TUGAS AKHIR
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana
Program Strata I Jurusan Teknik Mesin
Institut Teknologi Nasional
Oleh :
Muhammad Agung Pamungkas
(12-2014-167)
BANDUNG
2018
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................vii
DAFTAR TABEL.............................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................x
ABSTRAK.....................................................................................xi
ABSTRACT...................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................1
1.1.Latar Belakang............................................................................1
1.2.Rumusan Masalah.......................................................................2
1.3.Batasan Masalah ........................................................................2
1.4.Tujuan Penelitian........................................................................2
1.5.Manfaat Penelitian ......................................................................3
1.6.Sistematika Penulisan..................................................................3
2.1 Magnesium.................................................................................4
2.2 Biomaterial ................................................................................5
2.3 DMEM (Dulbecco’s Modified Eagle Medium)..................................6
2.4 Sifat Mekanis...............................................................................7
2.4.1 Kegetasan atau Brittlene........................................................7
2
2.4.2 Ketangguhan atau Toughness................................................ 7
2.4.3 Kekuatan atau Strength.........................................................7
2.4.4 Keuletan atau Ductility...........................................................7
2.4.5 Kekakuan atau Stiffness.........................................................7
2.4.6 Elastisitas atau Elasticity........................................................ 7
2.4.7 Kelenturan atau Resilience.....................................................7
2.5 Pengujian Uji Tarik......................................................................7
2.5.1 Modulus Elastisitas................................................................12
2.5.2 Batas Elastisitas.....................................................................14
2.5.3 Kekuatan Tarik Maksimum.....................................................14
2.5.4 Keuletan............................................................................... 15
2.5.5 Ketanguhan ......................................................................... 17
2.6 ASM ( Analisa Struktur Mikro )......................................................18
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................28
3
4.3 Hasil Analisa Struktur Mikro ........................................................32
5.2 Saran.........................................................................................35
DAFTARPUSTAKA………………………………………………………….. 36
LAMPIRAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada sifat mekanik dan rambat retak
sampai dengan fatigue untuk magnesium yang mendapatkan proses
ECAP dan DMEM adalah sebagai berikut :
6
Membandingkan nilai Ultimate Tensile Strength Magnesium setelah
melalui proses perendaman didalam larutan DMEM selama 1,7,14,21 hari
dengan Magnesium murni, Magnesium DMEM+ECAP, Magnesium ECAP.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi mengenai sifat mekanis Magnesium setelah
proses DMEM melalui uji tarik.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar penelitian dalam
pengembangan pembuatan implant tulang untuk bidang medis.
7
Bab ini berisi mengenai analisa dan pembahasan mengenai hasil
dari data dan dokumen yang telah diperoleh dari penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang menjawab tujuan
penelitian Tugas Akhir dan saran mengenai proses penelitian dan
pengujian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Magnesium
8
hanya mencapai 5 % dan hanya mungkin dicapai melalui pengerjaan
panas. ( Novianto Agung Cahyono, FKG UI, 2014 )
9
logam seperti baja tahan karat, cobalt alloy, dan titanium, hingga material
resorbable berbahan dasar polimer. Setiap material tersebut memiliki
berbagai kelebihan dan kekurangan. Beberapa tahun terakhir, banyak
penelitian yang menemukan bahwa magnesium berpotensi sebagai salah
satu material yang dapat di aplikasikan pada jaringan keras. ( Rahmi
Syaflida, FKG UI, 2012 )
10
pengangkut zat besi (iron-transport protein) yang fungsinya sama seperti
insulin. Selenium berfungsi sebagai kofaktor sintesis glutathione, yaitu
membantu memecah peroksida dan superoksida. . ( Annisa Nooryani,
FMIPA UI, 2011 )
https://nutrilab.co.id/
11
mendapatkan beban impact, maka yang terjadi adalah sebagian energi
dipindahkan dan sebagian energi diserap. Pengukuran ketangguhan
ditentukan berdasarkan luasan di bawah kurva tegangan regangan
dari titik asal hingga ke titik patah.
12
satu contoh material dengan modulus elastisitas tinggi. Sedangkan
kayu adalah contoh material dengan modulus elastisitas rendah.
13
Standar pengujian tarik biasanya menggunakan standar uji American
Standard Testing and Materials (ASTM). Pada penelitian ini, standar uji Tarik
menggunakan ASTM E8 standard test methods for tension testing of metallic
materials. Adapun mekanisme uji Tarik adalah dengan cara meletakkan
sampel uji tarik pada alat pemegang dikedua ujungnya, kemudian diberikan
beban tarik searah sumbu sampel, laju pembebanan diatur melalui panel
kontrol hidrolik, penarikan dilakukan hingga sampel uji putus. Data hasil uji
tarik akan tercatat pada grafik hasil uji tarik, berupa titik ultimate tensile
strength (UTS), yaitu tegangan maksimum yang dapat ditanggung material
sebelum terjadinya perpatahan. ( Rahmi Syaflida, FKG UI, 2012 )
Dari mesin uji tarik akan didapat kurva gaya (F) terhadap pertambahan
panjang (Δl), seperti pada gambar, dari kurva F vs Δl belum dapat ditentukan
sifat mekanik dari material, karena ada pengaruh perbedaan luas penampang
dan perbedaan panjang pada material tersebut.
14
Gambar 2.6 Kurva (F vs Δl) dari Mesin Uji Tarik. (Irwan, Yusril MT.2013)
Gambar 2.8 Perilaku Material pada saat penarikan dan kondisinya terhadap
besarnya Gaya dan Perpanjangan. (Irwan, Yusril MT.2013)
15
Maka dari hubungan antara gaya (F) vs Luas Penampang (Δl) dengan
tegangan (σ) vs regangan (e) yang dikenal dengan kurva Tegangan-Regangan
teknik, yaitu :
Tegangan (σ)
F
σ= kg/mm2 dimana : σ = tegangan A = luas penampang
A
F = gaya
Regangan (e)
Δl
e= × 100 % dimana : e = Regangan,
Lo
Δl = perubahan panjang
Lo = Panjang Awal
Dengan persamaan diatas di dapat kurva tegangan-regangan (σ vs e)
Gambar 2.9 Konversi Kurva yang didapat dari Mesin Uji Tarik ke Kurva Teknik
(Irwan, Yusril MT.2013)
16
Gambar 2.10 Sifat-Sifat Mekanik yang didapat dari Kurva Teganga Regangan
(σ vs e). (Irwan, Yusril MT.2013)
Linier portion atau lebih dikenal dengan nama titik proposional adalah :
17
1. Batas atas dimana hubungan antara tegangan-regangan (σ vs e)
masih linier dan bukan batas daerah plastis.
2. Apabila dibebani, akan bertambah panjang dan apabila beban
dihilangkan maka spesimen akan kembali ke dimensi semula yang
sering disebut dengan Deformasi Plastis.
3. Pada garis linier ini berlaku HUKUM HOOKE, maka brlku pada daerag
titik proposional.
σ
ε= dimana : ε = Modulus Elastisitas
e
σ = tegangan,
e = regangan
2.5.2. Batas Elastisitas
Batas elastisitas didefinisikan dengan suatu titik yielding (y) pada
kurva tegangan-regangan (σ vs e). Harga titik tegangan yield tersebut
dapat ditentukan degan metoda offset, yaitu dengan menarik garis sejajar
dengan garis linier kurva dengan jarak 0,2 % dari panjang awal.
18
Dimna :
Garis 1 : regangan plastis (0,2%)
Garis 2 : regangan elastis
Garis 3 : regangan total
Daerah di bawah Tegangan yield (σy) adalah deformasi elastis,
sedangkan derah diatas tegangan yield (σy) adalah deformasi plastis.
19
Gambar 2.14 Kondisi Sigma Yield pada Kurva Tegangan-Regangan (σ vs
e) (Irwan, Yusril MT.2013)
2.5.4. Keuletan
Keuletan logam dapat dilihat dari :
1. Besar atau kecilnya regangan (e)
2. Pengecilan penampang (reduction area)
Keterangan :
1. Regangan plastis
2. Regangan elastis
3. Regangan total
20
Jadi semakin besar regangan total dari hasil pengujian tarik maka
material tersebut semakin ulet.
Persama Reduction Area
A o− A i
Reduction Area = x 100 %
Ao
Dimana : Ao = Luas Penampang awal
Ai = Luas penampang akhir
Untuk material yang ulet dan material yang getas bentuk kurvanya dapat
dilihat seperti pada gambar
Gambar 2.16 Bentuk hasil Uji Tarik Material Getas dan Ulet. (Irwan, Yusril
MT.2013)
Gambar 2.17 Bentuk Material setelah Uji Tarik. (Irwan, Yusril MT.2013)
21
Pada gambar 2.15 (a) adalah bentuk patahan pada material ulet terjadi
deformasi plastis seletah necking, dan gambar (b) bentuk patahan yang
memiliki sifat antara ulet dan getas, sedangkan untuk gambar (c) bentuk
patahan pada material yang getas dimana bentuk patahannya rata tanpa terjadi
deformasi plastis. (Irwan, Yusril MT.2013)
22
Dari struktur mikro kita juga dapat memprediksi sifat mekanik dari
suatu material sesuai dengan yang kita inginkan. (Mechanical Science and
Engineering)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
A
Selesai
24
7. Menganalisa dan menyimpulkan hasil dari proses pengujian yang
telah dilakukan untuk mengetahui kekuatan serta kelayakan
magnesium sebagai pengganti implant tulang.
25
Gambar 3.2 Pembentukan Spesimen Magnessium
http://www.baralogam.com/products/non_ferrous/
26
Gambar 3.3 Perendaman Magnesium didalam cairan DMEM
https://nutrilab.co.id/
27
pemotongan pada spesimen, Magnesium (Mg) akan dilakukan proses
pemesinan yang bertujuan untuk membentuk spesimen uji tarik dengan
mengacu pada standar ASTM.
28
3.3.4 Pengujian Sifat Mekanis ( Uji Tarik ) Magnesium DMEM 1,
7, 14, 21 Hari
Magnesium yang sudah dilakukan proses pemesinan dengan
membentuk spesimen uji tarik berbentuk silinder yang mengacu pada
standar ASTM, dan akan dilakukan pengujian tarik dengan mesin uji tarik
serta data hasil uji tarik dapat diketahui.
29
Gambar 3.6 Pengujian Uji Tarik Magnesium DMEM 7 Hari
30
Gambar 3.8 Pengujian Uji Tarik Magnesium DMEM 21 Hari
31
Pemolesan ini bertujuan untuk mempermudah penglihatan struktur
mikro, Lalu dilakukan etsa agar mikrostruktur muncul dan dapat dilihat di
mikroskop.
proses pengamatan untuk melihat bentuk butir dari struktur mikro
magnesium dengan pembesaran 200 µ. Berikut adalah proses pengamatan
pada analisis struktur mikro.
32
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Perendaman
Setelah dilakukan proses perendaman pada specimen Magnesium,
didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Magnesium mengalami perubahan warna setelah mengalami
perendaman selama 1,7,14,21 hari. Dimana spesimen yang telah
mengalami perendaman selam 1,7,14,21 hari berubah warna
menjadi lebih menghitam dan terdapat korosi dipermukaan
dibeberapa bagian yang letaknya tidak merata. Dan dari segi
ukuran serta berat tidak ada perubahan yang signifikan dari sebelum
perendaman dan setelah perendaman
33
Gambar 4.1 Magnesium sebelum direndam DMEM dan setelah
direndam DMEM selama 1,7,14,21 hari
4.2 Hasil Pengujian Uji Tarik Magnesium
Dari hasil uji tarik pada Magnesium yang telah direndam cairan DMEM
dengan jangka waktu yang telah ditentukan selama 1,7,14,21 hari, didapatkan
data hasil pengujian, dan dibandingkan hasil Ultimate Tensil Strength nya
dengan Magnesium Murni, Magnesium ECAP, Magnesium ECAP+DMEM adalah
sebagai berikut :
DMEM 1 hari
40 DMEM 7 hari
30 DMEM 14 hari
DMEM 21 hari
20
10
0
0.00% 2.00% 4.00% 6.00% 8.00% 10.00% 12.00% 14.00%
Regangan (%)
34
Ultimate Tensil Strengt Magnesium
90
79.8
80 74.5
70 64.3 1 hari
Tegangan (Mpa)
56.2 7
60
14
50
21
40 34.4 murni
29.7
30 25.9 ecap
20 ECAP + DMEM
10
0
Axis Title
35
Tabel 4.2 Data Hasil Perbandingan Magnesium DMEM dengan MG Murni, Mg
ECAP, dan Mg DMEM + ECAP
Tensile Yield
Magnesiu Elongation Max. Load Fracture
No strength strength
m DMEM
% N/mm2 N N/mm2 N/mm2
Mg DMEM 1
12.05% 64.3 4090.77 44.145 63.36
1 Hari
Mg DMEM 7
2 Hari 5.54% 56.2 2305.35 18.7 11.72
Mg DMEM
3.34% 34.89 975.02 30.93 16.2
3 14 Hari
Mg DMEM
10.50% 25.9 1589.22 6.07 11.772
4 21 Hari
5 Murni 5.25% 29.73 3659.13 22.2 11
Setelah
metode 22.85% 79.81 2256.2019 61.51 21.95
6 ECAP
DMEM +
74.57 2099.34 53.77 42.14
7 ECAP 8.62%
Gambar 4.5 Jenis Patahan Spesimen Uji Tarik Secara Teori dan Jenis Patahan
Spesimen Uji Tarik Magnesium DMEM
36
Dari hasil pengujian uji tarik pada mesin uji tarik berjenis
Multinsayo, hasil grafik menunjukan bahwa bahan material Magnesium
mempunyai sifat ulet dan getas dikarenakan spesimen Magnesium tidak
terjadi pertambahan panjang ( Necking ) dan dari jenis patahan spesimen
pada saat uji tarik.
Nilai kekuatan tarik yang didapat dari uji tarik pada perlakuan
yang berbeda terhadap material Magnesium dalam perendaman DMEM
nilai tariknya mengalami pengurangan dari 1,7,14,21 hari, dan adanya
peningkatan setelah diproses ECAP, sedangkan secara teori kekuatan tarik
pada Magnesium sekitar 21-110 N/mm².
37
Gambar 4.7 a. Struktur Mikro Mg DMEM 1 Hari b. Struktur Mikro Mg DMEM 7
Hari c. Struktur Mikro Mg DMEM 14 Hari d. Struktur Mikro Mg DMEM 21 Hari.
38
BAB V
5.1 Kesiumpulan
39
5.2 Saran
1. Dari hasil selama pengujian menggunakan cairan DMEM untuk laju korosi
kurang baik, akan tetapi dari segi sifat mekanik kekutan tariknya pada
Magnesium adanya perubahan nilai kekuatan tariknya, mungkin untuk
kelanjutan penelitian bisa dicoba dengan jenis cairan yang lain dengan
fungsi yang sama.
2. Perlunya kerja sama antara beberapa pihak diluar jurusan Teknik Mesin
seperti jurusan kimia dan jurusan kedokteran khususnya bagian Ortopedi
agar pembuatan implant tulang dari Magnesium dapat terwujud, agar
data - data yang sulit diperoleh dapat didapatkan
40
DAFTAR PUSTAKA
41