Disusun Oleh :
H. Supriyanto Ilyas, S.E., M. SI., AK., C.A. Harry Christ Even Sibarani
NIP/NIDN : 1110486007/0411055701 NPM : 0119121002
Mengetahui, Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ka. Prodi Akuntansi S1
Dr. R. Adjeng Marianna F.S.E., M.M. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M., Ak., CA
NIP/NIDN : 1121111231 / 0428025602 NIP/NIDN : 11110113280 / 0412128501
i
SURAT PERNYATAAN
Penulis
0119121002
ii
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDIT INTERNAL
TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA GARUDA INDONESIA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh idenpendensi dan
kompetensi terhadap kualitas audit internal. Faktor yang diuji dalam penelitian ini
adalah idenpendensi dan kompetensi toko sebagai variabel independen.
Sedangkan kualitas audit sebagai variabel dependen. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah karyawan yang terlibat atau merasakan kualitas audit
internal di PT. Garuda Indonesia Cabang Bandung. Teknik penentuan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel jenuh dengan jumlah sampel 40
responden. Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linier berganda dan koefisien determinasi pada taraf
siginifikan 5%. Program yang digunakan dalam menganalisis data menggunakan
Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Ver. 24.00. Hasil penelitian
menunjukan bahwa independensi dan kompetensi berpengaruh terhadap kualitas
audit internal, independensi dan kompetensi memberikan pengaruh terhadap
kualitas audit sebesar 76,1%, sedangkan sisanya sebesar 23,9% lainnya
merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti.
iii
THE INFLUENCE OF INTERNAL AUDIT INDEPENDENCE AND
COMPETENCE TO AUDIT QUALITY AT GARUDA INDONESIA
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah
melimpahkan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktu-Nya. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Skirpsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menempuh ujian untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis di Universitas Widyatama. Dengan segala keterbatasan pengalaman,
pengetahuan ataupun pustaka yang ditinjau, penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih banyak kekurangan dan perlu pengembangan lebih lanjut agar lebih
bermanfaat kedepanya, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak yang dapat dijadikan sebagai bahan koreksi agar
skripsi ini dapat lebih sempura dan sebagai masukan penulis agar kedepanya
penelitian dan penulisan ilmiah dimasa yang akan datang menjadi lebih baik. Rasa
hormat dan ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
1. Yang terhormat, Bapak H. Supriyanto Ilyas, S.E., M. SI., AK., C.A. selaku
dosen pembimbing dalam penyusunan laporan tugas akhir ini yang telah
memberikan waktu, tenaga, ilmu, pikiran, motivasi dan arahan kepada
penulis dalam pembuatan laporan tugas akhir ini.
2. Yang Terhormat Ibu Hj. Yati Mulyati, S. E., M. Ak., Ak., C. A., dan Bapak Drs.
Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak., C.A., CPMA selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan yang berguna sehingga laporan tugas akhir ini
dapat terselesaikan dengan baik.
3. Yang terhormat Yang terhormat, Bapak Djoko S. Roespinoedji, S. E., PG.,
Dip.., selaku Ketua Badan Pengurus Yayasan Widyatama Bandung.
4. Yang terhormat, Bapak Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, S.IP., M.Si. selaku
Rektor Universitas Widyatama Bandung.
5. Yang terhormat, Bapak Prof. Dr. H. Dadang Suganda, M.Hum. selaku Wakil
Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Pembelajaran.
6. Yang terhormat, Bapak Dr. H. Deden Sutisna, S.E., M.Si selaku Wakil
Rektor SDM, Fasilitas dan Keuangan Universitas Widyatama.
7. Yang terhormat, Bapak Prof. Dr. Mohd. Haizam Bin Mohd. Saudi selaku
Wakil Rektor Bidang Riset, Pengembangan dan Kerjasama Universitas
Widyatama.
vi
8. Yang terhormat, Ibu Dr. R.Adjeng Mariana F., S.E., M.M., selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widyatama.
9. Yang terhormat, Ibu Dr. Evi Octavia, S.E., M.M., Ak., Ca. selaku Wakil
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widyatama.
10. Yang terhormat, Ibu Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M., Ak., C.A. selaku
Ketua Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Widyatama.
11. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Universitas Widyatama, terima kasih Bapak/Ibu atas ilmu yang tiada
terhingga yang telah engkau berikan kepada penulis selama masa
perkuliahan.
12. Biro Kemahasiswaan, seluruh staf administrasi, staf perpustakaan, staf
PUPD, dan karyawan Universitas Widyatama lainnya yang telah memberikan
bantuan serta pelayanan yang baik kepada penulis.
13. Kedua orang tua yang sangat saya kasihi, Bapak Ir. Obsatar Sibarani dan Ibu
Marice Tambun. Rasa syukur dan terimakasih saya ucapkan untuk segala
kerja keras, dukungan, doa, semangat dan cinta yang tak terbatas yang selalu
diberikan kepada penulis selama ini sehingga penulis bisa sampai pada tahap
ini, semua adalah hasil kerja keras mereka yang tidak mengenal lelah.
Terimakasih untuk cinta dan kasih yang diberikan kepada penulis. Semoga
ini menjadi hadiah terbaik untuk kedua orang tua penulis.
14. Terimakasih kepada kakak dan abang penulis, Michael Yones Sibarani dan
Ismi Obstari Sibarani yang mendukung dan mendoakan penulis agar sesegera
mungkin menyelesaikan program perkuliahan dengan baik.
15. Terimakasih kepada sahabat Parang II Internasional yang selalu memberikan
dukungan dan doa kepada penulis yang selalu menanyakan perkuliahan
penulis yang jauh dari kota kelahiran.
vii
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya, kiranya
Tuhan Yesus memberkati serta melindungi setiap kehidupan kita semua, dan
melimpahkan berkat-Nya kepada setiap kita. Penulis berharap semoga tugas akhir
ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang membutuhkan.
Penulis,
viii
DAFTAR ISI
ix
2.1.4 Kompetensi......................................................................................22
2.1.4.1 Karakteristik Kompetensi Auditor............................................23
2.1.4.2 Dimensi Kompetensi................................................................23
2.1.5 Kualitas Audit..................................................................................24
2.1.5.1 Standar Kualitas Audit..............................................................25
2.1.5.2 Dimensi Kualitas Audit............................................................27
2.1.6 Penelitian Terdahulu........................................................................29
2.2 Kerangka Berfikir Hipotesis Penelitian...................................................31
2.2.1 Kerangka Berfikir............................................................................31
2.2.2 Hipotesis...........................................................................................33
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian.....................................................................................35
3.2 Manfaat Penelitian...................................................................................35
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian........................................................................................36
4.1.1 Metode Penelitian............................................................................36
4.1.2 Objek Penelitian...............................................................................36
4.1.3 Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................37
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................38
4.2.1 Gambaran Umum Perusahaan..........................................................38
4.3 Data dan Sumber Data.............................................................................40
4.4 Metode Pengumpulan Data.....................................................................40
4.5 Instrumen Penelitian................................................................................42
4.6 Teknik Analisis Data...............................................................................44
4.6.1 Analisis Deskriptif...........................................................................44
4.6.2 Pengujian Instrumen Penelitian.......................................................46
4.6.2.1 Uji Validitas.................................................................................46
4.6.2.2 Uji Reliabilitas..............................................................................48
4.6.3 Uji Asumsi Klasik............................................................................49
4.6.3.1 Uji Normalitas Data......................................................................49
4.6.3.2 Uji Multikolinearitas....................................................................49
4.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas.................................................................50
x
4.6.4 Analisis Regresi Linier Berganda....................................................51
4.6.4.1 Uji Model Fit (Uji F)....................................................................51
4.6.4.2 Uji Hpotesis (Uji t).......................................................................52
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................39
5.1 Profil Tempat Penelitian..........................................................................55
Visis dan Misi.............................................................................................56
5.2 Deskripsi Hasil Penelitian.......................................................................57
5.2.1 Hasil Uji Instrumen Penelitian.........................................................57
5.2.1.1 Uji Validitas.................................................................................57
5.2.1.2 Uji Reliabilitas..............................................................................58
5.2.2 Analisis Deskriptif...........................................................................59
5.2.2.1 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Independensi (X1)
59
5.2.2.2 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kompetensi (X2)60
5.2.2.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Audit (Y)
61
5.2.3 Analisis Verifkatif............................................................................62
5.2.3.1 Uji Asumsi Klasik........................................................................62
5.2.3.2 Regresi Linier Berganda...............................................................64
5.2.3.3 Uji Model Fit (Uji F)....................................................................65
5.2.3.4 Pengujian Hipotesis (Uji t)...........................................................66
5.3 Pembahasan.............................................................................................67
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan..............................................................................................69
6.2 Saran........................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian...................................................................... 33
Gambar 5.1 Scatterplot, Uji Heteroskedastisitas................................................ 64
Gambar 5.2 Kurva Uji Hipotesis Independensi terhadap Kualitas Audit.......... 67
Gambar 5.3 Kurva Uji Hipotesis Kompetensi terhadap Kualitas Audit............ 67
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Penelitian
Lampiran 2 Rekapitulasi Hasil Kuisioner
Lampiran 3 Hasil Output SPSS
Lampiran 4 Tabel r
Lampiran 5 Tabel t
Lampiran 6 Tabel F
Lampiran 7 Scan/Fotocopy Kartu Bimbingan
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
bersama dengan OJK di-assest, sehingga apa sanksi yang akan diterapkan,"
Jumat, 14 Jun 2019 14:15 WIB (https://finance.detik.com/)
Menurut De Angelo dalam Ariani (2017) mendefinisikan kualitas audit
sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran
pada sistem akuntansi audit.
Nugraha dalam Armawan (2020) mengungkapkan bahwa kualitas audit
merupakan hal yang penting karena, dengan kualitas audit yang baik diharapkan
dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan dapat dipercaya bagi
penggunanya sebagai dasar pembuat keputusanyang tepat.
Berdasarkan SPAP (2017) audit yang dilaksanakan auditor dikatakan
berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar pengauditan. Standar
pengauditan mencakup mutu professional, auditor independen, pertimbangan
(judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan
audit.
Berdasarkan fenomena dan beberapa pengertian ahli, maka dapat dikatakan
bahwa permasalahan terjadi pada kualitas audit, peneliti menduga bahwa telah
terjadi masalah yaitu audit laporan keuangan Garuda Indonesia tidak sesuai
dengan standar umum akuntansi yang berlaku akibat kualitas audit inilah yang
merupakan suatu probabilitas dimana auditor menemukan dan melaporkan adanya
suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi.
Ada beberapa faktor yang mampu mempengaruhi kualitas audit dalam
pelaksanaannya diantaranya yaitu independensi yang merupakan suatu sikap atau
sudut pandang, independensi adalah sikap mental yang dimiliki auditor untuk
tidak terpengaruh dengan klien dalam pelaksanaanfungsiaudit dan
pelaporansemua temuan serta memberikanpendapatnya. Independensi juga berarti
adanya kejujuran dalam diriuntuk mempertimbangkan fakta dengan objektiftanpa
memihak dalam diri auditor guna merumusakan danmenghasilkan pendapatyang
terpercaya (Mulyadi, 2016).
Independensi dan kompetensi auditor dipandang berkaitan dengan kualitas
audit baik dengan proses maupun hasil audit. Selain kualitas audit, seorang
auditor juga harus memiliki independensi dalam melakukan audit agar dapat
5
memberikan pendapat atau kesimpulan yang apa adanya tanpa ada pengaruh dari
pihak yang berkepentingan (Ariany, 2017)
Auditor yang independen adalah auditor yang tidak memihak atau tidak
dapat diduga memihak, sehingga tidak merugikan pihak manapun. Sikap
independen meliputi independen dalam fakta (in fact) dan independen dalam
penampilan (in appearance) (SPAP, 2017)
Independensi yang dimaksud adalah seorang auditor mempunyai
kebebasan posisi dalam sikap maupun penampilannya yang berhubungan
dengan pihak luar terkait dengan tugas yang dilaksanakannya. Akuntan publik
yang independen ialahakuntan publik yang tidak mudah terpengaruh dan tidak
memihak siapapun. Standar umum kedua (SPAP, 2016) menyatakan bahwa dalam
semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
Standar tersebut mengharuskan auditor harus bersikap independen atau tidak
mudah dipengaruhi, karena dalam pelaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan
yang bersifat umum. Gagalnya seorang auditor mempertahankan sikap
independensi dapat membuat auditor ke arah fraud(kecurangan).Sikap
independensi juga dibutuhkan oleh auditor agar terbebas dari kepentingan dan
tekanan pihak manapun sehingga kecurangan yang terdapat pada perusahaan yang
diauditnya dapat dideteksi dengan tepat, dan setelah kecurangan tersebut telah
diungkapkan, auditor tidak ikut membenarkan kecurangan tersebut (Biksa,
2016).
Menurut (Sari, 2015) auditor diharuskan bersikap independen atau bebas dari
pengaruh klien dalam pelaksanaan audit dan melaporkan semua temuan dalam
memberikan pendapatnya. Independensi juga bisa meningkatkan kemampuan
auditor untuk mempertahankan integritasnya, untuk bertindak secara objektif, dan
tidak memihak (Haeridistia & Agustin, 2019). Independensi juga bisa menambah
kemampuan seorang auditor untuk mempertahankan kejujurannyauntuk bersikap
secara objektif, serta tidak memihak (Haeridistia &Agustin, 2019)
Penelitian yang dilakukan Ariany (2017) menjelaskan bahwa independensi,
kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit karena kualitas audit
6
sangat penting untuk menjamin bahwa pofesi auditor memenuhi tanggung jawab
kepada perusahaan dengan menagakkan etika yang tinggi. Khurun In (2019) hasil
penelitian ini dalam uji t (uji hipotesis) menunjukkan bahwa variabel
independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit dengan nilai t sebesar
3,410 dan nilai tingkat signifikansi sebesar 0,002. Armawan (2020) hasil l
penelitian menunjukan bahwa pengalaman, kompetensi, independensi dan fee
audit berpengaruh positif pada kualitas audit.
Selain independensi, kompetensi merupakan faktor lainnya yang mampu
mempengaruhi kualitas audit. Secara harfiah, kompetensi berasal dari kata
competence yang artinya kecakapan, kemampuan dan wewenang dikutip oleh Edy
Sutrisno dalam Sandy (2013:18). Secara Etimologi, kompetensi diartikan sebagai
dimensi perilaku keahlian atau keunggulan seorang pemimpin atau staff yang
mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang baik.
Kompetensi merupakan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki sesorang
auditor untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungjawabnya (Furiady
&Kurnia, 2015). Teori Keagenan menyebutkan bahwa prinsipal mempercayakan
laporan yang diberikan oleh manajemen. Namun, acapkali terjadi ketidak
seimbangan informasi dimana agen lebih mengetahui informasi lebih banyak
daripada prinsipal. Dimana manipulasi tersebut dilakukan pada laporan keuangan,
untuk mendapatkan laporan keuangan yang baik dan sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya diperlukan auditor yang berkompeten. Alasan diperlukannya auditor
yang berkompeten tinggi pada kondisi tersebut untuk memberikan kepercayaan
bagi prinsipal mengenai laporan yang dihasilkan manajemen sesuai dengan yang
sebenarnya.Untuk seorang auditor, diharuskan untuk meyakinkan pemakai
laporan keuangan akan kualitas hasil auditnya.
Menurut Wibowo (2016:271) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas
keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi menunjukkan keterampilan atau
pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu
sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai unggulan bidang tersebut.
7
10
11
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-
catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk
memberikan pendapat.
2.1.1.1 Jenis Audit
Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley yang dialih
bahasakan oleh Amir Abadi Jusuf (2013:16) Jenis-jenis audit dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu:
1. Audit Operasional (Operational Audit)
Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari
prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir audit operasional,
manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki
operasi. Sebagai contoh, auditor mungkin mengevaluasi efisiensi dan
akurasi pemprosesan transaksi penggajian dengan sistem komputer yang
baru dipasang Mengevaluasi secara objektif apakah efisiensi dan
efektifitas operasi sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan jauh lebih
sulit dari pada audit ketaatan dan audit keuangan. Selain itu, penetapan
kriteria untuk mengevaluasi informasi dalan audit operasional juga bersifat
sangat subjektif.
2. Audit Ketaatan (Complience Audit)
Audit ketaatan dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit
mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh
otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan
kepada manajemen, bukan kepada pengguna luar, karena manajemen
adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan
terhadap prosedur dan peraturan yang digariskan. Oleh karena itu, sebagia
besar pekerjaan jenis ini sering kali dilakukan oleh auditor yang bekerja
pada unit organisasi itu.
3. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Audit atas laporan keuangan dilaksanakan untuk menentukan apakah
seluruh laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan
sesuai dengan kriteria tertentu. Biasanya, kriteria yang berlaku adalah
12
designated by a council”
auditor akan berdampak negatif bagi hasil audit yang mereka lakukan. Menurut
Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2013:2) dimensi dari kompetensi auditor
eksternal adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Berdasarkan SPAP (IAI:2011) tentang standar umum, menjelaskan bahwa
dalam melakukan audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur
pengetahuan yang cukup. Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi
pendidikan seorang auditor karena dengan demikian auditor akan
mempunyai semakin banyak pengetahuan (pandangan) mengenai bidang
yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih
mendalam, selain itu auditor akan lebih mudah dalam mengikuti
perkembangan yang semakin kompleks. Secara umum ada 5 pengetahuan
yang harus dimiliki oleh seorang auditor yaitu : (1) Pengetahuan
pengauditan umum, (2) Pengetahuan area fungsional, (3) Pengetahuan
mengenai isu-isu akuntansi yang paling baru, (4) Pengetahuan mengenai
industri khusus, (5) Pengetahuan mengenai bisnis umum serta
penyelesaian masalah.
2. Pengalaman
Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian
tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak
faktor lain yang mempengaruhi antara lain adalah pengalaman. Auditor
yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal : (1) Mendeteksi
kesalahan, (2) Memahami kesalahan secara akurat, (3) Mencari penyebab
kesalahan. Libby dan Frederick dalam Kusharyanti (2013:5) menemukan
bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih
baik. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas
kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan.
2.1.5 Kualitas Audit
Menurut Arens (2012:47) kualitas audit didefinisikan sebagai berikut:
“Proses untuk memastikan bahwa standar auditingnya berlaku umum diikuti oleh
setiap audit, mengikuti prosedur pengendalian kualitas khusus membantu
25
diyakinkan oleh fakta yang disajikan. Laporan hasil pemeriksa harus adil
dan tidak menyesatkan. Ini berarti pemeriksa harus menyajikan hasil
pemeriksa secara netral dan menghindari kecenderungan melebih-lebihkan
kekurangan yang ada. Dalam menjelaskan kekurangan suatu kinerja,
pemeriksa harus menyajikan penjelasan pejabat yang bertanggung jawab
termasuk pertimbangan atas kesulitan yang dihadapi entitas yang
diperiksa.
5. Meyakinkan
Agar meyakinkan maka laporan harus dapat menjawab tujuan
pemeriksaan, menyajikan temuan, simpulan, dan rekomendasi yang logis,
informasi yang disajikan harus cukup meyakinkan pengguna laporan untuk
mengakui validasi temuan tersebut dan manfaat penerapan rekomendasi.
Laporan yang disusun dengan cara ini dapat membantu pejabat yang
bertanggung jawab untuk memastikan perhatiannya atas hal yang
memerlukan hal perhatian itu, dan dapat membantu untuk melakukan
perbaikan sesuai rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.
6. Jelas
Laporan harus mudah dibaca dan mudah dipahami. Laporan harsu ditulis
dengan bahasa yang jelas dan sesederhana mungkin. Penggunaan bahasa
yang lugas dan tidak teknis sangat penting untuk menyederhanakan
penyajian. Jika digunakan istilah teknis, singkatan, dan akronim yang tidak
begitu dikenal, maka ia harus didefinisikan dengan jelas.
2.1.5.2 Dimensi Kualitas Audit
Menurut Wooten dalam Riduwan (2015) menggunakan indikator dengan
mengadopsi dimensi yang dikembangkan oleh DeAngelo (1981) untuk
mendapatkan hasil audit yang baik seorang auditor harus dapat atau mempunyai
sebagai berikut:
1. Deteksi salah saji
Audit yang berkualitas adalah audit yang dapat mendeteksi salah saji yang
material pada laporan keuangan. Mendeteksi salah saji material
dipengaruhi oleh seberapa baik tim audit melakukan audit, yang
28
kehati-hatian dalam semua aspek audit maka hal ini akan meningkatkan
hasil audit (Dwimilten dan Riduwan. 2015).
5. Review dan pengendalian oleh supervisor
Para ahli juga mengaitkan kualitas tinggi dengan perusahaan yang
memiliki kontrol yang kuat ditempat selama proses audit. SPAP
mensyaratkan perusahaan untuk mempertahankan kualitas sistem
pengendalian dan membutuhkan auditor untuk merencanakan audit yang
memadai. Perusahaan dengan kualitas sistem pengendalian yang lebih baik
dan proses metodologi audit yang lebih sistematis cenderung memiliki
salah saji material yang tidak terdeteksi oleh prosedur audit mereka
(Wooten, 2003 dalam Dwimilten dan Riduwan. 2015).
6. Perhatian yang diberikan oleh manajer dan partner.
Para ahli melaporkan bahwa perhatian manajer dan partner untuk
keterlibatan yang terkait dengan kualitas audit. SPAP mensyaratkan bahwa
audit harus disupervisi dengan cukup. Perhatian manajer dan partner yang
memadai mulai saat perencanaan audit sampai dengan pelaporan audit
akan memberikan jaminan bahwa semua aspek-aspek harus dilakukan
dalam mencapai audit yang berkualitas akan dipenuhi oleh auditor
(Wooten, 2003 dalam Dwimilten dan Riduwan. 2015).
2.1.6 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Pengaruh
Kompetensi dan
Independensi
Komite Audit
H. Supriyanto Hasil pengujian memberikan bukti bahwa
Terhadap Kualitas
Ilyas, S. E., M. kompetensi dan independensi komite audit
1. Audit Atas Laporan
SI. AK., C. A. berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
Keuangan (Studi
(2010) atas laporan keuangan
Pada Perusahaan
Perbankan yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia)
30
keuangan, apakah laporan keuangan suatu entitas atau organisasi menyajikan hasil
operasi yang wajar dan apakah informasi keuangan tersebut disajikan dalam
bentuk yang sesuai dengan kriteria atau aturan-aturan yang telah ditetapkan
sehingga menjamin akuntabilitas dan integritas dari laporan keuangan. Kualitas
audit merupakan kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan dalam laporan
keuangan dan melaporkannya kepada pengguna laporan keuangan. Kualitas audit
akan berpengaruh pada laporan audit yang dikeluarkan oleh auditor oleh
karenanya kualitas audit menjadi hal yang penting dan utama untuk menjamin
akurasi dari pemeriksaan laporan keuangan (Nugroho, 2018)
Berdasarkan SPAP (2017) audit yang dilaksanakan auditor dikatakan
berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar pengauditan. Standar
pengauditan mencakup mutu professional, auditor independen, pertimbangan
(judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan
audit.
Berdasarkan fenomena dan beberapa pengertian ahli, maka dapat dikatakan
bahwa permasalahan terjadi pada kualitas audit, peneliti menduga bahwa telah
terjadi masalah yaitu audit laporan keuangan Garuda Indonesia tidak sesuai
dengan standar umum akuntansi yang berlaku akibat kualitas audit inilah yang
merupakan suatu probabilitas dimana auditor menemukan dan melaporkan adanya
suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi.
Independensi dan kompetensi auditor dipandang berkaitan dengan kualitas
audit baik dengan proses maupun hasil audit. Selain kualitas audit, seorang
auditor juga harus memiliki independensi dalam melakukan audit agar dapat
memberikan pendapat atau kesimpulan yang apa adanya tanpa ada pengaruh dari
pihak yang berkepentingan (Ariany, 2017)
Auditor yang independen adalah auditor yang tidak memihak atau tidak
dapat diduga memihak, sehingga tidak merugikan pihak manapun. Sikap
independen meliputi independen dalam fakta (in fact) dan independen dalam
penampilan (in appearance) (SPAP, 2017)
Independensi yang dimaksud adalah seorang auditor mempunyai
kebebasan posisi dalam sikap maupun penampilannya yang berhubungan
33
dengan pihak luar terkait dengan tugas yang dilaksanakannya. Akuntan publik
yang independen ialahakuntan publik yang tidak mudah terpengaruh dan tidak
memihak siapapun. Standar umum kedua (SPAP, 2016) menyatakan bahwa dalam
semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
Selain independensi, kompetensi merupakan faktor lainnya yang mampu
mempengaruhi kualitas audit. Secara harfiah, kompetensi berasal dari kata
competence yang artinya kecakapan, kemampuan dan wewenang dikutip oleh Edy
Sutrisno dalam Sandy (2013:18). Secara Etimologi, kompetensi diartikan sebagai
dimensi perilaku keahlian atau keunggulan seorang pemimpin atau staff yang
mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang baik.
Kompetensi merupakan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki sesorang
auditor untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungjawabnya (Furiady
&Kurnia, 2015). Teori Keagenan menyebutkan bahwa prinsipal mempercayakan
laporan yang diberikan oleh manajemen. Namun, acapkali terjadi ketidak
seimbangan informasi dimana agen lebih mengetahui informasi lebih banyak
daripada prinsipal. Dimana manipulasi tersebut dilakukan pada laporan keuangan,
untuk mendapatkan laporan keuangan yang baik dan sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya diperlukan auditor yang berkompeten. Alasan diperlukannya auditor
yang berkompeten tinggi pada kondisi tersebut untuk memberikan kepercayaan
bagi prinsipal mengenai laporan yang dihasilkan manajemen sesuai dengan yang
sebenarnya.Untuk seorang auditor, diharuskan untuk meyakinkan pemakai
laporan keuangan akan kualitas hasil auditnya.
34
Independensi (X1)
Programming independence
H1 Kualitas Audit (Y)
Investigative independence
Deteksi salah saji
Reporting independence
Berpedoman pada standar
Mautz dan Sharf dalam
Komitmen yang kuat terhadap jasa
Theodorus M. Tuanakotta
audit yang diberikan pada klien
(2011:7)
Prinsip kehati-hatian
Review dan pengendalian oleh
Suhayati (2013:2)
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian
2.2.2 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2017:64) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang dijelaskan di atas maka penulis
menarik hipotesis sebagai berikut :
H1: Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit internal
H2: Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit internal
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.
2.
3.
1
2
3
3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
4. Untuk mengetahui bagaimana gambaran mengenai independensi,
kompetensi audit internal dan kualitas audit internal pada Garuda
Indonesia
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh independensi kualitas audit
internal pada Garuda Indonesia
6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kompetensi audit internal
terhadap kualitas audit pada Garuda Indonesia
35
36
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
4.1. Jenis Penelitian
4.1.1. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian deskriptif – verifikatif
dengan tujuan untuk mengambarkan dan menganalisis serta menguji apakah
independensi dan kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit, serta
melakukan pengujian hipotesis apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak.
Menurut Sugiyono (2014:147) metode deskriptif adalah metode yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.
Selain itu peneliti menggunakan metode verifikatif seperti penjelasan yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2014:8) mengemukakan bahwa metode verifikatif
diartikan sebagai penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.
37
38
Tabel 4.1
Data Divisi dan Jumlah Karyawan PT. Garuda Indonesia Cabang Bandung
Karyawan Jumlah
Layanan 12
Keuangan 7
SDM 5
Operasional 5
Total 40
(IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar
internasional di bidang keselamatan dan keamanan. Untuk meningkatkan
pelayanan, PT. Garuda Indonesia Airlines telah meluncurkan layanan baru yang
disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini menawarkan konsep
yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk
mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling
mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di seluruh Business
Class dan Economy Class. Selain itu, penumpang juga dimanjakan dengan Audio
and Video on Demand (AVOD) yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai
pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang. 51 Berbagai
pengkompetensian pun telah diterima oleh PT. Garuda Indonesia Airlines sebagai
bukti dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan PT. Garuda
Indonesia Airlines sebagai “Four Star Airline” dan sebagai “The World's Most
Best Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012, PT. Garuda Indonesia
Airlines mendapatkan pengkompetensian sebagai “World's Best Regional Airline”
dan “Maskapai Regional Terbaik di Dunia”. Sebuah lembaga konsultasi
penerbangan bernama Centre for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney,
juga memberikan pengkompetensian kepada PT. Garuda Indonesia Airlines
sebagai "Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini", pada tahun 2010.
Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti independen di Australia, juga
memberikan pengkompetensian kepada PT. Garuda Indonesia Airlines sebagai
“The Best International Airline” pada bulan Januari, Februari dan Juli 2012. PT.
Garuda Indonesia Airlines memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga
terhindar dari kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006
hingga 2010. Setelah melalui masa-masa sulit, kini PT. Garuda Indonesia Airlines
melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan program 5 tahun ekspansi secara
agresif. Program ini dikenal dengan nama ‘Quantum Leap’. Program ini
diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan
yang lebih luas dan diiringi dengan independensi yang semakin baik. Saat ini PT.
Garuda Indonesia Airlines memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama adalah hub
bisnis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua adalah hub di
41
daerah pariwisata yang berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian
untuk meningkatkan frekuensi penerbangan ke bagian timur Indonesia, PT.
Garuda Indonesia Airlines juga memiliki hub di Bandara Sultan Hasanuddin, 52
Makassar, Sulawesi Selatan. Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai
penerbangan, PT. Garuda Indonesia Airlines juga memiliki unit bisnis (Strategic
Business Unit/SBU) dan anak perusahaan. Unit bisnis PT. Garuda Indonesia
Airlines adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan anak
perusahaan PT. Garuda Indonesia Airlines adalah PT Citilink Indonesia, yaitu
maskapai tarif rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi
darat, agen perjalanan dan katering), PT Abacus Distribution System Indonesia
(penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System Indonesia/Asyst
(penyedia layanan teknologi informasi untuk industri pariwisawata dan
transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF Aero Asia), yaitu
perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan, dan overhaul.
Jika data diperoleh secara langsung oleh si peneliti, seperti melalui focus
group, wawancara, atau pengisian kuesioner, maka data tersebut
dikategorikan sebagai data primer.
b. Data Sekunder
Sedangkan jika data diperoleh secara tidak langsung atau melalui
sumber lain dikategorikan sebagai data sekunder, seperti melalui
catatan atau arsip perusahaan, publikasi pemerintah, atau yang
disediakan media massa.
1
2
3
3.1
3.2
3.3
Tabel 4.3
Alternatif Jawaban Skala Likert
Bobot Nilai
Alternatif Jawaban
Bila Positif Bila Negatif
SS (Sangat Setuju) 5 1
S (Setuju) 4 2
47
KS (Kurang Setuju) 3 3
TS (Tidak Setuju) 2 4
∑ p=
∑ Jawaban Kuesioner =Skor rata−rata
∑ Pertanyaan X ∑ Responden
Setelah diketahui skor rata-rata, maka hasil tersebut dimasukan kedalam
garis kontinum dengan kecenderungan jawaban responden akan didasarkan pada
nilai rata-rata skor yang selanjutnya akan dikategorikan pada rentang skor sebagai
berikut ini:
NilaiTertinggi−Nilai Terendah
NJI (Nilai Jenjang Interval)=
Jumlah Kriteria Pernyataan
Dimana:
Nilai tertinggi : 5
Nilai terendah : 1
Interval : 5-4 = 1
5x 1
Jarak Interval : =0,8
5
Maka setelah mendapat jarak interval yang telah dihitung sebelumnya,
didapat rentang kategori skala yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.4
Kategori Skala
Interval Kategori
3,41-4,20 Baik
Keterangan:
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh dari subjek tiap item
Y = Skor total instrumen
n = Jumlah responden dalam uji instrumen
49
Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2017:209) mengemukakan bahwa reliabilitas adalah
sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada
50
variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya.
Sehingga dasar pengambilan keputusan pada uji multikolinearitas menurut
Ghozali (2016: 104) adalah sebagai berikut :
1. Melihat nilai Tolerance :
a. Apabila nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 maka artinya tidak terjadi
multikolinearitas terhadap data yang diuji.
b. Apabila nilai Tolerance lebih kecil dari 0,10 maka artinya terjadi
multikolinearitas terhadap data yang diuji.
2. Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) :
a. Apabila nilai VIF lebih kecil dari 10 maka artinya tidak terjadi
multikolinearitas terhadap data yang diuji.
Apabila nilai VIF lebih besar dari 10 maka artinya terjadi multikolinearitas
terhadap data yang diuji
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Dimana :
Y = Kualitas audit
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X 1 = Indipendensi
X 2 = Kompetensi
e = Error Term
( ∑ Y i ) (∑ X )−(∑ X ) (∑ X )
2
i
❑
i i Yi
‘a’ dapat dicari dengan rumus : a ¿
n ∑ X❑ −(∑ X i)2❑
2
i
n ∑ X i Y i−( ∑ X i )( ∑ Y i )
‘b’ dapat dicari dengan rumus :b =
n ∑ X i −( ∑ x i) 2❑
Arti koesien b adalah jika nilai positif (+), hal tersebut menunjukkan hubungan
yang searah antara variabel bebas dan variabel terikat. Dengan kata lain
peningkatan/penurunan besarnya variabel bebas akan diikuti oleh besarnya
peningkatan/penurunan variabel terikat. Sedangkat jika nilai b negatif (-), hal
tersebut menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara variabel bebas
dengan variable terikat. Dengan kata lain, setiap peningkatan/penurunan besarnya
nilai variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan/penurunan besarnya nilai
54
Uji F atau Goodnes of Fit Test adalah pengujian kelayakan model. Model
yang layak adalah model yang dapat digunakan untuk mengestimasi populasi.
Model regresi dikatakan layak jika nilai F sebuah model memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan (Gani dan Amalia, 2015:143).
Menurut Ghozali (2016;96) Uji F disini bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel bebas (independen) secara bersama–sama berpengaruh terhadap variabel
terikat (dependen). Cara yang digunakan untuk uji F yakni dengan melihat
probabilitas signifikansi dari nilai F pada tingkat signifikansi sebesar 5%. Dalam
penelitian ini pengujian dilakukan dengan melihat nilai Analysis of varian
(ANOVA). Nilai ANOVA didapat dengan membandingkan Mean Square dari
regression dan Mean Square dari residual. Hasil dari perbandingan itulah yang
dinamakan Fhitung.
Bilangan F dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Pengujian kelayakan model dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika Fhitung > Ftabel (a, k-1, n-k), maka Ho ditolak
2. Jika Fhitung < Ftabel (a, k-1, n-k), maka Ho diterima
Dimana:
Ho= Model tidak layak sehingga tidak dapat digunakan untuk mengestimasi
populasi.
Ha = Model layak sehingga dapat digunakan untuk mengestimasi populasi.
(Gani dan Amalia, 2015:143).
1
2
3
4
5
5.1 Profil Tempat Penelitian
PT. Garuda Indonesia Airlines adalah maskapai penerbangan Indonesia
yang berkonsep sebagai Full Service Airlines (maskapai dengan pelayanan
penuh). Saat ini PT. Garuda Indonesia Airlines mengoperasikan 82 armada untuk
melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional
Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta
Eropa (Amsterdam). Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan PT. Garuda
Indonesia Airlines telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit
(IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar
internasional di bidang keselamatan dan keamanan. Untuk meningkatkan
pelayanan, PT. Garuda Indonesia Airlines telah meluncurkan layanan baru yang
disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini menawarkan konsep
yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk
mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling
mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di seluruh Business
Class dan Economy Class. Selain itu, penumpang juga dimanjakan dengan Audio
and Video on Demand (AVOD) yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai
pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang. 51 Berbagai
pengkompetensian pun telah diterima oleh PT. Garuda Indonesia Airlines sebagai
bukti dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan PT. Garuda
Indonesia Airlines sebagai “Four Star Airline” dan sebagai “The World's Most
Best Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012, PT. Garuda Indonesia
56
57
Tabel 5.1
Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas
No
Variabel r-hitung r-tabel Kesimpulan
Item
1 0,695 0,3 Valid
2 0,699 0,3 Valid
3 0,704 0,3 Valid
Independensi (X1)
4 0,661 0,3 Valid
5 0,797 0,3 Valid
6 0,802 0,3 Valid
7 0,915 0,3 Valid
8 0,887 0,3 Valid
9 0,835 0,3 Valid
Kompetensi (X2)
10 0,450 0,3 Valid
11 0,538 0,3 Valid
12 0,906 0,3 Valid
13 0,696 0,3 Valid
14 0,776 0,3 Valid
15 0,939 0,3 Valid
Kualitas audit (Y)
16 0,609 0,3 Valid
17 0,700 0,3 Valid
18 0,714 0,3 Valid
Sumber: Data diolah, 2021
Berdasarkan tabel 5.1 terlihat bahwa seluruh pernyataan yang membentuk
kuisioner penelitian pada setiap variabel penelitian memiliki nilai r-hitung di atas
nilai r-tabel, sehingga seluruh pernyataan tersebut dinyatakan valid dengan kata
lain seluruh pernyataan yang diajukan untuk akurat untuk mengukur variabel serta
sudah melakukan fungsi ukurnya.
5.2.1.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2017:209) mengemukakan bahwa reliabilitas adalah
sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Reliabilitas diukur dengan uji statistik Cronbach
Alpha pada SPSS. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally dalam Ghozali, 2016).
Tabel 5.2
Hasil Uji Reliabilitas
60
Berdasarkan hasil uji Kolmogrov- Smirnov pada tabel 5.6 , diperoleh nilai
Asympt. Sig. (2-tailed), nilai signifikansinya adalah 0,118 > 0,05. Hal tersebut
menunjukan bahwa data sudah terdistribusi secara normal.
5.2.3.1.2 Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2016:103) Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar
variabel bebas (independen). Untuk menemukan ada atau tidaknya
multikolinearitas dalam model regresi dapat diketahui dari nilai Tolerance-nya
dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas
variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya.
Tabel 5.7
Hasil Uji Multikolonieritas
Collinearity
Statistics
Toleranc
Model e VIF
1 (Constant)
independensi ,841 1,189
Kompetensi ,841 1,189
Gambar 5.1
Scatterplot, Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 5.1 terlihat titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, tidak ada pola
tertentu yang teratur. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi ini.
5.2.3.2 Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda bermaksud meramalkan bagaimana keadaan
(naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel
independen sebagai faktor prediator dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).
Persamaan regresi linier berganda menurut Sugiyono (2014:253) dengan rumus
sebagai berikut :
Y = a + β 1 X 1 + β 2 X 2 + e.
a. Uji Koefisien Determinasi
Analisis Koefisien korelasi berganda biasanya diberi simbol dengan R².
Nilai koefisien determinasi R² untuk menunjukkan persentasetingkat kebenaran
66
suatu prediksi dari pengujian regresi yang dilakukan oleh variabel dependen,
Ghozali (2013)
Tabel 5.7
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 ,872a ,761 ,748 ,457
a. Predictors: (Constant), Kompetensi, Independensi
b. Dependent Variable: Kualitas audit
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 24,614 2 12,307 58,905 ,000b
Residual 7,730 37 ,209
Total 32,344 39
a. Dependent Variable: Kualitas audit
b. Predictors: (Constant), Kompetensi, Independensi
Berdasarkan tabel 5.12, diperoleh nilai F sebesar 58,905 dan sig 0,000 <
0,05 hal ini menunjukkan bahwa model regresi dikatakan fit atau model layak
sehingga dapat digunakan untuk mengestimasi populasi.
c. Pengujian Hipotesis (Uji t)
Menurut Ghozali (2016:97) uji statistik t pada dasarnya menunjukan
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Tujuan dari uji t sendiri adalah sebagai
informasi guna mengetahui pengaruh suatu variabel independen yaitu
independensi dan kompetensi secara parsial (individu) terhadap variabel dependen
yaitu kualitas audit.
Tabel 5.8
Hasil Uji Hipotesis (t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,374 ,347 1,077 ,288
Independensi ,230 ,100 ,202 2,308 ,027
Kompetensi ,706 ,080 ,772 8,805 ,000
a. Dependent Variable: Kualitas audit
68
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
t- tabel
F ==1,687
4,737
tabel
(α= 0,05 ; db1 =2; db2 = 7)
t-hitung = 2,308
7,310
Gambar 5.2
Kurva Uji Hipotesis Independensi terhadap Kualitas Audit
2. Pengujian Hipotesis Kompetensi terhadap Kualitas audit
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.8, terlihat nilai t hitung (8,805) ≥
ttabel (1,687). Sesuai dengan krteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak
dan Ha diterima, artinya kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit.
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
Gambar 5.2
Kurva Uji Hipotesis Kompetensi terhadap Kualitas Audit
69
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa H 0 ditolak dan Ha
diterima, artinya independensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini
sejalan bahwa Independensi dan kompetensi auditor dipandang berkaitan dengan
kualitas audit baik dengan proses maupun hasil audit. Selain kualitas audit,
seorang auditor juga harus memiliki independensi dalam melakukan audit agar
dapat memberikan pendapat atau kesimpulan yang apa adanya tanpa ada pengaruh
dari pihak yang berkepentingan (Ariany, 2017). Auditor yang independen adalah
auditor yang tidak memihak atau tidak dapat diduga memihak, sehingga tidak
merugikan pihak manapun. Sikap independen meliputi independen dalam fakta (in
fact) dan independen dalam penampilan (in appearance) (SPAP, 2017)
Selain itu pengujian hipotesis selanjutnya menjelaskan bahwa H 0 ditolak dan
Ha diterima, artinya kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini
sejalan bahwa kompetensi merupakan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki
sesorang auditor untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungjawabnya
(Furiady &Kurnia, 2015). Teori Keagenan menyebutkan bahwa prinsipal
mempercayakan laporan yang diberikan oleh manajemen. Namun, acapkali terjadi
ketidak seimbangan informasi dimana agen lebih mengetahui informasi lebih
banyak daripada prinsipal. Dimana manipulasi tersebut dilakukan pada laporan
keuangan, untuk mendapatkan laporan keuangan yang baik dan sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya diperlukan auditor yang berkompeten. Alasan
diperlukannya auditor yang berkompeten tinggi pada kondisi tersebut untuk
memberikan kepercayaan bagi prinsipal mengenai laporan yang dihasilkan
manajemen sesuai dengan yang sebenarnya.Untuk seorang auditor, diharuskan
untuk meyakinkan pemakai laporan keuangan akan kualitas hasil auditnya. Ponny
Harsanty, Aprilia Whetyningtyas (2014), menunjukkan bahwa kompetensi
mampu memberikan pengaruh terhadap kualitas audi. Fahdi (2018) hasil
penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi akan semakin
tingginya kualitas audit
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.2 Kesimpulan
70
71
73
74
JURNAL
Alim, Hapsari dan Purwanti. 2007 . Pengaruh Kompetensi dan Independensi
Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi.
Proceeding Simposium Nasional Akuntansi Makassar, 2007.
Galuh Tresna Murti dan Iman Firmansyah . 2017. “Pengaruh Indepedensi Auditor
Terhadap Kualitas Audit”: Politeknik LP3I Bandung. Jurnal Akuntansi
Riset, Vol. 9, No. 2, ISSN: 2541 0342 online / ISSN: 2086-2563 print
www.idx.com
Ardini, Lilis. 2010.“Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, Dan
Motivasi Terhadap Kualitas”. Majalah Ekonomi. No.3 Desember 2010. Hal
329-349.
Harsanti, Ponny. Whetyningtyas Aprilia. 2014. Pengaruh Kompetensi
Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit.
Volume 7, Nomor 1, Juni 2014
Muliani dan Bawono .2010. Faktor-faktor dalam Diri Auditor dan Kualitas Audit:
Studi pada KAP ‘Big Four’ di Indonesia.
Nugrahanti, Yeterina W. 2014. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan. Dinamika Akuntansi, Keuangan
dan Perbankan, Vol. 3, No. 2.
76
LAMPIRAN
78
KUESIONER PENELITIAN
Dengan hormat,
A. Penjelasan
1. Bapak/Ibu, Sdr/Sdri dimohon untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Setiap jawaban adalah jawaban pribadi bukan jawaban kelompok.
3. Jawaban Bapak/Ibu, Sdr/Sdri ditujukan untuk kepentingan ilmiah dan
bersifat rahasia.
4. Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom
jawaban yang dianggap paling tepat.
INDEPENDENSI (X1)
1. Apakah audit memiliki hubungan yang tidak terlalu dekat dengan
manajemen perusahaan?
a. Memiliki hubungan yang sangat tidak dekat
b. Memiliki hubungan yang tidak dekat
c. Memiliki hubungan yang cukup dekat
d. Memiliki hubungan yang dekat
e. Memiliki hubungan yang sangat dekat
2. Apakah auditor mampu menghindari konflik kepentingan dengan
manajemen perusahaan?
a. Sangat mampu menghindari konflik
b. Mampu menghindari konflik
c. Cukup mampu menghindari konflik
d. Tidak mampu menghindari konflik
e. Sangat tidak mampu menghindari konflik
3. Apakah auditor tidak mampu dipengaruhi oleh klien dalam fungsi
pengujian laporan keuangan?
a. Sangat tidak mampu dipengaruhi oleh klien
b. Tidak mampu dipengaruhi oleh klien
c. Cukup mampu dipengaruhi oleh klien
d. Mampu dipengaruhi oleh klien
e. Sangat mampu dipengaruhi oleh klien
4. Apakah auditor melakukan review atas laporan keuangan secara
berkala?
a. Sangat berkala
b. Berkala
c. Cukup berkala
d. Tidak berkala
e. Sangat tidak berkala
5. Apakah struktur organisasi bagian audit internal saat ini
mencerminkan independensi?
a. Sangat mencerminkan independensi
80
b. Mencerminkan independensi
c. Cukup mencerminkan independensi
d. Tidak mencerminkan independensi
e. Sangat tidak mencerminkan independensi
6. Apakah audit internal mempunyai akses langsung untuk
mengadakan pemeriksaan atas segala macam aktiva/catatan dalam
perusahaan?
a. Sangat mempunyai akses langsung
b. Mempunyai akses langsung
c. Cukup mempunyai akses langsung
d. Tidak mempunyai akses langsung
e. Sangat tidak mempunyai akses langsung
KOMPETENSI (X2)
7. Apakah auditor memiliki pengetahuan luas di bidangnya?
a. Sangat memiliki pengetahuan luas di bidangnya
b. Memiliki pengetahuan luas di bidangnya
c. Cukup memiliki pengetahuan luas di bidangnya
d. Tidak memiliki pengetahuan luas di bidangnya
e. Sangat tidak memiliki pengetahuan luas di bidangnya
8. Apakah auditor mampu mengikuti perubahan yang kompleks?
a. Sangat mampu mengikuti perubahan yang kompleks
b. Mampu mengikuti perubahan yang kompleks
c. Cukup mampu mengikuti perubahan yang kompleks
d. Tidak mampu mengikuti perubahan yang kompleks
e. Sangat tidak mampu mengikuti perubahan yang kompleks
9. Apakah auditor memiliki kepekaan terhadap kesalahan?
a. Sangat memiliki kepekaan terhadap kesalahan
b. Memiliki kepekaan terhadap kesalahan
c. Cukup memiliki kepekaan terhadap kesalahan
d. Tidak memiliki kepekaan terhadap kesalahan
e. Sangat tidak memiliki kepekaan terhadap kesalahan
10. Apakah auditor mampu memberikan penjelasan yang masuk akal
atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan?
a. Sangat mampu memberikan penjelasan
b. Mampu memberikan penjelasan
c. Cukup mampu memberikan penjelasan
d. Tidak mampu memberikan penjelasan
e. Sangat tidak mampu memberikan penjelasan
11. Apakah auditor memiliki pendidikan profesional program akuntansi
yang mendukung?
81
Independensi (X1)
P P P P P P
1 2 3 4 5 6
2 5 4 5 4 5
3 1 4 4 4 4
5 5 2 2 4 5
83
3 4 2 3 4 4
4 4 3 2 4 4
5 5 3 3 4 5
4 4 3 4 3 2
4 4 3 4 3 2
4 4 4 3 4 1
4 4 4 2 1 4
5 2 2 4 3 4
5 2 5 5 5 5
5 4 5 4 4 4
5 5 5 2 5 5
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4
4 4 3 4 4 4
4 4 4 2 5 4
4 4 3 4 4 4
5 5 5 3 5 5
5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 3
5 5 5 5 5 5
3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4
1 2 3 2 4 2
3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2
4 3 2 2 4 2
2 1 3 2 2 2
4 2 1 3 2 2
3 4 4 4 4 4
2 3 2 1 2 3
4 4 4 4 4 3
4 4 3 2 1 2
4 4 2 4 3 2
4 2 3 2 2 2
3 2 3 3 4 3
1 3 4 2 2 2
84
Kompetensi (X2)
P P P P P P
1 2 3 4 5 6
2 5 2 3 5 4
5 5 5 5 3 5
1 1 5 4 5 1
3 1 4 4 4 1
4 4 4 4 3 2
1 1 1 5 2 2
5 5 5 5 5 5
4 3 4 5 4 4
4 4 4 4 1 4
5 5 5 3 5 5
4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 3 4
4 4 1 3 4 4
5 3 5 2 5 5
3 4 4 3 1 4
5 5 5 5 5 5
4 4 3 4 4 4
5 5 5 3 5 5
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4
5 5 5 4 5 5
5 5 5 5 4 5
1 1 1 4 5 1
3 3 3 3 2 3
2 2 2 2 2 2
1 1 1 4 3 1
2 2 2 4 2 2
2 2 2 4 2 2
2 2 2 2 4 2
2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 4 3
4 4 4 3 4 4
3 2 2 2 3 1
2 2 2 2 2 2
2 2 2 4 3 2
85
1 1 3 3 4 1
3 3 3 2 2 3
2 2 3 4 3 2
3 3 3 3 5 3
86
P1 P2 P3 P4 P5 P6
4 5 5 3 5 5
4 5 5 5 3 2
5 1 5 4 5 5
4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 3 4
5 1 5 5 4 5
5 5 5 5 5 2
4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4
5 5 5 4 5 1
4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
5 5 5 2 5 5
4 4 4 3 1 4
5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4
1 5 5 4 5 5
5 5 5 5 4 5
3 1 1 4 5 1
2 3 3 3 2 3
2 2 2 2 2 2
2 1 1 4 3 1
4 2 2 4 2 2
2 2 2 4 2 2
4 2 2 2 4 2
2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2
4 3 3 3 4 3
4 4 4 3 4 4
5 2 2 2 3 2
3 2 2 2 2 2
2 2 2 4 2 2
3 1 3 3 4 3
2 3 3 2 2 5
87
4 2 3 4 3 1
3 3 3 3 5 2
88
Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha N of Items
0,822 6
Correlations
Kompetens
p7 p8 p9 p10 p11 p12 i
p7 Pearson 1 ,865** ,761** 0,250 ,329* ,880** ,915**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,000 0,000 0,120 0,038 0,000 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p8 Pearson ,865** 1 ,635** 0,243 0,287 ,922** ,887**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,000 0,000 0,132 0,072 0,000 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p9 Pearson ,761** ,635** 1 ,331* ,384* ,667** ,835**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,000 0,000 0,037 0,014 0,000 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p10 Pearson 0,250 0,243 ,331* 1 0,178 0,258 ,450**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,120 0,132 0,037 0,271 0,108 0,004
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p11 Pearson ,329* 0,287 ,384* 0,178 1 ,313* ,538**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,038 0,072 0,014 0,271 0,049 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p12 Pearson ,880** ,922** ,667** 0,258 ,313* 1 ,906**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,000 0,000 0,000 0,108 0,049 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
Kompetens Pearson ,915** ,887** ,835** ,450** ,538** ,906** 1
i Correlatio
n
Sig. (2- 0,000 0,000 0,000 0,004 0,000 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
90
Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha N of Items
0,862 6
Correlations
Kualitas
p13 p14 p15 p16 p17 p18 audit
p13 Pearson 1 ,373* ,594** ,384* ,509** 0,311 ,696**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,018 0,000 0,014 0,001 0,051 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p14 Pearson ,373* 1 ,757** ,347* ,384* ,490** ,776**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,018 0,000 0,028 0,014 0,001 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p15 Pearson ,594** ,757** 1 ,513** ,561** ,707** ,939**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p16 Pearson ,384* ,347* ,513** 1 ,385* 0,222 ,609**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,014 0,028 0,001 0,014 0,168 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p17 Pearson ,509** ,384* ,561** ,385* 1 ,326* ,700**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,001 0,014 0,000 0,014 0,040 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
p18 Pearson 0,311 ,490** ,707** 0,222 ,326* 1 ,714**
Correlatio
n
Sig. (2- 0,051 0,001 0,000 0,168 0,040 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
Kualitas Pearson ,696** ,776** ,939** ,609** ,700** ,714** 1
91
audit Correlatio
n
Sig. (2- 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha N of Items
0,835 6
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,872a ,761 ,748 ,457
a. Predictors: (Constant), Kompetensi, Independensi
b. Dependent Variable: Kualitas audit
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 24,614 2 12,307 58,905 ,000b
Residual 7,730 37 ,209
Total 32,344 39
a. Dependent Variable: Kualitas audit
b. Predictors: (Constant), Kompetensi, Independensi
Coefficientsa
94
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,374 ,347 1,077 ,288
Independensi ,230 ,100 ,202 2,308 ,027
Kompetensi ,706 ,080 ,772 8,805 ,000
a. Dependent Variable: Kualitas audit
95
Lampiran 4 : Tabel r
Tabel r
Tabel r untuk df = 1 - 32
Tabel r untuk df = 33 - 68
Lampiran 5 : Tabel t
Tabel t
Lampiran 6 : Tabel F
Tabel F
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
107
108
109
110
111
Lampiran 7 : Kartu Bimbingan
112
113
Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup
A. Biodata Pribadi
1. Nama : Harry Christ Even Sibarani
2. Jenis Kelamin : Laki – laki
3. Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 31 Januari 1997
4. Kebangsaan : Indonesia
5. Status : Belum Menikah
6. Tinggi, Berat Badan : 170 cm, 60 kg
7. Agama : Protestan
8. Alamat : Jl. Parang II Gg. Bahagia No.4 LK. VI
9. No HP : 082175731997
10. Email : harrychristevensibarani@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
1. SD : SD Budi Murni-2 Medan 2002 - 2008
2. SMP : SMP Methodist-2 Medan 2008-2011
3. SMA : SMA Methodist-2 Medan 2011 - 2014
4. Akademi : Politeknik Negeri Medan 2014 – 2017
5. Perguruan Tinggi : Universitas Widyatama 2019-2021
114