Anda di halaman 1dari 10

Pengembangan Sistem Transportasi di

Ibu Kota Negara


Dail Umamil Asri
Direktorat Transportasi
Kementerian PPN/Bappenas

Jakarta, 29 September 2020


Potret Isu Transportasi Perkotaan
...Kemacetan Lalu Lintas...

Tingginya kemacetan lalu lintas Kota Dengan Kemacetan Diatas Rata-Rata di Asia

Jakarta, Surabaya dan Bandung Taipei


Hong Kong
Masuk Dalam Kota Termacet di Asia Dhaka Hanoi
New Delhi

→ Jakarta menempati peringkat Mumbai


Yangoon
Viantiane Manila

ke-10 di dunia Cebu


Bangkok
Peringkat % tingkat kemacetan* Phnom Penh
Bengalore Ho Chi Minh
Beberapa kota 1. Bengalore 71%
dengan
Phuket
kemacetan di- 2. Manila 71%
atas rata-rata Bd. Sri Begawan

10. Jakarta 53% Kuching


Kuala Lumpur
11. Bangkok 53% Singapore

32. Tokyo 42%


JAKARTA SURABAYA
46. Kuala Lumpur 37%

96. Singapura 32%


BANDUNG
108. Hongkong 31%

*) persentase tingkat kemacetan dibandingkan dengan kondisi normal/tidak macet di kota tersebut Sumber: ADB (2019), Tomtom Traffic Index (2019), diolah Bappenas (2020) 2
Potret Isu Transportasi Perkotaan
Tingginya Ongkos Logistik Terkait dengan Kemacetan di Hinterland serta Besarnya Porsi Biaya di Darat

PEL. BELAWAN Kemacetan di Kawasan Perkotaan Jakarta, Medan, Semarang,


Biaya Logistik persentase PDB, 2016
MEDAN Surabaya, dan Makassar yang merupakan hinterland pelabuhan 24%
utama, ikut berkontribusi pada tingginya ongkos logistik 20%
15%
13% 13% 14%
8% 8% 9% 9%

PEL. MAKASSAR
Sumber: ITB (2016)
Hinterland pelabuhan a.l. PEL. TJ. PRIOK
Kawasan Industri Medan PEL. TJ. EMAS MAKASSAR
(KIM), KIM Star, dll JAKARTA
SEMARANG PEL. TJ. PERAK 1,61 0,26
SURABAYA Porsi Darat Darat
Hinterland pelabuhan Lebih dari Laut
a.l. KI Gresik, Sidoarjo, 70% 19,84
dll
Udara
Rel

73

Penggunaan moda transportasi darat berlebih →


Hinterland pelabuhan a.l. Kawasan kemacetan dan rusaknya jalan → tersendatnya
Industri KBN, JIEP, Bekasi, Jababeka,
Cikarang, Deltamas, Karawang, dll Hinterland pelabuhan a.l. KI Kendal, Hinterland pelabuhan a.l. KI proses → tingginya biaya transportasi
Demak Wijaya Kusuma, dll Gresik, Sidoarjo, dll

Sumber: Kajian Bank Dunia bersama Bappenas (2019) Sumber: Senator 3


IKN harus menjadi teladan kota hijau, berkelanjutan dengan
standar kehidupan tinggi
Sejumlah inspirasi dunia
Melbourne Plan Melbourne (hingga Barcelona Superblok ramah pejalan
Walkability 2050) dipandu oleh prinsip kaki
Kota pertama terjangkau lingkungan 20 menit.
dalam 10 menit
Green space Moscow 54% ruang hijau Shenzhen 45% ruang hijau

75% ruang hijau


dari rehabilitasi hutan

Carbon Copenhagen Kota netral karbon pertama Reykjavik Kota pertama dengan 100%
Zero-carbon, di 2025 sumber energi baru
terbarukan
100% ditunjang oleh
energi hijau

Amsterdam Ekonomi sirkuler dengan Singapore Marina resilience planning


Infrastructure
pemulihan bahan baku untuk untuk pencegahan banjir dan
Sistem infrastruktur
reuse repair dan recycle peningkatan inklusi sosial
sirkuler, tangguh, &
terintegrasi penuh
4
KPI Masterplan IKN dalam Aspek Pengembangan Transportasi

Mendesain Sesuai Kondisi Alam

100% penduduk dapat mengakses ruang rekreasi hijau dalam 10 menit

Bhinneka Tunggal Ika

100% penduduk dapat mengakses layanan/fasilitas umum dalam 10 menit

Terhubung, Aktif dan Mudah Diakses

-80% perjalanan melalui transportasi publik atau mobilitas aktif


-10 menit berjalan kaki ke fasilitas penting dan simpul transportasi publik
-<50 menit Koneksi transit ekspres ke bandara strategis di 2030

Rendah Emisi Karbon

Zero Net Emisson penurunan emisi gas rumah kaca di IKN di 2030
dari baseline BAU

Aman dan Terjangkau

Top-10 EIU Liveable city in the world di 2045

Kenyamanan dan Efisiensi melalui Teknologi

100% konektivitas digital dan ICT untuk semua penduduk dan


pelaku bisnis
Rencana Pengembangan Angkutan Umum Massal Perkotaan

1. PENYEDIAAN DUKUNGAN FISKAL DARI PEMERINTAH PUSAT

Rekomendasi: Pemerintah pusat memberikan dukungan capex angkutan umum

Tanggung Jawab • Sebagian Capex* Dukungan Pemerintah Pusat melalui:


Pemerintah Daerah • Seluruh Opex
1. Hibah; atau
• Lahan
2. Hybrid Financing (kombinasi):
a. Upfront Cash melalui Hibah
Dukungan • Sebagian Capex**
b. AP support dari Kementerian terkait
• Memberi tambahan
Pemerintah Pusat dukungan teknis
untuk Capex porsi Pemerintah Pusat
c. VGF

2. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN OTORITAS TRANSPORTASI PERKOTAAN METROPOLITAN

❑ Langkah awal pengembangan: ❑ Tahapan selanjutnya:


mengintegrasikan Pengelolaan infrastrukur perkotaan dalam satu
manajemen→ referensi: The Port Authority of
pengembangan transportasi
New York And New Jersey
perkotaan lintas administrasi

best practice bentuk


otoritas transportasi
kawasan metropolitan

6
Kriteria Dukungan Mensyaratkan
Kesiapan Perencanaan dan Kelembagaan Terintegrasi
Prioritas dukungan Pemerintah Pusat diberikan kepada kota-kota yang telah
memenuhi kesiapan berikut:

Kriteria Umum Kriteria Kesiapan Kriteria Kelayakan


• Kawasan Metropolitan • Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail • Pemilihan moda yang tepat
(Berbasis Wilayah Perkotaan, Tata Ruang (RDTR) • Memiliki dokumen yang bankable:
Populasi > 1 juta penduduk) • Rencana Mobilitas Perkotaan yang terintegrasi dan o kelayakan ekonomi dan finansial
• Kapasitas fiskal daerah Rencana Induk Transportasi yang berkualitas dan o Kelayakan lingkungan dan sosial
memadai melibatkan partisipasi masyarakat • Mengupayakan keterlibatan badan
• Komitmen politik • Kelembagaan yang berkapasitas untuk mengelola usaha (untuk keberlanjutan)
• Komitmen pendanaan proyek dan mengimplementasikan sistem secara • Rencana implementasi proyek
terintegrasi
• Kelembagaan Otoritas Transportasi Perkotaan
Metropolitan

7
.. Highlight Pelaksanaan Kendaraan Listrik
Di Dalam 7 Agenda Pembangunan 2020-2024 ..
PEMBANGUNAN EKONOMI PEMBANGUNAN SDM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEMBANGUNAN
LINGKUNGAN HIDUP
ARAH KEBIJAKAN ARAH KEBIJAKAN ARAH KEBIJAKAN ARAH KEBIJAKAN

Peningkatkan
Peningkatan Nilai Peningkatkan infrastruktur Pembangunan rendah
Produktivitas dan Daya
Tambah Ekonomi perkotaan sektor energi dan Karbon
Saing
ketenagalistrikan

STRATEGI STRATEGI STRATEGI STRATEGI


• Peningkatan Nilai • Peningkatan • Pengembangan Pembangunan energi
Tambah disektor Rill kapabilitas IPTEK dan infrastruktur pendukung berkelanjutan dilaksankan
dan Industrialisasi penciptaan inovasi kendaraan listrik. melalui pengelolaan :
• Penguatan tingkat kendaraan listrik Pengingakatan peran a. Pengelolaan energi
komponen dalam termasuk baterai badan usaha dalam baru terbarukanserta
negeri litium ion dan system penyediaan SPKLU meningkatkan
fast charging • Pengembangan mobil pasokan bahan bakar
listrk dan angkutan masal nabati
ketenagalsitrik yang b. Efesiensi dan
memerlukan fasilitas konservasi energi
penyedian daya (charging)

8
Ekosistem Pengembangan Kendaraan Listrik

Pemanfaatan Tujuan Bagi Lingkungan


Hulu - Lingkungan Industri dan Penopang Lainnya
Kendaraan Listrik
Pembangkit Energi • Mereduksi emisi (Indonesia
Pengembangan Baterai dan Industri Kendaraan Listrik
Listrik telah mendatangani
Dalam Negeri
Protokol Paris)
Kendaraan Pribadi
Batu Bara • Pemerintah berperan aktif untuk merealisasikan • Menekan emisi gas rumah
industri baterai Lithium kaca sebesar 29%
→ bahan baku berada di dalam negeri (Morowali,
` wind,
EBT: Solar, Halmahera, Konawe) • Kendaraan basis PC yang
geothermal, hydro, biomass, → dapat dikembangkan melalui Joint Venture ataupun Angkutan Umum lebih ramah lingkungan (
waste-to-energy 100% Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) FE &  CO2) melalui
• Bus
→ Jika explorasi tambang dilakukan PMA, sewajarnya ijin kebijakan LCGC sebagai
• Taksi/mobil/motor
export berupa baterai (bukan bahan baku) berbasis online
tahap awal
Gas Alam dll
• Percepatan konversi kendaran berteknologi Internal
Combustion Engine (ICE) ke Pure Electric Angkutan Logistik
→ Kemenhub sedang melakukan diskusi dan penyiapan regulasi

Infrastruktur, terutama Stasiun Pengisian Listrik


Umum (SPLU)
• Ditargetkan pada 2025 dibangun 1.000 SPLU Target Nasional (2025-2050)
→ Diperlukan percepatan ekosistem infrastruktu terpadu dan
kolaborasi antar pihak, khususnya untuk kelayakan nilai • Mobil listrik pada 2025: 2.200 unit, 2050: 4,2 juta unit
ekonomi dan investasi • Mobil hibrida pada 2025: 711.900 unit, 2050: 8,05 juta unit.
Penopang lain: Insentif Pemerintah, Minat Masyarakat,
• Sepeda motor listrik pada 2025: 2,13 juta unit, 2050:13,3
tantangan Pasar Kendaraan Konvensional juta unit.
TERIMA KASIH
Kementerian PPN/Bappenas
Jl. Taman Suropati No. 2, Jakarta Pusat
www.bappenas.go.id

Anda mungkin juga menyukai