Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4206/Hukum Internasional
Kode/Nama UPBJJ : 24/ UPBJJ UT Bandung
Masa Ujian : 2022/23.2 (2023.1)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA 1. Dalam konteks hukum internasional, istilah "belligerent" memiliki makna yang berbeda. Secara umum, dalam hukum internasional, belligerent merujuk pada negara atau kelompok yang terlibat dalam konflik bersenjata dengan negara atau kelompok lainnya. Salah satu karakteristik belligerent adalah adanya pengakuan. Untuk diakui sebagai belligerent dalam hukum internasional, sebuah kelompok atau entitas harus mendapatkan pengakuan dari komunitas internasional sebagai peserta dalam konflik bersenjata. Pengakuan ini biasanya diberikan oleh negara-negara lain atau oleh organisasi internasional yang relevan. Karakteristik Palestine Liberation Organization (PLO) melibatkan penggabungan berbagai organisasi yang ada, dengan struktur organisasi yang terorganisir dan pemimpin di dalamnya. Selain itu, PLO telah menguasai wilayah-wilayah di Palestina dan mendapat dukungan dari masyarakat Palestina. Selain itu PLO juga mendapatkan pengakuan dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Keadaan ini telah membawa PLO memperoleh pengakuan dalam sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dengan demikian, berdasarkan kondisi-kondisi yang telah dijelaskan sebelumnya, PLO dapat dikategorikan sebagai pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata (belligerent). Sumber: https://uit.e-journal.id/JPetitum/article/view/1187
2. A. Pengakuan OKI (Organisasi Kerjasama Islam) terhadap PLO (Palestine
Liberation Organization) tidak secara otomatis mewakili seluruh anggota OKI. Setiap anggota OKI memiliki kedaulatan dan kebijakan luar negeri yang independen, sehingga pengakuan terhadap PLO mungkin saja tidak disepakati oleh semua anggota OKI. Meskipun begitu, pengakuan OKI terhadap PLO dapat dipandang sebagai suatu dukungan politik yang signifikan, mengingat OKI adalah organisasi internasional yang terdiri dari 57 negara anggota dengan mayoritas penduduk Muslim. B. Pengakuan OKI dan negara-negara lain terhadap keberadaan PLO tidak secara langsung memberikan konsekuensi hukum tertentu. Namun, pengakuan tersebut dapat memberikan legitimasi politik kepada PLO dalam upayanya untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina, termasuk hak atas kemerdekaan dan kedaulatan. Selain itu, pengakuan juga dapat memberikan dukungan diplomatik dan moral bagi PLO dalam hubungannya dengan negara-negara dan organisasi internasional lainnya. Namun, di sisi lain, beberapa negara dapat menentang pengakuan tersebut dan memperlakukan PLO sebagai organisasi yang terlibat dalam konflik bersenjata. Sebagai contoh, negara-negara yang tidak mengakui Israel dapat menganggap PLO sebagai organisasi yang sah dan mengakui keberadaannya, sementara negara-negara yang mengakui Israel dapat melihat PLO sebagai kelompok teroris dan menentang pengakuan tersebut. Dalam hal ini, konsekuensi hukum bergantung pada hukum nasional dan internasional yang berlaku di masing-masing negara dan organisasi internasional. Namun, secara umum, pengakuan politik oleh negara atau organisasi internasional dapat memberikan dampak pada citra dan status hukum organisasi yang diakui tersebut.