Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................

A.Pengertian Atletik.................................................................................

B. Macam-macam Cabang Atletik............................................................

C.Penjelasan Cabang Atletik.....................................................................

D.Sejarah Atletik.......................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................


A. Kesimpulan..........................................................................................
B. Saran....................................................................................................

Daftar Pustaka ……………………………………………………………….


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cabang Atletik adalah ibu jari atau sebagian besar cabang olahraga , dimana gerakan
gerakan yang ada di dalam atletik seperti : lari,loncat,lompat dan lempar sebagian besar ada
pada olharga lainnya,sehingga tak heran pemerintah menetapkan cabang olhraga atletik sebagai
pembhasan di dalam mata pelajaran di bidang study study sekolah dari sekolah dasar sampai
sekolah menengah atas.

Nomor yang diperlombakan dalam atletik ada beberapa macam, diantaranya adalah lari,
lempar, lompat, dan tolak.Nomor lari jarak pendek adalah 100, 200, 400 m, sedangkan jarak
menengah yang dilombakan adalah 800 m dan 1500 m. Untuk jarak jauh adalah 300, 5000,
10000 m, dan marathon (42,195 km).

Sedangkan untuk lempar adalah lempar cakram, lempar martil, untuk tolak adalah tolak
peluru, dan lompat adalah lompat jauh, lompat tinggi, lompat galah, lompat jangkit.
Dalam perlombaan lari jarak menengah, pelari menggunakan start melayang. Yang bukan
merupakan faktor penting dalam berlatih lari jarak menengah adalah gaya. Lebar lintasan
lempar lembing adalah 4 meter.

Dengan mempelajari cabang olahrga atletik ini di harapkan siswa-siswi tidak hanya
mengikuti pola hidup sehat tetapi bias mengembangkan minat dan potensi diri di dalam atletik
itu sendiri

A. Rumusal Masalah
A. Apa Pengertian Atletik?
B. Apa saja Cabang Cabang Atletik ?
C. Bagai mana Penjelasan Cabang Atletik?
D. Bagaimana Sejarah Atletik?
B. Tujuan

A. Mengetahui Pengertian Atletik


B. Memahami Cabang Cabang Atletik
C. Mengetahui penjelasan cabang Atletik
D. Mengetahui Sejarah Atletik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Atletik

Atletik adalah cabang olahraga yang mendasari dari semua cabang olargara yang lain,
Atletik mempunyai karakteristik gerakan yang paling dasar yang menjadi kebiasaan kita sehari-
hari seperti contoh : Berjalan, berlari, melompat dan melempar. Gerakan-gerakan tersebut
adalah gerakan alami.
Melihat dari hal diatas jadi sewajarnya apabila Atletik menjadi Induk dari semua cabang
olahraga, karena dicabang cabang lain sudah mengandung unsur-unsur gerakan pada Atletik.
Kata ini berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik merupakan
cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi
untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).

B. Macam-Macam Cabang Atletik


 Lari
 Lompat, Loncat
 Lempar,dan
 Tolak.

C. Penjelasan Cabang Atletik

1. LARI
Macam-macam lari :
 Jarak pendek
 Jarak Menengah
 jarak Jauh.
 Halang Rintang
 Estafet
a. Lari Jarak Pendek
Lari jarak pendek adalah berlari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus
ditempuh, atau sampai jarak yang telah ditentukan.

Lari jarak pendek terdiri dari lari 100 m, 200 m, 400 m. secara teknis sama. yang
membedakan hanyalah pada penghematan penggunaan tenaga, karena perbedaan jarak yang
harus ditempuh. Makin jauh jarak yang harus ditempuh makin banyak tenaga yang harus
dibutuhkan.
Gerakan lari jarak pendek dibagi menjadi tiga tahap ialah: star, gerakan lari cepat (sprint),
gerakan finis.
Start
Dalam perlombaan lari, ada tiga cara star, ialah : 
- star berdiri (standing start)
- star jongkok (crouching start)
- start melayang (flying start) dilakukan hanya untuk pelari ke II, III dan IV dalam lari estapet 4
x 100 m.

b. Lari Jarak Menengah


Gerak lari jarak menengah (800 m- 1500 m) dan sedikit berbeda dengan gerakan lari
jarak pendek .terletak pada cara kaki menapak. Lari jarak menengah, kaki menapak ball hell-
ball, ialah menapakkan pada ujung kaki tumit dan menolak dengan ujung kaki. Star dikakukan
dengan cara berdiri.
Yang perlu diperhatikan pada lari jarak menengah:
 badan harus selalu rilaks atau santai.
 Lengan diayun dan tidak terlalu tinggi seperti pada lari jarak pendek
 Badan condong ke depan kia-kira 15º dari garis vertical.
 Panjang langkah tetap dan lebar tekanan pada ayunan paha ke depan, panjang langkah
harus sesuai dengan panjang tungkai. Angkat lutut cukup tinggi (tidak setinggi lari jarak
pendek).
Penguasaan terhadap kecepatan lari (pace) dan kondisi fisik serta daya tahan tubuh yang
baik.
Dalam lari jarak menengah gerakan lari harus dilakukan dengan sewajarnya, kaki
diayunkan ke depan seenaknya, panjang langkah tidak terlalu dipaksakan kecuali menjelang
masuk garis finis.

c. Lari Jarak Jauh


Lari jarak jauh dilakukan dalam lintasan stadion jarak 3000m, ke atas, 5000m, 10.000m,
sedangkan marathon dan juga cross-country, harus dilakukan diluar stadion kecuali star dan
finis, secara fisik dan mental merupakan keharusan bagi pelari jarak jauh. Ayunan lengan dan
gerakan kaki dilakuakan seringan-ringannya. Makin jauh jarak lari yang ditempuh makin
rendah lutut diangkat dan langkah juga makin kecil.

d. Lari Halang Rintang


Lari steeple – chase 3000 m termasuk kedalam lari jarak jauh dengan melalui rintangan-
rintangan.

Rintangan itu ada dua macam; 


 Rintangan Gawang
 Rintangan Air dengan Gawang didepannya (water jump)
Pelari steeple – chase harus memiliki kecepatan seperti pelari 1500m, tetapi juga harus
memiliki daya tahan seperti pelari 5000 meter, dan harus memiliki kemahiran khusus dalam
melewati rintangan-rintangan tersebut.

Cara untuk melampaui rintangan gawang yang banyak digunakan adalah : 


1. Seperti lari gawang biasa,
2. Melampaui gawang dengan menginjakkan sebelah kaki di atas gawang.

1. Cara Lari Gawang Biasa


Cara seperti lari gawang biasa banyak digunakan oleh pelari-pelari yang memang memiliki
kemahiran dalam lari gawang dan oleh pelari-pelari yang jangkung yang dengan mudah dapat
melangkahi rintangan gawang. Yang penting adalah setelah pelari melampaui gawang dapat
menjaga keseimbangan sebaik-baiknya untuk melanjutkan larinya. Sangat dianjurkan agar
dapat bertumpu dengan kaki manapun.
2. Cara untuk melampaui rintangan air pada garis besarnya adalah sebagai berikut :

a. Bertumpu dari titik setengah meter di muka gawang rintangan air. Lalu melompat ke
atas atas depan, setelah kakinya menapak di atas gawang pada ujung kaki.
b. Badan harus dibawa ke muka kaki, kaki yang bertumpu pada gawang menolak
sekuatnya, kaki lainnya diayunkan ke depan sejauh-jauhnya, dan badan masih dalam
sikap sedikit condong ke depan, sehingga menjadi gerakan melompat.
c. Pada saat melayang, tangan digunakan untuk menjaga keseimbangan badan dan kaki
tumpu melakukan gerakan permulaan untuk persiapan melangkah waktu kaki ayun
mendarat.
d. Mendarat dengan kaki ayun sejauh mungkin mencapai ujung bak air, dan sedikit
mungkin masuk dalam air. Kaki yang mendarat sedikit di tekuk, dan badan tetap dalam
keadaan sedikit condong ke depan. Kaki lainnya diangkat untuk melangkah ke depan.

e. Lari Estafet
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang
dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari sambung terdapat empat
orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada
kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat
sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya.
Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter dan nomor 4
x 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi
pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan
kecepatan dari setiap pelari.

2. LOMPAT

   Macam-macam lopat :
a. Lompat tinggi
Lompat Tinggi adalah salah satu keterampilan untuk melewati mistar yang berada di
kedua tiangnya.Ketinggian lompatan yang dicapai oleh seorang pelompat tergantung dari
kemampuan dan persiapan bertanding dari masing-masing atlet. adapun gaya straddledimana
ketiga badan melewati mistar dengan cepat diputar atau dibalikkan, sehingga sikap badan di
mistar telengkup.
b. Lompat galah
            Lompat yang memakai tongkat,Tiang galah adalah sebuah acara di lapangan atletik
yang menggunakan orang yang panjang, fleksibel sebagai tiang bantuan melompat ke atas
sebuah bar. Tiang jumping kompetisi yang dikenal dengan Yunani kuno, serta Cretans dan
Celt. Sudah penuh medali di event Olimpiade sejak 1896 untuk laki-laki dan perempuan sejak
2000.

c. Lompat Jauh
Suatu akivitas gerakan yg dilakukan di dalam lompatan untuk mencapai lompatan yg
sejauh-sejauhnya. Ukuran Lapangan lompat jauh untuk jarak awalan lari sampai balok tumpuan
45m, balok tumpuan tebal 10cm, panjang 1,72m, lebar 30cm, bak lompatan panjang 9m, lebar
2.75m, kedalaman bak lompat ± 1 meter

Gerak lompat jauh merupakan gerakan dari perpaduan antara Kecepatan (speed),
Kekuatan (stenght), Kelenturan (flexibility), Daya tahan (endurance), Ketepatan (acuration).
Para peneliti membuktikan bahwa suatu prestasi lompat jauh tergantung pada kecepatan
daripada awalan atau ancang-ancang. oleh karenanya di samping memiliki kemampuan sprint
yang baik harus didukung juga dengan kemampuan dari tolakan kaki atau tumpuan.
Gaya lompatan dalam Lompat Jauh yang sering diperagakan seperti gaya jongkok, Gaya
Menggantung, Gaya jalan di udara.

d. Loncat
Loncat merupakan cabang olahraga yang menggunakan pendaratan dua kaki,arah geraknya
kedepan,
Loncat adalah apapun kontinyu melompat atau melompat. Latihan loncat biasanya
membutuhkan kaki tunggal loncat, double-kaki berlari, atau beberapa variasi dari dua. Fokus
latihan loncat biasanya untuk menghabiskan waktu kurang di tanah mungkin dan bekerja pada
akurasi teknis, fluiditas, dan melompat daya tahan dan kekuatan.Secara teknis, loncat adalah
bagian dari pliometrik, sebagai bentuk latihan berjalan seperti lutut tinggi dan kicks butt.
Contoh : Loncar jauh

3. LEMPAR

Macam-macam Lempar
a) Lempar Lembing
b) Lempar Cakram

a) Lempar Lembing
Lembing yang digunakan terbuat dari logam untuk Putra beratnya 800 gram dengan panjang
2,70 m, sedangkan Putri beratnya 600 gram dengan panjang 2,30 m.

Lembing terbuat dari bambu dengan mata lembing terbuat dari logam
 Untuk putra panjang 260 cm, berat 800 gr
 Untuk putri panjang 200 cm, berat 600 gr

Cara memegang lembing


 Dipegang di atas bahu, ujung lembing ke atas
 Dipegang di depan dada , ujung lembing ke bawah
 Dipegang di belakang, menempel pada tangan yang memegang lembing diluruskan

Hak melempar
a. Mempunyai hak melempar 3 kali
b. Melempar harus dengan 1 tangan
Diskualifikasi
a. Lembing tidak dipegang pada pembalutnya
b. 2 menit dipanggil belum melempar
c. Menyentuh besi batas lemparan sebelah atas
d. keluar lewat garis sektor lempar setelah melempar
e. Lembing jatuh di luar garis sektor lempar
f. Ujung lembing tidak membekas pada tanah
b) Lempar Cakram

Lempar cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik.Cakram yang dilempar


berukuran garis tengah 220 mm dan berat 2 kg untuk laki-laki, 1 kg untuk perempuan.Lempar
cakram diperlombakan sejak olimpiade I tahun 1896 di Athena, Yunani.
Cara melempar cakram dengan awalan dua kali putaran badan caranya yaitu: memegang
cakram ada 3 cara, berdiri membelakangi arah lemparan, lengan memegang cakram diayunkan
ke belakang kanan diikuti gerakan badan, kaki kanan agak ditekuk, berat badan sebagian besar
ada dikanan, cakram diayunkan ke kiri, kaki kanan kendor dan tumit diangkat, lemparan
cakram 30 derajat lepas dari pegangan, ayunan cakram jangan mendahului putaran badan,
lepasnya cakram diikuti badan condong kedepan. Latihan dasar menggunakan ring karet atu
rotan
 Diawali dgn sikap tegap
 langkahkan slah satu kaki sambil mengayunkan ring ke depan
 lanjutkan ayunan hingga mengelilingi tubuh, jaga agar lengan memegang ring tetap
lurus dan berada dibawah ketinggian bahu
 langkahkan kaki lurus ke depan ( berlawanan dgn arah tangan.ikuti gerakan pinggul dan
dada ke depan.kemudian lepaskan ring,ayunkan tangan ke atas dan langkahkan kaki
belakang ke depan

Cara memegang cakram


Pegang dgn buku ujung jari2 tangan, ibu jari memegang samping cakram, kemudian
pergelangan tangan ditekuk sedikit ke dalam Mengayunkan cakram Ayunkan cakram dgn ring
ke depan dan ke belakang di samping tubuh.pada saat mengayunkan cakram,tangan yg
memegang cakram direntangkan sampai lurus.jangan sampai lepas

Gerakan lempar cakram

Ada 3 tahap dalam melempar cakram


1. Persiapan - berdiri dgn kedua kaki dibuka lebar - pegang cakram dgn tangan
kanan.ayunkan sampai di atas bahu sambil memutar badan ke kiri,kemudian ke kanan
secara berulang2.saat cakram diayun ke kiri, Bantu tangan kiri dgn cara menyangganya
2. pelaksanaan - ayunkan cakram ke depan lalu ke belakang - pada saat cakram di
belakang, putar badan dan ayunkan cakram ke samping-depan-atas (membentuk sudut
40o ) - lepaskan cakram pada saat berada di depan muka
3. penutup - Bantu lemparan dgn kaki kanan agar tercipta suatu tolakan kuat pada tanah
sehingga b adan melonjak ke depan-atas - langkahkan kaki kanan ke depan untuk
menumpu, sedangkan kaki kiri diangkat rileks untuk menjaga keseimbangan badan

4. TOLAK
1. Tolak Peluru

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan bola
besi yang berat sejauh mungkin . Tolak Peluru merupakan suatu aktivitas yg dilakukan utk
mencapai lemparan atau tolakan yg sejauh-jauhnya. Peluru yang digunakan terbuat dari besi
berbentuk oval dengan berat 3kg, 4kg, 5kg, 7kg. dengan ruang lingkaran lebar 5x3 meter.

Yang terpenting dari Tolak peluru adalah peluru harus didorong keluar dengan kecepatan
maksimal, dengan sudut kira-kira 40 derajat. Posisi untuk menolak harus ditekankan pada kaki.
karena kaki adalah bagian yang terkuat dari badan.
a. Teknik-teknik Tolak peluru
Cara memegang
           Peluru harus terletak pada akar jari-jari tangan. Jari pertama, kedua dan ketiga (telunjuk,
jari tengah dan kelingking) merupakan titik-titik utama untuk membantu melontar. Jari-jari
berdekatan. Jari kelingking dan ibu jari menjaga agar peluru tidak tegeser ke samping. Peluru
harus tetap berada di posisi di bawah rahang.

Latihan Yang pertama, gerakan menolak dari lengan. Peluru harus didorong dari
tempatnya bertopang di leher. Pada waktu menolak, siku harus setinggi mungkin dan mengikuti
terus di belakang peluru, ketika peluru sudah dilepaskan, jangan sekali-kali membiarkan lengan
tertujuh dibawah peluru atau terburu-buru ditarik. kedua kaki sejajar berdampingan,
menghadap ke arah sasaran lemparan dan jarak antara kaki ini lebih lebar sedikit dai lebar
pinggul.Berat peluru:
 Untuk senior putra = 7.257 kg
 Untuk senior putri = 4 kg
 Untuk yunior putra = 5 kg
 Untuk yunior putri = 3 kg

D. SEJARAH ATLETIK
1. Perkembangan dan Kemajuan Atletik di Indonesia 

Perkembangan atletik di  Indonesia diperkenalkan oleh bangsa Belanda, pada tanggal 12
Juli 1917 dengan  didirikannya perkumpulan atletik, dan diberi nama NIAU (Nederland
Indische Atletiek Unie). Pengurus dan  atlit-atlitnya  sebahagian besar terdiri dari pemuda-
pemudi  bangsa  Belanda  atau Indo-Belanda. Atlit-atlit pribumi yang bermunculan pada saat
itu antara lain Muhammad Noerbambang pelari 100 meter,  yang pernah mencapai waktu 10,8
detik dan Harun  Al-Rasyid  atlit lompat tinggi dengan prestasi lompatan mencapai  1,80  meter
dan juga menjuarai nomor lompat jauh dengan prestasi lompatan mendekati 7,00 meter (PB
PASI, 1988 : 5). Pada tanggal 3 September 1950 didirikan organisasi  atletik yang diberi nama
dengan PASI (Persatuan Atletik  Seluruh Indonesia) di kota Semarang.  Tujuan  didirikannya 
PASI ini adalah untuk mengembangkan olahraga atletik agar seluruh masyarakat Indonesia
dapat  merasakan  dan  menikmati  serta menyumbangkan pemikiran yang konstuktif untuk
pembinaan cabang  olahraga tersebut. 

Sebelum pembentukan PASI, pada bulan  Januari  1946  di kota Solo diselenggarakan
kongres yang bertujuan untuk menghidupkan kembali keolahragaan di  Indonesia.  Hasil 
kongres tersebut terbentuk Persatuan  Olahraga  Republik  Indonesia, yang kemudian disingkat
PORI. Tugas pertama PORI adalah  menyelenggarakan  Pekan  Olahraga  Nasional  (PON). 
PON  yang pertama  diselenggarakan  di  kota  Solo  pada  tanggal   12 September 1948, yang
dibuka  langsung  oleh  Bapak  Presiden Republik Indonesia I (Ir. Soekarno) dan juga  dihadiri 
oleh Wakil Presiden beserta para Menteri Kabinetnya.  

Cabang olahraga atletik merupakan dasar-dasar setiap cabang olahraga lain. Hal ini
terlihat dari  gerakan-gerakan yang terdapat dalam nomor-nomor atletik. Berdasarkan asumsi
tersebut maka cabang olahraga atletik dapat dipandang  sebagai Ibu semua cabang olahraga
atau lebih dikenal dengan  istilah "Mother of Sport". Sehubungan dengan asumsi yang telah
dikemukakan, Jonath  dkk  (1987  :  1)  menjelaskan  sebagai berikut : Atletik yang sedang 
berkembang  sekarang  merupakan inti dari pesta Olympiade dan merupakan cabang olahraga
yang menjadi dasar bagi kebanyakan cabang olahraga lain. Latihan  atletik  juga  merupakan 
sarana yang baik untuk meningkatkan kemampuan  fisik  dalam mencapai prestasi yang
optimal. Dengan latihan atletik  dapat  mengembangkan  dan  meningkatkan  sistem jantung-
paru, peredaran darah, dan sistem saraf maupun komponen-komponen yang menjadi dasar
untuk fisik seperti kekuatan, daya  tahan,  kecepatan,  stamina, daya ledak otot, dan koordinasi.
Merujuk pada penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa latihan-latihan cabang
olahraga atletik selain  mencapai prestasi yang tinggi,  juga  dapat  meningkatkan  sistem
metabolisme tubuh, sistem pernafasan dan sistem pensarafan. 

Atletik merupakan  aktivitas  jasmani  yang  kompetitif atau dapat diadu, dan meliputi 
beberapa  nomor  lomba  yang terpisah berdasarkan kemampuan gerak dasar manusia  seperti
berjalan, berlari, melompat dan  melempar.  Pada  awal  mula bentuk atletik yang mulai
terorganisir/teratur  umumnya diakui telah terjadi sejak zaman  Yunani  Kuno  dan  dikenal
dalam Olimpiade Purba. Selain membantu memelihara  keadaan  kesegaran  jasmani dan
mempertajam  prestasi  pribadi  individu,  atletik  juga memberikan lahan riset tentang gerak
tubuh  manusia,  yang memiliki keuntungan sebagai sarana yang tepat  dalam  proses
pengukuran khususnya waktu dan jarak (PASI, 1993 :1). 

Sebagai olahraga yang mendasari cabang  olahraga  lainnya, atletik merupakan cabang
olahraga yang paling tua yaitu olahraga yang terlahir bersamaan dengan  adanya  manusia  di
muka bumi ini. Dalam hal ini Arma (1985 : 39) menjelaskan :Atletik yang meliputi jalan, lari,
lompat dan lempar boleh dikatakan sebagai cabang olahraga paling  tua, karena umur atletik
sama tuanya dengan mulai  adanya manusia di permukaan bumi ini. Jalan,  lari,  lompat dan
lempar adalah bentuk-bentuk gerakan yang  paling asli dan paling wajar dari manusia, dalam 
mempertahankan proses kehidupan sehari-hari. 

Atletik  yang  berisikan  gerak-gerak  dasar (alamiah) tersebut disamping merupakan


salah satu cabang olahraga yang mendasari cabang olahraga lainnya dan disebut  juga  sebagai
induk dari semua cabang olahraga  (mother  of  sport),  juga unsur gerak atletik tersebut adalah
unsur gerak yang  sangat penting dan tidak ternilai harganya  bagi  proses kehidupan manusia
pada zaman purba maupun pada zaman modern ini. Unsur gerak tersebut digunakan oleh
manusia  purba  sebagai  upaya mempertahankan  diri  dari  lingkungan  alam   yang   kurang
bersahabat pada waktu itu.  Manusia  purba  melakukan  gerak lari, lompat dan lempar  hanya 
untuk  menghindari  serangan bahaya binatang buas dan untuk mendapatkan  binatang  buruan
demi kelangsungan hidupnya. 
Sedangkan  pada  manusia  zaman modern ini gerak-gerak  atletik  selain  dipergunakan 
untuk proses-proses kelangsungan hidupnya, juga sudah dipergunakan untuk proses pencapaian
prestasi olahraga atletik.  Prestasi yang diperoleh juga akan  mendapatkan  suatu  prestise  bagi
dirinya maupun bagi negara naungannya. Disamping itu juga akan diperoleh keuntungan-
keuntungan moril  maupun  material lainnya. 

2. Sejarah Atletik Di Dunia

Atletik berasal dari kata Yunani yaitu Atlon,Atlun yang berarti pertandingan
atau perjuangan. Jadi atletik menurut Ensoklopedi Indonesia berarti Pertandingan dan
Olah raga pada Atletik. Atletik yaitu suatu Cabang olah raga mempertandingkan
Lari,Lompat,Jalan dan Lempar. Olah raga Atletik mula-mula di Populerkan oleh bangsa
Yunani kira-kira pada Abad ke-6 SM. Orang yang berjasa mempopulerkannya adalah
Iccus dan Herodicus.

Atletik yang terkenal sekarang sudah lain dari pada yang dilakukan oleh bangsa
Yunani dulu. Tetapi walaupun demikian dasarnya tetap sama yaitu Berjalan, lari,
lompat dan lempar. Karena mempunyai berbagai unsur inilah atletik dikatakan sebagai
ibu dari segala cabang Olah raga. Mengandung berbagai unsur gerakan sehari-hari.
Pada zaman Primitif sangat penting artinya untuk mencari nafkah dan mempertahankan
hidup. Mereka hidup dengan berburu binatang liar, diperlukan ketangkasan, kecepatan
dan kekuatan. Pandangan hidup pada zaman itu adalah yang kuat;yang berkuasa
sehingga untuk dapat tetap hidup dan mempertahankan diri mereka harus berlatih
jasmani.
Pada zaman Yunani dan Romawi kuno telah terlihat arah latihan jasmani. Istilah
atletik ini juga bisa dijumpai dalam berbagai bahasa antara lain dalam bahasa Inggris
Athletic, dalam bahasa Perancis Ateletique, dalam bahasa Belanda Atletiek, dalam
bahasa Jerman Athletik. Untuk dapat memahami pengertian tentang Atletik, tidaklah
lengkap jika tidak diketahui sejarah atau riwayat istilah atletik serta perkembangannya
sebagai salah satu cabang olahraga mulai zaman purbakala sampai zaman modern ini.
Memahami sejarah tidak hanya sekedar untuk pengertian dan pengetahuan tetapi
mengetahui dan mengikuti perkembangan atletik sejak zaman kuno sampai dengan
zaman sekarang. Dengan mengetahui kejadian-kejadian pada masa lampau, dapat
diambil hikmahnya untuk menentukan langkah-langkah dimasa yang akan datang. 
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Atletik adalah cabang olahraga yang mendasari dari semua cabang olargara yang lain,
Atletik mempunyai karakteristik gerakan yang paling dasar yang menjadi kebiasaan kita sehari-
hari seperti contoh : Berjalan, berlari, melompat dan melempar. Gerakan-gerakan tersebut
adalah gerakan alami.
Cabang Atletik
1. Lari
2. Lompat
3. Lempar
4. Tolak

B. Saran

Upaya menuju keberhasilan Atletik dalam menanamkan nilai-nilai karakter dan


sportivitas, seorang pelatih maupun praktisi olahraga harus memahami bagaimana cara
yang tepat untuk melatihkan hal tersebut kepada anak latihnya. Apabila ketiga konsep di
atas telah tertanam dalam diri seseorang, maka dalam bertanding maupun kelak hidup di
tengah-tengah masyarakat persoalan-persoalan yang ada akan dengan mudah diatasi dan
dapat menjalani hidup dengan harmonis.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. 1985.  Olahraga  untuk  Pembina,  Pelatih,  dan Penggemar. PT. Sastra Hudaya : Jakarta
Adisasmita, Y. 1989. Hakekat Filsafat dan Peranan Pendidikan Jasmani dalam Masyarakat. Dep. P &
K.  Dirjen  Dikti LP2TK : Jakarta

Askas,  R.A.  1971.  Pedoman  Latihan  Atletik.   PT.   Enka Parahiyangan : Jakarta


Benhard, G. 1986.  Atletik,  Prinsip  Dasar  Latihan  Loncat Tinggi, Jauh,  Jangkit  dan  Loncat 
Galah.  Cetakan Pertama, Effhar Offset : Semarang
Hamidsyah. 1993. Kepelatihan Dasar. Dep. P & K. : Jakarta
 
Jarver, J. 1986. Belajar dan Berlatih Atletik  untuk  Coach, Atlet, Guru Olahraga dan Umum. Pioneer :
Bandung
Jonath, U dkk. 1987. Atletik I, Lari, Loncat (Latihan Teknik dan Taktik). Rosda Jaya Putra : Jakarta
Mane, F. Mc. 1986. Dasar-dasar Atletik. Angkasa : Bandung
Nossek,  J.  1982.  General  Theory  of  Training.  National Institute for Sports, Pan African Press Ltd :
Logos
 
Sudarno. 1991. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.  Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai