Pengantar Arsitektur Kota
Pengantar Arsitektur Kota
*$rsiteku r
[A TIMUR
>to
Hestin Mulyondori
Pry
ARSITEKTTJR
KOTA
Hestin Mulyandari
Editor
Setting
: Oktovioni
: Dedy Hormoko
HS 6>zf u* I ?l20/z
Desoin Cover : Bowo
Korektor 3lpur/Alek
I. Architecture
3.3.1 Agropolitan ........88 5.4 Aspek Pola Tata Guna Lahan (Land Use)........................... 154
3.3.2 Kawasan Tumbuh Cepat .......90 5.4.1 TeoriTata Guna Lahan Perkotaan. .........154
3.3.3 Kota yang Tidak Terencana... ...................93 5.4.2 Konsolidasi Tanah di Wilayah Perkotaan ................. I58
3.3.4 Kota Kompak .......................94 5.4.3 Pengendalian Perrggunaan Lahan .......... 160
5.1 .3 Metode: Konsep Towrrscape ................. 133 7.1.1 Istilah Perancangarr Kota (Urhan Design)........... ....218
5.2 Aspek Iklirn dalam Perencanaan Tata Ruang...................... 138 7.1.2 Dinarnika Pokok di dalarn Proses Perarrcangan
5.2.1 Beberapa Karakteristik I kl im Perkotaan ................... I 3 8 Kota........... ......222
7.1 .3
5.2.2 Perubahan lklim Clobal ...... 139 .Pendekatan Pokok terhadap 'Formal/ Struktural
5.2.3 Adaptasiterlradap Perubalran Iklim ......141 di dalarn Proses Perancangan Kota........ ........224
7.1.4 Dinarnika Ekorrornidan Ekologi ...........224
a
vl P e ngantar Ars ite ktur Kota
Daftcu'lsi vii
7.1 .5Dinarnika Politik dan Ekologi ................221 Gambar 1.4 Pandangan Strukturalis menurut Spengler ( I ) .............. .......9
7.1 .6Proses Perancarrgan Kota dari Segi Budaya Garnbar 1.5 Pandangan Struktural is melturut Spengler (2) ..................... 9
Kota dengan Ekologi Kota .......... ..........228 Garnbar 1.6 Situasi Kota-kota di Indorresia l0 .....
7.2 Proses Perancangan Kawasan Perkotaan ........231 Gambar 1.7 Perancangan Kota sebagai Ekstensi Arsitektur.. ................ l7
7.2.1 Proses Perancangalt Kawasan Perkotaan Menttrttt Garnbar 1.8 Suasarra Pedagarrg Kaki Linra di depan Perpustakaan
Roger Trancik....... ...............231 Nasiorral Propi nsi Daerah l sti mewa Yogyakarta. ............... 20
7.2.2 Proses Perancangatr Kawasau Perkotaan Menurut Gambar 1.9 Tegalan di SekitarUIL............ ........................21
Kevin Lynch......... ...............250 Gambar I .10 Rumalr dan Toko (ruko) ...............21
7.2.3 Proses Perancangart Kawasan Perkotaan Menurut Garnbar I .l I Kios foto kopi dan warung Inakan ..................22
Hamid Shirvani ...................258 Gambar l.l2 Kond si
i Arlefak Perkotaan d i Yogyakarta................. ......... 23
Pustaka
Daftar .............271 Gambar 2.1 Banjir di Jakarta ........33
Glosarium .....................277 Gambar2.2 Runrah Tepi Sungai Ciliwung ..... 34
Indeks....... ..................... 285 Garnbar 2.3 Rumalr diTepi Rel KeretaApi............ ............34
Gatnbar2.4 Beberapa Bangunan Tinggi yang bersifat komersil
di Jakarta ...................39
DAFTAR TABEL Garnbar 2.5 New City Residential Area ............. .................40
Ganbar2.6 Ilustrasi Pernbangunan Kaitannya dengan Peresapan
Tabel2.l Perbedaan Pembangunan Kota secara Acak (Sprawl di Areal Perlindungarr Air........... .....................41
D enl) dan Pem ban gu nan Terke ndali
e v e I op m (A n t i- Spr aw I Gambar2.7 Kolarn KonservasiAir Hujan Drainasi Ramah
Developnrcnl) ............-.. ..................... 54 Lirrgkungan pada Pemukiman........... ..............42
Tabel 3.1 Periodisasi Perencauaatr di Indonesia ............... ......................72 Garnbar 2.8 Konsep River Side-Po1der.......... .....................42
Tabel 5.1 Tata Guna Thnah dalam Kota yang Telah Ada ...157 Cambar 2.9 PT. Sinar Sosro - Cibitung..... .......43
Tabel 5.2 Standar Lokasi (standardfor location requiremenl) atau Gambar 2.10 Feeder buses.......... .......................44
Standar Jarak Tempat Tinggal dengan Fungsi-fungsi
Kota...........
Bangunan dalam ..........157 Gambar 3.1 Kondisi Kota Cirebon Akibat dari Proses Migrasi.............58
Tabel 5.3 Prasarana Urnutn di lndonesia ......... 158 Gambar 3.2 Proses Pem bangunan Bangunan Komersial....................... 60
Gambar 3.3 Kota Molrerrjo-Daro .....................64
Gambar 3.4 Beijing (Peking) ........65
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.5 Kota Acropolis, Atherra ................66
Gambar 3.6 Agor3 dan Sekitarnya............... .......................61
Garnbar 1.1 flipotesis Clrristaller.. ..................... 6 Gambar 3.7 Munculnya Perencanaan Kota (Urbrtn Planning)
Garnbar 1.2 Pandangan Strukturalis melturut Marx dan Enge|s.........'....7 di Eropa Barat.......... ................... 68
Gambar 1.3 Pandangan Strukturalis Inenurut Max Weber....................... 8
Ganbar 3.25 Tujuan pernbangunan berkelanjutan dan Garnbar 5.2 Historic Monunrent di Sekitar Malioboro, Yogyakafta.... l3 I
I rnplementasinya dalam Konteks Kota ........... ........,.......... 94 Gambar 5.3 Garn istanbul H istoric Pen insula
Canbar 3.26 Tingkat Optimalisasi Kota Kompak Tergantung pada Conservatiorr Study, Turkey .......132
"Ukuran" Kota (l)...... ..................95 Gambar 5.4 Salalr Satu Contoh Tbwnscape ...134
Gambar 3.2J Tingkat Optimalisasi Kota Kornpak Tergantung pada Garnbar 5.5 Faktor-faktor yang MempengarLrhi Iklirn Perkotaan........ I 38
"Ukuran" Kota (2)...... ...........,......96 Gambar 5.6 Banjir di Kota Jakarta........ ......... 140
Cambar 3.28 Hubungan Antar Unit Wilayah dalam Sebuah Gambar 5.7 Kubangan Air yang Menggenarrgi Hutan Beton
Kota Kornpak (Modifikasi dari Versi Inggris di Kota Jakarta........ .................... 143
di Urban Task Force) ...................98 Gambar 5.8 Arboretum PT. Sinar Sosro - Cibitung .........147
Garnbar 5.9 Arbdreturn Kawasan Rekreasi Taman Safari, Bogor ....... 147
Garnbar 5.10 Bali Botanic Garderr diTarnan Usada, Bali..................... I48
Gambar 5.1 I Arboretum di Pantai ...................149
Kota merupakan salah satu tempat kehidupan manusia yang dapat dika-
takan paling konrpleks, karena perkembangannya dipengaruhi oleh aktivitas
pengguna perkotaan yang menyesuaikan dengan perkembangan zanralr dan
tuntutan hidup. Kota, sebagai suatu proses yang dapat dilihat hasilnya dan
perkernbangannya lebih menonjol dibandirrgkan dengan kawasan luar kota,
sefta cenderung lebih menekankan pada segi ekonomi, dianggap sebagai ha-
sil rekayasa manusia untuk rnemenuhi kehidupan ekonomi penggunanya. Se-
lain itu, kota juga memengaruhi kehidupan di segala bidang, yang berdampak
pada timbulnya masalah-masalah yang semakin kompleks yang memerlukan
pemecahan.
\
Pendahuluan
P e ngantar Ars i te ktur K ota
Menurut Doxiadis dalam Ekistic (1973), kota yang lebih besar namanya
3. sebagai simpul komunikasi yang lebih lengkap dan cepat dengan
adalah adikota (metropolis) yang pendr.rduknya lebih dari dua juta orang, kota jangkauan yang lebih wilayah luas;
raksasa (ntegalopolis) berpenduduk seratus juta orang atau lebih, wilayah kota
4. sebagai satuan fisik infrastruktural terkait dengan jaringan wilayalr luas;
(urban region) berperrduduk kira-kira tujuh ratus juta jiwa dan merupakarr
5. pusat politik dan administrasi pemerintahan untuk kepentingan tingkat
kota di seluruh wilayah, benua kota (urbanized continenl) berpenduduk kira-
wilayah lebih atas.
kira lima miliar jiwa serta merupakan kota seluruh benua, dan mahakota
(ekumenopolls) yang berpenduduk kira-kira tiga puluh miliar jiwa serta
Kondisi kota yang sudah larna terjadi di Indonesia sangat kompleks
merupakan kota Seluruh dunia.
yaitu pertumbulran/perkernbangannya tidak merata; masih dipengaruhi
Ciri kehidupan kota, pada umumrrya ditandai oleh adanya dominasi
oleh pasar; terjadi proses komersialisasi/privatisasi yang cenderung tidak
sektor sekunder (industri) dan tersier (asa perdagangan) yang berperan besar
terkontro l; kerusakan I ingkungan semakin paruh, inefi siensi sum ber day a; dan
dalam kehidupan ekonomi. Selain itu, jurnlah penduduk relatif meningkat
bahkan terjadi ketidak-adilan sosial. Sehingga, kota-kota di Indonesia dapat
tajam akibat dari urbanisasi, sehingga susunan sosial perrduduknya sangat
dikarakteristikkan sebagai berikut:
heterogen dibandingkan dengan pedesaan. Akibat dari banyaknya aktivitas
a. Turnbuh secara tidak terencana (organis);
kota, rnenyebabkan dibutuhkan bangunan-bangunan yang cukup besar dan
b. Cerrderung tidak terken dali (sprawt);
tinggi, sefta meningkatnya transportasi yang cukup pesat. Fungsi kota secara
c. Mengabaikan aspek tata guna lahan, sehingga guna lahannya tercampur
internal (sekunder) yaitu:
(ntixed-uses);
l. sebagai kegiatan kehidupan dalam wadah kelridupan sosial-budaya d. Dualisrn ekonomi: formal- infonnal;
penduduk setempat, seperti kawasan pennukiman dan sararranya;
e. Budaya kota yang khas;
2. sebagai wadah kegiatarr ekonomi lokal, mendukung rumah tangga f. Aturan-aturan pemerirrtah kota daerah banyak yang tidak terlaksana.
penduduk, dalarn hal:
a. Kebutuhan produksi: bentuk pusat kerja pemerintah dan swasta,
Dari ciri-ciri tersebut, men imbulkan t antangan-tantangan baru perencanaan
produksi/industri,
dalam mengatasi kerniskinan dan ketidak-adilan sosial; mengatasiglobalisasi
b. Kebutuhan kerjasamujasa, distribusi transaksi, dan simpul pertukaran
dan pasar bebas/kapitalisrne/komersialisasi/privatisasi; demokratisasi dan
informasi,
desentral isasi ; plural isrne; seft a mengatasi kerusakan I ingkungan.
c. Kebutulran layanan transportasi lokal: simpul jaringan sirkulasi
Perturnbuhan sebuah kota tidak selalu diawali dari adanya desa. petani
berupa terminal, stasiun, dan bandara maupun pelabuhan;
yang hidup diri lahan pertaniannya cenderung bertempat tinggal secara
3. sebagai satuan fisik infrastruktur lokal;
terpencar dan mendekatkan diri dengan lahan pertaniannya. Tetapi kemudian
4. sebagai rvada.lr politik dan adrninistrasi pemerintahan.
pengelola teritori rnempunyai kepentingan untuk mengendalikan kehidupan
sosial, ekonomi, dan politik masyarakatnya. Sementara kota tumbuh terjadi
Sedangkar: fungsi kota secara eksternal (primer) adalah:
karena adanya kepentingan yang sama anttara penduduk yang datang dari
l. pusat interaksi dan wadalr kegiatan sosial budaya bagi penduduk lebih
berbagai tempat. Kepentingan tersebut adalah untuk menjualjasa dan barang
luas:
yarrg mereka miliki dan membelijasa sefta barang yang tidak dapat mereka
2. pusat dan wadalr kegiatarr ekonomi ekspor sehingga mempengaruhi
hasilkan. Fungsi saling membutuhkan dan saling tergantung inilah yang
manajernen transaksi industri antara lain produksi barang, produksijasa,
rnenjadi pemicu pertumbuhan, perluasan, dan penguatan fungsi perkotaan.
koleksi dan distribusi untuk wilayah luas;
s(tstulilfl lama
itirtalirosional, .g*.*--*--;- susrlal haru alam
tidsk birukrntit)
- '(tasional birokratirl ko*m*pr.rlitrn lxtle$mn
{ beb*s pernbtharuan }
kota
mSarir kebudayaan
{r("lqllril
Ga m ba r r.4 Pandangan Spengrer ( I )
horltop*niffir :li.l$::?l d;nurut
{ ti{lak l}ubil$, hukan
prrrrbaltantan)
Seperti pada gambar 1.4 di atas, bahwa kota merupakan suatu ke-
Gambar 1.3 Pandangan strukturalis menurut Max Weber satuan yang mempunyai cara hidup yang khas, sedangkan pedesaan
Sumber: Nas ( 1984)
dirasakan sebagai suatu yang melingkupinya, yang tidak begitu penting.
Desa merupakan kesatuan dengan alam dan pemandangan yang selaras,
Garnbar l 3 di atas mengilustrasikan bahwa kota sebagai suatu tempat
kota berlawanan dengan alam dan akhirnya menjadi kota yang meliputi
yang mempunyai sifat kosrnopolitan, yang terdapat berbagai struktur
dunia: ekumenopolis. Di luar kota, semua adalah taman atau dunia pari-
sosial yang menimbulkan bennacam-lracam gaya hidup. Di kota terdapat
wisata. Di dalamnya didirikan alam tiruan. Inilah kota yang dibuat oleh
dorongan untuk membentuk suatu kepribadian sosial dan mengadakan
arsitek kota: artificial, utterly land-alien product of a pure intellectual
perubahan, kota rnerupakan sarana untuk perubahan sosial. Menurut Max
satisfaction Menurut Spengler bahwa pedesaan: kota,/Negara : alam :
Weber bahwa kota: pedesaanlnegara: kosmopolitan : hornogen (Nas,
kebudayaan (Nas, I 984).
r 984).
it. Pandangan menurut Simmel ker*brt <--*..***.-__---}' bukan kerabat kedldukrn tinggi
Sirnrnel meneropong kota dari sudut psikologi. Kota mernbawa pe- (utandiri)
,le8Brfl
ningkatan rangsangarl syaraf. Dalam kota metropolitan, orang mendapat
bermacarn-macam kesan yang tak terduga, dan orang harus bereaksi de-
ngan otaknya, bukan dengan hatirrya seperti dalam masyarakat pedesaan.
Pasar, ekonomi keuangan, rasionalisme, sifat impersonal serta penjad-
walan waktu (menurut jam) merupakan dasar bagi rangsangan syaraf.
7. Pandangan menurut Spengler
perkanrpuillan pcde$aall
Spengler meletakkan hubungan antara pengertian kota, pedesaan dan
ke<ludu*an rcrdelr
kebudayaan alam. ( tidrft muriid)
Cambar 1.5 Pandangan strukturalis menurut Spengler (2)
Sumber: Nas (1984)
Pendahuluan
Pengantar Arsiteklu' Kota
Pertentangan perkampungan-pedesaan berdasarkan dikotomi kerabat berkernbang menjadi suatu kota yarrg tumbuh cepat, dan rnembutuhkarr
dihadapkan dengan bukan kerabat, karena perkampungan terdiri atas fasiIitas-fasiIitas untuk pernenuhan kebutuhan pengunjung tersebut. Berkaitan
kelompok ketururran (moiety) seperti yang ditunjukkan pada garnbar 1.5 dengan hakikat kota ini, satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa nrakin
di atas. Kota : pedesaan : kota : perkampungan : elite : lainnya' besar suatu kota, maka akan makin kaburlalr karakteristik utama yang ada
8. Pandangan menurut Wirth ditinjau dari segi fungsinya, karena karakteristik utarna yang tirnbul pada awal
Kota semakin berlambalr besar, senrakin padat dan dihuni oleh orang- rnula suatu kota akan tergantikan dengarr karakteristik yang lairr yang lebih
orang heterogen, berubah puIa sifat-sifat nrasyarakat. modern.
9. Pandangan menurut Tonnies Hakikat suatu kota sendiri dapat mernpunyai realisasi yang bennacam-
Tonnies membedakan dua tipe hubungan masyarakat kota dan desa: rnacafir, hal ini sangat bergarrtung pada sudut para ahli seperti ahli geografi,
a. Gemeinschaft yaitu di desa - bergotong-royollg darr di kota - geolog, antropolog, politikus, sosiolog, ahli kesehatan, ahli hukum, ekonom,
individualis senirnan dan budayawan, teknik sipil, dan yang terakhir adalalr arsitek yang
h. Gesellschaftyaitu nrasyarakat kuno rnem iliki sifat solidaritas t.nekau is, berkecirnpung di bidang perencanaan kota.
sedangkan masyarakat modern merniliki solidaritas organis' Penelusuran dari berbagai parrdangan tersebut, antara lain: (l) ahli
geografi akan rnemandang kota dari segi pennukaan kota dan lingkungannya
dengan merrcari hubungan antara wajah kota, bentuk kota dan fungsi kota
itu; (2) ahli geolog akan mernperhatikan kota dari segi laharr dan tanah di
bawah kota dan mengaitkannya dengarr pembangunan; (3) ahli antropolog
akan memandang kota dari nilai budaya dan sejarah serta perkernbangannya;
(a) ahli politikus akan nrenekankan pada cara mengurus kota dan bagaimana
kebijaksanaan Qtolicy) antara pemerintah, swasta dan masyarakat serta; (5)
ahli sosiolog akan berfokus pada klasifikasi permukiman kota dari semua
aspek sosialnya; (6) ahli ilrnu kesehatan akan nremperhatikan keadaan
lingkungan kesehatan perrnukiman kota; (7) ahli ilrnu hukum akan berfokus
pada hubungan peraturan dan keputusan dengan perencanaan kota serta
pelaksanaannya; (8) ahli ekonorni akan memperlratikan aspek perdagangan
kota yang berfokus pada hubungan kegiatan dan potensi kota yang sangat
menguntungkan secara finansial; (9) ahli seni terutama budayawan akan
mernandang kota tersebut mempunyai keklrasan budaya, sehingga suatu kota
dapat diungkapkan dengan berbagai puisi yang indah; (10) ahli teknik sipil
Gambar 1.6 Situasi kota-kota di Indoncsia yang berfokus pada sistern prasarana kota dan pembangunannya serta struktur
anatomi kota dan perencanaannya, dan yarrg terakhir; (ll) arsitek rnerniliki
Gambar 1.6 menurrjukkan bahwa kota-kota di lndonesia mampu rnerljadi beberapa sudut pandang yang sama dengan insinyur, namun tetap akarr lebih
magnet untuk menarik jurnlah pengunjung yang lebih banyak karena terkenal menekankan aspek-aspek kota secara fisik dengalr memperhatikan hubungarr
derrgan objek budaya dan nilai historis yang tinggi, sehilgga akan mampu antara ruang dan massa perkotaan serta bentuk dan polanya.
I'endahttluan l5
14 Pengantor Arsiteklur Kola
teknologi' serta kondisi alam
dan
Sebagai satu ilnru dalam perencanaarr wilayah, planologi tak perrLr
1. Aspek fisik dan visual: estetika'
lingkungannya.(ekoloill..^, diragukan. Munculnya istilah "dacrah peruntukalt" yang biasanya
hubungan timbal balik dengan budaya
(anthropos): sosial' ekonomi' dan diperLrntukkarr urrtuk kawasan penrrnahan, industri, pertanian dan claerah
2. Aspek kehidupan manusia resapan air, mcnjadi salah satu wuiud upaya rnenata kota dan wilayah. llnru
dan perilaku manusianya'
beserta segala aspek kegiatan planologi.iLrga sangat berkaitan dengan ilnru-ilrnu yang lainnya seperti ilnru
dan perkotaan pendekatan riset
akan
Pendalaman ilmu arsitektur cttaczr dan ilrnu lingktrngatr, karena dcngan rneuraharni cuaca secara lebih baik.
selalumasukkepadaelemen-elemenhuntansetllementtersebutdiatas akatr rnetlbantu penterintah clalarn rrrenrbangun inl'rastruktur clan persiapan
seni' dan
seperti teknologi' ilmu alam'
yang menyangkut berbagai disiplin' rnertghadapi keaclaart darttrat bencana, sedangkarr derrgan pentalratlan ilrlr-r
lingkr-rngan clapat rnerencanakan dan rlcngembangkan wilayah perkotaarr
humarritasdalamberbagaiaspek:sosial,ekonomidanbudaya.Arsitekturdarr
sccara lebih sinergis dengan lingkungan dan tidak tlerusak lingkungan alan-r.
Perkotaansebagaihasilbentukbuildenvironn.tentdankehidupanmanusianya
(sebagaiContainerdanContenl)terjadidalamprosesyangterencanadan
karya manusia'
maupun tidak' merupakan
terancang (design)secara formal ilmu perencanaan
dan perkotaan menyangkut
Oleh karena itu, ilmu arsitektur
(P g) dan peranca ngan (De s ign)'
I annin
Per':t lrcaug:ru Xot2_/ )
Ilmuarsitekturlahirt""uit,'outusebagaiakibatdarituntutanakankebutuhan
perencanaan kota
manusia akan tempat bernaung' sedangkan ilmu
mendasar yang lebih
lingkungan fisik pada skala Llrr.r I ,2 I Ii.zr,
muncul karena adanya permasalahan
N
besar.Hasildariseorangarsitek/perencanakotaakanmemilikivisidanmemecahkan (larnbar
bagi kemajuan kota' serta dapat
1.7 l)crancangiin kota scbagai ckstcnsi arsitektur
wawasan yan* ru'*u'itnJuprun Surnbe r: I)iurracdi" 20(X)
dalam konteks perkotaan dan
berbagai macam permasalahan yang terjadi di
yang lebih manusiawi'
rnasyJrakat kota, dengan cara Planologi, Dalanr bidang ArsitektLrr, terclapat ilr.nu "Pcrancangan kota". Pcrancarlgalt
wilayah sendiri dikenal sebagai
Ilmu perencunuu,l,uru kota dan kota clapat dililrat sebagai perluasan bidarrg arsitcktLrr. Karena dari satu sisi
dandisiplirrinisudalrmulaimenjadisatupendidikansejakhampir50talrun skala atau cakupan area, arsitcktur nrcrancang bangunan pada satu pcrsil
silam.Perkembarrgandandinamismeperkotaansertawilayahpadasatusisi (atau disebtrt berskala rnikro), sedangkan cakuparr peranoangarr kota nreluas
takbisadihindarikarenaberbagaifaktor,sepertijumlahpendudukyangterus perencanaan tidak hanya satu persil. tapi suatu karvasarr (yang biasanya terdiri atas banyak
terus tumbuh' Namun' hukum
bertambah dan ekonomi yang jelas persil)-dapat pLrla disebut sebagai berskala rnezzo. Dengarr dcnrikian,
ditaati, dan ..uu!ui*una disiplin-disiplin lain, planologi
harus tetap ruang harus perar.lcangan kota berkaitan derrgan perrataan lirrgkLrngan fisik yang lcbih
ilmu yang memberi pedoman tentang bagaimana
merupakan dengan alam lLras daripada hanya satupersil sepcrti yang tcrdapat dalanr bidang arsitektur.
manusia' juga agar harmoni
diatur, selain demi kemaslahatan antara lain Karcna dapat dilihat sebagai ekstensi dari bidang arsitektuq maka bidang
aplikasi dari ilmu planologi
dapat terus dipertahankan. contoh Perancarrgan Kota (urhan De,sign) kerap pula disebLrt sebagai "Arsitektur
bagaimana,"uuixnyulokasiindustrilrarusditetapkanagarlimbahnyatidak pertanian' Kota" (garnbar 1.7), yang rnerupakarr perluasan cakuparr dari konteks nrikro
penduiuk sekitar' daerah mana sebaiknya untuk
mencemari ke konteks mezo (kawasan) sehingga tinrbul bebcrapa implikasi, antara lain:
bagaimanakebutuhanidealwargabisaditopangdenganbaikolehalam,daeralr
manakawasanhijauyangharusdipertahankan,bagaimanaperencanaanjalan,
dan pengadaan
penetapan ,onu pttu*ulun'
p"ngtlolaan jaringan drainase'
fasilitas umurTl lainnYa'
l6 PengantarArsilektur Kota l I
I'andtrltuluatt ll
t. Klien dan partisipasi dengan kualitas visual lingkungan. Perancangan arsitektural, di lain pihak,
Dalam pekerjaan arsitektural, umumllya menangani satu persil, kita berfokus pada bangunan secara individual (tunggal).
rrelayani satu klien; sedangkan dalarn perancangalr kota, yang biasarrya Ihnu arsitektur dan perkotaan, keduanya tidak terlepas dari seting
rnencakup banyak persil, perancang kota berhadapan dengan banyak ckonominya, sepefti kaitarr lokasi atau ternpat, kegiatan, dan infrastruktr-rr.
pernilik persilyang berarti banyak klien atau barryak pengarnbil keputusan. Ketiga hal tersebut pada dasarrrya adalah tiga aspek yang saling terkait satu
Dengan banyaknya pengambil keputusan rnaka perancaltgall kota nlau sanra lain.
ticlak urau perlu nrelibatkan banyak parlisipasi (parlisipasi lrasyarakat
atau pihak-pihak terkait). l. Lokasi
2. Masalah lingkungan Lokasi pada dasarnya merupakan bagian terpenting dari kota. Fasili-
Dalam penanganan satu persil, masalah lirrgkungan kurang terasa. tapi tas-fasilitas perdagangan dan perkarrtoralr yang berskala besar cenderung
bila cakupan lrrelllas ke kawasan, lnaka nlasalah kelestarian lingkungarl berada di sekitar pusat kota, sedangkan fasilitas-fasilitas perdagangan dan
nrenjadi lebih uyata. Masalah lingkungan tirnbul akibat interaksi arttar perkantoran yang berskala kecil cenderung berada di tepian pusat kota.
guna lahan dalam kawasau, juga akitrat kegiatau sirkulasi lalu lintas. dan Di dalarn kota juga diternui beberapa perurnahan rnewah, narrlln di tepi
sebagairrya. kota jr,rga terdapat vila-vila yang tak kalah rnewah. Pabrik-pabrik indus-
3. Masalah sosial (htrbLltlgalt atllarlttattttsia) trinrenernpati lokasi tepi kota karena masalah pencemaran, sedangkan
Satu persil berarli satu keluarga. Akan tetapi, berkaitan dengan sattt kantor perusahaaunya tetap ada yang diternpatkan di pusat kota untuk
kawasan, terdapat masalah hLrbungan antarkeluarga. atttartnattttsia. atatt rnerrperrnudalr aspek perdagangan. Semakin ke tepi kota dapat diternui
clisebut sebagai masalah sosial. Masalah itri nrisalnya terwuitrd dalam area tegalan, dan semakin rnenjauhi kota, dapat ditemui peltggllnaan un-
kebutuhan akan fasilitas ut'nunr atau fasilitas sclsial. prasaralla ut.llt.lll"l, tuk area perkebunan dan persawahan. Lebih.iaLrh lagi dari tepi kota dapat
juga kegiatan yang khas di nrasyarakat kita, yaitg perdagangart sektor diiurnpai area alami yang berupa vegetasi yang masih alarni atau berupa
infonnal (kaki lima). hutan.
2. Kegiatan
Pittas clan Ferebec (19S2) meniela,,kan bahwa perancangart kota merutrra- Kegiatan dapat dibagi menjadi dua kategori. Kategori yang pertama
kan biclang iluru yang unsrrr-unsurnya tni'nriniatn dari--antara lain adalah kegiatan forrlal, yang berlangsurrg di bangunan atau lahan ter1entu,
-bidang-
hir,lang ilmu arsitektur. lattskap, aclntinistrasi ptrblik" hukum, sosiologi, darr dan tercatat dalam tata guna lahan atau tata guna barrgunan. Kegiatan
ge,.lglaii pcrkotaan. Sebagai sebtlah iridarrg ilnttt, pcrancallgan kota tnenlptt- f,onnal ini dapat dibagi nreniadi tiga nracam utanra, ditambah satu rnacarrl
rryai perbeciaan derrgan pererlcanaau kola rnaupun dengart arsitektur. Antclnia- tambahan" yaitu:
rtes ( ir)8(r) nr*llraniiang bahrva perancaugau kota sebagai salalt satu imple- a. Kegiatan Perdagangan (Conmercial), yang melipLrti aneka skala
lncrrlnsi rencilnir kota. sedangkan para arsitek rncliltat perancangall kota tidak perdagangan, rnulai dari warung, kios, pasan, pefiokoan, superurarket,
selalrr lrarus dernikiau. Mereka tnelnatrdatrg bahwa perallcangan kota dapat nral, dan sebagainya.
tintbLrl selragai usaha unttrk rnerrg,atasi problema perkotaan secara praktis lc- b. Kegiatan Pernrukiman (Residenliul), yang meliputi beragarn jenis
rvat pettgaturart benttrl<-bcntuk fl sik. perurrrahan &n pernrukirnan clari kelas, nrulai dari runrah kopel,
I)r:rencauaan kota (urbuu plaruting). meskipttn lrcrkaitart dcngan tata rurnah sederlrana, rulnalr mewah, sanrpai apaftemen maupun
ruang clan.iuga, zurtara Iain, ekononti, sosial, butlal'a, biasanya tidak berkaitan kondontinium.
3. In fi'astrrrktur
Inll'astrgktr-rr dalant kolttcks ekonou.ri clapat dipanclang sebagai hal
yang clitaltanrkau sebagai bentuk "iur"cstasi" cli dalanr sttattt karvasatt
perkolaarr. Misalnya dibcltltrktrya perclagarlgan kaki linltr di separl-iarlg
koridor dcpan pcrtokoan .ialan Malioboro (garnbar I .8). Ybgyaliarla,
clapat clipaltdang setragai pettalatlar.r illvcstasi karetla setiap peclagang
kaki lirna akan lnenyctor biaya retribtrsi pcllye\\'aan lallan berdagang
ffi
rrrereka kepada penrcri tttah. Cambar 1.9'lcgalan cli sckitar lJll
---
ffiffi
ffiH ffiW-$*
reW H.
mengandung berbagai dampak sosial di dalarr-r masyarakat, atltara Iait.t: (2) perkelahian pela.jarlnrahasiswa,
a. Masalah kePernilikarr tatlah (3) aksi corat-coret dan uniuk rasa.
(l) Penialstran seftifikat sehingga barryak sertiflkat ganda, Pedagang asongan dan kaki lima rnerupakan dantpak negatif dengan
(2) Penipuan dan penggelapan sertifikat, meningkatnya urbanisasi sefta sulitnya lrencari lapangan kerja sehingga
(3) Masalah ganti rLrgiyang dilakukan beberapa perusahaatt industri menladi titik rawan yang dapat nrerrimbulkan gangguan kearnanan.
dan developer terhadap pcrnilik bangunan guna kepentirtgart 5. Masalah penrbebasan tarrah di beberapa bangunan yang akan diiadikan
ekottom i Pengusaha tersebttt, ruang terbuka kota rnasih sering rneniu-rbulkall protes dan tidak pllasnya
(4) Sengketa hak kepernilikan tanah, yarrg biasarrya tirnbul dari masyarakat terhadap ganti rugi tersebut.
klien yang rnernbeli rumah dari developer dengan status tanah 6. Banyaknya rnasalah SARA yang akan menjurus pada tindak anarkis
yang tidak jelas dan masalah tersebut menjadi berkepanjallgan. (merusak bangunan dan infrastruktur lainnya).
b. Meningkatnya kasLrs krirninalitas akibat berken-rbangnya daerah 7. Masalah kenaikan bahan bakar rnirryak (BBM) rreninrbr-rlkan semakin
permukiman. banyaknya pernutusan hubungan kerja, karena perusahaan tidak sanggllp
rnenekan biaya produksinya yang ikut naik.
penrbuangarr Iimbah. karena partikel-partikel tanah yang terbentur langsultg oleh air hujart
rrenyumbat pori-pori tanah tersebut;
Urrtuk mengettdalikall masalah sosial, diperlukan kepastian Itukum yang (-. Penurunan kapasitas infiltrasi tanah berpengaruh sangat kuat terltadap
berarli aclanya kepastian dalarr pelaksanaannya, di llana huktllrr yattg restlli penLlrllnau kandungan air tanah, sebaliknya peningkatan voltttne aliran
{iperLlnclangkan dan dilaksanakan dengatt pasti oleh ttegara. Kepastiarr ltukutr air permukaan merryebabkan banjir dengan tnembawa partikel-partikel
berarli setiap orang dapat menuntut agar ltukunr dilaksanakarl datr tltt.tttttall tanah yang lepas di saat terjadinya benturan air hujan dengatt tattah,
itu harus dipeuuhi, dan setiap pelanggaran hukuur akan ditindak sefla dikerrai cl. Kurarrg tersedia prasarana penampLlr.lg dan pengalir linrpasart air
sanksi ntenurLlt Irukur.r-r.luga. Dalam hal ini tenrasuk bahwa alat-alat llegara perrnukaarr menimbulkan banjir sekaligus partikel yang terbawa
akau nrenjamin pelaksanaan hukunr dan bertindak sesuai dcngan llorrna nrenyebabkan pendangkalan.
hukum yang berlaktr. c. Banyaknya drainasi di kota-kota besar seperti di Kota Jakarta (gambar 2. I )
Penyelesaian konflik dalam nrer,vuiudkatr kealnanatt dall rasa atnatr yang tersumbat, karena saluran drainase bawah tanah tersebttt ternyata
rnerupakan tanggung jawab kita bersanta yang secara hakiki mencakup penuh dengan kabel listrik dan telepon, sehingga air hLrjan tidak bisa
suprentasi hukun.r, mentberikan.iarninan dan perlindungan HAM (hak rnasuk ke saluran drainase tersebut, dan air akan mettggeltaltg di .ialan.
asasi utaltusia), adanya transparansi, adanya pertanggLrngiawabarr ptrblik Jika volr-rnre air yang menggenang terlalu besar ntengakibatkan baniir di
(acotnlubililcts public). pentbatasarr dan pengar.vasatr kewetrattgall kepolisian .ialanan tersebut" Dampak lairr adalah rusaknya jalan tersebLrt akibat air
dan berorietrtasi pada tnasyarakat. hujan, yang rnernbahayakarr kendaraan yang melewatinya.
(PKB) berkala untuk kendaraan angkutau Llmull dan barang selatna ini buruk atau kerusakan lingkungan dan lain sebagainya lebih dari sekadarmernperindah
dapat menghambat kanrpanye program yang sama yaitLr pemeriksaarr dan dan rnempercantik kota yang lranya dalam tataran kulit/artifisial.
perawatan kendaraan bennotor pribadi. Terbatasnya data dan inforrrasi yang
diperlukan oleh rnasyarakat untr"rk lebih mernaharni rnasalah petrcentaralt
udara juga rnenjadi kendala. Pada beberapa kasus, meskipun data tersedia 2.3 MASALAH INDUSTRIALISASI
luanrur.l masyarakat sulit mettdapa'kannya.
Kaj ian khusus perlu di lakLrka. t terhadap pendekatan-pendekatan program Sebelum abad ke-19, kebanyakan kota berfungsi sebagai sebuah inti
peningkatan perhatian masyarakat baik oleh pemerintah rlaupull pihak lain yang stabil; perkembangan dan perubahan pernbentukan kota berjalan
agar upaya tersebut dapat merrghasilkarr tindak nyata atau partisipasi aktif dengan larnbat. Narnun pada abad ke-19, dirnLrlailah suatu zamarr baru, yaitu
serrua pihak. Selanjutnya, kantpanye publik yartg intensif dan terencarla, yang z.atnan industrialisasi. Zaman indLrstrialisasi pertarna kali dirnulai di lnggris,
rnelibatkan masyarakat secara luas, tertnasuk pelajar-pelajar (darnpak terhadap kemudian ke Eropa dan Arnerika Serikat, sehingga pertengahan abad ke-
kesehatan dan lingkungan) perlu dibuat darr dilaksartakan. Kampanye publik 20 menyebar ke seluruh dunia. Zarnan industrialisasi ini sangat mengubah
yang akan dilakukan lrarr.rs dapat menumbulrkan ketertarikan dan keinginan" wLrjud dan kehidLrpan kota. Tetapi industrialisasi itu tidak pernah rnungkin
Perluuya pertirnbangan lingkungan dalarn perencanaall ruang tnenttrttt rnempengaruhi zaman rnodern ini tanpa tiga penernuan baru pada saat itu,
Setiawan (2005) sebagai berikut: yaitu rnesin uap,lift (derrgan kornbirtasi konstruksi baja), dan rnobil.
- Konservasi kawasan lindurrg; l. Mesin uap
- Konservasikeaneka-ragatxalthayati; Pada masa pra-industrialisasi, kebanyakan produk yang dihasilkan oleh
- Konservasi kawasarr-kawasatr resapatt air; pabrik biasanya langsung dijual di lingkungan sekitarnya. Dan letak pabrik
- Konservasi natural lanskap; sangat terbatas karena kebanyakan mesin perlu tenaga dari air sungai.
- Konservasi kawasan-kawasarr pertaltiatt; Akarr tetapi, sesudah penemuan rresirr uap, dua hal terjadi dikarenakan:
- Konservasipenrukimanpedesaart; a. pabrik-pabrik dapat ditempatkarr di rnana saja, karena mesin uap bisa
- Konservasi pusaka budaya darr saujana br"rdaya (cultural lanskup). bekerja di mana saja,
b. produk-produk dapat didistribusikan ke seluruh tempat yang jauh,
Dalam rrrasalah lingkungan secara global diperlLrkan adanya Analisis karena mesin uap memperkenalkan sistern transportasi baru, yaitu
Darnpak Lingkuugan (AMDAL), terutalna dilakukan oleh pernerintalt pusat kereta api darr kapal api.
dan daerah. Laporan tersebut harLrs dapat rnertjelaskall rellcana proyek atau 2. Lift dan bahan ba.ia
kegiatan darr penataan lingkungan, menunjukkan dampak-dampuk yartg Pada saat itu masalah bahan dan sirkulasi vertikal bangunan sangat
akan rnuncul berkaitan dengan penrukaian dalam iangka wuklu yang pendek. membatasi ketinggian bangunan, tetapi tidak begitu halnya setelah dua
surnber-surnber daya lingkungan untuk mencapai produktivitas iangka penelruan tersebrt. Akibatnya, gedung-gedung di pusat kota dibangun
panjang, dan identifikasi setiap kemungkinan lidak lerdutrr-ulartgkun atau sangat tirrggi dan suasana kota industri rnakin lama makin padat.
tidak terbarukannya berbagai sttrnber daya yarrg diguttakan (Branclr, 1996).
3. Mobil
nreningkat. Meningkatnya jurnlah kendaraalr bermotor dan kebutulran
Mobil menjadi penemuan ketiga yang sangat rnengubah wajah dan akan transportasi mengakibatkan bertambahnya titik-titik kenracetan
kehidupan kota. Pada masa pra-industrialisasi, kebanyakan lalu lintas
yang akan berdanrpak pada petringkatan pencentarau udara.
dilalui oleh kuda (kereta kuda) atau berjalan kaki saja, artinya kecepatarr 2. Penataan Ruang
dan jarak berjalan terbatas. Dengan adauya rnobil, kota-kota nrenjadi
semakin luas. sistem lalu lintas dipadati oleh banyak orang yang
nrengakibatkan sering terjadi kemacetan lalu lintas kota.
tendensi perubahan gaya hidup yang disebabkan oleh peftumbuhan ekonorli, nh.t
nrenyebabkan senrakin banyak dibangr"rn pabrik-pabrik untuk nremproduksi sk
,rl
baharr baku rnenjadi bahan jadi; (4) nrasyarakat membutuhkan sumber energi .*i
yang lebih besar, sehingga dibutuhkan lebih banyak lagi kilang nrinyak
bumi.
Berikut ini adalah zrspek-i spek yang terkait dengan masalah industrialisasi
cii perkotaan:
l. Pefiunrbulran Pendudul. dan La-iu Urbarrisasi
Pertumbuhan penduruk ilan laju urbanisasi yang tinggi menrpakan
faktor-laktor oenyebab pencelraran udara yang penting di perkotaan.
Pertunrbuhzur peuduJuk dan urbarrisasi mendorong pengenrbangan
rvilayah perkotaan :,ang senrakin melebar ke daerah pinggiran kota/daerah
penyar',gga, ltau bauyak perubalran dari desa rnenjadi kota. Irnbasnya
adalal, mobilitas penduduk dan permirrtaan transportasi yang semakin
rneningl-.at. Jarak dan waktu tempuh perjalanan sehari-hari semakin
beftar:rbah karena jarak antara tempat tinggal dan tempat kerja atau
akt vitas lainnya semakin jauh darr kcpadatan lalu lirrtas rnerryebabkan
waktu ternpuh semakin larna. Indikasi kebutuhan transpoftasi dapat dilihat
pada perkiraan pefiurnbuhan jumlah kendaraan berrnotor pribadi senrakin Cambar 2.4 Bcberapa bangunan linggi vang bersilat komcrsial cli Jakarta
Kolam
clibuat detrgan menggali suatu areal atau bagian teftentu' Metode river ,side polder (gatnbar 2.8) adalah metode rnerralran aliran
ket:utlrhart
konservasi juga menguntutrgkatt bila dikaitkan dengan air dengarr mengelola/rnenaha, air kelebihan (hu.ian) di sepaniang
rekreasi masyarakat, seperli pada gambar berikut' bantaran sungai. Pembuatan polcler pinggir sungai ini dilakukan
dengan nremperlebar bantaran sungai di berbagai tenrpat secara
selektif di sepanjang sungai. Lokasi poltler perlu dicari. sejauh
rnungkin polder yang dikembangkan mencJekati kondisi alarniah.
dalarn afti bukan poleler dengan pintu-pintu hidraurik teknis dan
tanggul-tanggul lingkar hidraLrlis yang rnahar. pada saat muka air naik
(banjir), sebagian air akan rnengalir ke polcler clan akan keluar-iika
barrjir reda, sehingga baniir di bagian lrilir perkotaan dapat dikurangi
dan konservasi air teriaga.
"B-BI$IW*ry
j.eeT6t&Te
Carnbar 2"8 Konscp ri'er side-prtlder Gambar 2.9 I,T. Sinar Sosro - Cibitung
Sunrbcr: lv{arr' ontl. 2004
ke claerah-daerah penyangga atau di luar kota akaut.nelrudalrkart .irrga rnerrbawa persoalarr tersendiri bagi daerah penyangga tersebut.
pernautauau kegiatan irrdustri yang berpotensi ttletrcetlrari
lingktrngatr datl Penrbangunarr perurrrahan yang terlalu pesat telah rnenye babkan
lebih efektit lagi apabila pLlsat-pusat indr-rstri berada dalall sattr
zotrasi ketrlacetalr. Karvasan pcrunralran dengan akses jalan lnasuk utaprri
kawasau indr-rstri. Ilebcrapa pettgenlbang karvasalt ntcttgirttegrasikatl yang terbatas telalr nrenyebabkan kemacetan pac'la .ialan-.jalarr utarna
ttlettycdiakatt tcrsebLrt, tertttasttk pada akhir pekan. Pennasalalran utanra clalam [al ili
pernbangunan pcrumahan dan indr-rstri clalam satu arca atau
pekcrja-pekeria
perur.trahan tt.tltralr (mess) ttntuk karya'uvan' seltingga adalah karetla pelttbangunatr kanasan perurlahan tidak disertai cJengal
industri dapat tinggal lebih dekat clengan ter.npat kerjanya' perrrbangunan sisterr trarrsportasinya. Akibatnva. banyak rlasyarakat
J. Bertatnbaltttya alat trill)sPortasi Vallg titrggal di kawasatt perutrrahatt terpaksa ruerrggunakan kerrdaraarr
Padaprinsiprryapetllbatlgulratlkarvasall-kawasallterintegrasi pribadi karena ketiadaan sistenr angkutan unrrrnr yang rretraclai. Ketika
terscbut beruraulaat clalarn tnetlgttraltgi kebttttthatl tt'atlsllortasi' Natllttlt' biaya per'falattatt derrgatr kendaraan pribadi sernakin rnahal dap arigkrrtap
kcl trarga, unlr-un tidak terscdia, nrenyebabkalt penggLtnaan kcnclaraan secara
scirin g deugan ureu ingkatttya tttlrltttatl ektlnot.Il i nlasing-rtrasing
n yan g senr ak i tr besar bcrsattra (cur poolirrg) mcniadi altcrnatif atau akhir-aklrir irri rr.rrrncul
keperl uan ut enclapatkan peker'laan clcngatt pctlclapata
nreniadi-latrh lcbih pentirrg clibancling clettgau
jarak yang ltarus ditetttptth feadcr Dz.sc.r (garnbar 2.10) yang rnenrbawa para peker.ja clari kan,asarr
alltilfa tenlpat tinggal datt lcttlp:tt ker|a" claripada bekcrja
tli tcllrpat/lclkirsi pcrurrrahan di luar kota ke lokasi tcrdekat dengan tempat ker-ja rnasinr.-
yang clekat. llall)Llll pctlclapatalttry'a scdikit' Sehingga' 'iika stratri
clarr nrasing di pusal-pusat ko1a.
ttlettlcrlttkarl
istri ticlak beker-ia cli claerah yang sallla. ntaka salalt satLlllya [Jnttrk rrtcltgatasi pertnasalahan
i. pcnrer-irrtah perlu rnensvaralkap
in
kcbLttuhan akatt Petttbalrgtttlatt sistetrt transportasi dalarn petrrbangultal kawasap
transportasi. Konclisi ini mcul,ebabkatt tnettittgkatnya
trarrsportasi clanjarak tenrpuh dari rttntalt kc terrpat
keria di ptrsat-pttsat pcftrrralran baru" Perlu pLrla didorong penggunaan kenclar-aan secara
dcngatt kctlclat'aatt
kota maupun cli karvasan inclustri. Jtrlltlah perlalanatt bcl'sattttt datt peltycdiaatr angkutarr kar-yarvarr oleh industri agar bctrap lalLr
pcrialanan penclLrcluk Iintas nreniarli [rcrktrrang.
dari luar kota yang tinggi dan clitarnbah lagi dcngan
kgtalya sepdiri telalt tnertittrbr-rlkal kctuacclatt tcrtttapla pacla.f aln pttttc:ak i. Pcrturlbuharr ckoltt-rrni yarru rnentL-ngaruhi gaya hidup
pagi dan sore hari. Irtclttstri pabrik/rtranufhl<tur di lndonesia turnbuh signilikarr pacll
pcfletlgaltatt 1990 setrclutn krisis ekonorni tcrjadi di Irrdoncsia clan Asia
pacla tahLttt 1998. lltclortesia rnettladi rtcgara tuiuan ulttuk pcnecrnbangalr
industri ilcrrgan pcrtintbarrgarr ntur.ahnya bia,va tt.:ltaqa kcr.ia clarr
discdiakarlrrl'a bcbcrapa inscntil olch grerrreriirtalr. :;cperti pcprtrcriap /rru
lnlidu.t'tlan irrserrlil-fiskal lairrrya; terrrastrk pula pc'gerrbargarr karvasarr
inclrrstri bescrta infiastnrlitur-trya dengan tu jualt ;rgar dapat lnenclor,rrrq
perturnbrrhan ckorrolni dan sekaligus lrrerrciptakan lebilr lran,vak Iaparrtait
kerja.
Salati saltr incflkator yarrg dapat cligunakan unluk rlengidcntitikasi
perubaltan gaya hidup penclLrduk kota adalah kontribusi sektor irrrjLrstri
rranulaktur dan sektor.fasa terhadap Produk Donrestik Regiorral Bruto
(ianrbar 2'l$ lteeder
Pcrntusoluhan Kotcr 11
46 Pengantar Arsite l$ut' Kala
r
nonpemerintahtelahmeluncurkanprogrampengembangarrbio-diescl dengan pengaruh dari berbagai faktor yang mengakibatkan kehidupan di kota
sebagai salah satu pengganti minyak solar. Pematlfaatan
berbagaijenis nienjadi berbahaya darr kurang stabil. yang rneliputi tiga aspek, yaitu:
sumberenergi,sepertigasbumi,LPG,sertabatubara'dalarnbeberapa a. timbLrlnya kota industri yang rnerusak kesehatarr masyarakat,
tahun terakhir menunjukkan tren yang positif dalanr rangka
metlgttrattgi b. rnerusak keseimbangan sistem sosial masyarakat,
ketergantungan terhadap rninyak bLrmi' Sejak tahun 2001'
itnpor rninyak c. rnerusak moralitas atau norma-nonra masyarakatnya.
bunri lrtdonesia telah melebihi ekspor rninyak burni, yang meniadikan
Indottesia
lndonesia sebagai negara "net oil inl porter", scrta menenlpatkalr
pada konclisi yang berbahaya dalarn hal pemenuhan kebutuhauetlcrgirtya' 2.4 MASALAH PERTUMBUHAN PERKOTAAN YANG
Di sisi lain infrastruktur energi uontriuyak trasih sangat terbatas.. TIDAK SEIMBANG
Petnbakaranminyakbunriyatrgmenrilikigugtlsrantaihidrokarbott
gas alattt
yang parr-iang akan lebih sulit dibandingkatt clengatt petnbakaratt Permasalahan utattta dalarn penrbangunan perkotaan adalah pefiuntbuhan
yatrg rnemiliki gtrgLrs rantai hiclrokarbon yang lebih pendek' sehingga yang tidak seintbang antara kota-kota besar/metropolitan dengan kota-kota
dapat dilakLrkan
peurbakaran yang dilakukan clalam rLrarlg rnesin tidak akan Illerlettgalt dan kecil. F{al ini dikarenakan pertumbuhan kota-kota terlalr.r
etnisi gas
clengan sempunta, clan pada akhirnya tettttt akatr rnerrghasilkan tcrpusat di pLrlau Jawa-Bali, sedangkan perturnbuhan kota-kota rnenengalr dan
proporsi minyak
buang yang lebih tinggi. Dengan denlikiatt, lllelltlrullllya kecil berjalan lanrbatdan tertinggal. Perrnasalahan lainnya rnelipLrti:(l) belum
terhadap
bumi clalam bauran eltergi Iletnbarva keut]tttngatr tersendiri optirnalnya fLrngsi ekonorni perkotaan terutaltra di kota-kota menengah dan
gpaya petlurLlltatt pcllcelllarall ttclara. IJrltuk nlerealisasikall l'ellcal']a kccil dalam hal rnenarik investasi dan tenrpat penciptaan lapangarr pekeriaan;
bauratlenergitersebutdiperlLrkandttkungatlsektorSwaStaatattpt'ttt (2) kualitas lingkurrgan fisik kawasan perkotaan yang tidak berkelarr.jutarr dan
i'stalsi laiunya. Selail ittt, pctrrcritltah -iuga perlu tnenjaga agar harga cettderurng rnemburuk; (3) kualitas hidup (sosial) rnasyarakat di perkotaan
t]BMdiatursedernikianrupaselrirlggaupayapetrgenrbangattbahattbakar vang lnenurun karetra pennasalahan sosial-ekononri, sefla karena penunulan
jualnya. Di samping
altcflratif urasilt lnenarik apabila dilihat clari harga kLralitas pclayanarr kcbr.rtuhan dasar perkotaan dan pedesaan.
itu. ntengingat bahwa Iudonesia trrerttpakausalahsatu penghasil
baharl
Kota .lakarta dan kota-kota besar lain di lndonesia. selalu rnemurrculkan
bakargas,nlakasuclahselayaknyapetnerintaltnrenlprioritaskandatl berbagai masalah seperti kelracetan lalu lintas, kerusakarr lingkungan.
mengupayakanpenlanfaatanbalranbakargastcrscbtrtdidalamttegeri, kriminalitas, urbalrisasi, kemiskinan, dan pengangguran. Kotayang sernestinya
hal ini.ltrga akart
karena selain akatt dapat menurutlkatr pellcelllaral.l udara rnerrawarkarr kenyantanan untuk beraktivitas justru berkernbang sebagai
nrcngingat harga
clapat ntetrgurangi beban trasyarakat, tertrasuk industri, liawasarr yang tidak rarnah bagi penggunanya. Gedung bertingkat perkantoran,
bahan bakar gas lebih rtrttrah clibanding bahan bakar
rninyak'
hotel, apafternen, pusat perbelanjaan, pusat bisnis lainnya dan perur.naharr
Natrrut-tmasyarakatnrasilrlrretnperlatlyakantirrgkatkeanranandari begitu cepat rleniejali berbagai sudut kawasan sehingga kota seakan hanya
masyarakat
balran bakar gas tersebut, yaug rawall meleclak. sehingga, dibuat untuk ntelayani pasar. Pada umumnya kota-kota besar di Indonesia
yang paling
rrasih mer]]ercayai bahwa BBM merupakarr bahan bakar dipenLrhi dengan kaum pendatang, sedangkan komunitas lokal bersama
allatt. r.valauptttr gas buangatrnya tnernbuat polusi di perkotaan' budayarrya semakin terdesak ke pinggiran kota, sehingga rasa kepenrilikan
komunitas lokal terhaclip kota berangsur lerryap.
Daripaparannlasalahindustrialisasitersebutdiatas,didapatkarirealitas Strategi pengembarrgan perkotaan bennasalah karena di lepaskan begitu
drastis tersebut diikLrti
terliadap masalah indUstrialisasi yaitu bahwa perubahan sa.ia kepada rnekanisme pasar bebas yang berideologi bebas.
_Padahal, pasar
hanya berorientasi pada kepentingan kelompok kuat, terutatna perrilik rnodal Kasus pada kornpleks perumahan modern di Amerika tersebut juga
dan investor, sedangkan hak seluruh warga untuk mendapatkan kesejahteraan mempunyai kesanraatr dengan kasus di beberapa rurnah susult rnaupult pasar
malah terabaikan. Akibatnya, kota turnbull secara instan, tidak rasional, dan
tak di Indonesia yang berlantai banyak. Pada umuntnya kecenderungan rumah
mernilikivisidalam menghadapiglobalisasi, kareua kebijakan pettgembangan susun rnaupun pasar di lndorresia, tingkat penggullaannya hanya pada lantai
kota nyaris didornirrasi oleh kepentingan elite, yaitu pernerintah dan investor. tiga, sedangkan lantai 4 ke atas jaraug digunakan karena transportasi vertikal
sedangkan warga tidak pernah dilibatkan ttt.ttuk tnetrentukan apa, di lrlana, hanya berupa tangga. Rumah suslln lraupun pasaryang rata-rata d iperuntukkarr
kapalr, dan untuk apa fasilitas dibangun di kota itu. warga pun tercecer, kota olch nrasyarakat kelas rrerrengah ke bawah tidak dapat menyediakan lift.
kehilangan partisipasi mereka, dan terancam ditinggalkan peldLrduk yang Kecetrdcrungan orang hanya rnengguuakan bangunan tersebut santpai lantai
berkualitas. Contoh nyata tentang kebijakan yang rnengabaikan hak warga ke-3, karena faktor kelelaharr, seh irrgga Ianta i-lantai pada bagian atas bangunarr
adalah kota ti<Jak berniat rlenyediakall ruallg publik bagi warga. Setiap ruang vang kosorrg tersebut dapat terladi vandalisnte, yang biasa digunakan untuk
diperebutkan antarkelolnpok, padahal konsep kota rnodern mernperkerralkan tindak ke.jahatan (tenrpat mabuk-rnabukan, .iLrdi. sarang perrcuri, dsb.) dan
ruang privat dan ruang publik, yang rnerupakatr rnilik bcrsama yang pada akhirnya desain bangunan tersebut dapat dianggap 'gagal'karena tidak
penggunaannya ditentukan secara bersama. Ruang publik yang terbuka tnernprediksikan aspek perilaku pengguna bangunan yang ditinjau rnelalui
menjadi sarana untuk saling memberikatr tolerarrsi, serla menghidupkan sisi Evaltrasi Purna Huni (EPH) atau Posl Occupuncy Ettaluation (POE). Apabila
keberadabalt manusia. rnasalah tersebut tidak segera diselesaikan akan rneresahkan masyarakat yang
Pengembangan kota harus dikendalikan agar tumbuh sebagai ternpat menggunakarr bangurrarr pada Iantai di bawahnya.
hidup yang sehat dan berkLralitas. Sernua pihak yang berkepentingan dari Kota darr kawasan perkotaan adalah Iingkr-rngan yang kourpleks. dan
berbagai lapisan masyarakat dilibatkan dalarn penentuan tata kota, oleh karena konrpleksitas kota merupakan bLrkti nyata dan menjadi alasan tnengapa
itu kotaharus dikembalikan pada fungsi dasarnya sebagai permukimau yang banyak arsitek serirrg gagal ntendesain dengarr baik bangunan-bangutran
rnemenuhi kualitas standar, sekaligus dikembangkan lebih inovatif lagi agar dalam lingkungan kota tersebut, karena kurang mernperhatikan aspek perilaku,
rnerrriliki fungsi penting dalarn struktur hierarkis sistem global kota dunia. lingkungan morfologi rLrang perkotaan dan belunr nrengefti sisterr ekologi
kota. Ilal ini disebabkan di dalanr konrpleksitas terscbut tidak ada resep atau
2.4.1 Kegagalan Konsep Modernisme Perkotaan satu teori pun yang dapat men-jamin bagainranakah sebuah kawasan perkotaan
Pada tahun 1972 kompleks perumahan nrodenr Pruitt lgoe di St. Louis, seltarusnya dirancang, bahkan kalau perancangan tersebut dilakLrkan dengan
Arnerika Serikat diledakkan, walaupun usia perurnahan ini baru l7 tahun' rnengurangi penggunaan parameter atau dengan pemahaman kriteria yang
Tindakan itu dilakukan karena kompleks tersebut sudah berubah buruk tidak tepat.
rrrenjadi slum areadarr ter-iadibanyak vandalisme dengan Iingkungan kriminal Kini sudah saatnya perellcatla kota rnencari solusi yang tepat secara
yang tidak bisa dikuasai lagi oleh dinas kota. Pada tahun 1955, proyek arsitektural pada kota-kota saat iniyang sudah disebr"rt kota postmodern yang
perumalran tersebut sebetulnya diberi penghargaan oleh Anerican Association bersifat global dan post-industrial.
of Architects sebagai sebuah proyek modern yang memenuhi semua kriteria
gerakan modernisme yang sudah ditentukarr sebelumnya oleh Le Corbusier 2.4.2 Perbedaan Pembangunan Kota sccara Acak dan Terkendali
dan kawan-kawannya. Ahli sejarah arsitektuq Charles Jencks, bersama tokoh Perkernbangan ka'wasan perkotaan yang membentuk pola linier yang
lain menganggap peristiwa peledakan tersebut sebagai 'pemakaman arsitektur clikenal dengan ribhon development, sepefti yang terjadi di Pantai Utara
lnodernisme'. .lawa secara intensif pun juga mLrlai terjadi di Pantai Tirnur Sumatera.
Tabel 2.1 Perbeclaiin l)embangunan Kota sccara Acak (Sprawl Det,elopment) clar-r
Pernbangunan tidak terkendali (urbttn sprcrwl) tidak hanya terladi di
Pembangunan ltrkcndal i
(l nl i -Sp ruu, I Dcv e I op nrc nt) Yogyakarta, tetapi juga terjadi di beberapa kota di Irtdonesia, sehingga
rnenirrrbr.rlkan kritik terhadap perencanaan di Indonesia, yaitu:
Pembangunan Acak Pem bangunan Terkendali a. TerlalLr sentralistik, formalistik, legalistik, teknokratik;
Aspek (spruwl Developmentl (Anli-Sprawl DewloPment) b. Terlalu menekankan pada perencanaan spasial;
Kcpadalan Kcpadatan rcnclah Kepadatan tinggi c. Terlalu berorientasi pada cily beuutificulion;
Pola I)crnbangunatt pada pcri-lcri kota. I)crnbangunan patla ruang-ruang d. Kurang melihat energi masyarakat/komunitas;
ruang tlan ruang lriiau" tttclcbar sisa/antara. korrpak
pcrtuntbuhatt
e. Melupakan aspek penting modal sosial;
"M ixccl". ccndcrung tttcnyatu
f.
Guna Iahan I Iornogctt. tcrpisah-pisah Tidak dijabarkan dalaur instrumen-instrulren growth ntanctgentenl/
Skala Skala bcsar (bangunan 1'ang lchih Skala uanusia. ka1'a dcrlgan dct.ail.
rrltikrrlusi hir!:i Ir.'illirlr klrki clevelopmenl controlyang detail dan ef'ektif; se(a
bcsar. blok..lalair lcbar). kurarrg
dclail. artikulasi bagi pcngcntlara g. Melupakan aspek politik perencanaan.
rurobil
PERKEMBANGAN KOTA
3.I PERPINDAHANPENDUDUK
3.1.1 Migrasi
Migrasi merupakan perpindaharr penduduk atau rnobilitas penduduk
dengan rnaksud mencari perbaikan hidup yang disebabkan karena tidak
meratanya pertumbuhan penduduk dan fasilitas pendukungnya. Ada tiga
macam perpindahan penduduk yaitu:
l. pulang balik setiap hari
2. bersifat musirnan
[' e ngantar A rs ile ktr tr K ot n
3. bersilat menetap
r
Ada beberapa faktor pendorong dari tujuan perpindahan penduduk yang perkampungan pennaneu baru dimulai sejak zanlanNeolitik, rlamun kebiasaan
menetap di daerah lain atau melampaui batas politis negara lain. Faktor tuntuk berkurnpul di gua-gua untuk penyelenggaraan upacara rnagis secara
pendorong rnigrasi jika ditinjau dari tempat asal, dapat berupa semakin bersama-sarna tanrpaknya telah dinrulai sejak periode yang lebih awal; dan
berkurangnya sumber daya alam, semakin sernpitnya lapangar-r pekerjaan, seluruh masyarakat yang tinggal di gua-gua dan dinding batu yang dilubangi,
ketidakcocokan budaya, perkawinan, tekaltan diskrirninatif politis, agama, telah bertahan hidup dalarn daerah-daerah yang sangat terpencar sarnpai saat
dan suku, sefta bencana alam. Sedarrgkan faktor daya tarik migrasi ditinjau ini. Pola garis besar kota, baik sebagai bentuk luar maupun sebagai pola
dari tempat tujuannya berupa perasaan superior/peningkatan status sosial/ kehidupan ke dalam, bisa ditemui di tenrpat-tempat berkuurpul semacam itu."
kebanggaan, kesempatan mendapatkan sesuatu yang lebih baik, kesempatan Banyak dari perkampungall awal tersebut tumbuh di sekitar Laut Tengah dan
untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, dan keadaan untuk sungai-sungai Nil, Eufrat, dan Tigris. Proses urbanisasi telah berlangsung
rnendapatkan lingkungan yang lebih rnenyenangkan (perumahan, pendidikan, sekitar 4.000 tahun SM, di rnana lerrbah Sungai Nil di daeralt Eufrat dan
iklirn, kebudayaatr, dan hiburart yang menarik), serta ketertarikan orang/ Tigris, yang merupakan dua kota terencana dengan jumlah penduduk 3.000-
lernbaga sebagai pelindurrg sepefti pada gambar 3.1 di bawah ini, yang 5.000 jiwa. Berdasarkan prosesuya, urbanisasi rnerupakan proses pengkotaan
menggambarkan bahwa di Kota Cirebon terdapat pennukiman pendLrduk di rnana suatu area pedesaan atau kawasan kosong yang berubah menjadi
keturunan dari bangsa lain yaitu Arab, Cina, karena Kota Cirebon mempunyai kawasan perkotaan dengan penekanan pada kualitas kehidLrparr perkotaan
pelabuhan untuk tnernpermudalr perdagangan. yang berorientasi pada pelayanan penghuni malpun daerah sekitarnya.
Perkernbangan diversifikasi kegiatan ekononi dan sosial yang tidak
bergantung pada sektor prirner, akan rnemungkinkan daya tarik pendr.rdr.rk
ke dalarn bursa kerja yang selarrjutrrya dapat menciptakau berbagai bentuk
lapangan kerja (industri, jasa, perdagangan, pendidikan, pariwisata, dll.).
Berdasarkan arus perpindahan penduduk, urbanisasi merupakan
beftambahnya proporsi penduduk yang berdiam di perkotaan sebagai akibat
proses perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi dapat diukur
dengan rumus:
pr9tooz
P
Keterangan:
Gambar 3.1 Kondisi Kota Cirebon akibat dari proses migrasi
Pu : Persentase penduduk kota
U = Penduduk perkotaan/kota
3.1.2 Urbanisasi P : Total Perrduduk
Sebenarnya urbanisasi telah dimulai di dalam gua itu sendiri, di rnana
manusia berkumpul urrtuk maksud perlindungan atau untuk pertahanan Urbanisasi meruplkan proses merrjadi suatu kota, atau proses rnenjadi
terhadap suku-suku yang bermusuhalt, sepefii yarrg diurrgkapkan oleh Lewis suatu urban, sehingga urbanisasi lebih ditekankan pada kualitas kehidupan
Mumford di dalam bukunya Gallion (1996): "Meskipun perkampungan- urban atau perkotaan dengan pelayanan terhadap penghuni maupun daerah
sekitarnya, karena perbedaan utatna antara desa dan kota adalalr bahwa desa Kota sebagai awal kegiatan industrial di dalam wilayah karena sebagai
hanya berisi sektor primer atau peftanian, sedangkan kota berisi sektor primer penarik penduduk sekitar. Kota sebagai 'Simpul Modernisasi', sebagai 'tnedau
dan sekunder. lrarapan' bagi 'hinterland', dengan kegiatan utarna kota sebagai daerah kerja
Urbanisasi adatiga macam yaitu: yang berupa perdagangan, jasa, manufaktur sampai pada sektor pendidikan,
l. urbanisasi kapitalis-industri sehingga semakin rnerrirrgkatkan aktivitas produksi, koleksi dan distribusi
2. urbanisasi negara sosialis-industri dan segenap sektor jasa pendukung, begitu pula dengan sektor pendidikan
3. urbanisasi denrografi di negara sedang berkembang memegang peranarr cukup perrting. Semakin bertambahnya kegiatan di
perkotaan, senrakin besar pula dibutuhkan bangunan-banguttatt urttuk
mewadahi fungsi kegiatan tersebut, sehingga pembangunan gedung-gedung
besar seperti bangurran kornersial terus berlanjut (gambar 3.2).
Kota sebagai simpul admirtistrasi pemerintahan wilayalt, dan sebagai
kurr-rpulan dari berbagai kornponen perkembangan rnodern. rata-rata rnemiIiki
pola ruang kota yang rasional datt efisien, karetia sering dilakukarr pembaruan
dalam pengelolaan kota, sehingga timbul alirau 'urenata kota'yang bersih,
selrat, nyaman, indalt sanrpai dengan berrtuk 'urbatt design'.
Urbanisasi yang sernakin meningkat memerlukan proyeksi penduduk
dengan melakukan pendataan rnelalui sensus penduduk. Peftanyaan yang
diajukan kepada setiap penduduk biasarrya terbatas kepada nalrla, urnur, jenis
kelamin. lrubungan dengan kepala rumah tangga, agama, kewarganegaraan,
perpirrdaharr penduduk, pendidikan, jenis pekerjaan, dan Iain-lain. Selanjutnya
diadakan proyeksi penduduk tnetturut propinsi, umur, dan jenis kelarnin
dih itung derrgan teknik kornponen. Jenis data yang dibutuhkan utrtuk keperluan
ini adalah penduduk nreuurut umurdan jenis kelamin, fertilitas, moftalitas, dan
perpindahan penduduk, yang diperoleh dari hasil sensus pendLrduk dan survei
ruurah tangga. Setlua data yang dipakai perlu dievaluasi secara certlat, dan
kalau perlu diadakarr ctdjustrnenl dengan rnaksud utttuk menghapus kelcmahan
yang ditemukan.
lsu berikutnya yang sangat serius adalah merrgenai kenaikan .i-rmlah
penduduk perkotaan sebagai wujud terjadinya fenornena urbanisa:'i akibat
rnigrasi desa - kota. Data menurut Radjiman (2006), rnenunjukkan bahwa
jurnlah penduduk perkotaan di Indonesia rnenunjukkan perkembangr n yang
Gambar 3.2 Proses pembangunan bangunan komersial
cukup pesat dari 32,Sjuta atau 22,3o/o dari total penduduk nasionai (1980),
rneningkat rnenjadi 55,4 juta atau 30,9 % (1990), menjadi 74 ifia atau 3Joh
(1998), menjadig0jutajiwa atau44o/o(2002),darr diperkirakan akan mencapai
angka 150 juta atau 60oh dari total penduduk nasional (2015) dengan laju cliasurnsikan bahwa la-iu pertumbuhan penduduk ditentukan oleh dua faktor
pertumbuhan penduduk kota rata-rata 4,49oh (1990-1995). Selain itu juga yaitu: pertarna, pertumbuhan alarni (nalural increase) yang merupakan beda
terdapat garnbaran umut.l'l mengenai perkentbangan kota menurut Setiawan arrtara tingkat kelahiran dan kernatialt, kedua, net migrasi (social increase)
(2006), yaitu: adalah perbedaarr atrtara penduduk yarrg datang dan yang keluar. Narnun laju
I . Tingkat urbanisasi di Indorresia sekitar 400h, angka percepatannya per perlumbulran pendudLrk kota tersebut lebih banyak ditentukan oleh faktor
tal"nn2,4%o', l5-20 tahurr lagi 60-70% penduduk Indonesia akan tinggal perpindahan daripada oleh faktor kelahirarr dan kernatian.
di perkotaan, akan ada23 kota berpenduduk lebih dari I juta jiwa; Sebagai contoh, laju peftumbuhan penduduk Kodya Jakafta PLrsat
2. Tiap tahun dibutulrkan sekitar 800.000 rumah baru; konversi lahan yarrg negatif (-2,30 persen) yang berartijumlah penduduknya lrenllrllrl. Hal
peftanian untuk perkotaan tnencapai25.l00 ha per tahun di Jawa; ini terjadi karena adanya pembangunan gedLrng-gedr.rng perkantoran, prlsat
3. Rasio pemilikan mobil per 1000 orarrg baru 25, Amerika sekitar 700, perdagangan, hotel, dan lain-lairr, seperli di sepanjang jalan Jendral Sudirman,
di Anrerika 30Yo lahan perkotaan diperLrntukkan ltanya untuk kegiatan kawasan Senen, Setia BLrdi, dan lairr-lain. Pernbangurran ini rnengakibatkart
transportasi; tergusurnya pendLrduk yang bermukirn di sana ke daerah pinggiran kota seperli
4. Tiap kota dengan I juta jiwa perlu: 625.000 torr air,2000 ton rrrakanau, Depok, Bekasi, Tangerang, Cinere, dan lain-lailt, yang akhir-akhir initumbuh
9500 ton bahan bakar, dan menghasilkan 500.000 ton lirnbah cair, 2000 pesat. Gejala perpindalran penduduk dari pusat kota ke daerah pinggiran jtrga
lirnbah padat. terjadi di kota-kota besar lainnya seperti Surabaya, Bandung, Medan, datt
Makassar. Pusat kota yang sangat padat dan rnenjadi daerah perdagangan,
Akibat kota sebagai daerah urbanisasi menrpunyai dampak rregatif, perkantoran, perhotelan, dan lain-lain, dengan kepadatarr lalu lirrtas yarrg
seperti: tinggi, tidak nyaman lagi sebagai daerah ltunian. Cukup barryak penduduk
a. Arus urbanisasi penduduk dari desa ke kota mernbawa masalah kesehatan yang memilih tinggal di daerah pirrggiran kota yang asri. tetapi tetap bekerja
dan liugkungan, seperti rumalr kurnuh di bantararr sungai, lalran kosottg, di kota.
rel kereta api dan sebagainya. Lebih.iauh diLrngkapkan bahwa alasan utama penduduk untLrk pindah ke
b. Masalah drainase, pernbuangatr limbah cair di saluran terbuka, sungai, kota adalah terkait dertgan pekerjaan, terurasuk tnerrcari pekerjaan dengan gaj i
dan sebagainya. tinggi. Alasan lain adalah karena pendidikan, dan ikLrt suarni/istri/orangtua/
anak. Kebanyakan dari mereka ini berusia rnuda (di bawah 30 tahun) dan
Dengan kecenderungan urbanisasi yang terus meningkat, perhatian pada persentase mereka yang belurn kawin cukup tinggi. Ciri-ciri ini tidak hartya
penataan ruang kawasan perkotaau perlu mendapat perhatian khusus, misalnya Lrntuk migran yang masuk ke kota besaq nantnn jLrga nlerupakan ciri-ciri
rnelalui penerapan zoning regulalion, mekanisme inserrtif dan disinsentif, dan uurLlm dari rnigran ke wilayah lain.
sebagainya.
Perryebab peftumbuhan penduduk di rnasing-rnasing kota rnempunyai
faktor perrarik (pultfactor)yarrg berbeda-beda, dan pada daerah asal dari mana 3.2 CARA PERKEMBANGAN KOTA
migran itu datang terdapat faktor pendorong Qtush factor) yang berbeda-beda
pula. Besar kemungkinan bahwa karakteristik serta latar belakang migran Budaya 'Kota''berawal dari area atau ternpat sebagai kedudukarl
yang masuk ke masing-rnasing kota cukup beragalrr, karena hal ini sangat kekuasaan/pernerintahatr, juga sebagai tempat kediaman fonnal penguasa,
bergantung kepada faktor penarik yang ada di kota tersebut. Sehingga dapat sehingga struktur ruang kota berpola simbolik. Oleh karena itu, beberapa
2. Kota Klasik
a. Kota Acropolis
Kota Acropolis Atlrena (garnbar 3.5), benteng istana mengh ilang,
darr kuil-kuil yang dipersembahkan kepada dewa-dewa Yunani
menggantikan tempatnya di ternpat yang tinggi di kota-kota. Di Agora
antara fungsi-fungsi yang lain, kLril tersebut metrambah sebuah tempat
pertemuan bagi rnajelis politik rakyat-phyx-pada pola kota. Kaum
bangsawan melgambil kekuasaan raja-ra-ia, mendominasi kota, dan
Gambar 3.6 Agora dan sekitarnya
menindas kaurn petani. Suatu kelas menengah pedagang tl-tutlcul. Sunrbcr: Trans World Airways dalam Callion ( 1996)
Pertentangan antara golongan ekonomi baru ini dengan bangsawarr
yang tinggal di kota itu memaksa dipilihnya seorang pernirrpitr Kota-kota pada garnbar 3.6 memperlihatkan pola Hippodarnus
bersama dari kelas-kelas terkemuka, dan pada abad ketLrjuh para dalam perkembangannya rnenjelang akhir masaYunani. Di sekitarnya
penguasa dari Athena nterampas kekuasaan dari lernbaga sah yang terdapat lnenara kuil, bangunan umum, dan toko-toko. Blok-blok
ada. hunian direncarrakan untuk memberikan orientasi rumah yang benar.
Fasilitas-fasilitas rekreasi darr hiburan disediakan dalarn gedung
"4)* '.e* ri
ll'l
Gambar 3.5 Kota AcroPolis' Athena
'I'rans World Airways dalam Gallion ( 1996) il
Sumber: II
il
ilrl Perkembangan Kota 67
66 P e ngantar A rs i te ktur K ota
il
DengarrkernajuanteknologiyarrgditarrdaidenganmurrculnyaRevolusi Kolonialisme
Suqrlus I)ilenrpar ke
membuat berbagai ([,RI]AN PLANNING-l)
Industri serta dikernbangkannya berbagai industri massal, Llesar'besaran Negara
- l]angunan Gedung
Industrijuga memictt di llropa l]aral llerkenrbang/
kota-kota di seluruh duliatumbulr dengan pesat. Revolusi Ter-belakang
- Benteng
Eropa Barat (gambar 3'7)' -
munculnya perettcanaaltkota(Urban Plantting) di
I'enjara
lingkungan, dan
- Perumahan Kolonial
yang diakibatkan adanya keserrjanganJ pellurunan kualitas
kekuatan pasar bebas
ketidakadilan yang disebabkan oleh berjalannya sistem
dengan dibangunnya
pada abad ke-19. Perturnbulran itu ditandai antara lain
kegiatan industri'
gedung baik untuk permukiman, pelayanan publik maupun
urbanisasi yaitu arus
saraua-prasarana transportasi dan kornunikasi, sefta Migrasi Urbanisasi
kedatangan perrduduk pedesaan ke kota' Bcsar-bcsaran
l)arat
iliki suatu kebersamaan yang dilintasi faktor-faktor tbnnal
atau trad isional mem
Gambar J'7 Munculnya pcrcncanaan kota di F'r'opa
Surnbcr: SudarYono (2006)
setenrpatnya. Susunan kota-kota tradisionaI dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang merlbatasi pola susunaunya yaitu keamanan dan persatuarr, keterbatasan
bahatt dan tekrrologi. keterbatasarr mobilitas, serta perkembangan yang agak
Revolusilndustrijuganremengarulriperel]callaankotadillegara
umumnya dibawa oleh larnbat. Faktor-flaktor ini sangat menentukan penataan kota larna. Walaupun
berkernbang (gambar 3.8). Pengaruh tersebut pada
gedutrg, betrteng, kota-kota tradisional rnengalarni perubalran dalanr perkenrbangannya,
kaunr penjajah dalanl bentuk pembatrgtltlan bangunan
kelihatan perubahan itu biasanya dapat menyesuaikan diri dengan susunan
penjara, dan perumahan kolonial'
yarrg lama walaupun perbedaan antara susunan kota lama dan baru cukup
.lauh, sesuai perkernbzurgannya rnasing-masing.
Pada peftengahan abad ke-19, kota-kota di Jawa masih merupakan kota
tradisional meskipun beberapa kota di pautai utara Jawa sudah berfungsi
sebagai kota pantai/pelabuhan yang melayani pelayaran antar pulau antara
kegiatanekonoltridarrpolitikdihinrerlan<lyarlgbersifatagraris.Dalanr ilF
[J3
dukungan dari kegiatan
proses perkeurbatrgatlnya, kota parrtai memperolelr rl\
perdagarrgarrarrtarpulau/barrgsa,sedatlgkanperkernbarrgankotapedalamarl !Jt
didukungolehkenrampuanindLrstripedesaatt(pertanian'perkebunan'
yang berkembang di kota'
kerajinarr tangan) sefia industri pabrik
secara rumit walaupun
Dinarnika kota traclisional sudah berlangsung
dinarnikanyamengalaminrasihbarryakketerbatasandibandirrgkandinamika
yarrgberlarrgsullgdalamkotamodertr'Faktor-faktoryarrgdilibatkanbersifat
non.fisik yarrg bersifat
fisik dalr non-fisik, dan saat ini klrususnya faktor
sirnbolikseringkurangdiperlratikarlwalaupunpenting,sehinggaakandibalras
secara singkat.
Berdasarkan kenyataan tersebut' dapat
diarnati suatu perbedaan
utamabagisetiapbudayaseharustlyadiperlratikarrdengancaratidaklranya
tatanarr itu ada hubungan sirnbolik
dari segi estetis yung tuhirirt.,. Simbol
tatatrandenganbudayubentukpermukinratlyangsangateratwalaupundalanr
sesuai dengan filsafatnya' Kompleks
bermacam-mu"r,, budaya bisa sangat berbeda' Kraton
pada umumnya berdasarkan
Konsep tradisional terhadap kota Jawa
sesuai suatu kosmografi ilahi'
prinsip dualistik dan hierarki sentralistik 'r!-\
l.rl*
StrukturspasialdanmassanyaSecara<Iasardikernbarrgkarrnrelaluisuatu
budaya Jawa' begitu pula
sistem klasifikasi yang terikat dalanr lingkurrgarr Cambar J.9 Peta lokasi alun-alun utara dan Kraton Yogyakarta
dengan konteks p"rk"mbungan kota
Yogyakarta' yang melrrberikatr beberapa Sumber: Peta Bappeda DIY
perkembangan kota tersebut pada
solusi yang menarik dalam mengontrol
masa mendatang. Jenis tata Kota Yogyakarta dapat dikategorikan berdasarkan filosofinya
sebagai "Theosentris] karena mengandung unsur kosmologi dan mitologi.
Bentuk "Theosentris" diwujudkan dalam bentuk simbolisrne pada penataalt
kota Yogyakarta dilarnbangkan dengan sebuah "axis" atau sumbu imajiner
nrenglrubungkarr dua kera.iaan 'alatn', yaitu ratu lautan Nyai Roro Kidul di
I Perkembangan Kottt 7l
7O Pengantar Arsitektur Kota
F
Munculnya perencaltean kota-kota di negara berkembang seperti di Gambar 3.10 Bangunan-bangunan pcninggalan kolonial Bclanda di Semarang
Darwin
Pergudangan ten-rpat barangdijalur kereta api 'Darling Harbour'
Pcrth
dirobohkan. Bangunan itu diganti dengan aula tempat pameran,
Gambar 3't7 Kota-kota pantai di Australia
pusat konvensi, pasar, akuarium, bioskop Imaks, dan pertamanan.
Sumbcr: G cografi Australia, LcmbagaAustralia- Indonesia
Pembangunan Darling Harbour telah sangat memperluas kekayaan
Gambar 3.20 Pasang air laut di Jakarta Gambar 3.2 I Kurva variasi paras nruka laut Iloloscn-l{cscn di Indoncsia
Surnhcr: Ilantoro. Waltvoc S.. LIl,l
sempat rnenjadi tempat tinggal sementara matrusia purba Indonesia silatnya hauya sebagai perntukirnan sernentara atau titik bertolak
sebelum mulai rnenyeberang selat sernpit menuju lokasi berikutrrya atau berniaga dan tidak nyaman dihuni. Sebagai bandar niaga,
(Hantoro W.S., 2001). Tempat inilah yang dapat dianggap sebagai ia menghubungkan kotaraja dengan perdagangan Asia Tenggara
awal permukiman pantai di Indonesia. Seiring naiknya paras muka (Cirra, Car.trpa, dll.), ntenyisakan kernudian tinggalan ternpat
laut, yang mencapai puncaknya padazamatr Holosen + 6'000 tahun ibadah (kelegteng, dll.). Keadaan ini berlangsung hingga pada
(Bp) pada + 3 m lebih tinggi dari muka laut sekarang, lokasi-lokasi rxasa pllncak zarnan kerajaan IJindu, disusul kenrudian oleh lebilt
tersebut juga bergeser ke tempat yang lebih tinggi masuk ke dalam berkernbangrrya hubungan nraritim di awal penyebaran Islam, yang
ikLrt pLrla rrrengelnbangkan pemukiman pantai sebagai bandar. pusat
ktltr Kola
ir
P e nga ntar A rs ile l)erkemhangon Kotu 83
pendidikan (pesantren) dan pasar yang lebih penting dari ibukota Menado, Kupang, Antbon, dll.). Bentuk kepulauan wilayah
kerajaan, selairr tumbuhnya bandar baru di luar jangkauan naungarl Indonesia dengan satu-satunya transpoftasi laut yang dianggap aman
kekuasaan kera.laan. Masa penyebaran dan pemantapan pengaruh dan efisien menyebabkan kota pantai lebih berkembang di masa
kerajaan Islarn pada waktu itu dapat dianggap sebagai masa gernilang tersebut dan perrdudukan kolonial Belanda dalam waktu sangat lama
perkem ban gan kota pesisi r beri kLrt kegiatannya seiri ng men i ngkatnya merlberi warna kuat ciri kota pantai. Masa pendudukarr Jepang tidak
kegiatan pelayaran dan perdagangan antarpulau (hasil bumi dan memberikan perubahan pada kota-kota pantai kecuali meninggalkan
ternak, renrpah-rempah, sutera, porselen, dll.). Ruang kota memilih bunker ata'r benteng kecil di beberapa tempat di perbukitan sebagai
di sisi lruara di perairan terlindung, di tempat di mana pusat niaga upaya pena,,anarl.
dibangun berikut sarana ibadah (masjid, pesantren). Ciri demikian Satu hingga dua dekade setelah kemerdekaan, saat konsolidasi
ditemukan di hampir selurulr tempat di lndonesia. kedaulatan republik, tidak banyak rneninggalkan perubahan kota
Kedatangan pedagang E,ropa dengan cara pernaksaan monopoli pantai yang masih kental dicirikan atmosfer kota kolonial. Tiga
nremakai kekerasan, rnulai tnertekan atmosfer perdagarrgan bebas, dekade akhir abad 20 rnulai terjadi perubalran pesat ruang wilayah
berakibat pula berubahnya pola sosial hingga perkembangan kota kota pantai. Terkesan ter.iadinya lepas kendali dalanr pengelolaan
pantai. Retensi penduduk lokal dan pedagang lama ditandai oleh kota pantai sehingga batas daya dLrkung lingkungan kota pesisir
penanganan represif perusahaart dagang Eropa yang kernudian sudah sangat.iauh terlanrpaui, derrgan rupa dan akibat yang saat iui
rneIanjutkannya dengart menguasai secara penuh kedaulatan kemjaan bisa kita lihat dan rasakarr.
lokal. Pendiriarr benteng yang dibuat di tempat strategis rnenandai Karakteristik pantai dan pengaruhnya pada perkembaltgan kota
pergeseran pola pengembangan kota pesisir. Kota dengan dataran menurut Hantoro (dalarn prosedingnya yang berjudul Pengaruh
pantai luas lebih dianggap aman dengan kelengkapan benteng Karakteri.stik Laut dan Pantai krhadap Perkembangan Kawasan
sebagai pertahanan daripada kota pantai berbukit (Jakarta, Makassaq Kola Punlui), antara lain:
Bengkulu, Cilacap. dll.). Di pulau-pulau kecil, sistem peftahanan a. Bentang alanr wilayah pesisir dan parrtai diberrluk oleh gejala
benteng di bukit.iuga diterapkan urrtuk menghadapi serangalr dari laut endogen geologi. Tiga gejala utarra tektonik yang mengontrol
(Anrbon, Banda, Saparua, dll.) sambil mempertaltankan ntonopoli awal bentang alam adalah tunjaman dan turnbukan lempeng,
dan rnenguasai perdagallgan renrpah (cengkeh, pala, dll.). Semakin gerak geser antar-lerrtpeng, gunung api dengan konrponen gerak
kokohnya kekuasan penjajalr. dicirikan oleh perluasan kegiatan tegaknya. Cekungan belakang busur ditandai olelr peltunrnall
penrbangunan kota keluar dari lingkungau benteng seiring pembukan yang menrbentuk sedimen tebal. Jenis batuan rlenentukan
perlanian/perkebunan (tebu di dataran rendah dan telt, kopi, kina, dan kestabilan pantai dan kemampuan bertahan dari terjarrgan laLrt
lairr-lain di dataran tinggi). dan cuaca.
Sejumlah kota besar pautaidi Indonesia berkernbang dengan ciri b. Di perairan stabil tanpa gejala geologi (endogen), di bagian
kota Eropa dengan sedikit penyesuaiau pada arsitektur dan tata ruang yang rnengalami pengarulr kuat perubahan paras muka laut, di
rnenurut kondisi lingkungannya. Di sejurrrlah kota pantai berdataran pesisir dan di pantai. selanjutnya penrbentukan berltang alanl
sernpit, perluasan nrulai nreranrbah bukit, dicirikarr oleh pendirian lebih diptngarLrlri oleh gejala cuaca (erosi) dan laut (erosi,
ternpat ibadah (gereja) dan tempat tinggal, sementara bandar dan sedirlentasi).
kegiatan niaga rnasilr berpr.rsat di sekitar lrluara (Sibolga, Setnarang,
)
I e nganllr A rs i te klu r K ol ct
Perkembangan Kolo 81
Agropolitan adalah kota pertanian (agro : peftanian, politan : kota)
atau kota di daerah lahan pertatrian. Agropolitan adalah kota pertanian yahg
tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisrris serta
nlarnpu nrelayani, mendorong kegiatan pembangunan peftaniau (agrobisnis)
di wilayah sekitarnya. Apabila kita pelajari sejarah perkembangan kota-kota
di Indonesia, sebagian besar kota besar, lnenengah dan kecil turnbuh darr
berkembarrg dengan dukungan kegiatan peftanian di wilayah hinterlonel-rrya.
Contohnya adalah Kota Bandung, Bogoq Malang, Cianjur, Garut, dan lain-lairl
sernLranya turnbuh karena dukungan kegiatan peftanian dan hinlerland-rrya.
Gambar 3.22'l'arnan kota Bogor
Sedikit berbeda dettgan Jakarta, Semaraug, Surabaya, yang tr-rmbuh karena
adanya irrdLrstri barang dan jasa serla pelabuhan sebagai leading seclor-nya.
Pembuatan kota taman tidak bisa dilakukan secara sekejap. Kota
Tetapi industri yang tunrbuh dan berkerrbang di ketiga kota tersebut bukanlah
Tarrran Singapura dibangun sejak tahun 1965 untuk dapat dinikrnati
di industri yang berorientasi raw material, melainkan industriyang padat nlodal
seperti sekarang. Komitmen dan konsistensi pelaksanaan pemballgullal.l
dan mernbutuhkan tenaga-tenaga terarnpil yang tidak seirama/sesuai dengart
fisik kota terus diimbarrgi deugau konservasi RTH secara ketat dan
tenaga terampil yang tersedia di sekitar lokasi tersebut.
disiplin dalanr lneuata ruarrg kota. Tidak sernua lahan harus dipenuhi oleh
Pembangunan transmigrasi yang terus ditingkatkan dapat membentuk
barrgunan gedung perkantoran, ruko, hotel, apartemen. Oleh karena itu,
kota-kota pertanian (agropolitan), apalagi lokasi-lokasi transmigrasi yang
peraturan tentang Koefisien Dasar Bangunatt (KDB), di setiap distrik
turnbuh dan berkembang di luar Jawa ntenjadi kota kecamatan dan kota
Irarus diberlakukan dengan ketat, untuk menjamin terciptanya keselarasan
kabupaten, sudah sangat barryak. Lebih dari 60-arr kota kabupaten yang
bangunan dengan alatn.
tumbuh dan berkernbang di Indonesia karena dorongan/stirnulasi dari
permukiman transmigrasi. Melihat dernikian besarnya kontribusitransmigrasi
terhadap pembangunan daerah dengan tumbulrnya pusat-pusat kecarnatan dan
3.3 KOTA TUMBUH kabupaten, sudah sepatutnya apabila untuk ke depan strategi pembangunan
transm i grasi ialah mem bentuk kota-kota a gropol i lan d i kabu paten-kabu paten
3.3.1 Agropolitan lain terutarna yang belum berkembarrg, karena bennanfaat untuk menciptakan
Penerapan korrsep Agropolitan dikernbangkan sebagai pengganti konsep
keserasian pertumbuhan alttara pusat dengan hinlerland-nya.
Growlh Pole, karena pernbangunan daeraft dengan konsep Growlh Pole yang Unit pennukiman transrnigrasi merupakarr embrio lahirnya desa-desa
diaplikasikan mulai tahun I 970-an dinilai .iustru memperlebar ketimpangan yang lahan pertaniannya sudah teftata derrgan baik. Kumpulan dari desa-desa
antara kota dan desa. Akibatnya dikotorni kota dan desa justru sernakin lebaq tersebut terakumulasi membentuk pusat-pusat perturnbuhan yang biasanya
perbedaan antara si kaya dau si miskil juga ser4akin lebar. Terjadi perpindaharl berupa kota-kota kecamatan. Yang perlu diupayakan ialah bagairnana agar
penduduk secara besar-besaran dari desa ke kota-kota besar (urbanisasi), industri yang berkembarrg di Agropolitan ialah industri yang tnemputtyai
sehingga perlu dikernbangkan pendekatan baru yang lebih berlandaskan kaitan ke depan (forwZrd linkage) dan kaitan ke belakang (backward linkage)
basic needs dan fokus pembangurran ada di pedesaan rnelalui pengembangan dengan kegiatan peftanian yang dikernbangkan di hinterland-rrya. Sebagai
Agropolitan. contoh suatu kawasan yang lahannya sesuai untuk kornoditas nanas, kemudiart
berbagai rintangan alam, dalam perkembangannya akan menyesuaikarr diri tetapi banyak pula yang diterapkan apa adanya tanpa mempertirnbangkan
selringga kota berbentuk tidak teratur (garnbar 3.24). permasalahan kota yang ada dan kekhasan sebualr kota.
Ide kota kompak in i padaawalnyaadalah sebuah responsdaripenrbangunan
3.3.4 Kota Kompak kota acak (urban sprav,l devektpment), seperti ditunjukkan perbedaannya pada
Dewasa ini,masalalr keberlarrjutan (su,slainahility issues) meratnbah garnbar 3.26 tersebut. Pilihan kompak atau tidak kornpak dalarn rnenjawab
di sernua bidang kehidupan manusia, tak terkecuali pada "pernbangutrart Inasalah keberlanjutan dalam sebuah "organisme" kota sebenarnya sangat
segitiga" lingkungarr-sosial-ekonomi kota. Seperti terlilrat pada garnbar 3.25 bergantung pada kecenderLlngan, perilaku, kapasitas, fleksibiltas, dan tentunya
di bawah irri yang merupakan tuntutan dari perkernbangan pada sebuah kota kebijakan dalanr sebuah kota. Yang kiranya cukup penting adalah optimalisasi
bahwa rnulai dua dasawarsa terakhir ini harus aspiratif terhadap kebutuhart tingkat kekompakan kota(city conry)actness level) dalarn rnenjawab tantangan
dan eksistensi masa depan ini, dijawab dengan beberapa kata kurrci seperti: irri.
efisiensi, irrterrsifikasi, kouservasi. revitalisasi di dalam upaya menyelaraskan
pem ban gunan kem bal i kota (,su s l a i n u b I e u r b an re dev e I op nt e n t m ov e m en t). titgkatke*onp*an FEo,/,4#.fr*F[rrtuma{+*rteraaf
Lingkungan,,
maksirnalisagi efisiensi
energi, kcnservasi
sumbrr daya alam dan
hatrital minimalisast
kerusaka nltle ncana
Perencana kota di Yunani (gambar 4.2) dapat dilihat ukuran kota dari
aspek skala kota secara makro. Dari bentuk tata kotanya sudah terlihat
balrwa desainnya simetris dan geometris dengan menyediakan fungsi-fungsi
kawasan kota seperti pusat pemerintahan, permukirnan, yang dilengkapi
dengan fasilitas-fasilitas umum yang berupa pusat perdagangan dan jasa,
Pcnggunaan ruang kcgiatan Penggunaan kegiatan Stasiun kercta api Tugu - pusat hiburan serta pusat keagamaan.
di pinggiran perkotaan olahraga di alun-alun utara Yogyakarta Selain faktor skala, setiap kota juga membutuhkan tiga syarat untuk
Yogyakarta
mengembangkan bentuknya, yaitu berdasarkan:
Gamtrar 4.1 Penggunaan ruang pcrkotaan a. identitas,
b. kompleksitas,
Oleh karena itu ukuran suatu kota dapat dilihat dari aspek skala c. fleksibilitas.
perkotaannya, jika secara arsitektural dilihat dari sebualr tempat yallg sama, Namun ketiga syarat dapat dikatakan berkualitas bagi sebuah kehidupan
yaitu dipandang dari aspek: kota kalau diperhatikan secara terpadu (integral).
a. kota secara keseluruhan,
b. skala makro besar (wilayalr kota),
c. skala makro kecil (kawasan kota),
d. skala mikro (rumah).
Ada pula alasan yang mengatakan bahwa pola hazaarsrreel tidak cocok
dengan tipologi baru spbuah bangunarr mal yang besar. Narnun, di berbagai
negara di Eropa dengan kasus yang sarna, peraturan bangunan yang dibuat
Gambar 4.4 Suasana Jalan Malioboro tersebut tidak nrengizinkan untuk rneninggalkan pola bazaarstrect yang
4.3.1 Susunan dalam Ruang dan Waktu posisinya secara geografis dan karakteristik ternpatrrya. Pola-pola susunan/
Arsitektur kota bersifat tiga dimensi yang terbentuk oleh susunan yang perkernbangan kota secara fisik diilustrasikan sebagai berikut:
tidak Irqllqrul
statis maupun dinamis, bergantung pada pengelnbangannya. Masalah tersebut ,tlcn!'lus tidak rnencru;
muncul dikarenakan alasan sebagai berikut: * $I.ITCM JAI,,,\N DA.SAR :;s DAEIIAH'I'ERIlAl.iCUN
I,LITKOTAAN
l. susunan kawasan kota bersifat tidak -ielas dengan kecenderurtgan chcros
(kacau);
2. susunan kawasan kota yang bersifat heterogen di mana dua (atau lebih)
pola sal irrg berbenturan,
3. susunan kawasan kota bersifat homogerr tetapi tidak dirnengerti sebagai g ri<,1 iro n .edi{l -kotserttri$ linier
lnederus rteneru$ il!erlerul
satu kesatuan.
Cambar f
Orang-orang Arnerika Serikat mernpunyai kesulitan dalam menralrami I'nle-p$lu Umum Ferkarnbnugan Ferkoluen
kota-kota yang ada di negara lain karena tnenurut mereka kota-kota di ternpat
Gambar 4.6 Pola-pola umum pcrkembangan perkotaan
lain tidak mernpurryai struktur ataupun bentrrk. Lain halnya dengan kota- Sumber: Branch, 1996
-
kota di Timur Terrgah yang sesunggLrhnya telah mempunyai suatu struktur
vang.ie las tetapi bertentangan dengan bentuk-bentuk kota di AS. Organisasi
kota-kota di Tirnur Tengah lebih membatasi dan mengendalikan perilaku
l
Atlanta, Georgia Sistern perencanaan kota yang bersifat organis perlu diutarnakan, karena
Gambar 4.7 Struktur kota tcrencana -
sistem perencarlaan secara organis merrang memiliki banyak potensi yang
sering kurang diperhatikan, terutama dari segi aspek ekoroginya. Namun ada
jenis-jenis kendaraan lainnya dan sirkulasi pejalan kaki. b. A lokasi lahan untuk setiap kategori penggunaan atas dasar pen galarnan
h. Sistem lalu lintas yang o'mengalir bebas" dengan sesedikit masa lalu, kecenderungan, menurut proporsi spasial yang diinginkan
mungkin lampu dan tanda pengatur. kelak setelah kota baru selesai dibangun.
Penyediaan sistem bus angkutan umum yang rnelayani seluruh Lalran untuk kegiatan industri dipusatkan pada satu atau dua bagian
bagian kota. kota baru.
j Penggunaan jalur afteri untuk
memberikan batas secara spasial d. Lahan untuk kegiatan komersial dipusatkan di satu daeralr
"lingkungan permukiman" dan "desa" bila keduanya merupakan "pusat" (bukarr cenderung membentuk "perkembangan rnemanjang"
bagian dan rencana kota. sepanjang jalan-jalan utarna).
k. Jalur pejalan kaki/pengendara sepeda di dalarn lingkungan permu- Permukiman berkepadatarr tinggi, guna lalran pennukiman yang
kiman (terpisah dari sistern jaringan jalan sekunder) yang menghu- beragarn dipusatkarr di sekitar pusat kota, dan beberapa lagi di
bungkan lingkungan pennukiman dengan pusat perbelanjaan di ting- subpusat desa dan lingkungan permukiman.
kat kota, lirrgkungan, atau desa, serta fasilitas-fasilitas lainnya. f. Percampuran dengan cara saling mendekatkarr antara bangunan
l. Penyediaan tempat parkir untuk sepeda/kendaraan lainnya di semua apartemen rendah dan tirrggi, rumalr berjajar, atrium, rumalr untuk
fasilitas komersial yang memerlukan tempat parkir. keluarga tunggal yang terpisah, dan bentuk-bentuk lain tempat
rr. Tempat parkir dalam bentuk kelornpok lebih diutamakan daripada tinggal (bukan rnemisahkan setiap jenis bangunan tempat tinggal
penyediaan secara individual oleh masing-masing unit rumah (hal ini pada mintakat-mirrtakat klrusus, sebagaimana dilakukan di Amerika
bukan merupakan karakteristik yang umumnya dijumpai pada kota- Serikat).
kota baru diAmerika Serikat). g. Pemanfaatan secara "vertikal" di kawasan-kawasan tertentu yang
n. Perlu dibuat jalur "by-pass" untuk lalu lirrtas yang rnengltendaki memungki nkan bercampurnya kegiatan penn ukiman, komersial, dan
jalarr pintas daripada harus nrembebani kota. lainnya di dalarn satu bangutran. Pada umumnya pada lantai yarrg
o. Penggurraan tarrda dan simbol lalu lintas yang berlaku secara berbeda.
internasional sehirrgga tidak perlu pemaharnan khusus tentang bahasa h. Koefisien dasar bangunan dan kepadatan penduduk yang lebih
setempat. rendah dibandingkan dengan kota-kota yang telah lama terbentuk;
p. Pemilihan peralatan pengatur lalu lintas dan perlettgkapan jalan yang kesadaran yang lebih tinggi di dalam menetapkan batas bangunan
sesuai dengan dirancang dengan baik (larnpLr pertgatur lalu lirttas, terhadap batas pemilikan tanah dan penyediaan ruang terbuka
tanda-tanda, pemisah jalan, pagar-pagar, tempat sarnpalr, dan lairr- (kecuali memang ditentukan oleh rancangan kawasan atau proyek).
lain). i. Kesadaran yang lebih tinggi untuk menyediakan pusat-pusat
J. Guna lahalt rekreasi untuk umum dan guna lahan urrtuk rekreasi.
a. Penentuarr jurnlah dan kepadatan penduduk, dan luas penggunaarr 4. Lingkungarr perm ukirnan/desa
lahan untuk setiap kategori utama (permukimalr, kotnersial, industri, a. Jumlah penduduk biasanya berkisar antara I .200 hingga 5.000 orang
pemerintahan, trarrspoftasi, peftaniatr, rekreasi, ruang terbuka) dan/ (375 hingga 1,563 keluarga dengan 3,2 orang per keluarga;286
atau untuk lingkLrngan pertnukimatr dan kawasan-kawasan lairr yang lringga I .190 keluarga dengan 4,2 oranglkeluarga).
memiliki batasan spasial. b. Pusat perbelanjaan yang nyaman terletak di dalam lingkungan
permukirnan/desa, dapat dicapai dengan mobil dan terdapat jalur-
jalur pejalarr kaki/sepeda.
ll4 Pengantar Arsitektur Kota Deminsi Perkotaan I l5
T
Sekolah-sekolalr dasar dan menengah berlokasi terpusat, berdekatan h. Tetap memperlalrankan pengawasan oleh otorita pembangunan
dengarr pusat perbelanjaan dan atau jalur hijau atau tarnan kota tersedia paling tidak terhadap guna lalran dan fasilitas yang menghasilkan
Lrntuk kegiatan di lLrar jam sekolah.
keurrtungan, dan terhadap seluruh nilai tarrbah yang dihasilkan oleh
d. Fasilitas unrum untuk kegiatan rekreasi, sosial, dan peftemuan-
pembangunan kota baru.
perteuruan lainnya, berlokasi terpusat, kadang-kadang ada
hr-rbungannya dengan sekolah.
i. Penerapan nrekanisme insentif untuk mendukung terciptanya
Campuran antar berbagai jenis unit rurnah tinggal dan bangunan lokasi indLrstri yang bersih dan bebas dari polusi di kota baru untuk
permukiman, menurut tingkat pendapatan, suku/ras, usia, datt/atau rnenyediakan peluang-peluang ekorrom i.
kelornpok penduduk (beberapa di antaranya mungkin nrenrerlukan .i. Melibatkan satu atau beberapa institusi atau perusalraan kourersial dan
subsidi). rron-industri (m isalnya perguruan tirrggi atau lernbaga pemerirrtah)
f. Taman-tarnan kecil di lingkurrgan permukiman, yang dipelihara untuk menyediakan lapangan kerja yang mantap, memperkuat dasar
oleh pemerintah atau asosiasi pernilik rumah. perpajakarr kota, dan meningkatkarr perrnintaan konsumen lokal akan
g. Pengelompokan beberapa lingkungan pennukiman untuk membentuk berbagai produk dan pelayanan komersial.
unit permukiman yang lebih besar atau "desa" yang merniliki pusat
k. Penyelenggaraan sayelnbara perencanaan bagian-bagian teftentLt
perbelanjaan.
atau elerlen kota baru.
5. Pembangunan dan pengendaliatt
l. Pembatasan iklan di ruang luar selama dan setelah pembangunan,
a. Penyediaan dan pengendalian lahan yang diperlukan untuk
sesuai dengarr yang ditetapkan di dalam rencana induk.
rnembangun kota baru sejak awal dilakukan oleh otorita urrurn.
tI. Di Arnerika Serikat. operasional dan pengelolaan pembangunan
b. Pembentukan satu badan atau unit kerja untuk menyLlsun rencana,
serta pengerrdalian dilakukan oleh kelompok perrduduk yang
program, dan secara ulnunl nrerrgawasi penrbangunan kota baru.
ditunjuk, hingga pemerintah kota dibentuk setelah kota baru selesai
c. Penyiaparr rencana induk yang rnenggambarkan sifat-sifat fisik
dibangun.
kota yang diinginkan, yang dilengkapi dengarr program pernbiayaan
dan pembanguuan.
d. Penyediaan dana cadangan yang diperlukan sebagai modal awal
urrtuk menrbaugun jaringan jalan dan sistem utilitas.
4.4 MODA TRANSPORTASI
e. Diusahakan agar sedekat murrgkirr kesesuaian dengan rencana induk
selarna l0*15 tahun atau Iringga kota baru selesai dibangun.
4.4.1 PerkembanganModaTransportasi
Moda transportasi yaitu alat-alat atau sarana untuk penghubung dengan
Pembangurran yang dilakukan oleh perusahaan swasta tetap harus
tempat lain. Moda transpoftasi tersebut biasanya berupa sesuatu yang konkret
sesuai dengan rencana induk dan spesifikasi pembangunan (kecuali
seperti ojek, arrgkutan urnum, taksi, bus, kereta api, dan pesawat terbang.
di negara-negara yang tidak rnemiliki perusahaan swasta).
Perkernbangan alat penghubung ke ternpat lain dipengarLrlri hal-hal sebagai
o
b' Mengakomodasi permintaan permukiman kota yang senantiasa
berikut:
berkembang dengan cara membangun kota baru lainnya di dekatrrya,
daripada harus meningkatkan koefisien dasar bangurran dan kepadatan
l. Temuan yang mengubah peradaban
l. Periode sebelum 1880 Dari perkembaltgan kota tersebut, masing-masing pola kota tersebut
- Moda transportasi yang dipergunakan adalah hewan
akan terhr.rbung dengan pola kota yang lain. Bentuk keterhubungan tersebut
- Radius perkembangan kota hanya sejauh 4,5 km
biasanya dengan jalan utama yang berupa jalan-arteri'
1'TilI'l;-,1,:J'"'.
'r u---------J t __J I ll lL
*ry'LlLlffi
Model atau pembatasan yang ketat atas penggunaan mobil pribadi di
Jakarta dalam bentuk peraturan pemberlakuan rninimal tiga orang dalam satu
mobil yang khusus lewat dijalan-jalan protokol yang diberlakukan selama 7
jam puncak setiap hari (dari pukul 06.00 - 10.00 dan dari pukul 16.00 - 19.00).
Belurn lagi dengarr naiknya BBM, sebagiarr masyarakat akan pindah dengarr
1,7T1;
menggunakan angkutan umurn. Hal initampaknya sederhana, namun dampak
Gambar 4.ll Sistem transportasi dan utilitas yang berada di atas permukaan tanah,
dan pola.iaringan.ialan perkotaan
lingkungan seperti kebisingan, polusi udara, konsumsi energi dan guna lahan Sumber: tsranch. 1996
ternyata cukup signifi kan.
120 Pengantar Arsitektur Kota Deminsi Perkotaan l2l
Mobil mempunyai dampak yang sangat luas, meliputi: pola dan
perancangan detail jalan, penyediaan tempat parkir, pengendalian lalu lintas,
kemacetan lalu lintas, pencemaran udara, kecelakaan lalu lintas, rnobilitas,
biaya konstruksi, citra dan gengsi, darr yang akhir-akhir ini berkembang adalah
mudalr berubahnya harga bahan bakar rninyak.
Pada sisi "penawaran", sistern transportasi umum diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dan permintaan, yaitu dengan penyediaan jalur darr
jadwal perjalarran yang dipertirnbarrgkan secara cermat dengan tempat tinggal,
bekerja, berbelanja, rekreasi, dan tempat-tempat lain yang serirrg dikunjungi.
Elemen struktural lainnya dari rnodel kota baru adalalr banyaknya tempat
Gambar 4.12 l-roloar. plaza, taman kota di Malioboro (a);.ialan dan
umlrm untuk berjalan kaki yang bermutu tinggi. Setidaknya tempat ullurn gcclung-gcdung tinggi di Jakarta (b)
untuk berjalan kaki harus sarna banyak dengan ruang jalan. Jalur sepeda yang
terlindung secara fisik, jalan khusus untuk pejalan kaki yang luas, serta jalur 4.4.4 KonsekuensiPenggunaanKendaraan
hijau harLrs membentang ke seluruh penjuru kota. Bidang tanah yang luas di Berbicara tentang kota yaug kita inginkan adalah berbicara tentatlg cara
sekeliling kota harus rnenjadi taman, tempat pejalan kaki lintas alaur, dan yang kita inginkan untuk hidup. Kita irrgin menciptakart sebuah kota untuk
jalLrr sepeda melalui desa yang berdekatan harus mengizinkan seluruh warga kaum ntiskin, atrak-anak, dan larljut usia dan olelr karena itu untr"rk setiap
untuk berhubungan dengan alam, seluruh tepi laut harus memiliki akses untuk lranLtsia laillya atau sebuah kota untuk rnobil. Hal tersebut brrkarrlah telttang
umum dan infrastruktur dasar untuk akses tersebut. rekayasa, melainkan tentatlg cara hidup. Dasar pikiran dari kota baru adalah
Taman dan ternpat pejalan kaki lainnya merupakan lral yang penting bahwa kita ingirr masyarakat dapat bersikap sedernokratis mungkin. Untuk
urrtuk rnenciptakan kehiduparr kota yang bahagia. Pada awalnya tarnpaknya itu. distribusi kualitas hidup lebih penting daripada distribusi penghasilarr"
di kota-kota yang sedang berkernbang dengan begitu banyak kebLrtuhan persarnaan hak yang benar-benar rrrenjadi masalah adalah yang berhubungall
ekonomi perkotaan yang tidak terpenuhi, dan tidak meningkatkan penghasilan dengan seorang anak yaitu untuk memperoleh akses ke gizi, rekreasi,
pribadi kaurn miskin malah menjadikan ruang perkotaan untuk pejalan kaki pendidikan, fasilitas olahraga, jalur hijau, dan lirrgkungan hidup yang sebcbas
yang bennutu tinggi, tamarl, plaza dan trotoar, di mana banyak warga yang mungkin dari kendaraan bennotor. Kota tersebut harus memiliki budaya yang
rnengalami kekurangan dalarn hal fasilitas dan konsurnsi. bersahabat; tempat publik dengan warga; tingkat kebisingan dan polu-" udara
Perbedaan dengan golongarr berpenghasilan tinggi baru terasa pada saat yang rendalr; dan waktu perjalarran yang singkat.
waktu luang/santai. Sementara masyarakat berpenghasilan tinggi semakin Satu-satunya solusi yang berkelanjutan adalah meminta r-l1r;yarakat
berubah menjadi komunitas yang memiliki pintu gerbang besar dan tanah ntenggunakan angkutan umuu-l daripada menggunakan mobil pribadi'
perumahan dengan akses ke jalan bebas hambatan dekat pinggiran kota- Sebagian mengusulkan biaya penggunaan yang tinggi dalarr rangka
kota besar yang sedang berkembarrg, mempunyai mobil, bersantai di klub, mentbatasi p",lggr,.,iu,-, rnobil pribadi: biaya registrasi kendarr,an, pajak
makan di restoran dan berlibur di luar negeri, bagi kaum miskin ruang umum kendaraan, pembatasan BBM atau berbagai bea jalan sesuai dengan jenis
merupakan satu-satunya alternatif untuk bersenang-senang, selain televisi dan jalarr dan waktu penggunaannya. Narrun dernikian penyelesaian seperti ini
berjalan-jalarr ke pusat perbelanjaan.
memiliki kelemahan antara lain biaya yang dibebankan tersebut tidak pernah
menutupi secara memadai biaya kebisingan dan polusi udara, konstruksi darr
pemeliharaan jalan.
Kebijaksanaan tentang transportasi perkotaan cenderung merrgaralr
ke aspek politik daripada aspek teknis, karena aspek teknis dinilai relatif
sederhana. Kebijaksarraan tersebut dapat lerkait dengan penciptaan nrodel
transportasi yang sama dengan kota-kota di negara lain, perrciptaan sistenr
transpoftasi yang rnemberikan prioritas bagi kebutuhan mayoritas kaum t47'll (Mass T"onsit Railway)
miskirr daripada bagi kaum minoritas yang memiliki rnobil, penciptaan sistern
angkutan yang berbiaya rendah darr berfrekuensi tinggi. dan penciptaarr ruang-
ruang ur.riunt untuk pe.jalan kaki. Daya beli rnasyarakat terhadap kendaraan
semakin tinggi menilrbulkan kernacetan lalLr lintas yang akan berakibat pada
tekattan yang luar biasa utttuk nrelakukan investasi dalarn infrastruktur jalarr
yang lebih barryak dan lebih besar, di mana pada gilirannya akan merarrgsang
pembangunan ke pinggiran kota.
Paris adalah contoh terbaik tumbuhnya penggunaan rnobil dan beberapa
f I ong K ong'l'ra nn,o1,s l'eak Tronr
jenis transportasi lain seperti kereta (ganrbar 4.13), didLrkung dengan pusat
kota yang indah dan angkutau unturn yang berntutu tinggi.
Perlu dipahanti pula bahwa keistimewaan-keistirnewaan apa sa.ia yang
nrenarik orang ke pinggiran kota dibuat supaya keistinrewaan-keistimewaan
tersebut"iuga dapat disediakan di pLrsat-pusat kawasan.
., jsll:i *r.:'''',.
_. -:".i i,
$i"ffitrffi
ASPEK PENDUKUNG
TATA KOTA
i
adanya pandangan perspektif dari rnata manusia maka dia tampak ada
'kedalarn'.
b. Prirrsip statik, ntodel (modelled .fbrm principlc). Bahwa rasa meruang
ditirnbLrlkan oleh adanya kesan psikologis dan fisikologis dari volurne
,'. tiga dirnensi suatu bangunan.
;;
Gambar 5.3 Ganristanbul Historic Pcninsula Conservation Study. 'l'urkey Tbttnscape sebenarnya terbentr-rk oleh permainalt antara keduanya: (l)
kedataran, kesan perspektifyang mengakibatkan kesan kedalam dan (2) statik,
Menurut Alexander Papageorgiou dalam bukunya Continulity and kesan yang lreruang yang tirnbul sebagai akibat dari volume bangunan dan
Change: Preservation in City Planning (1970), ada dua kriteria untuk rnenen- ruang terbuka di sekel il ingnya. Papageorgiou mengklasifi kasikarr pengeft ian
tukan sebuah kota atau sebuah bagian wilayah kota yang dapat dikategorikan townscape sebagai berikut:
sebagai historic urban area (area kota bersejarah), yaitu: a. Tbwn,scape sebagai kornposisi rinupa (townscape qs a visual
geografinya. composition),
c. Tbwnscape sebaryi lingkungan aktivitas rnarrusia (townscape as
Sebuah bagian kota yang "layak" rnendapat perilaku preservasi dan aktifitie.s).
Dengan dem ikian terdapat langkah-langkah yang dapat di lakukan sebagai dalam skala yang lebih sempit misalnya bagian kota, streetscape dan
upaya untuk mengubah feeling of space ' dengan rnelakukan intervensi ketetanggaan. Intenvensi ini dapatdikenakan mulai dari seluruh bangunan
pada townscape (gambar 5.4). Perancangan sebualr bangunarr dengan skala sepefti fasade, atap, ataupun terhadap fragmen atau objek.
bangunan nekaguna tentunya akan mengubah rasa meruang ini. Terrtunya bila c. Intervensi di aras individu bangunan yaitu tindak konservasi pada satu
dikaitkan dengan konservasinya. Ada tiga aras pengaruh tindak konservasi beberapa bangunan yang tidak mernpunyaitautan makna dengan konteks
terhadap perancangart bangunan nekaguna di lingkungan urban yaitu: dan skalayang lebih luas. Dengan demikian tindak konservasidi sini lebih
ditekankan pada bangunan tersebut tanpa harus melihat kepentingannya
dengan konteks kota. Tujuan utamanya adalah mencapai keharmonisan
bentukan-bentukan arsitektural lama sebagai bagian dalam bangurran
baru.
lfr' tt r ?{F
o
b' Benda dan penggalan (objects and fragmerls), seperti puing akibat
J
, '''.;
1
i
'!,,.
.:)" Iedakan, bagian tembok kota, fasade bangunan, trem listrik, kereta
;s vlsq; -
llA * --#-s
kabel.
Gambar 5.4 Salah satu contoh tov)nscape Kriteria yang digunakan dalam menetapkan objek konservasi kawasan
yang perlu dilestarikan yaitu:
a. Interuensi di aras 'urban slruclure ' yaitu tindak konservasi terhadap a. Estetika, berkaitan dengan nilai estetik dan arsitektural, meliputi bentuk,
karakter kekotaan yang spesifik. Intervensi ini dapat dilakukan atrtara struktur, tata ruang, dan ornamental.
lain dengan karakterjejarirrgjalan kerapatan visual (visual density),tautan b. Kejamakan, bentuk suatu ragam atau jenis khusus yang spesifik.
(lingkage), mouumen arsitektural yang (mungkin) beraneka lrlacam c. Kelangkaan (scarcity), kelangkaan dari suatu jenis karya yang mewakili
rupanya, dan elemen-elemen non-arsitektural, natnur.l rnemiliki kekuatan dari sisa warisan p'eninggalan terakhiq yang tidak dimiliki daerah lain.
monumental rnisalnya bentukan alarni (danau, sungai, dll.). d. Keluarbiasaan (superlative) suatu objek konservasi yang rnemiliki bentuk
b. Intervensi di aras bangunan-bangunan dengan tindak konservasi paling menonjol, tinggi dan besar.
terhadap bangunannya yang mempurryai karakter spesifi kasi berrnakna,
Sementara itu rnenurut Guru Besar Institut Pertanian Bogor (lPB), Prof. Pembangunan kota pada rnasa lalu sarnpai sekarang cenderung untuk
Dr. Jacub Rais, perkernbangan kota meluas ke segala arah hingga kawasan meminimalkan ruang terbuka hijau, dan menglrilangkan wajah alam.
hulu (Depok dan Bogor) maupun Bekasi di timur dan Tangerang di barat, Lahan-lahan bertumbuhan banyak dialihfungsikan rnenjadi kawasan
laju pembangunan sulit dibendung. Kawasan Bogor-Puncak-Ciarrjur pun kian perdagangan, kawasan pennukiman, kawasan industri, jaringan
gundul dan melernah daya resap airnya. Hutan tropis yang lebat beralih rnenjadi transpoftasi (alan, jernbatan, terminal), sefta sarana dan prasarana kota
hutan beton, sebagian besar milik orang-orang kaya Jakarta. Modifikasi lairrnya.
rnaster plan l98l yang dibuat kernudian pun menjadi kecil artinya karena 2. Keadaan lingkungan perkotaan menjadi berkernbang secara ekonomi,
tidak mampu rnengimbangi berkurangnya ruang terbuka hiiau. Banjir tetap luamun menururl secara ekologi. Padahal keseirnbangan lingkungarr
mengancam 40 persen wilayah Jakarta. Ruang terbuka hijau kini hanya tersisa perkotaan secara ekologi sama perrtingnya dengan perkernbangan
6,8 persen. Bantaran sungai dijadikan permukimau. Sungai yang rnenyempit nilai ekononri kawasan perkotaan. Kondisi dernikian menyebabkan
itu juga dijadikan tempat pembuangan sampah terbesar di Jabodetabek. terganggunya keseimbangan ekosistem perkotaan, yang berupa
Sedangkan situ-situ yang berfungsi rnenatnpung air diabaikan kondisinya, meningkatnya suhu udara di perkotaan, peucelnaran udara (seperti
bahkan banyak yang berubah fungsi. Jalan-jalan di Jakafta dibangun dengan nreningkatnya kadar karbonnronoksida, ozon, karbondioksida, oksida
tidak rnengikuti kontur tanah. "Hujan sedikit saja akan merrgubah jalanan nitrogen, belerang, dan debu), menurunuya air tanah dan perrnukaan
Jakarta rnenjadi kubangan air". Harnpir semua jalan tidak rnempunyai saluran tanah, banjir atau genaugan. irrstrusi air laut, rneningkatnya kandungan
buangan untuk air, atau jika ada sudah dipadati endapan lumprrr. Air hujan pun logarn berat dalarn air tanah. Keadaan tersebut rnenyebabkan hubungan
mengalir di atas jalan dan membuatnya rusak (gambar 5.7).Tata ruang Jakarta masyarakat perkotaan dengan I ingku n gannya rnenjad i tidak lrarmon is.
harus disusun kembali dengan berbasis daerah aliran sungai. 3. Menyadari ketidakharrnonisan tersebut dan mempertirnbangkarr darnpak
Dengan pernahaman tentang ilmu tentang iklirn, para birokrat bisa negatif yang akan terjadi, maka harus ada usaha-usalra untuk menata
membantu masyarakat dalarn mereucanakan aktivitas rnereka, juga membantu dan nremperbaiki lingkungan melalui pembangunan lrutan kota. UntLrk
pemerintah dalam mernbangun infrastruktur dan persiapan rnenghadapi nrenrberikan kepastian hukum tentang keberadaan lrutan kota, diperlLrkan
keadaan darurat betrcana. Pada sisi lain, manfaat mernahalni ilmu lingkungan pengaturan tentang hutan kota dalam suatu Peraturan Pemerintah.
baik untuk meningkatkan kesadaran agar senantiasa lridup harmonis dengan Peraturarr Pemerintah tentang Hutan Kota dirnaksudkan sebagai
alarn, tidak merusaknya. pedoman dan arahan bagi Pernerintah darr Pernerintalr Daerah dalanr
penyelenggaraan hutan kota.
5.3 HUTAN KOTA Tujuan dari penyelenggaraan hutarr kota tersebut dimaksudkan untuk:
a. mengurangi pencemaran udara (CO, CO2, NO, belerang dan debu);
5.3.1 Peraturan Tentang Hutan Kota b. menekan/mengurangi peningkatan suhu udara di perkotaan;
Hutan Kota telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia c. mencegah terjadinya penurunarl air tanah dan pennukaan tanah;
Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota. Inti dari peraturan tersebut d. nrencegah terjadinya banjir atau gerrangan air,
adalah: e. mencegal-l kekerirTgan; dan
1. Pernbangunan kota sering dicerrninkan oleh adarrya perkembangan f. mencegalr intrusi air laut.
fisik kota yang lebih banyak ditentukan oleh sarana dan prasarana yang
s FlNs dan rnengolalr gas karbondioksida (COr), sulfur oksida (SOr), ozon (O3),
I t{s;i
L,l$rrc *Er tit!? nitrogendioksida (NO,), karbon monoksida (CO), dan timbal (Pb) yang
merupakan 80 persen pencemar udara kota, rnenjadi oksigen segar yang siap
dihirup warga setiap saat. Warga kota pun terhindar dari risiko kemandulan,
infeksi saluran pernapasan atas, stres, rnual, rnurttah, pusing, kematian janin,
keterbelakangan mental anak-anak, dan kanker kulit. Kota sehat, warga pun
sehat.
Keunikan lain, RTH Singapura ternyata dirancang khusus untuk
mendukung pertahanan kota. Tauran-taman yang saling berhubungan
rnenyediakan jalur pejalan kaki yang cukup lebar dan kuat untuk dapat dilalui
olelr kendaraan lapis baja, tank, truk, atatt kendaraan berat lainnya untuk suplai
logistik jika seandainya Singapura diserang dan jalan-jalan raya diduduki.
Bahkan, rnedia jalur hijaLr jalan raya rnenuju Bandara changi yang terdiri
Cambar 5.13 l4oss l?apid T.ansit MRD di Singapura
atas pot-pot tattartrau dapat dipindahkan dan disulap menjadi landasan pacu
pesawat tempur F-16 rnilik Sirrgapura. Keberhasilan simbiosis mutualisme
Sementara itu,
d i antara pepohonan dan padang rumputd iseI ingi pohonjen is
nilai ekologi dan ekonomi RTH, di sarnping nilai edukatif dan estetis RTH,
palem dan perdu semak jenis tanaman teduh yarrg tidak terlalu membutuhkan
yang notabene menjatnin keberlanjutan lingkungan hidup kota dengan
sinar matalrari. Thnaman berbunga indah warna-warni, sepefti di Jakarta,
konsisten (nilai ekologis yang didahulukan) berhasil nrenjadikan kota sebagai
justru jarang diternui, kecuali di sekitar kawasan Bandara Internasional
changi pusat perdagangan ja-sa dan tujuan wisata mancallegara (nilai ekonomi).
dengan dominasi bunga bugerrvil, atau di kantorrg-kantong pojok persimpangan
jalan raya. Ketersediaarr ruang teduh mendorong sebagian besar warga kota
Tabel 5.1 Tata guna tanah dalam kota yang telah ada
No.
:.aa
Jelis Pe-nggunhan
.: i,
l.
r(peiiin) ' .(tt$ktai) i1,Li:;.
I Perumahan 43.5 79
2 Industri 5l t0
., Ruang Terbuka 2t,5 t0
t*I 4 Pendidikan 3.0 5
Dari gambaran di atas, Burgess membedakan enrpat tase pada aspek Dalam analisis kota yang telah ada atau rencana kota, dikenal standar
ekologi sosial dalam kota yaitu fase permulaan, reaksi, perpirrdalran urnum, lokasi (slardard for location requirement) atau standar jarak, seperti pada
klimaks. Yang dirnaksud di sini adalah invasi-suksesi yang dilakukan oleh tabel berikut ini.
orang dalarn daerah tempat tinggal dalam kota. Fase-fase rnenurut Burgess
dalarn Nas ( I 984) tersebut adalah: Tabel 5.2 Standar lokasi atau standar.iarak tempat tinggal dengan fungsi-l'ungsi bangunan
l. Fase pennulaan
dalam kota
ciri fase ini ialah perpindahan beberapa orang atau beberapa keluarga ke ,:. .= iit]::r! J.a.r'a.k$ri te,qn pat ti n g ga!
No. PiasCiana .,,
30 sampai 45 menit
2 Pusat kota (dengan pasar, dan sebagainya)
Jika penduduk asli suatu daerah sadar bahwa ada invasi, timbulah reaksi.
J Pasar lokal \ 3/q
km atau l0 meni
Sifat dan besarnya reaksi bergantr-rng pada keadaannya.
4 Sekolah Dasar % km atau l0 menit
t/z km alau 20 menit
5 Sekolah Menengah Pertama I
Dilihat dari segi sosial, konsolidasi tanah dalam kota berguna sekali dalarn
Starrdar Iuas yang sering digunakan di Indonesia dalam perencanaan
suatu kota, adalah kepadatan kota antara 80-200 jiwa per hektar. Kalau menanggulangi kebutuhan akan perurnahan sefta dalam memberikalt prasaralta
dianggap tiap keluarga terdiri atas 5 jiwa, terdapat 1640 rumah, maka dalam sosial ekonomi kepada penduduk kota secara lebih rnerata. Keuntungan yang
penyediaan beberapa prasarana untuk urrum di Indonesia, adalah seperti pada didapat dari konsolidasi tanah dalarn bidang sosial ialah:
tabel berikut ini. a. Pemilik tanah akan rnemperoleh kernbali tarrah berupa petak tanah yang
bentuknya teratur dan dekat dengan prasarana lingkungan;
Tabel 5.3 Prasarana umum di Indoncsia b. Konflik dalanr penggunaan tanah dapat dihindari dengan tertibnya kualitas
Standar'luas tanah lingkungan;
No. Prasarann (per 1.000 penduduh| c. Taraf kehidupan penduduk dapat ditingkatkan dengan mengatur
I Balai kcsehatan 200 m2 pennukiman sehingga merrjadi sehat dan tertib. Masalah tunawisma purl
2 Langgarimas.jid 250 m2 dapat ditanggLrlangi;
Ruang ^fcrbuka (taman, dan sebagainya)
J 5.000 rnz d. Bebarr pusat kota yang berlebilrarr dapat dikurangi karena tersedianya
4 Tempat berolah raga 3.000 m2 prasarana sosial ekonomi yang memadai di sekitar permukiman;
5 Tcmpat bcrmain anak-anak 1.000 m'?
e. Perrgendalian pengembangan tanah (land development controD lebill
6 Pasar 500 m2
mudah dilakukan;
7 Toko 1.000
8 Balai Pcrtcmuan
m'z
f. Perkembangan perumahan liar dapat dicegah.
250 m2
Sumber: Ditien Pembangunan Dcsa, I975 dalam .layadinata, 1999.
Kemudian dalam segi ekonomi, konsolidasi tanah dapat merupakan alat
pembantu dalarn:
5.4.2 Konsolidasi Tanah di Wilayah Perkotaan
a. meringankan pembiayaan pemerintalr dalam pengembangan kota;
Tujuan konsolidasi tanah adalah mengernbangkan kota secara lebilr
b. usaha untuk tidak mengeluarkan biaya dalarn mematangkan tattah secara
terkontrol dan meningkatkan cara pengenlbangan kota dengan lebih adil dan
klrusus bagi pemilik tanah;
bernilai sosial. Konsolidasi tanalr perkotaan meliputi aturan-aturan berikut:
c. memberikan kemurrgkinan kepada penduduk kota dari berbagai lapisan,
a. Pemetaan kembali secara wajib (conpulsory reparcelation) atau disebut untuk dapat mem ban gult menurut kemarnpuan masi ng-mas irr g;
juga penyesuaian kernbali, yaitu pengaturan bentuk darr luas (petak) yang
d. meningkatkan frekuensi kegiatan perekonom ian rakyat, karenatersedianya
disesuaikan dengan lokasi dan rencana lokal.
jalan dan prasarana perangkutan;
b. Penjualan tanah bertahap (interirn) secara wajib (compulsory interint
e. mengumpu lkan dana petnbangunan dan meningkatkan 'modal'pemerintah
purchase). Penrerintah rnembeli tanah dari pemilik, dan setelalr diadakan
dalarn bentuk tanah, serta membantu masyarakat yang berpenghasilan
rendah;
158 Pengantar Arsitektur Kota
Aspek Pendukung Thta Kota I 59
f. memudahkan tata usaha pajak tanah bagi lpeda; paling kecil terhadap lahan-lahan di sekitarnya, dapat masuk ke kawasan
g. memudahkan pernerintah n-relakukan investasi maupun rnenghadapi dengan mintakat "yang lebih tinggi".
investor swasta atau investor asing dalarn penyediaan lokasi industri; f. Pemintakatan eksklusif, merupakan lahan yang terbatas bagi golongan
h. menghambat terjadinya spekulasi tanah di wilayah yang akan teftentu, yaitu orang-orallg kaya. Mintakat tindihan (overlay zoning)
dikernbangkan oleh golongan orang yang perekonomiannya kuat, melarui disuperposisikan di atas distrik yang terbentuk atas dasar klasifikasi
pengendalian penyediaan tanah menurut Iuas, lokasi kualitas, harga serta
kawasan, untuk menetapkan peraturan atau perizinan yang perlu
waktu, yang sesuai dengan pentahaparr perencanaan kota. ditambahkarr. Peminlakatan nrcnurut cahoya ntalahari dapat pula
disuperposisikan di atas suatu daerah, untuk mencegah didirikannya
5.4.3 Pengendalian Penggunaan Lahan bangunan baru yang akan menghalangi akses sinar matahari yang
cara-cara pengendalian penggunaarr lahan pada suatu kota sebagai diperlukan sebagai sumber energi bagi bangunan yang telah ada.
berikut: o P e m in t aka t an ke I o m po k (c l us t e r z on rirg) mem un gk i n kan I ahan yan g I eb ih
tf'
a. Peraturqn bungunan, rnelalui penetapan persyaratan atas dasar kearnanan luas untuk memusatkan pembangunan hanya pada bagian kecil suatu
dan kesehatan, berpengaruh terhadap biaya pembangunan, dan selanjLrtnya persiL
akan rnernengaruhi jenis dan lokasi bangunan baru maupurl bangunan h. Performance zoning atau pemintakatan menurut kineria, pertama kali
yang mengalarni perubahan rnodel. diusulkan sebagai suatu cara pemberian izinbagi beberapa kegiatan untuk
b. Pentbagian kewajiban, yaitu penentuan perbaikan yang harus dilakukan rnenempati lokasi di manapun dalam suatu komunitas, sejauh kegiatan
dan dibiayai oleh pelaku pembagian, dan perlengkapan yang harus tersebut menrenuhi serangkaian standar kinerja yang memastikan
dipasang oleh pemerintah kota, ditentukan pada proses pemberian bahwa kegiatan tersebut tidak rnenimbulkan dampak negatif ke persil di
persetujuan.
dekatnya.
c. Upaya-upaya terus dilakukan oleh para perencana kota untuk mengurangi
L Managed growth zoning atau pentintakatan atas dasar perlumbuhan yang
overzoning (pernintakatan yang lebih tinggi dari persyaratan yang terarah menyangkut rencana irrduk yang dimiliki komunitas, program
senrestinya) . Downzoning(pemintakan yang lebih rendah dari persyaratan peningkatan prasarana, peraturan pemintakatan, dan implementasi dengarr
yang semestinya), rnerupakarr suatu keberhasilan ketika rencana induk cara-cara khusus.
kota telah diterima oleh dewan kota dan rnendapatkan dukungan secara Menurunnya nilai tanah, akan rneningkatkan kerawanan tanah terhadap
politis. kerusakan, dan konflik fungsional diperkirakan akan terjadi apabila
d. Klasifikasi kawasan merupakan bentuk pemintakatan yang tertua dan kategori-kategori penggunaan lahan yang berbeda diletakkan secara
paling banyak diterapkan. Pernintakatan ini mernbagi komunitas ke dalarn berdekatan satu sama lain, mengilhami konsep guna lahan campuran
beberapa wilayah atau distrik dengan pemintakatan atas dasar kategori (mixed land use) antara permukiman, komersial, bahkan penggunaan
penggunaan lahan teftentu, yaitu meliputi: pertanian, permukiman,
lahan untuk industri ringan.
komersial, parkir, dan industri. k. Pajak tanah rnernengaruhi guna lahan dan dapat digunakan untuk
e. Di dalarn pemintakatan klasifikasi kawasan, kategori utama mungkin mengendalikan atau merangsang pembangunan. Pajak yang dikenakan
bersifat kum u lati f atau ekskl usif. S ifat kum u latif d iartikan bahwa m intakat
terlalu rendah pidu luhun kosong akarr berakibat pada spekulasi tanah
yang memiliki kedudukan yang "lebih rendah", rnemiliki dampak negatif
bahwa pada masa yang akan datang nilainya akan meningkat, atau dapat
bertahan pada fungsinya saat ini apabila dikembangkan.
Perencanaan
kota
Kesadaran Dunia
Kritis Praktis
Teknologi: transportasi,
jalan, jembatan, struktur
TINDAKAN
gedung
Gambar 6.1 Hubungan antara perencana dan masyarakat Gambar 6.2 Perencanaan kota dianggap pusat, dan mendapat bantuan dari bidang ilmu lain
Sumber: Sudaryono, 2006
Perencanaan
kota
Perancanpn Fertnca*aan
I(ota Kota
Transportasi Teknik
Gambar 6.4 Perancangan kota sebagai ekstensi arsitektur dan
sebagai implementasi perencanaan kota
Sumber: D.iunaedi, 2000
Gambar 6.3 Perencanaan kota dalam hubungan mcnerima bantuan
dan memberikan bantuan
Kaitan dengan analisis, merupakan wahana untuk melakukan evaluasi
Dari gambar 6.3 di atas, sejarah merupakan faktor utama sebagaijembatan kondisi kota, untuk membuat simulasi berfungsinya kota, untuk membuat
perubahan akibat peperangan, bencana dan perubahan waktu itu sendiri yang proyeksi beberapa perkembangan penting di dalam lingkup kotadan lingkungan
mengakibatkan perubahan hukurn (Undang-Undang), sosial (pertambahan eksternalnya, untuk membuat kesimpulan tentang hal-hal yang dapat dan
penduduk, perpindahan penduduk antar negara/propinsi/urbanisasi), ekonomi harus dilakukan, dan untuk menentukan cara-cara untuk melaksanakannya.
(inflasi, deflasi, daya beli rnasyarakat naik/turun), geografi (perubalran cuaca), Cara menganalisis suatu kota dapat dilakukan dengan:
yang akan menyebabkan perencanaan kota baik berupa kota tumbuh atau 1. Pengamatan(observasi)
perbaikan kota, sehingga akan mengakibatkan pertambahan moda transportasi, Berupa metode analisis yang paling dasar dan universal, baik yang
teknik manajemen kota (struktur jalan layang, struktur gedung bertingkat, dilakukan secara langsung oleh seseorang, maupun secaratidak langsung
infrastruktur kota) dan hasil akhirnya berupa terciptanya arsitektur kota yang derrgan menggunakan data sekunder. Dari segi biaya yang diperlukan,
lebih baik (terciptanya kota yang bebas banjir, kesesuaian zoning peruntukan observasi merupakan cara analisis yang paling murah yang dapat
lahan, tercapainyazona lahan terbuka hijau minimal sebesar 300%, terciptanya dilakukan dengan mengambil gambar baik dengan memotret atau dengan
jalan, pedestrian dan jembatan penyeberang yang humanis). video.
paraneter baru muncul, karena di samping pengetahual dari bidang sejarall Serlakin meningkatnya populasi rnanusia rnaka akan rnenirrgkat pr-rla
kota maka pengetahuan dari bidang ekologi kota menjadi kriteria yang utama kebutuhan tempat tinggal. Di lingkungan kota harga tanah semakin maltal
untuk memperhatikan kehidupan perkotaan di rnasa depan, baik bagi kota seiring dengan semakirr sempitrrya lahan di perkotaan, oleh kareua itu
sendiri maupult lingkungannYa. kecenderungan peftumbuhan perkotaan mertgarah ke pinggiran kota,
Peraturan-peraturan atau norma-norlla perencallaan kota (Good City sehingga menyebabkan harga lahan akarr semakirt ntenyernpit dan
Fornt) yang berlaku pada masing-masing kota rnenurut Lynch (1981) meniadi rralral, yarrg akan nlenrengarllhi harga perumahan yang akan
rneliputi: semakin mahal pula.
1. Peluang ekononri (Economic Opportunity) Tingkat kejahatarr (Low Crinrc)
Sekelompok orang yang melakukan rnigrasi ke perkotaan biasanya Rata-rata tirrgkat kejahatan diperhitungkan setiap I kasus krirninal per
merniliki keinginan untuk mendapatkan kesempatan mendapatkan 10.000 orang. Apabila tingkat perbandingan semakin kecil, berarli tingkat
pekerjaan yang lebih baik dengan penghasilan yang tinggi' krirninal di suatu k'ota tersebut akan semakin besar.
2. Mendapatkan tingkat pendidikan yang lebih baik (Good school) 7. Lingkrrngarr selrat (l heolthy environment)
Peluang untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dapat berupa Sernakin banyak dibangunnya lahan kosong di perkotaan, akan semakirr
pernberian subsid i dari pemerintahan. Dana negara dapat yarrg d ialokasikan sedikit lahan hijau atg-!r !g[$.l13[fl_.11&l_rg. sama sekali, hal ini akan
Irrr.:i It i i l-' .' :'
Perencunoan K.trr
1 70 Pengantar Arsitektur Kota !
I I:r;,( .": I,: .jI'endektrtan
j
17 I
menambah sultu panas bumi, dan tidak ada vegetasi penyaring udara 6.2 DTMENST KTNBRJA(DTMENSTON OF
kotor maupun penyaring kebisilgan. Oleh karena itu, di suatu kota harus PERFORMANCD
ada gerakan penglrijauan terutarna di tepi-tepi jalan atau harus diadakan
perryediaan area kosong yang diperuntukkan hutan kota (arboretunt) Dimensi kinerja dari suatu perkotaan terdiri atas vitality, sense) access,fit dan
sebagai paru-paru kota. control. Sedangkan rneta-kriteria perkotaan terdiri dari lirna kriteria di atas
Hiburan (Plenty o.f Leisure Activities) ditambah dengarr unsur keadilan (justice) dan fficiency.
Di lingkungan perkotaan dengan semakin padatnya aktivitas, akan mem-
buat orang u-rengalarnijenuh bahkan tingkat stres yang tirrggi, oleh karerra 6.2.1 DimensiVitalitas
itu dalam suatu kota biasanya muncul pusat-pusat hiburan yang berupa Ketika orang berada di suatu kota misalnya seperti pada gambar 6.5,
kafe, diskotik, bioskop, dan sebagainya. Namun perlu diingat bahwa maka pertarna kali yang dilihat adalah logis atau tidaknya pelayanan, karena
perencanaatr pusat-pusat hiburan tersebut tetap harus memperhatikan bila kita berlindak sebagai pererlcana, maka yang dilakukan adalah rnengubah
norma-norma sosial yarrg berlaku di kota yang bersangkutarl, agar tidak kecenderungan yang telah ada untuk menjadi lingkungarr perkotaan yang
menirnbu lkan tindak krirninal itas. sehat dengan rnelihat kondisi eksisting yang ada.
Menekankan hubungan kerjasama antaraperencana dan masyarakat yang Adalah suatu sistem tentang penyediaan supply makanan, sumber
akan memakai rencana. energi, aiq dan sistem pembuangan yan g layak/memadai. Keberlangsungan
4. Perencanaan sebagai Strategi Mobilisasi Masyarakat (Plonning as Social seperti pada gambar 6.6 tersebut dipengaruhi oleh:
Mobilization) a. jaringan sistem supply dan saluran pembuangan;
Menekankan pada emansipasi sosial (persamaan hak masyarakat), b. konservasi ruang terbuka, termasuk tanah dan tumbuhan;
transfonnasi sosial (bukan rekayasa sosial), dan perubahan struktural. c. keberadaan lokasi hunian;
d. efek bangunan dan lanskap terhadap derajat ketertutupan bangunan
dan sistem pergerakan udaranya;
$
+-,
PEDE5AAN
kecildengan lebarjalan I rn - 1,5 m di suatu perkampungan di Kota Gambar 6.12 Perbeclaan identitas dua kota di Indonesia
6.2.3 Akses
Komunikasi dan transportasi sebagai alat akses dengan orang lain,
sumber daya alam, servis, tempat. Kuantitas dan variasi tersebut dapat dilihat
dari berbagai sisi karena merupakan hubungan antarsesama rnanusia sebagai
Gambar 6.14 Bioskop di Kota Yogyaka(a
makhluk sosial dan saling membutulrkan, sedangkan dari sisi kegiatart, akses
saling berkaitarr dengan lokasi arrtara tempat tinggal dan ternpat bekerja,
Hal-hal yang berkaitan dengan akses dapat bervariasi karena adanya
kegiatan berekreasi, berobat, mendapatkan pendidikan, hari raya keagamaan
perbedaan area; kelompok pengguna (enis kelamin, ras, urnur, kelas sosial);
(rnudik), dan lain-lain.
waktu kerja per hari (kerja/sekolah); waktu istirahat; waktu per musin-r
(berwisata). Sedangkan aspek-aspek kebijaksanaan yang perlLr ditekankan
dalarn hal transportasi rneliputi bagairnana mengubah transisi dari uroda
satu ke moda yang lainnya dan bagaimana memfasilitasi pertukaran moda
tersebut.
a. contfort(kenyarnanan)
b. responsibilily (tanggung jawab) yaitu kontrol terhadap sebuah tempat
atas dorongan motivasi, inforrnasi, dan kekuatan untuk menjalankan
b. satisfaction(kepuasan)
kontrol, kesediaan untuk mengakui kegagalan (kesalalran) dan bersedia
c. fficiency (efisiensi)
untuk memperbaikinya, serta kornitmen atas tempat tersebut dan terhadap
kebutuhan manusia (rnakhluk) lain.
Fit dapat dilakukan dengan strategi adaptasi, dengan cara merryediakan
kapasitas yarrg berlebilt, contohnya adalah menetapkan ROW (right of wuys)
c. cerlainly (kepastian) yaitu tingkat pemahaman pengguna perkotaan ter-
hadap sistem kontrol, sehingga bisa memperkirakan batas wewenangnya,
yaitu berupa jarak yang dihitung dari as jalan sampai ke depan bangunatt.
dan rnerasa anran dengan adanya sistem tersebut.
Peraturan ROW di masing-rnasing kota berbeda-beda bergantutrg pada
Peraturan Daerah (PERDA), dengan garis besar bahwa bangurran ltarus
fisik untuk mengontrol suatu perkotaan dengan cara:
Sedangkan cara
rnenyediakan lahan cadangan berupa ruang terbuka di depan bangunan,
dengan asumsi untuk memperhitungkan area untuk pelebaran jalan di rlasa
a. Menggunakarr penanda batas yang berupa pagar, papan ttalna, atau
tanarnan;
mendatang, dan tnenyediakan lahan parkir.
Aspek fit dapat dilakukan dengan cara nteltgltrangi ketergatttutrgan antar b. Cara memandang (visibility) suatu perkotaan dengatt rnelihat garis
kernenerusan (continuily) antarbangunan pada jalan yang sama, agar
bagian, nrenggunakan modul rlrang, menggunakau bahalt, alat dan teknologi
identitas asli kota tersebut tidak hilang,'
yang dapat dimanipulasi (nrunipulability). Manipulability adalal"t bentuk dari
perubahan kecil-kecil pada lingkungan untuk menyesuaikan dengan perilaku
c. Memanipulasi akses pada aspek pintu gerbang, peraturan tentang jalan
satu aralr dan penggr-rnaan jalan buntu;
(atau sebalikrrya), begitu pula dengan reversibility adalah untuk memperbaiki
Prttit Igoe Housing pada tahun 1972, d. Organisasi sosial(RT, RW);
kesalahan, misalnya penghancuran - e. Sirnbol rambu-rambu lalu lintas dan perranda jalan;
karena pada rumah susun tersebut terjadi barryak sekali kejahatan (vandalisme),
akibat dari lantai-lantai atas yang tidak dihLrni.
f. Pernbagian/pemisahan ruang dengalt nretnbuat zonasi perkotaan yang
dibagi sesuai dengan tata guna lahan yang ada.
Manusia selalu menaudai batas yang berbeda dengan yarrg lainnya (man is
a teritoriol animal), kareua batas sangat bergantung pada situasi dan kegiatan,
oleh karena itu ruang dan perilaku harus diatur. Manusia juga merrggunakan
ruang untuk mengatur hubungan personal dan rnenyatakan hak atas teritori
urrtuk mempeftahankan sumber dayanya. (a)
"Httman Space dikaitkan erat derrgan Ownership" (kepernilikarr), tetapi B'\ HGUHqN }d E}TCUI.IBITROTOAR
Kontrol biasanya diasosiasikan dengan status, kekuasaan dan dominasi. tapi justru mengganggu lalu Iintas, karena pepohonan yang dialokasikan di
biasanya bisa dikorrversi ke dalam sebuah masyarakat yang bersifat terbuka tengalr jalan sebagai pengisi marka -ialan, kadang-kadang menutup sz'gn
dan bersifat legalitas. atau tanda-tanda lalu lirrtas darr lebih parah lagi pepohonan kadang-
Pada garnbar 6.15, rnenunjukkan bahwa di beberapa jalan pada suatu kadang menutup pandangan pengernudi kendaraan roda ernpat untuk
kota terdapat beberapa perbedaan kontrol fisik terhadapjalan dan trotoaq ada berputar balik arah ketika melewati rnarka jalan.
bangunan yang memakan trotoar, narnun ada jLrga bangunan yarrg menaungi 2. Keadilan
trotoar dengan tujuan mernberi keteduhan bagi para pedagang dan pejalan Merupakan bahan petunjuk bagairnana distribusi manfaat terhadap
kaki dari panas nratahari dan hujarr, seperti pada gambar 6.1 6. manusia dan kelompok manusia. Dalarn RUTRW (PERDA) dilarang
rnendirikan bangunan pada daerah sumber resapan air, karena dapat
menutup sumber tersebut. Menurut pandangan
o'vilality" hal tersebut
dianggap betul secara ilmiah, sedangkan Inenurut "justice" hal tersebut
dianggap hanya menguntungkan warga di perkotaan, dan sebaliknya
warga pada daerah resapan tersebut akan dirugikan.
sering kurang diperhatikan. Sebetulnya ruang khususnya ruang terbuka adalalr 6.3.1 Ruang Terbuka (Open Spoce)
fenomena yang sudah larna dikenal sejak zanlan kuno. Kenyataan itu berarti Ruang umum rnerupakan ruang terbuka, yaitu ruang yang direncanakan
bahwa ruang terbuka (open space) sudah lama diperhatikarr walaupun dengan karena kebutuhan akarr ternpat-tempat pertemuarr dan aktivitas bersama di udara
bennacam-macam pendekatan. Oleh karerra itu, arti open space dan urban terbuka. Ruang uurum merupakan bagian dari lingkungan yang mempurryai
space (ruang perkotaan) tidak selalu dipaltarni berdasarkan pandangan yang pola. Ruang urnuur adalah tempat atau ruang yang terbentuk karena adanya
sama. Akibatnya, open space sering rnenjadi sesuatu yang subjektif saja. Arti kebutuhan akan perlunya tempat untuk befternu ataupun berkomunikasi satr.r
open space harus dibedakan dalam dua aspek, sebagai berikut: dengan yang lainnya. Pada dasarnya ruang umurn dapat dikatakan sebagai
1. Open space dalarn lingkungan gaya arsitektur suatu wadah yang dapat menampung kegiatarr atau aktivitas tefientu dari
2. Open space dalarn lingkungan ilmu arsitektur manusia baik secara individu atau secara berkelompok.
Open space dapat diartikan sebagai tanah yang tidak dikembangkan atau
Dalam lingkurrgan gaya, arti open spece adalah sesuatu yang spesifik darr suatu area lingkungan yang diperuntukkan sebagai tanlan, jalan, dan tujuan
subjektif. Namurr dalam lingkungan ilrnu arsitektur, open space dirum uskan alarni (seperti area pertanian). Penggunaan open spctce sebagai berikut:
secara umum dan lebih objektif. Di rnajalah-majalah arsitektur, gaya a. Private Open Space: ruang terbuka yang dapat diakses oleh orang teftentu
arsitektural lebih sering diperhatikan karena dari sudut pandang publisitas hal (rn isalnya halaman rurnah).
tersebut lebih rnenarik. Zahnd ( 1999) merrgemukakarr bahwa open space yang b. Conrrnon Open Space: ruang terbuka yang dapat diakses siapa saja.
perlu dibahas secara objektif dan umum dengan memperhatikan tiga prinsip. c. Open Space Linier: ruang terbuka yang berbentuk garis. E,lernen Open
sebagai berikut: Space Linier yaitu boulevard, slreet dan pedestrian walhuay.
a. Prinsip 1: open space adalah ruang terbuka yang lebih berarti daripada
sesuatu yang kosong saja. Ruang terbuka rnenurut Plato merupakan wadah yang treltamput'lg
b. Prinsip 2: open spctce dibentuk secara organis atau teknis oleh benda- aktivitas uranusia dalarn suatu lingkungan yang tidak mempunyai pertutup
benda yang mernbatasinya. dalarn bentuk fisik dan tidak dapat dipisahkan dari manusia baik secara
c. Prirrsip 3: open space drbagi dalam tiga aspek yarrg furrgsional (Gambar psikologis, emosional ataupun dimensiorral. Manusia berada dalam rualtg,
6.17). bergerak, menghayati dan berpikir juga rnernbuat ruang untuk menciptakart
dunianya.
Public Spctce
Fokus Kota
- Semi Public Spuce
- Scmi Privtrt Space .>
rtr Fokus Rumalr
Privcrt Space
Gambar 6.18 Penggunaan ruang terbuka (I ) Gambar 6.19 Penggunaan ruang terbuka (2)
Dalamhalinidindingmerupakanpembatasvertikalyangmembatasisuatu - CourtYards
nraupun ringan'
daerah tllaupun mengontroluya dengan unsur yang masif
sesuai dengarr
sefta rnernberikan kesan ruang secara psikologis dal subjektif
perasaan pengarnat. Berikut ini hal-hal yang berlrubungan
dengan ruang
terbuka:
a. Nilai penting rllang terbuka terhadap perencallaall kota
Sebagai pelengkap dan pengontras bentuk kota' berrtuk
dan ukuran
artinya
ruang terbuka merupakan suatu detenninan utatrra beqtuk kota,
30%-50% luas seluruh kota diperuntukkan untuk ruang terbuka, sebagai
kota,
salalr satu eleuren fisik kota yang dapat merrciptakan kenikmatan
merrgarrgkat nilai kenranusiaau, karena di dalam ruang terbuka ini banyak
rnauusia dengan berbagai aktivitas bertemu'
Gambar 6.20 Penghi.iauan tcpian bantaran sungai
b. Pengelornpokan ruang terbuka dapat didasarkan atas:
- Sumber prodtrksiyang berupa daerah hutan; Passive opett sPuce
- Tenrpat perlirrdungan (cagar alam, budaya dan sejarah); Ruang terbuka pasif (tidak ada unsur kegiatan manusia)'
Misalnya
- Bertujuan untuk kesehatan, kenyamanatr (melindungi kualitas
ruang sebagai jarak terhadap rel kereta api'
air, pengaturarr pembuangan air dan sampah, memperbaiki dan terbuka yang di dalamnya tidak rnengandung Llllsur-tlnsur
taman Ruang
mempeftahankan kualitas udara, rekreasi, tamatr lingkungan, surtgai seperti
kegiatan manusia misalkan, penghijauarr tepian batttaran
kota). jalur jalan' penghijauan tepian
pada gambar dietas, penglrijauan tepian
c. Ruang Terbuka menurut kegiatan: alamialr. Ruartg
rel kereta api, ataupun penghijauarr daerah yang bersifat
Ruangterbukaaktif(adaunsurkegiatatrbermain,olahraga,upacara fungsi ekologis
terbuka ini lebih berfungsi sebagai keindahan visual dan
dan berjalan-jalan), yang berupa plaza, lapangan olahraga' tempat
belaka.
rekreasi.
Pentlekatan Perencanaan Kola l9l
190 Penganlar Arsiteklur Kotcr
T
Ruang Terbuka menurut bentuknya: Ruang terbuka bangunan yaitu dibatasi oleh dinding bangunan dan
- Ruarrg terbuka memanjang atau koridor (gambar 6.21) pada lantai lralamarr bangunan. Ruang publik yang terdapat dalam suatu
umumnya hanya mernpunyai batas pada sisi-sisinya, rnisalnya bentuk bangunan dan ruang terbuka ini bersifat publik atau privat sesuai
ruang terbukajalan, dan bentuk ruang terbuka sungai. dengan fungsi bangunannya contohnya atrium, hall, dan lain-lain
- Ruang terbuka bentuk memusat/mernbulat (gambar 6.22), pada (gambar 6.24).
umumnya mempunyai batas di sekelilingnya, misalnya bentuk ruattg
lapangan, ruang area rekreasi, bentuk ruang area olahraga, dan alun-
alun seperti pada gambar 6.22.
matahari (garnbar 6.23). - Elemen lernbut (soft material) merupakan suatu unsur yang dapat
memberikan kelernbutan dan kehidupan, elastis, fleksibel misal
tanarnall.
,l95
194 Pengantar Arsitektur Kola Pendekatan Perencanaan Kota
Arahan bagi Ruang Publik:
Orientasi - Peftama, menjaga semua aset dan ruang publik yang masih tersisa.
ke dalarn
Bangunan tidak akan kernbali rnenjadi ruang;
- Kedua, memanfaatkan berbagai aset dan ruang tersebut secara
optinral (nekaguna, nekawaktu, nekapengguna);
- Ketiga, merrjagaagarpengembangan mendatangselalu rnencadangkan
ruang bagi kehidupan publik balrkan dalam pengembangan komersial
sekalipun;
Orientasi - Keernpat, rnenyusun suatu mekanisrne marrajemen ruang kota,
keluar infrastruktur kota, dan pengelolaan kota yang memiliki kesadaran
Susunan ini menghasilkan kontrol yang bertingkat tinggi bagi ruang Slreets menurut Schulz (1988), berkonotasi pada ruang yang bersifat
yang lebih dalarn, sama baiknya dengan memberi fasilitas pertahanan "dinamis" (yang rnerupakan ruang-ruang sirkulasi jalan dan jejalur, dan
terhadap agresi eksternal dengan memperkecil area perrnukaan ekstenral biasanya bersifat linear, berorientasi ke kedua ujungnya) seperli jalan
yang mudah dirnasuki, jenis lapangan seperti ini biasanya akan raya, jalur pejalan kaki, ataupun jalan setapak.
menanggung nilai sirnbolis dan menjadi rnodel untuk hampir semua 3) Quarters
konstruksi sejumlah bangunan-bangunall suci dari hasil penciptaan Quarters, sebagai kawasan pennukiman, yang pada mulanya
rumah-rumah di sekitar halaman atau atrium. Ini rnenjadi pola spesial membentuk ataupun terbentuk oleh square-square. Mengelilingi suatu
yang dipakai sebagai model untuk masa depan. Di sini ruang-ruang atrium atau halaman, dapat berupa suatu bangunan tunggal ataupun
disusurr di sekitar suatu halaman seperti unit perumahan tinggal yang beberapa bangunan yang menjadi perurnahan yang berfungsi dominan
mengitari sebuah square. dalarn kota. Jadi bukan perumahan yang mengelompok dalarn kelompok-
Sedangkan square menurut Schulz (1988), berkonotasi pada ruang kelornpok kecil atau menjadi rumalr-rumah tinggal individu. Memang
yang bersifat "statis" (yang merupakan ruang-ruang yang terhirnpun pada suatu saat, agak sulit menentukan perurnahan yang rnenjadi faktor
pada suatu aktivitas tertentu, dan biasanya bersifat memusat, berorientasi public realm dengan yang sekadar menjadi suatu bangunan individu yang
ke dalam) seperti alun-alun, lapangan bermain, dan taman-taman kota. dikategorikan sebagai privale realm.
Hal ini antara lain berirnplikasi bahwa jika ingin memiliki ruang-ruang Terlepas dari hal-hal estetis, tampak bahwa faktor-faktor yang
ultuk bersosialisasi dan untuk fungsi-fungsi rekreatif, kita tidak harus disebutkan tadi rnerupakan unsur-unsur yang tercipta untuk melayani
mengadakan tamau kota yang luas, tetapi dapat juga dengan Inerallcallg individLr dalarn konteks kebersamaan. Dari asalnya, tarnpak bahwa
suatu lapangan bernrain ataupun jalurjalan yang hidup. Di sisi lain, jika faktor-faktor tadi merupakan titik-titik (square, quarters) dan garis-garis
diabaikan, suatu tanah lapang ataupult jalan tersebut akan dapat menjadi (slreel) utama dari suatu kota. Mereka membentuk rangka dan sendi-
ruang terbuka yangtidak dapat digunakan untuk beraktivitas. sendi penggerak kota. Dan, dapat dilengkapi dengan bangunan-barlgunau
2) Jalan (street) individu sebagai private realrn.
Jalan (streel) adalah hasil penyebaran suatu pennukiman di mana Keterarrgan dan pernbagian faktor-faktor tadi tidak rnernbuat hal-
mulanya rumah-rumah dibangun pada semua bagian ruang yang mengitari hal yang bersifat keputusan-keputusan. Yang disebutkarr adalah bentuk-
square sentralnya. Jalan juga menyediakatt suatu rangka untuk distribusi bentuk dasar yang merupakan ruang-ruang urban, dengan sejum'lalt
lahan dan memberikan pencapaiatr rnenuj u kelom pok-ke lorn pok ind iv idu. variasi dan kornbinasi yang terbatas.
Jalan memiliki karakter yang lebih fungsional sekalipun dari ukurannya Jika hal-hal estetis d ikaitkan, maka kualitas estetis dari masing-rnasing
square adalah tempatyang lebilr leluasa urrtuk melewatkan waktu daripada elemen urban space dikarakteristikkan dengan interrelasi struktural dari
jalan, yang membatasi orang yang di luar kernauannya terperangkap detail, kita memang seharusnya berusaha untuk melihat kualitas-kualitas
dalam kesibukan lalu lintas, sedangkan latar belakang arsitekturalnya ini di mana saja kita berurusan dengan situasi-situasi fisik dari suatu
hanya digunakan sebagai tempat untuk lewat. Tata letak jalan yang kita tempat yang spasial.
warisi dalam kota untuk tujuan-tujuan fungsional yang berbeda. Kota- Studi perilaku dapat membantu menuju gagasan perancangan yang
kota bersejarah kita telah mengenalkan kita derrgan perbedaan yang tidak lebih baik, yang lBbih sesuai dengan manusia penggunanya. Untuk itu,
habis-habisrrya dari hubungan spatial yang dihasilkan oleh suatu lay out dapat dilakukan suatu studi yang mengaitkan antara variabel-variabel
yang kompleks. fisik suatu ruang terbuka dengan variabel-variabel penggunaan dan aspek-
aspek manusia sebagai penggunanya.
198 Pengantar Arsitektur Kota I
Pendekatan Perencanaan Kota 199
*l
4) Jaringan pedestrian
Jalan besar dari Tugu ke selatan hirrgga rnasukAlun-alun utara rnempunyai
Jaringan pedestrian merupakan salah satu ruang terbuka bagian
suatu ketentuan tersendiri. Pada jalan besar, penenrpatan pasar di sebelalr
dari street, yang bersifat dinamis, karena pedestrian hampir selalu
timur jalan serta Dalem Kepatiharr juga di sebelah tirnur -ialan tennasuk
berdampingan atau bersebelahan dengan jalan. Pedestrian dapat dianggap
suatu ketentuan dalam pandangan kebatinarr dalam konsepsi suslrnan Kota
sebagai pembatas atau ruang transisi antara jalan derrgan bangunan'
Yogyakafta, sebab jalan dari alun-alun ke Tugu menggambarkan perjalanan
hidup manusia menuju ke Sorga (Depdikbud, 1980).
Menurut Depdikbud (1980), alun-alurr utara adalah lapangan yang
merupakan halarnan bagi Kraton Yogyakarta (pada gambar 6.32). Ukuran
alun-alun ini 150 x 150 m, dipagari oleh bangunan "pacak suji". Kini bangunan
tersebut tidak ada lagi, diganti dengan pagar ternbok yang wujudnya tidak
meninggalkan bentuk pacak suji. Semula alun-alun ini penuh dengan pasiq
tanpa ditumbuhi rumput sebatang pun (zaman dahulu dipercaya tidak baik
nntuk tempat duduk), kini dipenuhi dengan rumput, diberi jalan besar dua
.ialur keliling, tanpa larangan apa pun. Fungsi alun-alun ada beberapa macarn,
seperti sekaten tempat berkumpul rakyat untuk menghadap raja, tempat upacara
kenegaraatt, tempat latihan watangan pada setiap sabtu sore, jr.rrnenerrgan Sri
Sultan (garnbar 6.30), dan lain sebagainya.
Gambar
Gambar 6.31 Aktivitas anak-anak sekolah menggunakan Alun-alun Utara
Kraton Yogyakarta untuk keperluan berolahraga
Bersifat kegiatan public realm ini. Hal tersebut merupakan suatu keunikan bagi
Street & jalur pedestrian
[.inear {- l)inarnis {- wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara yang tidak banyak dijumpai
3 -1 ilIil[_]hjl Kornpleks
pada tempat-ternpat lain.
Perdagangan Perempatan di Beteng Vredeburg yang kini lebih dikenal dengan rrarna
Perrnukiman Beringharjo
di Kecamatan perempatan Kantor Pos atau Monumen Satu Maret, merupakan ketentuan
Ngamlri dalam Tata Kota Yogyakarta, dan rnenggambarkan tempat penentuan aralr
mcnylmpan Trotoar di
banyak depan lridup seseorang (Depdikbud, I 980).
Quarters Gedung Sepanjang Jalan Malioboro ke arah Kraton Yogyakarta pada zarnan
Agung &
'l'rotoar di dalrulu berpagar tembok setinggi 2 meter. Kini tembok-tembok itu ada
Street & depan sebagian yang masih kita jumpai, tetapi lranya setinggi I meter (Depdikbud,
Pedestrian Beteng
f*B
{"-"/
Vredeberg
1980),lral itu menunjukkan bahwa dahulu sepanjang Jalan Malioboro sampai
Kraton Yogyakarta merupakan Private Realm bagi Kraton Yogyakarta, darr
I
i tidak sernbarangan orang bisa melewatinya, nalrLlr.l seiring berjalarrnya waktu,
Bersi fat
Dinaruis Konrpleks batas antara kedudukan Raja dengan rakyat tidak begitu menoniol. Semakin
Perkantoratr ke depan Raja/Sultan semakin menyamaratakan kedudukannya dengan rakyat,
I dan hal tersebr.rt berpengaruh terhadap situasi atau lingkungan bangunan
Linear Alur-
kera-iaan derrgan lingkungan sekitar.
alun
utara Perempatan Kantor Pos ini berada pada posisi antara Kraton Yogyakarta
raton
sebagais
- bangunan-bangunan pusat pemerintahan Yogyakarta - pusat perbelanjaarr
quare (Malioboro) dan dengan beberapa permukinran penduduk, yang kesemuanya
sebagai pembentuk citra Kota Yogyakarta (gambar 6.32).
+ Arsitektur Kota Yogyakarta ke arah depan seharusnya mengarahkan
[]ersilat
Statis
kita Lrntuk rnerefleksikan pada budaya kita. Budaya sekarang merupakarr
kelan jutan perkembangan budaya dahLrlu. Kita harus kritis untuk mengetahui,
Kompleks
rnengenal, menghayati, mengapresiasikan dan mentransforntasikan puhlic
Kerajaan reolm yang berada di Kota Yogyakarta, khususnya seputar Malioboro, dengan
bentr,rk yang baru, inovatif, uarrun tetap berakar pada tradisi rnasa lalLr. Tidak
Gam bar 6.32 Petalokasi Alun-alun Utara Kraton Yogyakafta dan ruang terbuka
di depan
Iepas dari hal tersebLrt, arsitektur perkotaan merupakan bentuk budaya yang
Beteng Vredeburg dan di depan Gedung Agung
rnerupakan ekspresi personal darr sosial yang selalu membentuk inderrtitas
budaya tersendiri.
Pada saat perayaan sekaten, walaupun banyak pedagang kaki lima
yang mengurangi view dan estetika alun-alun utara Kraton Yogyakarta sefia
menumpuknya sampah, namun di sisi lain juga banyak pedagang makanan
tradisiolal yang menggelar dagangannya di seputar alun-alun sebagai pelgisi
6.4.1 Perencanaan Komprehensif 2. Kebijaksanaan pada aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.
Istilah "komprehensif'yang arti katanya ialah "rnenyeluruh", dalarn hal Aspek-aspek yang harus disediakan Pemerintah Kota dalam hal
ini diartikan bahwa dalarn penelitian perencanaall semua aspek perkotaan pendukung terhadap zona permukiman dan sentra bisnis meliputi: fasilitas
dianalisis. Aspek-aspek tersebut, merrurut PerMendagri No. 2 Tahun 1987 pendidikan, penyediaan air, kantor polisi, dinas pemadam kebakaran
Pasal 22 rneliputi arrtara lain: dan ternpat rekre'asi. Fasilitas-fasilitas tersebut difungsikan sebagai
l) Aspek fisik dasar implernentasi dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.
2) Aspek lingkungan hiduP
Perryrsru uu doLruuer I t?tlcalxl * Rencana Teknik Ruang Kota, yaitu rencana yang mencakup
RTRK bagiarr atau seluruh kawasan fungsional sebagaimana yang
telah digariskarr di dalanr tahapan RDTRK di atas.
i n4tkura:tasi rtlrcn:ut
-".4
6.4.2 Pendekatan-Pendekatan dalam Perencanaan Kota Modern
i l.
'*l Pergerakan modern nrengadopsi pandangan kaum fungsionalis kota, di
1s
!
i: mana pererlcanaan kota berisitentang definisi kota sebagai hasilyang homogen
dalam hubungan forrnal.
i.I**utB
Penernuan arsitekturtropisyangauterrtik sesuai zaman dan ternpatnya, serta
Gambar 6.34 Rencana slruktur ruang kota Scmarang berdasarkan R'I'RW
menrperhatikarr konteksnya secara konseptual dan ernpiris, yaitu lingkungan
Surrber: RI'RW Kota Semarang
Asia Tenggara. Ide tentang kota tropis makin lama makin banyak menyita
perlratian para ilrnuwan. Mereka sadar pada abad-Zl sangat dibutuhkan sebuah
visi tentang perkernbangan kota yang seimbang berdasarkan efisiensi energi,
sistem desentralisasi, pernbangunan yang berfokus pada pedestrian (pejalan
kaki) yang dihubungkan melalui sistern transit cepat massal (mass ropid
lransil systent). Kota 'tropis' dapat dimerrgerti sebagai sebuah kota di mana
ada arsitektur yang tepat sesuai ekologi alam dan budaya. Itulah sebuah visi
.-1 yang secara klrusus cocok bagi 'zaman pasifik' di masa depan, yang bersifat
global dan sebaliknya. Berikut ini beberapa pendekatan dalam perencaltaal'l
Kota Modern:
Kedua pendekatan terhadap nilai tersebut mern iIiki hierarki yang berbeda - teknologi yang rnengarah ke sistem prodLrksi baru
dengan dinamika tersendiri yang sangat penting untuk diperliatikan di - transportasi yang rnengarah ke sistern distribusi baru
dalam perancangalr kota. - informasiyang mengarah ke sistem kornunikasi baru
3. Tingkat struktur
Bagiarr ketiga yang membutuhkan perhatian adalah tingkat struktur yang 7.1.5 Dinamika Politik dan Ekologi
ada di dalam dinarnika tersebut. Setiap dinarnika ekonomi kota berjalan L Hubungan politik kota dengan ekologi kota
di dalam dua tingkat, yaitu tingkat lokal dan global. Dinarnika masing- Pada hakikatnya, setiap sistern politik yang baik (yaitu pengelolaan
masing serta bagairnana keterkaitan di antaranya perlu dipaharni. Karena hidup bersanta secara baik) mernbutuhkan orientasi pada suatu fokLrs
dalam men-ialarrkan proses per rrbangunan kota dibutuhkan sulnber-sumber yang jelas supaya pelaksarraan implikasinya jelas sehingga hasil proses
(resources), baik dari segi bahan mentah, teknik, maupul'l energi, maka pelaksanaannya tidak cenderung fatal karena kacau.
para perancang kota juga perlu rnengetahui sistem produksi bangunan Agar pelaksarlaan politik pembangunan kota berlangsung secara
(building produclion) yang ada di dalam kota modern dan bagaimana efektif, dinamika serta irnplikasi pernbangunannya memerlukan
pengaruhnya terhadap I ingkurrgannya. pendekatan yang efektif pula. Dalam politik pelaksarraan perancangau
a. Tingkat lokal perkembangan kota, adatiga aspek yang paling pokok di dalam kota.
Sejak manusia membangun rulnah, sudah ada perhatian pada Selain terdapat tiga aspek tersebut, juga terdapat lima parameter
sumber-sumber pembangunannya, yaitu dengan apa rumalrrrya bisa dalam pengernbangan kota yaitu:
dibangun (bahan-bahan), bagairnana struktur bisa dikonstruksikarr a. tata guna tanah (lcrnd-use),
(teknologi), dan berapa tenaga yang dibutuhkan untuk membangun b. bentuk bangunan dan sisa lahan (buildingfornt and missing),
sefta memelihara rurnahrrya (energi) supaya dapat dipakai sebaik c. prasarana teknis dan sosial (technical and social infrastructure),
mungkin. Di setiap daerah dikembangkan cara pembangunan sesuai d. lalu lintas: sirkulasi, parkiq pedestrian Qtarking,lrffic),
koldisi iklirn dan lirrgkunganlya, maka dapat diistilahkan dengan e. ruang publik @ublic space).
kata 'tradisi pernbangunan' (susluinable, vernacular building) di 2. Pendekatan kontekstual
dalarn daerah tersebut. Istilah-istilah teknis untuk mengontrol kriteria-kriteria dan sangat pen-
b. Tingkat global ting untuk merancang kawasan perkotaan, maka harus menentukan da-
Sarnpai saat ini pertanyaan-peftanyaan yarrg disebutkan di atas hulu peraturan tentang rencana berrtuk bangunan yang berisi tentang:
memangjarangdianggap sebagai kriteria penting, khususnyadi dalarn a. koefisien dasar bangunan (KDB) atau building coverage (BC),
lingkungan perkotaan, karerra di dalarn kota rnodern selain terdapat b. koefisien lantai bangunan (KLB) atau.t'loor area ratio (FAR),
tingkat struktur yang bersifat lokal juga terdapat tingkat struktur c. ketinggian bangunan rnaksirnum,
yang bersifat global, yang sering diutarnakan di dalam pembangunan d. garis sernpadan pagar (GSP),
kota dengan anggapan bahwa tingkat global lebih ekonomis daripada e. garis sempadan bangunan (GSB),
tingkat lokal. Namun jika serrlua aspek diperhatikan, anggapan f. sudut bangunan terlradap jalan (SBJ),
tersebut tidaklah benar. Pada zanl.an modern ini dikenalkan tiga g. sky exposure)/ar (SEB); dll.
sistem baru yang semuanya bersifat global, yaitu: Pendekatan kontekstual tersebut tidak lagi berfokus pada larangan
dan penentuan batasan saja, melainkan aktif memengaruhi suatu perkem-
bangan pembangunan kota ke arah yang lebih baik. Pendekatan yang ruang di dalar, pengalarnan r,anusia. Misalnya,
daram zatnanjaringa,
lebih efektif ini secara mendasar tidak lagi berfokus pada standar-standar komunikasi global ini terdengar istilah c.yber-ci4,di
mana ruang bersifat
ulnurn, melainkan pada kebutuhan, kualitas, dan ciri khas yang ingin di- viftual saja (the spaceless city).
capai, baik untuk kornpleks bangunarr sendiri rnaupun lingkungannya.
Artinya, solusi yang dikerjakan pada setiap kawasan mungkin saja sangat Estetika-desain
berbeda, tetapi arah perkembangan di dalam kawasan tersebut rnernbu-
tuhkan penerrtuan "masterplan" yang konkret.
Teknis- PERANCANGAN
7.1.6 Proses Perancangan Kota dari Segi Budaya Kota dengan Natural
kerekayasaan KAWASAN ekologis
Ekologi Kota PERKOTAAN
berbagai daerah di dunia rnenunjukkan struktur kota yang lain, yaitu Gambar 7.4Empat kelompok utannttrban design
sebuah struktur himpunan atau jaringan yang lebih luas di rnana sistem
hubungannya lebih konrpleks. Berbagai permasarahan urban cresign jika disederhanakan,
dapat
2. A pattern language (bahasa berpola) dikategorikan dalam empat kelornpok utarna (garnbar 7.4),yaitu:
Morfologi sebuah kota membutuhkan suatu sistem struktur, sehinggajelas a. Sosio ekonornis dan sosio_kultural
bahwa tidak mungkin dapat diternukan satu teori perancangan kota yang b. Teknis-kerekayasaan
secara sekaligus dan linear rnenjawab semua permasalahannya. Solusi c. Natural-ekologis
yang perlu diternukan adalah kornbinasi antara paramater-parameter yang d. Estetika-desain
berlrubungan secara berbeda dan tidak bersifat linear. Alexander (1977)
mengemukakan teorinya, yang sudah menjadi teori standar perancangan Terhadap berbagai permasarahan ini. para perancang dan teoretikus.
kota, yang tidak berfokus pada kriteria perancangarr kota yang linear biasanya menrbuat moder u,tuk rnerrrecahkan pennasararran
(Gosring, David
melainkan pada kriteria yang sifatnya berpola-pola. Ia mengernukakarr & Maitland, Barry - Consept of Urban De.sign,l9g4);
bahwa banyak pola tersebut sernua berlaku secara umum, tetapi lrubungan - Modeldarialam
sefta penerapannya tidak selalu sama selringga di dalam setiap kasus perlu - Model dari angan-angan
d isesuaikan rnerturut korrteksnya. - Model dari sains atau seni
3. The problem of space (masalah ruang)
Pengatarnan terlradap ruang adalah landasan dan bingkai dari semua
pengetahuan terhadap dunia kita yang bersifat spasio-temporal, dan setiap
pikiran yang bersifatabstrak adalah usaha untuk menyeberan gi(transcenc[)
bingkai tersebut. Sarnpai-sarn pai ada usaha untuk rnengh i langkan d i mens i
Dalarn merancatlg, metturut Trancik ( 1 986), perlu mempertimbangkan: Analisis ahtar hubungan
massa bangunan dan
a. Menghargai struktur utama kawasarr, ruang terbuka
Figureadalahistilahuntukmassayangdibarrgurr(biasanya
di dalarn gambar-gambar ditunjukkarr dengan warna hitarn) [i fiffi r [ff;i-I-1,
.f.i * ,'l] *YflgHHH flltHlE'l:ii:r li $
lil ffi: H ffi
I
! ;l-'*I llffi! ffi.#.1s'.,..i' -
dangroundadalahistilahuntuksemuaruangdiluarmassaitu }"ffit i;ffi Ig H n! i.il firl f .Y-mi fmf,f*"1ll\tH.l,}il
-1916:ri
(biasarryaditunjukkandenganwarnaputih).Gambarsepertiitu #iil P,l r l.r !i! i, \ts;,? tHHffi *HY
rnenunjukkan keadaan tekstur kota atau kawasan kota tersebut. T:Iiir:.i
?iritlq *&il-;*r ttl
u
-f.,
ll 3,i [rir:l*2u i frN i!riue"#]*I!i:]i,
Kadang-kadangsebualrfgure/groundjugadigambarkarrdengan {:l(rEU, ltreli '.i.:
Dalam skala makro besar, figure/ground menperhatikan kota (l) Figure yang figuratif
keseluruhan, artinya sebuah kawasan kota yang kecil dalarn skala Pandangan pertama memperhatikalr konfigrrasi figure atau,
ini menjadi tidak terlalu penting karena gambarfigure/ground secara dengan kata lain, konfigurasi trassa atau blok yang d il ihat secara
makro besar berfokus pada ciri khas tekstur dan masalah tekstur figuratif. Artinya, perhatian diberikan pada figure massanya.
sebuah kota secara keseluruharrnya (garnbar 7'8)' Misalnya Le Corbusier dan kawan-kawannya dalam kebanyakan
Skala makro kecil karya rancangannya mengutarnakan konfigurasi figure massa,
Dalam skala makro kecil, biasanya yang diperhatikart adalah khususnya di dalarn lingkungan perkotaan. pada massa kini
sebuah figure/ground kota dengan fokus pada satu kawasan saja, kebanyakan kawasan perkotaan seperti real estate atau daerah
artinya pada skala ini kota secara keseluruhan tidak terlalu pentirrg, perdagangan juga rnengekspresikan cara pandang tersebut.
karerra garnbarfigure/ground secara makro kecil berfokus pada ciri (2) Ground yang figuratif
khas tekstur dan masalall tekstur sebuah kawasan secara mendalam. Pandangan kedua rnengutarnakarr konfigurasi grouncl
b. Dua pandangan pokok terhadap pola kota (konfigurasi ruang atau voi$, artinya konfigurasi ruang atau
Kenyataan ini menunjukkan bahwa perancangan kota selalu void dilihat sebagai suatu bentuk tersendiri. Dan sekali lagi,
berhadapan derrgan organisasi rlrang yang bersifat fisik dan sosial. pandangan ini pun dapat ditemukan di dalam budaya tradisiorral
Hubungan ini hubungan yang teratur, yaitu nlerniliki suatu pola dan rnaupun br"rdaya teknologi. Misalnya, kota-kota tradisional di
struktur di dalarn rlrang. Ruang dapat dipikirkan dalam berbagai cara. Eropa dan Timur Tengah sarna dengan kebanyakan karnpung
Hal ini dapat dilukiskan secara ringkas dengan mcngingat bahwa perkotaan di Asia rrementingk an urban space (ruangperkotaarr)
perancang dan masyarakat telah berularrg kali rnemberikan berbagai yang figuratif walaupun dengan cara yang berbeda. Kenyataan
rnaklta yang berbeda pada suatu konsep ruang' Ruang binaan pada itu tidak berarti bahwa di dalarn lingkungan tersebut ruang yang
kebudayaan-kebudayaan tradisoual lebih merupakan ruang keramat figuratif dirancang dengan sengaja. Lebih tepat jika konfigurasi
daripada ruang geometris pada kebudayaan teknologis' ruang itu dianggap sebagai akibat kepadatan massa bangunan
Tipe-tipehubunganSen-lacalniniterutamamenyangkutruang yang meniltggalkan beberapa daerah publik sebagai ground.
(hubungan spasial), karena pada dasarnya benda-benda dan orarlg- Ruang publik itu secara organis terlihat berkualitas sebagai
orang berhttbungan melalui berbagai tingkatan penghuburrg dan bentuk yang mampr.r meningkatkan identitas kawasannya.
'itti, ada kesulitan nlembuat
pernisah rualtg. Pada zanran globalisasi
klasifikasi secara murni mengenai budaya asli (yang sering disebr'rt Secara teknis pandangan konfigurasi yang bersifat spasial telah
tradisional) clan budaya asing (yang sering disebut modern). oleh larna diperkenalkan darr pada saat ini secara umum sering dipakai di
sebab itu, pada masa kini prinsip 'pengorganisasian trraktla' akan dalarn perancangan perkotaan sejak gerakan postmodernisme. Hal
lebih berafti jika digolongkan dengan perbedaan dua sudut pandang itu muncul karena sebuah kawasan kota atau sebuah gedung sebagai
pokok lairrttya, yaitu perbedaan perlratiarr konfigurasi arfiara.figure sebualr rrukleus (inti) kota sering rnenghadapi ketidakteraturan ekstern
dangrounrlsaja,karenaperbedaan-perbedaanduapandanganpokok dalarn lingkunganrrya. Pada akhirnya, hal itu rnenyebabkan pola
tersebutdapatdiamatipadabudayaaslimaupunbudayaasing. tekstur .figui/ground berkualitas rendah, selringga kualitas sebuah
Dengan cara tersebut, suatu keseimbangan dapat dicapai dengan. gedung baru sebagai nukleus di kota tersebut menjadi kurang stabil
menyesuaikan clua perbedaan sudut pandang konfigUrasi berikut ini. pula. Akan tetapi, masalalrnya tidak harus selalu sampai dernikian.
Karena adauya ketidakteraturan ekstern bukan berarti bahwa furrgsionar. cara arrarisisrrya sejak waktu
tidak ada kernungkinan untuk rnengatasi nrasalah tersebut. Secara itu disebut Noili_pran,
di nrana semua massa yang bersifat publik atau
khusus ada teori desain yang disebut sistem poche yang sering kali sernipublik
tidak lagi diekspresikan sebagai nrassa (dengarr
mentbantu keberhasilan para perancang kota dalam tugas nrencari warna hitam),
merai,kan digorongka, bersama tekstur ruang
(dengan warna
kualitas baru tekstur.figure/grourlrl sebuah kawasan kota yang belunr putih). Namulr supaya dapat dibedakan
antara ruang ,d-i luar, dan
jelas sebelumnya.
ruang 'di dalam,, maka ruang yang
bersifat ruang semipublik di
(a) Definisi sistenr poche dalarn gedung diganrbar dengan struktur
pokok Langu,ar.
Poche adalah wadah ruang yang dibentuk oleh solid-solicl yang i,i sistern tersebut sering dipakai untuk menguno=liri, suut secara
men garti ku lasi kan konfi gurasi y o id-vo icl eksterior.
efektif sebuah tekstur kawasan kota secara
fungsional.
Sistenr desairr irri akarr sangat rnembantu arsitek dan c. Solid dan void sebagai elemen perkotaan
perancang kota dalant masalah rnelrernukan nukleus yang stabil Seperti terah dikatakan, sistem rrubungan
sehingga nrampu mengatur ketidakteraturan ekstern Iingkungarr
di daram tekstur figure/
grouncl rne,gerral dua keronrpok eremen,
yaitu soricr cran voitl.
masing-rnasing. Selan-iutnya akan dikemukakan elenren-elernen
(b) Pernakaian sistem pocha dalam perancangan kota
kedua kelornpok
tersebut' Ada tiga ererne, dasar yang
bersifat sorid serta empat
Sistern pche sebeuarnya tidak baru, ntelainkau sudah lama elenrerr dasar yang bersifat void.
dikenal dan sering dipakai. Perlu diperhatikan pada skala Tiga elernen solid (atau blok) adalah blok
perkotaan di rnana sistem ini dapat dipakai secara efektif. Dalanr
tunggal, blok yang
mendefi,isikan sisi, dan brok medan. Ketiga
elemen itu rnerupakan
skala nrakro besar(kota secara keseluruhan), sistemTroche jarang elemen konkret karena diba,gun secara
fisik (dengan bahan massa).
dapat dipakai, tetapi dalam skala ntakro kecil, yaitu kawasarr Paling nrudah untuk diperrratikan adarah
erenren brok tunggar
kota, sistenr poche sering dipakai dan disebut urban poche karena bersifat agak individuar. Akan
tetapi, erernen ini juga dapat
(poche perkotaan). Sistenr poche tidak hanya dipakai dalant dilihat sebagai bagian dari satu unit yang lebih
besar, di mana elemerr
skala kota, tetapi juga dalarn skala m ikro yaitu gedurrg. tersebut serirrg nrerniliki sifatya'g pe,ti,g
(misarnya sebagai penentu
(c) Tekstur .figure/grourrl perkotaatr secara fungsional sudut, ,ierarki, atau penyambung). Lain
halnya dengan .lfu,'.l"r"n
Dengan cara analisis berikut ini, suatu tekstur figure/ground blok yang mendefinisi sisi yang dapat berfu,gsi
sebagai
pernbatas
perkotaan dapatjuga dibahas dari segi fungsi ntassa dan ruang secara linear. pembatas tersebut dapat
dibentuk oreh er"men i.i dari
sefta bagaimana hubunganuya secara fungsional. Sejak beberapa satu, dua, atau tiga sisi. Lain ragi denga,
sifat erenren brok medan
abad yarrg lahr, secara analitis hal itu telah diperhatikarr. yang merniliki bermacam-macam
nrassa dan bentuk, namun masing-
Pada tahun 1748, Giarnbattista Nolli, seorang arsitek italia, masing tidak dirihat sebagai individu-individu,
merainkan rranya
melrernukan suatu cara analisis arsitektur dengan menunjukkan dilihat keseluruhan massanya secara bersama.
secara analitis semua lrassa dan ruarrg perkotaan yang bersifat Dalarn tekstur figure/grouud, kecenderungannya
publik (dan sernipLrblik) ke dalam suatu gambaran.figure/ground adalah
menrperhatikan eremen konkret yang
massif (bersifat brok) saja.
secara klrusus. Nolli
lnendokurnentasikan kota Ronra dengarr Akan tetapi,tmpat elemen void (ruang)
sama pentingnya, walaupun
cara tersebut. Garnbar itu rnenjadi terkenal sanrpai pada saat keempat elemen berikut ini rebih surit untuk dirihat karena semua
ini sebagai sebuah analisis terlradap figure/ground kota secara bersifat abstrak atau kosong (spasiar).
Tetapi karena empat eremen
kadang juga diberikan istilah soft-space, sedangkan ruang tertutup - Jaringarr utama jalan dan lapangan bersifat publik karena
dinarnakan hard-sPace. mewadahi aktivitas pLrblik berskala kota.
d. Void dan solid sebagai unit perkotaan - Area parkir publik bisa berupa tatnau parkir sebagai nodes
Tidaklah cukup jika halya rnemperlratikarr tujuh elernen solid dan yang berfungsi preservasi kawasan hijau.
void sa.ia karena elemen-elernen di dalam tekstur perkotaan jarang - Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan curvalinicr.
berdiri sendiri, melainkan dikurnpulkan dalam satu kelompok. Tipe ini berupa daerah aliran sungai, danau dan semua yang
oleh karerra itu, sering dipakai istilah 'unit perkotaan' yang dapat alami dan basah.
j
d idefl rr isikan sebagai berikut: Se huah' un it' adal ah unil
a h b e b erapa
massct beserla ruang tertentu yang mempunyai identitas sebagai Pola dan dintensi unit-unit perkotaan
satu kelompok. Elenren-eler"nen .solid/void tidak boleh dilihat terpisah satu
Di dalarn kota keberadaan unit adalah penting, karena unit- dengan yang lain, karena secara bersama-sama rnembentuk unit-unit
unit berfungsi sebagai kelornpok bangunan bersama ruang terbr'lka perkotaan yang sering menunjukkan sebuah teksturperkotaan di dalam
yang menegaskan kesatuau massa di kota secara tekstual. Melalui dimensi yang lebih besar. Dibedakan enam pola kawasan kota secara
kebersamaan tersebut, penataan kawasan akan tercapai lebih baik tekstural, yaitu grid, angulaq kurvelinear, radial, konsentris, aksial,
kalau massa dan ruang dihubungkan dan disatukan sebagai suatu sefta orgatris, aftinya setiap kawasan dapat dimengerti bagianrrya
kelornpok. melalui salah satu cara tekstur tersebut. Namut't, batas antara tekstur
dan unit-unit perkotaarr tidak selalu jelas di dalarn realitas karena
kawasan kota jarang bersifat hotnogen, melainkan memiliki keadaan Linkage visual
yang heterogen bahkan sering bersifat menyebar sehingga agak Dalarn linkage yang visual, dua atau lebih banyak fragmen kota
sulit diarralisis. Untuk mengatasi masalah itu, dalam analisi perlu dihubungkan nrenjadi satu kesatuan secara visual. Pada dasarnya,
diperhatikan tiga variabel tekstur, yakni tingkat keteraturatt, tirrgkat ada dua pokok perbedaan linkage visuol,yaitu'.
keseirnbangan, datt tingkat kepadatan antara massa dan ruang, supaya (l) yang menghubungkan dua daerah secara netral,
pengelornpokannya dapat dicapai. (2) yang menghubungkan dua daerah dengan mengutalrakan satu
2. Teori Linkage daerah.
Linkage artinya berupa garis senru yang menglrubungkan antara Kebanyakan penghubung bersifat kaitan saja darr dapat
elernen yang satu dengan yang lain, nodes yang satu dengan nocles yang diternukan di banyak daerah di kota-kota seluruh dunia, misalnya
lain, atau distrik yang satu dengan yang lairr. Garis ini bisa berbentuk kota-kota di Italia atau kota-kotaAmsterdarn (Belanda), Washington
jaringan jalan, jalur pedestrian, rr.rang terbuka yang berbentuk segaris dan (Arnerika Serikat), Jaipur(Cina), Yogyakafta (lndonesia), dan banyak
sebagaiuya. kota lairr.
Teori pada kelornpok kedua dapat dipalrami dari segi dinarnika Hubungan yang bersifat sebagai fokus lebih sedikit, karena
rupa perkotaarr yattg dianggap sebagai generator kota itu. Analisis memusatkan sebuah kawasan tertentu. WalaLr demikian, cara
Linkage adalah alat yang baik untuk memperhatikan dan rnenegaskan keterkaitan tersebut juga ada di beberapa daeralr di kota-kota.
hubungan-hubungan dan gerakalr-gerakan sebuah tata ruang perkotaan khususnya di dalarn pusatnya. Contoh yang baik ada di Versilles
(urhan fabric/. Kelemahan analisis linkage muncul dari segi lain adalah (Prancis), atau beberapa daerah pusat di Roma (ltalia), atau daerah
kurangnya perhatian dalarn mendefinisikan ruang perkotaan secara spasial Arc de Triumph di Paris (Prarrcis), serta daerah Morras Jakarta
dan kontekstual. (lndonesia). Daeralt 'fokus' tersebut sering rnerniliki jLrga fLrngsi
Hubungan sebuah tempat dengan yang lain. dan arli khusus di dalam kotanya karena bersifat lebih dorninan dan
Sebuah linkage perkotaarr dapat diarnati dengan cara dan pendekatan menonjol daripada l ingkungannya.
yang berbeda. Di dalam bab ini lirrkage perkotaan akan dikernukakan
dalarn tiga pendekatan, yaitu: Lirna elenren linkoge visual
a. linkage yang visual; Terdapat Iirna elemen linkage visual yang rnenghasilkan
b. linkage yang struktural; hubungan visual, yakni garis, koridoq sisi, sumbu, dan irama.
c. linkage bentuk yang kolektif. Setiap eleuren rnemiliki ciri khas atau suasana tertentu yang akarr
digambarkan satu per satu. Bahan-bahan dan bentuk-bentuk yang
Kota-kota seperti New York atau Mexico City dan juga kota-kota dipakai dalam sistem penghubungnya dapat berbeda. Namun,
di Asia telah rnerrggambarkan masalah tersebut. Hal ini menunjukkan perlu ditekankan bahwa dalarn l.r-lerancarlg lanskap (yang sering
balrwa jumlah kuantitas dan kualitas masing-masing bagian (fragmen) di hanya dianggap sebagai dekorasi perkotaan), akan sangat efektif
kota tersebut belunr memenuhi kemampualt untuk menjelaskan sebagai bila rrrerrghubungkarr fragrnen dan bagian kota dengarr cara linkage
bagian dalarn keseluruhan kota, olelr karena itu diperlukan elemen- visual. \
elemen penghubung, yaitu elemen-elernen linkage dari satu kawasau Elemen garis menghubungkan secara langsung dua tempat
ke kawasan lain yang membantu orang urrtuk mengerti fragmen-fragmen dengan satu deretan massa. Untuk massa tersebut bisa dipakai sebuah
kota sebagai bagian dari suatu keseluruhan yarrg lebilr besar.
deretan bangunan ataupun sebuah deretan pohon yang rnemiliki rupa stabilitas tertentu dan koordinasi teftentu dalam strukturnya.
rnassif. Elemen koridor yarrg dibentuk oleh dua kawasan dengart Tanpa ada daerah-daerah yang polanya tidak dikoordinasikan serta
satu massa. Perbedaannya dibuat secara tidak langsung, sehingga distabilisasikan tata lingkungannya, lnaka cenderung akan muncul
tidak perlu dirupakan dengan sebuah garis yang massanya agak pola tata kota yang kesannya agak kacau. Hal itu dapat diatasi dengarr
tipis, bahkan lranya merupakan sebuah wajah yang massanya kurang memprioritaskan sebualt daerah yarrg rnertjelaskan lingkungannya
penting. Elemen tersebut bersifat rnassif di belakang tampilannya, dengan suatu struktur, bentuk, wujud, atau fungsi yang memberikan
sedangkan di depan bersifat spasial. Elemen sumbu mirip dengan susunan terlentu di dalarn prioritas peuataan kawasan.
elemerr koridor yang bersifat spasial. Namun, perbedaannya ada
pada dua daerah yang dihubungkan oleh elernen tersebut, yang Ele men-elenten linkage slruklural
sering mengutamakan salah satu daerah tersebut. Elemen irama Ada tiga elemen linkage struktural yang mencapai hubungan
menghubungkan dua tempat dengarr variasi massa dan ruang. Elemen secara arsitektural, yaitu: tambahan, sarnbungan, dan tembusan.
tersebut jarang diperhatikan derrgan baik, sekalipun rnerriliki sifat Setiap elernen tersebut rnemiliki ciri khas dan tujuarr tertentu di
yang menarik dalam rnenghubungkarr dua tempat secara visual. dalam sistem hubungan dengan berbagai kawasan perkotaan.
Karena tiga elernen struktural ini bersifat agak abstrak, sering kali
b. Linknge struktural elemen-elemen linkage yarrg struktural kurang diperhatikan di dalam
Dalam linkage yang struktural, dua atau lebih bentuk struktur perancangan perkotaan.
kota digabungkan rnenjadi satu kesatuan dalam tatanannya. Secara struktural, elemen tambahan melanjutkatr pola
Sama sepeffi linkage visual, dalam linkage struktural terdapat pernbangunan yang sudalr ada sebelumnya. Bentuk-bentuk massa
dua perbedaan pokok, yaitu: dan ruang yang ditarnbah dapat berbeda, namun pola kawasannya
(l) rnenggabungkan dua daerah secara visual tetap dirnengerti sebagai bagian atau tambahan pola yang sudah ada
(2) menghubungkan dua daerah dengan mengutamakan sattt di sekitarnya.
daerah. Berbeda lralnya dengan elemen sambungan karena elemen illi
nremperkenalkan pola baru pada lingkungan kawasannya. Dengan
Pemakaian kedua cara tersehut .irrga bergantung pada fungsi pola baru ini, diusahakan menyatnbung dua atau lebih banyak pola
kawasan di dalam konteks masing-masing. Tidak setiap kawasarr di sekitarnya, supaya keseluruhannya dapat dirnengerti sebagai satu
rnerniliki arti struktural yang sama di dalam kota, sehingga caru kelornpok yang baru rnerniliki kebersamaan melalui sambungan itu'
hubungannya secara hierarkis juga dapat berbeda (rnenyamakan dua Elemen tersebut sering diberi fungsi khusus di dalam lingkungart
kawasan atau mengutamakan salah satunya). kota, karena rupanya agak istirnewa.
Lain lagi dengarr ciri khas elemen tembusan. Elernen ini tidak
Fungsi linkage struktural di dalcrm kota memperkerralkan pola baru yang belum ada. Elemen tembusan
Dalarn linkage struktural yang baik, pola ruang perkotaan dan sedikit rnirip dengan elemen tambahan, namun lebilr rumit polanya
bangunannya sering berfungsi sebagai sebuah stabilisator dan ruang karena di dalanr elernen tembusan terdapat dua atau lebih pola yang
koordinator di dalam lingkunganuya, karena setiap kolase (atar"r sudah ada di sekitarnya dan akan disatukan sebagai pola-pola yang
dengan kata lain, penghubung fragmen-fragmen) perlu diberikan sekaligus tnerrelnbus di dalam satu kawasan, Dengan cara dernikian,
248 Pengontcu'ArsitukrurKota
Dasar Perancangan Kau,asan Perkotaan 249
b. Symbolic conection Aspek-aspek perkotaan rnenurut Lynch (1960):
symbolic conection dari sudut pandang komunikasi sirnbolik l. Konteks kota
dan cul I ural an thropo lo gSt me I iputi : a. Dua elemen perkotaan yang kontekstual
- Vitality Selanjutnya secara konkret perlu diperhatikan kedua eleuren pokok
Melalui prinsip-prinsip sustainance yang memengaruhi sistem perkotaan yang mendefinisikan secara mendasar sebuah konteks
fisik, safety yang mengontrol perencanaarr urbau struktur, serse teftentu, yaitu elernen place yaug statis, serta elemen place yang
seringkali diartikan sebagai sense of place yang merupakarl dinamis.
tingkat di mana orang dapat rnengingat tempat yang rnemiliki Secara arsitektural sebuah tempat yang bersifat statis sangat berbeda
keunikan dan karakteristik suatu kota. dengan korrteks yang bersifat dinarnis. Perbedaan dasarnya secara
- Fit spasial terletak pada arah dan gerakan di dalam lingkungannya.
Menyangkut karakteristik pernbangkit sistem fisikal dari struktur Dalam berbagai teori perkotaan secara kontekstual, kedua elemen ini
kawasan yang berkaitan dengan budaya, norma dan peraturan dikenal deugan beruracam-rnacarr nama yang agak rnembingungkan.
yang berlaku. Misalnya, di dalarn bahasa Inggris, kata'places'(sama derrgan istilah
plalz dalarn bahasa Jerman) dipakai secara urrurn. tetapijuga dipakai
7.2.2 Proses Perancangan Kawasan Perkotaan Menurut Kevin Lynch secara khusus untuk suatu tempat yang cenderung bersifat statis,
Salalr satu bentuk keberhasilalt pembentuk place rnenurut Kevin Lynch yang kadang-kadangjuga disebut sebagai square (skala makro) atau
untuk desairt ruang kota: courth (skala rnikro).
a. Legibillity(kejelasan) b. Tipologi
SebLrah kejelasan emosional suatu kota yang dirasakan secara jelas oleh Tipologi ruang dinarnis. Spiro Kostof dengan tepat nrengatakarr
warga kotanya. Artinya, suatu kota atau bagian kota atau kawasan bisa bahwa ruang dinamis yang disebut 'jalan' sekaligus adalah elemen
dikenali dengan cepat dan jelas rnengenai distriknya, landrnark-nya atau dan institusi perkotaan.
jalr-rr jalannya dan bisa langsung dilihat pola ke keselurutltannya. c. Skala
b. Identitas dau susunan Skala sebualr ternpat memengarLrhi kesan terhadap konteks tempat
Identitas artinya image orang akan rnenuntut suatu pengenalan atas suatu tersebut.
objek di mana di dalarnnya harus tersirat perbedaan objek tersebut dengan d. Morfologi
objek yang lainrrya, sehingga orang dengan mudah bisa mengenalinya. Sangat penting bagi suasana di dalarn skala suatu korrteks tempat
Susunan artinya adanya kemudahan pemahaman pola suatu blok-blok teftentu.
kota yang menyatu antar bangunan ruang terbukanya e. Identitas
c. Imageability Penting pula terhadap gambaran sebagai suatu identitas tertentu di
Artinya kualitas secara fisik suatu objek yang memberikalr peluang besar dalam konteksnya.
untuk timbulnyaintage yang kuat yang diterirna orang. Image ditekankan 2. Citra kota
pada kualitas fisik suatu kawasan atau lingkungan yang menghubungkan Teori rnerrgeuai citra place sering disebut sebagai milestone, suatu
atribut identitas dengan strukturrrya. teori penting dalam perancangan kota, karena sejak tahun 1960-an, teori
'citra kota' mengarahkan pandangan pada perancangan kota ke arah yang
I
r {-
O$rrEte '^;.' --
te$ilEdt*
':. -] !
-*-*----^ -,:.
$ -$*'' " h
'"*(t-r-oElTipure
, H
,
posisinya dapat sangat berbeda dan hal itujuga terjadi di dalam
.ri *rm_^.t
crund .nqp
Horison f,
,
kota, baik pada skala makro rnaupurl mikro (misalnya perasaan
masuk, meninggalkan, di tengah, di pinggir, di dalam, di luar
;
"' =. ,tffi;,,-,
j* ..:*. ,-.E..._
Hotal Saniika
dan seterusnya). Kota-kota di dunia ini yang sering dikunjungi
banyak wisatawan antara lain mampu memakai dua faktor, yaitu
Gambar 7'14 Elemen-clemen citra kota di Semarang dengan mengh ubungkan/mern bedakan secara arsitektural daerah
Sumber: www.semarang.go. id
'di sini' dan 'di sana' dengan cara yang sangatjelas, efektif, dan
sering tanpa bahan-bahan yang mewah.
Elemen-eletnen citra kota di Sernarang pada gambar 7.14 di atas
(3) Isi
dapat diterjemahkan sebagai berikut:
Orarig mernbedakan dan menghubungkan bahan-bahan
(l ) Jalan Pandanaran dan Jalan Ahmad Yani yang berfurrgsi sebagai
melalui rupanya, warnanya, polanya, sifatnya, skalanya, dan
salah satu path utama di kota itu.
lain-lain. Sekali lagi perasaan orang terhadap suatu keadaan
(2) Tugu Muda Sirnpalrg Lima sebagai node kawasan.
5. Pedestrian Ways (area pe.ialan kaki) dan diperparah dengan rnasalah rob yang sanrpai sekarang belum dapat
Area pejalan kaki pun berubah fungsi merrjadi tempat berjualan. diatasi.
Penghijauan dan pohon-pohon yang dapat rnemberikan kesan teduh pada
pejalan kakijuga sangat kurang. Dimensi dan ukuran area pedestrian yang Jadi, rnelihat permasalahan yang terjadi di kota-kota besar
tidak sesuai standar juga mengurangi kenyamaltan pada saat berjalan. di Indonesia terhadap 8 aspek elernen urban desain di atas, dapat
Banyak elernen pedestriarr seperti bak tanaman, halte bus, box telpon, disirnpulkan bahwa belurn ada satupun dari kedelapan elemen tersebut
rambu-rambu jalan, serta pepohonan yang rusak. yang dapat rnernenuhi kriteria elemen perancangan kota. Inilah tanda-
6. Activity Support (aktivitas pendukung) tanda matinya arsitektur kota di beberapa kota besar di Indonesia.
Mernudarnya kegiatan pendukurrg suatu kota, rnisalnya kegiatan Adalah tugas dari seluruh pihak untuk dapat mengantisipasi hal tersebut.
pendukung yang menjadi ciri khas kota Semarang seperti tradisi dugderan Kalangan birokrat, pemerintah kota, LSM, pengusalra, praktisi, dan pakar
mulai luntur dari kebudayaan masyarakat kota. perancangan kota harus dapat bekerja sama secara aktif untuk mengatasi
7. S ignage (penanda/reklame) masalalr ini, agar k'ota yang kita cintai lnenernukan kembali identitasnya
Pemasangan reklame yang semakin semrawut dan tidak tertata, sebagai kota yang berkarakter.
misalnya sebagai pusat suatu kota saat ini berubah menjadi hutan reklame.
illj-trfinmil-
acountabilitaspublic peftanggungiawabanpublik
a healthy environnrcnr lingkungan selrat
accessible to all sense kemudahan orang untuk mengenali sebuah kota
caffipact city
'&q.qakonrpak fit kecocokan atau kesesuaian
connector pil:rlcs ruang teduh dalam kofa yaug tak terBut'u$ flying belt sabuk luncur
consolidation konsolidasi material fisik atau suatu bangunan/ forward linknge kaitan ke depan
of the fabric tanpat goad cityfornt norrna-norrna psrencanaan kota
consonance kesesuaian good quali4t service memiliki layanan lingkungan yang baik
continuity ' garis kernenerusan good school merrdapatkan tingkat pendidikan yang lebih baik
locus tempat organic city suatu kota. yang "tidak terencatla", kota yang
tumbuh sebagai hasil denyut kehidupan manusia,
magnet sesuatu yang menarik perhatian orang datt sekaligus
sebagai gagasannya
hasil kekuatarr kolektivitas masyarakat, kekuatan
perencanaan yang partisipatif, kekuatan perencanaan
manipulability bentuk dari perubahan kecil-kecil pada lingkungan
dari bawah
untuk rnenyesuaikan dengan perilaku (atau
organls tumbuh secara tidak terencana
sebaliknya)
sistem transit cepat massal
overzoning pemintakatan yang lebih tinggi dari persyaratan
mass rapid transit
yang semestinya
systent
path jalur
m0ster ahli, atau seseorang yang menjadi panutan
kota raksasa
pathway merupakan route-route sirkulasi yang biasa
megalopolis
digunakan orang dalarn melakukan pergerakan
ntegarnachine yang menghancurkan unsur kemanusiaan
pentagon yang menjadi simbol militerisme, kekuatan,
rnetafora kiasan
dan perusak karqna obsesi modernitas dengan
ntetropolis adikota megastruktur dan kekuatan yang tidak seimbang
rnixed-uses fungsi kegunaan lahannya tercampur antara potensi teknologi dengan kerusakan sosial
multiple nuclei sistem banyak pusat pertumbuhan peradaban zatnat\ era
natural increase pertumbuhart alami planned city kota terencana
nature ruang alam, yaitu kosmos dengan total ekosistem- planning perencanaan
nya bersarna unsur-unsur biotik dan abiotik dengan poverty culture budaya yang negatif
kondisi klimatologis: pencahayaan, thennal, gera-
preservation pengawetan kondisi semula
kan udara, kelembaban
of exiting state
necropolis kota kematian, yang akan menjadi kuburan akhir
prosperity sharing potensi yang dirniliki untuk kesejalrteraan bersama
yang menanti semua peradaban
public realnt terdiri atas square-square, jalan-jalan, perumahan-
network prasarana/ruang publik
peru mahan, s i stem-s i stem tran sportas i, dan j ari ngan
node simpul, merupakan pusat kegiatan publik pada suatu pedestrian
kawasan
river side polder metode menahan aliran air dengan merrgelola/ urban fabric pola-pola tata ruang perkotaan
methode menahan air kelebihan (hujan) di sepanjang bantaran urban fornt bentuk perkotaan
sungai urbanfiinge pertumbuhan perumahan darr fasilitasnya di rlaerah
row (right of ways) berupa jarak yang dihitung dari as jalan sampai ke pinggiran, sehingga menyebabkan peftunrbuhan
depan bangunan kota terjadi didaerah perbatasarr antara k,:ta darr
rural area daerah pedesaan desa
satelit aspek pengiring urban ritual tempat tertentu di rnana terjadi suatu peristiwa di
kota
sense ofplace perasaan berada di suatu tempat