Anda di halaman 1dari 111

Diktat Kuliah

Kinematika
Teknik

Muksin Rasyid Harahap


Staf Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik UISU

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Islam Sumatera Utara
2003
1
diktat kuliah kinematika teknik
Kata Pengantar

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah subahana Wataäla bahwa diktat

kuliah Kinematika Teknik edisi pertama ini telah dapat diselesaikan penulisannya.Diktat

kuliah Kinematika Teknik ini sengaja dibuat untuk membantu mengefektifkan dan

mengefisienkan proses pembelajaran mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

UISU Medan. Sedangkan materi dari diktat ini telah disesuaikan dengan kurikulum yang

berlaku yaitu bagaimana cara menghitung, menaganalisa gerakan, kecepatan dan

percepatannya dari suatuengine ataupun machine.

Kami mengharapkan kepada seluruh pembaca agar dapatlah kiranya memberikan kritikan

dan saran yang membangun guna perbaikan, untuk lebih sempurnanya isi maupun penulisan

dari diktat kuliah ini.

Akhirnya kepada seluruh teman yang turut membantu penulisan diktat ini baik secara moril

maupun material, langsung atau tidak langsung kami mengucapkan banyak terima kasih dan

semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2003

Penulis

2
diktat kuliah kinematika teknik
muksin RASYID harahap

Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang………………………………………………………………..1
2. Tujuan…………………………………………………………………………2
3. Batasan Masalah………………………………………………………………3

Bab 2 Manajemen Mutu Perusahaan


1. Mutu Produk dan Jasa………………………………………………………..4
2. Permintaan Mutu…………………………………………………………….15
3. Produktivitas…………………………………………………………………18
4. Faktor Yang Mengendalikan Mutu…………………………………………..22

Bab 3 Sistem Mutu Terpadu


1. Sistem Pendekatan Terhadap Mutu………………………………………….26
2. Pengembangan Sistem Mutu…………………………………………………29
3. Biaya Mutu…………………………………………………………………..33

Bab 4 Strategi Manajemen Mutu


1. Pengorganisasian Mutu………………………………………………………40
2. Target Terhadap Mutu………………………………………………………..45

Bab 5 Teknologi Rekayasa Mutu


1. Teknologi Mutu………………………………………………………………51
2. Teknologi Kendali Proses…………………………………………………….58
3. Teknologi Informasi Mutu……………………………………………………61

Bab 6 Pengujian Dan Evaluasi Bahan Teknik


1. Mekanisme Kerusakan………………………………………………………..70
2. Mengenal Kerusakan Produk…………………………………………………71

Bab 7 Statistika Mutu


1. Distribusi Frekwensi…………………………………………………………..94

Bab 8 Pengendalian Mutu Suatu Ikhtisar

3
diktat kuliah kinematika teknik
Daftar Rujukan

-------------------------

Satu
Pendahuluan

1 - 1 Latar Belakang

Kinematika dan Dinamika Permesinan adalah suatu bidang studi yang membahas

tentang gerakan relatif dari bagian-bagian engine dan machine, merupakan salah satu

pokok yang utama dipertimbangkan oleh para perancang, kemudian dilanjutkan

dengan membahas gaya-gaya yang bekerja pada bagian-bagian engine dan machine

serta gaya-gaya yang timbul akibat dari pergerakan tersebut. Sedangkan Kinematika

dan Dinamika I adalah suatu cara atau metode untuk menganalisis setiap gerakan pada

berbagai mekanisme dalam menentukan kecepatan dan percepatan titik-titiknya baik

secara analitis maupun grafis. Untuk mendukung perkuliahan Kinematika dan

Dinamika I perlu adanya pengetahuan yang cukup tentang mata kuliah Fisika,

Matematika dan Menggambar Teknik dimana penekanannya diutamakan pada prinsip-

prinsip yang fundamental agar dapat mencakup teori dasar yang lebih luas, maka

konstruksi-konstruksi khusus sebaiknya harus dikurangi.

4
diktat kuliah kinematika teknik
Perhatian utama harus ditujukan pada penyajian prinsip-prinsip dengan cara yang

sederhana sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh mahasiswa terutama melalui

soal-soal yang relevan terhadap kejadian yang sebenarnya seperti

1. Mekanisme torak

2. Mekanisme empat batang

3. Mekanisme mesin Powel

4. Mekanisme equivalen

5. Dan roda gigi

1 - 2 Tujuan

Mengingat langkanya buku-buku yang berhubungan dengan Kinematika dan Dinamika

Permesinan terutana yang berbahasa Indonesia, adalah merupakan alasan utama

penulisan buku diktat ini, agar mahasiswa dapat lebih mudah memahami dan

menganalisi berbagai kasus-kasus pergerakan komponen-komponen engine maupun

machine.

Disamping itu bahwa Kinematika dan Dinamika I ini adalah merupakan lanjutan dari

pembahasan dari materi Fiksika mekanika teruma yang berhubungan dengan masalah

vektor. Diktat ini diharapkan dapat membantu memenuhi keperluan mahasiswa yang

bersipat praktis sebagai pegangan dalam perkuliahan.

1 - 3 Batasan Masalah

Mengingat kompleknya persoalan pada Kinematika dan Dinamika Permesinan ini,

maka dibuat suatu batasan penulisan yaitu hanya mencakup sejauh kebutuhan

kurikulum serta silabus dari mata kuliah Kinematika dan Dinamika I saja, walaupun

5
diktat kuliah kinematika teknik
secara teoritis harus didukung disiplin ilmu yang masih berkaitan dengan mata kuliah

tersebut diatas.

--------------------------

Catatan

Kinematika Teknik

6
diktat kuliah kinematika teknik
Bagian Dua
Konsep Dasar Kinematika

2 - 1 Kinematika Mesin

Adalah merupakan suatu pengetahuan tentang gerak relatif dari bagian-bagian mesin

seperti lintasan, kecepatan dan percepatan.

2 - 2 Dinamika Mesin

Adalah ilmu yang membahas tentang gaya-gaya yang bekerja pada bagian-bagian dari

pada mesin beserta gerakan gerakan yang ditimbulkan oleh gaya-gaya tersebut.

2 - 3 Mesin

Mesin adalah merupakan alat untuk pengkonversian dari suatu energi yang terdiri dari

sejumlah benda yang bergerak maupun tidak bergerak, berada diantara tenaga dan

kerja yang harus disinkronkan. Seperti motor listrik merubah energi listrik menjadi

energi mekanis atau sebaliknya.

Pada motor bensin setiap piston, batang torak dan poros engkol bekerja sebagai mesin

untuk mentransmisikan energi panas pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar.

7
diktat kuliah kinematika teknik
Energi mekanis adalah hasil kali dari gaya yang bekerja pada piston dengan panjang

langkahnya. Kemudian dipindahkan ke poros engkol dalam bentuk putaran yang

merupakan hasil kali momen dan sudut dari putaran poros.

2 - 4 Diagram Kinematis

Untuk mempelajari pergerakan dari bagian-bagian mesin, biasanya dibuat gambar

bagian-bagian tersebut dalam bentuk skets dengan demikian hanya bagian-bagian yang

akan memberi efek pada gerakannya yang diperhatikan. Umpamakan satu unit motor

bensin in line terdiri dari bantalan, poros engkol, dinding silinder, batang torak dan

piston. Batang penghubung adalah merupakan istilah yang diberikan pada setiap benda

yang mempunyai gerakan relatif satu terhadap yang lain. Bagian dari mesin yang tidak

bergerak ini serta berfungsi untuk mendukung bagian yang bergerak dinamakan

dengan kerangka.

B C

Gambar. 2 - 1 Diagram kinematis

Pada gambar tersebut diatas bahwa posisi kecepatan dan percepatan sudut dari batang

akan tergantung pada panjang jari-jari engkol dan batang torak dan tidak dipengaruhi

oleh lebar atai ketebalan dari batang hal inilah yang dikenal dengan diagram kinematis.

2 - 5 Mekanisme

8
diktat kuliah kinematika teknik
Rantai kinematis adalah sebuah sistem dari batang-batang penghubung berupa benda

kaku dalam keadaan kaku atau digabungkan bersama ataupun saling bersinggungan

sehingga memungkinan untuk saling bergerak relatif satu terhadap yang lainnya.

apabila satu dari batang penghubung tetap dan gerakan dari sebarang batang

penghubung yang

lain ke posisi yang baru akan menyebabkan setiap batang yang lain bergerak menuju

posisi tertentu maka sistem tersebut dinamakam rantai kinematis yang dibatasi. Jika

salah satu dari batang penghubung ditahan dan gerakan dari batang penghubung yang

lain ke posisinya yang baru tidak akan menyebabkan setiap batang penghubung yang

lain bergerak ke posisi tertentu, maka sistem tersebut dinamakan rantai kinematis tak

terbatas.

Suatu mekanisme atau rangkaian batang penghubung adalah suatu ratai kinematis

terbatas sebab jika batang penghubung ditahan tetap, piston dan batang torak masing -

masing telah mempunyai posisi yang tertentu untuk setiap pergerakan poros engkol

jadi rangkaian seperti ini dinamakan rantai kinematis terbatas yang lazim disebut

mekanisme.

Gambar. 2 - 2 Struktur

Selanjutnya perhatikan gambar tersebut diatas dimana ketiga batang penghubung

disatukan satu sama lain dan susunannya tidak membentuk satu rantai kinematis karena

9
diktat kuliah kinematika teknik
tidak ada gerakan dari bagian-bagiannya relatif satu terhadap yang lainnya sehingga

assembling seperti ini bukanlah mekanisme akan tetapi adalah suatu struktur atau

ikatan.

Mesin adalah merupakan suatu mekanisme yang dapat memindahkan berbagai macam

gaya dan motor listrik adalah mesin akan tetapi apakah bisa dikatan dengan

mekanisme jawabnya adalah iya karena motor listrik bisa dibuat mekanisme empat

batang

Meskipun semua mesin adalah mekanisme tidaklah semua mekanisme merupakan

mesin karena ada mekanisme tidak memberikan kerja berguna maupun merubah energi

seperti jam dinding.

2 - 6 Pasangan

Dua benda yang saling kontak akan membentuk satu pasangan seperti sistem piston

dengan dinding silindernya dan sistem bantalan peluru (kolahar) jenis ball bearing

dimana titik kontak terjadi antara bola dengan bidang jalannya.

Dinding Piston Dinding Peluru

Gambar. 2 - 3 Simtem Pasangan

2 - 7 Bidang Gerakan

Sebuah benda memiliki bidang gerakan jika semua titik-titiknya bergerak dalam bidang

yang paralel terhadap bidang referensinya atau plane of motion serta dapat berupa

translasi, putaran dan kombinasi antara keduanya.

10
diktat kuliah kinematika teknik
2 - 8 Translasi

Suatu benda dikatakan mempunyai gerakan translasi apabila dapat bergerak

sedemikian hingga semua garis-garis lurus dalam benda tersebut bergerak mengikuti

posisi yang, sejajar. Translasi ini digolongkan atas dua jenis

a. Translasi garis lurus (rectilinier translation)

b. Translasi menurut kurva (Curviliner translation)

A B

02 04

Gambar. 2 - 4 Translasi Kurva

2 - 9 Putaran

Pada peristiwa putaran semua titik dalam benda akan selalu mempunyai jarak yang

tetap pada garis tegak lurus terhadap bidang gerakannya.

2 - 10 Translasi dan Putaran

Umumnya komponen-komponen dari mesin mempunyai gerakan kombinasi dari

translasi dengan putaran seperti halnya mekanisme torak dalam hal ini jari-jari engkol

bergerak dengan putaran sedangkan pistonnya bergerak secara translasi dimana

keduanya dihubungkan dengan batang torak yang berfungsi sebagai pengubah gerakan.

2 - 11 Gerakan Berbentuk Bola

Satu titik memiliki gerakan berupa bola apabila ia bergerak dalam ruang tiga dimensi

dan mempunyai jarak yang tetap terhadap semua titik yang sama (sambungan peluru)

11
diktat kuliah kinematika teknik
Gambar. 2 - 5 Sambungan Peluru

2 - 12 Vektor

Besaran ada dua jenis yang selalu dipergunakan dalam menyelesaikan kasus-kasus

mekanika yaitu.

a. Besaran sekalar adalah sesuatu yang hanya mempunyai besar saja seperti berat, luas

dan waktu

b. Besaran vektor adalah sesuatu yang mempunyai besar dan arah seperti kecepatan,

lintasan dan percepatan.

Suatu vektor dapat dinyatakan dengan sebuah garis lurus dan penunjukan arah panah

seperti gambar berikut.

y F

0 x

Gambar. 2 - 6 Komponen Vektor

Dengan demikian syarat untuk suatu vektor akan terdiri dari.

a. Mempunyai titik tangkap (0)

b. Mempunyai besar (h)

12
diktat kuliah kinematika teknik
c. Mempunyai arah ()

d. Mempunyai posisi ()

2-12-1. Penjumlahan vektor

Suatu vektor dapat dijumlahkan dengan cara analitis dan grafis seperti berikut

F1 R

0 F2

R= (F1)2 + (F2)2 + 2.F1F2 Cos. 

F1 R

0 F2

R= (F1)2 + (F2)2 - 2.F1F2 Cos. 

Gambar. 2 - 7 Secara Analitis

Selanjutnya apabila penjumlahan vektor akan diselesaikan secara grafis maka data-data

yang dimiliki harus dikembangkan lebih lanjut seperti F 1 = 100 m/det dan F2 = 200

m/det yang harus diskalakan terlebih dahulu umpanya 1 cm = 50 m/det dengan sudut

 = 60o

100m / det 200m / det


sehingga F1 = = 2 cm dan F2 = = 4 cm selanjutnya baru
50m / det 50m / det

dilukis sesuai dengan data yang ada.

F1 R

13
diktat kuliah kinematika teknik
60 o

0 F2

Gambar. 2 - 8 Secara Grafis

kemudian ukur panjang garis resultan umpamanya 9 cm baru dikalikan kembali dengan

50 m/det sehingga diperoleh besar resultan R = 9 cm . 50 m/det = 450 m/det.

Penjumlahan vektor secara grafis ini ada dua macam yaitu dengan metode jajaran

genjang dan segitiga. Metode jajaran genjang dilakukan seperti penyelesaikan kasus

diatas sedangakan metode segitiga adalah seperti gambar berikur.

R = F1 + F2 F1

0 F2

Gambar. 2 - 8 Metode Segitiga

Bila F1 = F2 akan tetapi berlawana arah, maka resultannya akan menjadi nol

(setimbang) dari gambar segitiga tersebut diatas apabila arah R dibuat berlawanan arah

maka akan diperoleh dan hal ini berarti benda dalam keadaan setimbang karena

resultan gaya = 0. Dari uraian tersebut diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

benda dikatakan dalam keadaan setimbang apabila.semua vektor saling menutup dan

satu arah.

2-12-2. Pengurangan vektor

Pengurangan vektor teutama yang memiliki garis kerja yang tidak melalui satu sumbu

biasanya dengan membuat salah satu dianta vektor tersebut bertanda negatif

F1

14
diktat kuliah kinematika teknik
F2

O F1

R = F 1 - (-F2) - F1

Gambar. 2 - 9 Pengurangan Vektor

2-12-3. Penggabungan Dan Penguraian Dari Vektor

Penggabungan menyatakan penambahan sekaligus dari beberapa vektor sehingga

diperoleh resultan akhir, hal ini sangat penting karena sejumlah vektor yang

digabungkan akan mempunyai satu harga resultannya. Sedangkan penguraian berarti

menyatakan pemecahan vekor ke dalam sejumlah komponen yang tak terbatas sebagai

contoh sebuah komponen horijontal dan vertikal dan jika sebuah vektor diuraikan

kedalam dua komponen, maka tiap komponen mempunyai besar dan arah kemudian

apabila dua dari empat besarannya diketahui maka dua yang lain dapat dihitung.

F3

F1 F2

O F3

F1

R = F 1 + F2 + F3 F2

Gambar. 2 - 10 Penggabungan Vektor

15
diktat kuliah kinematika teknik
F3 F2 F2

F1

F3

Gambar. 2 - 11. Penguraian Vektor

Soal.

1. Uraikan sebuah vektor F1 yang mempunyai besar 40 N dan arah 130o kearah dalam

dua vektor F2 dan F3, F2 mempunyai arah 80o dan F3 mempunyai arah 210o dengan

gaya adalah 1 cm = 20 N. Tentukanlah besar dari vektor F2 dan F3.

2. Uraikan suatu vektor T yang mempunyai besar 100 N dengan arah 120 o ke dalam

sedangkan dua vektor lainnya yaitu R = 60 N dan S = 132 N

3. Dua vektor masing masing F1 = 100 N dan F2 = 300 N teletak pada posisi 45o dan

180o terhadap sumbu koordinat. Tentukan besarnya resultan kedua gaya tersebut

secara analitis dan grafis.

4. Perhatikan ketiga vektor berikut kemudian jumlahkan dengan tiga posisi serta

bandingkan resultan yang didapat

F3

F1 F2

-----------------------

16
diktat kuliah kinematika teknik
Catatan

Kinematika TeknikI

17
diktat kuliah kinematika teknik
Bagian Tiga
Pusat Sesaat

Banyak cara untuk menentukan kecepatan dalam suatu mekanisme dan salah diantaranya

adalah dengan pusat sesaat. Kecepatan adalah sesuatu yang sangat penting, karena ia akan

18
diktat kuliah kinematika teknik
mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang diberikan,

sebagai contoh pembuatan suatu suku cadang. Daya adalah hasil kali antara gaya dengan

kecepatan, jadi untuk pemindahan dari sejumlah daya yang ditentukan gaya dan tegangan

dalam batang penghubung dari sebuah mekanisme dapat dikurangi dengan merubah

kecepatan melalui perubahan ukuran dari batang penghubungnya, disamping itu juga bahwa

gesekan dan kerusakan pada bagian mesin tergantung juga pada kecepatan .

Pada waktu menentukan kecepatan dalam sebuah mekanisme yang terdiri dari beberapa

batang penghubung, kita akan dapat menentukan harga-harganya untuk beberapa posisi

sesaat, disamping itu juga kita akan dapat melihat bahwa setiap batang penghubung yang

mempunyai gerakan dalam satu bidang dapat dianggap berputar sesaat terhadap beberapa

titik dalam bidang gesek tersebut dan untuk beberapa batang penghubung pusat putaran ini

akan tetap diam dimana pusat putaran lainnya bergerak yang banyak digunakan untuk

menunjukkan pusat putaran suatu benda pada suatu saat.

3 - 1 Pusat Sesaat

Sebuah pusat sesaat adalah

1. Sebuah titik dalam suatu benda dimana benda lain berputar terhadapnya baik tetap

maupun tidak tetap

2. Sebuah titik sekutu yang terletah pada dua benda yang mempunyai kecepatan linier

yang sama baik besar maupun arahnya.

3-2 Pusat Sesaat Pada Sebuah Sambungan Pena

Dalam suatu rangkaian batang penghubung empat batang, seperti gambar berkut tiap

pena merupakann sebuah pusat sesaat, dan dianggap anggota yang tidak bergerak

19
diktat kuliah kinematika teknik
adalah benda 1titik A dan B pada benda 2 mempunyai kecepatan linier yang

diketahui arahnya.

A 3

w 2 4

O2 1 O4

Mengingat bahwa kecepatan linier dari semua titik dalam sebuah benda yang berputar

adalah tegak lurus terhadap jari-jari dari putarannya, maka kita dapat

menggambarkan dalam bentuk garis putus-putus tegak lurus terhadap kecepatannya

seperti terlihat pada gambar berkut. Titik perpotongan dari kedua garis putus-putus

adalah pusat sesaat 1-2 sebuah titik pada benda , dimana benda 2 berputar. Jadi jika

arah kecepatan linier dari dua buah titik dalam suatu benda dikethui, maka pusat

sesaatnya akan dapat ditentukan dengan anggapan bahwa titik-titik ini tidak terletak

pada garis radial yang sama.

VA B VB

A 2

12

3-3 Menentukan Pusat Sesaat Untuk Benda Yang Meluncur

20
diktat kuliah kinematika teknik
Gambar berikut menunjukkan benda 2 meluncur dalam sebuah alur yang berbentuk

lingkaran serta terletak pada benda 1, akibatnya tiap titik pada peluncur 2 akan

bergerak sepanjang jalur melingkar yang pusatnya terletak pada sebuah titik pada

benda 1 dan oleh karena itu titik 1-2 adalah merupakan pusat sesaat dari benda

tersebut.

gambar

Kemudian peluncur yang bergerak sebagai garis lurus, maka jari-jari putarannya akan

terdiri dari garis-garis yang sejajar dimana perpotongannya terletak pada tempat yang

tidak terhingga, maka pusat sesaat 1-2 akan terletak pada tempat yang tidak terhingga

baik diatas atau dibawah putaran.

3-4 Menentukan Pusat Sesaat Benda Yang Menggelinding

Apabila suatu disk menggelinding tanpa slip diatas batang penghubung 1 yang

mungkin diam ataupun bergerak, titik 1-2 adalah pusat sesaat untuk benda 1 dan 2,

jadi 1-2 adalah titik dalam benda 1 dimana benda 2 berputar sesaat. Akan tetapi bila

benda 1 tetap dan disk bergerak searah jarum jam aeperti gambar berikut, maka titik

pusat O dari disk akan mempunyai sebuah kecepatan VO

V P/P VO

VP w2

21
diktat kuliah kinematika teknik
P

O V0

12

3- 5 Menentukan Pusat Sesaat Mekanisme Yang Kontak Langsung

Komponen garis singgung dari kecepatan P2E dan P4F adalah P2F dan P4M dan jika

titik kontaknya tidak terletak pada satu garis sumbu komponen garis singgung tidak

akan sama dan luncuran akan terjadi. Oleh karena itu gerakan relatif yang mungkin

dapat dipunyai oleh benda 2 dan 4 pada titik kontaknya adalah terletak dalam arah

garis tangensial sekutunya dan pusat dari putaran relatifnya, pusat sesaat dari 24

haruslah terletak sepanjang garis normal sekutunya.

gambar

3-6 Pusat Sesaat Yang Utama

Semua pusat sesaat yang dapat diperoleh hanya dengan meneliti secara sepintas yang

disebut pusat seaat utama. Adalah penting bagi mahasiswa untuk mampu mengenal

hal tersebut diatas sehingga dapat menentukan pusat-pusat sesaat dengan

menggunakan teori Kennedi.

3 - 7 Centrode

beberapa pusat sesaat dari suatu putaran dalam kerangka yang diam adalah titik-titik

pusat yang diam, sedangkan ada kemungkinan pusat-pusat sesaat akan terus menerus

berubah tempatnya pada waktu suatu mekanisme bergerak melalui berbagai fase.

22
diktat kuliah kinematika teknik
Jalur dari sebuah pusat sesaat yang bergerak akan merupakan sebuah grafik yang

tidak terputus-putus yang dikatan sebuah centrode

gambar

Centrode yang terletak pada benda yang tidak bergerak disebut centrode yang tetap

diam dan yang terletak pada benda yang bergerak dikatakan centrode yang bergerak

----------------------------

23
diktat kuliah kinematika teknik
Catatan

Kinematika Teknik

24
diktat kuliah kinematika teknik
Bagian Empat
Kecepatan Dan Percepatan

3 - 1 Type Benda Kaku

a. Translasi lurus

Batang Torak

Piston Pena

Silinder

b. Translasi kurva

Tuas

Lintasan

25
diktat kuliah kinematika teknik
c. Rotasi

B’

A A’

d. Gerak bidang yang umum

Batang Torak

Piston Pena engkol

3 - 2 Kecepatan Dan Percepatan Linier

Tidak ada pergerakan dari A ke B dan perpindahannya adalah = R dimana kecepatan

R dR
titik tersebut adalah V = Lim = =R
t dt

B R

R2 A

R1

V = kecepatan = R, dan V adalah turunan pertama dari lintasan

Sedangkan percepatan titik tersebut adalah.

V dV d ( dR ) d 2V
A = Lim = = = =R
t dt dt ( dt ) dt 2

dimana A adalah turunan kedua dari lintasan

26
diktat kuliah kinematika teknik
dr ds
V= = = kecepatan
dt dt

dV d ( ds / dt ) d 2s
a= = = = percepatan
dt dt dt 2

Kecepatan Sudut

d
 = ( adalah laju perubahan sudut)
dt

Percepatan sudut

d
 = ( adalah laju perubahan kecepatan sudut)
dt

3 - 3 Analisa Kecepatan

3-3-1 Kecepatan relatif

Kecepatan dari suatu titik terhadap titik lain (titik kedua) dimana kedua titik tersebut

dalam keadaan tidak bergerak (diam).

Y VB

V BA B VA

-V A -VB VAB

-VA -VB

Titik A dan titik B bergerak pada suatu bidang datar xy dengan demikian dapat

dikatakan bahwa VA = adalah kecepatan dari pada titik A dan VB = adalah kecepatan

dari titik B. Selanjutnya akan ditentukan kecepatan relatif dari titik B terhadap titik A

27
diktat kuliah kinematika teknik
dan dengan menggunakan batasan diatas maka kecepatan relatif titik B terhadap A, bila

kecepatan titik A = 0 (diam). Untuk mendapatkan titik A yang diam, maka pada titik A

harus diberikan besar kecepatan yang sama akan tetapi dengan arah yang berlawanan.

Jumlah dari VB dengan -VA

Translasikan -VA sehingga bergantung dengan VB, dengan metode jajaran genjang akan

didapat resultan kedua kecepatan tersebut adalah merupakan kecepatan relatif dari titik

B terhadap titik A.

VBA = -VA + VB dan VAB = -VB + VA

atau VB = VA  VBA dan VA = VB  VAB

dimana. VA = kecepatan absolut dari titik A

VB = kecepatan absolut dari titik B

VAB = kecepata relatif dari titik A terhadap titik B

VBA = kecepata relatif dari titik B terhadap titik A

Dengan cara yang sama akan diperoleh juga besar dari B kearah VAB, pada titik berat -

VB (sama besar akan tetapi berlawamnan arah dengan VB). VB ditranslasikan sehingga

membentuk jajaran genjang dengan VA dan resultan antara VA dan VB adalah

merupakan kecepatan relatif titik A terhadap B.

VAB = - VB  VA dan VA = VB  VA

Contoh.

Perhatikan rangkaian vektor berikut.

- VB VA A - VB B VB

28
diktat kuliah kinematika teknik
V AB

VA A VB B - VB

V AB - VB

Jadi VB = VA  VBA dan VA = VB  VAB

3-3-2 Persamaan Kecepatan Relatif

Persamaan ini berlaku untuk setiap dua titik yang bergerak bebas atau berada dalam

satu benda yang kaku. Kecepatan relatif dua buah titik pada satu batang kaku ataupun

penghubung seperti diperlihatkan pada gambar berikut.

YB B

OB = R 

0 xB

 = kecepatan sudut batang OB


 = posisi batang OB

Koordinat titik B.

xB = R . Cos .  ……………………………………………………………………..(1)

yB = R . Sin . ………………………………………………………………………(2)

Dari persamaan (1) akan diperoleh.

dx B d dR
= R (- Sin .  ) + Cos .  ……………………………………………(3)
dt dt dt

29
diktat kuliah kinematika teknik
d dR
dimana =  dan =0
dt dt

Dari persamaan (2) didapat.

dy B d dR
= R . Cos .  + Sin .  ………………………………………………..
dt dt dt

(4)

dR
dimana R adalah panjang batang yang konstan  =0
dt

Dari persamaan (3) tersebut diatas diperoleh.

dxB
= VBx = - R . Sin .  .   - R .  . Sin . 
dt

Dari persamaan (4) didapat

dy B
= Vby = - R . Cos .  .   - R .  . Cos . 
dt

VBx = kecepatan titik B pada sumbu x

VBy = kecepatan titik B pada sumbu y

VB = (V B x ) 2  (V B y ) 2

VB = (  R. . Sin. ) 2  ( R.. . Cos. ) 2

VB = R 2 . 2 . Sin 2 .  R 2 . 2 . Cos 2 .

VB = R 2 . 2 ( Sin 2 .  Cos 2 . )

VB = R 2 . 2 .1

VB = R. 

VBy VB

30
diktat kuliah kinematika teknik

O V Bx

Bila  searah dengan  maka gerakannya akan dipercepat dan apabila 


berlawana arah dengan  maka gerakannya diperlambat dan sebagao contoh
perhatikanlah gambar berikut.

Y V B = R.  VBy = R.  .Cos. 

V Bx = R.  .Sin.  90o- 

O X

R. . Sin.
tan  = = tan 
R. . Cos.

 =  VB  OB maka

VB =  .R dan VB  OB
Sebagai kesimpulan.

Bahwa suatu batang penghubung dimana salah satu ujungnya dapat berputar bebas dan

ujung yang lain dibuat engsel maka kecepatan sebarang titik pada batang

tersebut,

adalah sebagai berikut.

1. Kecepatannya =  .R
2. Letaknya  dengan batang yang bersangkutan

3. Gerakannya searah dengan putarannya atau kecepatan sudutnya


31
diktat kuliah kinematika teknik
4. Dan  akan selalu searah dengan VB
Contoh Soal. Nomor 1

Diketahui suatu batang OA dengan data-data sebagai berikut AB = 20 cm, BC = 30

cm, CD = 20 cm dan OD = 20 cm dan  sebesar 25 rad/s. Kenmudian tentukanlah


besar kecepata masing-masing VA, VB, VC dan VD.

O 

Penyelesaian.

Dengan menggunakan rumus V =  .R


dimana. V = Kecepatan setiap satu titik

 = Kecepatan sudut
2. . n
= rad/s
60

R = Jarak titik pusat rotasi dari engsel

VA =  . OA  VA = 25 rad/s .(20+30+20+20) cm

= 2250 rad.cm/s (  OA searah jarum jam)

VB =  . OB  VB = 25 rsd/s .(30+20+20) cm
= 1750 rad.cm/s (  OB searah jarum jam)

VC =  . OC  VC = 25 rsd/s .(20+20) cm
32
diktat kuliah kinematika teknik
= 1000 rad.cm/s (  OC searah jarum jam)

VD =  . OD  VD = 25 rsd/s .(20) cm

= 500 rad.cm/s (  OD searah jarum jam)

Contoh Soal.Nomor 2

Diketahui suatu benda berbentuk empat persegi panjang OABD dengan ukuran OA =

30 cm dan AB = 40 cm bergerak dengan kecepatan sudut sebesar 20 rad/s. Hitunglah

semua kecepatan titik pada benda tersebut.

C VC B

VB

O w A

VA

Penyelesaian.

VA =  .OA  VA = 20 rad/s .30 cm


= 600 rad/s (  OA cw)

VB =  .OB dimana OB = OA 2  AB 2

= 30 2  40 2

= 50 cm

VB = 20 rad/s . 50 cm

= 100 rad/s (  OB cw)

VC =  .OC  VC = 20 rad/s .40 cm


33
diktat kuliah kinematika teknik
= 800 rad/s (  OA cw)

Apabila diselesaikan secara grafis

Contoh Soal Nomor.3

Suatu batang kaku dengan panjang 60 cm berputar dengan kecepatan sudut 20 rad/s

searah jarum (cw) salah satu ujungnya bergerak bebas sedangkan ujung yang lain

adalah engsel. Hitung kecepatan titik A, B, C dan D apabila jarak masing-masing 15

cm

Penyelesaian.

Tentukan dulu kecepata titik A

VA =  . OA
= 20 rad/s . 60 cm

= 120 rad/s

Buat skala kecepatan 1 cm = 400 rad/s

1200rad / s
Jadi besar VA = = 3 cm (  OA)
400rad / s

VD D

VC B

VB A

VA

Dari gambar diukur masing-masing panjang garis sehingga besar kecepatan.


34
diktat kuliah kinematika teknik
VB = 2 cm . 400 rad/s

= 800 rad/s

VC = 1,5 cm . 400 rad/s

= 600 rad/s

VD = 1,0 cm . 400 rad/s

= 400 rad/s

Soal.

1. Perhatikan gambar salib sumbu berikut panjang batang OA = 100 cm dan BC = 60

cm berputar dengan kecepatan 1500 puataran per menit berlawanan putaran jarum

jam. Hitung dan gambarkan besar kecepatan semua titik

B C

2. Dua buah titik A dan B yang terletak pafda sebuah garis radial dari suatu

lempengan yang berputar kedua titik tersebut memiliki jarak 5 cm. Kecepatan titik

A = 500 rad/s dan titik B = 600 rad/s. Tentukanlah panjang jari-jari putaran dari

kedua titik tersebut

35
diktat kuliah kinematika teknik
3. Sebuah benda bergerak sejauh 750 mm dengan kecepatan tetap 1,5 m/s.

Tentukanlah waktu yang dibutuhkan dalam detik

4. Suatu pesawat terbang A terbang langsung ke Utara pada kecepatan 700 km/jam

dan pesawat B terbang ke Timur dengan kecepatan 550 km/jam. Tentukan

kecepatan A relatif terhadap B dan B relatip terhadap A, kemudian lukiskan arah

dari vektor-vektor pergerakannya.

-----------------------

Catatan

Kinematika Teknik

36
diktat kuliah kinematika teknik
Bagian Lima
Kecepatan Relatif
37
diktat kuliah kinematika teknik
Untuk menentukan kecepatan linier dari titik-titik pada sebuah mekanisme dapat dilakukan

dengan menggunakan pusat sesaat serta dengan cara menguraikan vekto-vektor kecepatan

komponen-komponennya.

4 - 1 Menetukan Kecepatan dengan Metode Pusat Sesaat

Dalam menetukan kecepatan linier dengan metoda pusat sesaat maka prinsip-prinsip

dasar berikut harus diperhatikan

a. Besarnya kecepatan linier dari titik pada suatu benda yang berputar adalah

sebanding dengan jari-jari putarannya.

b. Kecepatan linier dari sebuah titik adalah selalu tegak lurus terhadap jari-jari

putarannya

c. Suatu pusat sesaat adalah suatu titik sekutu dari dua buah benda yang bersinggungan

dan mempunyai dua buah kecepatan linier yang sams baik besar maupun arahnya.

Dan sebagai contoh mari kita perhatikan mekanisme berikut

1. Mekanisme Engkol Peluncur

gambar

2. Mekanisme Penghubung 4 Batang

38
diktat kuliah kinematika teknik
gambar

3. Mekanisme Nok

gambar

gambar

Sebelumnya telah dijelaskan beberapa analisa tentang kecepatan dalam suatu sistem

rangkaian batang penghubung dengan menggunakan metoda pusat sesaat, sedangkan

metoda selanjutnya adalah dengan menggunakan konsep kecepatan relatif dan paling

penting jika dalam suatu sistem rangkaian batang penghubung analisa percepatan harus

dilakukan

39
diktat kuliah kinematika teknik
4 - 1 Hubungan Kecepatan Antara Dua Titik

yB B

R
yA A  

x
xA xB
xA R Cos 

x B = xA+R Cos 

Koordinat titik A = xA dan yA  xB = xA + R Cos ……………………………..(1)

Koordinat titik B = xB dan yB  yA = yA + R Sin …………………………… .(2)

Persamaan (1) dan (2) didefrensiasi terhadap waktu

dx B dx A d d
= - R.sin.  .  =
dt dt dt dt

VBx = Vax -  .R.Sin.  ………………………………………………………….(3)


dy B dy A d
= +  .R.Cos.    =
dt dt dt

VBy = VBy +  .R.Cos.  …………………………………………………………(4)

Resultan.

VB = VBx  VBy

= (VAx  VBx)  (  .R.Cos.    .R.Cos.  )

= VA   .R

VB = VA   .R

40
diktat kuliah kinematika teknik
y

w.R w.R.Cos 

 V Ay VA

w.R.Sin  B V Ax

A 

O x

V B = VA   .R
w.R

VA

A 

O x

 . R. Sin.
tan  = = tg   = 
 . R. Cos.

Jadi  .R  AB

41
diktat kuliah kinematika teknik
A

VB = VA   .R

Bila titik A tidak berubah posisi maka  VA = O

Selanjutnya apabila AB berputar dengan A sehingga sumbu putar VB =  .R


Oleh karena titik A tetap (diam)

 VB = Kecepatan relatif titik b terhadap A = VBA

VBA =  .R
Untuk dua titik pada sebuah batang kaku berlaku persamaan

VB = VA + VBA atau VB = VA +  .R
 .R  dengan batang AB
4-2 Penggunaa Persamaan Kecepatan Relatif

4-2-1 Mekanisme Torak

Gambar berikut adalah suatu rangka kinematika dari satu sistem mekanisme torak

engkol

w 3

2  B

O2 1

Keterangan gambar rangka kinematika diatas adalah

O2A adalah batang (link) 2

AB adalah batang (link) 3

42
diktat kuliah kinematika teknik
Fondasi adalah batang (link) 1

w pada batang 2 adalah kecepatan sudut

Analisa

Pertama adalah batang 2

w2 VA2

2 

O2

Titik A bergerak bebas sedangkan O2 berada pada posisi yang tetap sehingga

Rumus. VA = .R

VA2 =  2 . R  searah dengan   O2A

VA2 = VA3 sebab titik A dari batang 2 sama dengan titik dari batang 3

Kedua adalah batang 3

w V A2 3

2  B V B3

O2 1

V A2 3

43
diktat kuliah kinematika teknik
B V B3

Gerakan slider

Batang 3 (AB)  titik A dan B sama-sama bergerak

sehingga rumus adalah sebagai berkut

VB = VA   . R atau VB3 = VA3   2. R

VB3 = VA3   3. AB

VB3 = VA3  VB3A3

VB = kecepatan torak (piston) bergerak arah mendatar

VB3 = VA2  O2A  searah gerakan 2

VB3A3 =  3. AB (  batang AB)

Poligon kecepatan

w 3 Arah VB3A3 (VB/A)  AB

2  B

O2 1 V B3 Arah VB3 slider

OV VB3A3 (VB/A)

VA2 Arah VA2 = VA3  O2A

Metode melukiskan rangka kinetik dari mekanisme torak adalah sebagai berikut

1. Tentukan skala mekanisme


44
diktat kuliah kinematika teknik
2. Lukis garis mendatar untuk titik O2 dan b

3. Pada ujung kiri tentukan letak titik O2

4. Dari O2 buat garis O2A dengan sudut  yang dibuat dengan harga sebenarnya

5. Dari titik A buat lingkaran dengan jari-jari AB sehingga memotong garis lintasan

dari torak berupa garis mendatar di titik B

6. Hubungkan titik A dengan B sehingga didapat batang AB

7. Gambar atau diagram kinematis mekanisme torak akan diperoleh

Contoh Soal Nomor. 1

Diketahui suatu mekanisme torak atau tiga batang dengan data-data sebagai berikut.

O2A = 3 m

AB =6m

 = 45 derajat sudut

 = 10 rad/s (cw)

1
AG3 = AB (titik berat batang tiga)
2

Tentukanlah besar dan arah kecepatan semua titik dari mekanisme tersebut diatas

Penelesaian.

Untuk memudahkan menggambar mekanisme terlebih dahulu dibuat sekalanya sesuai

dengan perbandingan yang ideal, dalam hal ini 1 cm = 1 m

w G

45 o B

O2 VB

OV V G VB/A
45
diktat kuliah kinematika teknik
VA Poligon kecepatan

Analisa kecepatan

VA =  . O2
= 10 rad/s . 3 m

= 30 m/s

Slaka kecepatan 1 cm = 10 m/s

30 rad / s
Jadi besar VA = 10 rad / s = 3 cm (  O2A)

Selanjutnya dengan mengukur panjang garis dari gambar poligon kecepatan dapat

dihitung besar masing-masing.

 VA = 30 m/s

 VB = 2,8 cm . 10 m/s

= 28 m/s

 VB/A = 2,4 cm . 10 m/s

= 24 m/s

Letak titik berat batang tiga adalah setengah dari panjang batang berarti akan sama

1
halnya = . Panjang garis VB/A
2

1
= .2,4 cm
2

= 1,2 cm (ditarik dari ujung V A) kemudian hubungkan dengan OV

Dengan cara yang sama seperti diatas maka besar kecepatan dari titik G dapat

dihitung

 VG = 2,6 cm .10 m/s

46
diktat kuliah kinematika teknik
= 26 m/s

Contoh Soal Nomor. 2

D A C

w G

45 o B

O2 VD

VA VC

VB/A Poligon kecepatan

V B VG OV

Seperti gambar mekanisme diatas dan perhatikan dengan seksama

O2A = 3 cm

AB = 6 cm

AG = 3 cm

AD = 1 cm

AC = 1 cm

 = 45 derajat sudut

 = 20 rad/s (ccw)

Tentukanlah besar dan arah kecepatan semua titik yang terdapat pada mekanisme

tersebut

Penyelesaian

Analisa kecepatan

VA =  . O2

47
diktat kuliah kinematika teknik
= 20 rad/s . 3 cm

= 60 cm/s

Skala kecepatan dipilih 1 cm = 20 cm/s

60 rad / s
Jadi besar VA = 20 rad / s = 3 cm (  O2A)

Selanjutnya dengan mengukur panjang garis dari gambar poligon kecepatan dapat

dihitung besar masing-masing.

 VA = 60 cm/s

 VB = 2,8 cm . 20 cm/s

= 56 cm/s

 VB/A = 2,4 cm . 20 cm/s

= 48 cm/s

Letak titik G, C dan D pada poligon kecepatan ditentukan dengan cara sebagai berkut

1
o Titik G = . Panjang garis VB/A
2

1
= .2,4 cm
2

= 1,2 cm (ditarik dari ujung VA) kemudian hubungkan dengan OV

1
o Titik C = . Panjang garis VA
3

1
= . 3 cm
3

= 1 cm (ditarik dari ujung VA) kemudian hubungkan dengan OV

1
o Titik D = . Panjang garis VB/A
6

48
diktat kuliah kinematika teknik
1
= . 2,4
6

= 0,4 cm (ditarik dari ujung V A arah keluar) kemudian hubungkan titiknya

dengan OV

Dengan cara yang sama maka besar kecepatan masing-masing adalah

 VG = 2,6 cm . 20 cm/s

= 52 cm/s

 VC = 2 cm . 20 cm/s

= 40 cm/s

 VD = 3,3 cm . 20 cm/s

= 66 cm/s

4-2-2 Mekanisme 4 Batang

Untuk menyelesaikan berbagai kecepatan pada mekanisme empat batang hampir

sama dengan mekanisme tiga batang yaitu memisahkan terlebih dahulu setiap batang

seperti berikut disebelah

A 3

w 2 4

O2 O4

Analisa mekanisme

Pertama batang 2

49
diktat kuliah kinematika teknik
V A2 A

w 

O2

VA =  .O2A (searah  dan  O2A)

Kedua batang 3

VB3 = VA  VB/A (VB3A3) posisi (  batang AB)

Ketiga batang 4

VB4 4

O4

VB4 =  4 .O4B (searah dengan  4 )

VB 4
4 = rad/s
O4 B

Poligon kecepatan

Arah VB/A  AB B

A 3

w 2 4

50
diktat kuliah kinematika teknik
O2 O4 Arah VB3  O4B

V A2

V B/A OV

V B3 Arah VA2  O2A

Cara menggambarkan mekanisme 4 batang adalah sebagai berikut

1. Lukis garis horijontal

2. Tentukan letak titik O2 dan titik O4 pada garis horijontal tersebut

3. Tentukan besar sudut  pada titik O2

4. Tentukan letak titik A pada batang 2

5. Dari titik A buat lingkaran dengan jari-jari AB

6. Selanjutnya dari titik O4 buat lingkaran dengan jari-jari O4B

7. Perpotongan kedua busur tersebut adalah merupakan letak titik B

8. Bila perlu dilukis dengan menggunakan skala

Contoh Soal Nomor. 1

Diketahui satu sistem mekanisme 4 batang dengan data-data sebagai berikut  = 60o,

AB = 8 cm, O2A = 5 cm, O4B = 7 cm, O2 - O4 = 10 cm, AG3 setengah batang AB dan

kecepatan sudutnya 30 rad/s. (cw)

Hutung besar kecepatan semua titik pada mekanisme tersebut diatas

A 3

w 2 4


51
diktat kuliah kinematika teknik
O2 O4

V B4 VB/A

OV VG

VA Poligon kecepatan

Penyelesaian

Analisa kecepatan

VA =  .O2A
= 30 rad/s . 5 cm

= 150 cm/s

Skala kecepatan 1 cm = 40 cm/s

150 rad / s
VA = 40 rad / s = 3,75 cm (  O2A)

Dengan cara mengukur panjang garis masing-masing dari poligon kecepatan akan

diperoleh besar harga dari.

 VA = 150 cm/s

 VB4 = 3,6 cm . 40 cm/s

= 144 cm/s

 VB/A = 3,5 cm . 40 cm/s

= 140 cm/s

Letak titik G, pada poligon kecepatan ditentukan dengan cara sebagai berkut

1
Titik G = . Panjang garis VB/A
2

1
= .3,5 cm
2

52
diktat kuliah kinematika teknik
= 1,75 cm (ditarik dari ujung VA) kemudian hubungkan dengan OV

Dengan cara yang sama seperti diatas maka besar harga dari titik

 VG = 3,1 cm . 40 cm/s

= 124 cm/s

 VG/A = 1,75 cm . 40 cm/s

= 70 cm/s

Contoh Soal Nomor. 2

Diketahui satu sistem mekanisme 4 batang dengan data-data sebagai berikut  =

60o,

AB = 8 m, O2A = 5 m, O4B = 7 m, O2 - O4 = 10 m, AG3 setengah batang AB,

kecepatan sudutnya 30 rad/s (ccw), kemudian AC = 2 m dan BD = 1 m

Hutung besar kecepatan semua titik pada mekanisme tersebut diatas

B D

C A 3

w 2 4

O2 VC O4

VC/A VA Poligon kecepatan

VB/A VG OV

V D/A VD VB4

Penyelesaian

53
diktat kuliah kinematika teknik
Analisa kecepatan

VA =  .O2A
= 30 rad/s . 5 m

= 150 m/s

Skala kecepatan 1 cm = 40 m/s

150 rad / s
VA = 40 rad / s = 3,75 cm (  O2A)

Dengan cara mengukur panjang garis masing-masing dari poligon kecepatan akan

diperoleh besar harga dari.

 VA = 150 m/s

 VB4 = 3,6 cm . 40 m/s

= 144 m/s

 VB/A = 3,5 cm . 40 m/s

= 140 m/s

Letak titik G, pada poligon kecepatan ditentukan dengan cara sebagai berkut

1
o Titik G = . Panjang garis VB/A
2

1
= .3,5 cm
2

= 1,75 cm (ditarik dari ujung VA) kemudian hubungkan dengan OV

AC
o Titik C = . Panjang garis VB/A
AB

2
= .3,5 cm
8

= 0,875 cm (ditarik dari ujung VA) kemudian hubungkan dengan OV

54
diktat kuliah kinematika teknik
BD
o Titik D = . Panjang garis VB/A
AB

1
= .3,5 cm
8

= 0,44 cm (ditarik dari ujung VB/A) kemudian hubungkan dengan OV

Dengan cara yang sama seperti diatas maka besar harga dari titik

 VG = 3,1 cm . 40 m/s

= 124 m/s

 VG/A = 1,75 cm . 40 cm/s

= 70 cm/s

 VD = 3,2 cm . 40 m/s

= 128 m/s

 VC = 4,2 cm . 40 m/s

= 168 m/s

 VD/A = 0,44 cm . 40 m/s

= 17,6 m/s

 VC/A = 0,875 cm . 40 m/s

= 35 m/s

4-2-3 Mekanisme Motor powel

Adalah merupakan kombinasi dari mekanisme empat batang dengan tiga batang yang

digabungkan menjadi satu kesatuan

O4 4
55
diktat kuliah kinematika teknik
B

O2 2

w A

Mekanisme 4 batang

O4 4 5

Mekanisme 3 batang

Analisa mekanisme

Pertama batang 2

VA2 =  .O2A
VA2 = VA3.

Kedua batang 3

VB3 = VA3  VB/A

Ketiga batang 4

VB4 = VB3

O4 C
VC4 = . VB4
O4 B

56
diktat kuliah kinematika teknik
Keempat batang 5

VC5 = VC4

VD5 = VC5  VD/C

CE
VE5 = VC5  .VD/C
CD

VC4 =  4 .O4C

VB4 =  4 .O4B

VC 4 VB 4
4= =
O4 C O4 B

V B 4 . O4 C
VC4 =
O4 B

O4 C
VC4 = .V
O4 B B4

Selanjutnya mekanisme 4 batang digabungkan dengan mekanisme 3 batang sehingga

bentuknya seperti berikut.

O4 B 5

w4 4 C

O2 3

w2 A

OV

V A  O2 A V D Slider

57
diktat kuliah kinematika teknik
V B/A  AB V B3 = VB4  O4B

V C/B  BC

Poligon kecepatan V C/D  CD

Soal-soal

1. Suatu motor bakar torak 4 tak dengan putaran 1500 rpm searah jarum jam berada pada

posisi 135 derajat engkol langkah isap. Panjang batang torak 300 mm dengan jari-jari

poros engkol 12 cm, sedangkan titik berat batang torak tepat berada pada tengah-tengah

batang. Hitung semua kecepatan titik dari mekanisme tersebut diatas

2. Suatu motor bakar torak 4 tak dengan putaran 1000 rpm berlawanan jarum jamberada

pada posisi 180 derajat engkol. Panjang batang torak 300 mm dengan jari-jari poros

engkol 12 cm, sedangkan titik berat batang torak tepat berada pada tengah-tengah batang.

Hitung semua kecepatan titik dari mekanisme tersebut diatas

3. Suatu motor bakar torak 4 tak dengan putaran 2000 rpm searah jarum jam berada pada

posisi 270 derajat engkol langkah kompressi. Panjang batang torak 350 mm dengan jari-

jari poros engkol 15 cm, sedangkan titik berat batang torak tepat berada pada tengah-

tengah batang. Hitung semua kecepatan titik dari mekanisme tersebut diatas

4. Perhatikan gambar mekanisme berikut

A B

2 3

58
diktat kuliah kinematika teknik
45 o

O2 O4

O2A = 12 m, AB = 10 m, O 4 = 10 m, G2 = . O2A, G3 = .AB, G4 = . O4 B

dengan kecepatan sudut 50 rad/s. Hitung semua kecepatan titik yang ada pada

mekanisme tersebut diatas.

5. Perhatikan gambar mekanisme berikut

4
o
O2 45 O4

2 3

O 2 = 15 cm, AB = 20 cm dan O 4B =10 cm. Kemudian hitung semua kecepatan

pada mekanisme diatas

6. Seperti gambar mekanisme 4 batang berikut

A 4

2 135 o

O2 O4

O2A = 10 cm, AB =30 cm, O4B = 25 cm dan semua titik berat berada pada

tengah-tengah batang. Hitung semua kecepatan titik pada mekanisme diatas


59
diktat kuliah kinematika teknik
-------------------------

Catatan

Kinematika Teknik

60
diktat kuliah kinematika teknik
Bagian Enam
61
diktat kuliah kinematika teknik
Analisa Percepatan
Sebelumnya kita melihat bagaimana suatu kecepatan linier sesaat dari setiap titik pada suatu

sistem rangkaian batang penghubung dapat ditentukan, begitu juga kecepatan sudutnya.

Dalam materi akan kita bahas cara untuk menentukan percepatan linier dan percepatan sudut

perlu untuk diketahui karena pengaruhnya pada gaya kelembaman yang selanjutnya akan

berpengaruh terhadap tegangan pada bagian-bagian dari suatu mesin, bantalan, getaran dan

suara. Analisa percepatan dari suatu mekanisme dibuat dengan menambahkan percepatan

relatif. Pada kenyataannya metoda yang akan digunakan sama dengan metoda pada

kecepatan relatif dan pada saat menggambar segi banyak kecepatan kutupnya kita beri tanda

O2, maka kutupuntuk segi bamnyak percepatan Oa . Pada suatu mekanisme garis-garis yang

ditarik dari kutup ke titik yang terletak pada segi banyak percepatan menggambarkan

percepatan mutlak dari titik-titik yang bersangkutan, dan suatu garis yang menghubungkan

tiap dua titik akan menggambarkan percepatan relatif dari titik-titik yang bersangkutan

6 - 1 Batang Kaku Satu Engsel Ujung Lain bebas

w .R

 2 .R

O2 AB

AB =  . R   . R

 2 . R = percepatan radial (rad/s)

 menuju pusat putaran


62
diktat kuliah kinematika teknik
 menuju O2

 . R = percepatan tangensial (rad/s)

 batang O2B

 searah 

Catatan.

 searah dengan  sistem akan dipercepat


 berlawanan arah dengan  sistem akan diperlambat
 konstant berarti  = 0 (tidak ada percepatan ataupun perlambatan)
6 - 2 Batang Kaku Kedua Ujung Bergerak

 .R AA

 B

 2.R
A

AB = AA  R.  2  R.  …………………………………………….(1)

Apabil titik A dianggap tidak bergerak maka AA = 0

AB = R.  2  R.  …………………………………………………..(2)

Percepatan relatif titik B terhadap A = A BA

Persamaan (2) subsitusi pada persamaan (1)

AB = AA  ABA

VBA =  .R
=  . BA

63
diktat kuliah kinematika teknik
V BA
 =
BA

(V BA ) 2
2= .BA
BA

(V BA ) 2
 2BA = .BA
BA

(V BA ) 2
 2BA =
BA

atau BA = AB = R

(V BA ) 2
 2R = ………………………………………………..(3)
BA

Persamaan (3) disubsitusi ke dalam persamaan (1) sehingga

(V BA ) 2
AB = AA   R. 
BA

(V BA ) 2
atau AB = AA   BA. 
BA

Berikut adalah cara menggambarkan poligon pecepatan untuk mekanisme 3 batang

Analisa kecepatan

VA2 =  .O2A (satuan panjang /s)


Dari gambar poligon kecepatan diperoleh harga VB dan VB/A

w 3 Arah VB3A3 (VB/A)  AB

2  B

O2 1 V B3 Arah VB3 slider

64
diktat kuliah kinematika teknik
OV VB3A3 (VB/A)

Pologon kecepatan

VA2 Arah VA2 = VA3  O2A

b A B4 Oa

A B/AT  AB/AN AB/A

A A2 sejajar dengan O2A

AB/AN sejajar dengan AB a Poligon percepatan

Analisa percepatan

AA2N =  2.O2A (satuan panjang/s2) dan sejajar O2A


AA2T =  . O2A (satuan panjang/s2) dan  AA2N

(V BA ) 2
AB = AA   BA. 
BA

(V BA ) 2
AB/AN = (satuan panjang/s2) dan sejajar dengan AB
BA

Buat skala baru untuk analisa percepatan, kemudian lukis poligon percepatan sesuai

dengan hasil perhitungan yang ada. Dimana dengan mengukur garis-garis yang ada

pada poligon akan dapat dihitung besar garga dari AB/AT, AB4 dan AB/A.

Berikutnya adalah untuk mekanisme 4 batang

A 3

2 4


65
diktat kuliah kinematika teknik
O2 O4

V A2  O2A

VB/A  AB OV

Poligon kecepatan VB3  O4B

Oa

A B4 AB4N sejajar O4B

Poligon percepatan

b A B/A AB4T  AB4N

AB/AT  AB/AN a

A B/AN sejajar AB

Contoh Soal No.1

Diketahui suatu mekanisme torak atau tiga batang dengan data-data sebagai berikut.

O2A = 3 cm

AB = 6 cm

 = 45 derajat sudut

 = 10 rad/s (cw)

1
AG3 = AB (titik berat batang tiga)
2

Tentukanlah besar dan arah kecepatan semua titik dari mekanisme tersebut diatas

Penelesaian.

66
diktat kuliah kinematika teknik
Untuk memudahkan menggambar mekanisme terlebih dahulu dibuat sekalanya sesuai

dengan perbandingan yang ideal, dalam hal ini 1 cm = 1 cm

2 3 G

45 o B

O2 VB

OV V G VB/A

VA Poligon kecepatan

b Oa

A G3

A B/AT g3 AA2N

A B/AN

Analisa kecepatan

VA =  . O2
= 10 rad/s . 3 cm

= 30 m/s

Slaka kecepatan 1 cm = 10 m/s

30 rad / s
Jadi besar VA = 10 rad / s = 3 cm (  O2A)

Selanjutnya dengan mengukur panjang garis dari gambar poligon kecepatan dapat

dihitung besar masing-masing.

 VA = 30 cm/s
67
diktat kuliah kinematika teknik
 VB = 2,8 cm . 10 cm/s

= 28 cm/s

 VB/A = 2,4 cm . 10 cm/s

= 24 m/s

Letak titik berat batang tiga adalah setengah dari panjang batang berarti akan sama

1
halnya = . Panjang garis VB/A
2

1
= .2,4 cm
2

= 1,2 cm (ditarik dari ujung V A) kemudian hubungkan dengan OV

Dengan cara yang sama seperti diatas maka besar kecepatan dari titik G dapat

dihitung

VG = 2,6 cm .10 cm/s

= 26 cm/s

Analisa percepatan

AA2N =  2. O2
= 102 . 3

= 300 cm/s2

AA2T =  .O2A
= 0. 3 cm

= 0 cm/s2

VB / A 2
AB/AN =
AB

24 2
=
6

68
diktat kuliah kinematika teknik
= 96 cm/2

Buat skala percepatan 1 cm = 100 cm/s2

300 cm / s 2
Sehingga AA2N = = 3 cm (sejajar O2A)
100 cm / s

96 cm / s 2
AB/A = N
= 0,96 cm (sejajar AB)
100 cm / s 2

Selanjutnya dari gambar poligom percepatan dapat dihitung besar masing-masing

AB/AT = 5 cm . 100 cm/s2

= 500 cm/s2

AB/a = 5,4 cm . 100 cm/s2

= 540 cm/s2

AB4 = 3 cm . 100 cm/s2

= 300 cm/s2

Sedangkan letak titik berat batang 3 dapat ditentukan dengan membuat perbandingan

1
seperti ag3 = panjang garis ab (AB/A)
2

1
= . 3,4 cm
2

= 1,7 cm (dari titik a)

Sehingga AG3 = 1,7 cm . 100 cm/s2

= 170 cm/s 2

Contoh Soal No. 2

Diketahui satu sistem mekanisme 4 batang dengan data-data sebagai berikut  = 60o,

AB = 8 m, O2A = 5 m, O4B = 7 m, O2 - O4 = 10 m, AG3 setengah batang AB dan

kecepatan sudutnya 30 rad/s. (cw)

69
diktat kuliah kinematika teknik
Hutung besar kecepatan semua titik pada mekanisme tersebut diatas

Penyelesaian.

Untuk mempermudah penyelesaian mekanisme tersebut diatas buat skala gambar

mekanisme umpamanya 1 cm = 1 m

Analisa kecepatan

VA =  .O2A
= 30 rad/s . 5 m

= 150 m/s

Skala kecepatan 1 cm = 40 m/s

150 rad / s
VA = 40 rad / s = 3,75 cm (  O2A)

Dengan cara mengukur panjang garis masing-masing dari poligon kecepatan akan

diperoleh besar harga dari.

 VA = 150 m/s

 VB4 = 3,6 cm . 40 m/s

= 144 m/s

 VB/A = 3,5 cm . 40 m/s

= 140 m/s

A 3

2 4

O2 O4

70
diktat kuliah kinematika teknik
V B4 VB/A

OV VG

VA Poligon kecepatan

Oa

Poligon percepatan AB4 AA2

A B/AN AG3 a A B4N

AB/AT AB4T

A B/A

Letak titik G3, pada poligon kecepatan ditentukan dengan cara sebagai berkut

1
Titik G3 = . Panjang garis VB/A
2

1
= .3,5 cm
2

= 1,75 cm (ditarik dari ujung VA) kemudian hubungkan dengan OV

Dengan cara yang sama seperti diatas maka besar harga dari titik

 VG3 = 3,1 cm . 40 cm/s

= 124 cm/s

 VG3/A = 1,75 cm . 40 cm/s

= 70 cm/s

Analisa Percepatan

71
diktat kuliah kinematika teknik
AA2N =  2.O2A
= 302 . 5

= 900 . 5

= 4500 m/s2

AA2T =  .O2A
=0.5m

= 0 m/s2

VB / A 2
AB/A = N

AB

140 2
=
8

= 2450 m/s2

2
V
AB4 N
= B
O4 B

144 2
=
7

= 2962 m/s2

Skala percepatan 1cm = 1000 m/s2

4500 m / s 2
AA2N =
1000 m / s 2

= 4,5 cm (sejajar dengan O2A)

2450 m / s 2
AB/AN =
1000 m / s 2

= 2,45 cm (sejajar dengan AB)

N
2962 m / s 2
AB4 =
1000 m / s 2
72
diktat kuliah kinematika teknik
= 2,962 cm (sejajar dengan O4B)

Letak titik g3, pada poligon kecepatan ditentukan dengan cara sebagai berkut

1
Titik g3 = . Panjang garis ab (AB/A)
2

1
= .4,0 cm
2

= 2 cm (ditarik dari titik a) kemudian hubungkan dengan Oa

Besar harga titik-titik yang lain dapat dilakukan dengan mengukur panjang garis

masing-masing pada poligon percepatan

AB/A = 4 cm . 1000 m/s2

= 4000 m/s2

AB/AT = 2,6 cm . 1000 m/s2

= 2600 m/s2

AB4 = 7,8 cm . 1000 m/s2

= 7800 m/s2

AB4T = 7,2 cm . 1000 m/s2

= 7200 m/s2

Ag3 = 6,2 cm . 1000 m/s2

= 6200 m/s2

6-3 Bayangan Kecepatan Dan Percepatan

Untuk setiap mekanisme pasti ada suatu bayangan terutama dalam segi banyak

kecepatan dan percepatannya yang persis seperti satu bayangan untuk tiap batang

73
diktat kuliah kinematika teknik
penghubung dalam segi banyak umpamakan titik A dan B adalah 2 titik pada sebuah

batang penghubung maka.

AB/A = AB/AN  AB/AT

Besar dari kecepatan relatifnya adalah

AB/A = ( AB / A N ) 2  ( AB / A T ) 2

= ( AB. 2 ) 2  ( AB. ) 2

= AB  4   2

Dengan memperhatkan gambar mekanisme berikut dapat ditunjukkan segi banyak

percepatan titik c yang ditentukan letaknya dengan membuat abc bayangan dari pada

ABC sehingga

ab ac bc
= =
AB AC BC

dimana satu vektor yang ditarik dari a ke b menunjukkan percepatan dari titik B

relatif terhadap A sementara itu satu vektor yang ditarik dari titik b ke a

menunjukkan percepatan dari titik A terhadap B dan pada saat menggambar

bayangan percepatan kita harus hati-hati supaya bayangan percepatan tidak

melampaui flif over. Apabila A, B dan C pada batang penghubung urutannya searah

putaran jarum jam, maka a, b dan c urutannya juga harus searah dengan putaran

jarum jam

Selanjutnya adalah untuk menghitung percepatan sudut suatu mekanisme batang

penghubung kaku adalah sama dengan percepatan tangensial dari setiap titik pada

74
diktat kuliah kinematika teknik
batang penghubung tersebut relatif terhadap setiap titik yang lain pada batang

penghubung yang sama dibagi dengan jarak dari kedua titik tersebut

AB / A T
3=
AB

Berikut adalah cara menggambarkan poligon pecepatan untuk mekanisme 3 batang

Analisa kecepatan

VA2 =  .O2A (satuan panjang /s)


Dari gambar poligon kecepatan diperoleh harga VB dan VB/A

w 3

2  B

O2 1 V B3

OV VC VB3A3 (VB/A)

Pologon kecepatan  BC melalui ujung VB

VA2  AB melalui ujung VA


b AB4 Oa

AB/AT  AB/AN AB/A Ac3

c AA2 sejajar dengan O2A

AB/AN sejajar dengan AB a Poligon percepatan

Berikutnya adalah untuk mekanisme 4 batang

75
diktat kuliah kinematika teknik
C B

A 3

2 4

O2 O4

 AC melalui ujung VA VA2  O2A

VB/A  AB VC OV Poligon kecepatan

 BC melalui ujung VB VB3  O4B

Oa

A B4 AB4N sejajar O4B

b c A B4T  AB4N

AB/AT  AB/AN a Ac 3 Poligon percepatan

AB/AN sejajar AB

Contoh Soal No. 1

Diketahui suatu mekanisme torak atau tiga batang dengan data-data sebagai berikut.

O2A = 3 cm

AB = 7 cm

 = 45 derajat sudut

 = 10 rad/s (cw)

AC = 5 cm

BC = 2,5 cm

76
diktat kuliah kinematika teknik
Tentukanlah besar dan arah percepatan semua titik dari mekanisme tersebut diatas

Penelesaian.

Untuk memudahkan menggambar mekanisme terlebih dahulu dibuat sekalanya sesuai

dengan perbandingan yang ideal, dalam hal ini 1 cm = 1 cm

Analisa kecepatan

VA =  . O2
= 10 rad/s . 3 cm

= 30 cm/s

2 3 C

45 o B

O2 VB

OV V B/A

VA Poligon kecepatan

b Oa

c A C3

A B/AT AA2N

A B/AN

Slaka kecepatan 1 cm = 10 cm/s

30 rad / s
Jadi besar VA = 10 rad / s = 3 cm (  O2A)

77
diktat kuliah kinematika teknik
Selanjutnya dengan mengukur panjang garis dari gambar poligon kecepatan dapat

dihitung besar masing-masing.

 VA = 30 cm/s

 VB = 2,8 cm . 10 cm/s

= 28 cm/s

 VB/A = 2,4 cm . 10 cm/s

= 24 cm/s

Letak titik C adalah dengan menarik garis melalui ujung VA dan VB  masing-

masing AC da BC, dimana perpotongan kedua garis tersebut dihubungkang dengan

OV sehingga diperoleh kecepatan titik C

Dengan cara yang sama seperti diatas maka besar kecepatan dari titik C dapat

dihitung

Vc = 3 cm .10 cm/s

= 30 cm/s

Analisa percepatan

AA2N =  2. O2
= 102 . 3

= 300 cm/s2

AA2T =  .O2A
= 0. 3 cm

= 0 cm/s2

VB / A 2
AB/AN =
AB

78
diktat kuliah kinematika teknik
24 2
=
7

= 82,3 cm/2

Buat skala percepatan 1 cm = 100 cm/s2

300 cm / s 2
Sehingga AA2N = = 3 cm (sejajar O2A)
100 cm / s

82,3 cm / s 2
N
AB/A = = 0,823 cm (sejajar AB)
100 cm / s 2

Selanjutnya dari gambar poligom percepatan dapat dihitung besar masing-masing

AB/AT = 5 cm . 100 cm/s2

= 500 cm/s2

AB/A = 5,4 cm . 100 cm/s2

= 540 cm/s2

AB4 = 3 cm . 100 cm/s2

= 300 cm/s2

ab ac bc
Sedangkan letak titik c adalah dengan membuat persamaan. = =
AB AC BC

ab ac 5,4 ac
=  =
AB AC 7 5

jadi ac = 3,8 cm (dijangkakan dari titik a dengan jari-jari 3,8 cm searah w)

ab bc 5,4 bc
=  = 2,5
AB BC 7

jadi bc = 1,9 cm (dijangkakan dari titik b dengan jari-jari 1,9 cm), kemudian

perpotongan kedua busur tersebut adalah merupakan letak titik c yang dicari dan

selanjutnya hubungkan titik c dengan Oa sehingga diperoleh percepatan dari pada

titik bayangan C.
79
diktat kuliah kinematika teknik
Dengan cara mengukur panjang garis AC dari gambar poligon percepatan maka

percepatan titik C adalah

AC = 4 cm . 100 cm/s2

= 400 cm/s2

Contoh Soal Nomor. 2

Diketahui satu sistem mekanisme 4 batang dengan data-data sebagai berikut  = 60o,

AB = 6 m, O2A = 5 m, O4B = 7 m, O2 - O4 = 10 m, AC = 5 m, BC = 2 m dan

kecepatan sudutnya 30 rad/s. (cw)

Hutung besar percepatan semua titik pada mekanisme tersebut diatas

C B

A 3

2 4

O2 O4

V B4

OV VC VB/A

VA Poligon kecepatan

AB4 Oa

AC AA2 AB4N

80
diktat kuliah kinematika teknik
A B/AN c a

A B/A

A B/AT A B4T

Poligon percepatan

Penyelesaian

Analisa kecepatan

VA =  .O2A
= 30 rad/s . 5 m

= 150 m/s

Skala kecepatan 1 cm = 40 m/s

150 rad / s
VA = 40 rad / s = 3,75 cm (  O2A)

Dengan cara mengukur panjang garis masing-masing dari poligon kecepatan akan

diperoleh besar harga dari.

 VA = 150 m/s

 VB4 = 3,6 cm . 40 m/s

= 144 m/s

 VB/A = 3,5 cm . 40 m/s

= 140 m/s

Letak titik C adalah dengan menarik garis melalui ujung VA dan VB  masing-

masing AC da BC, dimana perpotongan kedua garis tersebut dihubungkang dengan

OV sehingga diperoleh kecepatan titik C

81
diktat kuliah kinematika teknik
Dengan cara yang sama seperti diatas maka besar kecepatan dari titik C dapat

dihitung

Vc = 2,5 cm .40 m/s

= 100 m/s

Analisa percepatan

AA2N =  2. O2
= 302 . 5

= 4500 m/s2

AA2T =  .O2A
= 0. 5 m

= 0 m/s2

VB / A 2
AB/AN =
AB

140 2
=
6

= 3267 m/2
2
VB 4
AB4N =
O4 B

144 2
=
7

= 2962 m/s2

Buat skala percepatan 1 cm = 1000 m/s2

N
4500 cm / s 2
Sehingga AA2 = 1000 cm / s = 4,5 cm (sejajar O2A)

82
diktat kuliah kinematika teknik
N
3267 cm / s 2
AB/A = = 3,2 cm (sejajar AB)
1000 cm / s 2

2962 cm / s 2
AB4N = = 2,9 cm (sejajar O4B)
1000 cm / s 2

Selanjutnya dari gambar poligon percepatan dapat dihitung besar masing-masing

AB/AT = 5 cm . 1000 m/s2

= 5000 m/s2

AB/A = 5,4 cm . 1000 m/s2

= 5400 m/s2

AB4 = 9 cm . 1000 m/s2

= 9000 m/s2

AB4T = 8 cm . 1000 m/s2

= 8000 m/s2

ab ac bc
Sedangkan letak titik c adalah dengan membuat persamaan. = =
AB AC BC

ab ac 5,4 ac
=  =
AB AC 6 5

jadi ac = 4,5 cm (dijangkakan dari titik a dengan jari-jari 4,5 cm searah w)

ab bc 5,4 bc
=  =
AB BC 6 2

jadi bc = 1,8 cm (dijangkakan dari titik b dengan jari-jari 1,8 cm), kemudian

perpotongan kedua busur tersebut adalah merupakan letak titik c yang dicari dan

selanjutnya hubungkan titik c dengan Oa sehingga diperoleh percepatan dari pada

titik bayangan C.

83
diktat kuliah kinematika teknik
Dengan cara mengukur panjang garis AC dari gambar poligon percepatan maka

percepatan titik C adalah

AC = 5,5 cm . 1000 cm/s2

= 5500 cm/s2

Soal

1. Perhatikan gambar mekanisme berikut

w 3

2  C B

O2 1

O2A = 5 m, AB = 9 m, AC = 3 m, BC = 7 m,  = 45o dan w = 50 rad/s konstan

Hitung kecepatan dan percepatan semua titik dari mekanisme tersebut diatas

2. Perhatikan gambar mekanisme empat batang berikut.

A 3

w C 4

2 

O2 O4

O2A = 5 cm, AB = 7 cm, O 4B = 7 cm, AC = 5 cm, BC = 3 cm,  = 60o , w = 40 rad/s

konstan O2-O4 = 10 cm

Hitung semua kecepatan dan percepatan titik pada mekanisme tersebut diatas

84
diktat kuliah kinematika teknik
----------------------

Catatan

Kinematika TeknikI

85
diktat kuliah kinematika teknik
Bagian Tujuh
Metode Poligon Kecepatan
Poligon kecepatan atau disingkat pol dinamakan juga centro yang didefenisikan sebagai titik

dimana suatu benda berputar relatif terhadap suatu benda lain untuk sesaat. Jadi dapat

dikatakan bahwa poligon adalah suatu titik ganda, dan pada titik tersebut kedua benda tidak

mempunyai kecepatan linier relatif satu terhadap yang lain, titik kedua benda tersebut

mempunyai kecepatan linier terhadap sembarang benda ketiga, ada tiga macam poligon

kecepatan

type 3

2 3 permanen

tetap 1

a. tetap

b. permanen (engsel secara fisik)

c. type ketiga tidak tetap tidak permanen


86
diktat kuliah kinematika teknik
( n  1)
Jumlah poligon dari suatu mechanisme adalah n dimana n adalah jumlah
2

batang

7 - 1 Menentukan Titik Poligon

VA

Benda-benda mempunyai gerak bidang yang umum yaitu rotasi dan translasi

umpamanya diketahui kecepatan sudut w dan VA dari suatu benda. Dari data yang ada

akan dapat dihitung semua kecepatan dari benda tersebut.

VB = VA  VBA

= VA  w.BA

Kemudian tentukan suatu titik P seperti pada gambar berikut.

VA

C VC A

VA
VA sejauh untuk mencari kecepatan sembarang titik C dibuat

VC =  (PC) arah VC searah dengan  dan (APVA= CPVC) = 


87
diktat kuliah kinematika teknik
VC = VP  VCP

= VP   (CP)
=0   (CP)
VC =  (CP)
7-2 Poligon Kecepatan Bayangan

Suatu cara analisa kecepatan adalah dengan bayangan batangnya sendiri

w A OV V B2

O21

V A2

VA2 =  2 .O21.A
= O21.A

VB =  2 . O21.B
= O21.B

Jadi  OV,VA2,VB2 O 21 AB (kalau  = 1 rad/s)


Bila  2 tidak sama dengan 1 rad/s maka poligon kecepatan sebangun
dengan

 O21 AB. Kemudian ingat letaknya poligon kecepatan diputar 90 o dari keadaan

batang. Bayangan kecepatan dari suatu benda adalah reproduksi dari batang tersebut

dengan skala yang sama atau berlainan diputar 90o searah  dari benda.

88
diktat kuliah kinematika teknik
7 - 3 Metode Analitis

Diambil contoh untuk mekanisme torak engkol yang banyak dipakai pada motor-

motor bakar, pompa dan kompressor.

w l

 C  B x

xB

Ingin diketahui adalah kecepatan VB

XB = R . Cos  + l. Cos  ………………………………………………….(1)

yB = 0 dan x sebagai fungsi R.l dan , jadi 

dihilangkan dari persamaan (1) diatas sehingga.

AC = R . Sin  - l Sin  ……………………………………………. (2)

R
Sin  = Sin 
l

R
Cos  = l  Sin 2  = l( Sin) 2 ………………………………..(3)
l

7 - 4 Penyelesaian Dengan Metode Coriolis

Persamaan kecepatan untuk dua titik yang sesaat bersamaan adalah persamaan

coriolis dan sebelumnya sudah dijelaskan mengenai persamaan untuk dua titik dalam

satu benda kaku. Bila ada titik yang bergerak terhadap satu benda yang juga bergerak

maka analisis untuk dua titik dalam satu benda kaku tidak berlaku. Coriolis telah
89
diktat kuliah kinematika teknik
memperlihatkan adanya suatu komponen percepatan tambahan yang harus

diperhitungkan yang disebut dengan percepatan coriolis.

YB B C

D R 

yA A C.Cos  - D Sin 

C Sin  + D Cos 

xA xB

B bergerak terhadap M dan M bergerak dalam bidang xy

Sumbu xy adalah sumbu inersia

Sumbu ed adalah tetap terhadap benda

xB = xA + C.Cos  - D Sin 

yB = yA + C Sin  + D Cos 

d
=  (adalah kecepatan sudut M)
dt

dx B dx A d dD
= VBx = -C.  .Sin  + C Cos  - D.  .Cos  - - Sin 
dt dt dt dt

dy B dy A d dD
= VBy = + C.  .Cos  + C Sin  - D.  .Sin  - - Cos 
dt dt dt dt

dC
= UC (kecepatan relatif titik C terhadap M searah dengan C)
dt

dD
= UD (kecepatan relatif titik D terhadap M searah dengan D)
dt

90
diktat kuliah kinematika teknik
dx A
= VAx (kecepatan titik A dalam arah x)
dt

dy A
= Vay ( kecepatan titik A dalam arah y)
dt

VBx = VAx - (  .Cos  + D. Sin ) + UC.Sin  - UD. Cos 

VBy = Vay +  (C.Cos  + D. Sin ) + UC.Sin  - UD. Cos 

dV B x
dV A x  (C.   . Sin  - UD. Cos )-
= Abx = - Cos  + UC. Sin  - D.
dt dt

- (C.Sin  + D Cos )
d
- UC.  Sin  + dU C Cos 
dt dt

dU D
-UD  Cos  - Sis 
dt

y y
dV B dV A
= Ab y = +  (-C.  Sis  + UC. Cos  - D.  . Cos  - UD. Sin )
dt dt

d dU C
+ (C Cos  + D Sin ) + UC.  Cos  + Sin 
dt dt

+ UD  Sin  + dU D Cos 
dt

dU C
= dC (percepatan relatif terhadap massa searah dengan C)
dt

dU D
= dD (percepatan relatif terhadap massa dengan arah D)
dt

dV A x
= Aax (percepatan A dalam arah x)
dt

d
= x (percepatan sudut dari massa)
dt

Abx = Aax -  2 (C Cos  + D Sin )-  ( C Sin  + D Cos )

91
diktat kuliah kinematika teknik
+(dC Cos  - dD Sin )- 2 UC  Sin  + 2 UD Cos 

Aby = Aay -  2 (C Sin  + D Cos )+ ( C Cos  + D Sin )

+(dC Sin  + dD Cos )+ 2 UC  Cos  + 2 UD Sin 

x
dV A
= Aay (percepatan titik A dalam arah y)
dt

Penambahan Secara Vektor

a. AAx  Aay = AA (percepatan absolut titikA)

b.  2 (C Cos  - D Sin )   2 ( C Sin  + D Cos )

 2. (C 2  D 2 )

 2.R =  2.R
sedangkan arah dari titik B ke A

C sin   DCos
 2 = (D Cos D - D Sin ) tan(   ) = 
CCos  dSin

 2 ( CSin  DCos )
tan  =
 2 ( CCos  DSin )

 2 = (C Sin  - D Cos ) = tan (  +  )


 = (  +  ) adalah dari titik B terhadap A

c.  (C Sin  + D Cos )  (C Cos  - D Sin ) =  (C2 - D2)1/2 =  .R

d. (dC Cos  - dD Sin )  (dC Sin  + dD Cos ) = 2 2


d C  d D = ar adalah merupakan

percepatan titik b terhadap massa

arah x arah y
e. + =
( 2U C  Sin   2U D  Cos  ) ( 2U C  Cos   2U D Sin  )

2  (UC2 + UD2)1/2 = 2  U
dimanaU adalah kecepatan relatif total dari titik b terhadap massa

92
diktat kuliah kinematika teknik
Menentukan Arahnya

2 UC w. Sin  + 2 UC Cos ) = 2 UC. w

2 UD w. Sin  + 2 UD Cos ) = 2 UD. w dan 2 UC.w  2 UD.w

UD 2U D 
tan  = = =
UC 2U C 

Sudut 2 U.w.B.U = 90o

2 UC w  UC sebab  =  maka 2 U.w  U

Ringkasan

AB = AA  w2.R  .R  ar  2 UC

Percepatan titik P ABP

dari massa yang bertepatan dengan B

Contoh soal No.1

w2 = 18 rad/s

w3 = 12 rad/s

2 = 240 rad/s2

3 = 360 rad/s

Tentukan harga percepatan AB

A B

w2

93
diktat kuliah kinematika teknik
2

O 21

Penyelesaian

Soal tersebut diatas dapat diselesaikan dengan dua cara

1. Dengan persamaan kecepatan relatif antara dua titik pada benda kaku

AA2 = w2 .O21A  2. O21A

AB3 = AA3 w32.AB  3.AB

HBHT

OA

HBHN A AT A AN

2. Dengan mempergunakan komponen percepatan coriolis

Notasi P adalah titik batang dua yang pada saat tersebut bertepatan dengan titik B

AB3 = AP  AB3P2  2 VB3P2.w2

AP2 = w22. O21.P  2 O21.P

Anggap batang dua tidak bergerak dan A adalah pusat kurva dari lintasan titik B

terhadap batang dua dimana  = radius kurva

AB3P2 = BA.w2.  + BA. . 

dimana besar harga w = w2 + w3 = 30 rad/s

 = 2 + 3 = 120 rad/s2 (ccw) dan VB3P2 = w


94
diktat kuliah kinematika teknik
Komponen coriolis

2 VB3P2.w2 = 2 (BA.w. ) (w2)

AB

H BPT OH

HD

H BPN HPT HDN

Contoh Soal No.2

Diketahui seperti gambar dan data-data berikut

2 = 240 rad/s

w2 = 12 rad/s

3 = 360 rad/s

w3 = 18 rad/s

O21A = 40 cm

AB = 30 cm

Tentukan besar harga dari AB

Penyelesaian

Cara 1 dengan persamaan kecepatan relatif antara 2 titik pada benda kaku

A B=P

95
diktat kuliah kinematika teknik
w3 3

w2

3

O 21

AA2 =  2 . O21A2   2 .o21A

N T

AB3 = AA3   3 AB   3 AB

dimana

AA2 = (12 rsd/s)2. 40 cm  (240 rad/s)2.40 cm

AA2 = 5700 rad2 cm/s  9000 rad2 cm/s

AB3 = AA3  (18 rad/s)2. 30 cm  (360 rad/s)2. 30 cm

AB3 = AA3  9728 rad2 cm/s  10800 rad2 cm/s

N T

 3 .AB AB

10,8 cm OA

5,76 cm

A A2 A A2N

 3 .AB 9,71 cm A AT

Cara 2 adalah dengan penjumlahan komponen coriolis


96
diktat kuliah kinematika teknik
P adalah titik batang yang pada saat tersebut bertepatan dengan titik di B sehingga

AB3 = AP2  AB3P2  2VB3P2.  2

AP2 =  2 2   2 .O21P

AP2 = (12 rad/s)2 . ( 40 2  30 2 )  240 rad2/s .50 cm

AB3P2 = BA.  2   BA.  

dimana.   =  2 +  3 = 30 rad/s

  =  2 +  3 = 120 rad/s

Cara 3 adalah sebagai berikut

(AB = AP  ABP  2U.  2 )

AP = O21P.  2 2  O21P.  2

AP = 50 cm. (12 rad/s)2  50 cm.240 rad2/s2

AP = 7200 rad2.cm/s2  12000 rad2.cm/s2

N T

ABP = 30 cm (30 rad/s)2  30 cm 120 (rad/s)2

ABP = 2700 rad.cm/s  3600 rad2cm/s2

Dengan komponen coriolis U = BA.  2

2 U  2 = 2 (BA .   )  2

= 2. 30 cm. 30 rad/s.12 rad/s

= 21000 rad 2 cm/s2

. AB   AB

AP OA

97
diktat kuliah kinematika teknik
O21P  2
2
BA  

O 21P.  2

Soal.

1. Diketahui sebuah benda m mempunyai kecepatan sudut w = 20 rad/s. Ttik A pada benda

m memiliki kecepatan 150 rad/s

Tentukanlah kecepatan sembarang titik pada benda m yang berjarak 10 cm, 7 cm, 15 cm

dan 20 cm serta titik poligon kecepatan

2. Seperti gambar berikut

O21A = 15 cm

AB = 12 cm

2 = 220 rad/s

w2 = 10 rad/s

3 = 320 rad/s

w3 = 10 rad/s

A B=P

w3 3

w2

3

O 21
98
diktat kuliah kinematika teknik
Tentukan besar kecepatan titik B dengan dua metode

-------------------------

Catatan

Kinematika Teknik

99
diktat kuliah kinematika teknik
Bagian Delapan
Roda Gigi
Roda gigi digunakan untuk memindahkan gerakan dari sebuah poros yang berputar ke poros

yang lain terhadap sumbunya yang teletak di tempat yang tidak terhingga dengan

perbandingan sudut yang konstan.

8 - 1 Hukum Dasar

gambar roda gigi

100
diktat kuliah kinematika teknik
Gambar. 8 - 1 Roda Gigi

Gambar diatas menunjukkan sebuah mekanisme kontak langsung dimana garis m-n

adalah garis normal sekutu pada permukaan kontak memotong garis hubung titik-titik

pusat O2O3 pada titik P. Hasil bagi kecepatan sudut untuk benda 2 dan 3 berbanding

terbalik dengan suatu segmen garis di mana garis normalnya memotong garis hubung

w2 O3 P
titik-titik pusat yakni = .
w3 O2 P

Oleh karena itu apabila hasil bagi kecepatan sudut menjadi konstan, maka titik P

haruslah tetap tidak berubah untuk semua tingkatan waktu dari suatu mekanisme.

Akibatnya gerakan dari benda 2 dan 3 akan ekuivalen dengan dua lingkaran maya

yang saling menggelinding satu terhadap yang lain sedangkan lingkaran yang

dibentuk dikenal sebagai lingkaran jarak bagi (pitch circle).

Hukum dasar dari roda gigi yang melingkar menyatakan bahwa sepasang roda gigi

dapat memindahkan gerakan dengan suatu hasil bagi kecepatan sudut yang konstant,

maka bentuk profil kontaknya harus sedemikian sehingga garis normal sekutunya

melalui sebuah titik yang tetap pada garis hubung titik pusat.

8-2 Daftar Istilah

Roda gigi lurus adalah tipe roda gigi yang paling sederhana dan oleh karena itu jenis

inilah yang kita buat sebagai objek bahasan selanjutnya. Banyak defenisi dan

tatanama untuk roda gigi lurus antara lain.

101
diktat kuliah kinematika teknik
gambar

Gambar. 8 - 2 Bagian Utama

a. Diameter jarak bagi (pitch D), adalah diameter dan lingkaran jarak bagi yang

merupakan lingkaran teoritis dimana semua perhitungan didasarkan kepadanya

b. Permukaan jarak bagi (pitch surface), merupakan suatu silinder yang

diameternya adalah diameter jarak bagi

c. Jarak bagi keliling P (pitch circle P), adalah jarak dari suatu titik pada suatu gigi

ke titik yang bersesuaian dari gigi berikutnya yang diukur sepanjang lingkaran

jarak bagi

d. Jarak bagi diametris (diametral pitch), adalah hasil bagi dari jumlah gigi pada

suatu roda gigi terhadap diameter lingkaran jarak bagi dalam inchi, jikan N adalah

N
jumlah gigi, D diameter lingkaran maka P = dan modul m adalah merupakan
D

hasil bagi dari diameter lingkaran jarak dari suatu roda gigi terhadap jumlah gigi

D D
maka m = dan oleh karena jarak bagi lingkaran adalah p = maka dari 3
N N

persamaan tersebut p.P =  dan p =  m

102
diktat kuliah kinematika teknik
e. Addendum (a), adalah jarak radial dari lingkaran jarak bagi ke lingkaran puncak

atau lingkaran luar

f. Dedendum (b), adalah jarak radial dari lingkaran jarak bagi ke lingkaran kaki

atau lingkaran akar

g. Kedalaman kerja (hk), adalah kedalaman ikatan dari sepasang roda gigi atau

adendum tambah dedendum.

h. Kedalaman total (ht), adalah total kedalaman dari sebuah gigi dari roda gigi

i. Ruang bebas gigi (clearence), adalah jarak antara lingkaran kaki dari suatu gigi

dengan lingkaran puncak dari gigi yang lain.

j. Rusuk gigi (fillet), adalah kurva cekung dimana dasar dari gigi bergabung dengan

lingkaran kaki.

k. Jari-jari rusuk gigi, adalah sama dengan ruang bebas gigi

l. Tebal gigi, adalah ketebalan dari gigi diukur sepanjang lingkaran jarak bagi

m. Lebar dari ruang gigi, adalah lebar dari ruang anatara gigi diukur sepanjang

lingkaran jarak bagi

n. Jaran titik pusat ©, adalah jarak antara titik pusat ke titik pusat dari dua gigi

D2  D3
yang berhubungan C =
2

o. Selip balik (backlask), adalah kelebihan dimana lebar dari ruang gigi pada sebuah

roda gigi melebihi tebal dari roda gigi pasangannya diukur sepanjang lingkaran

jarak bagi

103
diktat kuliah kinematika teknik
p. Sedangkan ratio kecepatan sudut dari suatu roda gigi lurus adalah berbanding

terbalik terhadap garis tengah lingkaran jarak baginya atau berbanding terbalik

w2 D3 N3
dengan jumlah giginya = =
w3 D2 N2

8-3 Klasifikasi Roda Gigi

Secara umum sistem kerja dari roda gigi dapat digolongkan sebagai berikut.

1. Poros penggerak dengan poros yang digerakkan sejajar

a. Roda gigi lurus

b. Roda gigi lurus miring

c. Roda gigi bentuk V

d. Roda gigi dalam

2. Poros penggerak dengan poros yang digerakkan bersilangan

a. Roda gigi cacing

b. Roda gigi berulir

3. Poros penggerak dengan poros yang digerakkan berpotongan

a. Roda gigi kerucut berpotongan 90o

b. Roda gigi kerucut berpotongan  90o

8-4 Rangkaian Roda Gigi

1. Roda gigi dengan poros permanen

Jika dua buah roda gigi luar saling berpasangan, maka masing-masing roda gigi

akan berputar dalam arah yang berlawanan, sedangkan pasangan yang terdiri dari

atas roda gigi luar dan dalam arah putarannya akan sama.

104
diktat kuliah kinematika teknik
Gambar. 8 - 3 Rangkaian Roda Gigi

Perhatikan rangkaian roda gigi tersebut diatas pasangan pertama mempunyai

perbandingan jumlah gigi i1, pasangan kedua i2, dan pasangan ketiga adalah i3,

dengan demikian perbandingan putaran poros penggerak dengan poros yang

30 40 24
digerakkan adalah i = i1 x i2 x i3 = x x = 5,625
20 16 16

Rangkaian ini memiliki keuntungan dibandingkan dengan yang lain karena

bantalannya terpasang dengan kokoh sehingga getarannya lebih kecil, akan tetapi

rangkaian semacam ini terlalu rumit serta menggunakan tempat yang luas

dibandingkan jenis lain.

2. Roda gigi planiter

Jenis rangkaian ini memiliki poros berputar oleh roda gigi planiter seperti

diperlihatkan pada gambar berikut.

105
diktat kuliah kinematika teknik
Gambar. 8 - 4 Roda Gigi Planiter

Tipe 2K-H mempunyai dua buah roda gigi matahari satu ditengah berbentuk roda

gigi luar A dan satu diluar berbentuk roda gigi dalam C dan sebuah roda gigi

planit B yang mengait pada kedua roda gigi matahari serta dihubungkan dengan

poros tengah oleh sebuah lengan pembawa H, roda gigi matahari luar C tidak

bergerak. Apabila poros input memutar roda gigi a, roda gigi b akan

menggelinding pada roda gigi matahari C sehingga lengan H akan memutarkan

poros output. Pada posisi seperti ini putaran yang dihasilkan akan lebih rendah

dari poros input, sebaliknya rangkaian dapat dirubah untuk mendapat putaran yang

lebih tinggi.

Disamping itu ada lagi tipe 3K yang mempunyai sebuah pembawa dengan dua

buah roda gigi planit dan tiga buah roda gigi matahari. Tipe K-H-V menggunakan

sebuah roda gigi matahari satu roda gigi planit pada satu pembawa dan sebuah

kopeling universal yang dihubungkan poros roda gigi planit dengan poros output.

3. Roda gigi reduksi cyklo

Roda gigi ini merupakan satu bentuk dari roda gigi planiter tipe K-H-V seperti

gambar berikut.

106
diktat kuliah kinematika teknik
Gambar. 8 - 5 Roda Gigi Cyklo

Pada garis tegak H = 0 tetapkan titik H, A, b dan C kemudian tarik garis mendatar

dari C kekanan, jika B dan C merupakan sepasang roda gigi involut luar dan

dalam c-b = 3 adalah minimum. Sehingga untuk memperoleh perbandingan

putaran yang besar harus digunakan gabungan antara roda gigi sikloida dan roda

gigi jarum dan akibatnya diperoleh harga C-b = 1. Dengan demikian momen yang

cukup besar dapat ditransmisikan asal diameter dan kekerasan jarum C dibuat

cukup baik seterusnya dengan menggunakan kopeling oidham putaran roda gigi

planit dapat dipindahkan ke poros output.

----------------------

107
diktat kuliah kinematika teknik
Catatan

Kinematika Teknik

108
diktat kuliah kinematika teknik
Daftar Pustaka
1. Hollowenko AR, Dynamics Of Machiniery , John Wiley 1955

2. Martin H George, Kinematika Dan Dynamika Teknik, Air Langga 1985

3. Mabie, Ocvik, Mechanics And Dynamic Macheniery, John Wiley 1975

4. Hinkle, Kinematika Of Machines, Prentice-Hall 1960

5. Sularso, Kiyokatsu Suga, Elemen Mesin, PT.Pradnya Paramita Jakarta 1979

109
diktat kuliah kinematika teknik
110
diktat kuliah kinematika teknik
111
diktat kuliah kinematika teknik

Anda mungkin juga menyukai