosen pembimbing dalam penyusunan laporan tugas akhir ini yang telah
memberikan waktu, tenaga, ilmu, pikiran, motivasi dan arahan kepada
penulis dalam pembuatan laporan tugas akhir ini.

2. Yang Terhormat Ibu Hj. Yati Mulyati, S. E., M. Ak., Ak., C. A., dan Bapak Drs.
Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak., C.A., CPMA selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan yang berguna sehingga laporan tugas akhir ini
dapat terselesaikan dengan baik.
3. Yang terhormat Yang terhormat, Bapak Djoko S. Roespinoedji, S. E., PG.,
Dip.., selaku Ketua Badan Pengurus Yayasan Widyatama Bandung.
4. Yang terhormat, Bapak Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, S.IP., M.Si. selaku
Rektor Universitas Widyatama Bandung.
5. Yang terhormat, Bapak Prof. Dr. H. Dadang Suganda, M.Hum. selaku Wakil
Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Pembelajaran.
6. Yang terhormat, Bapak Dr. H. Deden Sutisna, S.E., M.Si selaku Wakil
Rektor SDM, Fasilitas dan Keuangan Universitas Widyatama.
7. Yang terhormat, Bapak Prof. Dr. Mohd. Haizam Bin Mohd. Saudi selaku
Wakil Rektor Bidang Riset, Pengembangan dan Kerjasama Universitas
Widyatama.

vi
8. Yang terhormat, Ibu Dr. R.Adjeng Mariana F., S.E., M.M., selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widyatama.
9. Yang terhormat, Ibu Dr. Evi Octavia, S.E., M.M., Ak., Ca. selaku Wakil
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widyatama.
10. Yang terhormat, Ibu Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M., Ak., C.A. selaku
Ketua Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Widyatama.
11. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Universitas Widyatama, terima kasih Bapak/Ibu atas ilmu yang tiada
terhingga yang telah engkau berikan kepada penulis selama masa
perkuliahan.
12. Biro Kemahasiswaan, seluruh staf administrasi, staf perpustakaan, staf
PUPD, dan karyawan Universitas Widyatama lainnya yang telah memberikan
bantuan serta pelayanan yang baik kepada penulis.
13. Kedua orang tua yang sangat saya kasihi, Bapak Ir. Obsatar Sibarani dan Ibu
Marice Tambun. Rasa syukur dan terimakasih saya ucapkan untuk segala
kerja keras, dukungan, doa, semangat dan cinta yang tak terbatas yang selalu
diberikan kepada penulis selama ini sehingga penulis bisa sampai pada tahap
ini, semua adalah hasil kerja keras mereka yang tidak mengenal lelah.
Terimakasih untuk cinta dan kasih yang diberikan kepada penulis. Semoga
ini menjadi hadiah terbaik untuk kedua orang tua penulis.
14. Terimakasih kepada kakak dan abang penulis, Michael Yones Sibarani dan
Ismi Obstari Sibarani yang mendukung dan mendoakan penulis agar sesegera
mungkin menyelesaikan program perkuliahan dengan baik.
15. Terimakasih kepada sahabat Parang II Internasional yang selalu memberikan
dukungan dan doa kepada penulis yang selalu menanyakan perkuliahan
penulis yang jauh dari kota kelahiran.

vii
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya, kiranya
Tuhan Yesus memberkati serta melindungi setiap kehidupan kita semua, dan
melimpahkan berkat-Nya kepada setiap kita. Penulis berharap semoga tugas akhir
ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang membutuhkan.

Bandung, Juli 2021

Penulis,

Harry Christ Even Sibarani

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR...............................i


SURAT PERNYATAAN.......................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iii
ABSTRACT............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
UCAPAN TERIMAKASIH.................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................8
1.3 Batasan Masalah........................................................................................8
1.4 Rumusan Masalah.....................................................................................8
1.5 Batasan Masalah........................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembahasan Teori Hasil Penelitian yang Relevan..................................10
2.1.1 Auditing...........................................................................................10
2.1.1.1 Jenis Audit................................................................................11
2.1.1.2 Tujuan Audit.............................................................................12
2.1.2 Audit Internal...................................................................................12
2.1.2.1 Tujuan Audit Internal...............................................................13
2.1.2.2 Fungsi dan Peran Audit Internal...............................................14
2.1.2.3 Standar Profesi Audit Internal..................................................15
2.1.2.4 Auditor Internal........................................................................16
2.1.2.5 Jenis-jenis Auditor....................................................................17
2.1.3 Independensi....................................................................................18
2.1.3.1 Jenis Independensi....................................................................19
2.1.3.2 Dimensi Independensi..............................................................20

ix
2.1.4 Kompetensi......................................................................................22
2.1.4.1 Karakteristik Kompetensi Auditor............................................23
2.1.4.2 Dimensi Kompetensi................................................................23
2.1.5 Kualitas Audit..................................................................................24
2.1.5.1 Standar Kualitas Audit..............................................................25
2.1.5.2 Dimensi Kualitas Audit............................................................27
2.1.6 Penelitian Terdahulu........................................................................29
2.2 Kerangka Berfikir Hipotesis Penelitian...................................................31
2.2.1 Kerangka Berfikir............................................................................31
2.2.2 Hipotesis...........................................................................................33
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian.....................................................................................35
3.2 Manfaat Penelitian...................................................................................35
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian........................................................................................36
4.1.1 Metode Penelitian............................................................................36
4.1.2 Objek Penelitian...............................................................................36
4.1.3 Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................37
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................38
4.2.1 Gambaran Umum Perusahaan..........................................................38
4.3 Data dan Sumber Data.............................................................................40
4.4 Metode Pengumpulan Data.....................................................................40
4.5 Instrumen Penelitian................................................................................42
4.6 Teknik Analisis Data...............................................................................44
4.6.1 Analisis Deskriptif...........................................................................44
4.6.2 Pengujian Instrumen Penelitian.......................................................46
4.6.2.1 Uji Validitas.................................................................................46
4.6.2.2 Uji Reliabilitas..............................................................................48
4.6.3 Uji Asumsi Klasik............................................................................49
4.6.3.1 Uji Normalitas Data......................................................................49
4.6.3.2 Uji Multikolinearitas....................................................................49
4.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas.................................................................50

x
4.6.4 Analisis Regresi Linier Berganda....................................................51
4.6.4.1 Uji Model Fit (Uji F)....................................................................51
4.6.4.2 Uji Hpotesis (Uji t).......................................................................52
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................39
5.1 Profil Tempat Penelitian..........................................................................55
Visis dan Misi.............................................................................................56
5.2 Deskripsi Hasil Penelitian.......................................................................57
5.2.1 Hasil Uji Instrumen Penelitian.........................................................57
5.2.1.1 Uji Validitas.................................................................................57
5.2.1.2 Uji Reliabilitas..............................................................................58
5.2.2 Analisis Deskriptif...........................................................................59
5.2.2.1 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Independensi (X1)
59
5.2.2.2 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kompetensi (X2)60
5.2.2.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Audit (Y)
61
5.2.3 Analisis Verifkatif............................................................................62
5.2.3.1 Uji Asumsi Klasik........................................................................62
5.2.3.2 Regresi Linier Berganda...............................................................64
5.2.3.3 Uji Model Fit (Uji F)....................................................................65
5.2.3.4 Pengujian Hipotesis (Uji t)...........................................................66
5.3 Pembahasan.............................................................................................67
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan..............................................................................................69
6.2 Saran........................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu........................................................................... 29


Tabel 4.1 Data Divisi dan Jumlah Karyawan PT. Garuda Indonesia Cabang
Bandung.............................................................................................. 37
Tabel 4.1 Operasional Variabel........................................................................... 43
Tabel 4.2 Alternatif Jawaban Skala Likert.......................................................... 45
Tabel 4.4 Kategori Skala..................................................................................... 46
Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas............................................... 57
Tabel 5.2 Hasil Uji Reliabilitas........................................................................... 58
Tabel 5.3 Rekapitulasi Tanggapan Konsumen Mengenai Independensi............ 59
Tabel 5.4 Rekapitulasi Tanggapan Konsumen Mengenai Kompetensi ........... 60
Tabel 5.5 Rekapitulasi Tanggapan Konsumen MengenaiKualitas Audit........... 61
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas Kolmogorov-Smirnov............................ 62
Tabel 5.7 Hasil Uji Multikolonieritas................................................................. 63
Tabel 5.8 Koefisien Determinasi......................................................................... 65
Tabel 5.9 Hasil Uji Model Fit (Uji F)................................................................. 65
Tabel 5.10 Hasil Uji Hipotesis (t)....................................................................... 65

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian...................................................................... 33
Gambar 5.1 Scatterplot, Uji Heteroskedastisitas................................................ 64
Gambar 5.2 Kurva Uji Hipotesis Independensi terhadap Kualitas Audit.......... 67
Gambar 5.3 Kurva Uji Hipotesis Kompetensi terhadap Kualitas Audit............ 67

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Penelitian
Lampiran 2 Rekapitulasi Hasil Kuisioner
Lampiran 3 Hasil Output SPSS
Lampiran 4 Tabel r
Lampiran 5 Tabel t
Lampiran 6 Tabel F
Lampiran 7 Scan/Fotocopy Kartu Bimbingan
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi tidak selarasan informasi
yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu diperlukan pihak
ketiga (Akuntan Publik) yang dapat memberi keyakinan kepada investor dan
kreditor bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen dapat dipercaya.
Para pemakai laporan keuangan akan selalu melakukan pemeriksaan dan mencari
informasi tentang kehandalan laporan keuangan perusahaan. Cara yang umum
dapat ditempuh untuk mendapatkan informasi yang handal adalah dengan
mengharuskan dilakukan audit secara independen agar informasi yang digunakan
dalam pengambilan keputusan lengkap, akurat, dan tidak bias. Tanpa
menggunakan jasa auditor independen, manajemen perusahaan tidak akan dapat
meyakinkan pihak luar bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen
perusahaan berisi informasi yang dapat dipercaya. Karena dari sudut pandang
pihak luar, manajemen juga mempunyai kepentingan baik kepentingan keuangan
maupun kepentingan lainnya. Biasanya manajemen akan meminta agar auditor
memberikan jaminan kepada para pemakai bahwa laporan keuangan bisa
dihandalkan (dalam Lilis 2010).
Menurut The American Accounting Association’s Committee on Basic
Auditing Concepts (Auditing: Theory And Practice, Edisi 9, 2001:1-2) Audit
adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan.
Ada beberapa jenis audit Menurut jenis Auditing menurut Elder, Beasley,
Arens, Jusuf (2012:6) adalah sebagai berikut :
1. Audit Laporan Keuangan

1
2

Audit yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh data mengevaluasi


bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat
memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan
secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu Prinsip-
prinsip Akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
2. Audit Kepatuhan
Audit yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa
buktibukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi
suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan, dan peraturan
tertentu.
3. Audit operasional
Audit yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi
buktibukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam
hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.
Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan. Setiap perusahaan wajib membuat laporan keuangan setiap akhir
peiode. Laporan keuangan tersebut ditujukan kepada pihak internal dan pihak
eksternal perusahaan. Pihak internal perusahaan membutuhkan laporan keuangan
sebagai pedoman pengambilan keputusan. Sedangkan pihak eksternal
perusahaan membutuhkan laporan keuangan sebagai kepentingan investasi.
Pentingnya fungsi laporan keuangan tersebut membuat pihak manajemen
ingin selalu menghasilkan suatu laporan keuangan yang terlihat baik. Banyak
kasus yang terjadi akibat pihak manajemen memanipulasi laporan keuangan.
Hal ini membuat para investor harus lebih berhati-hati dalam mengambil
keputusan berinvestasi. Untuk menanggulangi kejadian tersebut laporan keuangan
perlu dilakukan audit sebelum dipublikasikan kepada pengguna. Audit adalah
pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan (Elder dalam Wardhatul, 2019).
3

Laporan keuangan dan audit memiliki hubungan yang erat dikarenakan


audit berfungsi memberikan pendapat yang independen terhadap laporan
keuangan, apakah laporan keuangan suatu entitas atau organisasi menyajikan hasil
operasi yang wajar dan apakah informasi keuangan tersebut disajikan dalam
bentuk yang sesuai dengan kriteria atau aturan-aturan yang telah ditetapkan
sehingga menjamin akuntabilitas dan integritas dari laporan keuangan. Kualitas
audit merupakan kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan dalam laporan
keuangan dan melaporkannya kepada pengguna laporan keuangan. Kualitas audit
akan berpengaruh pada laporan audit yang dikeluarkan oleh auditor oleh
karenanya kualitas audit menjadi hal yang penting dan utama untuk menjamin
akurasi dari pemeriksaan laporan keuangan (Nugroho, 2018)
Berdasarkan temuan yang peneliti dapatkan pada media internet dalam
majalah “FINANCE.DETIK.COM”, peneliti menemukan gejala atau fenomena
yang terjadi yaitu kasus Kementerian Keuangan menyebut audit laporan keuangan
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tidak sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku. Kejanggalan terjadi setelah laporan keuangan garuda di sahkan dan
berikan kepada mentri keuangan dan otoritas bursa efek Indonesia (BEI).
Kejanggalan semakin kuat setelah melakukan investigasi dan sidang standar
akuntansi terhadap KAP yang memeriksa dan mengesahkan laporan keuangan.
Permasalahan terjadi setelah BEI dan mentri keuangan membocorkan hasil
investigasi, di duga ada kelalaian dalam penyajian data yang mengakibatkan tidak
akuratan data yang di terbitkan . BPK terutama mengarah pada pengakuan piutang
transaksi antara Garuda dengan Mahata Aero Teknologi selaku rekanan penyedia
jasa wifi di pesawat. Adapun KAP yang dimaksud adalah Tanubrata Sutanto Brata
Fahmi Bambang & Rakan Member of BDO Internasional. Hingga saat ini pihak
Kementerian Keuangan tidak bisa memberikan sanksi secara langsung meskipun
sudah ada kesimpulan yang menyebut audit tidak sesuai standar akuntansi.
Pasalnya, Garuda Indonesia merupakan perusahaan terbuka yang sebagian
sahamnya dimiliki oleh publik. "Sehingga sanksi yang berkaitan dengan dugaan
adanya kelalaian dalam pelaksanaan audit dan pemberian opini perlu secara
4

bersama dengan OJK di-assest, sehingga apa sanksi yang akan diterapkan,"
Jumat, 14 Jun 2019 14:15 WIB (https://finance.detik.com/)
Menurut De Angelo dalam Ariani (2017) mendefinisikan kualitas audit
sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran
pada sistem akuntansi audit.
Nugraha dalam Armawan (2020) mengungkapkan bahwa kualitas audit
merupakan hal yang penting karena, dengan kualitas audit yang baik diharapkan
dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan dapat dipercaya bagi
penggunanya sebagai dasar pembuat keputusanyang tepat.
Berdasarkan SPAP (2017) audit yang dilaksanakan auditor dikatakan
berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar pengauditan. Standar
pengauditan mencakup mutu professional, auditor independen, pertimbangan
(judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan
audit.
Berdasarkan fenomena dan beberapa pengertian ahli, maka dapat dikatakan
bahwa permasalahan terjadi pada kualitas audit, peneliti menduga bahwa telah
terjadi masalah yaitu audit laporan keuangan Garuda Indonesia tidak sesuai
dengan standar umum akuntansi yang berlaku akibat kualitas audit inilah yang
merupakan suatu probabilitas dimana auditor menemukan dan melaporkan adanya
suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi.
Ada beberapa faktor yang mampu mempengaruhi kualitas audit dalam
pelaksanaannya diantaranya yaitu independensi yang merupakan suatu sikap atau
sudut pandang, independensi adalah sikap mental yang dimiliki auditor untuk
tidak terpengaruh dengan klien dalam pelaksanaanfungsiaudit dan
pelaporansemua temuan serta memberikanpendapatnya. Independensi juga berarti
adanya kejujuran dalam diriuntuk mempertimbangkan fakta dengan objektiftanpa
memihak dalam diri auditor guna merumusakan danmenghasilkan pendapatyang
terpercaya (Mulyadi, 2016).
Independensi dan kompetensi auditor dipandang berkaitan dengan kualitas
audit baik dengan proses maupun hasil audit. Selain kualitas audit, seorang
auditor juga harus memiliki independensi dalam melakukan audit agar dapat
5

memberikan pendapat atau kesimpulan yang apa adanya tanpa ada pengaruh dari
pihak yang berkepentingan (Ariany, 2017)
Auditor yang independen adalah auditor yang tidak memihak atau tidak
dapat diduga memihak, sehingga tidak merugikan pihak manapun. Sikap
independen meliputi independen dalam fakta (in fact) dan independen dalam
penampilan (in appearance) (SPAP, 2017)
Independensi yang dimaksud adalah seorang auditor mempunyai
kebebasan posisi dalam sikap maupun penampilannya yang berhubungan
dengan pihak luar terkait dengan tugas yang dilaksanakannya. Akuntan publik
yang independen ialahakuntan publik yang tidak mudah terpengaruh dan tidak
memihak siapapun. Standar umum kedua (SPAP, 2016) menyatakan bahwa dalam
semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
Standar tersebut mengharuskan auditor harus bersikap independen atau tidak
mudah dipengaruhi, karena dalam pelaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan
yang bersifat umum. Gagalnya seorang auditor mempertahankan sikap
independensi dapat membuat auditor ke arah fraud(kecurangan).Sikap
independensi juga dibutuhkan oleh auditor agar terbebas dari kepentingan dan
tekanan pihak manapun sehingga kecurangan yang terdapat pada perusahaan yang
diauditnya dapat dideteksi dengan tepat, dan setelah kecurangan tersebut telah
diungkapkan, auditor tidak ikut membenarkan kecurangan tersebut (Biksa,
2016).
Menurut (Sari, 2015) auditor diharuskan bersikap independen atau bebas dari
pengaruh klien dalam pelaksanaan audit dan melaporkan semua temuan dalam
memberikan pendapatnya. Independensi juga bisa meningkatkan kemampuan
auditor untuk mempertahankan integritasnya, untuk bertindak secara objektif, dan
tidak memihak (Haeridistia & Agustin, 2019). Independensi juga bisa menambah
kemampuan seorang auditor untuk mempertahankan kejujurannyauntuk bersikap
secara objektif, serta tidak memihak (Haeridistia &Agustin, 2019)
Penelitian yang dilakukan Ariany (2017) menjelaskan bahwa independensi,
kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit karena kualitas audit
6

sangat penting untuk menjamin bahwa pofesi auditor memenuhi tanggung jawab
kepada perusahaan dengan menagakkan etika yang tinggi. Khurun In (2019) hasil
penelitian ini dalam uji t (uji hipotesis) menunjukkan bahwa variabel
independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit dengan nilai t sebesar
3,410 dan nilai tingkat signifikansi sebesar 0,002. Armawan (2020) hasil l
penelitian menunjukan bahwa pengalaman, kompetensi, independensi dan fee
audit berpengaruh positif pada kualitas audit.
Selain independensi, kompetensi merupakan faktor lainnya yang mampu
mempengaruhi kualitas audit. Secara harfiah, kompetensi berasal dari kata
competence yang artinya kecakapan, kemampuan dan wewenang dikutip oleh Edy
Sutrisno dalam Sandy (2013:18). Secara Etimologi, kompetensi diartikan sebagai
dimensi perilaku keahlian atau keunggulan seorang pemimpin atau staff yang
mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang baik.
Kompetensi merupakan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki sesorang
auditor untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungjawabnya (Furiady
&Kurnia, 2015). Teori Keagenan menyebutkan bahwa prinsipal mempercayakan
laporan yang diberikan oleh manajemen. Namun, acapkali terjadi ketidak
seimbangan informasi dimana agen lebih mengetahui informasi lebih banyak
daripada prinsipal. Dimana manipulasi tersebut dilakukan pada laporan keuangan,
untuk mendapatkan laporan keuangan yang baik dan sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya diperlukan auditor yang berkompeten. Alasan diperlukannya auditor
yang berkompeten tinggi pada kondisi tersebut untuk memberikan kepercayaan
bagi prinsipal mengenai laporan yang dihasilkan manajemen sesuai dengan yang
sebenarnya.Untuk seorang auditor, diharuskan untuk meyakinkan pemakai
laporan keuangan akan kualitas hasil auditnya.
Menurut Wibowo (2016:271) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas
keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi menunjukkan keterampilan atau
pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu
sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai unggulan bidang tersebut.
7

Menurut Rahayu dan Suhayati (2010:2) menyatakan bahwa kompetensi


adalah sebagai berikut: “Suatu kemampuan, keahlian (pendidikan dan pelatihan),
dan berpengalaman dalam mamahami kriteria dan dalam menentukan jumlah
bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan
diambilnya.” Kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan,
pengalaman, pendidikan dan pelatihan yang memadai dan dapat melakukan audit
secara objektif dan cermat.
Dalam melaksanakan proses audit, auditor membutuhkan pengetahuan,
pengalaman, pendidikan dan pelatihan yang baik karena dengan hal itu auditor
menjadi lebih mampu memahami kondisi keuangan dan laporan keuangan
kliennya dan akan menghasilkan kualitas audit yang baik. Untuk menghasilkan
audit yang berkualitas seorang auditor yang bekerja dalam suatu tim di tuntut
untuk memiliki kompetensi yang cukup.
Berdasarkan beberapa teori diatas, terlihat bahwa kompetensi adalah suatu
kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang
dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang
dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi menunjukkan
keterampilan atau pengetahuan yang mampu mempengaruhi kualitas audit, hal ini
didukung oleh Ponny Harsanty, Aprilia Whetyningtyas (2014), menunjukkan
bahwa kompetensi mampu memberikan pengaruh terhadap kualitas audi. Fahdi
(2018) hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi akan
semakin tingginya kualitas audit.
Berdasarkan fenomena dan uraian diatas peneliti dapat mengidentifikasi
bahwa independensi dan kompetensi merupakan faktor yang mampengaruhi
kualitas audit, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan
mengambil judul:
“Pengaruh Independensi dan Kompetensi Audit Internal terhadap
Kualitas Audit pada Garuda Indonesia”
8

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan temuan yang peneliti dapatkan pada media internet dalam
majalah, peneliti menemukan gejala atau fenomena yang terjadi yaitu kasus
Kementerian Keuangan menyebut audit laporan keuangan PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Ada beberapa
faktor yang mampu mempengaruhi kualitas audit dalam pelaksanaannya
diantaranya yaitu independensi yang merupakan suatu sikap atau sudut pandang,
independensi adalah sikap mental yang dimiliki auditor untuk tidak terpengaruh
dengan klien dalam pelaksanaanfungsiaudit dan pelaporansemua temuan serta
memberikanpendapatnya. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam
diriuntuk mempertimbangkan fakta dengan objektiftanpa memihak dalam diri
auditor guna merumusakan danmenghasilkan pendapatyang terpercaya (Mulyadi,
2016).
Selain independensi, kompetensi merupakan faktor lainnya yang mampu
mempengaruhi kualitas audit. Secara harfiah, kompetensi berasal dari kata
competence yang artinya kecakapan, kemampuan dan wewenang dikutip oleh Edy
Sutrisno dalam Sandy (2013:18). Secara Etimologi, kompetensi diartikan sebagai
dimensi perilaku keahlian atau keunggulan seorang pemimpin atau staff yang
mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang baik.

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari
adanya penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut
lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian
akan tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah lingkup
hanya meliputi independensi, kompetensi dan kualitas audit internal.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah dan
sekaligus membatasi permasalah yang akan dibahas sebagai berikut:
9

1. Bagaimana independensi, kompetensi audit internal dan kualitas audit


internal pada Garuda Indonesia
2. Bagaimana pengaruh independensi kualitas audit internal pada Garuda
Indonesia
3. Bagaimana pengaruh kompetensi audit internal terhadap kualitas audit
pada Garuda Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembahasan Teori Hasil Penelitian yang Relevan


2.1.1 Auditing
Menurut Arens, Elder dan Beasley (2015:24) dalam bukunya yang berjudul
Auditing and Assurance Services menyatakan bahwa audit adalah:
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information
to determine and report on the degree of correspondence between the
information and established criteria. Auditing should be done by a
competent independent person.”
Menurut Halim (2015:1), yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
Auditing adalah:
“Suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi buktibukti
secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan
kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan”.
Menurut Sukrisno Agoes (2015:4), pengertian auditing adalah suatu
pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang
independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan
untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran dari laporan keuangan tersebut.
Sedangkan menurut Mulyadi (2014:9) auditing adalah suatu proses yang
sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan
untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan.
Berdasarkan definisi auditing di atas dapat dikatakan bahwa auditing
merupakan pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis ntuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian tertentu oleh pihak yang independen

10
11

terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-
catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk
memberikan pendapat.
2.1.1.1 Jenis Audit
Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley yang dialih
bahasakan oleh Amir Abadi Jusuf (2013:16) Jenis-jenis audit dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu:
1. Audit Operasional (Operational Audit)
Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari
prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir audit operasional,
manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki
operasi. Sebagai contoh, auditor mungkin mengevaluasi efisiensi dan
akurasi pemprosesan transaksi penggajian dengan sistem komputer yang
baru dipasang Mengevaluasi secara objektif apakah efisiensi dan
efektifitas operasi sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan jauh lebih
sulit dari pada audit ketaatan dan audit keuangan. Selain itu, penetapan
kriteria untuk mengevaluasi informasi dalan audit operasional juga bersifat
sangat subjektif.
2. Audit Ketaatan (Complience Audit)
Audit ketaatan dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit
mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh
otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan
kepada manajemen, bukan kepada pengguna luar, karena manajemen
adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan
terhadap prosedur dan peraturan yang digariskan. Oleh karena itu, sebagia
besar pekerjaan jenis ini sering kali dilakukan oleh auditor yang bekerja
pada unit organisasi itu.
3. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Audit atas laporan keuangan dilaksanakan untuk menentukan apakah
seluruh laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan
sesuai dengan kriteria tertentu. Biasanya, kriteria yang berlaku adalah
12

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), walaupun auditor


mungkin saja melakukan audit atas laporan keuangan yang disusun dengan
menggunakan akuntansi dasar kas atau beberapa dasar lainnya yang cocok
untuk organisasi tersebut. dalam menentukan apakah laporan keuangan
telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku umum, auditor mengumpulkan bukti untuk menetapkan apakah
laporan keuangan itu mengandung kesalahan yang vital atau salah saji
lainnya.
2.1.1.2 Tujuan Audit
Menurut Arens dkk (2015:168) mengemukakan bahwa tujuan audit adalah
untuk menyediakan pemakai laporan keuangan suatu pendapat yang diberikan
oleh auditor tentang apakah laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua
hal yang material, sesuai dengan kerangka kerja akuntansi keuangan yang berlaku.
Menurut Tuanakotta (2014:84) tujuan audit adalah : Mengangkat tingkat
kepercayaan dari pemakai laporan keuangan yang dituju, terhadap laporan
keuangan itu. Tujuan itu dicapai dengan pemberian opini oleh auditor mengenai
apakah laporan keuangan disusun dalam segala hal yang material sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sifat audit
serta pertimbangan biaya untuk melaksanakan suatu audit tidaklah mungkin bagi
auditor untuk memperoleh keyakinan mutlak bahwa opini yang dipilihnya sudah
benar. Dengan menggabungkan semua yang diperoleh dari suatu proses audit,
auditor akan mampu memutuskan kapan saatnya dia akan menerbitkan suatu
laporan audit.
2.1.2 Audit Internal
Menurut The Institute of Internal Auditors (IIA) dalam Faiz Zamzami, Ihda
Arifin Faiz, Mukhlis (2014:1-2) pengertian audit internal adalah sebagai berikut:
“Audit internal merupakan kegiatan assurance dan konsultasi yang
dilakukan secara independen dan objektif yang dirancang untuk
memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.
Audit internal membantuorganisasi mencapai tujuannya melalui suatu
pendekatan yang sistematik dan teratur untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan tata kelola.”
13

Menurut Hery (2017:238) pengertian audit internal adalah sebagai berikut:


“Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang dikembangkan secara
bebas dalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan
sebagai wujud pelayanan terhadap organisasi perusahaan. Pemeriksaan
intern melaksanakan aktivitas penilaian yang bebas dalam suatu organisasi
untuk menelaah kembali kegiatan-kegiatan dalam bidang akuntansi,
keuangan dan bidang-bidang operasi lainnya sebagai dasar pemberian
pelayanannya pada manajemen”
Definisi audit internal menurut Hiro Tugiman (2006:11) adalah sebagai
berikut :
“Internal auditing atau pemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian

yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi

kegiatan organisasi yang dilaksanakan”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa audit


internal adalah suatu fungsi penilaian dalam organisasi untuk menguji dan
mengevaluasi kegiatan-kegiatan, audit internal mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menunjang tercapainya efektivitas penerapan pengendalian intern
perusahaan karena melalui fungsi ini maka dapat dijaga agar semua prosedur,
metode ataupun cara yang merupakan unsur audit internal dapat terlaksana
sebagaimana mestinya
2.1.2.1 Tujuan Audit Internal
Menurut Hery (2017:281-282) tujuan utama pemeriksa intern adalah untuk
meyakinkan:
1. Keandalan Informasi
Pemeriksa internal harus meninjau keandalan (reliabilitas dan integritas)
berbagai informasi finansial dan pelaksanaan pekerjaan atau operasi, serta
berbagai cara yang dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
mengklasifikasi dan melaporkan informasi.
2. Kesesuaian dengan Kebijakan, Rencana, Prosedur dan Peraturan
Perundang-Undangan
Pemeriksa internal harus meninjau sistem yang telah diterapkan untuk
memastikan kesesuaiannya dengan berbagai kebijaksanaan, rencana,
14

prosedur, ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang dimiliki. Jadi


pemeriksa intern bertanggung jawab dalam menentukan apakah sistem
tersebut telah mencukupi dan efektif serta apakah berbagai kegiatan yang
di periksanya benar-benar telah memenuhi persyaratan yang di perlukan.
3. Perlindungan Terhadap Aset
Pemeriksa internal harus meninjau berbagai alat atau cara yang digunakan
untuk melindungi aset terhadap berbagai jenis kerugian, seperti kerugian
yang diakibatkan oleh pencurian, kegiatan yang ilegal atau tidak pantas
dan bila dipandang perlu, memverifikasi keberadaan dari suatu aset atau
aset. Pada saat memverifikasi keberadaan suatu aset, pemeriksa harus
mempergunakan prosedur pemeriksaan yang sesuai dan tepat.
4. Penggunaan Sumber Daya secara Ekonomis dan Efisien
Pemeriksaan yang berhubungan dengan keekonomisan dan efesiensi
penggunaan sumber daya haruslah mengidentifikasi berbagai keaadaan
seperti:
a. Fasilitas-fasilitas yang tidak digunakan sepenuhnya,
b. Pekerjaan yang tidak produktif,
c. Berbagai prosedur yang tidak dapat dibenarkan berdasarkan
pertimbangan biaya, dan
d. Terlalu banyak atau sedikitnya jumlah staf.
5. Pencapaian tujuan
Pemeriksa internal haruslah menilai pekerjaan, operasi, atau program
untuk menilai apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan da apakah pekerjaan, operasi atau program
tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan rencana.
2.1.2.2 Fungsi dan Peran Audit Internal
Fungsi Audit Internal menurut Hery (2017:281) adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa dan menilai baik buruknya pengendalian atas akuntansi
keuangan dan operasi lainnya.
2. Memeriksa sampai sejauh mana hubungan para pelaksana terhadap
kebijakan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan.
15

3. Memeriksa sampai sejauh mana aset perusahaan dipertanggung jawabkan


dan dijaga dari berbagai macam bentuk kerugian.
4. Memeriksa kecermatan pembukuan dan data lainnya yang dihasilkan oleh
perusahaan,
5. Menilai prestasi kerja para pejabat/pelaksana dalam menyelesaikan
tanggung jawab yang telah ditugaskan.
2.1.2.3 Standar Profesi Audit Internal
Standar Profesi Audit Internal (SPAI) dalam Hery (2017:254) mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan kerangka dasar yang konsisten untuk mengevaluasi kegiatan
dan kinerja satuan audit internal maupun individu auditor.
2. Menjadi saran bagi pemakai jasa dalam memahami peran, ruang lingkup,
dan tujuan audit internal.
3. Mendorong peningkatan praktik audit internal dalam organisasi.
4. Memberikan kerangka untuk melaksanakan dan mengembangkan kegiatan
audit internal yang memberikan nilai tambah dan meningkatkan kinerja
kegiatan operasional organisasi.
5. Menjadi acuan dalam penyusunan program pendidikan dan pelatihan bagi
auditor internal.
6. Menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal yang
seharusnya.
Adapun Standar Profesi Audit Internal (SPAI) ini dikemukakan oleh Hery
(2017:255) adalah sebagai berikut:
1. Standar atribut: berkenaan dengan karakteristik organisasi, individu dan
pihak-pihak yang melakukan kegiatan audit internal. Standar ini berlaku
untuk semua penugasan.
2. Standar kinerja: menjelaskan sifat dari kegiatan audit internal dan
merupakan ukuran kualitas pekerjaan audit. Standar kinerja ini
memberikan praktik-praktik terbaik dalam pelaksanaan audit, mulai 30
dari perencanaan sampai dengan pementauan tindak lanjut. Standar ini
berlaku untuk semua penugasan.
16

3. Standar implementasi: hanya berlaku untuk satu penugasan tertentu.


Standar yang diterbitkan adalah standar implementasi untuk kegiatan
assurance, kegiatan consulting, kegiatan investigasi, dan standar
implementasi atas control self assesment.
2.1.2.4 Auditor Internal
Auditor internal dalam perusahaan BUMN dikenal dengan sebutan SPI
(Satuan Pengawasan Intern). Ketentuan perundang-undangan yang mendukung
eksistensi Satuan Pengawasan Intern (SPI) BUMN sudah cukup memadai. Di
dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 mengenai BUMN sebagaimana
diatur lebih lanjut dalam PP Nomor 45 Tahun 2005 perihal Pendirian,
Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran BUMN, diatur mengenai eksistensi,
tugas, dan tanggung jawab, serta pelaporan SPI sebagai berikut :
1. Pada setiap BUMN dibentuk SPI yang dipimpin seorang kepala yang
bertanggung jawab kepada Direktur Utama
2. SPI bertugas :
a. Membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksaan
operasional dan keuangan BUMN, menilai pengendalian,
pengelolaan, dan pelaksanaannya pada BUMN, serta memberikan
saran-saran perbaikannya.
b. Memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan atau hasil
pelaksanaan tugas SPI kepada Direktur Utama.
c. Memonitor tindak lanjut atas hasil pemeriksaan yang telah
dilaporkan.
3. Direktur Utama menyampaikan hasil pemeriksaan SPI kepada seluruh
anggota Direksi, untuk selanjutnya ditindaklanjuti dalam Rapat Direksi.
Direksi wajib memperhatikan dan segera mengambil langkah-langkah
yang diperlukan atas segala sesuatu yang dikemukakan dalam setiap
laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh SPI.
4. Atas permintaan tertulis Komisaris/Dewan Pengawas, Direksi memberikan
keterangan hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas SPI.
17

2.1.2.5 Jenis-jenis Auditor


Setiap perusahaan perlu memahami beberapa jenis auditor dilihat secara
umum. Beberapa jenis Auditor menurut Arens, Elder, & Beasley, (2011:19) yaitu
sebagai berikut :
1. Auditor Pemerintah (General Accounting Auditors)
The United States General Accounting Office (GAO) merupakan suatu
badan pemeriksa keuangan netral yang berada dalam lingkup legislatif
pemerintahan federal. Seorang auditor pada general accounting office (di
Indonesia = BPK) adalah seorang auditor yang bekerja bagi GAO. GAO
diketuai oleh pengawas Keuangan (Controller General), yang bertanggung
jawab hanya kepada Kongres. . Tanggung jawab utama staf audit adalah
melaksanakan fungsi audit bagi kongres. Proporsi audit GAO yang
ditujukan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas operasi dari
berbagai program federal, semakin ditingkatkan jumlahnya.
2. Auditor Intern
Auditor intern dipekerjakan pada masing-masing perusahaan untuk
melakukan audit bagi manajemen, hampir sama dengan apa yang
dilakukan oleh auditor GAO bagi kongres. Auditor Intern pada beberapa
perusahaan besar dapat meliputi lebih dari 100 orang serta umumnya
bertanggung jawab langsung kepada presiden direktur, pimpinan tertinggi
perusahaan lainnya, atau bahkan kepada komite audit dari dewan direksi.
3. Akuntan Publik (Auditor Independen)
Kantor akuntan publik sebagai auditor independen bertanggung jawab atas
audit atas laporan keuangan historis yang dipublikasikan dari semua
perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham, mayoritas
perusahaan besar lainnya, serta banyak perusahaan berskala kecil dan
organisasi non komersil. Penggunaan laporan keuangan yang diaudit
semakin banyak digunakan di Indonesia sejalan dengan semakin
berkembangnya dunia usaha dan pasar modal. Masyarakat pada umumnya
menyebut kantor akuntan publik sebagai auditor independen meskipun
masih banyak auditor-auditor di luar akuntan publik terdaftar di Indonesia,
18

penggunaan gelar akuntan terdaftar diatur oleh Undang-Undang No.34


Tahun 1954. Persyaratan menjadi akuntan publik terdaftar diatur oleh
Menteri Keuangan, terakhir dengan keputusan No.43/KMK/017/1997
pasal 17.
4. Auditor Pajak
Internal Revenue Service (IRS), dengan arahan dari Komisaris Internal
Revenue, bertanggung jawab untuk menegakkan undang-undang
perpajakan federal sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Kongres serta
telah diinterpretasikan oleh badan Peradilan.
2.1.3 Independensi
Menurut Alvin. Arens. Mark S. Beasley dan Randal J. Elder (2014:111)
independensi adalah sebagai berikut :
“A member in public practice shall be independence in the performance a

professional service as require by standards promulgated by bodies

designated by a council”

Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak


dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga
berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan
adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam merumuskan dan
menyatakan pendapatnya, maka audit yang dihasilkan akan sesuai dengan fakta
tanpa ada pengaruh dari luar.
Mulyadi (2014:26) menyatakan bahwa :
“Sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,
tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya
kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya
pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam
merumuskan dan menyatakan pendapatnya”
19

Menurut Faiz Zamzani, Ihda Arifin dan Mukhlis (2015:13) independensi


adalah sebagai berikut :
“Independensi adalah kebebasan dari kondisi yang mengancam kemampuan

aktivitas audit internal untuk melaksanakan tanggung jawab audit internal

dengan cara tidak memihak”.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa


independensi dimaksudkan seorang auditor mempunyai kebebasan posisi dalam
mengambil sikap maupun penampilannya dalam hubungan pihak luar terkait
dengan tugas yang dilaksanakannya. Independensi bertujuan untuk menambah
kredibilitas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.
2.1.3.1 Jenis Independensi
Menurut Sukrisno Agoes (2013:34-35) independensi bagi internal auditor
dan eksternal auditor dibagi menjadi tiga jenis independensi yaitu sebagai
berikut :
1. Independent in appearance (independensi dilihat dari penampilannya
distruktur organisasi perusahaan)
In appearance, akuntan publik adalah independen karena merupakan pihak
luar perusahaan sedangkan internal auditor tidak independen karena
merupakan pegawai perusahaan.
2. Independen in fact (independen dalam kenyataan/dalam menjalankan
tugasnya)
In fact, akuntan public seharusnya independen, sepanjang dalam
menjalankan tugasnya memberikan jasa profesionalnya, bias menjaga
integritas dan selalu menaati kode etik profesionalnya, profesi akuntan
publik dan standar professional akuntan publik. Jika tidak demikian,
akuntan publik in fact tidak independen. In fact internal auditor bisa
independen jika dalam menjalankan tugasnya selalu memenuhi kode etik
internal auditor dan jasa professional practice framework of internal
auditor, jika tidak demikian internal auditor in fact tidak independen.
20

3. Independent in mind (independen dalam fikiran)


In mind, misalnya seorang auditor mendapatkan temuan audit yang
memiliki indikasi pelanggaran atau korupsi atau yang memerlukan audit
adjustment yang material. Kemudian dia berpikir untuk menggunakan
findings tersebut untuk memeras auditee walaupun baru pikiran, belum 45
dilaksanakan in mind auditor sudah kehilangan independensinya. Hal ini
berlaku baik untuk akuntan publik maupun internal auditor
2.1.3.2 Dimensi Independensi
Menurut Mautz dan Sharf dalam Theodorus M. Tuanakotta (2011:7)
mengatakan tiga jenis dari independensi sebagai berikut:
1. Programming independence
Programming independence adalah kebebasan (bebas dari pengendalian
atau pengaruh orang lain, misalnya dalam bentuk pembatasan) untuk
memilih teknik dan prosedur audit, dan seberapa dalamnya teknik dan
prosedur audit itu diterapkan.
2. Investigative independence
Investigative independence adalah kebebasan (bebas dari pengendalian
atau pengaruh orang lain, misalnya dalam bentuk pembatasan) untuk
memilih area, kegiatan, hubungan pribadi, dan kebijakan manajerial yang
akan diperiksa. Ini berarti, tidak boleh ada sumber informasi yang
legitimasi (sah) yang tertutup bagi auditor.
3. Reporting independence
Reporting independence adalah kebebasan (bebas dari pengendalian atau
pengaruh orang lain, misalnya dalam bentuk pembatasan) untuk
menyajikan fakta yang terungkap dari pemeriksaan atau pemberian
rekomendasi atau opini sebagai hasil pemeriksaan.
Berdasarkan tiga dimensi independensi diatas, Mautz dan Sharaf
mengembangkan petunjuk yang mengindikasikan apakah ada pelanggaran atas
independensi yaitu sebagai berikut :
1. Programming Independence
21

a. Bebas dari tekanan atau interversi manajerial atau friksi yang


dimaksudkan untuk menghilangkan (eliminate), menentukan
(specify) atau mengubah (modify) apapun dalam audit.
b. Bebas dari intervensi apapun atau dari sikap tidak koperatif yang
berkenaan dengan penerapan prosedur audit yang dipilih.
c. Bebas dari upaya pihak luar yang memaksakan pekerjaan audit itu
direview diluar batas-batas kewajaran dalam proses audit.
2. Investigative Independence
a. Akses langsung dan bebas atas seluruh buku, dan sumber informasi
lainnya mengenai kegiatan perusahaan.
b. Bebas dari upaya pimpinan perusahaan untuk menugaskan atau
mengatur kegiatan yang harus diperiksa atau menentukan dapat
diterimanya suatu evidential metter (sesuatu yang mempunyai nilai
pembuktian).
c. Kerjasama yang aktif dari pimpinan perusahaan selama
berlangsungnya kegiatan audit.
d. Bebas dari kepentingan atau hubungan pribadi yang akan
menghilangkan atau membatasi pemeriksaan atas kegiatan, catatan
atau orang yang seharusnya masuk dalam lingkup pemeriksaan.
3. Reporting Independence
a. Bebas dari perasaan loyal kepada seseorang atau merasa
berkewajiban kepada seseorang untuk mengubah dampak dari
fakta yang dilaporkan.
b. Menghindari praktik untuk mengeluarkan hal-hal penting dari
laporan formal dan memasukkannya kedalam laporan informal
dalam bentuk apapun.
c. Menghindari penggunaan bahasa yang tidak jelas (kabur, samar-
samar) baik yang disengaja maupun tidak disengaja di dalam
pernyataan, fakta, opini dan rekomendasi dalam interpetasi.
22

d. Bebas dari upaya untuk memveto (judgment) auditor mengenai apa


yang seharusnya masuk dalam laporan audit, baik yang bersifat
fakta maupun opini
2.1.4 Kompetensi
Menurut Faiz Zamzami, Ihda Arifin, Mukhlis (2015:100) menyatakan
bahwa :
“Auditor internal menerapkan pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang

diperlukan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya pada jasa

layanan audit internal”

Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley yang dialih


bahasakan oleh Amir Abadi Jusuf (2013:42) kompetensi auditor adalah :
“Kompetensi sebagai keharusan bagi auditor untuk memiliki pendidikan
formal dibanding auditing dan akuntansi, pengalaman praktik yang
memadai bagi pekerjaan yang sedang dilakukan, serta mengikuti pendidikan
professional yang berkelanjutan”
Sedangkan menurut Mulyadi (2013:58) pengertian kompetesnsi yaitu:
“menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkatan
pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk
memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan.”
SPAP Standar Umum Pertama (SA seksi 210.1 paragraf 01-04, dalam SPAP
2011) menyatakan bahwa: “Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih
yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, standar
umum pertama menegaskan bahwa berapapun tingginya kemampuan seseorang
dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak
dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika ia
tidak memiliki pendidikan serta pengalaman memadai dalam bidang auditing.
Pendidikan formal auditor independen dan pengalaman profesionalnya saling
melengkapi satu sama lain. Perlu disadari bahwa yang dimaksudkan dengan
pelatihan seorang profesional mencakup pula kesadarannya untuk secara terus-
menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan profesinya”
23

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa auditor internal


harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi lainnya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan. Fungsi audit
internal secara kolektif harus memiliki atau memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan kompetensi lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tanggung jawabnya.
2.1.4.1 Karakteristik Kompetensi Auditor
Terdapat empat karakteristik dari kompetensi menurut Lyledan Spencer
yang dikutip oleh Syaiful F. Prihadi (2014:52) yaitu sebagai berikut :
1. Motif (Motive)
Motif adalah hal-hal yang berfikir oleh seseorang untuk berfikir dan
memiliki keinginan secara konsisten yang akan dapat menimbulkan
tindakan.
2. Karakteristik (Trains)
Karakteristik adlah karakteristik fisik dan respon-respon yang konsisten
terhadap situasi atau informasi.
3. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah informasi yang memiliki seseorang dalam bidang-
bidang konten tertentu.
4. Keterampilan (Skill)
5. Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan tugas fisik atau
mental. Dari keempat karakteristik di atas, maka penulis dapat
mengungkapkan bahwa pendapat tentang pandangan mengenai
kompetensi auditor berkenaan dengan masalah kemampuan atau keahlian
yang dimiliki auditor didukung dengan pengetahuan yang bersumber dari
pendidikan formal dan disiplin ilmu yang relevan dan pengalaman yang
sesuai dengan bidang pekerjaan
2.1.4.2 Dimensi Kompetensi
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman, begitu juga
seorang auditor. Seorang auditor tidak dibenarkan jika ia tidak memiliki
keandalan atau pengalaman, dikarenakan jika tidak adanya kompetensi seorang
24

auditor akan berdampak negatif bagi hasil audit yang mereka lakukan. Menurut
Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2013:2) dimensi dari kompetensi auditor
eksternal adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Berdasarkan SPAP (IAI:2011) tentang standar umum, menjelaskan bahwa
dalam melakukan audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur
pengetahuan yang cukup. Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi
pendidikan seorang auditor karena dengan demikian auditor akan
mempunyai semakin banyak pengetahuan (pandangan) mengenai bidang
yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih
mendalam, selain itu auditor akan lebih mudah dalam mengikuti
perkembangan yang semakin kompleks. Secara umum ada 5 pengetahuan
yang harus dimiliki oleh seorang auditor yaitu : (1) Pengetahuan
pengauditan umum, (2) Pengetahuan area fungsional, (3) Pengetahuan
mengenai isu-isu akuntansi yang paling baru, (4) Pengetahuan mengenai
industri khusus, (5) Pengetahuan mengenai bisnis umum serta
penyelesaian masalah.
2. Pengalaman
Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian
tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak
faktor lain yang mempengaruhi antara lain adalah pengalaman. Auditor
yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal : (1) Mendeteksi
kesalahan, (2) Memahami kesalahan secara akurat, (3) Mencari penyebab
kesalahan. Libby dan Frederick dalam Kusharyanti (2013:5) menemukan
bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih
baik. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas
kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan.
2.1.5 Kualitas Audit
Menurut Arens (2012:47) kualitas audit didefinisikan sebagai berikut:
“Proses untuk memastikan bahwa standar auditingnya berlaku umum diikuti oleh
setiap audit, mengikuti prosedur pengendalian kualitas khusus membantu
25

memenuhi standar-standar secara konsisten dalam penugasannya hingga tercapai


kualitas hasil yang baik.”
Menurut De Angelo dalam Kusharyanti (2013:25), menyatakan bahwa
kualitas audit adalah: “Kemungkinan (joint probability) dimana seseorang auditor
akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi
kliennya”
Berdasarkan pendapat di atas mengenai definisi kualitas audit, dapat
disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan suatu proses untuk mengurangi
ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang
saham dengan penggunaan jasa pihak luar dalam memeriksa laporan keuangan
serta memberikan pendapat bahwa laporan yang disajikan telah sesuai atau benar
2.1.5.1 Standar Kualitas Audit
Menurut Panduan Manajemen Pemeriksaan (BPK,2002) standar kualitas
audit terdiri dari :
1. Kualitas strategis yang berarti hasil pemeriksaan harus memberikan
informasi kepada pengguna laporan secara tepat waktu.
2. Kualitas teknis berkaitan dengan penyajian temuan, simpulan, dan opini
pemeriksaan, yaitu penyajian harus jelas, konsisten, dan objektif.
3. Perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, sampai dengan tindak lanjut
pemeriksaan.
Kualitas proses yang mengacu pada proses kegiatan pemeriksaan sejak
indikator kualitas audit menurut pernyataan Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara SPKN (2007:113) menyatakan bahwa sebagai berikut :
1. Tepat waktu
Agar suatu informasi bermanfaat secara maksimal, maka laporan hasil
pemeriksaan harus tepat waktu. Laporan yang dibuat dengan hati-hati
tetapi terlambat disampaikan, nilainya kurang bagi pengguna laporan hasil
pemeriksa. Oleh karena itu, pemeriksa harus semestinya dan melakukan
pemeriksaan dengan dasar pemikiran tertentu. Selama pemeriksaan
berlangsung, pemeriksa harus mempertimbangkan adanya laporan hasil
pemeriksaan sementara untuk hal yang signifikan kepada pejabat entitas
26

yang diperiksa terkait. Laporan hasil pemeriksaan sementara tersebut


bukan merupakan pengganti laporan hasil pemeriksan terakhir, tetapi
mengingatkan kepada pejabat terkait terhadap hal yang membutuhkan
perhatian segera dan memungkinkan pejabat tersebut untuk
memperbaikinya sebelum laporan hasil pemeriksaan telah diselesaikan.
2. Lengkap
Agar menjadi lengkap, laporan hasil pemeriksaan harus memuat semua
informasi dari bukti yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan
pemeriksaan, memberikan pemahaman yang benar dan memadai atas hal
yang dilaporkan dan memenuhi ersyaratan isi laporan hasil pemeriksaan.
Hal ini juga berarti bahwa laporan hasil pemeriksaan harus memasukan
secara memadai. Laporan harus memberiksn perpektif yang wajar
mengenai aspek kedalaman dan signifikan temuan pemeriksaan, seperti
frekuensi terjadinya penyimpangan dibandingkan dengan jumlah kasus
atas transaksi yang dijual, serta hubungan antara temuan pemeriksaan
dengan kegiatan entitas yang diperiksa tersebut. Hal ini diperlukan agar
pembaca memperoleh pemahaman yang benar dan memadai.
3. Akurat
Akurat berarti bukti yang disajikan benar dan temuan itu disajikan dengan
tepat. Perlunya keakuratan didasarkan atas kebutuhan untuk memberikan
keyainan kepada pengguna laopran hasil pemeriksaan bahwa apa yang
dilaporkan memiliki kredibilitas dan dapat diandalkan. Satu tidak akuratan
dalam laporan hasil pemeriksaan dapat menimbulkan keraguan atas
keandalan seluruh laporan tersebut dan dapat mengalihkan perhatian
pengguna laporan hasil pemeriksaan dari pemeriksaan yang tidak akurat
dapat merusak kredibilitas organisasi pemeriksa yang menerbitkan laporan
hasil pemeriksaan dan mengurangi efektifitas laporan hasil pemeriksa.
4. Objektif
Objektifitas berarti penyajian seluruh laporan harus seimbang dalam isi
dan nada. Kredibilitas suatu laporan ditentukan oleh penyajian bukti yang
tidak memihak, sehingga pengguna laporan hasil pemeriksaan dapat
27

diyakinkan oleh fakta yang disajikan. Laporan hasil pemeriksa harus adil
dan tidak menyesatkan. Ini berarti pemeriksa harus menyajikan hasil
pemeriksa secara netral dan menghindari kecenderungan melebih-lebihkan
kekurangan yang ada. Dalam menjelaskan kekurangan suatu kinerja,
pemeriksa harus menyajikan penjelasan pejabat yang bertanggung jawab
termasuk pertimbangan atas kesulitan yang dihadapi entitas yang
diperiksa.
5. Meyakinkan
Agar meyakinkan maka laporan harus dapat menjawab tujuan
pemeriksaan, menyajikan temuan, simpulan, dan rekomendasi yang logis,
informasi yang disajikan harus cukup meyakinkan pengguna laporan untuk
mengakui validasi temuan tersebut dan manfaat penerapan rekomendasi.
Laporan yang disusun dengan cara ini dapat membantu pejabat yang
bertanggung jawab untuk memastikan perhatiannya atas hal yang
memerlukan hal perhatian itu, dan dapat membantu untuk melakukan
perbaikan sesuai rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.
6. Jelas
Laporan harus mudah dibaca dan mudah dipahami. Laporan harsu ditulis
dengan bahasa yang jelas dan sesederhana mungkin. Penggunaan bahasa
yang lugas dan tidak teknis sangat penting untuk menyederhanakan
penyajian. Jika digunakan istilah teknis, singkatan, dan akronim yang tidak
begitu dikenal, maka ia harus didefinisikan dengan jelas.
2.1.5.2 Dimensi Kualitas Audit
Menurut Wooten dalam Riduwan (2015) menggunakan indikator dengan
mengadopsi dimensi yang dikembangkan oleh DeAngelo (1981) untuk
mendapatkan hasil audit yang baik seorang auditor harus dapat atau mempunyai
sebagai berikut:
1. Deteksi salah saji
Audit yang berkualitas adalah audit yang dapat mendeteksi salah saji yang
material pada laporan keuangan. Mendeteksi salah saji material
dipengaruhi oleh seberapa baik tim audit melakukan audit, yang
28

dipengaruhi oleh sistem pengendalian kualitas dan sumber daya


manajemen Kantor Akuntan Publik (Wooten, 2003 dalam Dwimilten dan
Riduwan, 2015). Laporan keuangan mengandung salah saji material
apabila laporan keuangan tersebut mengandung salah saji yang dampaknya
secara individual atau keseluruhan cukup signifikan sehingga dapat
mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar dalam
semua hal yang material sesuai standar akuntansi keuangan. Salah saji
dapat terjadi akibat dari kekeliruan atau kecurangan (Rosalina, 2014).
2. Berpedoman pada standar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2011 tentang
Akuntan Publik pada pasal 1 butir 11 yang menyebutkan standar
profesional akuntan publik, yang selanjutnya disingkat SPAP, adalah
acuan yang ditetapkan menjadi ukuran mutu yang wajib dipatuhi oleh
akuntan publik dalam pemberian jasanya. Dalam paragraf 1 SPAP SA
seksi 161 dijelaskan bahwa dalam penugasan audit, auditor
bertanggungjawab untuk mematuhi standar audit yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia (Rosalina, 2014).
3. Komitmen
Komitmen yang kuat terhadap jasa audit yang diberikan kepada klien
Klien membutuhkan jasa audit dari auditor, sebagai auditor maka harus
mampu dan dapat memenuhi kebutuhan jasa untuk klien. Komitmen yang
kuat dari auditor terhadap jasa audit yang diberikan direspon dengan baik
oleh klien (Dwimilten dan Riduwan. 2015).
4. Prinsip kehati-hatian
Para ahli mengindikasikan integritas individual yang ditugaskan dalam
perikatan sebagai faktor dalam mendeksi salah saji material. Auditor
sebaiknya memberikan perhatian dan berhati-hati kepada semua aspek dari
audit, termasuk evaluasi resiko audit, formulasi dan tujuan audit,
menetapkan scope atau luas dan tanggung jawab audit, seleksi uji audit,
dan evaluasi hasil audit. Sehingga auditor perlu bersikap hati-hati dan
mengacu pada standar profesional. Apabila auditor menerapkan prinsip
29

kehati-hatian dalam semua aspek audit maka hal ini akan meningkatkan
hasil audit (Dwimilten dan Riduwan. 2015).
5. Review dan pengendalian oleh supervisor
Para ahli juga mengaitkan kualitas tinggi dengan perusahaan yang
memiliki kontrol yang kuat ditempat selama proses audit. SPAP
mensyaratkan perusahaan untuk mempertahankan kualitas sistem
pengendalian dan membutuhkan auditor untuk merencanakan audit yang
memadai. Perusahaan dengan kualitas sistem pengendalian yang lebih baik
dan proses metodologi audit yang lebih sistematis cenderung memiliki
salah saji material yang tidak terdeteksi oleh prosedur audit mereka
(Wooten, 2003 dalam Dwimilten dan Riduwan. 2015).
6. Perhatian yang diberikan oleh manajer dan partner.
Para ahli melaporkan bahwa perhatian manajer dan partner untuk
keterlibatan yang terkait dengan kualitas audit. SPAP mensyaratkan bahwa
audit harus disupervisi dengan cukup. Perhatian manajer dan partner yang
memadai mulai saat perencanaan audit sampai dengan pelaporan audit
akan memberikan jaminan bahwa semua aspek-aspek harus dilakukan
dalam mencapai audit yang berkualitas akan dipenuhi oleh auditor
(Wooten, 2003 dalam Dwimilten dan Riduwan. 2015).
2.1.6 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Pengaruh
Kompetensi dan
Independensi
Komite Audit
H. Supriyanto Hasil pengujian memberikan bukti bahwa
Terhadap Kualitas
Ilyas, S. E., M. kompetensi dan independensi komite audit
1. Audit Atas Laporan
SI. AK., C. A. berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
Keuangan (Studi
(2010) atas laporan keuangan
Pada Perusahaan
Perbankan yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia)
30

Pengaruh Independensi dan profesionalisme berpengaruh


Independensi dan secar signifikan terhadap kualitas audit. Sikap
Mirna Dianita, Profesionalisme independensi dapat membuat auditor lebih
S. E., M. M., Terhadap Kualitas leluasa dalam mengungkapkan apa yang
2.
AK., C. A. Audit (Studi Kasus seharusnya diungkapkan, dengan demikian Ia
(2015) Pada Kantor dapat menilai suatu fakta secara objektif.
Akuntan Publik di
DKI Jakarta)
The better the due professional care, the more
investigative audit quality will be, which means
that the variation in the value of due
The Influence of professional care can explain the variation in
DR. Veronica
Individual audit quality.
Christina M.
Differences on the The better the due professional care, the higher
3 P. P., M. SI.,
Quality of the independency and the higher the internal
AK., C.A.
Investigative LoC, the higher the quality of the investigative
(2019)
Audits. audit. This means that variations in the value of
due professional care, independence and
internal LoC can explain the variation in audit
quality.
Hasil uji statistik yang telah dilakukan pada
Pengaruh
penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa
Galuh Tresna Independensi
4. independensi auditor berpengaruh secara
Murti (2017) Auditor Terhadap
signifikan terhadap kualitas audit
Kualitas Audit
Pengaruh
Kompetensi,
Independensi, Dan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa
Profesionalisme
Ponny independensi auditor berpengaruh terhadap
Auditor Terhadap
Harsanti kualitas audit. Semakin auditor mampu
5. Kualitas
(2014) menjaga independensinya dalam menjalankan
Audit(Studi
penugasan profesionalnya maka kualitas
Empiris Pada
audit yang dihasilkan akan meningkat.
Kantor Akuntan
Publik Di
Semarang)
Pengaruh Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit
Profesionalisme sebesar 45.42%. Hal ini
Lina Prihartini
Dan Kompetensi disebabkan karena dimensi pengetahuan berada
6. Nurbayanti
Auditor Internal dalam kategori sangat baik.
(2017)
Terhadap Kualitas
Audit
Pengaruh Kompetensi auditor internal berpengaruh positif
Kompetensi, terhadap kualitas audit. Selanjutnya
Naomi Olivia Independensi, dan independensi auditor internal berpengaruh
7. Haryanto Profesionalisme positif terhadap kualitas audit.
(2018) Auditor Internal
Terhadap Kualitas
Audit
31

The Influence of Internal auditor’s competency, independency


Internal Auditor’s and internal auditor’s due professional care has
Competency and positive
Independency to the influence towards internal audit quality.
Dityatama Internal Auditor’s Internal auditor’s due professional care did
8.
(2015) Due Professional mediation relationship
Care and between internal auditor’s competency and
the Implication to auditor’s independency with internal auditor’s
the Internal Audit quality.
Quality
Independence has a positive and significant
The Effect Of
impact on
Competence And
audit quality. Independence is a decisive factor
Independence To
Arzal Syah of audit
9. Audit Quality With
(2018) quality, to improve audit quality, an auditor
Auditor Ethics As A
must have
Modernation
good independence.
Variable
Pengaruh
Profesionalisme
Anggara,
Dan Kompetensi Berdasarkan hasilpenelitian ditemukan bahwa
Pandji
Auditor Internal profesionalisme dan kompetensi auditor internal
Kusuma,
10. Terhadap Kualitas memiliki keeratan hubungan terhadap kualitas
(2018)
Audit Internal audit internal, besar dengan besar pengaruh
Universitas
(Studi Kasus Pada sebesar 48,2%.
Widyatama
Institut Teknologi
Bandung)
Heryansyah, Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi
Pengaruh
Fauzi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
Kompetensi Dan
Hikmawan, dan memiliki hubungan yang kuat. Variabel
11. Indpendensi
(2015) independensi pula mampu berpengaruh secara
Auditor Terhadap
Universitas signifikan kualitas audit dan memiliki hubungan
Kualitas Audit
Widyatama yang kuat.
Pengaruh
Pengalaman
Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa
Auditor Dan
terdapat pengaruh secara parsial yang signifikan
Restiyani, Independensi
anatara pengalaman dan independensi terhadap
Resti (2015) Auditor Terhadap
12. kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik Kota
Universitas Kualitas Audit
Bandung. pengalaman dan independensi mampu
Widyatama (Penelitian pada
meningkatkan kualitas audit pada Kantor
Kantor Akuntan
Akuntan Publik Kota Bandung
Publik Kota
Bandung)

2.2 Kerangka Berfikir Hipotesis Penelitian


2.2.1 Kerangka Berfikir
Laporan keuangan dan audit memiliki hubungan yang erat dikarenakan
audit berfungsi memberikan pendapat yang independen terhadap laporan
32

keuangan, apakah laporan keuangan suatu entitas atau organisasi menyajikan hasil
operasi yang wajar dan apakah informasi keuangan tersebut disajikan dalam
bentuk yang sesuai dengan kriteria atau aturan-aturan yang telah ditetapkan
sehingga menjamin akuntabilitas dan integritas dari laporan keuangan. Kualitas
audit merupakan kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan dalam laporan
keuangan dan melaporkannya kepada pengguna laporan keuangan. Kualitas audit
akan berpengaruh pada laporan audit yang dikeluarkan oleh auditor oleh
karenanya kualitas audit menjadi hal yang penting dan utama untuk menjamin
akurasi dari pemeriksaan laporan keuangan (Nugroho, 2018)
Berdasarkan SPAP (2017) audit yang dilaksanakan auditor dikatakan
berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar pengauditan. Standar
pengauditan mencakup mutu professional, auditor independen, pertimbangan
(judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan
audit.
Berdasarkan fenomena dan beberapa pengertian ahli, maka dapat dikatakan
bahwa permasalahan terjadi pada kualitas audit, peneliti menduga bahwa telah
terjadi masalah yaitu audit laporan keuangan Garuda Indonesia tidak sesuai
dengan standar umum akuntansi yang berlaku akibat kualitas audit inilah yang
merupakan suatu probabilitas dimana auditor menemukan dan melaporkan adanya
suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi.
Independensi dan kompetensi auditor dipandang berkaitan dengan kualitas
audit baik dengan proses maupun hasil audit. Selain kualitas audit, seorang
auditor juga harus memiliki independensi dalam melakukan audit agar dapat
memberikan pendapat atau kesimpulan yang apa adanya tanpa ada pengaruh dari
pihak yang berkepentingan (Ariany, 2017)
Auditor yang independen adalah auditor yang tidak memihak atau tidak
dapat diduga memihak, sehingga tidak merugikan pihak manapun. Sikap
independen meliputi independen dalam fakta (in fact) dan independen dalam
penampilan (in appearance) (SPAP, 2017)
Independensi yang dimaksud adalah seorang auditor mempunyai
kebebasan posisi dalam sikap maupun penampilannya yang berhubungan
33

dengan pihak luar terkait dengan tugas yang dilaksanakannya. Akuntan publik
yang independen ialahakuntan publik yang tidak mudah terpengaruh dan tidak
memihak siapapun. Standar umum kedua (SPAP, 2016) menyatakan bahwa dalam
semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
Selain independensi, kompetensi merupakan faktor lainnya yang mampu
mempengaruhi kualitas audit. Secara harfiah, kompetensi berasal dari kata
competence yang artinya kecakapan, kemampuan dan wewenang dikutip oleh Edy
Sutrisno dalam Sandy (2013:18). Secara Etimologi, kompetensi diartikan sebagai
dimensi perilaku keahlian atau keunggulan seorang pemimpin atau staff yang
mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang baik.
Kompetensi merupakan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki sesorang
auditor untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungjawabnya (Furiady
&Kurnia, 2015). Teori Keagenan menyebutkan bahwa prinsipal mempercayakan
laporan yang diberikan oleh manajemen. Namun, acapkali terjadi ketidak
seimbangan informasi dimana agen lebih mengetahui informasi lebih banyak
daripada prinsipal. Dimana manipulasi tersebut dilakukan pada laporan keuangan,
untuk mendapatkan laporan keuangan yang baik dan sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya diperlukan auditor yang berkompeten. Alasan diperlukannya auditor
yang berkompeten tinggi pada kondisi tersebut untuk memberikan kepercayaan
bagi prinsipal mengenai laporan yang dihasilkan manajemen sesuai dengan yang
sebenarnya.Untuk seorang auditor, diharuskan untuk meyakinkan pemakai
laporan keuangan akan kualitas hasil auditnya.
34

Berdasarkan uraian tersebut , maka kerangaka pemikiran dan paradigma


penelitian yang ditunjukkan oleh gambar sebagai berikut:

Independensi (X1)
Programming independence
H1 Kualitas Audit (Y)
Investigative independence
Deteksi salah saji
Reporting independence
Berpedoman pada standar
Mautz dan Sharf dalam
Komitmen yang kuat terhadap jasa
Theodorus M. Tuanakotta
audit yang diberikan pada klien
(2011:7)
Prinsip kehati-hatian
Review dan pengendalian oleh

Kompetensi (X2) H2 supervisor

Pengetahuan Perhatian yang diberikan oleh

Pengalaman manajer dan partner

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Wooten dalam Riduwan (2015)

Suhayati (2013:2)

Gambar 2.1
Paradigma Penelitian
2.2.2 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2017:64) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang dijelaskan di atas maka penulis
menarik hipotesis sebagai berikut :
H1: Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit internal
H2: Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit internal
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.
2.
3.

1
2
3
3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
4. Untuk mengetahui bagaimana gambaran mengenai independensi,
kompetensi audit internal dan kualitas audit internal pada Garuda
Indonesia
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh independensi kualitas audit
internal pada Garuda Indonesia
6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kompetensi audit internal
terhadap kualitas audit pada Garuda Indonesia

3.2 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman yang lebih mendalam dengan kenyataan yang terjadi,
khususnya mengenai independensi, kompetensi audit internal dan kualitas
audit internal pada Garuda Indonesia dan untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di
Universitas Widyatama.
2. Pembaca

35
36

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan


sumber informasi, serta referensi bagi penelitian selanjutnya.
3. Instansi Terkait
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan
pandangan bagi instansi mengenai pengaruh independens dan kompetensi
audit internal terhadap kualitas audit internal pada Garuda Indonesia.
BAB IV
METODE PENELITIAN

1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
4.1. Jenis Penelitian
4.1.1. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian deskriptif – verifikatif
dengan tujuan untuk mengambarkan dan menganalisis serta menguji apakah
independensi dan kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit, serta
melakukan pengujian hipotesis apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak.
Menurut Sugiyono (2014:147) metode deskriptif adalah metode yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.
Selain itu peneliti menggunakan metode verifikatif seperti penjelasan yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2014:8) mengemukakan bahwa metode verifikatif
diartikan sebagai penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.

37
38

Dalam menyelesaikan penelitian ini penyelidikan yang digunakan adalah


metode penelitian survey, tingkat eksplanasi asosiatif kausal.
Menurut Sugiyono (2014:57) menyatakan bahwa metode survey
digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan
buatan), tetapi penelitian melakukan perlakuan dalam pengumpulan data. Menurut
Sugiyono (2014:57) juga menyatakan asosiatif kausal adalah rumusan masalah
penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih dan
kausal adalah hubungan sebab akibat.

4.1.2. Objek Penelitian


Menurut Umar (2013:22) mengemukakan bahwa objek penelitian adalah
sebagai berikut :
“menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juda
dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan hal lain jika
dianggap perlu”.
Dalam penelitian ini terdapat objek yang diteliti yaitu persepsi mengenai
independensi, kompetensi dan kualitas audit pada Garuda Indonesia Cabang
Bandung Bandung. Variabel independensi (X1), kompetensi (X2), dan kualitas
audit (Y).

4.1.3. Populasi dan Sampel Penelitian


Setiap melaksanakan penelitian, setiap kegiatan pengumpulan data selalu
berhadapan dengan objek yang luas dan kompleks. Suatu objek yang akan diteliti
biasanya disebut dengan populasi, yaitu keseluruhan objek yang diteliti sebagai
dasar untuk menarik kesimpulan.
Menurut Sugiyono (2014:119), menyatakan bahwa :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas atau karakterisitk tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.”
Populasi Dalam penelitisn ini adalah keseluruhan karyawan pada PT.
Garuda Indonesia Cabang Bandung yang berjumlah 40 orang.
39

Tabel 4.1
Data Divisi dan Jumlah Karyawan PT. Garuda Indonesia Cabang Bandung
Karyawan Jumlah

Pemasaran & Penjualan 11

Layanan 12

Keuangan 7

SDM 5

Operasional 5

Total 40

Sumber: PT. Garuda Indonesia Cabang Bandung


Menurut Indrawati (2015:164) sampel adalah anggota-anggota populasi
yang terpilih untuk dilibatkan dalam penelitian, baik untuk diamati, diberikan
perlakuan, maupun dimintai pendapat tentang yang sedang diteliti.
Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
sampel jenuh atau sampel sensus. Hal ini sesuai dengan yang dekemukakan
Arikunto (2012:104) jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah
sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih besar dari
100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasinya, jadi
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sama dengan jumlah populasi
yaitu berjumlah 40 orang

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian


PT. Garuda Indonesia Airlines adalah maskapai penerbangan Indonesia
yang berkonsep sebagai Full Service Airlines (maskapai dengan pelayanan
penuh). Saat ini PT. Garuda Indonesia Airlines mengoperasikan 82 armada untuk
melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional
Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta
Eropa (Amsterdam). Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan PT. Garuda
Indonesia Airlines telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit
40

(IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar
internasional di bidang keselamatan dan keamanan. Untuk meningkatkan
pelayanan, PT. Garuda Indonesia Airlines telah meluncurkan layanan baru yang
disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini menawarkan konsep
yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk
mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling
mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di seluruh Business
Class dan Economy Class. Selain itu, penumpang juga dimanjakan dengan Audio
and Video on Demand (AVOD) yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai
pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang. 51 Berbagai
pengkompetensian pun telah diterima oleh PT. Garuda Indonesia Airlines sebagai
bukti dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan PT. Garuda
Indonesia Airlines sebagai “Four Star Airline” dan sebagai “The World's Most
Best Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012, PT. Garuda Indonesia
Airlines mendapatkan pengkompetensian sebagai “World's Best Regional Airline”
dan “Maskapai Regional Terbaik di Dunia”. Sebuah lembaga konsultasi
penerbangan bernama Centre for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney,
juga memberikan pengkompetensian kepada PT. Garuda Indonesia Airlines
sebagai "Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini", pada tahun 2010.
Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti independen di Australia, juga
memberikan pengkompetensian kepada PT. Garuda Indonesia Airlines sebagai
“The Best International Airline” pada bulan Januari, Februari dan Juli 2012. PT.
Garuda Indonesia Airlines memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga
terhindar dari kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006
hingga 2010. Setelah melalui masa-masa sulit, kini PT. Garuda Indonesia Airlines
melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan program 5 tahun ekspansi secara
agresif. Program ini dikenal dengan nama ‘Quantum Leap’. Program ini
diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan
yang lebih luas dan diiringi dengan independensi yang semakin baik. Saat ini PT.
Garuda Indonesia Airlines memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama adalah hub
bisnis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua adalah hub di
41

daerah pariwisata yang berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian
untuk meningkatkan frekuensi penerbangan ke bagian timur Indonesia, PT.
Garuda Indonesia Airlines juga memiliki hub di Bandara Sultan Hasanuddin, 52
Makassar, Sulawesi Selatan. Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai
penerbangan, PT. Garuda Indonesia Airlines juga memiliki unit bisnis (Strategic
Business Unit/SBU) dan anak perusahaan. Unit bisnis PT. Garuda Indonesia
Airlines adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan anak
perusahaan PT. Garuda Indonesia Airlines adalah PT Citilink Indonesia, yaitu
maskapai tarif rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi
darat, agen perjalanan dan katering), PT Abacus Distribution System Indonesia
(penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System Indonesia/Asyst
(penyedia layanan teknologi informasi untuk industri pariwisawata dan
transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF Aero Asia), yaitu
perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan, dan overhaul.

4.3. Data dan Sumber Data


Menurut Koentjaraningrat dalam Zulganef (2018) mengungkapkan data
sebagai catatan-catatan fakta-fakta yang didapatkan dari hasil wawancara,
pengamatan, catatan mengenai penghitungan-penghitungan jumlah dan frekuensi
kegiatan-kegiatan sosial, catatan mengenai pengukuran- pengukuran bidang,
volume dan intensitas benda dan aktivitas kebudayaan, catatan-catatan kutipan
dari bahan dokumen, dan surat kabar. Selain itu, data dapat juga berupa respon-
respon di atas lembaran kuesioner dari warga masyarakat yang diteliti, ucapan
dari responden dan informan, atau bunyi seni suara, doa dan mantra yang terekam
di atas pita-pita tape, dan data yang berwujud koleksi foto atau film tentang
manusia dan kebudayaan dalam masyarakat yang menjadi objek penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data yang berasal dari sumber
data primer dan sekunder. Sekaran dan Bougie dalam Zulganef (2018)
mengungkapkan pembagian jenis data berdasarkan cara yang dilakukan peneliti
untuk memperoleh data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Data Primer
42

Jika data diperoleh secara langsung oleh si peneliti, seperti melalui focus
group, wawancara, atau pengisian kuesioner, maka data tersebut
dikategorikan sebagai data primer.
b. Data Sekunder
Sedangkan jika data diperoleh secara tidak langsung atau melalui
sumber lain dikategorikan sebagai data sekunder, seperti melalui
catatan atau arsip perusahaan, publikasi pemerintah, atau yang
disediakan media massa.
1
2
3
3.1
3.2
3.3

4.4. Metode Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2017:137) teknik pengumpulan data merupakan
langkah awal dalam penelitian, karena memiliki tujuan memperoleh data yang
dibutuhkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan merupakan data yang diperoleh dengan cara melakukan
survei lapangan yang ada hubungan dengan masalah yang diteliti. Survei
tersebut dilakukan di Garuda Indonesia Cabang Bandung. Jenis penelitian ini
dilakukan untuk mendapatkan data primer yang diperoleh melalui beberapa
cara, yaitu:
a. Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meninjau
atau mengunjungi perusahaan yang bersangkutan secara langsung, untuk
mencatat informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
b. Wawancara
43

Wawancara dilakukan dengan tanya jawab kepada manajer atau HRD


Garuda Indonesia Cabang Bandung berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Selain dengan pemilik, peneliti juga melakukan wawancara
dengan karyawan Garuda Indonesia Cabang Bandung. Hal ini dilakukan
untuk menggali, mengumpulkan, menemukan informasi yang dibutuhkan
atau yang berhubungan dengan penelitian sehingga diharapkan
memperoleh data yang lebih jelas.
c. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengolahan data dengan menyebarkan
pertanyaan kepada karyawan Garuda Indonesia Cabang Bandung. Hal ini
untuk mendapatkan informasi mengenai tanggapan yang berhubungan
mengenai masalah yang diteliti. Bentuk kuesioner yang dibuat adalah
kuesioner berstruktur, dimana materi pertanyaan menyangkut pendapat
pelanggan mengenai independensi, kompetensi dan kualitas audit internal
Garuda Indonesia Cabang Bandung.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data atau informasi yang dilakukan dengan cara membaca dan
mempelajari literature atau sumber yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Penelitian kepustakaan diperoleh dari data sekunder yaitu literatur-
literatur, buku-buku, jurnal, internet, dan data perusahaan yang berkaitan
dengan objek yang diteliti. Data sekunder dapat diperoleh melalui beberapa
cara, yaitu:
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan metode pengumpulan data sekunder
berdasarkan literatur-literatur, buku-buku yang berkaitan dengan variabel
penelitian dan bertujuan untuk mengetahui teori yang ada kaitannya
dengan masalah yang diteliti
b. Jurnal
Data pendukung yang berhubungan dengan penelitian yang membahas
berbagai macam ilmu pendidikan serta penelitian dianggap relevan dengan
44

topik pendidikan dan juga sebagai pembanding dengan penelitian yang


peneliti teliti.
c. Internet
Dengan cara mencari data-data yang berhubungan dengan topik penelitian,
yang dipublikasikan di internet baik yang berbentuk jurnal, makalah
ataupun karya tulis.
Data-data tersebut sangat penting bagi kelengkapan analisis dari temuan
hasil penelitian. Sumber data yang dimaksud adalah buku-buku dari
berbagai referensi dan bahan-bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan
masalah penelitian..
4.5. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:59) variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini variabel yang ditelilti dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu varibel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent
variable)
a. Variabel Bebas / Independent (variabel X)
Menurut Sugiyono (2014:39), variabel bebas adalah merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat).
Dalam hal ini variabel bebas yang akan berkaitan dengan masalah yang
akan diteliti adalah variabel X1 adalah independensi, X2 adalah
kompetensi.
b. Variabel tidak bebas/dependent (Variabel Y)
Menurut Sugiyono (2014:39) mendefinisikan variabel dependen adalah
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.
Dalam hal ini variabel yang berkaitan dengan masalah akan diteliti adalah
variabel Y adalah kualitas audit.
45

Dari variabel-variabel diatas dapat dijabarkan ke dalam operasionalisasi


variabel penelitian yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini
Tabel 4.2
Operasional Variabel
Variabel dan Konsep Indikator Skala
Independensi (X1) 1.Lama hubungan dengan klien Ordinal
(audit tenure)
2.Tekanan dari klien
“Independensi berarti sikap 3.Telaah dari rekan auditor
mental yang bebas dari (peer review)
pengaruh, tidak dikendalikan 4.Pemberian jasa non-audit
oleh pihak lain, tidak tergantung
pada orang lain.Independensi
juga berarti adanya kejujuran
dalam diri auditor dalam
mempertimbangkan dakta dan
adanya pertimbangan yang
objektif tidak memihak dalam
diri auditor dalam merumuskan
dan menyatakan pendapatnya.”
(Mulyadi, 2002:26)
Kompetensi (X2) 1. Pengetahuan Ordinal
2. Pengalaman
3. Pendidikan
“Kompetensi menunjukkan
terdapatnya pencapaian dan
pemeliharaan suatu tingkatan
dan pengetahuan yang
memungkinkan seorang anggota
untuk memberikan jasa dengan
kemudahan dan kecerdikan”.
Mulyadi (2010:58)
Kualitas Audit (Y) 1. Deteksi salah saji Ordinal
2. Berpedoman pada standar
3. Komitmen
“Kemampuan auditor
mendeteksi kesalahan pada
laporan keuangan dan
melaporkannya kepada
pengguna laporan keuangan
tersebut, peluang mendeteksi 4. Prinsip kehati-hatian
kesalahan tergantung pada
46

kompetensi auditor sedangkan 5. Review dan pengendalian


keberanian auditor melaporkan oleh supervisor
adanya kesalahan pada laporan
keuangan tergantung pada
independensi auditor.”
De Angelo (1981) dalam 6. Perhatian yang diberikan
Rosnidah (2008) oleh manajer dan partner

Sumber: data diolah, 2021

4.6. Teknik Analisis Data


4.6.1. Pengujian Deskriptif
Menurut Sugiyono (2017:53) menyatakan bahwa penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan
dengan variabel lain. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut: hasil
pengoperasian variabel disusun dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan
(kuesioner/angket).
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner
dengan menggunakan skala likert. Skala likert menurut Sugiyono (2017:158)
yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekolompok orang tentang fenomena sosial. Penggunaan skala
likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel dan
dijadikan sebagi titik tolak untuk menyusun item-item instrumen dimana
alternatifnya berupa pernyataan. Dalam penelitian ini poin-poin tersebut diberi
skor seperti berikut :

Tabel 4.3
Alternatif Jawaban Skala Likert
Bobot Nilai
Alternatif Jawaban
Bila Positif Bila Negatif

SS (Sangat Setuju) 5 1

S (Setuju) 4 2
47

KS (Kurang Setuju) 3 3

TS (Tidak Setuju) 2 4

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 5

Sumber: Sugiyono (2017:160)


Untuk menganalisis setiap pernyataan atau indikator, hitung jawaban
setiap kategori (pilihan jawaban) lalu jumlahkan. Setelah setiap indikator
mempunyai jumlah, maka selanjutnya peneliti membuat garis kontinum. Untuk
lebih jelas berikut cara perhitungannya:

∑ p=
∑ Jawaban Kuesioner =Skor rata−rata
∑ Pertanyaan X ∑ Responden
Setelah diketahui skor rata-rata, maka hasil tersebut dimasukan kedalam
garis kontinum dengan kecenderungan jawaban responden akan didasarkan pada
nilai rata-rata skor yang selanjutnya akan dikategorikan pada rentang skor sebagai
berikut ini:
NilaiTertinggi−Nilai Terendah
NJI (Nilai Jenjang Interval)=
Jumlah Kriteria Pernyataan
Dimana:
Nilai tertinggi : 5
Nilai terendah : 1
Interval : 5-4 = 1
5x 1
Jarak Interval : =0,8
5
Maka setelah mendapat jarak interval yang telah dihitung sebelumnya,
didapat rentang kategori skala yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.4
Kategori Skala
Interval Kategori

1,00-1,80 Sangat Tidak Baik

1,81-2,60 Tidak Baik


48

2,61-3,40 Cukup baik

3,41-4,20 Baik

4,21-5,00 Sangat Baik

Sumber: Sugiyono (2017:160)

4.6.2. Pengujian Instrumen Variabel


Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2017:168) menyatakan bahwa pengujian validitas
adalah suatu teknik untuk mengukur ketepatan antara data yang terkumpul dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Instrumen yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur.
Validitas dalam penelitian dijelaskan dalam satu derajat ketepatan
pengukuran tentang isi dari pernyataan yang peneliti buat. Teknik uji yang
digunakan adalah teknik korelasi melaui pearson product moment. Skor interval
dari setiap item pertanyaan yang diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor
interval keseluruhan item, jika koefisien korelasi tersebut positif, maka item
tersebut valid, sedangkan jika negatif maka terdapat yang disebut tidak valid dan
akan dikeluarkan dari kuesioner atau digantikan dengan pernyataan perbaikan.
Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah rumus kolerasi pearson
product moment, dengan rumus:
n Ʃ xy−ƩxƩy
r=
√( nƩ x −( Ʃx)²)(nƩ y 2−( Ʃy) ²)
2

Keterangan:
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh dari subjek tiap item
Y = Skor total instrumen
n = Jumlah responden dalam uji instrumen
49

∑X = Jumlah hasil pengamatan variabel X


∑Y = Jumlah hasil pengamatan variabel Y
∑XY = Jumlah dari hasil kali pengamatan variabel X dan variabel Y
∑X2 = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor variabel X
∑Y2 = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor variabel Y
Uji validitas kuesiponer dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan
software SPSS (Statiscal Product and Service Solution) dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Menentukan nilai rtabel
Dalam kajian ini, uji validitas kuesioner dilakukan secara satu arah karena
hipotesis yang dirumuskan menunjukan arah positif.
2. Mencari rhasil
Nilai rhasil setiap item kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada kolom
corrected item-total correlation dalam hasil pengolahan data menggunakan
SPSS. Nilai-nilai tersebut menunjukan nilai korelasi butir-butir pertanyaan
terhadap skor totalnya. Nilai hitung tersebut dibandingkan dengan rhasil.
3. Mengambil keputusan
Dasar pengambilan keputusan pengujian hipotesis adalah:
a. Jika rhasil > rtabel, maka instrumen atau item pertanyaan berkolerasi
signifikan terhadap skor total atau dinyatakan valid.
b. Jika rhasil < rtabel, maka instrumen atau item pertanyaan tidak berkolerasi
signifikan terhadap skor total atau dinyatakan tidak valid.
Sugiyono (2017:204) menyatakan syarat minimum untuk dianggap suatu
butir instrumen valid adalah nilai indeks validitasnya positif dan besarnya 0,300
keatas. Maka dari itu, semua pernyataannya yang memiliki tingkat korelasi
dibawah 0,300 harus diperbaiki karena dianggap tidak valid.

Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2017:209) mengemukakan bahwa reliabilitas adalah
sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada
50

pertanyaan-pertanyaan yang sudah memenuhi uji validitas. Metode yang


digunakan dalam penelitian ini adalah split half yaitu metode yang
mengkorelasikan atau menghubungkan antara total skor pada item pernyataan
yang ganjil dengan total skor pernyataan yang genap, kemudian dilanjutkan
dengan pengujian rumus-rumus spearman brown. Berkenaan dengan hal tersebut,
peneliti melampirkan rumus-rumus untuk pengujian realiabilitas sebagai berikut:
1. Item dibagi dua secara acak, kemudian dikelompokkan dalam kelompok
ganjil dan genap.
2. Skor untuk masing-masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor
total untuk kelompok ganjil dan genap.
3. Korelasi skor kelompok ganjil dan kelompok genap dengan rumus:
n ( ∑ AB ) −( ∑ A ) (∑ B)
r=
√( ( n ∑ A 2−( ∑ A ) 2 ) (n ∑ B 2−(∑ B) 2))
Dimana :
r = Koefesien korelasi product moment
A = Variabel nomor ganjil
B = Variabel nomor genap
∑A = Jumlah total skor kelompok ganjil
∑B = Jumlah total skor kelompok genap
∑A2 = Jumlah kuadran total skor kelompok ganjil
∑B2 = Jumlah kuadran total skor kelompok genap
∑AB = Jumlah perkalian skor jawaban kelompok ganjil dan kelompok genap
4. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan
rumus korelasi Spearman Brown sebagai berikut:
2 . rb
r=
1+rb
Dimana :
r = Nilai reliabilitas
rb = korelasi pearson product moment antara kelompok pertama (ganjil) dan
kelompok kedua (genap), batas reliabilitas 0,700
51

5. Setelah mendapatkan nilai reliabilitas instrumen (rb hitung), maka nilai


tersebut dibandingkan dengan jumlah responden dan taraf nyata. Berikut
keputusannnya:
a. Bila rhitung > dari rtabel, maka instrumen tersebut dikatakan reliabel
b. Bila rhitung < dari rtabel, maka instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel
Selain valid, alat ukur tersebut juga harus memiliki keandalan atau
reliabilitas. Suatu alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan
berulang kali akan memberikan hasil yang relatif sama (tidak jauh berbeda).
Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara
statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas
lebih besar dari 0,700 maka secara keseluruhan pernyataan dikatakan reliabel.
4.6.3. Pengujian Asumsi Klasik
4.6.3.1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas menurut Ghozali (2016:154) dilakukan untuk menguji


apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam model regresi linier,
asumsi ini ditunjukan oleh nilai error yang berdistribusi normal atau mendekati
normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.
Menurut Singgih Santoso (2012:393) dasar pengambilan keputusan dapat
dilakukan dengan melihat angka probabilitasnya, yaitu:
1. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah normal.
2. Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah tidak
normal.
4.6.3.2. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2016:103) Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk


menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar
variabel bebas (independen). Untuk menemukan ada atau tidaknya
multikolinearitas dalam model regresi dapat diketahui dari nilai Tolerance-nya
dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas
52

variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya.
Sehingga dasar pengambilan keputusan pada uji multikolinearitas menurut
Ghozali (2016: 104) adalah sebagai berikut :
1. Melihat nilai Tolerance :
a. Apabila nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 maka artinya tidak terjadi
multikolinearitas terhadap data yang diuji.
b. Apabila nilai Tolerance lebih kecil dari 0,10 maka artinya terjadi
multikolinearitas terhadap data yang diuji.
2. Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) :
a. Apabila nilai VIF lebih kecil dari 10 maka artinya tidak terjadi
multikolinearitas terhadap data yang diuji.
Apabila nilai VIF lebih besar dari 10 maka artinya terjadi multikolinearitas
terhadap data yang diuji

4.6.3.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji normalitas menurut Ghozali (2016:154) dilakukan untuk menguji


apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam model regresi linier,
asumsi ini ditunjukan oleh nilai error yang berdistribusi normal atau mendekati
normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.
Menurut Singgih Santoso (2012:393) dasar pengambilan keputusan dapat
dilakukan dengan melihat angka probabilitasnya, yaitu:
3. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah normal.
4. Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah tidak
normal.

4.6.4. Pengujian Hipotesis


Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui adanya
hubungan antara variabel X1 (independensi), X2 (kompetensi), dan Y (kualitas
audit). Persamaan regresi linier berganda menurut Sugiyono (2014:253) adalah :
53

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Dimana :
Y = Kualitas audit
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X 1 = Indipendensi
X 2 = Kompetensi
e = Error Term

( ∑ Y i ) (∑ X )−(∑ X ) (∑ X )
2
i

i i Yi
‘a’ dapat dicari dengan rumus : a ¿
n ∑ X❑ −(∑ X i)2❑
2
i

n ∑ X i Y i−( ∑ X i )( ∑ Y i )
‘b’ dapat dicari dengan rumus :b =
n ∑ X i −( ∑ x i) 2❑
Arti koesien b adalah jika nilai positif (+), hal tersebut menunjukkan hubungan
yang searah antara variabel bebas dan variabel terikat. Dengan kata lain
peningkatan/penurunan besarnya variabel bebas akan diikuti oleh besarnya
peningkatan/penurunan variabel terikat. Sedangkat jika nilai b negatif (-), hal
tersebut menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara variabel bebas
dengan variable terikat. Dengan kata lain, setiap peningkatan/penurunan besarnya
nilai variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan/penurunan besarnya nilai
54

4.6.4.1. Uji Model Fit (Uji F)

Uji F atau Goodnes of Fit Test adalah pengujian kelayakan model. Model
yang layak adalah model yang dapat digunakan untuk mengestimasi populasi.
Model regresi dikatakan layak jika nilai F sebuah model memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan (Gani dan Amalia, 2015:143).
Menurut Ghozali (2016;96) Uji F disini bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel bebas (independen) secara bersama–sama berpengaruh terhadap variabel
terikat (dependen). Cara yang digunakan untuk uji F yakni dengan melihat
probabilitas signifikansi dari nilai F pada tingkat signifikansi sebesar 5%. Dalam
penelitian ini pengujian dilakukan dengan melihat nilai Analysis of varian
(ANOVA). Nilai ANOVA didapat dengan membandingkan Mean Square dari
regression dan Mean Square dari residual. Hasil dari perbandingan itulah yang
dinamakan Fhitung.
Bilangan F dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Pengujian kelayakan model dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika Fhitung > Ftabel (a, k-1, n-k), maka Ho ditolak
2. Jika Fhitung < Ftabel (a, k-1, n-k), maka Ho diterima
Dimana:
Ho= Model tidak layak sehingga tidak dapat digunakan untuk mengestimasi
populasi.
Ha = Model layak sehingga dapat digunakan untuk mengestimasi populasi.
(Gani dan Amalia, 2015:143).

4.6.4.2. Uji Hipotesis (Uji t)

Menurut Ghozali (2016:97) uji statistik t pada dasarnya menunjukan


seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Tujuan dari uji t sendiri adalah sebagai
informasi guna mengetahui pengaruh suatu variabel independen yaitu
independensi dan kompetensi secara parsial (individu) terhadap variabel dependen
yaitu kualitas audit.
55

1. Penetapan hipotesis statistik


a. Variabel independensi (X1)
H0 : β1 = 0, Artinya independensi tidak mampu mempengaruhi
kualitas audit.
H1 : β1 ≠ 0, Artinya independensi mampu mempengaruhi kualitas
audit.
b. Variabel kompetensi (X2)
H0 : β2 = 0, Artinya kompetensi tidak mampu mempengaruhi
kualitas audit
H2 : β2 ≠ 0, Artinya kompetensi mampu mempengaruhi kualitas
audit.
2. Menentukan tingkat signifikansi sebesar α = 5%, dengan kriteria :
a. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka variabel bebas berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat Y.
b. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka variabel bebas tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y.
3. Mencari nilai thitung, dimana nilainya dapat dilihat pada output uji t
4. Kemudian hasil thitung dibandingkan dengan ttabel, dengan ketentuan menurut
Ghozali (2016:97) sebagai berikut :
a. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak, Ha diterima
b. Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima, Ha ditolak.
Hasil ttabel dapat didapatkan dengan menggunakan rumus t (α/2 ; n-k-1)
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1
2
3
4
5
5.1 Profil Tempat Penelitian
PT. Garuda Indonesia Airlines adalah maskapai penerbangan Indonesia
yang berkonsep sebagai Full Service Airlines (maskapai dengan pelayanan
penuh). Saat ini PT. Garuda Indonesia Airlines mengoperasikan 82 armada untuk
melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional
Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta
Eropa (Amsterdam). Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan PT. Garuda
Indonesia Airlines telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit
(IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar
internasional di bidang keselamatan dan keamanan. Untuk meningkatkan
pelayanan, PT. Garuda Indonesia Airlines telah meluncurkan layanan baru yang
disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini menawarkan konsep
yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk
mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling
mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di seluruh Business
Class dan Economy Class. Selain itu, penumpang juga dimanjakan dengan Audio
and Video on Demand (AVOD) yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai
pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang. 51 Berbagai
pengkompetensian pun telah diterima oleh PT. Garuda Indonesia Airlines sebagai
bukti dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan PT. Garuda
Indonesia Airlines sebagai “Four Star Airline” dan sebagai “The World's Most
Best Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012, PT. Garuda Indonesia

56
57

Airlines mendapatkan pengkompetensian sebagai “World's Best Regional Airline”


dan “Maskapai Regional Terbaik di Dunia”. Sebuah lembaga konsultasi
penerbangan bernama Centre for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney,
juga memberikan pengkompetensian kepada PT. Garuda Indonesia Airlines
sebagai "Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini", pada tahun 2010.
Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti independen di Australia, juga
memberikan pengkompetensian kepada PT. Garuda Indonesia Airlines sebagai
“The Best International Airline” pada bulan Januari, Februari dan Juli 2012. PT.
Garuda Indonesia Airlines memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga
terhindar dari kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006
hingga 2010. Setelah melalui masa-masa sulit, kini PT. Garuda Indonesia Airlines
melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan program 5 tahun ekspansi secara
agresif. Program ini dikenal dengan nama ‘Quantum Leap’. Program ini
diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan
yang lebih luas dan diiringi dengan independensi yang semakin baik. Saat ini PT.
Garuda Indonesia Airlines memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama adalah hub
bisnis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua adalah hub di
daerah pariwisata yang berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian
untuk meningkatkan frekuensi penerbangan ke bagian timur Indonesia, PT.
Garuda Indonesia Airlines juga memiliki hub di Bandara Sultan Hasanuddin, 52
Makassar, Sulawesi Selatan. Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai
penerbangan, PT. Garuda Indonesia Airlines juga memiliki unit bisnis (Strategic
Business Unit/SBU) dan anak perusahaan. Unit bisnis PT. Garuda Indonesia
Airlines adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan anak
perusahaan PT. Garuda Indonesia Airlines adalah PT Citilink Indonesia, yaitu
maskapai tarif rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi
darat, agen perjalanan dan katering), PT Abacus Distribution System Indonesia
(penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System Indonesia/Asyst
(penyedia layanan teknologi informasi untuk industri pariwisawata dan
transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF Aero Asia), yaitu
perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan, dan overhaul.
58

Visis dan Misi


1. Visi Perusahan
Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan
layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan
keramahan Indonesia.
2. Misi Perusahaan
a. Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan
kepada pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui
pengelolaan secara profesional dan didukung oleh sumber daya manusia
yang mempunyai kompetensi tinggi.
b. Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk
terus meningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi
usahawan, perorangan, wisatawan dan kargo termasuk penerbangan
borongan.
c. Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan
keuntungan serta menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha unit
pendukung tersebut

5.2 Deskripsi Hasil Penelitian


5.2.1 Hasil Uji Instrumen Penelitian
5.2.1.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2017:168) menyatakan bahwa pengujian validitas
adalah suatu teknik untuk mengukur ketepatan antara data yang terkumpul dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Instrumen yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur.
Sugiyono (2017:204) menyatakan syarat minimum untuk dianggap suatu
butir instrumen valid adalah nilai indeks validitasnya positif dan besarnya 0,300
keatas. Maka dari itu, semua pernyataannya yang memiliki tingkat korelasi
dibawah 0,300 harus diperbaiki karena dianggap tidak valid.
59

Tabel 5.1
Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas
No
Variabel r-hitung r-tabel Kesimpulan
Item
1 0,695 0,3 Valid
2 0,699 0,3 Valid
3 0,704 0,3 Valid
Independensi (X1)
4 0,661 0,3 Valid
5 0,797 0,3 Valid
6 0,802 0,3 Valid
7 0,915 0,3 Valid
8 0,887 0,3 Valid
9 0,835 0,3 Valid
Kompetensi (X2)
10 0,450 0,3 Valid
11 0,538 0,3 Valid
12 0,906 0,3 Valid
13 0,696 0,3 Valid
14 0,776 0,3 Valid
15 0,939 0,3 Valid
Kualitas audit (Y)
16 0,609 0,3 Valid
17 0,700 0,3 Valid
18 0,714 0,3 Valid
Sumber: Data diolah, 2021
Berdasarkan tabel 5.1 terlihat bahwa seluruh pernyataan yang membentuk
kuisioner penelitian pada setiap variabel penelitian memiliki nilai r-hitung di atas
nilai r-tabel, sehingga seluruh pernyataan tersebut dinyatakan valid dengan kata
lain seluruh pernyataan yang diajukan untuk akurat untuk mengukur variabel serta
sudah melakukan fungsi ukurnya.
5.2.1.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2017:209) mengemukakan bahwa reliabilitas adalah
sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Reliabilitas diukur dengan uji statistik Cronbach
Alpha pada SPSS. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally dalam Ghozali, 2016).
Tabel 5.2
Hasil Uji Reliabilitas
60

Variabel Cronbach's Alpha Nilai Kritis Kesimpulan

Independensi (X1) 0,822 0,7 Reliabel


Kompetensi (X2) 0,862 0,7 Reliabel
Kualitas audit (Y) 0,835 0,7 Reliabel
Sumber: Data diolah, 2021
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada tabel 5.2, terlihat bahwa nilai
koefisien reliabilitas yang diperoleh masing-masing variabel > 0,7 yang
menunjukan bahwa pernyataan dalam alat ukur kuisioner sudah menunjukan
konsistensinya dan dapat dipakai lebih dari satu kali.
5.2.2 Analisis Deskriptif
5.2.2.1 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Independensi (X1)
Kuesioner mengenai independensi (X1) diukur dengan menggunakan enam
item pernyataan mengenai independensi audit internal dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 5.3
Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Independensi
Jawaban Responden Tota Rata
N
Pernyataan S C T ST l -
o S
S S S S Skor Rata
Audit memiliki hubungan yang
1
1 tidak terlalu dekat dengan 9 7 4 2 148 3,70
8
manajemen perusahaan
Auditor mampu menghindari
1
2 konflik kepentingan dengan 7 6 7 2 141 3,53
8
manajemen perusahaan
Auditor tidak mampu dipengaruhi
1
3 oleh klien dalam fungsi pengujian 6 14 7 1 135 3,38
2
laporan keuangan
Auditor melakukan review atas 1
4 4 9 12 1 128 3,20
laporan keuangan secara berkala 4
Struktur organisasi bagian audit
1
5 internal saat ini mencerminkan 7 7 6 2 142 3,55
8
independensi
6 Audit internal mempunyai akses 8 1 7 11 1 136 3,40
langsung untuk mengadakan 3
pemeriksaan atas segala macam
61

aktiva/catatan dalam perusahaan


Total 830 3,46
Sumber: Data diolah, 2021
Berdasarkan tabel 5.3 menjelaskan distribusi tanggapan responden
mengenai independensi audit internal, hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata
tertinggi sebesar 3,70 berkenaan dengan “Audit memiliki hubungan yang tidak
terlalu dekat dengan manajemen perusahaan”, sedangkan nilai rata-rata terendah
diperoleh sebesar 3,20 berkenaan dengan “Auditor melakukan review atas laporan
keuangan secara berkala”, dan selanjutnya nilai rata-rata yang diperoleh sebesar
3,46. Nilai tersebut berada dalam kelas interval antara 3,40 – 4,19 dan berada
dalam kategori baik. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa independensi
Audit internal dapat dinilai baik.
5.2.2.2 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kompetensi (X2)
Kuesioner mengenai kompetensi (X2) diukur dengan menggunakan enam
item pernyataan yang relevan. Tanggapan-tanggapan responden mengenai
kompetensi audit internal dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.4
Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kompetensi
Jawaban Responden Tota Rata
N
Pernyataan S C T ST l -
o S
S S S S Skor Rata
Auditor memiliki pengetahuan 1
1 8 7 10 5 127 3,18
luas di bidangnya 0
Auditor mampu mengikuti 1
2 8 6 10 6 127 3,18
perubahan yang kompleks 0
Auditor memiliki kepekaan 1
3 9 7 10 4 131 3,28
terhadap kesalahan 0
Auditor mampu memberikan
penjelasan yang masuk akal 1
4 8 4 11 6 122 3,05
atas kesalahan-kesalahan 1
dalam laporan keuangan
Auditor memiliki pendidikan
1
5 profesional program akuntansi 10 9 9 2 135 3,38
0
yang mendukung
Auditor melakukan pelatihan
1
6 untuk meningkatkan 6 10 8 0 142 3,55
6
pendidikannya
62

Total 784 3,27


Sumber: Data diolah, 2021
Berdasarkan tabel 5.4 menjelaskan distribusi tanggapan responden
mengenai kompetensi audit internal , hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata
tertinggi sebesar 3,55 berkenaan dengan “Auditor melakukan pelatihan untuk
meningkatkan pendidikannya”, sedangkan nilai rata-rata terendah diperoleh
sebesar 3,05 berkenaan dengan “auditor mampu memberikan penjelasan yang
masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan”, dan selanjutnya
nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,27. Nilai tersebut berada dalam kelas
interval antara 2,61-3,40 dan berada dalam kategori cukup baik. Sehingga dapat
diambil kesimpulan kompetensi audit internal dapat dinilai cukup baik.
5.2.2.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Audit (Y)
Kuesioner mengenai kualitas audit (Y) diukur dengan menggunakan enam
item pernyataan yang relevan. Tanggapan-tanggapan responden mengenai kualitas
audit audit internal dapat dilihat pada tabel berikut ini:.
Tabel 5.5
Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Audit
Jawaban Responden Tota Rata
N
Pernyataan S C T ST l -
o S
S S S S Skor Rata
Auditor mampu mendeteksi
1
1 salah saji yang material pada 9 5 8 1 145 3,63
7
laporan keuangan
Auditor berpedoman pada 1
2 9 4 10 5 130 3,25
standar Undang-Undang 2
Auditor mampu memenuhi 1
3 11 6 9 2 141 3,53
kebutuhan jasa untuk klien 2
Auditor memiliki sikap yang
1
4 mengacu pada standar 7 7 8 0 144 3,60
8
profesional
SPAI mensyaratkan perusahaan
1
5 untuk mempertahankan kualitas 10 7 9 1 142 3,55
3
sistem pengendalian
Manajer ikut keterlibatan yang 1
6 9 3 12 4 130 3,25
terkait dengan kualitas audit 2
Total 832 3,47
Sumber: Data diolah, 2021
63

Berdasarkan tabel 5.5 menjelaskan distribusi tanggapan responden


mengenai kualitas audit audit internal , hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata
tertinggi sebesar 3,63 berkenaan dengan “auditor mampu mendeteksi salah saji
yang material pada laporan keuangan”, sedangkan nilai rata-rata terendah
diperoleh sebesar 3,25 berkenaan dengan “auditor berpedoman pada standar
Undang-Undang”, dan selanjutnya nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,47.
Nilai tersebut berada dalam kelas interval antara 3,40 – 4,19 dan berada dalam
kategori baik. Sehingga dapat diambil kesimpulan kualitas audit audit internal
dapat dinilai baik.
5.2.3 Analisis Verifkatif
5.2.3.1 Uji Asumsi Klasik
5.2.3.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas menurut Ghozali (2016:154) dilakukan untuk menguji
apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan
dengan menggunakan histogram Regression residual yang sudah distandarkan,
dengan menggunakan nilai Kolmogorov-Smirnov. Kurva nilai residual
terstandarisasi dikatakan normal jika menggunakan nilai probability Sig (2
Tailed)>, Signifikansi>0,050.
Tabel 5.6
Hasil Pengujian Normalitas Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 40
Normal Parameters a,b
Mean ,0000000
Std. ,44521491
Deviation
Most Extreme Absolute ,125
Differences Positive ,125
Negative -,068
Test Statistic ,125
Asymp. Sig. (2-tailed) ,118c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
64

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan hasil uji Kolmogrov- Smirnov pada tabel 5.6 , diperoleh nilai
Asympt. Sig. (2-tailed), nilai signifikansinya adalah 0,118 > 0,05. Hal tersebut
menunjukan bahwa data sudah terdistribusi secara normal.
5.2.3.1.2 Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2016:103) Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar
variabel bebas (independen). Untuk menemukan ada atau tidaknya
multikolinearitas dalam model regresi dapat diketahui dari nilai Tolerance-nya
dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas
variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya.
Tabel 5.7
Hasil Uji Multikolonieritas
Collinearity
Statistics
Toleranc
Model e VIF
1 (Constant)
independensi ,841 1,189
Kompetensi ,841 1,189

Hasil perhitungan nilai tolerance pada tabel 5.10 menunjukkan variabel


independen yang memiliki tolerance 0,841 > 0,10. Hasil perhitungan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama variabel
independen memiliki nilai VIF 1,189 < 10 yang artinya bahwa model regresi tidak
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
5.2.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini dilakukan untuk menguji ada atau tidaknya
ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, disebut
65

heteroskedastisitas. Model yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas


(Ghozali, 2016:134). Hasil pengujian heterokedastisitas dapat ditunjukkan pada
gambar berikut:

Gambar 5.1
Scatterplot, Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 5.1 terlihat titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, tidak ada pola
tertentu yang teratur. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi ini.
5.2.3.2 Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda bermaksud meramalkan bagaimana keadaan
(naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel
independen sebagai faktor prediator dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).
Persamaan regresi linier berganda menurut Sugiyono (2014:253) dengan rumus
sebagai berikut :
Y = a + β 1 X 1 + β 2 X 2 + e.
a. Uji Koefisien Determinasi
Analisis Koefisien korelasi berganda biasanya diberi simbol dengan R².
Nilai koefisien determinasi R² untuk menunjukkan persentasetingkat kebenaran
66

suatu prediksi dari pengujian regresi yang dilakukan oleh variabel dependen,
Ghozali (2013)

Tabel 5.7
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 ,872a ,761 ,748 ,457
a. Predictors: (Constant), Kompetensi, Independensi
b. Dependent Variable: Kualitas audit

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan hasil koefisien korelasi yang diperoleh


sebesar 0,872, dengan demikian, nilai koefisien determinasi dapat dihitung
sebagai berikut:
Kd = ( R )2 x 100 %
Kd = ( 0,872 )2 x 100 %
Kd = 76,1%
Dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa independensi dan kompetensi
memberikan pengaruh terhadap kualitas audit sebesar 76,1%, sedangkan sisanya
sebesar 23,9% lainnya merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti.
b. Uji Model Fit (Uji F)
Uji F atau Goodnes of Fit Test adalah pengujian kelayakan model. Model
yang layak adalah model yang dapat digunakan untuk mengestimasi populasi.
Model regresi dikatakan layak jika nilai F sebuah model memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan (Gani dan Amalia, 2015:143).
Tabel 5.8
Uji Model Fit (Uji F)
ANOVAa
67

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 24,614 2 12,307 58,905 ,000b
Residual 7,730 37 ,209
Total 32,344 39
a. Dependent Variable: Kualitas audit
b. Predictors: (Constant), Kompetensi, Independensi

Berdasarkan tabel 5.12, diperoleh nilai F sebesar 58,905 dan sig 0,000 <
0,05 hal ini menunjukkan bahwa model regresi dikatakan fit atau model layak
sehingga dapat digunakan untuk mengestimasi populasi.
c. Pengujian Hipotesis (Uji t)
Menurut Ghozali (2016:97) uji statistik t pada dasarnya menunjukan
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Tujuan dari uji t sendiri adalah sebagai
informasi guna mengetahui pengaruh suatu variabel independen yaitu
independensi dan kompetensi secara parsial (individu) terhadap variabel dependen
yaitu kualitas audit.
Tabel 5.8
Hasil Uji Hipotesis (t)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,374 ,347 1,077 ,288
Independensi ,230 ,100 ,202 2,308 ,027
Kompetensi ,706 ,080 ,772 8,805 ,000
a. Dependent Variable: Kualitas audit
68

1. Pengujian Hipotesis Independensi terhadap Kualitas audit


Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.8, terlihat bahwa nilai thitung
(2,308) ≥ ttabel (1,687). Sesuai dengan krteria pengujian hipotesis bahwa H0
ditolak dan Ha diterima, artinya independensi berpengaruh terhadap
kualitas audit.

Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0

t- tabel
F ==1,687
4,737
tabel
(α= 0,05 ; db1 =2; db2 = 7)
t-hitung = 2,308
7,310

Gambar 5.2
Kurva Uji Hipotesis Independensi terhadap Kualitas Audit
2. Pengujian Hipotesis Kompetensi terhadap Kualitas audit
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.8, terlihat nilai t hitung (8,805) ≥
ttabel (1,687). Sesuai dengan krteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak
dan Ha diterima, artinya kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit.

Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0

t- tabel = 1,687 t-hitung = 8,805


Ftabel = 4,737
(α= 0,05 ; db1 =2; db2 = 7) 7,310

Gambar 5.2
Kurva Uji Hipotesis Kompetensi terhadap Kualitas Audit
69

5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa H 0 ditolak dan Ha
diterima, artinya independensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini
sejalan bahwa Independensi dan kompetensi auditor dipandang berkaitan dengan
kualitas audit baik dengan proses maupun hasil audit. Selain kualitas audit,
seorang auditor juga harus memiliki independensi dalam melakukan audit agar
dapat memberikan pendapat atau kesimpulan yang apa adanya tanpa ada pengaruh
dari pihak yang berkepentingan (Ariany, 2017). Auditor yang independen adalah
auditor yang tidak memihak atau tidak dapat diduga memihak, sehingga tidak
merugikan pihak manapun. Sikap independen meliputi independen dalam fakta (in
fact) dan independen dalam penampilan (in appearance) (SPAP, 2017)
Selain itu pengujian hipotesis selanjutnya menjelaskan bahwa H 0 ditolak dan
Ha diterima, artinya kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini
sejalan bahwa kompetensi merupakan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki
sesorang auditor untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungjawabnya
(Furiady &Kurnia, 2015). Teori Keagenan menyebutkan bahwa prinsipal
mempercayakan laporan yang diberikan oleh manajemen. Namun, acapkali terjadi
ketidak seimbangan informasi dimana agen lebih mengetahui informasi lebih
banyak daripada prinsipal. Dimana manipulasi tersebut dilakukan pada laporan
keuangan, untuk mendapatkan laporan keuangan yang baik dan sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya diperlukan auditor yang berkompeten. Alasan
diperlukannya auditor yang berkompeten tinggi pada kondisi tersebut untuk
memberikan kepercayaan bagi prinsipal mengenai laporan yang dihasilkan
manajemen sesuai dengan yang sebenarnya.Untuk seorang auditor, diharuskan
untuk meyakinkan pemakai laporan keuangan akan kualitas hasil auditnya. Ponny
Harsanty, Aprilia Whetyningtyas (2014), menunjukkan bahwa kompetensi
mampu memberikan pengaruh terhadap kualitas audi. Fahdi (2018) hasil
penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi akan semakin
tingginya kualitas audit
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.2 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis melalui analisa data


statistik dari kuisoner yang disebarkan, observasi, dan wawancara maka dapat
ditarik menjadi kesimpulan diantaranya sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil tanggapan responden mengenai independensi audit


internal, hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,70
berkenaan dengan “Audit memiliki hubungan yang tidak terlalu dekat
dengan manajemen perusahaan”, sedangkan nilai rata-rata terendah
diperoleh sebesar 3,20 berkenaan dengan “Auditor melakukan review atas
laporan keuangan secara berkala”, dan selanjutnya nilai rata-rata yang
diperoleh sebesar 3,46. Nilai tersebut berada dalam kelas interval antara
3,40 – 4,19 dan berada dalam kategori baik.
2. Berdasarkan hasil tanggapan responden mengenai mengenai kompetensi
audit internal , hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata tertinggi sebesar
3,55 berkenaan dengan “Auditor melakukan pelatihan untuk meningkatkan
pendidikannya”, sedangkan nilai rata-rata terendah diperoleh sebesar 3,05
berkenaan dengan “auditor mampu memberikan penjelasan yang masuk
akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan”, dan selanjutnya
nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,27. Nilai tersebut berada dalam
kelas interval antara 2,61-3,40 dan berada dalam kategori cukup baik
3. Berdasarkan hasil tanggapan responden mengenai kualitas audit audit
internal , hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,63
berkenaan dengan “auditor mampu mendeteksi salah saji yang material
pada laporan keuangan”, sedangkan nilai rata-rata terendah diperoleh
sebesar 3,25 berkenaan dengan “auditor berpedoman pada standar
Undang-Undang”, dan selanjutnya nilai rata-rata yang diperoleh sebesar
3,47. Nilai tersebut berada dalam kelas interval antara 3,40 – 4,19 dan
berada dalam kategori baik.

70
71

4. Dari hasil pengujian hipotesis terlihat bahwa independensi dan kompetensi


berpengaruh terhadap kualitas audit, semakin independen auditor maka
akan meningkatkan kualitas audit.
5. Dari hasil pengujian hipotesis terlihat bahwa kompetensi dan kompetensi
berpengaruh terhadap kualitas audit, semakin baik kompetensi yang
dimiliki auditor maka akan meningkatkan kualitas audit
6.2 Saran
Agar dapat terus mempertahankan sikap independen tersebut guna
memberikan pandangan yang lebih baik kepada klien-klien yang sedang di
auditnya ataupun klien di masa mendatang dengan melakukan review atas laporan
keuangan secara berkala dan jujur disetiap aktivitas-aktivitas akuntansinya. Perlu
peningkatan kompetensi dengan memiliki keahlian khusus dalam bidang audit,
mengikuti pelatihan dan sebagainya. Untuk tekanan waktu, auditor harus mampu
memaksimalkan waktu yang diberikan klien supaya dapat menemukan bukti yang
cukup dan kualitas audit yang dihasilkan akan lebih baik jika auditor mampu
menggunakan waktu tersebut. Semakin tinggi pengalaman auditor dalam kegiatan
audit maka auditor mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih baik. Etika
dan Independensi dapat dipertahankan sekuat mungkin oleh auditor karena akan
digunakan dalam menjaga hubungan dengan klien dan sikap untuk memberikan
keputusan yang tidak terpengaruh oleh pihak lain. Auditor haruslah mematuhi
prinsip-prinsip serta menjunjung tinggi kode etik yang telah diatur sebelumnya,
demi menjalankan tugas lebih baik lagi. Memperoleh keyakinan memadai tentang
apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian
material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, oleh karena
itu memungkinkan auditor untuk menyatakan suatu opini tentang apakah laporan
keuangan disusun dalam semua hal yang material sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku. Auditor harus mampu meningkatkan keahlian
dalam melaporkan atas laporan keuangan dan mengkomunikasikannya
sebagaimana ditentukan oleh SA berdasarkan temuan auditor. Auditor haruslah
selalu menjaga dan menjunjung tinggi kode etik umum dan kode etik profesi agar
dalam melaksanakan pekerjaannya tidak mudah tergoda dan terbawa arus.
72

Tanggungjawab etis auditor sangat penting bagi masyarakat umum, karena


dengan adanya auditor yang bekerja dengan berpedoman pada kode etik profesi,
maka hasil laporan auditor menghasilkan laporan yang akurat bagi pengguna
laporan untuk pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Abadi Yusuf, Amir. 2012. Audit Pendekatan Terpadu. Edisi Revisi. Salemba
Empat. Jakarta.
Abdullah, Sandy. 2013. Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya.
Yogyakarta: Gava Media
Alim dkk. 2007. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas
Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. SNA X. Makasar.
Amin, Widjaja Tunggal. 2005. Internal Auditing (Suatu Pengantar), Havarindo,
Jakarta
Asep Suryana Natawiria & Riduwan. 2010. Statistika Bisnis. Bandung: Alfabeta.
De Angelo .1981. Auditor Independence, “Low Balling”, and Disclosure
Regulation. Journal of Accounting and Economics 3. Agustus. p. 112-127.
Dwimilten, Eunike dan Akhmad Riduwan. 2015. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kualitaas Audit. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. Vol. 4 No.
4 (2015).
Elder, Beasley, Arens, Jusuf . 2012 . Auditing dan Jasa Assurance Edisi XII.
Erlangga: Jakarta.
Ely Suhayati., & Siti Kurnia Rahayu. (2010). Auditing , Konsep Dasar dan
Pedoman Pemriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu
Gusti Agung Rai. 2008 . Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta : Grafindo.
Hiro Tugiman . 2006 . Standar profesional audit internal. Yogyakarta : Kanisius.
Hudri Chandry. 2009 . Modul internal Audit. Pamulang
IAI. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta :
Salemba Empat. Indrawati 2015
Kusharyanti, 2003. Temuan penelitian mengenai kualitas audit dan kemungkinan
topic penelitian di masa datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen
(Desember).
Tjun-Tjun, Lauw., dkk. 2012. “Pengaruh Kompetensi dan Independesi Terhadap
Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi Vol.4 No.1 Mei 2012: 33-56.

73
74

Hariandja, M.T.E. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia


Widiasarana Indonesia.
Husein, Umar. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta.
PT Rajagrafindo Persad
Mulyadi . 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Penerbit : Salemba
Empat,Jakarta.
__________. 2010 . Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ke-5. Penerbit
Salemba Empat, Jakarta
__________. 2013 . Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ke-5. Penerbit
Salemba Empat, Jakarta
Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
The American Accounting Association’s Committee on Basic Auditing Concepts
(Auditing: Theory And Practice, Edisi 9, 2001
Randal J. Elder, Mark S. Beasley, dan Alvin A. Arens (2012 . Jasa Audit dan
Assurance. Salemba Empat: Jakarta.
Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
SPKN (Standar Pemeriksaan Keuangan Negara). Peraturan BPK RI No. 01 Tahun
2007. Ditama Binbangkum BPK RI.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosda Karya.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet
Sukrisno Agoes .2008. Auditing (Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik). Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
__________ .2012. Auditing (Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik). Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Sutrisno . 2009 . Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi
Pertama, Cetakan Ketujuh, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta
Syaful F. Prihadi .2004 . Assessment Centre: Identifikasi, pengukuran dan
Pengembangan Kompetensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
75

Teguh Harhinto. 2004 . Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas


Audit Studi Empiris. Universias Diponegoro, Semarang.
Wibowo . 2016. Manajemen Kinerja, Edisi Kelima, PT.Rajagrafindo Persada
Jakarta-14240.
Yulianti. 2014. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap
Manajemen Laba dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Perusahaan
Perbankan di Indonesia
Zuhrawaty . 2009 . Panduan Kiat sukses menjadi Auditor ISO 9001: Sistem
Manajemen Mutu, MedPress, Irian Jaya.
Zulganef. 2008. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

JURNAL
Alim, Hapsari dan Purwanti. 2007 . Pengaruh Kompetensi dan Independensi
Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi.
Proceeding Simposium Nasional Akuntansi Makassar, 2007.
Galuh Tresna Murti dan Iman Firmansyah . 2017. “Pengaruh Indepedensi Auditor
Terhadap Kualitas Audit”: Politeknik LP3I Bandung. Jurnal Akuntansi
Riset, Vol. 9, No. 2, ISSN: 2541 0342 online / ISSN: 2086-2563 print
www.idx.com
Ardini, Lilis. 2010.“Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, Dan
Motivasi Terhadap Kualitas”. Majalah Ekonomi. No.3 Desember 2010. Hal
329-349.
Harsanti, Ponny. Whetyningtyas Aprilia. 2014. Pengaruh Kompetensi
Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit.
Volume 7, Nomor 1, Juni 2014
Muliani dan Bawono .2010. Faktor-faktor dalam Diri Auditor dan Kualitas Audit:
Studi pada KAP ‘Big Four’ di Indonesia.
Nugrahanti, Yeterina W. 2014. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan. Dinamika Akuntansi, Keuangan
dan Perbankan, Vol. 3, No. 2.
76

Akmal .2009. Pemanfaatan Talas Bogor Dalam Minuman Probiotik Sebagai


Startegi Peningkatan Kesejahteraan Petani Talas . Program Kreativitas
Mahasiswa Biokimia: Institut Pertanian Bogor.
77

LAMPIRAN
78

Lampiran 1 : Kuisioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Bandung, 11 Juni 2021


Kepada Yth.,
Bapak/ Ibu/Saudara
Di Tempat

Dengan hormat,

Perkenalkan saya mahasiswa Universitas Widyatama. Demi memenuhi tugas


akhir, saya membutuhkan partisipasi anda dalam pengisian kuesioner ini yang
berjudul: “Pengaruh Independensi dan Kompetensi Audit Internal terhadap
Kualitas Audit pada Garuda Indonesia”. Kuisioner ini ditujukan khusus untuk
karyawan PT. Garuda Indonesia Cabang Bandung. Atas bantuan dan kesediaan
anda saya ucapakan terima kasih.
79

A. Penjelasan
1. Bapak/Ibu, Sdr/Sdri dimohon untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Setiap jawaban adalah jawaban pribadi bukan jawaban kelompok.
3. Jawaban Bapak/Ibu, Sdr/Sdri ditujukan untuk kepentingan ilmiah dan
bersifat rahasia.
4. Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom
jawaban yang dianggap paling tepat.
INDEPENDENSI (X1)
1. Apakah audit memiliki hubungan yang tidak terlalu dekat dengan
manajemen perusahaan?
a. Memiliki hubungan yang sangat tidak dekat
b. Memiliki hubungan yang tidak dekat
c. Memiliki hubungan yang cukup dekat
d. Memiliki hubungan yang dekat
e. Memiliki hubungan yang sangat dekat
2. Apakah auditor mampu menghindari konflik kepentingan dengan
manajemen perusahaan?
a. Sangat mampu menghindari konflik
b. Mampu menghindari konflik
c. Cukup mampu menghindari konflik
d. Tidak mampu menghindari konflik
e. Sangat tidak mampu menghindari konflik
3. Apakah auditor tidak mampu dipengaruhi oleh klien dalam fungsi
pengujian laporan keuangan?
a. Sangat tidak mampu dipengaruhi oleh klien
b. Tidak mampu dipengaruhi oleh klien
c. Cukup mampu dipengaruhi oleh klien
d. Mampu dipengaruhi oleh klien
e. Sangat mampu dipengaruhi oleh klien
4. Apakah auditor melakukan review atas laporan keuangan secara
berkala?
a. Sangat berkala
b. Berkala
c. Cukup berkala
d. Tidak berkala
e. Sangat tidak berkala
5. Apakah struktur organisasi bagian audit internal saat ini
mencerminkan independensi?
a. Sangat mencerminkan independensi
80

b. Mencerminkan independensi
c. Cukup mencerminkan independensi
d. Tidak mencerminkan independensi
e. Sangat tidak mencerminkan independensi
6. Apakah audit internal mempunyai akses langsung untuk
mengadakan pemeriksaan atas segala macam aktiva/catatan dalam
perusahaan?
a. Sangat mempunyai akses langsung
b. Mempunyai akses langsung
c. Cukup mempunyai akses langsung
d. Tidak mempunyai akses langsung
e. Sangat tidak mempunyai akses langsung

KOMPETENSI (X2)
7. Apakah auditor memiliki pengetahuan luas di bidangnya?
a. Sangat memiliki pengetahuan luas di bidangnya
b. Memiliki pengetahuan luas di bidangnya
c. Cukup memiliki pengetahuan luas di bidangnya
d. Tidak memiliki pengetahuan luas di bidangnya
e. Sangat tidak memiliki pengetahuan luas di bidangnya
8. Apakah auditor mampu mengikuti perubahan yang kompleks?
a. Sangat mampu mengikuti perubahan yang kompleks
b. Mampu mengikuti perubahan yang kompleks
c. Cukup mampu mengikuti perubahan yang kompleks
d. Tidak mampu mengikuti perubahan yang kompleks
e. Sangat tidak mampu mengikuti perubahan yang kompleks
9. Apakah auditor memiliki kepekaan terhadap kesalahan?
a. Sangat memiliki kepekaan terhadap kesalahan
b. Memiliki kepekaan terhadap kesalahan
c. Cukup memiliki kepekaan terhadap kesalahan
d. Tidak memiliki kepekaan terhadap kesalahan
e. Sangat tidak memiliki kepekaan terhadap kesalahan
10. Apakah auditor mampu memberikan penjelasan yang masuk akal
atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan?
a. Sangat mampu memberikan penjelasan
b. Mampu memberikan penjelasan
c. Cukup mampu memberikan penjelasan
d. Tidak mampu memberikan penjelasan
e. Sangat tidak mampu memberikan penjelasan
11. Apakah auditor memiliki pendidikan profesional program akuntansi
yang mendukung?
81

a. Sangat memiliki pendidikan profesional program akuntansi yang


mendukung
b. Memiliki pendidikan profesional program akuntansi yang
mendukung
c. Cukup memiliki pendidikan profesional program akuntansi yang
mendukung
d. Tidak memiliki pendidikan profesional program akuntansi yang
mendukung
e. Sangat tidak memiliki pendidikan profesional program
akuntansi yang mendukung
12. Apakah auditor melakukan pelatihan untuk meningkatkan
keahliannya?
a. Sangat melakukan pelatihan untuk meningkatkan keahliannya
b. Melakukan pelatihan untuk meningkatkan keahliannya
c. Cukup melakukan pelatihan untuk meningkatkan keahliannya
d. Tidak melakukan pelatihan untuk meningkatkan keahliannya
e. Sangat tidak melakukan pelatihan untuk meningkatkan
keahliannya

KUALITAS AUDIT (Y)


13. Apakah auditor mampu mendeteksi salah saji yang material pada
laporan keuangan?
a. Sangat mampu mendeteksi salah saji yang material pada laporan
keuangan
b. Mampu mendeteksi salah saji yang material pada laporan
keuangan
c. Cukup mampu mendeteksi salah saji yang material pada laporan
keuangan
d. Tidak mampu mendeteksi salah saji yang material pada laporan
keuangan
e. Sangat tidak mampu mendeteksi salah saji yang material pada
laporan keuangan
14. Apakah auditor berpedoman pada standar Undang-Undang?
a. Sangat berpedoman pada standar Undang-Undang
b. Berpedoman pada standar Undang-Undang
c. Cukup berpedoman pada standar Undang-Undang
d. Tidak berpedoman pada standar Undang-Undang
e. Sangat tidak berpedoman pada standar Undang-Undang
15. Apakah auditor mampu memenuhi kebutuhan jasa untuk klien?
a. Sangat mampu memenuhi kebutuhan jasa untuk klien
b. Mampu memenuhi kebutuhan jasa untuk klien
c. Cukup mampu memenuhi kebutuhan jasa untuk klien
82

d. Tidak mampu memenuhi kebutuhan jasa untuk klien


e. Sangat tidak mampu memenuhi kebutuhan jasa untuk klien
16. Apakah auditor memiliki sikap yang mengacu pada standar
profesional?
a. Sangat memiliki sikap yang mengacu pada standar profesional
b. Memiliki sikap yang mengacu pada standar profesional
c. Cukup memiliki sikap yang mengacu pada standar profesional
d. Tidak memiliki sikap yang mengacu pada standar profesional
e. Sangat tidak memiliki sikap yang mengacu pada standar
profesional
17. Apakah SPAI mensyaratkan perusahaan untuk mempertahankan
kualitas sistem pengendalian?
a. Sangat mensyaratkan perusahaan
b. Mensyaratkan perusahaan
c. Cukup mensyaratkan perusahaan
d. Tidak mensyaratkan perusahaan
e. Sangat tidak mensyaratkan perusahaan
18. Apakah manajer ikut keterlibatan yang terkait dengan kualitas
audit?
a. Sangat terlibat
b. Terlibat
c. Cukup terlibat
d. Tidak terlibat
e. Sangat tidak terlibat

Lampiran 2 : Rekapitulasi Hasil Kuisioner

Independensi (X1)
P P P P P P
1 2 3 4 5 6
2 5 4 5 4 5
3 1 4 4 4 4
5 5 2 2 4 5
83

3 4 2 3 4 4
4 4 3 2 4 4
5 5 3 3 4 5
4 4 3 4 3 2
4 4 3 4 3 2
4 4 4 3 4 1
4 4 4 2 1 4
5 2 2 4 3 4
5 2 5 5 5 5
5 4 5 4 4 4
5 5 5 2 5 5
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4
4 4 3 4 4 4
4 4 4 2 5 4
4 4 3 4 4 4
5 5 5 3 5 5
5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 3
5 5 5 5 5 5
3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4
1 2 3 2 4 2
3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2
4 3 2 2 4 2
2 1 3 2 2 2
4 2 1 3 2 2
3 4 4 4 4 4
2 3 2 1 2 3
4 4 4 4 4 3
4 4 3 2 1 2
4 4 2 4 3 2
4 2 3 2 2 2
3 2 3 3 4 3
1 3 4 2 2 2
84

Kompetensi (X2)
P P P P P P
1 2 3 4 5 6
2 5 2 3 5 4
5 5 5 5 3 5
1 1 5 4 5 1
3 1 4 4 4 1
4 4 4 4 3 2
1 1 1 5 2 2
5 5 5 5 5 5
4 3 4 5 4 4
4 4 4 4 1 4
5 5 5 3 5 5
4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 3 4
4 4 1 3 4 4
5 3 5 2 5 5
3 4 4 3 1 4
5 5 5 5 5 5
4 4 3 4 4 4
5 5 5 3 5 5
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4
5 5 5 4 5 5
5 5 5 5 4 5
1 1 1 4 5 1
3 3 3 3 2 3
2 2 2 2 2 2
1 1 1 4 3 1
2 2 2 4 2 2
2 2 2 4 2 2
2 2 2 2 4 2
2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 4 3
4 4 4 3 4 4
3 2 2 2 3 1
2 2 2 2 2 2
2 2 2 4 3 2
85

1 1 3 3 4 1
3 3 3 2 2 3
2 2 3 4 3 2
3 3 3 3 5 3
86

Kualitas Audit (Y)

P1 P2 P3 P4 P5 P6
4 5 5 3 5 5
4 5 5 5 3 2
5 1 5 4 5 5
4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 3 4
5 1 5 5 4 5
5 5 5 5 5 2
4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4
5 5 5 4 5 1
4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
5 5 5 2 5 5
4 4 4 3 1 4
5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4
1 5 5 4 5 5
5 5 5 5 4 5
3 1 1 4 5 1
2 3 3 3 2 3
2 2 2 2 2 2
2 1 1 4 3 1
4 2 2 4 2 2
2 2 2 4 2 2
4 2 2 2 4 2
2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2
4 3 3 3 4 3
4 4 4 3 4 4
5 2 2 2 3 2
3 2 2 2 2 2
2 2 2 4 2 2
3 1 3 3 4 3
2 3 3 2 2 5
87

4 2 3 4 3 1
3 3 3 3 5 2
88

Lampiran 3 : Hasil Pengolahan Data Dengan Alat Bantu Spss

Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas


Correlations
Independen
p1 p2 p3 p4 p5 p6 si
p1 Pearson 1 ,484** 0,285 ,361* ,416** ,477** ,695**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,002 0,074 0,022 0,008 0,002 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p2 Pearson ,484** 1 ,377* 0,251 ,418** ,495** ,699**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,002 0,017 0,119 0,007 0,001 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p3 Pearson 0,285 ,377* 1 ,420** ,533** ,488** ,704**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,074 0,017 0,007 0,000 0,001 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p4 Pearson ,361* 0,251 ,420** 1 ,490** ,385* ,661**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,022 0,119 0,007 0,001 0,014 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p5 Pearson ,416** ,418** ,533** ,490** 1 ,616** ,797**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,008 0,007 0,000 0,001 0,000 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p6 Pearson ,477** ,495** ,488** ,385* ,616** 1 ,802**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,002 0,001 0,001 0,014 0,000 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
Independen Pearson ,695** ,699** ,704** ,661** ,797** ,802** 1
si Correlatio
n
Sig. (2- 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
89

Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha N of Items
0,822 6

Correlations
Kompetens
p7 p8 p9 p10 p11 p12 i
p7 Pearson 1 ,865** ,761** 0,250 ,329* ,880** ,915**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,000 0,000 0,120 0,038 0,000 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p8 Pearson ,865** 1 ,635** 0,243 0,287 ,922** ,887**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,000 0,000 0,132 0,072 0,000 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p9 Pearson ,761** ,635** 1 ,331* ,384* ,667** ,835**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,000 0,000 0,037 0,014 0,000 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p10 Pearson 0,250 0,243 ,331* 1 0,178 0,258 ,450**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,120 0,132 0,037 0,271 0,108 0,004
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p11 Pearson ,329* 0,287 ,384* 0,178 1 ,313* ,538**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,038 0,072 0,014 0,271 0,049 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p12 Pearson ,880** ,922** ,667** 0,258 ,313* 1 ,906**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,000 0,000 0,000 0,108 0,049 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
Kompetens Pearson ,915** ,887** ,835** ,450** ,538** ,906** 1
i Correlatio
n
Sig. (2- 0,000 0,000 0,000 0,004 0,000 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
90

Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha N of Items
0,862 6

Correlations
Kualitas
p13 p14 p15 p16 p17 p18 audit
p13 Pearson 1 ,373* ,594** ,384* ,509** 0,311 ,696**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,018 0,000 0,014 0,001 0,051 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p14 Pearson ,373* 1 ,757** ,347* ,384* ,490** ,776**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,018 0,000 0,028 0,014 0,001 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p15 Pearson ,594** ,757** 1 ,513** ,561** ,707** ,939**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p16 Pearson ,384* ,347* ,513** 1 ,385* 0,222 ,609**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,014 0,028 0,001 0,014 0,168 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p17 Pearson ,509** ,384* ,561** ,385* 1 ,326* ,700**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,001 0,014 0,000 0,014 0,040 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p18 Pearson 0,311 ,490** ,707** 0,222 ,326* 1 ,714**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,051 0,001 0,000 0,168 0,040 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
Kualitas Pearson ,696** ,776** ,939** ,609** ,700** ,714** 1
91

audit Correlatio
n
Sig. (2- 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha N of Items
0,835 6

Hasil Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parameters a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,44521491
Most Extreme Differences Absolute ,125
Positive ,125
Negative -,068
Test Statistic ,125
Asymp. Sig. (2-tailed) ,118c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Hasil Uji Multikolinieritas


Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
independensi ,841 1,189
Kompetensi ,841 1,189
92
93

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Linier Berganda

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,872a ,761 ,748 ,457
a. Predictors: (Constant), Kompetensi, Independensi
b. Dependent Variable: Kualitas audit

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 24,614 2 12,307 58,905 ,000b
Residual 7,730 37 ,209
Total 32,344 39
a. Dependent Variable: Kualitas audit
b. Predictors: (Constant), Kompetensi, Independensi

Coefficientsa
94

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,374 ,347 1,077 ,288
Independensi ,230 ,100 ,202 2,308 ,027
Kompetensi ,706 ,080 ,772 8,805 ,000
a. Dependent Variable: Kualitas audit
95

Lampiran 4 : Tabel r

Tabel r
Tabel r untuk df = 1 - 32

Tingkat signifikansi untuk uji satu arah


0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
Tingkat signifikansi untuk uji dua arah
df = (N-2)
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001
1 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999 1.0000
2 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 0.9990
3 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587 0.9911
4 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172 0.9741
5 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745 0.9509
6 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343 0.9249
7 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977 0.8983
8 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646 0.8721
9 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348 0.8470
10 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079 0.8233
11 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835 0.8010
12 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614 0.7800
13 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411 0.7604
14 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226 0.7419
15 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055 0.7247
16 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897 0.7084
17 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751 0.6932
18 0.3783 0.4438 0.5155 0.5614 0.6788
19 0.3687 0.4329 0.5034 0.5487 0.6652
20 0.3598 0.4227 0.4921 0.5368 0.6524
21 0.3515 0.4132 0.4815 0.5256 0.6402
22 0.3438 0.4044 0.4716 0.5151 0.6287
23 0.3365 0.3961 0.4622 0.5052 0.6178
24 0.3297 0.3882 0.4534 0.4958 0.6074
25 0.3233 0.3809 0.4451 0.4869 0.5974
26 0.3172 0.3739 0.4372 0.4785 0.5880
27 0.3115 0.3673 0.4297 0.4705 0.5790
28 0.3061 0.3610 0.4226 0.4629 0.5703
29 0.3009 0.3550 0.4158 0.4556 0.5620
30 0.2960 0.3494 0.4093 0.4487 0.5541
31 0.2913 0.3440 0.4032 0.4421 0.5465
32 0.2869 0.3388 0.3972 0.4357 0.5392
96

Tabel r untuk df = 33 - 68

Tingkat signifikansi untuk uji satu arah


0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
Tingkat signifikansi untuk uji dua arah
df = (N-2)
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001
33 0.2826 0.3338 0.3916 0.4296 0.5322
34 0.2785 0.3291 0.3862 0.4238 0.5254
35 0.2746 0.3246 0.3810 0.4182 0.5189
36 0.2709 0.3202 0.3760 0.4128 0.5126
37 0.2673 0.3160 0.3712 0.4076 0.5066
38 0.2638 0.3120 0.3665 0.4026 0.5007
39 0.2605 0.3081 0.3621 0.3978 0.4950
40 0.2573 0.3044 0.3578 0.3932 0.4896
41 0.2542 0.3008 0.3536 0.3887 0.4843
42 0.2512 0.2973 0.3496 0.3843 0.4791
43 0.2483 0.2940 0.3457 0.3801 0.4742
44 0.2455 0.2907 0.3420 0.3761 0.4694
45 0.2429 0.2876 0.3384 0.3721 0.4647
46 0.2403 0.2845 0.3348 0.3683 0.4601
47 0.2377 0.2816 0.3314 0.3646 0.4557
48 0.2353 0.2787 0.3281 0.3610 0.4514
49 0.2329 0.2759 0.3249 0.3575 0.4473
50 0.2306 0.2732 0.3218 0.3542 0.4432
51 0.2284 0.2706 0.3188 0.3509 0.4393
52 0.2262 0.2681 0.3158 0.3477 0.4354
53 0.2241 0.2656 0.3129 0.3445 0.4317
54 0.2221 0.2632 0.3102 0.3415 0.4280
55 0.2201 0.2609 0.3074 0.3385 0.4244
56 0.2181 0.2586 0.3048 0.3357 0.4210
57 0.2162 0.2564 0.3022 0.3328 0.4176
58 0.2144 0.2542 0.2997 0.3301 0.4143
59 0.2126 0.2521 0.2972 0.3274 0.4110
60 0.2108 0.2500 0.2948 0.3248 0.4079
61 0.2091 0.2480 0.2925 0.3223 0.4048
62 0.2075 0.2461 0.2902 0.3198 0.4018
63 0.2058 0.2441 0.2880 0.3173 0.3988
64 0.2042 0.2423 0.2858 0.3150 0.3959
65 0.2027 0.2404 0.2837 0.3126 0.3931
66 0.2012 0.2387 0.2816 0.3104 0.3903
97

67 0.1997 0.2369 0.2796 0.3081 0.3876


68 0.1982 0.2352 0.2776 0.3060 0.3850
Tabel r untuk df = 69 - 104

Tingkat signifikansi untuk uji satu arah


0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
Tingkat signifikansi untuk uji dua arah
df = (N-2)
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001
69 0.1968 0.2335 0.2756 0.3038 0.3823
70 0.1954 0.2319 0.2737 0.3017 0.3798
71 0.1940 0.2303 0.2718 0.2997 0.3773
72 0.1927 0.2287 0.2700 0.2977 0.3748
73 0.1914 0.2272 0.2682 0.2957 0.3724
74 0.1901 0.2257 0.2664 0.2938 0.3701
75 0.1888 0.2242 0.2647 0.2919 0.3678
76 0.1876 0.2227 0.2630 0.2900 0.3655
77 0.1864 0.2213 0.2613 0.2882 0.3633
78 0.1852 0.2199 0.2597 0.2864 0.3611
79 0.1841 0.2185 0.2581 0.2847 0.3589
80 0.1829 0.2172 0.2565 0.2830 0.3568
81 0.1818 0.2159 0.2550 0.2813 0.3547
82 0.1807 0.2146 0.2535 0.2796 0.3527
83 0.1796 0.2133 0.2520 0.2780 0.3507
84 0.1786 0.2120 0.2505 0.2764 0.3487
85 0.1775 0.2108 0.2491 0.2748 0.3468
86 0.1765 0.2096 0.2477 0.2732 0.3449
87 0.1755 0.2084 0.2463 0.2717 0.3430
88 0.1745 0.2072 0.2449 0.2702 0.3412
89 0.1735 0.2061 0.2435 0.2687 0.3393
90 0.1726 0.2050 0.2422 0.2673 0.3375
91 0.1716 0.2039 0.2409 0.2659 0.3358
92 0.1707 0.2028 0.2396 0.2645 0.3341
93 0.1698 0.2017 0.2384 0.2631 0.3323
94 0.1689 0.2006 0.2371 0.2617 0.3307
95 0.1680 0.1996 0.2359 0.2604 0.3290
96 0.1671 0.1986 0.2347 0.2591 0.3274
97 0.1663 0.1975 0.2335 0.2578 0.3258
98 0.1654 0.1966 0.2324 0.2565 0.3242
99 0.1646 0.1956 0.2312 0.2552 0.3226
100 0.1638 0.1946 0.2301 0.2540 0.3211
101 0.1630 0.1937 0.2290 0.2528 0.3196
102 0.1622 0.1927 0.2279 0.2515 0.3181
98

103 0.1614 0.1918 0.2268 0.2504 0.3166


104 0.1606 0.1909 0.2257 0.2492 0.3152
Tabel r untuk df = 105 - 140

Tingkat signifikansi untuk uji satu arah


0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
Tingkat signifikansi untuk uji dua arah
df = (N-2)
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001
105 0.1599 0.1900 0.2247 0.2480 0.3137
106 0.1591 0.1891 0.2236 0.2469 0.3123
107 0.1584 0.1882 0.2226 0.2458 0.3109
108 0.1576 0.1874 0.2216 0.2446 0.3095
109 0.1569 0.1865 0.2206 0.2436 0.3082
110 0.1562 0.1857 0.2196 0.2425 0.3068
111 0.1555 0.1848 0.2186 0.2414 0.3055
112 0.1548 0.1840 0.2177 0.2403 0.3042
113 0.1541 0.1832 0.2167 0.2393 0.3029
114 0.1535 0.1824 0.2158 0.2383 0.3016
115 0.1528 0.1816 0.2149 0.2373 0.3004
116 0.1522 0.1809 0.2139 0.2363 0.2991
117 0.1515 0.1801 0.2131 0.2353 0.2979
118 0.1509 0.1793 0.2122 0.2343 0.2967
119 0.1502 0.1786 0.2113 0.2333 0.2955
120 0.1496 0.1779 0.2104 0.2324 0.2943
121 0.1490 0.1771 0.2096 0.2315 0.2931
122 0.1484 0.1764 0.2087 0.2305 0.2920
123 0.1478 0.1757 0.2079 0.2296 0.2908
124 0.1472 0.1750 0.2071 0.2287 0.2897
125 0.1466 0.1743 0.2062 0.2278 0.2886
126 0.1460 0.1736 0.2054 0.2269 0.2875
127 0.1455 0.1729 0.2046 0.2260 0.2864
128 0.1449 0.1723 0.2039 0.2252 0.2853
129 0.1443 0.1716 0.2031 0.2243 0.2843
130 0.1438 0.1710 0.2023 0.2235 0.2832
131 0.1432 0.1703 0.2015 0.2226 0.2822
132 0.1427 0.1697 0.2008 0.2218 0.2811
133 0.1422 0.1690 0.2001 0.2210 0.2801
134 0.1416 0.1684 0.1993 0.2202 0.2791
135 0.1411 0.1678 0.1986 0.2194 0.2781
136 0.1406 0.1672 0.1979 0.2186 0.2771
137 0.1401 0.1666 0.1972 0.2178 0.2761
138 0.1396 0.1660 0.1965 0.2170 0.2752
99

139 0.1391 0.1654 0.1958 0.2163 0.2742


140 0.1386 0.1648 0.1951 0.2155 0.2733
Tabel r untuk df = 141 - 176

Tingkat signifikansi untuk uji satu arah


0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
Tingkat signifikansi untuk uji dua arah
df = (N-2)
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001
141 0.1381 0.1642 0.1944 0.2148 0.2723
142 0.1376 0.1637 0.1937 0.2140 0.2714
143 0.1371 0.1631 0.1930 0.2133 0.2705
144 0.1367 0.1625 0.1924 0.2126 0.2696
145 0.1362 0.1620 0.1917 0.2118 0.2687
146 0.1357 0.1614 0.1911 0.2111 0.2678
147 0.1353 0.1609 0.1904 0.2104 0.2669
148 0.1348 0.1603 0.1898 0.2097 0.2660
149 0.1344 0.1598 0.1892 0.2090 0.2652
150 0.1339 0.1593 0.1886 0.2083 0.2643
151 0.1335 0.1587 0.1879 0.2077 0.2635
152 0.1330 0.1582 0.1873 0.2070 0.2626
153 0.1326 0.1577 0.1867 0.2063 0.2618
154 0.1322 0.1572 0.1861 0.2057 0.2610
155 0.1318 0.1567 0.1855 0.2050 0.2602
156 0.1313 0.1562 0.1849 0.2044 0.2593
157 0.1309 0.1557 0.1844 0.2037 0.2585
158 0.1305 0.1552 0.1838 0.2031 0.2578
159 0.1301 0.1547 0.1832 0.2025 0.2570
160 0.1297 0.1543 0.1826 0.2019 0.2562
161 0.1293 0.1538 0.1821 0.2012 0.2554
162 0.1289 0.1533 0.1815 0.2006 0.2546
163 0.1285 0.1528 0.1810 0.2000 0.2539
164 0.1281 0.1524 0.1804 0.1994 0.2531
165 0.1277 0.1519 0.1799 0.1988 0.2524
166 0.1273 0.1515 0.1794 0.1982 0.2517
167 0.1270 0.1510 0.1788 0.1976 0.2509
168 0.1266 0.1506 0.1783 0.1971 0.2502
169 0.1262 0.1501 0.1778 0.1965 0.2495
170 0.1258 0.1497 0.1773 0.1959 0.2488
171 0.1255 0.1493 0.1768 0.1954 0.2481
172 0.1251 0.1488 0.1762 0.1948 0.2473
173 0.1247 0.1484 0.1757 0.1942 0.2467
174 0.1244 0.1480 0.1752 0.1937 0.2460
100

175 0.1240 0.1476 0.1747 0.1932 0.2453


176 0.1237 0.1471 0.1743 0.1926 0.2446
Tabel r untuk df = 177 - 200

Tingkat signifikansi untuk uji satu arah


0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
Tingkat signifikansi untuk uji dua arah
df = (N-2)
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001
184 0.1210 0.1439 0.1705 0.1884 0.2394
185 0.1207 0.1435 0.1700 0.1879 0.2387
186 0.1203 0.1432 0.1696 0.1874 0.2381
187 0.1200 0.1428 0.1691 0.1869 0.2375
188 0.1197 0.1424 0.1687 0.1865 0.2369
189 0.1194 0.1420 0.1682 0.1860 0.2363
190 0.1191 0.1417 0.1678 0.1855 0.2357
191 0.1188 0.1413 0.1674 0.1850 0.2351
192 0.1184 0.1409 0.1669 0.1845 0.2345
193 0.1181 0.1406 0.1665 0.1841 0.2339
194 0.1178 0.1402 0.1661 0.1836 0.2333
195 0.1175 0.1398 0.1657 0.1831 0.2327
196 0.1172 0.1395 0.1652 0.1827 0.2321
197 0.1169 0.1391 0.1648 0.1822 0.2315
198 0.1166 0.1388 0.1644 0.1818 0.2310
199 0.1164 0.1384 0.1640 0.1813 0.2304
200 0.1161 0.1381 0.1636 0.1809 0.2298
101

Lampiran 5 : Tabel t

Tabel t

Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40)


Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688
102

Titik Persentase Distribusi t (df = 41 – 80)


Pr
0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127
42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595
43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089
44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607
45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148
46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710
47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291
48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891
49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508
50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141
51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789
52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451
53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127
54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815
55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515
56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226
57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948
58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680
59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421
60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.23171
61 0.67853 1.29558 1.67022 1.99962 2.38905 2.65886 3.22930
62 0.67847 1.29536 1.66980 1.99897 2.38801 2.65748 3.22696
63 0.67840 1.29513 1.66940 1.99834 2.38701 2.65615 3.22471
64 0.67834 1.29492 1.66901 1.99773 2.38604 2.65485 3.22253
65 0.67828 1.29471 1.66864 1.99714 2.38510 2.65360 3.22041
66 0.67823 1.29451 1.66827 1.99656 2.38419 2.65239 3.21837
67 0.67817 1.29432 1.66792 1.99601 2.38330 2.65122 3.21639
68 0.67811 1.29413 1.66757 1.99547 2.38245 2.65008 3.21446
69 0.67806 1.29394 1.66724 1.99495 2.38161 2.64898 3.21260
70 0.67801 1.29376 1.66691 1.99444 2.38081 2.64790 3.21079
71 0.67796 1.29359 1.66660 1.99394 2.38002 2.64686 3.20903
72 0.67791 1.29342 1.66629 1.99346 2.37926 2.64585 3.20733
73 0.67787 1.29326 1.66600 1.99300 2.37852 2.64487 3.20567
74 0.67782 1.29310 1.66571 1.99254 2.37780 2.64391 3.20406
75 0.67778 1.29294 1.66543 1.99210 2.37710 2.64298 3.20249
76 0.67773 1.29279 1.66515 1.99167 2.37642 2.64208 3.20096
77 0.67769 1.29264 1.66488 1.99125 2.37576 2.64120 3.19948
78 0.67765 1.29250 1.66462 1.99085 2.37511 2.64034 3.19804
79 0.67761 1.29236 1.66437 1.99045 2.37448 2.63950 3.19663
80 0.67757 1.29222 1.66412 1.99006 2.37387 2.63869 3.19526
103

Titik Persentase Distribusi t (df = 81 –120)


Pr
0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
81 0.67753 1.29209 1.66388 1.98969 2.37327 2.63790 3.19392
82 0.67749 1.29196 1.66365 1.98932 2.37269 2.63712 3.19262
83 0.67746 1.29183 1.66342 1.98896 2.37212 2.63637 3.19135
84 0.67742 1.29171 1.66320 1.98861 2.37156 2.63563 3.19011
85 0.67739 1.29159 1.66298 1.98827 2.37102 2.63491 3.18890
86 0.67735 1.29147 1.66277 1.98793 2.37049 2.63421 3.18772
87 0.67732 1.29136 1.66256 1.98761 2.36998 2.63353 3.18657
88 0.67729 1.29125 1.66235 1.98729 2.36947 2.63286 3.18544
89 0.67726 1.29114 1.66216 1.98698 2.36898 2.63220 3.18434
90 0.67723 1.29103 1.66196 1.98667 2.36850 2.63157 3.18327
91 0.67720 1.29092 1.66177 1.98638 2.36803 2.63094 3.18222
92 0.67717 1.29082 1.66159 1.98609 2.36757 2.63033 3.18119
93 0.67714 1.29072 1.66140 1.98580 2.36712 2.62973 3.18019
94 0.67711 1.29062 1.66123 1.98552 2.36667 2.62915 3.17921
95 0.67708 1.29053 1.66105 1.98525 2.36624 2.62858 3.17825
96 0.67705 1.29043 1.66088 1.98498 2.36582 2.62802 3.17731
97 0.67703 1.29034 1.66071 1.98472 2.36541 2.62747 3.17639
98 0.67700 1.29025 1.66055 1.98447 2.36500 2.62693 3.17549
99 0.67698 1.29016 1.66039 1.98422 2.36461 2.62641 3.17460
100 0.67695 1.29007 1.66023 1.98397 2.36422 2.62589 3.17374
101 0.67693 1.28999 1.66008 1.98373 2.36384 2.62539 3.17289
102 0.67690 1.28991 1.65993 1.98350 2.36346 2.62489 3.17206
103 0.67688 1.28982 1.65978 1.98326 2.36310 2.62441 3.17125
104 0.67686 1.28974 1.65964 1.98304 2.36274 2.62393 3.17045
105 0.67683 1.28967 1.65950 1.98282 2.36239 2.62347 3.16967
106 0.67681 1.28959 1.65936 1.98260 2.36204 2.62301 3.16890
107 0.67679 1.28951 1.65922 1.98238 2.36170 2.62256 3.16815
108 0.67677 1.28944 1.65909 1.98217 2.36137 2.62212 3.16741
109 0.67675 1.28937 1.65895 1.98197 2.36105 2.62169 3.16669
110 0.67673 1.28930 1.65882 1.98177 2.36073 2.62126 3.16598
111 0.67671 1.28922 1.65870 1.98157 2.36041 2.62085 3.16528
112 0.67669 1.28916 1.65857 1.98137 2.36010 2.62044 3.16460
113 0.67667 1.28909 1.65845 1.98118 2.35980 2.62004 3.16392
114 0.67665 1.28902 1.65833 1.98099 2.35950 2.61964 3.16326
115 0.67663 1.28896 1.65821 1.98081 2.35921 2.61926 3.16262
116 0.67661 1.28889 1.65810 1.98063 2.35892 2.61888 3.16198
117 0.67659 1.28883 1.65798 1.98045 2.35864 2.61850 3.16135
118 0.67657 1.28877 1.65787 1.98027 2.35837 2.61814 3.16074
119 0.67656 1.28871 1.65776 1.98010 2.35809 2.61778 3.16013
120 0.67654 1.28865 1.65765 1.97993 2.35782 2.61742 3.15954
104

Titik Persentase Distribusi t (df = 121 –160)


Pr
0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
121 0.67652 1.28859 1.65754 1.97976 2.35756 2.61707 3.15895
122 0.67651 1.28853 1.65744 1.97960 2.35730 2.61673 3.15838
123 0.67649 1.28847 1.65734 1.97944 2.35705 2.61639 3.15781
124 0.67647 1.28842 1.65723 1.97928 2.35680 2.61606 3.15726
125 0.67646 1.28836 1.65714 1.97912 2.35655 2.61573 3.15671
126 0.67644 1.28831 1.65704 1.97897 2.35631 2.61541 3.15617
127 0.67643 1.28825 1.65694 1.97882 2.35607 2.61510 3.15565
128 0.67641 1.28820 1.65685 1.97867 2.35583 2.61478 3.15512
129 0.67640 1.28815 1.65675 1.97852 2.35560 2.61448 3.15461
130 0.67638 1.28810 1.65666 1.97838 2.35537 2.61418 3.15411
131 0.67637 1.28805 1.65657 1.97824 2.35515 2.61388 3.15361
132 0.67635 1.28800 1.65648 1.97810 2.35493 2.61359 3.15312
133 0.67634 1.28795 1.65639 1.97796 2.35471 2.61330 3.15264
134 0.67633 1.28790 1.65630 1.97783 2.35450 2.61302 3.15217
135 0.67631 1.28785 1.65622 1.97769 2.35429 2.61274 3.15170
136 0.67630 1.28781 1.65613 1.97756 2.35408 2.61246 3.15124
137 0.67628 1.28776 1.65605 1.97743 2.35387 2.61219 3.15079
138 0.67627 1.28772 1.65597 1.97730 2.35367 2.61193 3.15034
139 0.67626 1.28767 1.65589 1.97718 2.35347 2.61166 3.14990
140 0.67625 1.28763 1.65581 1.97705 2.35328 2.61140 3.14947
141 0.67623 1.28758 1.65573 1.97693 2.35309 2.61115 3.14904
142 0.67622 1.28754 1.65566 1.97681 2.35289 2.61090 3.14862
143 0.67621 1.28750 1.65558 1.97669 2.35271 2.61065 3.14820
144 0.67620 1.28746 1.65550 1.97658 2.35252 2.61040 3.14779
145 0.67619 1.28742 1.65543 1.97646 2.35234 2.61016 3.14739
146 0.67617 1.28738 1.65536 1.97635 2.35216 2.60992 3.14699
147 0.67616 1.28734 1.65529 1.97623 2.35198 2.60969 3.14660
148 0.67615 1.28730 1.65521 1.97612 2.35181 2.60946 3.14621
149 0.67614 1.28726 1.65514 1.97601 2.35163 2.60923 3.14583
150 0.67613 1.28722 1.65508 1.97591 2.35146 2.60900 3.14545
151 0.67612 1.28718 1.65501 1.97580 2.35130 2.60878 3.14508
152 0.67611 1.28715 1.65494 1.97569 2.35113 2.60856 3.14471
153 0.67610 1.28711 1.65487 1.97559 2.35097 2.60834 3.14435
154 0.67609 1.28707 1.65481 1.97549 2.35081 2.60813 3.14400
155 0.67608 1.28704 1.65474 1.97539 2.35065 2.60792 3.14364
156 0.67607 1.28700 1.65468 1.97529 2.35049 2.60771 3.14330
157 0.67606 1.28697 1.65462 1.97519 2.35033 2.60751 3.14295
158 0.67605 1.28693 1.65455 1.97509 2.35018 2.60730 3.14261
159 0.67604 1.28690 1.65449 1.97500 2.35003 2.60710 3.14228
160 0.67603 1.28687 1.65443 1.97490 2.34988 2.60691 3.14195
105

Titik Persentase Distribusi t (df = 161 –200)


Pr
0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
161 0.67602 1.28683 1.65437 1.97481 2.34973 2.60671 3.14162
162 0.67601 1.28680 1.65431 1.97472 2.34959 2.60652 3.14130
163 0.67600 1.28677 1.65426 1.97462 2.34944 2.60633 3.14098
164 0.67599 1.28673 1.65420 1.97453 2.34930 2.60614 3.14067
165 0.67598 1.28670 1.65414 1.97445 2.34916 2.60595 3.14036
166 0.67597 1.28667 1.65408 1.97436 2.34902 2.60577 3.14005
167 0.67596 1.28664 1.65403 1.97427 2.34888 2.60559 3.13975
168 0.67595 1.28661 1.65397 1.97419 2.34875 2.60541 3.13945
169 0.67594 1.28658 1.65392 1.97410 2.34862 2.60523 3.13915
170 0.67594 1.28655 1.65387 1.97402 2.34848 2.60506 3.13886
171 0.67593 1.28652 1.65381 1.97393 2.34835 2.60489 3.13857
172 0.67592 1.28649 1.65376 1.97385 2.34822 2.60471 3.13829
173 0.67591 1.28646 1.65371 1.97377 2.34810 2.60455 3.13801
174 0.67590 1.28644 1.65366 1.97369 2.34797 2.60438 3.13773
175 0.67589 1.28641 1.65361 1.97361 2.34784 2.60421 3.13745
176 0.67589 1.28638 1.65356 1.97353 2.34772 2.60405 3.13718
177 0.67588 1.28635 1.65351 1.97346 2.34760 2.60389 3.13691
178 0.67587 1.28633 1.65346 1.97338 2.34748 2.60373 3.13665
179 0.67586 1.28630 1.65341 1.97331 2.34736 2.60357 3.13638
180 0.67586 1.28627 1.65336 1.97323 2.34724 2.60342 3.13612
181 0.67585 1.28625 1.65332 1.97316 2.34713 2.60326 3.13587
182 0.67584 1.28622 1.65327 1.97308 2.34701 2.60311 3.13561
183 0.67583 1.28619 1.65322 1.97301 2.34690 2.60296 3.13536
184 0.67583 1.28617 1.65318 1.97294 2.34678 2.60281 3.13511
185 0.67582 1.28614 1.65313 1.97287 2.34667 2.60267 3.13487
186 0.67581 1.28612 1.65309 1.97280 2.34656 2.60252 3.13463
187 0.67580 1.28610 1.65304 1.97273 2.34645 2.60238 3.13438
188 0.67580 1.28607 1.65300 1.97266 2.34635 2.60223 3.13415
189 0.67579 1.28605 1.65296 1.97260 2.34624 2.60209 3.13391
190 0.67578 1.28602 1.65291 1.97253 2.34613 2.60195 3.13368
191 0.67578 1.28600 1.65287 1.97246 2.34603 2.60181 3.13345
192 0.67577 1.28598 1.65283 1.97240 2.34593 2.60168 3.13322
193 0.67576 1.28595 1.65279 1.97233 2.34582 2.60154 3.13299
194 0.67576 1.28593 1.65275 1.97227 2.34572 2.60141 3.13277
195 0.67575 1.28591 1.65271 1.97220 2.34562 2.60128 3.13255
196 0.67574 1.28589 1.65267 1.97214 2.34552 2.60115 3.13233
197 0.67574 1.28586 1.65263 1.97208 2.34543 2.60102 3.13212
198 0.67573 1.28584 1.65259 1.97202 2.34533 2.60089 3.13190
199 0.67572 1.28582 1.65255 1.97196 2.34523 2.60076 3.13169
200 0.67572 1.28580 1.65251 1.97190 2.34514 2.60063 3.13148
106

Lampiran 6 : Tabel F

Tabel F
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
107
108
109
110
111
Lampiran 7 : Kartu Bimbingan

112
113
Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Pribadi
1. Nama : Harry Christ Even Sibarani
2. Jenis Kelamin : Laki – laki
3. Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 31 Januari 1997
4. Kebangsaan : Indonesia
5. Status : Belum Menikah
6. Tinggi, Berat Badan : 170 cm, 60 kg
7. Agama : Protestan
8. Alamat : Jl. Parang II Gg. Bahagia No.4 LK. VI
9. No HP : 082175731997
10. Email : harrychristevensibarani@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
1. SD : SD Budi Murni-2 Medan 2002 - 2008
2. SMP : SMP Methodist-2 Medan 2008-2011
3. SMA : SMA Methodist-2 Medan 2011 - 2014
4. Akademi : Politeknik Negeri Medan 2014 – 2017
5. Perguruan Tinggi : Universitas Widyatama 2019-2021

114

Anda mungkin juga menyukai