Anda di halaman 1dari 3

TUGAS BAHASA INDONESIA: MEMBUAT CERPEN

NAMA:M FAHRI ARDIANSYAH

KELAS,ABSEN:IX A ,12

Seorang Turnawicara dan seorang badan besar


Dikisahkan hiduplah seorang pemelihara kambing yang dikenal miskin dan turnawicara di
sebuah desa ngawen, ia bernama Abdul Tiap hari ia membawa kambing-kambing
peliharaanya di sebuah padang rumput berbukit yang tak jauh dari rumahnya. Ia adalah
seorang pemelihara hewan yang bisu sejak kecil hingga saat ini. Meskipun begitu, ia tak lagi
menyesali tidak bisa ngomong seperti orang orang yang normal.

Pada suatu hari, saat memberi makan kambing kambingnya, istri Abdul lupa mengirim bekal
makanan dan minuman,. Makanan juga tidak diantar oleh istri si pengembala kambing itu.
pemelihara kambing tersebut kelaparan dan kehausan akan teriknya matahari.

“Aku akan pulang mengambilnya,” pikir si Abdul.

Karena tidak ada yang menjaga, Abdul mencari orang dan kebetulan melihat seseorang tak
seberapa jauh sedang memotong rumput di pinggir bukit. Ia menghampirinya dan berkata,

“Saudaraku, tolong jaga domba-domba ini dan awasi jangan sampai ada yang berkeliaran
hingga tersesat. Karena istriku ceroboh lupa mengirim bekal makanan dan minuman untukku,
aku harus pulang mengambil bekal makanan dan minuman. Aku akan kembali segera.”

Pemotong rumput tersebut ternyata tuli dan tidak faham apa yang diomongkan si bisu
tersebut. Ia tidak bisa mengeja kata kata dengan benar dan mendengar apa pun yang
penggembala itu katakan. Ia juga tak paham maksudnya, tapi ia berusaha memahami apa
yang dimaksud, Ia menjawab,

“Mengapa aku harus memberimu rumput yang kupotong sendiri untuk hewan piaraanku?
Aku di rumah punya seekor sapi dan dua ekor kambing. Aku pergi jauh-jauh ke sini untuk
mencari makan untuk hewan-hewanku itu. Sudahlah, menjauhlah dariku. Aku tidak mau
berurusan dengan orang sepertimu yang ingin mengambil milikku yang sedikit ini.” Ia
berkata begitu sembari menggerakkan tangannya. Abdul yang mendengar omongan orang itu
berpikir dalam hati”mungkin dia tidak faham percakapanku karena aku bisu” ucap Abdul
pengembala kambing tersebut sambil merenungkan nasibnya, dia berpikir mungkin
dombanya ditinggal ke rumah tapi masih aman” saja karena sepi.
Ia segera berlari menuju rumah. Setelah tiba, ia mendapati istrinya sakit demam dan sedang
dirawat para istri tetangga. Ia pun mengambil bungkusan makanan dan berlari kembali ke
bukit. Dengan sigap ia segera menghitung kambing kambingnya yang jumlahnya ada
delapan' dengan cermat. Semuanya masih lengkap. Dalam hati ia bergumam,

“Sungguh mulia pemikiranku tidak negatif. Ia benar-benar merasa bangga. Selang beberapa
saat, ia ketemu lagi dengan orang yang sedang mencari rumput ,Abdul pun berpikiran untuk
kembali ke rumah melihat kondisi sang istri lagi, Abdul menghampiri seorang yang mencari
rumput tersebut, ia berkata “hei biasakah aku minta tolong untuk pertama kalinya menjaga
kambingku,aku ingin pulang menjenguk istriku yang lagi sakit” ujar percakapan Abdul
pengembala kambing, ternyata orang yang sedang mencari rumput itu memiliki badan yang
besar dan bertato,namun siapa sangka dibalik badan yang besar tersebut, si pencari rumput itu
faham apa yang dikatakan turnawicara itu,ia berkata “baik aku akan menjaga kambing
kambing itu, kamu silahkan menjenguk istrimu. Abdul tidak bisa mempercayai omongan
orang itu yang berbadan besar dan bertato, ia sambil pulang kepikiran bagaimana keadaan
domba itu, apakah dicuri, ujar yang ada didalam otak Abdul itu. Si badan besar pun menjaga
kambing-kambing dengan baik dan tidak mengharap diberi imbalan. Sungguh luar biasa. Ia
juga memberi makan kambing yang kelaparan dan terus membunyikan suara mbek” ia
berpikir akan memberikan makanan kepada kambing kambing itu yang sebenarnya rumput
rumput itu seharusnya digunakan untuk diberi makan kepada sapi yang dimilikinya, namun
siapa sangka ia merasa kasihan kepada seorang turnawicara,apalagi istrinya lagi sakit.ia akan
memberi makan rumput kepada kambing kambing itu.

Setelah memberi makan kambing kambing itu, si badan besar itu berfikir “kok lama sekali ya
dari siang sampai sore ini kok belum kesini lagi apa aku tinggalkan”ujar si badan besar
tersebut,kemudian ia masih tetap setia menunggu kambing kambing itu,setelah selang
beberapa lama ia kemudian melihat si bisu pengembala kambing itu. Ia pun meneriaki sibisu
tersebut di samping sungai, ia mengatakan “ngapain disitu, aku sudah memberi makan
kambingmu” Abdul kaget dan langsung menghampiri si badan besar itu, kemudian ia
menghitung kambing itu lagi, dan tidak ada satupun yang kehilangan ataupun kelaparan, ia
juga tidak menyangka ternyata orang badan besar itu baik hati, Abdul berfikir akan
memberikan 1 ekor kambing ke pria badan besar itu, namun si pria badan besar itu tidak mau
diberi 1 ekor kambing, Abdul memberikan isyarat dengan tanganya,”maumu apa?” ujar
isyarat itu, namun si pria badan besar itu mengatakan tidak mau apa apa, ia ikhlas menjaga
kambing kambing itu, Abdul berterimakasih banyak kepada si pria berbadan besar itu,Abdul
pun berkenalan dengan pria badan besar itu,namanya asep, Abdul pun merasa malu dan
meminta maaf atas fikiranya yang negatif akan dicurinya oleh sibadan besar dan bertato itu,
Abdul mengatakan dalam hati “aku besok tidak mau lagi berfikiran negatif, entah itu
manusia bertato kek apa besar kek aku tidak boleh berfikir negatif” ujar si turnawicara atau
abdul.

Dari cerita ini dapat disimpulkan

“sebesar apapun badanmu,seseramnya wajahmu lakukan kebaikan kepada yang


membutuhkan.!karena setiap orang dapat mengalami rasa khawatir,cemas karena dari fisik
kita” .

TAMAT

Karya : M Fahri Ardiansyah

Anda mungkin juga menyukai