Anda di halaman 1dari 30

PROGRAM KERJA

LABORATORIUM MENJAHIT

Oleh :

Dra. Imas Susi Masriah


NIP. 1963051619980320001

MADRASAH ALIYAH NEGERI MAJALAYA


TAHUN AJARAN 2016/20217
KATA PENGANTAR

Program kerja tahunan laboratorium Menjahit ini disusun sebagai upaya


untuk menertibkan administrasi laboratorium. Program kerja ini digunakan sebagai
pengajuan kelengkapan peralatan dan bahan laboratorium pada tahun ajaran
2016/2017, juga sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah
Negeri Majalaya.
Pengajuan program kerja dibuat dengan mengacu pada kegiatan laboratorium,
serta petunjuk pelaksanaan administrasi laboratorium. Di dalamnya memuat
penjelasan singkat tentang kegiatan laboratorium menjahit tahun ajaran 2016/2017
yaitu tentang :
1. Gambaran Umum Laboratorium MAN Majalaya
2. Rencana Kegiatan laboratorium
3. Daftar Inventaris Alat Laboratorium
Demikian disusunnya program kerja ini diharapkan dapat dijadikan pedoman
pelaksanaan bagi pihak yang terkait.

Solokanjeruk, Juli 2016


Kepala Laboratorium

Dra. Imas Susi Masriah


NIP. 1963051619980320001
A. Gambaran Umum Program Keterampilan Tata Busana di Madrasah
Aliyah Negeri Majalaya
`
Madrasah Aliyah (MA) merupakan lembaga pendidikan menengah setara

dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Program Keterampilan di MAN

Majalaya adalah program keterampilan yang dilaksanakan berdasarkan rujukan

teknis dari Direktur Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Madrasah

Aliyah. Program keterampilan tata busana adalah program keterampilan dimana

pelaksanaan kegiatannya dimasukkan ke dalam jam pelajaran intrakurikuler

berbentuk mata pelajaran. Mata pelajaran keterampilan tata busana memiliki

kurikulum tersendiri yang disusun pihak sekolah dengan mengacu kepada standar-

standar kurikulum keterampilan tata busana yang ditetapkan oleh Departemen

Agama. Waktu pelaksanaan program keterampilan tata busana adalah selama dua

semester, yang diperuntukkan bagi peserta didik kelas XII yang berminat pada

keterampilan tata busana, dengan kata lain program Tujuan dan Sasaran

Program Keterampilan Tata Busana

Tujuan dari program ini diarahkan untuk memasuki lapangan kerja sesuai

dengan keahlian dan keterampilan yang dipelajari di Madrasah Aliyah Negeri

Majalaya, sehingga dapat mengembangkan keterampilan yang diperoleh ke

tingkat keterampilan lanjutan.

Sasaran program keterampilan tata busana seperti yang dikemukakan pada

Program Kerja Jurusan Keterampilan Tata Busana MAN Majalaya yaitu

diharapkan dapat diikuti oleh peserta didik yang terutama memenuhi kriteria di

bawah ini:

1) Peserta didik yang berasal dari keluarga yang kurang mampu.

2) Peserta didik yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.

3) Peserta didik yang telah lulus berminat mencari kerja.

1. Program Pembelajaran Keterampilan Tata Busana


Pada keterampilan tata busana hampir semua mata pelajaran yang

melakukan praktikum. Pelajaran yang disusun dalam program pembelajaran

berupa teori, praktek, dan tinjauan langsung ke industri busana atau ke sekolah-

sekolah terkait. Ruang lingkup materi keterampilan tata busana yaitu alat menjahit

atau piranti menjahit, teknologi menjahit, pengetahuan bahan tekstil, pembuatan

pola, teknik menghias kain, desain busana, busana anak, busana wanita, dan

busana pria.

B. Laboratorium Tata Busana

1. Pengertian Laboratorium Tata Busana

Laboratorium menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tempat atau

kamar tertentu dan sebagainya yang dilengkapi dengan peralatan untuk

mengadakan percobaan dan penyelidikan, sedangkan pengertian laboratorium

secara umum adalah sebagai tempat untuk melatih keterampilan dalam melakukan

praktek, demonstrasi, percobaan, observasi, penelitian, dan pengembangan ilmu

pengetahuan yang terkait dalam kenyataan belajar mengajar. Seperti yang penulis

sadur dari Zainuddin H.R. (1983:29) dalam Yoyo Sumantri (1988:10) bahwa

pengertian laboratorium adalah:

1) Laboratory work atau laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan

untuk kegiatan karya ilmiah yang dilakukan oleh dosen atau mahasiswa, atau

pihak lain, baik berupa praktikum, observasi, penelitian, demonstrasi, dan

pembuatan model-model yang dilakukan dalam rangka kegiatan belajar

mengajar.

2) Laboratorium dapat merupakan wadah yaitu tempat, gedung, ruang dengan

segala peralatan yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah. Dalam hal ini

laboratorium dilihat sebagai perangkat hardware (perangkat yang bersifat keras).

3) Laboratorium dapat merupakan sarana media kegiatan belajar mengajar.


Dalam pengertian ini laboratorium dipandang sebagai perangkat software

(perangkat yang bersifat lunak).

4) Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat kegiatan ilmiah untuk

menemukan kebenaran ilmiah dalam penerapannya.

5) Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat inovasi. Sarana dan prasarana

yang dimiliki oleh sebuah laboratorium menunjang kegiatan ilmiah,

eksperimentasi sehingga terdapat penemuan-penemuan baru dalam bidang

keilmuan yang membawa pembaharuan baik itu berupa mesin-mesin, bahan-

bahan baru, dan cara kerja.

6) Dilihat dari segi clientele (pelanggan) maka laboratorium merupakan tempat

dimana dosen dan mahasiswa, guru dan siswa, dan orang lain yang

melaksanakan kegiatan kerja ilmiah dalam rangka kegiatan belajar mengajar.

7) Dilihat dari segi kerjanya, laboratorium merupakan tempat untuk melakukan

kegiatan kerja juga dapat menghasilkan sesuatu. Dalam hal ini bidang teknik

laboratorium dapat diartikan sebagai bengkel kerja.

8) Dilihat dari segi hasil yang diperoleh maka laboratorium dengan segala sarana

dan prasarana yang dimiliki merupakan pusat sumber belajar.

9) Laboratorium adalah suatu tempat tertutup maupun terbuka yang di

pergunakan untuk melakukan penyelidikan, percobaan, mempraktikan,

pembuktian dan pengembangan.


10) Laboratorium sekolah adalah sarana penunjang proses pembelajaran baik

tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk melaksanakan praktikum,

penyelidikan, percobaan, pengembangan, dan pembakuan.

Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan laboratorium adalah

suatu tempat terbuka atau tertutup dengan segala peralatannya yang digunakan

untuk kegiatan karya ilmiah yang dilakukan oleh dosen atau mahasiswa, guru dan

peserta didik atau pihak lain, baik berupa praktikum, observasi, penelitian,

demonstrasi, dan pembuatan model-model yang dilakukan dalam rangka kegiatan

belajar mengajar.

Pendapat lain mengatakan bahwa laboratorium sebagai sarana penunjang

proses pembelajaran di kenal dengan beberapa istilah, yaitu: sanggar, bengkel,

workshop dan studio, untuk lebih jelasnya yang dimaksud dengan peristilahan

tersebut sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1994:875) pengertian sanggar yaitu tempat untuk kegiatan seni, yang dapat

diartikan suatu tempat kerja untuk mengolah dari bahan mentah sampai benda

yang dapat berfungsi, dapat sebagai tempat rekreasi, berinovasi, bereksperimen,

berlatih sesuatu keterampilan tertentu, memperbaiki suatu benda, dan membuat

suatu benda atau memproduksi sesuatu benda yang berguna bagi kehidupan

manusia, sedangkan sanggar busana, yaitu suatu tempat kerja yang dijadikan

sebagai pengolahan kain (bahan busana) menjadi busana, lenan rumah tangga dan

kerajinan dari bahan tekstil, baik sebagai eksperimen, maupun produksi, juga

sebagai tempat pelatihan pembuatan busana, lenan rumah tangga dan kerajinan

tekstil yang selanjutnya dapat dijadikan suatu kegiatan usaha yang dapat didirikan

oleh perorangan, lembaga, atau kelompok.

Menurut Soetarjo (1996:4-5) dalam Asep Rahman (2006:58) pengertian

bengkel berbeda dengan laboratorium, bengkel dapat diartikan sebagai tempat


pelaksanaan kegiatan belajar mengajar keterampilan. Sehubungan dengan

pengertian ini, bengkel bukan hanya berarti bengkel tempat praktek peserta didik,

tetapi juga tempat para instruktur mengajarkan keterampilan kepada peserta didik,

agar mereka mencapai tujuan belajar secara efektif dan efisien. Menurut Soetardjo

laboratorium hampir sama dengan pengertian bengkel, namun kecendrungan

kegiatan di laboratorium bukanlah untuk menghasilkan produksi benda, tetapi

mendapatkan data dari hasil operasi dan pengukuran data tersebut kemudian akan

dianalisis dan diinterpretasikan sesuai prinsip atau konsep pengetahuan yang

melatar belakangi kegiatan tersebut.

Istilah workshop dalam peristilahan laboratorium adalah ruangan yang

direncanakan untuk tempat peserta didik belajar melalui penelitian, pengamatan

kajian, percobaan dan pelatihan-pelatihan untuk menunjang suatu bidang

keilmuan. Workshop sebagai sumber belajar dapat membantu memecahkan

masalah dan tempat melakukan latihan praktikum. Terwujudnya fungsi workshop

dengan sumber belajar perlu didukung oleh tersedianya alat dan bahan yang

mencukupi sebagai penunjang dalam melakukan kegiatan praktek, serta alat dan

bahan harus sesuai dengan fungsinya yang dibutuhkan.

Istilah studio dalam peristilahan laboratorium adalah ruang tempat untuk

bekerja. Perlengkapan yang dimiliki sebuah studio sangat mendukung terciptanya

hasil produk yang berkualitas bagus. Menurut Ali Imron (2004:163), studio adalah

suatu tempat peserta didik merekam suaranya dengan alat-alat perekam audio,

merekam penampilannya dengan peralatan visual, dan merekam suara dan

penampilan dengan audio visual, memperagakan suara dan penampilannya ketika

berlatih.

Beberapa penjelasan mengenai istilah-istilah laboratorium di atas dapat

dibedakan menurut spesifikasi fungsinya yaitu sebagai berikut, a) workshop

adalah laboratorium yang umumnya digunakan untuk tempat praktik dan berlatih
keterampilan yang mengarah pada keterampilan akademis, b) studio yaitu

laboratorium yang diperuntukkan bagi praktikum keterampilan yang mengarah

kepada hal-hal yang bersifat artistik (seni), c) sanggar yaitu laboratorium yang

digunakan untuk pelatihan dan praktek keterampilan dengan sarana aktualisasi

yang lengkap sesuai dengan keterampilan yang dipelajari, dan d) bengkel yaitu

laboratorium yang digunakan untuk praktik keterampilan yang mengarah kepada

mesin-mesin. Uraian pengertian laboratorium di atas, maka laboratorium tata

busana adalah tempat kegiatan yang bermanfaat bagi para peserta didik guna

memperoleh pengalaman kerja, melakukan pelatihan-pelatihan, mengembangkan

kreasi seni, berinovasi dalam memperoleh keterampilan di bidang busana.

2. Ciri-ciri Laboratorium Tata Busana

Setiap laboratorium memiliki ciri-ciri tersendiri sesuai dengan bidang

keilmuan yang dipelajari. Pada bidang tata busana, laboratorium tata busana

memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu:

1. Memiliki peralatan untuk praktek tata busana, baik peralatan utama dan

peralatan bantu sebagai prasarana penunjang praktikum di laboratorium.

Peralatan utama praktek tata busana yaitu mesin jahit. Mesin jahit sesuai

jenisnya dikelompokan menjadi 5 ( lima ) bagian yaitu : mesin jahit manual,

mesin jahit semi otomatis, mesin jahit otomatis, mesin jahit industri, dan

mesin jahit penyelesaian (mesin obras).

(a) (b) (c)


(d)

Gambar 2.1 Macam-macam mesin jahit (a) mesin jahit manual,


(b) mesin jahit semi otomatis, (c) mesin jahit otomatis,
(d) masin penyelesaian (obras)
Sumber : Erni Riawati (2005 : 7)

Peralatan jahit bantu yaitu alat yang menunjang dalam kelancaran proses

pembuatan busana, antara lain : pita ukuran, gunting kain, gunting kertas,

gunting benang, jarum, rader, kapur jahit, bidal, dan pendedel.

Gambar 2.2 Macam – macam alat jahit bantu


Sumber : Roeswoto (1999 : 1)

3. Memiliki bahan untuk praktek membuat suatu produk, baik produk busana

ataupun pelengkap busana, lenan rumah tangga dan hiasan busana. Bahan-

bahannya yang meliputi bahan utama, seperti bahan atau kain untuk membuat

busana, dan bahan pelengkap seperti kain keras, benang, tutup tarik dan

furing.

4. Memiliki beberapa ruangan dalam satu ruangan praktek (laboratorium), pada

laboratorium tata busana ruangan yang ada di dalamnya adalah ruang praktek

utama, fitting room (ruang pas), ruang penyimpanan bahan dan alat jahit,

ruang guru, ruang perpustakaan, ruang perbaikan alat, mushola, toilet, dan

ruang display. Ruangan-ruangan ini memiliki fungsi yang berbeda, yaitu :


(a). Ruang laboratorium peserta didik, yaitu ruang tempat peserta didik

melakukan kegiatan praktek.

(b). Fitting room (ruang pas) memiliki fungsi sebagai ruangan yang

digunakan untuk pengepasan, di dalam ruangan ini membutuhkan kapstok,

cermin besar, hanger dan ruangan yang tertutup.

(c). Ruang penyimpanan alat, ruangan ini digunakan untuk menyimpan

kesediaan bahan dan alat-alat yang digunakan untuk peralatan menjahit.

Ruangan ini memerlukan lemari laci untuk menyimpan alat-alat yang kecil

sehingga tersusun rapih dan teratur.

(d). Ruang kerja dan persiapan guru, ruangan ini memerlukan meja, kursi dan

peralatan mengajar yang akan digunakan oleh guru untuk mengajar praktek

keterampilan tata busana.

(e). Ruang perpustakaan dan komputer memiliki fungsi sebagai ruangan yang

digunakan untuk tempat untuk menyimpan buku-buku yang dapat menunjang

kegiatan belajar mengajar, selain itu perpustakaan juga merupakan sarana dan

prasarana yang mutlak harus ada atau tersedia disebuah lingkungan

pendidikan.

(f). Ruang perbaikan alat dan teknisi memiliki fungsi sebagai ruangan yang

digunakan untuk memperbaiki alat-alat laboratorium yang rusak.

(g). Ruang display memiliki fungsi sebagai ruangan yang digunakan untuk

memamerkan produk yang dibuat oleh peserta didik.

(h). Ruang tempat barang-barang pribadi peserta didik, ruangan ini

membutuhkan loker untuk menyimpan barang-barang peserta didik.

Di bawah ini merupakan contoh gambar dua demensi laboratorium tata

busana, yang memiliki tata letak peralatan.


Gambar 2.3. Gambar 2 Dimensi Laboratorium Tata Busana
Sumber : Jemina Siregar, dkk. (1984:21)
Keterangan :
Tembok

Jendela nako
Gorden tirai

Pintu

A . Ruang praktek
B . Kamar pas.
Peralatan :
1. Lemari pajangan 7.Lemari kain
2. Tempat cuci tangan 8. Mesin obras
3. Tempat tas 9. Meja setrika
4. Meja kerja 10.Meja guru
5. Mesin jahit kaki 11. Kursi gur
6. kursi

3. Tujuan dan Fungsi Laboratorium Tata Busana

Tujuan pengadaan laboratorium adalah agar dapat menunjang efektifitas

pengajaran. Guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran keterampilan tata

busana di sekolah maka sekolah dipandang sangat perlu untuk

mengoptimalisasikan peran dan fungsi laboratorium dalam kegiatan belajar

mengajar. Dengan demikian, diharapkan laboratorium keterampilan tata busana

bisa menunjang efektifitas dan keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar di


sekolah, dengan peeralatan dan ruang yang menunjang.

Seperti yang diutarakan oleh R. Widodo dkk (1983:2), dalam Yoyo Sumantri

(1988:12):

“Laboratorium keterampilan harus meningkatkan belajar, harus


memberikan pengajaran yang menyenangkan dan memuaskan. Dengan
menerapkan kondisi-kondisi di lapangan kerja, maka laboratorium akan
mampu mempersiapkan peserta didik atau mahasiswa pada dunia nyata dari
lapangan kerja”.

Adapun fungsi laboratorium tata busana adalah:

1. Melaksanakan pendidikan praktikum dan praktek untuk membimbing

peserta didik dalam bidang praktek keterampilan tata busana.

2. Melaksanakan pembinaan bekerja untuk membiasakan praktikan memiliki

suasana kehidupan kerja.

3. Melaksanakan pembentukan kepribadian yang kritis, kreatif, wirausaha, dan

mandiri dalam bidang keterampilan tata busana.

4. Pengelolaan Laboratorium Tata Busana

Pengelolaan laboratorium harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk

kelancaran pelaksanaan proses pembelajaran di laboratorium. Ruang lingkup

pengelolaan laboratorium dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan, yaitu

kegiatan yang bersifat akademis dan kegiatan yang bersifat administrasi. Kegiatan

yang bersifat akademis meliputi proses kegiatan pembelajaran, sedangkan

kegiatan yang bersifat administrasi menyangkut pembukuan sarana dan prasarana

laboratorium.

4.1. Ruangan Laboratorium Tata Busana

Laboratorium dibuat untuk menampung sejumlah peserta didik, dengan

kata lain dibuat dengan daya tampung tertentu. Disamping itu, peralatan yang

berada didalamnya juga harus direncanakan untuk dapat digunakan dalam

menunjang seluruh program pengajaran yang kegiatannya harus dilakukan di


laboratorium. Oleh karena itu, di dalam mengatur kegiatan laboratorium harus

diadakan penjadwalan yang memungkinkan seluruh program kegiatan peserta

didik yang harus diselenggarakan di laboratorium dapat dilaksanakan.

Dilihat dari segi pengambilan keputusan kuantitatif maupun kualitatif

perencanaan ruang laboratorium, harus diselaraskan dengan pertimbangan-

pertimbangan utama sebagai berikut:

1) Sasaran belajar

2) Pengaturan pendidikan (misalnya jadwal waktu)

3) Ukuran kelompok

4) Jenis ruangan

5) Keuangan yang tersedia

Apabila keadaan tidak mengizinkan sekolah membangun jenis-jenis

ruangan yang ideal, guru dapat memutuskan sendiri prioritas jenis-jenis ruang

yang disebut diatas dengan mempertimbangkan dana yang tersedia dan lahan yang

tersedia.

Ruang laboratorium selain ditunjang dengan peralatan harus ditunjang

juga dengan keselamatan dan keamanan kerja, maka dari itu dibuatlah peraturan

dalam praktek di laboratorium. Setiap laboratorium yang sesuai dengan

keilmuannya memiliki peraturan bagi yang akan melakukan praktek. Demikian

juga dengan laboratorium tata busana, memiliki peraturan yang harus di

laksanakan oleh semua peserta didik. Peraturan ini dibuat agar keselamatan dan

keamanan kerja terwujudkan dalam kegiatan di laboratorium, maka peserta didik

yang akan praktikum di laboratorium perlu memperhatikan hal-hal yang

disebutkan dibawah ini:

1) Tidak diperkenakan mengoperasikan mesin tanpa izin

2) Senantiasa menggunakan jas laboratorium

3) Memakai sepatu dengan tumit rendah dan tertutup.


4) Tidak menggunakan perhiasan yang berlebihan.

5) Rambut di ikat rapih. Bagi yang berkerudung gunakan bahan yang nyaman

dan diikat rapih.

6) Kuku jari tidak boleh panjang.

7) Mesin selalu dimatikan bila tidak digunakan.

8) Tidak meninggalkan sisa-sisa potongan kain atau benang di lantai.

9) Tidak membawa makanan dan minuman dalam ruangan.

10) Gunakan selalu perlengkapan menjahit dengan benar.

Ruangan dan peralatan laboratorium harus terpelihara dengan baik dan

aman, agar ruangan dan peralatan terpelihara dengan baik dan keamanan terjaga,

maka setelah menggunakan ruangan dan peralatan yang perlu diperhatikan adalah:

1) Ruangan setelah dipergunakan, ditinggalkan dalam keadaan bersih dan rapih.

2) Perlengkapan yang telah dipergunakan, diletakkan dan disusun kembali pada

tempatnya dengan baik dan rapih.

3) Jika ada air dan barang cair yang tumpah di lantai harus segera dipel atau

dikeringkan.

4) Periksa dahulu peralatan yang berhubungan dengan listrik untuk mencegah

hal-hal yang tidak diinginkan.

5) Setiap peserta didik harus mengetahui tempat dan cara mempergunakan alat

pemadam kebakaran.

6) Pengecekan terakhir harus dilakukan dengan teliti mengenai peralatan yang

berkaitan dengan listrik, gas dan air.

7) Ruangan harus dikunci dengan baik oleh laboran, guru atau peserta didik yang

diserahi tugas.

4.2. Pengadministrasian Alat dan Bahan di Laboratorium Tata Busana

Peralatan praktikum adalah sarana pokok dari kegiatan praktikum, dengan


kata lain adalah berbagai macam barang yang dipergunakan secara langsung atau

tidak langsung dalam kegiatan praktikum. Dalam perencanaan pengadaan

peralatan yang digunakan untuk praktikum harus diselaraskan dengan tujuan

belajar atau sasaran belajar dan pertimbangan lainnya

Mengadministrasi alat dan bahan yaitu mencatat jumlah atau banyaknya alat

dan bahan yang ada. Ini merupakan kewajiban petugas tertentu pada suatu badan

pemerintah atau badan swasta mengadministrasi semua barang milik badan

tersebut untuk mengetahui keadaannya setiap waktu diperlukan.

Pengadministrasian pada dasarnya dapat dilakukan oleh staf administrasi sekolah,

bersama-sama dengan pengadministrasian barang inventaris dan bahan untuk

keperluan sekolah. Akan tetapi, jenis atau nama alat dan bahan laboratorium

sangat banyak, spesifikasi setiap jenis atau nama dapat bermacam-macam.

Spesifikasi ini perlu diketahui yaitu jenis atau nama alat, jumlah atau banyaknya

alat, bahkan nama perusahaan yang memproduksi atau menjualnya.

Pengadministrasian alat dan bahan laboratorium tata busana sebaiknya dilakukan

oleh yang menggunakan alat-alat tersebut, yaitu guru atau orang yang terlatih

khusus untuk menjadi petugas laboratorium tata busana seperti teknisi

laboratorium atau asisten laboratorium atau laboran.

Hal-hal yang paling penting dicatat ialah nama alat, jumlah atau

banyaknya, spesifikasinya dan tanggal pengadaannya atau tanggal alat

dikeluarkan dari catatan. Disamping itu, untuk memudahkan mengadaan kembali

alat sejenis dan permintaan bantuan jika ada masalah, perlu juga dicatat nama

pabrik pembuat atau nama perusahaan penjualnya dan kode alat pabrik atau

perusahaan tersebut.
Administrasi laboratorium merupakan salah satu yang harus dikelola oleh

laboratorium. Pengelolaan laboratorium seyogyanya dilengkapi dengan daftar

inventaris alat, buku petunjuk praktikum dan penunjangnya, daftar hadir

praktikum, buku laporan jenis praktikum yang dilakukan, alat penilaian

praktikum, jadwal praktikum, rancangan system pengelompokan praktikum,

rancangan alat-alat yang akan digunakan dalam satu periode tertentu, dan daftar

peminjaman alat. Adapun penjelasan lebih lanjut dari poin-poin di atas, adalah

sebagai berikut:

1. Daftar inventaris alat

Daftar inventaris alat digunakan untuk mendata atau menginventarisir alat

yang terdapat di laboratorium. Sehigga akan memudahkan pengelolaan

prasarana yang ada untuk dikelola dengan sebaik-baiknya. Di bawah ini

adalah contoh daftar alat atau inventaris alat.

Table 2.1
Daftar Alat

KONDISI
NO NAMA ALAT JUMLAH Terawat Tdk Terawat
1 Mesin jahit 20 20
2 Meja Mesin Jahit 20 20
3 Mesin Obras 10 10
4 .Gunting 30 30
5 Mistar 30 30
6 Kapur 2 pak 2 pak
7 Benang
8 Jarum
Sumber. Daftar inventaris alat MAN Majalaya

2. Buku petunjuk praktikum dan penunjangnya.

Buku petunjuk praktikum akan digunakan pada saat proses pembelajaran di

laboratorium yang akan memudahkan praktikum. Pedoman praktikum

meliputi:
a. Tujuan praktikum,

b. Materi praktikum,

c. Waktu pelaksanaan praktikum, meliputi materi praktikum, tempat praktikum,

tugas praktikum dan hasil praktikum.

d. Praktikum, praktikum yang dilakukan meliputi, tujuan, tempat, waktu,

metode, hasil praktikum dan prosedur praktikum, sedangkan buku penunjang

praktikum berupa buku sumber yang digunakan sebagai sumber tambahan

materi untuk lebih memperkaya materi yang disampaikan dengan lebih

mendetail.

3. Daftar hadir praktikum.

Daftar hadir praktikum meliputi daftar hadir peserta didik yang akan

praktikum, absensi peserta didik dan absensi laboran. Daftar hadir peserta

didik yang akan praktikum digunakan sebagai bukti bahwa peserta didik hadir

pada saat praktikum di laboratorium dan mengikuti praktikum sesuai dengan

praktikum yang akan dilakukan. Dibawah ini adalah contoh daftar peserta

didik yang akan praktikum:

Table 2.2
Daftar praktikum peserta didik

NAMA PESERTA
NO TANDA TANGAN KETERANGAN
DIDIK
1
2
3

Absensi peserta didik hampir sama dengan daftar hadir peserta didik.

Absensi peserta didik digunakan untuk mengabsen peserta didik secara


keseluruhan, baik peserta didik yang mengikuti praktikum ataupun tidak

mengikuti praktikum. Dibawah ini adalah contoh absensi peserta didik :

Table 2.3
Daftar Absensi

NO NAMA PESERTA A I S KETERANGAN


DIDIK
1
2
3

Absen laboran atau teknisi laboratorium digunakan sebagai bukti

laboran hadir pada saat praktikum di laboratorium dan membantu pada

saat praktikum di laboratorium.

4. Buku laporan jenis praktikum yang dilakukan

Buku laporan jenis praktikum yang dilakukan, digunakan sebagai pedoman

praktikum yang dilakukan di laboratorium, laporan praktikum, bahan

evaluasi pembelajaran, serta akan memudahkan pemenuhan kebutuhan

peralatan dan bahan apa saja yang dibutuhkan untuk praktikum.

Table 2.4
Daftar laporan prkatikum

Pokok Bahasan No Percobaan Nama Alat Jmlh alat


Busana tunik 1 - Pecah model penggaris 1bh/pesdik
- meletakan pola diatas jarum pentul 25bh/pesdik
kain, memotong dan gunting 1bh/pesdik
merader. rader 1bh/pesdik
- Menjahit sesuai ilangkah karbon 1bh/pesdik
kerja mesin jahit 1bh/2pesdik

2
3
Sumber . Kartiasa Nyoman (2006:36)
5. Alat penilaian praktikum

Alat penilaian praktikum digunakan untuk menilai tugas produk peserta didik

dari hasil praktikum yang dilakukan.

Table 2.5.
Daftar Penilaian
Nama Tugas :
Tanggal Pemberian Tugas:
No Nama Peserta Didik Aspek yang dinilai
Kerapihan Kebersihan Ketepatan wkt

6. Jadwal praktikum

Jadwal praktikum digunakan untuk memudahkan pelaksanaan praktikum dan

lebih teratur pelaksanaannya.

7. Rancangan sistem pengelompokan praktikum.

Rancangan sistem pengelompokan praktikum digunakan untuk membuat

kelompok belajar peserta didik pada saat pembelajaran praktikum di

laboratorium.

8. Rancangan alat-alat yang akan digunakan dalam satu periode tertentu.

Rancangan alat-alat yang akan digunakan dalam satu periode tertentu,

dilakukan untuk memudahkan pemenuhan peralatan yang digunakan

praktikum dalam satu waktu misalnya satu semester. Sehingga akan

memudahkan pelaksanaan praktikum dan pengelolaan peralatan di

laboratorium

9. Daftar Peminjaman Alat

Daftar peminjaman alat ini digunakan untuk mencatat peralatan yang

dipinjam oleh peserta didik pada saat praktikum.

Tabel 2.6
Daftar Peminjaman Alat

Tgl No Nama Peserta Didik Nama Alat Jmlh Ket


10. Pencatatan keluar masuk alat dan bahan.

Pencatatan alat sebaiknya dipisahkan dari pencatatan bahan. Setiap nama alat

atau bahan yang spesifikasinya tertentu dicatat pada suatu halaman atau satu

kartu terpisah dari halaman.

Nama alat :
Spesifikasi :

Nama pabrik/Perusahaan :
Kode Pabrik/Perusahaan :
Jumlah Tanggal Harga Uraian Masuk Keluar Sisa

Gambar 2.4.Contoh kartu pencatatan alat/bahan

Pengadaan alat atau bahan dapat ditinjau dari dua keadaan yang berbeda yaitu:

1. Pengadaan untuk laboratorium baru, ynag alat-alat dan bahan-bahannya

belum ada

2. Melengkapi atau mengganti alat yang rusak atau bahan yang sudah habis

terpakai atau bahan ynag sudah habis waktu pakainya (kadaluarsa) pada

laboratorium yang sudah ada.

Beberapa kriteria dalam memilih alat-alat laboratorium tata busana, adalah :

1) Alat berkualitas baik, tidak mudah rusak sehingga dapat berfungsi dalam

waktu yang lama. Misalnya mesin jahit, mesin obras, mesin neci dan mesin

bordir.

2) Alat tahan peserta didik, maksudnya, alat ini tidak mudah rusak jika

digunakan oleh peserta didik, karena sudah umum diketahui peserta didik

sering bersikap kurang berhati-hati. Misalnya, gunting kain, gunting kain

sebaiknya terbuat dari besi dan pegangan gunting tidak terbuat dari plastik,

sehingga tidak mudah pecah.

3) Alat ukur, ketelitiannya memadai. Misalnya: pita ukuran, penggaris panggul,


penggaris segitiga, penggaris panjang dan penggaris pendek.

4) Untuk keperluan demonstrasi, alat seharusnya berukuran cukup besar

sehingga hal-hal yang perlu diperhatikan peserta didik dapat dilihat dengan

jelas oleh semua peserta didik. Alat yang digunakan untuk demonstasi bisa

saja menggunakan alat peraga langsung, misalnya paspop atau menggunakan

media visual seperti menggunakan OHP (Over Head Projector) atau OHT

(Over Head Transparans)

5) Semua alat perlu ada jaminan (garansi) dari pembuat atau pemasok yang

menyatakan bahwa kerusakan dijamin dalam keadaan bekerja selama waktu

tertentu

6) Frekuensi pengguna alat yang digunakan, alat yang hanya digunakan sekali

atau beberapa kali dalam kurun waktu peserta didik belajar di sekolah.

Misalnya penggunaan jarum mesin jahit, dalam praktek menjahit.

Jumlah kebutuhan peralatan dimasing-masing ruang tergantung pada:

1. Fungsi peralatan

2. Jenis kegiatan yang dilakukan

3. Jumlah pemakai

4. Luas ruangan

5. Ukuran setiap peralatan.

Rumus sederhana untuk menghitung kebutuhan jumlah peralatan adalah:


JA = JS
SA

Sumber:Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (2003:32)

Keterangan:
JA = Jumlah Alat
JS = Jumlah peserta didik/kelompok
SA = jumlah alat/peserta didik

4.3. Pelaksanaan Pengajaran di Laboratorium Tata Busana


Pelaksanaan pembelajaran keterampilan tata busana di laboratorium
meliputi pelaksana proses pembelajaran di laboratorium dan penjadwalan.

a. Pelaksana Proses Pembelajaran

Pelaksanaan pengajaran di laboratorium melibatkan guru, laboran dan

peserta didik. Guru merupakan instruktur utama dalam pembelajaran praktek di

laboratorium.

Kinerja guru dalam pelaksanaan pengajaran di laboratorium adalah :

1) Guru memberikan penjelasan tentang ketentuan belajar di laboratorium.

2) Guru menjelaskan prosedur keselamatan kerja dan cara menghindari

kerusakan alat praktek yang digunakan atau akibat kecelakaan.

3) Guru memberikan lembaran tugas atau kerja dan petunjuk penggunaannya.

4) Guru memperlihatkan benda peraga atau model produk keterampilan yang

akan dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

5) Guru mengawasi peserta didik yang sedang berlatih dan memberi bantuan

yang dibutuhkan.

6) Guru mencatat kemajuan dan kekeliruan peserta didik secara umum.

7) Guru mencatat dan menilai kemajuan yang telah dicapai setiap peserta didik.

8) Guru menjawab setiap pertanyaan peserta didik.

9) Guru memberikan dorongan untuk bekerja dengan baik dan berprestasi.

10) Guru memberikan demonstrasi menggunakan alat dan bahan praktek yang

benar

11) Guru mengawasi efesiensi penggunaan bahan praktek oleh peserta didik.

12) Guru mengawasi penggunaan alat-alat praktek oleh peserta didik.

13) Guru memberikan penjelasan umum tentang keberhasilan dan kekurangan

yang dilakukan peserta didik pada akhir jam praktek.

14) Guru memberikan penilaian terhadap hasil praktek peserta didik.

Setiap laboratorium memerlukan satu tenaga pembantu laboratorium atau

teknisi laboratorium, untuk membantu guru dalam proses pembelajaran di


laboratorium. Orang yang membantu di laboratorium disebut teknisi laboratorium

dan asisten laboratorium atau laboran, yang dikemukakan oleh Nyoman Kartiasa

(2006:35).

Teknisi laboratorium (tool man) adalah orang yang memiliki pendidikam

jurusan sains, biologi, tata boga, tata busana dan jurusan bidang ilmu tertentu

lainnya selama 1, 2, dan 3 tahun (diploma 1, 2, dan 3) dalam pengetahuan dan

keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membantu guru melakukan

pekerjaan di laboratorium, termasuk mereparasi sampai tingkat kesukaran

tertentu. Ia harus memahami azas kerja berbagai jenis alat sehingga dapat

melakukan perbaikan-perbaikan terbatas terhadap beberapa jenis alat-alat

laboratorium, khususnya pada laboratorium tata busana.

Asisten laboratorium atau laboran adalah orang yang berpendidikan

Sekolah Menengah Atas (SMA) jurusan sains dan matematika, tata busana, tata

boga dan jurusan ilmu tertentu lainnya yang memperolah keahlian dan

keterampilan melalui magang di sekolah yang menggunakan tenaganya.

Jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seorang teknisi laboratorium

dan laboran dapat meliputi pekerjaan-pekerjaan berikut :

1) Menyiapkan alat-alat untuk percobaan peserta didik dan demonstrasi oleh

guru atau oleh peserta didik.

2) Memelihara alat-alat dan memeriksa jumlah alat-alat dan bahan

3) Memasang dan membongkar alat-alat yang perlu di bongkar dan di pasang.

4) Menyiapkan larutan pelumas mesin, apabila dalam praktikum membutuhkan.

5) Membantu guru di dalam laboratorium

6) Memeriksa keadaan alat-alat dan memisahkan alat-alat yang baik dan rusak

dan melaporkan keadaan seperti itu kepada penanggung jawab laboratorium.

7) Memperbaiki alat-alat sampai tingkat kesulitan tertentu dan membuat alat-

alat sederhana yang dapat dibuat menggunakan perkakas yang tersedia di


bengkel atau di laboratorium

8) Memeriksa ketersediaan bahan-bahan habis pakai dan mengusulkan

pengadaannya atau pembeliannya, jika dipandang perlu.

9) Mengadministrasikan alat dan bahan yaitu mencatat penerimaan dan

pengeluaran alat.

10) Menangani pengumpulan laporan.

11) Memberikan laporan ringkasan kehadiran dan hasil penilaian laporan

praktikum oleh asisten kepada dosen.

12) Membuat penjadwalan praktikum dengan melakukan koordinasi dengan

laboran lainnya.

13) Merencanakan biaya pengeluaran biaya praktek

Peserta didik sebagai praktikan di laboratorium. Praktikan adalah

seseorang yang mengikuti praktek.

Kinerja peserta didik di laboratorium yaitu:

1) Peserta didik hadir setiap kali ada praktek di laboratorium.

2) Peserta didik hadir tepaat waktu setiap praktek.

3) Peserta didik mengikuti petunjuk dan contoh yang diberikan oleh guru

dengan penuh konsentrasi dan kesungguhan.

4) Peserta didik mengerjakan tugas-tugas praktek yang diberikan guru.

5) Peserta didik bertanya dan menyelesaikan kesulitan yang dihadapi bersama

guru.

6) Peserta didik memiliki lembaran tugas atau kerja dan format-format yang

diberikan guru.

7) Peserta didik mengerjakan tugas selesai tepat pada waktu yang telah

ditentukan oleh guru.

Selain pelaksana pembelajaran yang ada di laboratorium tata busana,

kegiatan yang ada di laboratorium tata busana adalah:


1) Proses pembelajaran.

2) Mengadakan pertemuan periodik untuk komunikasi antar guru,

3) Menjadwalkan penggunaan laboratorium,

4) Mengadakan pemeliharaan keadaan laboratorium secara keseluruhan,

5) Melakukan pemeliharaan preventif alat dan bahan,

6) Melakukan perbaikan alat yang rusak yang masih bisa diperbaiki di

laboratorium,

7) Melakukan perbaikan dengan menggunakan jasa orang lain ,

8) Mengidentifikasi alat dan bahan yang ada dalam keadaan rusak (tidak bekerja

atau tidak dapat dipergunakan), agar pemakai dapat mengetahui lebih awal

alat dan bahan yang siap dan tidak siap digunakan,

9) Mengadministrasi (mencatat) alat dan bahan untuk mengetahui jumlah alat

yang ada, yang masih baik dan yang rusak,

10) Mengadministrasi uang untuk keperluan sehari-hari kegiatan pembelajaran

( jika laboratorium mempunyai dana tersendiri),

11) Mengadakan atau membeli alat yang diperlukan,

12) Membuat alat yang dibuat sendiri dengan alat dan bahan yang ada di sekolah,

yang dapat dibuat sendiri oleh guru atau oleh peserta didik ,

13) Menerima dan memeriksa alat datang,

14) Melakukan langkah-langkah yang diperlukan agar kegiatan-kegiatan di

laboratorium dapat berlangsung dengan aman dan terhindar dari kecelakaan,

15) Mencatat (dalam buku harian) kejadian-kejadian yang dianggap penting untuk

dicatat, yaitu terjadinya kecelakaan, alat yang pecah, hilang atau rusak,

diterimanya alat baru dan hal-hal lain yang dianggap penting.

Semua kejadian dicatat dalam buku harian. Sebaiknya digunakan satu

buku untuk satu laboratorium. Disarankan catatan harian tersebut berisi hal-hal

sebagai berikut:
1) Tanggal dan waktu (jam) kejadian,

2) Uraian singkat jenis kegiatan,

3) Uraian singkat cara mengatasinya, jika uraian tersebut dianggap perlu,

4) Nama dan tanda tangan orang (orang-orang) yang menangani.

Semua kegiatan yang disebut di atas, tentu harus ada penanggung

jawabnya atau pelaksananya. Pembagian tugas tentulah dilakukan secara

musyawarah seluruh staff yang terlibat dalam pendidikan tata busana. Dalam hal-

hal tertentu tentu harus ada koordinasi dengan kepala sekolah agar keputusan yang

diambil tidak bertentangan dengan kebijakan umum sekolah.

b. Penjadwalan Penggunaan Laboratorium

Pada umumnya sekolah di Indonesia tidak memiliki jumlah ruang

laboratorium yang cukup, sehingga setiap kelas/guru yang memerlukan

laboratorium untuk pembelajaran tidak dapat secara bersama-sama

menggunakannya, oleh karena itu, diperlukan penjadwalan yang baik agar setiap

kelas dapat menggunakannya secara bergantian. Banyak hal yang perlu

dipertimbangkan dalam menyusun jadwal penggunakaan laboratorium tata busana

ini, yaitu:

1) Lamanya sekolah dibuka setiap hari sekolah (hari kerja). Dari sini dapat

dihitung berapa jumlah jam yang dapat digunakan setiap minggu termasuk

waktu senggang/jeda semester,

2) Banyaknya kelas yang memerlukan laboratorium,

3) Banyaknya jam pelajaran setaip minggu untuk setiap kelas yang menggunkan

laboratorium,

4) Banyaknya pertemuan (sesi) untuk mata pelajaran tata busana, jika dalam satu

minggu lebih dari 2 (dua) jam pelajaran maka guru biasanya guru

memecahnya menjadi 2 (dua) pertemuan atau lebih,

5) Perlu adanya waktu senggang atau jeda bagi ruang laboratorium ketika
pergantian jam pelajaran dari kelas per kelas. Sebab, petugas laboratorium

perlu menyiapkan peralatan dan alat yang digunakan. Kecuali kelas yang

menggunakan laboratorium tersebut sama atau paralel, maka petugas tidak

perlu menyiapkan peralatan kembali karena peralatan yang akan digunakan

oleh kelas berikutnya sama,

6) Pada jadwal pelajaran (jadwal umum) pada hari yang sama diusahakan agar

tidak ada 2 (dua) kelas yang menggunakan laboratorium dalam periode yang

sama. Karena jika hal itu terjadi maka akan ada satu kelas ynag tidak

kebagian menggunakan laboratorium kecuali jika tersedia lebih dari satu

ruang laboratorium yang sejenis.

7) Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas maka penyusunan jadwal

penggunaan laboratorium akan lebih mudah. Tugas membuat jadwal

penggunaan laboratorium dapat diserahkan kepada seorang guru atau lebih

dari seorang guru. Guru yang diberi tugas membuat jadwal penggunaan

laboratorium tersebut harus juga terlibat dalam penyusunan jadwal secara

umum agar dapat mengakomodasi pada pembuatan jadwal umum.

4.4. Strategi Optimalisasi Penggunaan Laboratorium Tata Busana

Guna lebih mengoptimalkan pengelolaan laboratorium tata busana perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Letak Bangunan Laboratorium Tata Busana

Laboratorium hendaknya terletak terpisah dari ruangan untuk pelajaran

teori, sehingga pada waktu pelajaran teori, peserta didik tidak terganggu oleh

kebisingan dari ruang laboratorium, atau sebaliknya apabila proses pembelajaran

dilakukan di ruangan laboratorium suara dari luar ruangan laboratorium tidak

mengganggu proses pembelajaran di laboratorium. Apabila tidak memungkinkan

jalan keluar yang dapat dilakukan yaitu dengan mempergunakan bahan pelapis
dinding yang kedap suara. Sebagai pelengkap ruangan yang perlu diperhatikan

sebaiknya tersedia ruang gudang dan kamar kecil, sehingga akan menghemat

pemakaian waktu dan tenaga siswa.

2) Luas laboratorium Tata Busana

Luas laboratorium hendaknya disesuaikan dengan jumlah siswa dan jenis

kegiatan. Luas ruangan yang dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk

laboratorium tata busana seperti yang ada dalam Modul Perkuliahan Stategi

Belajar Mengajar, (2005:58). Luas laboratorium tata busana adalah

3,21 m²/peserta didik. Ukuran tersebut diperoleh dengan memperhatikan ukuran

tubuh peserta didik, sikap berdiri dan duduk pada waktu bekerja, ukuran meja,

kursi, lemari dan tempat penyimpanan yang lain dan jarak antara satu meja kerja

dengan meja kerja yang lain. Efisiensi pengaturan alat-alat perlengkapan harus

diperhatikan juga karena merupakan faktor yang paling penting sehingga

memungkinkan guru dan para siswa dapat bekerja dengan hasil maksimum,

peralatan yang digunakan untuk praktek keterampilan tata busana dalam keadaan

baik dan siap pakai atau tidak dalam keadaan rusak.

Di bawah ini adalah contoh jarak antara meja kerja dengan aktifitas peserta

didik di laboratorium.

Gambar 2.5. Jarak antara meja kerja denga aktivitas peserta didik
Sumber : Eva B Gonjales. (1968:14) dalam Yuni Astianingsih. (1998)
3) Kebersihan dan Kesehatan

Usahakan laboratorium selalu dalam keadaan bersih dan rapih, untuk

mencapai kebersihan harus diperhatikan pemeliharaan ventilasi supaya keadaan

dalam ruangan tetap nyaman. Sumber air harus memenuhi syarat kesehatan.

Saluran air bersih dan kotor harus diperhatikan. Tempat sampah dan proses

pembuangannya harus terjaga kesehatannya. Penerangan dan cahaya harus cukup

terang, sehingga peserta didik dapat bekerja dengan baik dan nyaman serta proses

pembelajaran keterampilan tata busana di laboratorium dapat berjalan dengan

lancar.

4) Keamanan dan kebebasan

Supaya peserta didik dapat bekerja dengan aman, lantai laboratorium

sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak licin dan tahan noda serta rata, misalnya

dari teraso kasar. Apabila laboratorium menggunakan alat-alat listrik, hendaknya

diperhatikan instalasi listrik terletak pada tempat yang tidak membahayakan.

Peralatan laboratorium diletakkan dengan baik tidak mengganggu lalu lintas,

memberi kesan teratur, aman dan menyenangkan, sehingga akan menjamin

keamanan bagi instrumen, alat-alat perlengkapan, dan bahan-bahan cadangan

yang sangat penting bagi laboratorium.

5) Keindahan

Ruangan laboratorium tetap dituntut segi keindahan dari ruangannya,

mulai dari pemilihan warna cat tembok dan aksesoris ruangan seperti meja, kursi,

gorden, lemari dan rak buku atau peralatan laboratorium, sehingga akan

memberikan suasana pandangan yang menyenangkan dan dapat memberikan

dorongan untuk belajar peserta didik. Keindahan ruangan laboratorium bukan

hanya untuk memenuhi kebutuhan secara psikis saja, tetapi memenuhi kebutuhan

psikologi peserta didik yaitu memberikan kesan teratur, aman, dan

menyenangkan, sehingga proses pembelajaran tata busana tidak membuat anak


bosan dan terus semangat untuk menggali kreatifan peserta didik.

6) Fasilitas laboratorium

Fasilitas laboratorium sangat dibutuhkan untuk kelancaran proses

pembelajaran di laboratorium. Fasilitas laboratorium terdiri atas sebagai berikut :

a) Perabot yang terdiri atas meja, kursi, bangku, rak, alat (mesin jahit, mesin

obras dan mesin neci) dan bahan-bahan praktikum.

b) Perkakas yang terdiri dari gunting, penggaris, obeng, pengepres (setrika), dan

alat penunjang menjahit.

c) Alat peraga yang terdiri dari atas model bagan, buku, gambar, paspop, dan

patung orang

d) Kotak obat, lengkap dengan obat-obat yang lazim dibutuhkan misalnya ada

peserta didik yang mengalami kecelakaan dalam bekerja di laboratorium.

e) Alat pemadam kebakaran yang dipergunakan apabila terjadi kebakaran.

7) Pemahaman Tentang Penggunaan Alat Laboratorium

Penggunaan alat laboratorium memerlukan pemahaman-pemahaman yang

dapat mendukung kelancaran proses pembelajaran praktikum di laboratorium.

Pemahaman tantang penggunaan alat laboratorium yaitu :

a) Menguasai nama alat

b) Mengetahui kegunaan nama alat

c) Mengetahui spesifikasi alat

d) Mengetahui toleransi alat

Ciri-ciri laboratorium yang optimal penggunaannya adalah:

a) Efisiensi pemakaian ruangan berkisar antara 60% - 80%.

b) Program kerja ruangan terlaksana secara tuntas.

c) Pengelola dan staf ruangan atau laboratorium mendapat kepuasan yang

optimal.

Anda mungkin juga menyukai