LAPORAN OBSERVASI
Disusun Oleh
Nama : Hernanda Septiani
NIM : 19002014
Jurusan : Administrasi Pendidikan
Dengan segala puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
laporan observasi yang berjudul “Analisis SWOT Dan Pembelajaran Program
Pendidikan Masyarakat Formal Di SMK Negeri 2 Pariaman”.
Laporan ini merupakan hasil dari observasi induvidu di SMK Negeri 2 Pariaman
pada hari Sabtu, 19 Juni 2021 sebagai salah satu syarat untuk mengikuti pembelajaran
dan tugas akhir semester mata kuliah Pendidikan Masyarakat.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kesalahan. Maka dari
itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan observasi ini dapat diterima dengan baik
serta bermanfaat untuk observasi – observasi selanjutnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Sekolah menegah kejuruan adalah salah satu sekolah formal yang ada di
masyarakat. Secara umum, SMK ditempuh selama 3 tahun, namun ada pula yang
ditempuh selama 4 tahun. Biasanya terjadi karena adanya tambahan waktu Praktek
Kerja Lapangan yang dilakukan selama 1 tahun.
Secara umum tujuan SMK sama seperti sekolah formal lainnya, yaitu untuk
membentuk insan yang memiliki kedewasaan jasmani dan rohani. Adapun beberapa
tujuan dan fungsi pendidikan formal ialah sebagai berikut:
a. Melatih Kemampuan Akademik
Kemampuan akademis ini meliputi kemampuan analisis, menghafal,
logika, memecahkan masalah dan lain sebagainya. Seseorang yang memiliki
kemampuan akademis yang baik pada umumnya lebih mampu memecahkan
masalah dan memiliki kehidupan yang lebih baik.
Di SMK juga diadakan Praktek kerja Lapangan, ini berguna untuk siswa gar
menguji kemampuannya di dunia pekerjaan. Praktik Kerja Lapangan merupakan
salah satu bentuk penyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para siswa, yang
memadukan antara pendidikan di sekolah dengan pendidikan di dunia industri yang
diperoleh dengan melakukan praktik kerja secara langsung dan terarah untuk
menambahkan keahlian tertentu. Tujuan utama pendidikan kejuruan adalah
mempersiapkan kelulusan untuk dapat bekerja secara mandiri.
1
mengajarakan teori maupun praktek sesuai jurusan yang ditempuh oleh siswa.
Dengan adanya SMK ini, memudahkan masyarakat khususnya yang kurang mampu
untuk bersekolah, karena lulusan dari SMK ini sudah diajarkan untuk siap terjun di
dunia pekerjaan.
B. Tujuan Observasi
Tujuan yang diperoleh agar SMK dapat berjalan sesuai yang diharapkan
masyarakat. Adapun tujuan yang akan dicapai, yaitu:
1. Untuk mengetahui gambaran tentang pembelajaran yang ada di SMK Negeri 2
Pariaman
2. Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, tantang dan peluang yang ada di SMK
Negeri 2 Pariaman
C. Manfaat Observasi
Bagi lembaga pendidikan masyarakat terkait, laporan observasi ini berguna
untuk mengetahui bagaimana manajemen yang dikelola dalam lembaga pendidikan
tersebut, hal ini untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari lembaga ini.
Sedangkan unutk penulis, setelah dilakukannya observasi didapat manfaatnya,
yaitu:
1. Mengetahui gambaran tentang pembelajaran yang ada di SMK Negeri 2
Pariaman
2. Mengetahui kekuatan, kelemahan, tantang dan peluang yang ada di SMK Negeri
2 Pariaman
3.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
SMK Negeri 2 Pariaman pada mulanya terletak di Kelurahan Kampung Pondok
Jalan Pangeran Diponegoro No.48 Kota Pariaman, berstatus Negeri di
bawah Yayasan Pemerintah Daerah Padang Pariaman. Berdasarkan surat keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 20 November
1984 nomor: 0559/01/1984, diresmikanlah penegerian sekolah ini oleh Kanwil
Depdikbud Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 30 Desember 1985.
3
Data Sekolah
NPS : 10307421
Status : Negeri
Bentuk Pendidikan : SMK
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Pendirian Sekolah : 0559/0/1984
Data Pelengkap
Nama Bank : BANK NAGARI
Cabang KCP/Unit : PARIAMAN
Rekening Atas Nama : BOS SMKN 2 PARIAMAN
Luas Tanah Milik : 11695
Luas Tanah Bukan Milik : 0
Status BOS : Bersedia Menerima
Waku Penyelenggaraan : Sehari penuh (5 h/m)
Sertifikasi ISO : 9001:2008
Sumber Listrik : PLN
Daya Listrik : 40400
4
C. Capaian yang diperoleh
Capaian yang diharapkan oleh SMK N 2 Pariaman agar lulusan dapat berdaya
saing dan terampil dengan tuntutan dunia kerja. SMK N 2 Pariaman telah
menyipkan sertifikat kompetensi yang diharapkan berguna nantinya bagi lulusan.
Sertifikat kompetensi ini didapatkan apabila siswa telah dinyatakan lulus dalam
Ujian Kompetensi Keahlian yang diadakan oleh sekolah.
5
BAB III
HASIL OBSERVASI
A. Pelaksanaan Pembelajaran
6
dan terarah untuk menambahkan keahlian tertentu. Tujuan utama pendidikan
kejuruan adalah mempersiapkan kelulusan untuk dapat bekerja secara mandiri.
7
harus menanamkan pemahaman siswa bahwa belajar tidak hanya
diperoleh dari sekolah melainkan juga dari lingkungan. metode inkuiri
bisa membantu guru dalam menanamkan pemahaman tersebut. Metode
ini mengajak siswa untuk belajar mandiri dengan maupun tanpa
bimbingan guru. Dalam hal itu, siswa mengembangkan kemampuan
yang diperoleh dari lingkungannya untuk menemukan suatu konsep
dalam pembelajaran;
c. Melatih siswa untuk memiliki kesadaran sendiri tentang kebutuhan
belajarnya. Metode ini menekankan kepada keaktifan siswa dalam
menemukan suatu konsep pembelajaran dengan kemampuan yang
dimilikinya. Dengan langkah pembelajaran tersebut, siswa akan dapat
memiliki kesadaran tentang kebutuhan belajarnya;
d. Penanaman kebiasaan belajar berlangsung seumur hidup. Penanaman
kebiasaan belajar yang berlangsung sumur hidup bisa dilaksanakan
dengan metode pembelajaran inkuiri. Dalam metode ini, siswa diarahkan
untuk selalu mengembangkan pola pikirnya dalam mengembangkan
konsep pembelajaran. Siswa juga dituntut selalu mencari pengetahuan
yang menunjang pemahamannya terhadap konsep pembelajaran. Hal
inilah yang menjadi langkah awal guru dalam penanaman terhadap siswa
tentang pengertian belajar berlangsung sumur hidup
8
mencakup berbagai subyek akademik dan terapan mata pelajaran seperti
biologi, ekonomi, sosiologi, pariwisata, dan pemerintahan.
c. Menyelidiki masalah autentik, pembelajaran berbasis masalah
mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari
penyelesaian nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan
masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan,
mengumpulkan dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika
diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan
d. Memamerkan hasil kerja, pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa
untuk menghasilakan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau
artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk
penyelesaian masalah yang mereka temukan. Karya nyata dan peragaan
seperti yang akan dijelaskan kemudian, direncanakan oleh siswa untuk
mendemonstrasikan kepada teman–temannya yang lain tentang apa yang
mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan
tradisional atau makalah.
e. Kolaborasi, pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang
bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan
atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk
secara berkelanjutan terlibat dalam tugas–tugas kompleks dan
memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan ketermapilan berfikir.
9
6. Mengaitkan isi pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan siswa
7. Membekali siswa dengan pengetahuan yang fleksibel dapat ditarapkan dari
satu permasalahan ke permasalahan lain, dari satu konteks ke konteks lain.
Ada delapan komponen utama dalam sistem Contekxtual Teaching and
Learning/CTL, yaitu:
1. Melakukan hubungan yang bermakna (Making meaningful connection).
Siswa dapat mengatur sendiri sebagai seorang yang belajar secar aktif
dalam mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat
bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat
belajar sambil berbuat (Learning by doing)
2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (duing significantwork).
Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dengan berbagai
konteksyang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan
sebagai anggota masyarakat.
3. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning). Siswa melakukan
pekerjaan yang sigifikan: ada tujuannya, dan urusannya dengan orang
lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada
produknya/hasilnya yang sifatnya nyata.
4. Bekerja sama (collaborating). Siswa dapat bekerja sama. Guru membantu
siswa bekerja secara optimal dan efektif dalam kelompok, membantu
mereka memahami mereka bagaimana mereka saling mempengaruhi dan
saling berkomunikasi.
5. Berfikir kritis dan kreatif (critical and creative thingking). Siswa bisa
menggunakan tingkat berfikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif:
dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat
keputusan, menggunakan logika dan bukti-bukti.
6. Mengasuh dan memelihara pribadi siswa (nurturing the
individual).Siswa memelihara pribadinya: mengetahui, memberi
perhatian, memiliki harapan-harapn yang tinggi, memotivasi dan
memperkuat diri sendiri. siswa tidak dapat berhasil tanpa dukungan
orang dewasa. Siswa menghormati temannya dan juga orang yang lebih
dewasa.
7. Mencapai standart yang lebih tinggi(reaching high standards). Siswa
mengenal dan mencapai standart yang lebih tinggi: mengidentifikasi
tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. Guru memperlihatkan
kepada siswa cara mencapai apa yang disebut “exellence”.
8. Menggunakan penilaian autentik (using authentic assessement). Siswa
menggunakan pengetahuan akademiknya dalam konteks dunia nyata
untuk satu tujuan yang bermakna. Misalnya, siswa boleh
menggambarkan informasi akademis yang telah mereka pelajari dalam
pelajaran sains, kesehatan, pendidikan, matematika, dan pelajaran bahasa
inggris dengan mendesain sebuah mobil, merencanakan menu sekolah,
atau membuat penyajian perihal emosi manusia.
10
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum, memberikan
kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan
menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan
eksperimen secara kolaboratif.
11
5. Pengelolaan sekolah, digunakan untuk pembelian ATK, dan alat-alat yang
diperlukan dalam melakukan kegiatan pengelolaan sekolah, misalnya di Tata
Usaha diperlukan pembelian tinta, HVS, Flashdisk dan lain-lain. digunakan
juga untuk keperluan rapat dan kegiata akreditasi sekolah. Namun, biaya di
kegiatan ini tidak boleh untuk membayar honor guru.
6. Untuk pengembangan profesi guru dan teknik, yaitu untuk pelaksanaan
diklat guru, kegiatan kepala sekolah untuk mengikuti musyawarah kerja ke
sekolah lain.
7. Pengembangan teknik misalnya untuk langganan daya dan jasa, contohnya
pembayaran listrik, wi-fi, air, langganan koran dan langganan jasa lainnya.
8. Pemeliharaan sarana dan prasarana, misalnya untuk melakukan service
peralatan sekolah, perbaikan gedung sekolah dan hal lain seputar sarana dan
prasarana sekolah
9. Pembayaran honor guru, guru dapat dibayar honornya dari sekolah apabila
telah memiliki SK pengangkatan guru honor tahun sebelumnya dari dinas
provinsi Sumatera Barat. Namun honor guru ini tidak dibayar menggunakan
dana BOS, melainkan dan dana BOP
10. Membeli alat multimedia, masalnya bembeli printer, membeli computer dan
lain-lain. Namun, untuk pembelian alat mulitimedia ini dibatasi sehingga
pihak sekolah merancang untuk membuat alat-alat tersebut melalui siswa
jurusan teknik komputer
11. Penyelenggaraan Ujian Kompetensi Keahlian, untuk pembelian ATK dan
biaya penggandaan soal ujian, pembelian komsumsi panitia dan pengawas
ujian dan untuk membayar honor pengawas UN dan transportasi untuk
menuju ke sekolah tersebut apabila pengawas eksternal
12. Melakukan kegiatan PKL siswa
12
Dengan analisis SWOT tersebut diharapkan lembaga pendidikan dapat
melakukan langkah – langkah strategis. Strategi adalah suatu cara dimana
organisasi atau lembaga akan mencapai tujuannya, sesuai dengan peluang-
peluang dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi, serta
sumber daya dan kemampuan internal. Setelah melakukan analisis SWOT,
berikutnya adalah melakukan langkah-langkah strategis sebagai berikut:
a. Kekuatan
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi
khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau
keunggulan komparatif lembaga pendidikan tersebut. Hal ini dilihat dari
kelebihan-kelebihan lain yang membuat sekolah unggul bagi pesaing –
pesaing serta dapat memuaskan steakholder maupun pelanggan (peserta
didik, orang tua, masyarakat dan bangsa).
b. Kelemahan
Kelemahan adalah hal yang wajar tetapi yang terpenting adalah penentu
kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisir kelemahan-
kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi
kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain. Kelemahan ini
bisa kelemahan dalam sarana dan prasarana, kualitas atau kemampuan
tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan masyarakat, tidak sesuainya antara
hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia usaha dan industri
dan lain-lain.
c. Peluang
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan
bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. Peluang dapat dilihat
dari sisi keadaan di sekolah.
d. Ancaman
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi
faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga
pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi
sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan peranannya sebuah
lembaga pendidikan itu sendiri.
Berikut ini adalah analisis SWOT yang ada di SMK N 2 Pariaman, yaitu:
a. Kekuatan (Strengths)
Dari observasi yang telah dilakukan di SMK N 2 pariaman didapat
bahwa kekuatan (Strengths) dalam pembelajarannya adalah:
1) Faktor Internal
a) Motivasi guru dan siswa sangat tinggi disekolah, hali ini mampu
mengembangkan metode pembelajaran dan siswa aktif dalam
melaksanakan pembelajaran
b) Fasilitas untuk pelaksanaan pembelajaran lengkap dan keadaannya
kondusif. Alat – alat praktek untuk siswa dan guru dimanfaatkan
dengan baik
c) Hubungan antara guru, siswa dan masyarakat terbilang baik. Hal ini
dapt menghidupkan jiwa kerjasama yang baik diantara siswa, guru
dan masyarakat.
d) Pendekatan, metode dan strategi belajar guru yang bervariasi.
13
Dengan adanya metode pembelajaran yang dilakukan tenaga
pendidik membuat siswa tidak mudah bosan. Seai itu, sesuai vsi
sekolah, SMK N 2 Pariman mengadakan program keagamaan yang
diatur oleh panita dari OSIS dan sekolah
e) Guru – guru yang mengajar telah berkualifikasi dana sumea jurusan
SMK N 2 Pariaman telah berakrediatasi A dan sudah banyak
menorehkan prestasi
2) Faktor Eksternal
a) Biaya sekolah terjangkau bagi masyarakat. Sekolah ini juga
memudahkan masyarakat khususnya yang kurang mampu untuk
bersekolah, karena lulusan dari SMK ini sudah diajarkan untuk siap
terjun di dunia pekerjaan, tanpa harus melanjutkan jenjang
pendidikannya.
b) Kawasan sekolah cukup sepi sehingga membuat siswa lebih fokus
dalam belajar. Wilayah SMK N 2 Pariaman juga dekat dengan pantai
dan pariwisata, cocok untuk siswa untuk melakukan riset ataupun
melaksanakan PKL di daerah tersebut.
b. Kelemahan (Weakness)
Dari observasi yang telah dilakukan di SMK N 2 pariaman didapat
bahwa Kelemahan (Weakness) dalam pembelajarannya adalah:
1. SMK N 2 Pariaman ini adalah sekolah khusus jurusan administatif dan
budaya. Sehingga bagi siswa yang ingin jurusan teknik harus hanya
disediakan satu jurusan, yaitu jurusan teknik komputer
2. Keuangan sekolah disediakan dari BOS sehingga persediaan dana
terbatas
3. Siswa hanya memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara
baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu
digunakan strategi lain.
4. Di sekolah, masih banyak guru honorer, sehingga kesejahteraan pegawai
tidak merata. Penghasilan honorrer yang diperoleh dari sekolah tidak
mampu mencukupi keperluan hidup mereka
5. Lokasi sekolah sulit dijangkau oleh transportasi umum, dan wilayah
sekolah merupakan salah satu daerah rawan gempa dan tsunami
c. Tantangan (Threat)
Dari observasi yang telah dilakukan di SMK N 2 pariaman didapat
bahwa Tantangan (Threat) dalam pembelajarannya adalah:
1. Lembaga pendidiikan sejenis, yang menyebabkan adanya persaingan
antar sekolah. SMK N 2 Pariaman tidak memiliki jurusan teknik, ini
menjadi tantangan sekolah, karena sekolah pesaing memiliki jurusan
tersebut.
2. Mempertahankan tingkat kepercayaan di masyarakat. SMK N 2
Pariaman adalah salah satu sekolah unggulan di Kota Pariaman, hal ini
menyebabkan penghuni sekolah harus berhati – hati dalam bertindak,
agar tidak merusak reputasi sekolah
14
3. Pembiayaan sekolah, keuangan sekolah hanya bersumber dari dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan apabila ada kekurangan dalam
pendanaan akan kesulitan mecari tambahan dana tersebut.
d. Peluang (Oppartunity)
Dari observasi yang telah dilakukan di SMK N 2 Pariaman didapat
bahwa Peluang (Oppartunity) dalam pembelajarannya adalah:
1. SMK N 2 Pariaman memiliki dukungan dana operasional dari
pemerintah melalui BOS, BSM dan bantuan pemerintah lainnya yang
berguna untuk mencukupi sistem manajemen yang ada di sekolah
2. Wilayah SMK N 2 Pariaman dekat dengan tempat pariwisata dan pusat
kota, ini merupaka peluang bagi siswa untuk melksanakan PKL ataupun
mencari pekerjaan dengan mudah. Selain itu, juga dapat membuka usaha
baru bagi lulusan SMK N 2 Pariaman.
3. Seluruh jurusan yang ada di SMK N 2 Pariaman dituntut untuk
memahami IPTEK, hal ini berguna untuk pembelajaran maupun usaha
menggunakan via online, agar mudah dijangkau oleh peminatnya.
15
BAB IV
TANGGAPAN
Maka, dalam melaksanann pembelajaran ini, guru haru dibimbing dengan baik,
karena dasar dari proses pembelajaran disekolah. Guru dapat biberikan bantuan
teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf sekolah yang lain) agar personil tersebut
mampu memahami kinerja dari kurikulum dalam meningkatkan kualitas kinerjanya,
terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran,
dengan mutu kinerja guru yang baik akan membuat keberhasilan membantu dan
membimbing siswa mencapai prestasi belajar yang diharapkan, selain itu juga
meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan
16
baik di dalam proses pembelajaran di sekolah serta mendukung dimilikinya
kemampuan pada diri lulusan sesuai dengan tujuan lembaga
17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
Maisyaroh, Dkk. 2014. Masalah Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 dan
Kerangka Model Supervisi Pengajaran. Malang: Universitas Negeri Malang.
Journal Tidak Diterbitkan.
Ranjabar, Jacobus. 2013. System Social Budaya Indonesia. Bandung: Alfabeta Bandung
19
LAMPIRAN
20
Gambar 3 bersama Waka SMK N 2 Pariaman
21