ABSTRAK
PENDAHULUAN
151
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014
152
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014
komunikasi nonverbal imidiasi guru dengan afeksi siswa yang positif baik terhadap
mata pelajaran (subject matter) maupun terhadap guru. Penelitian tersebut
melaporkan bahwa bila siswa diajar dengan teacher immediacy maka siswa lebih
termotivasi untuk belajar dan guru imidiasi tersebut dinilai menggunakan teknik-
teknik yang prososial dalam mengajar, sedangkan guru yang tidak menunjukkan
perilaku imidiasi dinilai sebagai seorang yang tidak berkelakuan baik (misbehavior).
Penelitian-penelitian yang lain membuktikan bahwa perilaku komunikasi nv guru
memberikan dampak langsung (direct impact) tidak hanya terhadap hasil
pembelajaran (instructional outcomes) dari aspek hasil belajar afektif (affective
learning) tetapi juga hasil belajar kognitif (cognitive learning) (Richmond dkk,
1987; McCroskey dkk, 1996; Chesebro & McCroskey, 2000; Richmond dkk, 2003;
Albers, 2004). Dengan demikian perilaku komunikasi nonverbal secara tidak
langsung memberikan konstribusi untuk meningkatkan hasil belajar kognitif
(cognitive learning) dengan cara meningkatkan keterlibatan (involved in academic
tasks) siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Pentingnya peran komunikasi nonverbal dalam pembelajaran tampaknya belum
banyak diteliti pada konteks guru di Indonesia dan secarfa umum masih sangat
langkanya penelitian mengenai komunikasi nonverbal. Disini peneliti melihat
urgensi penelitian ini untuk dilakukan mulai dari penelitian yang sangat dasar.
Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apa karakteristik bahasa tubuh
yang digunakan guru peserta PPGSD pada saat menyampaikan pesan pembelajaran
di laboratorium microteaching?
Definisi operasional dari perilaku komunikasi nonverbal yang dipakai dalam
penelitian ini adalah suatu bentuk komunikasi manusia dimana kegiatan
penyampaian pesan dilakukan melalui penggunaan berbagai simbol nonverbal
seperti perilaku nonverbal, simbol-simbol budaya, simbol-simbol sosial, serta
simbol-simbol keagamaan. Pada penelitian ini simbol nonverbal yang diteliti adalah
bahasa tubuh, yaitu yang dipergunakan dalam mengajar di laboratorium
microteaching. Sedangkan Pemetaaan variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 1
sebagai berikut:
153
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan bahasa tubuh yang dipakai oleh peserta PPGSD
pada saat praktek mengajar di Lab. Microteaching UNIPA Surabaya. Subyek
penelitian adalah para guru peserta PPGSD UNIPA Surabaya Kouta 2011 yang
mengikuti praktek mengajar di Lab., yaitu sebanyak 59 orang. Data yang diamati
merupakan hasil rekaman praktek mengajar di Lab.Microteaching bulan Januari
Tahun 2012. Ada 1 rekaman yang tidak dapat diakses sehingga jumlah rekaman
yang di pakai dalam penelitianini adalah 58.
Data dijaring dengan menggunakan teknik observasi dan daftar cek list yang
diadaptasi dari angket yang disusun oleh Maniyeni (1996). Aspek bahasa tubuh yaitu
sebanyak 5 indikator yaitu: 1) Isyarat tangan, 2) Gerakan kepala, 3) Kontak Mata, 4)
Eskpresi wajah, dan 5) Posisi dan gerakan badan, yang secara rinci dapat dilihat pada
Tabel 2. Data-data yang telah dikumpulkan pada lembar pengamatan kemudian
dianalisis dengan menggunakan teknik perhitungan persentase tentang karakteristik
bahasa tubuh guru peserta PPGSD.
Tabel 2 Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen
INDIKATOR
KONSEP VARIABEL INDIKATOR
IMPIRIK
Perilaku Ciri perilaku 1.Isyarat Mempersilahkan, memberi
Komunikasi bahasa tubuh tangan instruksi, menunjuk obyek/
Nonverbal jarak, memanggil, menyatakan
besaran obyek, persetujuan,
ketidaksetujuan, mengalihkan
perhatian, menghitung,
memuji
2.Gerakan Menyatakan: persetujuan,
kepala ketidak-setujuan, gembira,
kekesalan
154
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014
155
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014
2) 87,9% guru memberi instruksi kepada siswa dengan menggunakan jari telunjuk
(menunjuk), sedangkan 8,6% mempersilakan dengan menggunakan telapak
tangan.
3) 87,9% guru menunjuk obyek dengan menggunakan jari telunjuk (menunjuk)
sedangkan 6,9% dengan menggunakan telapak tangan.
4) 62,1% guru memanggil siswa dengan menggunakan jari telunjuk, 20,7% dengan
cara menggapai (telapak tangan ke atas), sedangkan 10,3% dengan cara
menggapai (telapak tangan ke bawah).
5) 20,7% guru menyatakan besaran obyek dengan cara membentuk ukuran obyek
dengan jari, dan 32,8% lainnya dengan cara membentuk ukuran obyek dengan
lengan, sedangkan sebesar 46,6% tidak menggunakan isyarat tangan.
6) 43,1% guru menyatakan persetujuan dengan cara menggunakan tanda jempol
sedangkan 56,9% tidak menggunakan isyarat tangan.
7) untuk menyatakan ketidaksetujuan, ada 10,3% guru menyatakannya dengan cara
menggerakkan telunjuk ke kiri ke kanan sedangkan 89,67% lainnya tidak
menggunakan isyarat tangan.
8) 77,6% guru mengalihkan perhatian siswa tanpa menggunakan isyarat tangan,
19% dan sisanya dengan cara menepukkan tangan sedangkan 1,7% mengetuk
papan atau meja dengan tangan, dan 1,7% mengetuk papan atau meja dengan
spidol.
9) saat menghitung, 20,7% guru dari ibu jari (jempol), 32,8 % menghitung mulai
dari kelingking, 15,5% menghitung mulai dari jari telunjuk, dan 31,0% lainnya
menghitung tanpa menggunakan isyarat tangan.
10) Setengah dari guru (50%) tanda jempol untuk memuji keberhasilan yang dicapai
siswa, 1,7% memuji keberhasilan dengan menggunakan tanda V dan 3,5%
memuji keberhasilan dengan tepuk tangan (lainnya), sedangkan 45% guru tidak
menggunakan isyarat tangan untuk memuji keberhasilan siswa atau guru
memberikan pujian dengan kata-kata (secara verbal) seperti: ‘bagus’, ‘hebat’,
‘pintar.’
156
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014
157
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014
158
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014
2) saat menulis dipapan tulis 69,4% guru cenderung berdiri membelakangi siswa,
24% lainnya berdiri di samping kiri papan tulis dan 6,8% berdiri di samping
kanan papan tulis.
3) Hampir seluruh guru (96,7%) menunjukkan gerakan badan yang dinamis saat
menyajikan materi pelajaran dalam keadaan berdiri, sedangkan 3,3% lainnya
memperlihatkan gerakan badan yang kaku.
Pembahasan
159
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014
1) ekspresi wajah normal yang diperlihatkan guru tampak dalam semua momen
pesan.
2) ekspresi wajah serius, ekspresi wajah gembira, serta ekspresi wajah
gugupmenyajikan materi pelajaran.
3) ekspresi wajah serius terlihat pada menyajikan materi pelajaran, menyatakan
persetujuan atas pendapat siswa, menyatakan ketidaksetujuan atas pendapat
siswa, menanggapi kesalahan yang dilakukan siswa.
4) ekspresi wajah surprise terlihat pada saat menanggapi keberhasilan siswa.
160
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014
5) ekspresi wajah gembira terlihat pada saat guru menyatakan ketidaksetujuan atas
pendapat siswa.
Dari hasil penelitian ditemukan adanya tiga ciri posisi badan dan tiga ciri
gerakan badan Guru Peserta PPGSD saat perkuliahan tatap muka. Posisi dan
gerakan badan guru meliputi:
161
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014
162
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan tentang karakteristik bahasa tubuh peserta PPGSD
dapat disusun sebagai berikut:
1) Guru cenderung menggunakan jari telunjuk (menunjuk) pada saat mempersilakan
siswa, memberi instruksi dan menunjuk obyek dan memanggil siswa. Isyarat
tangan untuk menyatakan persetujuan dan memuji atas keberhasilan siswa
dengan cara menggunakan tanda jempol. Masih banyak guru yang belum
menggunakan isyarat tangan atau lebih banyak menggunakan bahasa verbal.
2) Guru menganggukkan kepala untuk menyatakan persetujuan atas pendapat
siswa, kegembiraannya atas keberhasilan siswa, serta menyatakan pujian
kepada siswa. Menggelengkan kepala dan memalingkan wajah digunakan guru
untuk menyatakan ketidaksetujuan.
163
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014
DAFTAR RUJUKAN
Albers, D. L. 2004. Nonverbal Immediacy in the Classroom, (online),
(http://clearinghouse.missouriwestern.edu/manuscripts/236.asp, diakses 14 Maret
2006).
Babad, E. 1995. The “Teacher’s Pet” Phenomenon, Students’ Perceptions of Teachers’ Differential
Behavior, and Students’ Morale. Journal of Educational Psychology, 87 (3): 361-374.
Babad, E., Bernieri, F. & Rosenthal, R. 1991. Students as Judges of Teachers’ Verbal and
Nonverbal Behavior. American Educational Research Journal, 28(1): 211-234.
Birdwhistell, R.L. 1985. Kinesics and Context: Essays on Body Motion Communication. USA: University
of Pennsylvania Publication.
Chesebro, J.L. & McCroskey, J.C. 1998. The Relationship of Teacher Clarity and Teacher
Immediacy with Students’ Experiences of State Receiver Apprehension. Communication
Quarterly, 46: 446-456
Chesebro, J.L. & McCroskey, J.C. 2001. The Relationship of Teacher Clarity and Immediacy with
Student State Receiver Apprehension, Affect, and Cognitive Learning. Communication
Education, 50 (1): 59-68.
Derlega, V.J. & Margulis, T. 1983. Loneliness and Intimate Communication. Dalam Perlman, D. and
Chozby, P.C. (Eds.). Social Psychology. (hlm. 207-226). New York: Holt, Reinehart and
Winston.
Ekman, P., Friesen, W. & O’Sullivan, M. 1988. Smile When Lying. Journal of Personality and
Social Psychology, 54(3): 414-420.
Gazda, G. 1989. Group Counseling A Development Approach. 4th edition. Boston: Allyn and Bacon,
Inc.
Januszewski, A. & Molenda, M. 2008. Educational Technology: A Definition with Commentary.
New York: Lawrence Erlbaum Associates.
Kemp, J. E. & Dayton, D.K. 1985. Planning and Producing Instructional Media. New York: Harper and
Row, Publishers.
164
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran , Pascasarjana UM, 2014
Knapp, M.L. 1978. Interpersonal and Communication and Human Relationships. Boston: Allyn and
Bacon, Inc.
Krendl, K.A., Ware, W.H., Reid, K.A. & Warren, R. 1996. Learning by Any Other Name:
Communication Research Traditions in Learning and Media. Dalam Jonassen, D.H. (Ed.),
Handbook of Research for Educational Communications and Technology (hlm. 93-111).
New York: Simon & Schuster Macmillan.
McCroskey, J.C., Fayer, J.M., Richmond, V.P., Sallinen, A. & Barraclough, R.A. 1996. A
Multi-cultural Examination of the Relationship between Nonverbal Immediacy and
Affective Learning. Communication Quarterly, 44, 297-307.
McCroskey, J.C., Richmond, V.P., Sallinen, A., Fayer, J.M. & Barraclough, R.A. 1995. A
Cross-cultural and Multi-Behavioral Analysis of the Relationship between
Nonverbal Immediacy and Teacher Evaluation. Communication Education, 44, 281-
290.
McCroskey, J.C., Sallinen, A., Fayer, J.M., Richmond, V.P., & Barraclough, R.A. 1996.
Nonverbal Immediacy and Cognitive Learning: A Cross-cultural Investigation.
Communication Education, 45: 200-211.
Miller, P.W. 2005. Body Language in the Classroom. Techniques, Nov/Dec 2005; 80, 8. ProQuest
Education Journals pg. 28, (online), diakses 17 Oktober 2006.
Muhadjir, N. (1991). Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Oliva, P.F. 1984. Supervision for Today’s School. 2nd ed. New York: Longman.
Pease, A. 1987. Bahasa Tubuh: Bagaimana Membaca Pikiran Seseorang Melalui Gerak Isyarat.
Jakarta: Penerbit Arcan.
Richmond, V.P., McCroskey, J.C. & Johnson, A.D. 2003. Development of the Nonverbal
Immediacy Scale (NIS): Measures of Self- and Other-Reported Nonverbal
Immediacy. Communication Quarterly, 51: 504-517.
Richmond, V.P., McCroskey, J.C., Kearney, P. & Plax, T.G. 1987. Power in the
Classroom VII: Linking Behavior Alteration Techniques to Cognitive Learning.
Communication Education, 36(1): 1-12.
Richmond, V.P., McCroskey, J.M. & Payne, S.K. 1991. Nonverbal Behavior in Interpersonal
Relation. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Sadiman, A.S., Raharjo, R., Haryono, A.R. (1993) Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Schutz, W.C. 1971. Here Comes Every-Body. New York: Harper and Row, Publishers.
Seel, B.B. & Richey, R.C. 1994. Instructional Technology: The Definition and Domain of the Field.
Washington DC: AECT.
Sitompul, Nurmida C. 2009. Perilaku Komunikasi Nonverbal Guru dalam Kelas Pembelajaran:
Maknanya Bagi Pembelajaran Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi, Tidak Diterbitkan.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Thomson, P. (1996). The Secrets of Communication. London: Simon & Schuster Ltd.
Thweatt, K.S. & McCroskey, J.C. 1998. The Impact of Teacher Immediacy and Misbehaviors on
Teacher Credibility. Communication Education, 47 (348-358).
Tubbs, S.L. 1987. Human Comunication. New York: Random House.
Ugurel, Merih. 2010. Differences Between Teacher’s Nonverbal Communication In different
Cultures. Theses, The University of Texas at Austin. (Online).
(http://www.search.proquest.com diakses 10 Oktober 2014).
Valencic, K.M., McCroskey, J.C. & Richmond, V.P. 2005a. A Preliminary Test of a Theory of
Instructional Communication. (Online),
(http://www.JamesCMcCroskey.com/electronic/001.htm, diakses 27 Maret 2006).
Valencic, K.M., McCroskey, J.C., & Richmond, V.P. 2005b. The Relationship between Teachers’
Temperament and Students’ Perceptions of Teacher Communication Behavior. (Online),
(http://www.JamesMcCroskey.com/electronic/002.htm, diakses 27 Maret 2006).
Velez, Jonathan J. And cano, Jamie. 2012. Instuctor Verbal and Nonverbal Immediacy and the
Realationship with Student Self-Efficacy and Task Value Motivation. Journal of Agricultural
Education, 53 (2): 87-98.
Whiteside, R.L. 1996. Bahasa Wajah. Jakarta: Penerbit Arcan.
Wooten, A.G. & McCroskey, J.C. 1996. Student Trust of Teacher as a Function of Socio-
Communicative Style of Teacher and Socio-Communicative Orientation of Student.
Communication Research Reports, 13: 94-100.
165