Atletik adalah aktivitas jasmani yang dilombakan, meliputi beberapa nomor lomba yang terpisah berdasarkan kemampuan gerak dasar. Seperti berjalan, berlari, melompat, dan melempar. Atletik merupakan mata pelajaran wajib di sekolah tingkat dasar sampai menengah, bahkan di perguruan tinggi Atletik yang kita ketahui sekarang berasal dari beberapa sumber bahasa, diantaranya dari bahasa Yunani yaitu Athlon, bahasa Inggris yaitu Athletics, bahasa Belanda Athletiek, bahasa Perancis yaitu Athletique, bahasa Jerman yaitu Athletik, bahasa Spanyol yaitu Athletismo, bahasa USA yaitu Track and Field. Atletik mulai diadakan sejak Olimpiade Modern pertama di kota Athena pada tahun 1896 dan terbentuklah badan dunia Federasi Atletik pada tahun 1912 dengan nama IAAF (International Athletics Amateur Federation), sedangkan di Indonesia organisasi atletik didirikan di Semarang pada tanggal 3 September 1950 dengan nama PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia). Atletik merupakan salah satu mata pelajaran Pendidkan Jasmani yang wajib diberikan kepada para siswa mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat atas. Bahkan di beberapa perguruan tinggi, atletik ditawarkan sebagai salah satu Mata Kuliah Dasar Umum. Sedangkan bagi mahasiswa pendidikan jasmani merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil. Mengingat betapa pentingnya atletik bagi pendidikan siswa, maka perlu kiranya guru mengupayakan berbagai gerak yang dikembangkan kearah yang lebih atraktif dan menggembirakan siswa. Untuk itu guru harus berusaha seoptimal mungkin dalam melahirkan bentuk-bentuk kegiatannya. Tanpa upaya maksimal mustahil pembelajaran atletik akan berubah. Bahkan justru akan lebih mempolarisasikan sikap kebosanan siswa terhadap kegiatan atletik yang terkesan monoton. Sebenarnya dalam pembelajaran atletik tidak membutuhkan peralatan yang mutakhir. Dengan peralatan yang sederhanapun pembelajaran itu bisa hidup dan mencapai tujuan. Posisi guru adalah harus mampu memanfaatkan berbagai ruang yang ada di lingkungan sekolah dan alat yang digunakanpun cukup dengan apa yang dapat dimodifikasi guru atau siswa secara bersama-sama. Kondisi sekolah di kota besar dengan di desa sangat berbeda.
Atletik Dasar. Ruruh.doc 1
Umumnya sekolah di kota jauh lebih tersedia peralatannya dibandingkan di desa. Namun di kota sering ada kendala berupa lahan yang memadai untuk aktivitas siswa. Untuk pembelajaran atletik kondisi seperti ini tidak perlu dirisaukan. Dalam kondisi apapun proses penyampaian materi akan tetap bisa dijalankan selama guru mempunyai keinginan untuk maju. Tantangan bagi guru pendidikan jasmani sangatlah tinggi, upaya tanpa mengenal menyerah menjadi kata kunci kesuksesan guru pendidikan jasmani. Untuk mewujudkan keinginan siswa diperlukan pengembangan atletik yang memiliki dimensi permainan dan kompetisi. Unsur ini bukanlah suatu sistem tertutup melainkan menjadi bagian dari satu pelajaran. Apabila guru mampu merancangnya secara apik dalam proses pembelajaran pada waktu yang tepat dapat membantu siswa untuk mengerti dan mencintai atletik. Muncul pertanyaan, mengapa atletik merupakan suatu mata pelajaran yang wajib diberikan di sekolah-sekolah? Mengapa tidak semua cabang olahraga wajib diberikan di sekolah-sekolah? Jawaban logis adalah : “atletik merupakan ibu dari sebagian besar cabang olahraga”, dimana gerakan-gerakan yang ada dalam atletik seperti : jalan, lari, lompat dan lempar dimiliki oleh sebagian besar cabang olahraga”. Dengan diwajibkannya cabang olahraga atletik diberikan di sekolah-sekolah dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, sudah selayaknya membawa angin segar untuk meningkatkan motivasi siswa untuk mengikutinya. Namun kenyataannya di lapangan, masih banyak siswa yang belum meminati pelajaran atletik bahkan cenderung kurang menyukainya. Ini merupakan suatu tantangan bagi para guru pendidikan jasmani agar pelajaran atletik merupakan pelajaran yang menyenangkan bagi siswanya. Disamping keterampilan yang ingin dicapai, justru tujuan utama dari pembelajaran penjas seperti, meningkatkan kesegaran jasmani, meningkatkan pengalaman dan pengayaan gerak-gerak dasar umum maupun kemampuan motorik siswa sebagai dasar-dasar gerak cabang olahraga lainnya. Banyak kendala dan hambatan agar atletik disukai dan disenangi oleh siswa atau bahkan bisa berprestasi pada salah satu nomor lomba ditingkat pelajar. Salah satu kendala yang sering ditemui di lapangan antara lain adalah kurang tersedianya fasilitas dan perlengkapan untuk kegiatan atletik yang memadai. Apalagi kalau dikaitkan dengan masalah dana untuk pengadaan dan pemeliharaan peralatan atletik standar yang harganya relatif mahal dan sulit dijangkau oleh anggaran sekolahnya. Masalah lainnya adalah kemampuan guru penjas dalam menyajikan Proses Belajar Mengajar (PBM) atletik yang lebih banyak menekankan pada penguasaan teknik dan berorientasi kepada hasil atau prestasi siswa pada setiap nomor atletik. Dengan demikian
Atletik Dasar. Ruruh.doc 2
unsur bermain dan kesenangan siswa menjadi kurang diperhatikan. Untuk itu barangkali kreatifitas guru penjas perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan dengan mencoba memodifikasi peralatan atletik. Barang-barang bekas atau bahan-bahan yang ada di sekitar lingkungan sekolah atau rumah siswa yang mudah di dapat masih bisa digunakan atau dibuat bahkan relatif murah bila harus dibeli. Dengan demikian kita mencoba mengubah atau mengembangkan pola pikir kita sebagai guru penjas dalam PBM atletik : dari berorientasiprestasi berubah kepada orientasi PBM atletik bernuansa bermain,dari ketergantungan pada penggunaan alat-alat standar, menjadi pemanfaatan alat-alat yang dimodifikasi.
Nomor atletik yang dilombakan diantaranya adalah:
1. Nomor Lintasan (Track Events) a. Jalan cepat (Race walking): 5000 meter, 10.000 meter, 20.000 meter b. Lari jarak pendek (Sprint): 100 meter, 200 meter, 400 meter c. Lari jarak menengah(Middle distance): 800 meter, 1500 meter d. Lari jarak jauh (Long distance): 5000 meter, 10.000 meter e. Lari halang rintang (Steeplechase ): 3000 meter dan 5000 meter f. Lari gawang (Hurdles): 100 meter putri, 110 meter putra, 400 meter g. Lari marathon dengan jarak 42,195 meter h. Lari estafet, jarak standar 4x100 meter, 4x200 meter, estafet gabungan (100 meter, 200 meter, 300meter, 400 meter), 4x400 meter, 4x800 meter dan estafet gabungan jarak menengah (1200 meter, 400 meter, 800 meter, 1600 meter) 4x1500 meter. 2. Nomor Lapangan (Field Events) a. Horizontal Jumps: Lompat jauh (Long jump), Lompat Jangkit (Tripe jump) b. Vertical Jumps: Lompat tinggi (High jump), Lompat Tinggi galah (Pole Vault) c. Throwing Event: Lempar Lembing (Javelin throw), Lempar cakram (Discus throw), Tolak peluru (Shot put), Lontar martil (Hammer throw) 3. Nomor Gabungan (Combined Events) a. Panca lomba (Pentathlon) Terdiri dari 5 nomor lomba, yang harus dilaksanakan dalam satu hari dengan urutan sebagai berikut: lompat jauh, lempar lembing, 200 meter, lempar cakram , lari 1500 meter b. Sapta lomba (Heptathlon) Untuk putri terdiri dari 7 nomor lomba, yang harus dilaksanakan selama dua hari
Atletik Dasar. Ruruh.doc 3
berturut-turut dengan urutan sebagai berikut: 1) Hari pertama: lari 100 meter gawang, lompat tinggi, tolak peluru, 200 meter 2) Hari kedua: lompat jauh, lempar lembing, lari 800 meter c. Dasa Lomba (Decathlon) Untuk putri terdiri dari 10 nomor lomba, yang diselesaikan dalam dua hari berturut- turut dengan urutan sebagai berikut: 1) Hari pertama: 100 meter, lempar cakram, lompat tinggi galah, lempar lembing, 400 meter 2) Hari kedua: 100 meter gawang, lompat jauh, tolak peluru, lompat tinggi, 1500 meter Untuk putra terdiri dari 10 nomor lomba, yang diselesaikan dalam dua hari berturut- turut dengan urutan sebagai berikut: 1) Hari pertama: 100meter, lompat jauh, tolak peluru, lompat tinggi, 400 meter 2) Hari kedua: 110 meter gawang, lempar cakram, lompat tinggi galah, lempar lembing, 1500 meter
Pengembangan Gerak Multilateral
Penting bagi pemula untuk mengembangkan berbagai keterampilan dasar dan menjadi atlet umum yang baik sebelum mereka mulai berlatih dalam olahraga tertentu. Ini disebut pengembangan gerak multilateral, dan ini adalah salah satu prinsip pelatihan terpenting untuk anak-anak pemula. Pembangunan multilateral, atau multiskill biasa terjadi dibeberapa sekolah olahragayang menawarkan program pelatihan dasar. Anak-anak yang bersekolah di sekolah dapat mengembangkan keterampilan seperti berlari, melompat, melempar, menangkap, dan keseimbangan. Olahraga Atletik dapat dilakukan mulai tahap awal oleh anak-anak pada usia dini sejak olahraga ini berkenaan dengan gerak-gerak dasar seperti: berlari, melompat dan melempar, namun ini harus diperkenalkan kepada anak-anak dalam bentuk aktivitas bermain. Dan anak- anak dalam usia muda ini tidak harus dikenakan program latihan (atletik) yang berat dan kaku (seperti akan menghadapi suatu perlombaan besar). Kuncinya harus ditekankan pada latihan yang beragam dan menyenangkan. Cara yang paling baik untuk mengenalkan atletik kepada anak-anak adalah melalui pertombaan-perlombaan yang bersifat informal, berlomba dengan menempuh berbagai jarak kadang-kadang melalui atau melingkari suatu rintangan alami, atau dalam bentuk lari sambung (estafet) dalam dan juga permainan kecepatan guna mempertajam kecepatan ber-
Atletik Dasar. Ruruh.doc 4
reaksi. Dapat juga membentuk berbagai pilihan kegiatan lompat dan lempar, dengan menggunakan matras dan bak pasir tempat pendaratan juga menggunakan berbagai type bola, gada, batu, atau benda ringan lainnya dalam berbagai bentuk. Dari umur 8 tahun keatas. Mini atletik dapat mulai diperkenalkan kepadanya, dengan mengingat bahwa imur 8 tahun sampai 15 tahun adalah merupakan tahun-tahun ke-emasan bagi belajar ketangkasan (skill learning). Namun selama periode ini, latihan atletik harus dari banyak sisi dengan variasi sebanyak mungkin. Pengkhususan atau spesialisasi yang sebenarnya yang terbaik dimulai dari umur 15 tahun keatas. Selama tahun-tahun awal harus ditekankan atas aktivitas latihan yang mengarah kepada peningkatan kelenturan dan daya koordinasi dari pada kekuatan, yang akan dikembangkan secara wajar atau alami sejajar dengan semakin dewasanya si anak. Tehnik mengajar yang paling baik untuk digunakan adalah kombinasi antara metode "keseluruhan" dan metode "bagian per bagian". dalam metoda keseluruhan (metode global) si atlet pemula ditunjukkan seluruh latihan secara lengkap dan kemudian didorong untuk "mencobanya". Beberapa pemula adalah peniru yang sangat baik dan dapat nenirukan ketangkasan atau skill yang sangat sulit sekalipun. Adalah baik sekali untuk memulai demikian tapi sesudah berselang beberapa waktu, guna mendapatkan lebih banyak perkembangan tehnik dapat digunakan metode bagian, seperti misalnya latihan itu dapat dirinci menjadi beberapa bagian yang dapat dilatihkan secara terpisah-pisah. Kemudian latihan bagian bagian ini telah menunjukan perkembangan yang baik. Latihan-latihan itu dapat jadi satu kesatuan dalam bentuk satu latihan lengkap dan utuh. Hal ini dikenal sebagai metode keseluruhan bagian keseluruhan (Whole-Part-Whole Method) dan ini umumnya memberikan hasil yang paling baik, sedangkan untuk tahap belajar anak-anak ada lima hal yang harus diperhatikan, dalam melatih diantaranya adalah: Pertama, kualitas kesegaran jasmani Kedua, kualitas keterampilan gerak (skill) Ketiga, kualitas konsep gerak Keempat, pengembangan modifikasi, dan Kelima, pengembangan pengalaman belajar.