Anda di halaman 1dari 12

KLIPING

PELANGGARAN HAM

DI SUSUN OLEH :
Elinda Kurnia Sari
KELAS :
VII IPS 2

SMA NEGRI 1 SANGKULIRANG


2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmatnya,
sehingga saya dapat menyusun kliping berikut dengan judul “Pelanggaran HAM”.

Penyusunan kliping mengenai pelanggaran HAM ini merupakan salah satu kewajiban
saya sebagai siswa dalam rangka memenuhi tugas sekolah. Pada kliping ini, saya akan
menjabarkan secara singkat namun jelas terkait materi yang akan disampaikan.

Selanjutnya saya ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah
membantu saya dalam proses penyusunan kliping ini, terutama kepada guru pengampu
mata pelajaran Pendididkan Pancasilla dan Kewarganegaraan, dan teman kelas lainnya.
Berkat bantuan mereka semua, saya dapat menyelesaikan tugas kliping dengan tepat dan
sesuai target.

Saya menyadari kliping saya ini masih jauh dari kata sempurna, di dalamnya pasti masih
ada banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca kliping ini agar kedepannya saya dapat menyusun kliping yang lebih baik lagi.

Semoga kliping sederhana ini dapat dipahami oleh siapa saja yang membacanya.

Sangkulirang, 20 November 2022


Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
I..........................................................................................................................................4
Pengertian HAM.................................................................................................................4
 Pengertian Hak Asasi Manusia menurut Para Ahli.................................................4
 Pengertian Hak Asasi Manusia menurut Hukum Nasional.....................................5
 Pengertian Hak Asasi Manusia menurut Hukum Internasional..............................5
II.........................................................................................................................................6
LATAR BELAKANG TERJADI.................................................................................................6
PELANGGARAN HAM..........................................................................................................6
 Faktor Penyebab Pelanggaran HAM Internal.........................................................6
 Faktor Penyebab Pelanggaran HAM Eksternal.......................................................7
III........................................................................................................................................8
Jenis-Jenis Pelanggaran HAM.............................................................................................8
IV......................................................................................................................................10
Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia..............................................................................10
KESIMPULAN....................................................................................................................13

I
Pengertian HAM

 Pengertian Hak Asasi Manusia menurut Para Ahli


1) Soetandyo Wignjosoebroto
Pengertian hak asasi manusia adalah hak mendasar (fundamental) yang diakui secara
universal sebagai hak yang melekat pada manusia karena hakikat dan kodratnya sebagai
manusia. HAM disebut universal karena hak ini dinyatakan sebagai bagian dari
kemanusiaan setiap sosok manusia, apapun warna kulit, jenis kelamin, usia, latar
belakang budaya, agama, atau kepercayaan. Sedangkan sifat inheren karena hak ini
dimiliki setiap manusia karena keberadaannya sebagai manusia, bukan pemberian dari
kekuasaan manapun. Karena melekat, maka HAM tidak bisa dirampas.

2) Muladi
HAM adalah hak yang melekat secara alamiah (inheren) pada diri manusia sejak manusia
lahir, dan tanpa hak tersebut manusia tidak dapat tumbuh dan berkembang sebagai
manusia yang utuh. Karena keberadaan HAM yang begitu penting, tanpa HAM manusia
tidak dapat mengembangkan bakat dan memenuhi kebutuhannya.

3) Leah Levin
HAM adalah hak-hak yang melekat pada manusia yang tanpanya mustahil manusia dapat
hidup sebagai manusia.
4) Thomas Hobbes
Pengertian HAM adalah jalan keluar untuk mengatasi keadaan “homo homini lupus,
bellum omnium contra omnes“ yaitu manusia dapat menjadi serigala bagi manusia lain.
Keadaan seperti ini mendorong terbentuknya perjanjian masyarakat di mana rakyat
menyerahkan hak-haknya kepada penguasa.

 Pengertian Hak Asasi Manusia menurut Hukum Nasional


Secara normatif, definisi HAM di Indonesia dapat Anda temukan dalam Pasal 1 angka 1
UU HAM yang berbunyi:
“Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.”
Dari pasal tersebut, dapat diartikan bahwa HAM adalah hak dasar manusia, merupakan
karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, merupakan hak natural, dan oleh karena itu HAM
tidak dapat dicabut oleh manusia lain sesama mahluk hidup.

 Pengertian Hak Asasi Manusia menurut Hukum Internasional


Hukum internasional tidak memberikan definisi harafiah tentang HAM. Namun, Pasal 1
Universal Declaration of Human Rights/Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
(“DUHAM”) menyebutkan:
“All human beings are born free and equal in dignity and rights. They are endowed with
reason and conscience and should act towards one another in a spirit of brotherhood.”
Pasal tersebut jika diartikan adalah semua manusia dilahirkan merdeka dan memiliki
martabat dan hak yang sama. Manusia dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya
bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan.
Selain itu, definisi HAM secara tersirat diatur dalam preamble/konsideran International
Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) yang telah disahkan di Indonesia UU
12/2005, yaitu “… these rights derive from the inherent dignity of the human person”
yang artinya hak-hak ini (HAM) berasal dari martabat yang inheren atau melekat pada
diri manusia.
Pada intinya HAM merupakan hak yang diberikan Tuhan, sehingga hak tersebut bersifat
melekat, kodrati dan universal. HAM bukan pemberian oleh manusia lain, negara atau
hukum, karena hak tersebut berkaitan dengan eksistensi manusia. Dengan demikian,
perbedaan jenis kelamin, ras, agama atau warna kulit tidak akan mempengaruhi
perbedaan HAM. Secara umum, HAM dapat dirumuskan sebagai those rights which are
inherent in our natural and without which we cannot live as human being, yaitu hak yang
melekat pada kodrat yang bila HAM tiada, mustahil kita akan hidup sebagai manusia
II
LATAR BELAKANG TERJADI
PELANGGARAN HAM

Faktor penyebab pelanggaran HAM terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan
eksternal. Saat ada pelanggaran HAM, maka negara dianggap gagal melindungi. Melansir
dari Human Rights Careers, jika pemegang kuasa negara tak melakukan apa pun untuk
mengintervensi dan melindungi orang dan kelompok yang rentan, ia berpartisipasi dalam
pelanggaran.

 Faktor Penyebab Pelanggaran HAM Internal


1. Tidak Punya Kesadaran HAM
Faktor penyebab pelanggaran HAM internal yang pertama ialah karena seseorang tidak
memiliki kesadaran, dan pengetahuan tentang HAM. Untuk itu, penting bagi kita untuk
mempelajari dan memahami tentang HAM sejak dini.
2. Intoleransi Terhadap Perbedaan
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan budaya, suku, bahasa dan keragaman
keyakinan dalam beragama. Dengan kekayaan perbedaan inilah, sepatutnya kita harus
bertoleransi.Jika tidak memiliki sikap toleransi terhadap perbedaan, ini bisa menimbulkan
pelanggaran HAM. Sikap tidak toleransi akan membuat seseorang tidak bisa
menghormati, dan memiliki sikap diskriminasi terhadap orang lain.
3. Keinginan Balas Dendam
Faktor penyebab pelanggaran HAM internal selanjutnya karena timbul rasa ingin balas
dendam. Sikap ini bisa memunculkan berbagai praktik tindak kriminal. Dendam membuat
seseorang rela melakukan tindakan di luar hukum, seperti penganiayaan dan
pembunuhan, yang merupakan salah satu contoh pelanggaran HAM.
4. Tak Punya Rasa Empati
Empati adalah perasaan yang muncul dan membuat seseorang mau membantu orang lain.
Ketika tidak memiliki empati, maka dasar dari faktor penyebab pelanggaran HAM bisa
tercipta. Karena tidak memiliki empati, seseorang lantas tega menyakiti orang lain dan
melakukan perbuatan keji.
5. Kondisi Psikologis
Faktor penyebab pelanggaran HAM internal berikutnya karena kondisi psikologis yang
kurang sehat. Seseorang yang memiliki kondisi psikologis tidak stabil, mungkin dapat
menyebabkan dirinya melakukan pelanggaran HAM. Sehingga di persidangan kerap kali
kondisi psikologis seseorang dipertanyakan. Agar orang tersebut cakap hukum saat
dijatuhi hukuman.
6. Kondisi Keuangan
Faktor penyebab pelanggaran HAM internal yang terakhir adalah karena kondisi
keuangan atau ada masalah ekonomi. Saat seseorang merasa kekurangan secara finansial,
dan sudah kehilangan akal sehat, orang tersebut dapat melakukan pelanggaran HAM
dengan sengaja dan terpaksa. Seperti kasus pencurian uang dengan membunuh korban.

 Faktor Penyebab Pelanggaran HAM Eksternal


1. Penyalahgunaan Kekuasaan
Faktor penyebab pelanggaran HAM eksternal yang pertama adalah karena
penyalahgunaan kekuasaan. Sudah menjadi rahasia umum, hal ini sering terjadi di dunia
pekerjaan maupun pemerintahan. Contoh yang terjadi adalah kasus korupsi, membiarkan
pekerja bekerja lembur tanpa mendapatkan upah, melakukan kekerasan terhadap anak
baru, dan sebagainya.
2. Struktur politik dan social
Faktor penyebab pelanggaran HAM eksternal berikutnya yaitu adanya kesenjangan
politik dan sosial di sebuah negara. Contoh kesenjangan politik dan sosial di negara yakni
tata kelola pemerintahan yang salah dan terkesan abai dengan segala kelumit yang terjadi
di masyarakat.
3. Sistem Hukum Lemah
Faktor penyebab pelanggaran HAM kian banyak terjadi karena lemahnya sistem hukum.
Jika pemerintah tidak menegakkan aturan dengan tegas, maka pelaku pelanggaran HAM
tak akan pernah jera. Bahkan mungkin tega melakukan tindakan pidana lagi dan lagi,
menimbulkan korban yang semakin banyak.
4. Kesenjangan Ekonomi
Faktor penyebab pelanggaran HAM eksternal berikutnya karena kondisi kesenjangan
ekonomi di lingkungan tinggalnya. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap adanya
pelanggaran HAM. Contohnya, saat seorang pelaku merasa kondisi ekonominya
direndahkan, ia akan melakukan tindak pidana seperti pemerasan, pencurian, korupsi dan
semacamnya, atau bahkan menghilangkan nyawa korban yang menindasnya lebih dulu.
5. Penyalahgunaan Teknologi
Semakin berkembangnya dunia digital, tak sedikit orang yang menyalahgunakan
teknologi untuk melakukan pelanggaran HAM. Sejumlah kasus seperti melakukan
pembobolan data pribadi, penipuan di media sosial, menghina orang lain di medsos,
menyebarkan informasi pribadi milik orang lain, dan semacamnya.
6. Tak Ada Sosialisasi tentang HAM
Faktor penyebab pelanggaran HAM eksternal yang terakhir ialah karena tidak ada
sosialisasi tentang HAM. Tidak semua orang memahami detil tentang HAM, karena
pendidikan di negara ini belum merata ke semua daerah.
Oleh sebab itu, kerap terjadi pelanggaran HAM yang disebabkan karena kurangnya
pemahaman akibat tidak adanya pengetahuan tentang HAM dari pemerintah.

III
Jenis-Jenis Pelanggaran HAM

Jenis pelanggaran HAM, dibagi menjadi dua bentuk, yakni pelanggaran HAM ringan dan
pelanggaran HAM berat:
1. Jenis Pelanggaran HAM Ringan
Jenis pelanggaran HAM Ringan adalah pelanggaran yang tidak mengancam nyawa
seseorang namun merugikan orang lain. Pelanggaran HAM ringan ini bisa terjadi di
lingkungan keluarga, pasangan, pertemanan atau dimana saja, baik disadari maupun tidak
disadari. Contohnya:
a. Orang tua yang memaksakan kehendaknya kepada anak. Seperti misalnya, memaksa
anak untuk mengambil jurusan tertentu dalam perkuliahan padahal itu bukan kemampuan
si anak.
b. Perlakuan tidak adil dalam persidangan.
c. Tidak mendapat layanan pendidikan dan kesehatan yang setara.
d. Tidak mendapatkan keadilan sosial di tengah masyarakat.
2. Jenis Pelanggaran HAM Berat
Pelanggaran HAM berat adalah perilaku yang bisa mengancam nyawa seseorang.
Terdapat 4 jenis pelanggaran HAM berat dan serius yang menjadi perhatian internasional.
Masing-masing memiliki indikasi dan cirinya masing-masing. Keempat jenis pelanggaran
HAM berat berdasarkan Statuta Roma dan Undang-Undang RI No.26 Tahun 2000
tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia adalah:
a. Kejahatan Genosida (Genocide)
b. Kejahatan Terhadap Kemanusiaan (Crime Against Humanity)
c. Kejahatan Perang (War Crimes)
d. Kejahatan Agresi (Aggression)
Sementara itu, kejahatan kemanusiaan sering kali diartikan sebagai suatu perbuatan yang
dilakukan dengan serangan meluas dan sistematis. Adapun serangan yang dimaksud
ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil berupa pembunuhan, perbudakan,
pengusiran penduduk, penganiayaan, menghilangkan orang secara paksa dan banyak lagi.
IV
Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

HAM di Indonesia sendiri dapat terjadi antara aparat dengan Pelanggaran masyarakat dan
antarsesama warga masyarakat. Ada beberapa contoh kasus pelanggaran HAM di
Indonesia yang mendapat perhatian dari pemerintah. Berikut ini contoh kasus
pelanggaran HAM di Indonesia :
1. Peristiwa Penculikan Para Aktivis Politik (1998)
Telah terjadi peristiwa penghilangan orang secara paksa (penculikan) terhadap para
aktivis yang menurut catatan Kontras ada 23 orang (satu orang meninggal, sembilan
orang dilepaskan, dan 13 orang lainnya masih hilang).
2. Kasus Dayak dan Madura (2000)
Terjadi bentrokan antara suku Dayak dan Madura (pertikaian etnis) yang juga memakan
korban dari kedua belah pihak.
3. Kasus TKI di Malaysia (2002)
Terjadi peristiwa penganiayaan terhadap Tenaga Kerja Wanita Indonesia dari persoalan
penganiayaan oleh majikan sampai gaji yang tidak dibayar.
4. Kasus bom Bali (2002) dan beberapa tempat lainnya
Telah terjadi peristiwa pemboman di Bali, yaitu pada 2002 dan 2005, yang dilakukan
oleh teroris dengan menelan korban rakyat sipil, baik dari warga negara asing maupun
Indonesia.
5. Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998)
Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998 (4 mahasiswa meninggal dan puluhan lainnya
luka-luka). Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 (17 orang warga sipil
meninggal)
Sementara tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999 (satu orang mahasiswa
meninggal dan 217 orang luka-luka).
6. Peristiwa Kekerasan di Timor Timur Pasca Jejak Pendapat (1999)
Kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia menjelang dan pasca jejak pendapat 1999 di
Timor Timur secara resmi ditutup setelah penyerahan laporan komisi Kebenaran dan
Persahabatan (KKP) Indonesia - Timor Leste kepada dua kepala negara terkait.
7. Kasus Ambon (1999)
Peristiwa yang terjadi di Ambon ini berawal dari masalah sepele yang merambat ke
masalah SARA sehingga dinamakan perang saudara, di mana telah terjadi penganiayaan
dan pembunuhan yang memakan korban.
8. Kasus Poso (1998-2000)
Telah terjadi bentrokan di Poso yang memakan korban, yang diakhiri dengan dibentuknya
Forum Komunikasi Umat Beragama (FKAUB) di kabupaten Dati II Poso.
9. Kasus Tanjung Priok (1984)
Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar yang berawal
dari masalah SARA dan unsur politis. Dalam peristiwa ini diduga terjadi pelanggaran
HAM di mana terdapat rarusan korban meninggal dunia akibat kekerasan dan
penembakan.
10. Kasus Terbunuhnya Marsinah
Marsinah merupakan seorang pekerja wanita di PT Catur Putera Surya Porong, Jatim
(1994). Dia meninggal secara mengenaskan dan diduga menjadi korban pelanggaran
HAM berupa penculikan, penganiayaan, dan pembunuhan.
11. Kasus Terbunuhnya Wartawan Udin dari Harian Umum Bernas (1996)
Wartawan Udin (Fuad Muhammad Syafruddin) adalah seorang wartawan dari Harian
Bernas yang diduga diculik, dianiaya oleh orang tak dikenal dan akhirnya ditemukan
sudah tewas.
12. Peristiwa Aceh (1990)
Peristiwa yang terjadi di Aceh sejak 1990 telah banyak memakan korban, baik dari pihak
aparat maupun penduduk sipil yang tidak berdosa.
Peristiwa Aceh diduga dipicu oleh unsur politik di mana terdapat pihak-pihak tertentu
yang menginginkan Aceh merdeka.

V
Upaya Pencegahan Pelanggaran
Hak Asasi Manusia (HAM)

Salah satu upaya menegakkan hak dasar manusia adalah dengan mencegah timbulnya
pelanggaran HAM. Upaya pencegahan pelanggaran HAM harus disadari dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam
mencegah terjadinya pelanggaran HAM.
Di bawah ini ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
pelanggaran HAM, yaitu:
1. Meningkatkan kerja sama antargolongan atau kelompok.
2. Memberikan jaminan HAM melalui peraturan dan perundang-undangan.
3. Meningkatkan profesionalisme pertahanan negara dan aparat keamanan.
4. Penegakan supremasi hukum yang harus dilakukan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat.
5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik sehingga mencegah terjadinya pelanggaran
HAM.
6. Meningkatkan pemahaman mengenai prinsip HAM ke masyarakat.
7. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga pemerintah, seperti Komnas HAM, KPAI,
Komnas Perempuan, dan KPK.
8. Meningkatkan pengawasan dari lembaga politik dan masyarakat.
9. Menegakkan HAM dengan berbuat baik, seperti bertoleransi antar sesama dan
memupuk sikap tenggang rasa.
10. Meningkatkan persatuan dan kesatuan sehingga setiap orang memiliki rasa yang erat
satu sama lain.

KESIMPULAN

HAM merupakan hak yang diberikan Tuhan, sehingga hak tersebut bersifat melekat,
kodrati dan universal. HAM bukan pemberian oleh manusia lain, negara atau hukum,
karena hak tersebut berkaitan dengan eksistensi manusia. Dengan demikian, perbedaan
jenis kelamin, ras, agama atau warna kulit tidak akan mempengaruhi perbedaan HAM.
Secara umum, HAM dapat dirumuskan sebagai those rights which are inherent in our
natural and without which we cannot live as human being, yaitu hak yang melekat pada
kodrat yang bila HAM tiada, mustahil kita akan hidup sebagai manusia.

Pendapat Saya :
Setiap manusia memiliki hak, dan setiap manusia berhak untuk mendapatkan hak asasi
nya. Dan seharusnya pemerintah lebih tegas dalam menangani kasus pelanggaran HAM,
karena di indonesia banyak kasus pelanggaran HAM yang belum terselesaikan walau
sudah berpuluh puluh tahun,seperti Marsinah,Munir. Dan juga, seharusnya setiap
individu memiliki kesadaran terhadap HAM agar dia tidak melakukan pelanggaran HAM.

Anda mungkin juga menyukai