Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Andreas Fadhillaturrachman

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041133281

Kode/Nama Mata Kuliah : Hukum internasional

Kode/Nama UPBJJ : UPJJ Bengkulu

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Berdasarkan paparan di atas, PLO tidak dapat dengan pasti dikategorikan sebagai insurgent atau
belligerent. PLO adalah organisasi politik yang didirikan untuk mewakili perlawanan Palestina dan
menyatukan organisasi-organisasi perlawanan tersebut di bawah satu wadah. Status peninjau yang
diperoleh oleh PLO di Sidang Umum PBB pada 1974 menunjukkan pengakuan internasional terhadap
keberadaannya sebagai wakil rakyat Palestina.

Namun, klasifikasi PLO sebagai insurgent atau belligerent tergantung pada perspektif hukum
internasional yang diterapkan. Istilah "insurgent" mengacu pada kelompok yang memberontak atau
memberikan perlawanan terhadap pemerintahan yang sah. Di sisi lain, "belligerent" mengacu pada
kelompok yang terlibat dalam konflik bersenjata dengan pihak lain dan mengklaim status sebagai
entitas yang memiliki hak dan kewajiban hukum internasional yang sama seperti negara. Pada saat
didirikannya PLO pada 1964, konflik Israel-Palestina masih berlangsung, dan PLO menjadi representasi
perlawanan Palestina terhadap Israel. Namun, perjuangan PLO untuk pengakuan internasional dan
keanggotaan di PBB menunjukkan ambisi untuk menjadi entitas politik yang diakui secara
internasional.

Dalam konteks ini, status peninjau yang diberikan kepada PLO oleh PBB pada 1974 mengakui
keberadaannya sebagai wakil rakyat Palestina dan memberikan platform untuk berpartisipasi dalam
proses diplomasi internasional. Meskipun PLO telah mengklaim kemerdekaan Palestina dan terlibat
dalam konflik bersenjata dengan Israel, statusnya sebagai entitas hukum internasional yang jelas masih
menjadi subjek perdebatan dan tergantung pada pandangan masing-masing negara dan lembaga
internasional. Dalam kesimpulannya, PLO tidak dengan jelas dapat dikategorikan sebagai insurgent
atau belligerent. Lebih tepatnya, PLO adalah organisasi politik yang berperan sebagai wakil perlawanan
Palestina dan mencari pengakuan internasional untuk perjuangan politiknya. Status hukum
internasional PLO masih menjadi perdebatan dan tergantung pada perspektif dan pengakuan masing-
masing negara dan lembaga internasional.

2. A. Pengakuan OKI terhadap PLO sebagai perwakilan resmi bangsa Palestina tidak secara langsung
menunjukkan bahwa semua negara anggota OKI secara otomatis mengakui eksistensi PLO. Meskipun
OKI adalah organisasi yang terdiri dari negara-negara anggota yang mayoritasnya adalah negara-
negara Muslim, pengakuan terhadap PLO dapat bervariasi antara negara-negara anggota.

OKI memberikan pengakuan resmi terhadap PLO pada tahun 1969 sebagai perwakilan resmi bangsa
Palestina di kancah internasional. Namun, hal ini tidak menjamin bahwa semua negara anggota OKI
secara otomatis mengakui PLO sebagai entitas yang sama. Pengakuan tersebut mungkin
mencerminkan dukungan politik dan solidaritas terhadap perjuangan Palestina yang lebih luas.
Keputusan pengakuan oleh negara-negara anggota OKI dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
termasuk kebijakan luar negeri masing-masing negara, hubungan bilateral dengan Israel, dan dinamika
politik regional. Sebagai contoh, beberapa negara anggota OKI memiliki hubungan diplomatik dengan
Israel dan mungkin tidak secara terbuka mengakui PLO sebagai entitas resmi Palestina. Selain itu,
pengakuan OKI terhadap PLO tidak bersifat mengikat bagi semua negara anggota OKI. Setiap negara
anggota OKI memiliki kewenangan dan kebebasan untuk menentukan hubungannya dengan PLO
berdasarkan kepentingan nasional dan pertimbangan politik mereka sendiri. Dalam konteks ini,
meskipun pengakuan OKI terhadap PLO dapat mencerminkan dukungan politik yang signifikan,
pengakuan penuh dan universal terhadap PLO sebagai entitas resmi Palestina masih tergantung pada
pengakuan individual negara-negara anggota OKI dan negara-negara lain di kancah internasional.
Penting untuk mencatat bahwa informasi ini didasarkan pada pengetahuan yang tersedia hingga
September 2021. Perubahan terbaru dalam hubungan antara negara-negara anggota OKI dan PLO
mungkin dapat mempengaruhi tingkat pengakuan yang diberikan oleh masing-masing negara anggota
OKI terhadap PLO.

B. Pengakuan hukum oleh OKI dan pemerintah negara lain terhadap PLO memiliki konsekuensi penting
dalam konteks hukum internasional. Berikut adalah beberapa konsekuensi hukum yang mungkin
timbul dari pengakuan tersebut:
- Legitimasi Politik: Pengakuan oleh OKI dan pemerintah negara lain memberikan legitimasi politik
kepada PLO sebagai perwakilan resmi bangsa Palestina. Ini dapat memberikan dorongan kuat bagi PLO
dalam memperjuangkan tujuan politiknya, termasuk negosiasi damai, pengakuan internasional, dan
pencapaian solusi yang adil dan berkelanjutan bagi konflik Israel-Palestina.
-Hubungan Diplomatik: Pengakuan oleh pemerintah negara lain dapat membuka pintu bagi PLO untuk
menjalin hubungan diplomatik formal dengan negara-negara tersebut. Ini dapat mencakup pembukaan
kedutaan besar, penunjukan duta besar, dan pembentukan perjanjian bilateral dengan negara-negara
yang mengakui PLO. Hubungan diplomatik semacam ini dapat membantu PLO dalam mengadvokasi
kepentingan Palestina secara internasional dan memperkuat posisinya dalam komunitas internasional.
-Akses ke Organisasi Internasional: Pengakuan oleh pemerintah negara lain dapat memungkinkan PLO
untuk mengakses organisasi internasional dan forum global. Sebagai perwakilan resmi bangsa Palestina,
PLO dapat berpartisipasi dalam sidang-sidang PBB, organisasi regional, dan lembaga internasional
lainnya. Ini memberikan platform bagi PLO untuk mengadvokasi kepentingan Palestina, mengajukan isu-
isu penting, dan berkolaborasi dengan negara-negara lain dalam mencari solusi konflik.
-Hak dan Kewajiban Hukum Internasional: Pengakuan oleh OKI dan pemerintah negara lain
memberikan PLO status hukum internasional tertentu. Hal ini dapat melibatkan pengakuan PLO
sebagai subjek hukum internasional dengan hak dan kewajiban yang terkait. PLO dapat memiliki hak
untuk mengajukan gugatan hukum internasional, melakukan perjanjian internasional dengan negara-
negara lain, dan melibatkan diri dalam berbagai instrumen hukum internasional terkait dengan konflik
Israel-Palestina.
Namun, penting untuk dicatat bahwa konsekuensi hukum pengakuan terhadap PLO dapat bervariasi
tergantung pada pandangan dan kebijakan masing-masing negara. Beberapa negara mungkin
memberikan pengakuan penuh dan mengakui PLO sebagai entitas resmi Palestina, sementara yang lain
mungkin memberikan pengakuan terbatas atau tidak sama sekali. Konsekuensi hukum juga dapat
berubah seiring waktu dan perubahan dinamika politik internasional.

Anda mungkin juga menyukai