Manajemen Risiko
dan rendah. Rangkuman hasil penilaian
tingkat risiko institusi zakat tersbut dapat
dilihat pada Gambar 2.
Jumlah risiko terbanyak terdapat di
jenis Risiko Operasional (126) yang me-
miliki 12 sub-jenis risiko, disusul oleh jenis
Institusi Zakat
Risiko Muzakki & Mustahik (49) yang
memiliki 7 sub-jenis risiko, Risiko Amil &
Relawan (45) yang memiliki 2 sub-jenis
risiko, dan Risiko Strategis (46 risiko) yang
memiliki 3 sub-jenis risiko. Sementara itu,
jumlah risiko terbanyak terdapat di sub-
jenis Risiko Tata Kelola Amil (27 risiko),
Risiko Tujuan (21), Risiko Visi Misi (19)
M
asa depan institusi mampu menguasai teknik dan instrumen Tentunya, dalam melakukan tugas dan dan Risiko Pengelolaan Relawan (18).
zakat akan sangat manajemen risiko keuangan yang tidak fungsinya tersebut, institusi zakat memi- Tingkat risiko “Ekstrem” terbanyak
ditentukan oleh ke- bertentangan dengan ketentuan syariah, liki eksposur terhadap berbagai macam terdapat di Risiko Edukasi Eksternal (13
mampuan manaje- namun juga teknik dan instrumen mana- risiko. Untuk menjaga agar fungsi dan dari 16 atau 81persen), Risiko Reputasi
men pengelola zakat jemen risiko yang unik yang terdapat tugas terebut berjalan dengan dengan (3 dari 6 atau 50 persen), Risiko Kom-
dalam menghadapi pada pengelolaan zakat. baik serta memelihara kesinambungan petisi (2 dari 5 atau 40 persen), Risiko
berbagai perubahan pesat yang terjadi Meskipun tantangannya sedemikian proses bisnisnya, maka institusi zakat di- Edukasi Internal (4 dari 17 atau 24 per-
saat ini. Tidak dapat dielakkannya pe- besar, jika institusi zakat kembali pada tuntut untuk mampu secara efektif men- sen) dan Risiko Visi Misi (4 dari 19 atau
satnya informasi dan teknologi serta karakteristik dasarnya, yaitu mempriori- gelola risiko-risiko yang dihadapinya. 21 persen). Sementara itu, tingkat risiko
inovasi lembaga keuangan menjadi sema- taskan kemaslahatan umat dalam meng- Risiko dalam konteks dunia zakat meru- “Tinggi” terbanyak terdapat di Risiko
kin kompleks, dinamis, dan kompetitif. himpun maupun menyalurkan dana so- pakan kejadian potensial, baik yang dapat Kepatuhan Regulasi (10 dari 11 atau 91
Kondisi ini berpotensi meningkatkan de- sial, memungkinkan bagi institusi zakat diperkirakan (anticipated) maupun yang persen), Risiko Pengelolaan Relawan (15
raan risiko terhadap institusi zakat dima- berada dalam posisi yang lebih stabil. tidak dapat diperkirakan (unanticipated) dari 18 atau 83 persen), Risiko Tata Ke-
Dr Ascarya na semua risiko ini mutlak harus dikelola. Namun hal ini bukan berarti institusi yang berdampak negatif terhadap tingkat lola Amil (22 dari 27 atau 81 persen), Ri-
Peneliti Senior - Bank Lembaga keuangan komersial telah zakat bisa pasrah begitu saja pada kega- kepercayaan, kepatuhan syariah dan siko Kehilangan Muzakki (10 dari 13 atau
Indonesia (BI) lebih terbiasa dengan berbagai teknik dan galan atau dampak buruk. Jangan sampai kesinambungan proses bisnis. Risiko- 77 persen), Risiko Hukum (12 dari 16 atau
Institute instrumen manajemen dan mitigasi ri- lupa, jika tidak mampu mengelola risiko- risiko tersebut tidak dapat dihindari, 75 persen), dan Risiko Kepatuhan Sya-
siko. Ini menjadi hal yang juga harus nya dengan baik dan merugi bahkan ga- tetapi dapat dikelola dan dikendalikan. riah (9 dari 12 atau 75 persen).
segera dipersiapkan oleh institusi zakat. gal, muzaki pun akan kabur dari institusi Oleh karena itu, sebagaimana pada insti- Risiko ekstrem dan tinggi harus lebih
Terlebih karena beberapa risiko pada zakat dan memilih menyalurkan sendiri tusi lain pada umumnya, pengelola zakat diperhatikan oleh institusi zakat maupun
institusi zakat bersifat unik dan relatif zakat infak sedekah-nya secara langsung juga memerlukan serangkaian prosedur otoritas zakat untuk meminimasi ter-
lebih beragam. Mengapa? Karena pada kepada penerima karena merasa institusi dan metodologi yang dapat digunakan jadinya dampak negatif bagi institusi
lembaga keuangan komerisal, pemilik zakat tidak amanah dalam mengelola untuk mengidentifikasi, mengukur, me- zakat maupun dunia perzakatan. Selain
jelas memperoleh keuntungan dari hasil dana sosialnya. mantau, dan mengendalikan risiko yang itu, hasil penelitian ini dapat digunakan
usaha organisasinya. Sementara institusi timbul dari kegiatan usaha, atau yang sebagai dasar perancangan Standar
zakat yang merupakan organisasi non Urgensi manajemen risiko biasa disebut sebagai manajemen risiko. Manajemen Risiko institusi zakat secara
profit, tidak mengenal adanya pemilik Salah satu harapan dengan adanya Nantinya sasaran kebijakan manaje- umum oleh Baznas, maupun secara khu-
dalam organisasi, apakah milik pengurus, UU No 23/2011 ini adalah institusi zakat men risiko ditargetkan dalam menginden- sus oleh masing-masing institusi zakat.
donatur, atau penerima manfaatnya. bisa menjalankan perannya dengan baik. tifikasi, mengukur, memantau, dan men- Wallaahu a’lam. ■
Dalam hal donatur (muzakki), insti-
tusi zakat membutuhkannya sebagai
sumber pendanaan. Risiko-risiko yang
Dr Muhammad muncul karena keunikan karakter bisnis
proses institusi zakat lebih disebabkan
Hasbi Zaenal
karena institusi zakat bukan sebuah lem-
Wakil Direktur II baga yang bergerak untuk mencari ke-
Pusat Kajian Strategis untungan tetapi berorientasi pada pen-
(Puskas) Baznas jagaan amanah dalam rangka kemasla-
hatan bersama. Risiko-risiko unik itu
diantaranya adalah risiko korporatisasi
institusi zakat, risiko tata kelola amil dan
relawan, risiko kehilangan Muzakki &
Mustahik, risiko transfer zakat antar
negara, dan sebagainya.
Para amil atau pengelola zakat perlu
memahami suatu sistem yang mampu
mengarahkan dana sosial yang terkum-
pul ke aktivitas-aktivitas konsumtif mau-
pun produktif yang memiliki rasio risiko
terhadap potensi kebermanfaatan yang
terbaik. Mereka diharapkan tidak hanya