Anda di halaman 1dari 2

1.

Ya, Palestine Liberation Organization (PLO) termasuk dalam subyek hukum


internasional dalam kategori subyek belligerent. Dimana organisasi ini merupakan
organisasi perlawanan yang sudah mendapatkan pengakuan dari dunia internasional.
Palestine Liberation Organization (PLO) merupakan sebuah organisasi atau kelompok
bersenjata dari Palestina dengan tujuan utama untuk menyuarakan aspirasi rakyat
Palestina, terutama para pengungsi yang hidup dalam tenda-tenda pengungsian di
Lebanon. Sejak tahun 1967, tujuan utama dari organisasi PLO adalah menghancurkan
negara Israel, yang kemudian ditegaskan dalam piagam PLO yang diselenggarakan di
Kairo pada tanggal 10 Juli-17 Juli 1968 pada pertemuan Dewan Nasional Palestina,
yang tertuang dalam Pasal 9 Piagam PLO. PLO telah mendapat pengakuan dari dunia
internasional dengan mendapatkan status sebagai peninjau dalam Sidang Umum PBB
pada tahun 1974. Dengan pengakuan terhadap Palestina, maka diberikanlah hak-hak
dan keistimewaan tambahan, termasuk hak untuk ikut serta dalam perdebatan umum
yang diadakan dalam setiap sesi Sidang Umum PBB, hak untuk menjawab, hak untuk
mensponsori resolusi, khususnya resolusi terkait masalah Palestina dan Timur
Tengah, sehingga PLO menjadi belligerent yang diakui keberadaannya oleh dunia
internasional. PLO dapat dikatan sebagai belligerent karena telah memenuhi syarat
dari subyek belligerent, dimana PLO telah terorganisasi dalam satu kekuasaan yang
benar-benar bertanggungjawab atas tindakan para bawahannya dan memiliki
organisasi pemerintahannya sendiri. PLO juga mempunyai kontrol efektif secara de
facto dalam penguasaan atas beberapa wilayah dan juga mentaati hukum dan
kebiasaan perang (seperti melindungi penduduk sipil dan membedakan diri dari
penduduk sipil) serta memiliki seragam dengan tanda-tanda khusus sebagai peralatan
militer yang cukup.

2. a. Semua Negara anggota OKI mengakui eksistensi PLO yang ditunjukkan ketika
OKI mengakui bahwa PLO sebagai perwakilan yang sah dari rakyat Palestina dan
mendorong Negara-negara anggota OKI untuk memberikan izin dibentknya kantor
PLO di Negara-negara Islam. Lalu, pada KTT ke 12 di Mesir tahun 2013, OKI juga
meminta Negara anggotanya untuk mendukung anggaran dana pertahanan Palestina
dan membiayai Re ncana Strategis Bidang Pengembangan Kota Al Quds sebesar US
$100 juta serta iuran bulanan sebesar US $20 juta. Pembiayaan tersebuat dilaksanakan
melalui konferensi donor negara-negara anggota, Sekretris Jendral, Islamic
Developing Bank dan lembaga-lembaga Internasional

b. Konsekuensi hukum pengakuan PLO sebagai organisasi internasional dan sebagai


subyek hukum internasional sejak dikeluarkannya resolusi 3237 yang dikeluarkan
PBB pada tahun 1974 serta langkah – langkah yuridis dan politis PLO sehingga
diakui eksistensinya sebagai subyek hukum internasional yaitu dengan dimulai
dengan keikutsertannya di persidangan-persidangan yang diselenggarakan Liga Arab
sampai pengakuan sebagai satu-satunya wakil sah Bangsa Palestina pada waktu
diadakan KTT Arab, pengakuan yang diberikan oleh OKI kepada PLO kesuksesan
terbesar yang diperoleh PLO oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1974 ketika
diakuinya PLO sebagai satu-satunya wakil sah Bangsa Palestina dan memberikan
kedudukan kepada PLO sebagai peninjau tetap. Dengan adanya pengakuan dari
organisasi – organisasi tersebut PLO kemudian berusaha untuk mendapatkan
pengakuan dari PBB. PBB dan badan – badan PBB lainnya juga memberikan status
yang sama kepada PLO, bahkan PLO juga diizinkan untuk membuka kantor
perwakilan tetapnya di PBB di New York. Dengan adanya semua pengakuan tersebut,
maka PLO tidak saja mempunyai kapasitas hukum tetapi juga mempunyai hukum
untuk dapat melakukan hubungan – hubungan hukum.

Anda mungkin juga menyukai