Anda di halaman 1dari 101

Rubi Ginanjar, MKM.

Gross effect of the contribution of pollutants emitted by all


sources in a given area (Anonymous, 1980)

The presence in the atmosphere of one or more air


contaminants in quantities and/or characteristics for a
duration that will be injurious to public health and welfare or
other natural environment processes (Corbitt, 1990).

The presence in the outdoor atmosphere of one or more


contaminants (pollutants) in such quantities and of such
duration as may be (or may tend to be) injurious to human,
plant, or animal life, or to property (materials), or which
unreasonably interfere with the comfortable enjoyment of life
or property, or conduct of business (Canter, 1996)
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh
kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhi fungsinya;
Sumber polusi utama :
Transportasi,
Industri
Rumah tangga.

Konsentrasi polutan udara adalah relatif kecil sedangkan volumenya


sangat besar

Pengendalian pencemaran udara adalah upaya pencegahan dan


/atau penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan
mutu udara
Konsentrasi polutan dipengaruhi :
Tinggi-rendah tempat
Keadaan cuaca

Pergerakan atmosfir udara :


Arah angin
Kecepatan angin
Perubahan angin
Pergerakan suhu panas
Pengaruh tinggi/rendah/permukaan

Pergerakan polusi udara :


1. Lokal (dalam industri, desa, kota)
2. Regional (berberapa negara terdekat)
3. Global (perubahan cuaca dunia)
Area and Point Sources

Transportation Fuel combustion Emission from Solid waste Miscellaneous


sources in stationary industrial disposal
sources process losses

Motor vehicles Residential fuel Chemical process On-site and Forest fires
municipal
Off highway Commercial and industries Structural fires
incineration
fuel usage institutional fuel Food & agric. Ind. Coal refuse
Open burning
burning
Aircraft Industrial fuel Metallurgical ind.
Etc.
Agricultural
Trains Steam Electric Mineral prod. ind.
burning
Vessels power plant fuel Petroleum refin.ind.
Etc.
Gasoline handling Etc.
evaporating losses
Emisi gas CO2
 Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang
dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau
dimasukkannnya ke dalam udara ambien yang mempunyai
dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar;
 Sumber emisi adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang
mengeluarkan emisi dari sumber bergerak, sumber bergerak
spesifik, sumber tidak bergerak, maupun sumber tidak bergerak
spesifik;
 Sumber bergerak adalah sumber emisi yang bergerak atau tidak
tetap pada suatu tempat yang berasal dari kendaraan bermotor;
 Sumber bergerak spesifik adalah sumber emisi yang bergerak
atau tidak tetap pada suatu tempat yang berasal dari kereta api,
pesawat terbang, kapal laut dan kendaraan berat lainnya;
 Sumber tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap pada
suatu tempat;
 Sumber tidak bergerak spesifik adalah sumber emisi yang tetap
pada suatu tempat yang berasal dari kebakaran hutan dan
pembakaran sampah
120
1997 Grafik Penurunan
100 1998 emisi debu setelah
Debu (mg/Nm3)

1999 menggunakan alat


80
2000 pengendali debu
60 2001 Electrostatic
2002 Precipitator (EP)
40 pada tahun 2001
2003
20 2004
BML
0
Fe ari

pt us
ni

r
Ag uli
et

ve r
Ok er
ri

r
ril

ei

D e m be
N o obe

be
ua

Ju
ar
Ap

b
J
nu

Se ust
em

m
br

t
Ja

se
250
Bulan
200
Debu (mg/Nm3)

Bantarjati
150
Grafik Penurunan konsentrasi Puspanegara

100 BML
debu ambien di sekitar pabrik
setelah menggunakan alat 50
pengendali debu Electrostatic
0
Presipitator (EP) pada tahun 2001 2000 2001 2002 2003 2004
Tahun
Contoh : Sumber dan sifat limbah pada Industri Kulit

No Bentuk limbah Sumber limbah Sifat


limbah
1 Gas buang - proses basah Korosif
- Mesin pengecatan
- Proses pengolahan
- Proses pengolahan limbah
caur
- Boiler
- Diesel
Dsb
2 Partikel Debu Mesin penyerutan (shaving) Korosif
Mesin Pengecilan ukuran
(grinder)
Mesin pengampelasan
Hasil pembakaran, transportasi
Dsb
Karakteristik gas buang dan partikel debu

No Bentuk limbah Tempat pengukuran Kadar polutan NAB


1 Gas buang Ruang beam house SO2 0.0144 – 0.0166 5 ppm
dan penyamakan
NH3 0.0307 – 0.3576 18 ppm
H2S 0.00345 – 6.8807 10 ppm
2 Partikel debu Ruang penyerutan
(shaving)
Ruang 0.01579 – 0.3988 mg/m3 10
pengampelasan mg/m3
(buffing)
Ruang proses 1.574 mg/m3
3 Suhu penyamakan
Ruang proses 32.07 – 35.5 oC
4 Kelembaban (RH) penyamakan 65.70 – 82.74 %
 Udara ambien adalah udara bebas di permukaaan bumi
pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah
yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan
mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan
unsur lingkungan hidup lainnnya;
 Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar
zat, energi, dan/atau komponen yang ada atau yang
seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam udara ambien;
Lanjutan :
Beberapa jenis pencemar udara dan pengaruhnya terhadap manusia

Jenis pencemaran
Pengaruh terhadap manusia
udara

Karbon monoksida (CO) Menurunkan kemampuan darah membawa oksigen,


melemahkan berfikir, penyakit jantung, pusing,
kelelahan, sakit kepala dan kematian.
Sulfur dioksida (SO2) Memperberat penyakit saluran pernafasan,
melemahkan pernafasan dan iritasi mata
Nitrogen oksida (NOx) Memperberat penyakit jantung dan pernafasan, dan
iritasi paru-paru.
Hidrokarbon Mempengaruhi sistem pernafasan, beberapa jenis
dapat menyebabkan kanker
Oksigen fotokimia (O3) Memperberat penyakit jantung dan pernafasan,
iritasi mata, iritasi kerongkongan dan saluran
pernafasan.
Debu Penyakit kanker, memperberat penyakit jantung dan
pernafasan, batuk, iritasi kerong-kongan dan dada
tak enak.
Amonia (NH3) Iritasi saluran pernafasan.
Hidrogen sulfida (H2S) Mabuk (pusing), iritasi mata dan kerongkongan dan
racun pada kadar tinggi
Logam dan senyawa Menyebabkan penyakit pernafasan, kanker,
logam kerusakan syaraf dan kematian.
 Kualitas udara dalam ruang untuk melindungi
penghuni ruangan terutama ruang kerja
 Surat Edaran Menaker No. 1 tahun 2003
 Faktor : Kimia dan Fisik
Konsentrasi Cemaran Gas Amonia pada Pabrik Lateks
Pekat

120
Konsentrasi Inlet (ppm)

80

40

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33

Waktu (hari)
1. PP RI No. 41/1999: Pengendalian Pencemaran udara
2. KepMen.LH No.13/1995: BME sumber tidak bergerak
3. KepMen.LH No. 15/1996 : BME sumber bergerak
4. KepMenLH No. 45/1997 : ISPU
5. KepMenLH No. 48/1996 : Kebisingan
6. KepMenLH No. 49/1996 : Getaran
7. KepMenLH No. 50/1996 : Kebauan
8. KepMenLH No. 205/1996 : Pedoman Teknis
Pengendalian pencemaran udara sumber tidak bergerak
Pengaruh polutan
udara
1. Manusia
2. Binatang / hewan
3. Tanaman
4. Barang-barang

Terhadap manusia :
akut : Konsentrasi tinggi dalam waktu pendek
pernapasan, paru-paru, dan kematian
kronis : Konsentrasi rendah dalam waktu yang lama (menahun)
kanker pernapasan, penyakit paru-paru dan hati
Hewan / binatang :
Pernapasan
Penurunan produksi ternak
Tanaman :
perubahan warna daun
Gugur daun
Penurunan produksi
Kematian Barang-barang
Penurunan warna
Korosif / karat
Penutupan debu/tanah
pemucatan / penampakan
BAKU TINGKAT KEBAUAN (KEP-50/MENKLH/11/1996)

No. Parameter Satuan Nilai Metoda pengukuran Peralatan


batas

1 Amoniak (NH3) ppm 2.0 Metoda Indofenol Spektrophotometer

2 Metil Merkaptan ppm 0.002 Absorpsi gas Gas Khromatografi


(CH3SH)

3 Hidrogen sulfida ppm 0.02 a. Merkuri tiosonat Spektrophotometer


H2S b. Absorpsi gas Gas Khromatografi

4 Metil sulfida ppm 0.01 Absorpsi gas Gas Khromatografi


(CH3)2S

5 Stirena ppm 0.1 Absorpsi gas Gas Khromatografi


(C6H5CHCH2)
Prinsip pengendalian pencemaran udara

Pada titik sumbernya (At the source).


Dengan cara mencegah teremisi ke atmosfir, lahan
dan tangani sebelum tersebar ke atmosfir.
Metoda Penanganan pada industri yang ada :
Penggantian/ perubahan bahan baku
Lebih mengefisienkan operasi dan peralatan
Perubahan operasi
Modifikasi atau penggantian peralatan proses
Adopsi alternatif metoda
Rubi Ginanjar, MKM.
 Mikroba
virus, parasit, kapang, bakteri
 Binatang ternak
 Hewan peliharaan
 Binatang pengerat
tikus
 Serangga
lalat, kecoa, dsb
 Bahan baku tidak aman
Ikan & hasil laut dari perairan tercemar
Sayur & buah dari lingkungan yg tercemar.
 Terjadi kontaminasi silang dari pangan mentah,
peralatan tdk saniter atau pekerja ke pangan matang.
 Jarak waktu dari persiapan pangan sampai konsumsi
terlalu lama (>6 jam).
Terlalu lama di suhu ruang à mikroba tumbuh &
berkembang biak
 Pangan terkontaminasi dari pekerja kondisi
higiene & sanitasi pekerja buruk.
 Proses pemanasan ulang tidak sempurna
 Panas tidak cukup untuk membunuh bakteri
 Pendinginan pangan tidak tepat (>5oC)
 Suhu penyimpanan panas tidak tepat (≤60°C)
 Penanganan pangan sisa yang tidak tepat.
 Merusak secara langsung
Kotoran, rambut/bulu, potongan tubuh
 Kerusakan fisik pangan
Dimakan dan dirusak
1. Bakteri enteropatogenik
2. Bakteri patogen non enterogenik/non intestinal
 Bakteri patogen yang berasal dari saluran
pencernaan mamalia dan manusia
 Meliputi :
1. Salmonella : penyebab diare, demam tifoid dan para
tifoid
2. Shigella : penyebab disentri
3. E. coli : penyebab diare pd bayi
4. Vibrio cholerae : kolera
5. V. parahaemolyticus ; diare
 Adalah flora normal pada usus
 Bersifat oppurtunis patogen bila hidup di luar
usus menyebabkan infeksi saluran kemih,
infeksi luka
 Strain tertentu menimbulkan diare terutama
pada bayi
 Sifat E.coli fakultatif anaerob, suhu inkubasi
44,5o C, bersifat motil, mampu memfermentasi
laktosa.
 Bakteri patogen yang ditularkan melalui
makanan dan udara
 Sering terdapat pada saluran pernafasan
manusia
 Jika mengkontaminasi kulit hewan atau
manusia dapat menimbulkan luka pada kulit
 meliputi :
1. Streptococcus pyogenes : penyebab ISPA
2. Corynebacterium diphteriae : ISPA
3. Staphilococcus aureus : muntah, diare
4. Clostridium botulinum : toksik pada cerebral
(neurotoksik) spora tidak tahan panas
 Perubahan kekenyalan/tekstur pada daging & ikan.
 Perubahan kekentalan (viskositas) pada produk-
produk cair seperti susu, santan sari, buah, sup,
kaldu, dll
 Perubahan warna pada semua produk pangan.
 Perubahan bau pada semua produk pangan.
 Pembentukkan lendir pada semua produk pangan
berkadar air tinggi (daging, ikan, sayuran, sup,
kaldu, & lain-lain).
 Perubahan pH pada semua bahan pangan dan
produk pangan
 Perubahan viskositas (viskosimeter)
 Perubahan indeks refraktif pada air daging
 perubahan warna (chromameter)
 Perubahan tekstur (teksturometer)
 Uji H2S
 Uji TMA
 Uji VRS
 Uji reduksi nitrat
 Uji katalase
 Uji reduksi warna (pada susu dan santan)
 Uji etanol (pada susu)
 Paling sederhana dan cepat
 Uji secara mikroskopis dg
menghitung jumlah mikroba
1. Pencegahan keracunan B.cereus
 Pemanasan bertekanan pada makanan,
pemanggangan dan penggorengan
 Pemanasan di bawah suhu 100oC spora masih
hidup
2. Pencegahan botulisme
 Spora tahan panas dan toksinnya tidak tahan
panas
 Pemanasan makanan baik yang diawetkan atau
tidak  membunuh spora dan inaktivasi toksin
3. Pencegahan keracunan oleh Staphilococcus
 Enterotoksin tahan panas dan tidak berubah
meskipun dididihkan selama 30 menit.
 Toksin terbentuk jika makanan dibiarkan
selama 8-10 jam pada suhu kamar
 Dalam suhu dingin/beku toksin stabil hingga
beberapa bulan
 Tindakan pencegahan  menyimpan makanan
yang mudah busuk (dalam keadaan segar)
pada suhu di bawah 0oC, makanan yang
dipanaskan kembali tidak boleh disimpan lebih
dari 2 jam.
PENGANTAR ANALISIS
KUALITAS AIR
Rubi Ginanjar, SKM, MKM.
AIR
• Air: perpaduan 2 atom H dan 1 atom O  H2O
• Terdapat dalam 3 bentuk: cair, padat, gas
– Didinginkan sampai 0º C  padat (es)
– Dipanaskan sampai 100º C  gas (uap)
– Dalam keadaan normal  bersifat netral dan dapat
melarutkan berbagai jenis zat
• Unsur utama dalam tumbuhan (sampai 90%), tubuh
hewan (60-70%), dan tubuh manusia (65%)
Di Indonesia:
• Penduduk perdesaan: 40-50 lt/hari/jiwa
• Penduduk perkotaan: 80-100 lt/hari/jiwa

Penggolongan dan peruntukan air

Peranan air penting, jumlah air tawar terbatas,


pencemaran perairan meningkat

Diperlukan upaya menjaga kualitas air


Untuk mengendalikan pencemaran perairan,
kualitas (mutu) air ditetapkan menjadi 4 kelas:
Kelas I: air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk air baku air minum dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut
Kelas II: air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut
Kelas III: air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut
Kelas IV: air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk untuk mengairi pertanaman
dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut
• Masing-masing kelas air
mempunyai parameter mutu air
untuk kelas I, II, III, dan IV
• Suatu badan air (sungai,
waduk, danau, rawa, air tanah)
dapat diketahui mutu airnya
melalui analisis contoh air di
laboratorium

dibandingkan dengan kriteria


mutu air dari setiap kelas air
Setiap sungai sebaiknya sudah jelas
peruntukann dan kelasnya

Jika terjadi perubahan kualitas air


dapat segera diketahui melalui pemantauan

Parameter kualitas (mutu) air:

1. Reaksi air (pH)


Reaksi air (pH) atau keasaman suatu perairan
mencirikan keseimbangan antara asam dan
basa dalam air
Air bersifat netral jika pH = 7, asam
jika pH < 7, basa/alkalis
jika pH lebih > 7

Apabila nilai pH air < 5,0 atau > 9,0


maka perairan sudah tercemar berat

• kehidupan biota air akan terganggu


• tidak layak digunakan untuk
keperluan rumah tangga
2. Padatan (solid)
Menurut ukuran dan keberadaannya di
dalam suatu perairan, padatan terdiri
atas:
• padatan terendap (sedimentasi)
• padatan tersuspensi
• padatan terlarut

Bahan sedimen biasanya berupa pasir


dan lumpur dapat mengendap dengan
sendirinya (sedimentasi), terutama jika
airnya tenang
TSS (Total Suspended Solid):
jumlah padatan tersuspensi (mg) dalam satu liter air

• Padatan tersuspensi terdiri dari partikel-partikel yang bobot


dan ukurannya lebih kecil dari sedimen, tidak larut dalam air,
dan tidak dapat langsung mengendap

• Padatan tersuspensi merupakan penyebab terjadinya


kekeruhan air,
seperti tanah liat halus, berbagai
jenis bahan organik, dan sel-sel mikroorganisme

• Makin tinggi nilai TSS, makin tinggi tingkat pencemaran


suatu perairan
TDS (Total Dissolved Solid):
jumlah padatan terlarut (mg) dalam
satu liter air

• Padatan terlarut terdiri dari senyawa-senyawa


anorganik dan organik yang terlarut dalam air dan
mempunyai ukuran lebih kecil dari padatan
tersupensi
• Limbah cair agroindustri umumnya mengandung
padatan terlarut yang tinggi, misalnya limbah cair
gula mengandung gula yang terlarut dalam air
• Makin tinggi nilai TDS, makin berat tingkat
pencemaran perairan
3. BOD (Biochemical Oxygen Demand):
banyaknya oksigen (mg) yang diperlukan oleh
bakteri untuk menguraikan atau mengoksidasi
bahan organik dalam satu liter limbah selama
pengeraman (5 x 24 jam pada suhu 20º C)

BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang


dibutuhkan oleh mikroba untuk memecah atau
mengoksidasi bahan-bahan pencemar yang terdapat
di dalam suatu perairan
4. COD (Chemical Oxygen Demand):
banyaknya oksigen (mg) yang dibutuhkan oksidator
untuk mengoksidasi bahan/zat organik dan
anorganik dalam
satu liter air limbah

• Nilai COD biasanya lebih tinggi dari nilai BOD


karena bahan yang stabil (tidak terurai) dalam uji
BOD dapat teroksidasi dalam uji COD

• Makin besar nilai BOD dan atau COD, makin


tinggi tingkat pencemaran suatu perairan
5. Oksigen terlarut (DO, Dissolved Oxygen)
banyaknya oksigen terlarut (mg) dalam
satu liter air
• Kehidupan makhluk hidup di dalam air (tumbuhan
dan biota air) tergantung dari kemampuan air untuk
mempertahankan konsentrasi DO minimal yang
diperlukannya
• Oksigen terlarut dapat berasal dari proses
fotosintesis tumbuhan air dan dari udara
yang masuk ke dalam air
• Makin rendah nilai DO, makin tinggi tingkat
pencemaran
• Biota perairan menghendaki DO > 4 ppm
6. Nitrogen (N)
• Nitrogen merupakan unsur sangat penting di dalam
air karena peranannya dalam reaksi-reaksi biologi
perairan
• Bentuk Nitrogen anorganik dalam air: ion ammonia
(NH4+), nitrat (NO3-), dan nitrit (NO2-)
• Nitrogen dalam air bersumber dari limbah pertanian,
peternakan, pupuk, industri, dan limbah domestik
• Penyebab utama pertumbuhan ganggang (algae)
yang pesat di suatu perairan (eutrofikasi) adalah
nitrogen
7. Fospor/Phosphat (P)

• Unsur fosfor merupakan salah satu parameter kualitas air karena


keberadaannya yang berlebihan akan menurunkan kualitas suatu
perairan

• Selain unsur nitrogen, fosfor juga merupakan penyebab utama


pertumbuhan ganggang dalam air

• Pertumbuhan ganggang yang pesat membutuhkan oksigen yang


lebih banyak sehingga keperluan oksigen untuk biota perairan menjadi
berkurang
• Biomas ganggang yang telah mati akan menyebabkan penurunan
kualitas air

• Fosfor dalam suatu perairan bersumber dari limbah industri, limbah


domestik, limbah pertanian, hancuran bahan organik, dan mineral-
mineral fosfat
Bahan pencemar perairan

Pencemaran adalah masuknya bahan yang


tidak diinginkan ke dalam air (oleh kegiatan
manusia dan atau secara alami) yang
mengakibatkan turunnya kualitas air tersebut
sehingga tidak dapat digunakan sesuai
dengan peruntukannya
Menurut sumbernya, limbah sebagai
bahan pencemar air dibedakan sebagai:

1) Limbah domestik (limbah rumah tangga,


pekantoran, pertokoan, pasar, dan pusat
perdagangan)
2) Limbah industri, pertambangan, dan transportasi
3) Limbah laboratorium dan rumah sakit
4) Limbah pertanian dan peternakan
5) Limbah pariwisata
Ditinjau dari segi ketahanannya di suatu
lingkungan, pencemar dibagi menjadi:

1) Pencemar yang tidak permanen, stabil


selama kurang dari satu bulan
2) Pencemar sedang, stabil selama 1-24 bulan
3) Pencemar cukup permanen, stabil
selama 2-5 tahun
4) Pencemar permanen, stabil
selama lebih 5 tahun
Eutrofikasi adalah proses pengayaan
suatu perairan (waduk atau danau)
oleh unsur hara P dan atau N 
terjadi “ledakan” fitoplankton
(terutama ganggang/algae) dan gulma
air
Dampak negatif eutrofikasi:

• berkurangnya persediaan oksigen terlarut untuk


biota air karena fitoplankton memerlukan oksigen
yang lebih banyak
• terhambatnya sinar matahari menembus perairan,
yang diperlukan untuk proses biokimia oleh biota
air

Pengayaan suatu perairan oleh unsur P dan atau N


 Keseimbangan ekosistem perairan terganggu
Pencemaran Air oleh Logam Berat
Pencemaran oleh logam berat terjadi
di perairan, tanah, dan udara, tetapi
yang paling berbahaya bagi
kehidupan adalah yang terjadi di
perairan
Di alam terdapat berbagai unsur yang
termasuk logam berat dan juga
merupakan komponen pencemar: Cd
(Cadmium), Hg (Hidragirum, Mercury,
Raksa), Cr (Chromium), Pb
(Plumbum, Timbal, Timah hitam), Ni
(Nikel), Cu (Cuprum), Zn (Zinkum,
Seng), dan Fe (Ferum, Besi)
Industri-industri yang berpotensi
menghasilkan limbah logam berat:
industri logam dan pelapisan logam,
baterai, kaustik soda, penyamakan
kulit, pengolahan (pemurnian) bauksit,
bijih besi, tembaga, timah, dan
mangan, serta kilang gas bumi
Upaya Penganggulangan Pencemaran
Air
• Akibat kerusakan hutan dan kegiatan pertanian:
– Meningkatkan usaha reboisasi dan penghijauan
di lahan kritis
– Mencegah perambahan hutan dan penebangan
liar
– Menggunakan pupuk dan pestisida seperlunya
– Menerapkan kaidah-kaidah konservasi tanah
dan air pada setiap pemanfaatan lahan
Upaya Penganggulangan Pencemaran
Air
• Akibat limbah domestik, industri dan kegiatan lainnya:
– Mengumpulkan limbah padat domestik sehingga tidak masuk ke
perairan
– Memanfaatkan limbah padat domestik untuk keperluan lain,
seperti pengomposan untuk limbah bahan organik dan sistem
daur ulang untuk limbah lainnya
– Memisahkan limbah padat dari limbah cair
– Membangun instalasi pengolahan limbah cair (IPLC) sehingga
kualitas limbah cair yang dibuang ke perairan umum tidak
melampaui baku mutu yang berlaku
– Mengumpulkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan
diolah secara khusus
BAKU MUTU DAN
PARAMETER LINGKUNGAN
Rubi Ginanjar, SKM, MKM.
Baku Mutu Lingkungan Hidup
• Ukuran batas / kadar makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen yang ada atau
harus ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam suatu
sumber daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup
Pencemaran Lingkungan Hidup
• Masuk / dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi dan/atau komponen lain ke
dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
(UU No. 32 Th 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)
Parameter Lingkungan
• Air bersih, kualitas udara, kontaminasi makanan
mempunyai ukuran-ukuran kapan dikategorikan
bersih, tidak tercemar, tak terkontaminasi.
• Ukuran-ukuran tersebut disebut parameter.
• Misalnya : air minum tidak boleh mengandung
Hg > 0,002 mg/L dan tidak boleh mengandung
E.Coli
Parameter
• PARAMETER = Environmental variable,
menyatakan kualitas lingkungan yang
diukur
• Variabel Polutan mencakup makna:
– Variabel mutu lingkungan
– Variabel sumber polutan
Baku Mutu
• BAKU MUTU PRIMER:
Ditetapkan pada taraf yang dirancang untuk
melindungi public health
• BAKU MUTU SEKUNDER:
Ditetapkan untuk melindungi efek polusi
udara yang tidak berkaitan dengan
kesehatan
Kualitas Lingkungan
• Keadaan lingkungan yang dapat
memberikan daya dukung yang optimal
bagi kelangsungan hidup manusia di suatu
wilayah.
• Kualitas lingkungan hidup dibedakan 3
kategori, yaitu:
– Lingkungan biofisik
– Lingkungan sosial ekonomi
– Lingkungan budaya
Parameter Air
• Parameter Fisik
– Bau
– TDS
– Kekeruhan
– Rasa
– Suhu
– Warna
Parameter Kimia Air
• Hg (air Raksa) • Mn (mangan)
• Al (aluminium) • Na (natrium)
• As (arsen) • Nitrat, nitrit
• Ba (Barium) • Ag (perak)
• Fe (besi) • pH
• F (fluorida) • Se (selenium)
• Cadmium (Cd) • Zn (seng)
• Kesadahan • Sn (sianida)
• Cl • Sulfat
• Cr (chromium) • Cu (cuprum)
• Pb (timbal)
Parameter Biologi Air
• Coliform tinja
• Total Coliform
• Kuman parasitik
• Bakteri dan virus
Kualitas Udara
• SO2
• Nox
• CO
• HC
• Pb
• Partikulat
Lingkungan Sosial Ekonomi
• Lingkungan manusia dalam hubungan
dengan sesamanya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
• Standar kualitas lingkungan sosial
ekonomi dikatakan baik jika kehidupan
manusia cukup sandang, pangan, papan,
pendidikan dan kebutuhan lainnya
Lingkungan Budaya
• Segala kondisi, baik berupa materi
(benda) maupun nonmateri yang
dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas
dan kreatifitasnya.
• Misalnya bangunan, peralatan, pakaian,
senjata.
• Non materi seperti tata nilai, norma, adat
• istiadat, kesenian, sistem politik, dll.
Standar Lingkungan Budaya
• Standar kualitas lingkungan diartikan baik
jika di lingkungan tersebut dapat
memberikan rasa aman, sejahtera bagi
semua anggota masyarakatnya dalam
menjalankan dan mengembangkan sistem
budayanya.
Peran lingkungan
Dalam Menimbulkan Penyakit
• Sebagai faktor predisposisi (Faktor
kecenderungan)
• Sebagai penyebab penyakit (Penyebab
langsung penyakit)
• Sebagai media transmisi penyakit (Sebagai
perantara penularan penyakit)
• Sebagai faktor mempengaruhi perjalanan suatu
penyakit (Faktor penunjang)
Kualitas Lingkungan dan
Indeks Lingkungan
• Pengaruh pencemar lingkungan diukur dengan
perubahan kualitas lingkungan, Kualitas
lingkungan ditetapkan pada suatu periode dan
tempat tertentu
• Penentuan apakah suatu masalah lingkungan
akan menjadi lebih “baik” atau menjadi lebih
“buruk” ; maka INDEKS memegang peranan
komunikasi yang sangat penting
Indeks Lingkungan
• Indeks lingkungan dapat dipakai untuk:
– Mengambarkan trend / kecenderungan
kualitas lingkungan
– Menegaskan adanya kondisi dan masalah
lingkungan yang signifikan
– Proses penggunaan data teknis dalam
pengambilan keputusan oleh pembuat
kebijakan
ANALISIS KESEHATAN
LINGKUNGAN
Rubi Ginanjar, SKM, MKM.
Rubi Ginanjar (Rubi)
• Dramaga Cluster Kencana
• Hp 0813 1905 6664
• rubi.ginanjar@gmail.com
– RS / puskesmas
– Pt Indocement - semen
– Pt Radiant Utama – oil & gas
– Hatfield consultant
– UIKA (independent consultant)
Pengertian Menurut WHO
• Kesehatan
– Suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan
penyakit atau kelemahan.
• Kesehatan Lingkungan
– Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada
antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.
• Kesehatan Lingkungan
– Ilmu yang mempelajari keterkaitan antara
kualitas lingkungan dengan kondisi kesehatan
suatu masyarakat. Ilmu Kesehatan
Lingkungan mempelajari dinamika hubungan
interaktif antara kelompok penduduk dengan
segala macam perubahan komponen
lingkungan hidup yang menimbulkan
ancaman atau berpotensi mengganggu
kesehatan masyarakat.
(Umar Fahmi Achmadi)
Ilmu Kesehatan Lingkungan
Ilmu yang mempelajari dinamika hubungan
interaktif antara kelompok penduduk/masyarakat
dengan segala macam perubahan komponen
lingkungan hidup seperti berbagai spesies
kehidupan, bahan, zat, atau kekuatan di sekitar
manusia yang menimbulkan ancaman/berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat,
serta mencari upaya-upaya pencegahannya
Manusia & Lingkungannya
• Ekologi
Ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara mahluk hidup dengan
lingkungannya
Komponen Lingkungan
• Komponen lingkungan terdiri atas:
– Fisik: energi, kebisingan, radiasi, panas
– Kimia: pestisida, asap, limbah, pewarna makanan
– Biologi: spora jamur, bakteri, cacing
– Psikososial: hubungan antar manusia
Pencemaran Lingkungan
• Masuk/dimasukannya mahluk hidup, zat,
energi atau komponen lain ke dalam
lingkungan atau berubahnya tatanan
lingkungan akibat dari kegiatan manusia/
proses alam sehingga kualitas lingkungan
menurun sampai tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan kurang
berfungsi sesuai peruntukannya.
Contoh Pencemaran Lingkungan
• Pencemaran air
• Pencemaran Udara
• Pencemaran Tanah
Penyebab Pencemaran Lingkungan

• Faktor alam : Gunung meletus


• Faktor Manusia : limbah industri, emisi

Anda mungkin juga menyukai