Direktur Utama
PJ Mutu Unit
Dalam menjalankan tugasnya, bagian sub manajemen resiko harus menyeluruh
terkoordinasi dengan semua unit kerja di rumah sakit terutama dengan komite mutu
dan keselamatan pasien, komite PPI, komite K3, bagian legal, bagian SDM, dll
(bagian komprehensif & interdisiplin).
4. Proses Manajemen Resiko di Fasilitas Kesehatan
Proses manajemen resiko merupakan suatu proses yang bersifat berkesinambungan,
sistematis, logis dan terukur yang digunakan untuk mengelola resiko di rumah sakit.
Sebuah pendekatan metodolog yang terstruktur dalam mengelola sesuatu yang berkaitan
dengan sebuah ancaman karena ketidakpastian yang meliputi penilaian resiko yang
mengancam, pengembangan strategi untuk menanggulangi resiko dengan pengelolaan
sumber daya yang ada. Secara singkat proses resiko dimulai sengan identifikasi resiko,
Analisa resiko, pengelolaan resiko dan follow up. Tujuan penerapan manajemen resiko
di rumah sakit adalah untuk mengidentifikasi resiko di masa yang akan datang sehingga
rumah sakit dapat meminimalisir kemungkinan buruk yang dapat terjadi.
Dalam penerapannya, manajemen resiko memiliki proses yang beragam, misalnya :
Dalam NZ 4360 proses manajemen resiko dibagi menjadi 5 yaitu komunikasi dan
konsultasi, penetapan kontek, asesmen resiko, penanganan resiko dan monitoring &
review. Kemudian dalam ASHRM proses manajemen resiko dibagi menjadi 5 yakni
idetifikasi dan Analisa resiko, pertimbangan potensial tehnik manajemen resiko, memilih
Teknik penanganan manajemen resiko, implementasi Teknik penanganan manajemen
resiko dan monitoring yang berlanjut pada perbaikan program manajemen resiko. Secara
garis besar proses manajemen resiko sebagai berikut :
Komunikasi dan konsultasi Tetapkan Konteks
Proses manajemen resiko di rumah sakit dapat dimulai dari proses komunikasi dan
konsultasi. Komunikasi dan konsultasi merupakan proses pertukaran informasi antar
pimpinan rumah sakit, komite-komite yang ada di rumah sakit dan seluruh unit yang
menjelaskan pendapatnya mengenai resiko yang mungkin terjadi di unitnya dan
mengutarakan cara pengelolaan resiko tersebut sehingaa pimpinan rumah sakit dapat
mengambil keputusan untuk menerapkan tindakan yang efektik untuk menangani resiko
di setiap unit. Bentuk komunikasi dan konsultasi ini dapat dilakukan melalui rapat secara
berkala, rapat incidental mauoun seminar atau forum pengelolaan resiko.
Langkah kedua, yakni sub komite manajemen resiko harus menetapkan konteks
internal, konteks eksternal, konteks manajemen resiko dan konteks kriteria resiko.
Konteks internal dilakukan dengan memperhatika sisi internal rumah sakit yaitu struktur
organisasi, kultur dalam organisasi, dan hal-hal yang dapat mempengaruhi pencapaian
tujuan yang ditetapkan oleh rumah sakit. Konteks eksternal dapat dilakukan dengan
memperhatikan pesaing, otoritas, perkembangan teknologi dan hal lain yang dapat
mempengaruhi pencapain tujuan rumah sakit. Kemudian konteks manajemen resiko
dapat dilakukan dengan memperhatikan bagaimana manajemen resiko diberlakukan dan
diterapkan dimasa yang akan datang. Konteks kriteria resiko dapat dilakukan melalui
kesepakatan Bersama untuk menetapkan pengukuran kriteria resiko di rumah sakit.
Langkah ketiga, rumah sakit melakukan penilaian resiko yang bertujuan untuk menilai
dan memprioritaskan resiko sehingga tingkat resiko dapat dikelola dalam batas toleransi
yang ditentukan. Penilaian resiko terdiri dari, identifikasi resiko, Analisa resiko dan
evaluasi resiko. Berikut merupakan penjelasan dari setiap proses penilaian resiko :
A. Identifikasi Resiko
Merupakan proes untuk mengidentifikasi apa yang bisa terjadi, mengapa dan
bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Resiko di identifikasi berdasarkan kategoori
resiko : sumber resiko, area, dampak dan penyebab resiko, identifikasi dapat
dilakukan melalui laporan insiden,complain dan migasi, risk profiling dan survey.
B. Analisis Resiko
Analisa resiko dapat dilakukan dalam dua tahap yakni skrining awal resiko dengan
Teknik kualitatif kemudian menggunakan Teknik kuantitatif.
1) Asesmen kualitatif : penilaian resiko dan peluang sesuai dengan skala.
misalnya untuk variabel kemungkinan dapat berupa : sering, hampir pasti,
kemungkinan. Asesmen kuantitatif dapat dilakukan melalui wawancara,
survey, benchmarking dengan analisis scenario
2) Asesmen kuantitatif : penilaian resiko dan peluang menggunakan angka
actual untuk peringkat. Misalnya pada variable kemungkinan skala yang
digunakan : kemugkinan terjadi 2 tahun kedepan, 5 tahun kedepan, 10 tahun
kedepan.
Dengan demikian matrik asesmen resiko digambarkan sesuai table dibawah ini :
Potencial Concequences
Frekuensi /
Insignificant Minor Moderate Maajor Catastropic
likelihood
1 2 3 4 5
Sangat sering
terjadi (tiap
moderate Moderate High Extreme Extreme
minggu/bulan)
5
Sering terjadi
(beberapa kali
moderate Moderate High Extreme Extreme
pertahun)
4
Mungkin
terjadi (1-2
Low moderate High Extreme Extreme
tahun)
3
Jarang terjadi
(>2-5 tahun) Low Low Moderate High Extreme
2
Sangat jarang
terjadi (>5
Low Low moderate High Extreme
tahun)
1