Anda di halaman 1dari 5

ATLETIK DASAR

(TRACK AND FIELD)


Dr. Ruruh Andayani Bekti, M.Pd.

Sejarah dan Nomor Atletik


Atletik adalah aktivitas jasmani yang dilombakan, meliputi beberapa nomor lomba
yang terpisah berdasarkan kemampuan gerak dasar. Seperti berjalan, berlari, melompat, dan
melempar. Atletik merupakan mata pelajaran wajib di sekolah tingkat dasar sampai
menengah, bahkan di perguruan tinggi
Atletik yang kita ketahui sekarang berasal dari beberapa sumber bahasa, diantaranya
dari bahasa Yunani yaitu Athlon, bahasa Inggris yaitu Athletics, bahasa Belanda Athletiek,
bahasa Perancis yaitu Athletique, bahasa Jerman yaitu Athletik, bahasa Spanyol yaitu
Athletismo, bahasa USA yaitu Track and Field. Atletik mulai diadakan sejak Olimpiade Modern
pertama di kota Athena pada tahun 1896 dan terbentuklah badan dunia Federasi Atletik pada
tahun 1912 dengan nama IAAF (International Athletics Amateur Federation), sedangkan di
Indonesia organisasi atletik didirikan di Semarang pada tanggal 3 September 1950 dengan
nama PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
Atletik merupakan salah satu mata pelajaran Pendidkan Jasmani yang wajib diberikan
kepada para siswa mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat
atas. Bahkan di beberapa perguruan tinggi, atletik ditawarkan sebagai salah satu Mata Kuliah
Dasar Umum. Sedangkan bagi mahasiswa pendidikan jasmani merupakan mata kuliah wajib
yang harus diambil.
Mengingat betapa pentingnya atletik bagi pendidikan siswa, maka perlu kiranya guru
mengupayakan berbagai gerak yang dikembangkan kearah yang lebih atraktif dan
menggembirakan siswa. Untuk itu guru harus berusaha seoptimal mungkin dalam melahirkan
bentuk-bentuk kegiatannya. Tanpa upaya maksimal mustahil pembelajaran atletik akan
berubah. Bahkan justru akan lebih mempolarisasikan sikap kebosanan siswa terhadap
kegiatan atletik yang terkesan monoton.
Sebenarnya dalam pembelajaran atletik tidak membutuhkan peralatan yang mutakhir.
Dengan peralatan yang sederhanapun pembelajaran itu bisa hidup dan mencapai tujuan.
Posisi guru adalah harus mampu memanfaatkan berbagai ruang yang ada di lingkungan
sekolah dan alat yang digunakanpun cukup dengan apa yang dapat dimodifikasi guru atau
siswa secara bersama-sama. Kondisi sekolah di kota besar dengan di desa sangat berbeda.

Atletik Dasar. Ruruh.doc 1


Umumnya sekolah di kota jauh lebih tersedia peralatannya dibandingkan di desa. Namun di
kota sering ada kendala berupa lahan yang memadai untuk aktivitas siswa. Untuk
pembelajaran atletik kondisi seperti ini tidak perlu dirisaukan. Dalam kondisi apapun proses
penyampaian materi akan tetap bisa dijalankan selama guru mempunyai keinginan untuk
maju. Tantangan bagi guru pendidikan jasmani sangatlah tinggi, upaya tanpa mengenal
menyerah menjadi kata kunci kesuksesan guru pendidikan jasmani.
Untuk mewujudkan keinginan siswa diperlukan pengembangan atletik yang memiliki
dimensi permainan dan kompetisi. Unsur ini bukanlah suatu sistem tertutup melainkan
menjadi bagian dari satu pelajaran. Apabila guru mampu merancangnya secara apik dalam
proses pembelajaran pada waktu yang tepat dapat membantu siswa untuk mengerti dan
mencintai atletik.
Muncul pertanyaan, mengapa atletik merupakan suatu mata pelajaran yang wajib
diberikan di sekolah-sekolah? Mengapa tidak semua cabang olahraga wajib diberikan di
sekolah-sekolah? Jawaban logis adalah : “atletik merupakan ibu dari sebagian besar cabang
olahraga”, dimana gerakan-gerakan yang ada dalam atletik seperti : jalan, lari, lompat dan
lempar dimiliki oleh sebagian besar cabang olahraga”.
Dengan diwajibkannya cabang olahraga atletik diberikan di sekolah-sekolah dalam
mata pelajaran Pendidikan Jasmani, sudah selayaknya membawa angin segar untuk
meningkatkan motivasi siswa untuk mengikutinya. Namun kenyataannya di lapangan, masih
banyak siswa yang belum meminati pelajaran atletik bahkan cenderung kurang menyukainya.
Ini merupakan suatu tantangan bagi para guru pendidikan jasmani agar pelajaran atletik
merupakan pelajaran yang menyenangkan bagi siswanya.
Disamping keterampilan yang ingin dicapai, justru tujuan utama dari pembelajaran
penjas seperti, meningkatkan kesegaran jasmani, meningkatkan pengalaman dan pengayaan
gerak-gerak dasar umum maupun kemampuan motorik siswa sebagai dasar-dasar gerak
cabang olahraga lainnya. Banyak kendala dan hambatan agar atletik disukai dan disenangi
oleh siswa atau bahkan bisa berprestasi pada salah satu nomor lomba ditingkat pelajar. Salah
satu kendala yang sering ditemui di lapangan antara lain adalah kurang tersedianya fasilitas
dan perlengkapan untuk kegiatan atletik yang memadai. Apalagi kalau dikaitkan dengan
masalah dana untuk pengadaan dan pemeliharaan peralatan atletik standar yang harganya
relatif mahal dan sulit dijangkau oleh anggaran sekolahnya.
Masalah lainnya adalah kemampuan guru penjas dalam menyajikan Proses Belajar
Mengajar (PBM) atletik yang lebih banyak menekankan pada penguasaan teknik dan
berorientasi kepada hasil atau prestasi siswa pada setiap nomor atletik. Dengan demikian

Atletik Dasar. Ruruh.doc 2


unsur bermain dan kesenangan siswa menjadi kurang diperhatikan. Untuk itu barangkali
kreatifitas guru penjas perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan dengan mencoba
memodifikasi peralatan atletik.
Barang-barang bekas atau bahan-bahan yang ada di sekitar lingkungan sekolah atau
rumah siswa yang mudah di dapat masih bisa digunakan atau dibuat bahkan relatif murah
bila harus dibeli. Dengan demikian kita mencoba mengubah atau mengembangkan pola pikir
kita sebagai guru penjas dalam PBM atletik : dari berorientasiprestasi berubah kepada
orientasi PBM atletik bernuansa bermain,dari ketergantungan pada penggunaan alat-alat
standar, menjadi pemanfaatan alat-alat yang dimodifikasi.

Nomor atletik yang dilombakan diantaranya adalah:


1. Nomor Lintasan (Track Events)
a. Jalan cepat (Race walking): 5000 meter, 10.000 meter, 20.000 meter
b. Lari jarak pendek (Sprint): 100 meter, 200 meter, 400 meter
c. Lari jarak menengah(Middle distance): 800 meter, 1500 meter
d. Lari jarak jauh (Long distance): 5000 meter, 10.000 meter
e. Lari halang rintang (Steeplechase ): 3000 meter dan 5000 meter
f. Lari gawang (Hurdles): 100 meter putri, 110 meter putra, 400 meter
g. Lari marathon dengan jarak 42,195 meter
h. Lari estafet, jarak standar 4x100 meter, 4x200 meter, estafet gabungan (100 meter,
200 meter, 300meter, 400 meter), 4x400 meter, 4x800 meter dan estafet gabungan
jarak menengah (1200 meter, 400 meter, 800 meter, 1600 meter) 4x1500 meter.
2. Nomor Lapangan (Field Events)
a. Horizontal Jumps: Lompat jauh (Long jump), Lompat Jangkit (Tripe jump)
b. Vertical Jumps: Lompat tinggi (High jump), Lompat Tinggi galah (Pole Vault)
c. Throwing Event: Lempar Lembing (Javelin throw), Lempar cakram (Discus throw),
Tolak peluru (Shot put), Lontar martil (Hammer throw)
3. Nomor Gabungan (Combined Events)
a. Panca lomba (Pentathlon)
Terdiri dari 5 nomor lomba, yang harus dilaksanakan dalam satu hari dengan urutan
sebagai berikut: lompat jauh, lempar lembing, 200 meter, lempar cakram , lari 1500
meter
b. Sapta lomba (Heptathlon)
Untuk putri terdiri dari 7 nomor lomba, yang harus dilaksanakan selama dua hari

Atletik Dasar. Ruruh.doc 3


berturut-turut dengan urutan sebagai berikut:
1) Hari pertama: lari 100 meter gawang, lompat tinggi, tolak peluru, 200 meter
2) Hari kedua: lompat jauh, lempar lembing, lari 800 meter
c. Dasa Lomba (Decathlon)
Untuk putri terdiri dari 10 nomor lomba, yang diselesaikan dalam dua hari berturut-
turut dengan urutan sebagai berikut:
1) Hari pertama: 100 meter, lempar cakram, lompat tinggi galah, lempar lembing,
400 meter
2) Hari kedua: 100 meter gawang, lompat jauh, tolak peluru, lompat tinggi, 1500
meter
Untuk putra terdiri dari 10 nomor lomba, yang diselesaikan dalam dua hari berturut-
turut dengan urutan sebagai berikut:
1) Hari pertama: 100meter, lompat jauh, tolak peluru, lompat tinggi, 400 meter
2) Hari kedua: 110 meter gawang, lempar cakram, lompat tinggi galah, lempar
lembing, 1500 meter

Pengembangan Gerak Multilateral


Penting bagi pemula untuk mengembangkan berbagai keterampilan dasar dan menjadi
atlet umum yang baik sebelum mereka mulai berlatih dalam olahraga tertentu. Ini disebut
pengembangan gerak multilateral, dan ini adalah salah satu prinsip pelatihan terpenting
untuk anak-anak pemula. Pembangunan multilateral, atau multiskill biasa terjadi dibeberapa
sekolah olahragayang menawarkan program pelatihan dasar. Anak-anak yang bersekolah di
sekolah dapat mengembangkan keterampilan seperti berlari, melompat, melempar,
menangkap, dan keseimbangan.
Olahraga Atletik dapat dilakukan mulai tahap awal oleh anak-anak pada usia dini sejak
olahraga ini berkenaan dengan gerak-gerak dasar seperti: berlari, melompat dan melempar,
namun ini harus diperkenalkan kepada anak-anak dalam bentuk aktivitas bermain. Dan anak-
anak dalam usia muda ini tidak harus dikenakan program latihan (atletik) yang berat dan
kaku (seperti akan menghadapi suatu perlombaan besar). Kuncinya harus ditekankan pada
latihan yang beragam dan menyenangkan.
Cara yang paling baik untuk mengenalkan atletik kepada anak-anak adalah melalui
pertombaan-perlombaan yang bersifat informal, berlomba dengan menempuh berbagai jarak
kadang-kadang melalui atau melingkari suatu rintangan alami, atau dalam bentuk lari
sambung (estafet) dalam dan juga permainan kecepatan guna mempertajam kecepatan ber-

Atletik Dasar. Ruruh.doc 4


reaksi. Dapat juga membentuk berbagai pilihan kegiatan lompat dan lempar, dengan
menggunakan matras dan bak pasir tempat pendaratan juga menggunakan berbagai type
bola, gada, batu, atau benda ringan lainnya dalam berbagai bentuk.
Dari umur 8 tahun keatas. Mini atletik dapat mulai diperkenalkan kepadanya, dengan
mengingat bahwa imur 8 tahun sampai 15 tahun adalah merupakan tahun-tahun ke-emasan
bagi belajar ketangkasan (skill learning). Namun selama periode ini, latihan atletik harus dari
banyak sisi dengan variasi sebanyak mungkin. Pengkhususan atau spesialisasi yang
sebenarnya yang terbaik dimulai dari umur 15 tahun keatas. Selama tahun-tahun awal harus
ditekankan atas aktivitas latihan yang mengarah kepada peningkatan kelenturan dan daya
koordinasi dari pada kekuatan, yang akan dikembangkan secara wajar atau alami sejajar
dengan semakin dewasanya si anak.
Tehnik mengajar yang paling baik untuk digunakan adalah kombinasi antara metode
"keseluruhan" dan metode "bagian per bagian". dalam metoda keseluruhan (metode global) si
atlet pemula ditunjukkan seluruh latihan secara lengkap dan kemudian didorong untuk
"mencobanya". Beberapa pemula adalah peniru yang sangat baik dan dapat nenirukan
ketangkasan atau skill yang sangat sulit sekalipun. Adalah baik sekali untuk memulai
demikian tapi sesudah berselang beberapa waktu, guna mendapatkan lebih banyak
perkembangan tehnik dapat digunakan metode bagian, seperti misalnya latihan itu dapat
dirinci menjadi beberapa bagian yang dapat dilatihkan secara terpisah-pisah. Kemudian
latihan bagian bagian ini telah menunjukan perkembangan yang baik. Latihan-latihan itu
dapat jadi satu kesatuan dalam bentuk satu latihan lengkap dan utuh. Hal ini dikenal sebagai
metode keseluruhan bagian keseluruhan (Whole-Part-Whole Method) dan ini umumnya
memberikan hasil yang paling baik, sedangkan untuk tahap belajar anak-anak ada lima hal
yang harus diperhatikan, dalam melatih diantaranya adalah:
Pertama, kualitas kesegaran jasmani
Kedua, kualitas keterampilan gerak (skill)
Ketiga, kualitas konsep gerak
Keempat, pengembangan modifikasi, dan
Kelima, pengembangan pengalaman belajar.

Atletik Dasar. Ruruh.doc 5

Anda mungkin juga menyukai