Anda di halaman 1dari 10

Impetigo Krustosa

Anamnesis
Assalamualaikum pak, perkenalkan saya dokter yang bertugas pada hari ini. Izin pak saya akan
melakukan Tanya jawab terkait penyakit bapak, apakah bapak bersedia?
- Saya berbicara dengan Bapak siapa pak?
- Umurnya pak?
- Tempat dan tanggal lahirnya dimana ya pak?
- Alamat tempat tinggal dimana pak?
- Maaf pak, kalau boleh tahu agama bapak apa?
- Maaf pak untuk pendidikan terakhir bapak apa?
- Saat ini bapak pekerjaanya apa?
- Bapak sudah menikah atau belum?

Keluhan Utama
- Ada keluhan apa ya pak sehingga bapak datang untuk berobat?
- Di daerah mana pak?
- Keluhan di rasakan sejak kapan pak?

Keluhan Tambahan
- Apakah keluhan disertai dengan keluhan lain seperti gatal, rasa terbakar, panas, nyeri
pak?
- Apakah terdapat riwayat demam, sakit kepala, nafsu makan berkurang sebelumnya?

Riwayat Perjalanan Penyakit


- Apakah sejak awal langsung muncul koreng atau bagaimana pak? Apakah dimulai
dengan bintil?
- Bagaimana bentuk dan ukuran bintilnya? (seperti jerawat)
- Seberapa banyak awalnya bintil merahnya muncul?
- Di daerah mana awal timbulnya? Penyebarannya ke mana saja? Apakah ada dibagian lain
seperti badan dan tangan?
- Apakah gatal terasa sampai mengganggu aktivitas?
- Apakah ada hal yang membuat rasa gatalnya bertambah pak?
- Apakah ada hal yang membuat rasa gatalnya berkurang pak?
- Lesi sering digaruk karena gatal?
- Apakah lesi mudah pecah Ketika digaruk? Ketika pecah keluar cairan berwarna apa
(secret seropurulent kuning-kecoklatan)? (impetigo krustosa vesikel tipis sehingga mudah
pecah?
- Setelah beberapa hari apakah timbul koreng karena luka akibat garukannya? Sejak kapan
mulai timbul korengnya?
- Apakah korengnya berwarna kuning seperti madu?
- Apakah Ketika sudah berbentuk koreng masih digaruk? Apak menyebabkan timbul luka
yang dalam? (ektima)
- Kapan mulai muncul rasa nyeri? Apakah rasa nyeri terus menerus timbul? Dari skala 1-
10 seberapa nyeri?
- Apakah ada riwayat demam, malaise, sakit kepala? Apakah sudah diobati? Minum obat-
obatan warung?
- Apakah bapak pernah berobat sebelumnya? (jika pernah obat apa yang dikonsumsi)
- Apakah setelah bapak berobat ada perubahan pada bercak kemerahan dan rasa gatalnya,
semakin berkurang atau bertambah, atau tidak ada perubahan? (jika pasien berobat
sebelumnya)
- Apakah ada riwayat trauma atau digigit serangga? (sebagai factor predisposisi ektima)

Riwayat Penyakit Keluarga


- Apakah ada keluarga atau teman main yang mengalami keluhan serupa?

Riwayat Penyakit Dahulu


- Apakah bapak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya?
- Apakah ada riwayat anemia, anak sering merasa lemas? (salah satu factor yang
memengaruhi timbulnya impetigo)

Riwayat Sosio Ekonomi Hygiene


 Untuk didaerah rumahnya apakah cuacanya panas bu? (predisposisi Imptetigo)
 Berapa kali mandi dalam sehari?
 Dirumah memakai handuk secara Bersama atau tidak?
 Apakah memiliki hewan peliharaan? Apakah hewan sering main keluar rumah? Berapa
kali dimandikan dalam seminggu?
 Apakah sering main keluar rumah?
 Apakah setelah beraktivitas mencuci tangan dan kaki?
 Apakah Ketika beraktivitas diluar rumah menggunakan sendal?
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
● Kesadaran
● Gizi
● Suhu badan (T)
● Nadi
● TD
● BB (60 kg)
●TB
● RR
Keadaan Spesifik
● Kepala
● Abdomen
● Leher
● Thorax
● Abdomen
● Genitalia
● Ekstremitas
Status Dermatologikus

Pada regio oralis, nasolabialis dan bucalis sinistra, terdapat makula eritematosa, berbatas tegas,
multiple, ireguler, berukuran p xl cm, penyebaran diskret dan terdapat krusta berwana kuning
seperti madu diatasnya.

Diagnosis Banding
1. Impetigo Krustosa
2. Ektima
3. Varisela

Pemeriksaan Penunjang
 Pengecatan gram
 Tzanck

Rencana Pemeriksaan
 Kultur bakteri

Tatalaksana
Nonfarmakologi
1. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya
Impetigo krustosa ini disebabkan karena infeksi bakteri staphylococcus atau
streptococcus aureus. Mencegah kontak langsung maupun tidak langsung dengan
penderita karena bisa terjadi penyebaran.

Tindakan yang bisa dilakukan guna pencegahan impetigo diantaranya cuci tangan segera dengan
menggunakan air mengalir bila habis kontak dengan pasien, terutama apabila terkena luka,
jangan menggunakan pakaian yang sama dengan penderita, bersihkan dan lakukan desinfektan
pada mainan yang mungkin bisa menularkan pada orang lain, setelah digunakan pasien, mandi
teratur dengan sabun dan air (sabun antiseptik dapat digunakan, namun dapat mengiritasi pada
sebagian kulit orang yang kulit sensitif), higiene yang baik, mencakup cuci tangan teratur,
menjaga kuku jari tetap pendek dan bersih, jauhkan diri dari orang dengan impetigo, cuci
pakaian, handuk dan sprei dari anak dengan impetigo terpisah dari yang lainnya. Cuci dengan air
panas dan keringkan di bawah sinar matahari atau pengering yang panas. Mainan yang dipakai
dapat dicuci dengan disinfektan dan gunakan sarung tangan saat mengoleskan antibiotik topikal
di tempat yang terinfeksi dan cuci tangan setelah itu

2. Menjaga higienis tubuh seperti mandi teratur dengan sabum, rajin mencuci tangan.
3. Hindari menggaruk-garuk luka khususnya dengan tangan yang kotor dan belum dicuci,
karena bisa menyebabkan infeksi sekunder

Farmakologi
- Jika krusta banyak, lepaskan terlebih dehulu dengan cuci menggunakan H2O2 dalam air
baru diberikan salep antibiotic
- Salep mupirocin 2% 10 gram, 3 kali sehari selama 5 hari.
First line pengobatan topical untuk impetigo adalah mupirosin, asam fusidat dan
retapamulin.
Mupirocin bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah atau hambat minimum dan
bersifat bakterisida pada konsentrasi yang lebih tinggi. Mupirocin dilaporkan aktif
terhadap kuman gram positif gram aerob yang rentan, seperti Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, dan streptococcus. Tingkat respons terapeutik adalah sekitar
94 hingga 98% setelah 5 hari terapi.8 Namun apabila setelah 5 hari pengobatan pasien
belum sembuh, maka pengobatan dapat diteruskan sampai 10 hari. Pengobatan lebih dari
10 hari akan menyebabkan resistensi terhadap obat ini, jadi disarankan pengobatan tidak
lebih dari 10 hari. Apabila dalam 10 hari pasien belum sembuh, maka dapat dilakukan
kultur untuk mengetahui secara pasti kuman penyebab dari impetigo krustosa.
Asam fusidic tidak boleh digunakan sendiri untuk mengobati infeksi S. aureus ketika
digunakan pada dosis obat yang rendah. Namun, dimungkinkan untuk menggunakan
asam fusidic sebagai monoterapi ketika digunakan pada dosis yang lebih tinggi.
Penggunaan sediaan topikal (krim kulit dan salep mata) yang mengandung asam fusid
sangat terkait dengan perkembangan resistensi, dan ada yang menentang penggunaan
monoterapi asam fusidat. Sediaan topikal yang digunakan di Eropa sering mengandung
kombinasi asam fusidic dan gentamisin, yang membantu mencegah perkembangan
resistensi. Efek samping dari penggunaan asam fusidat dapat menyebabkan penyakit
liver.

Lini pertama adalah pemberian antibiotic topical. Pemberian oral antibiotic dapat diberikan
kepada pasien yang pengobatannya tidak berhasil terhadap pemberian secara topikal.
Selain itu pemberian oral antibiotik dapat diberikan jika terjadi komplikasi sistemik pada
pasien

- Eritromisin 3x250mg, selama 5 hari


Antibiotik eritromisin diberikan gunanya untuk menghambat sintesis protein bakteri pada
ribosomnya

Prognosis
Quo ad vitam, functionam, sanationam, kosmetika: Bonam
Impetigo Krustosa Ektima Varisela
Epidemiologi Penyakit ini banyak terjadi pada anak – anak Semua kalangan umur, jenis Pada orang yang belum mendapat
kisaran usia 2-5 tahun dengan rasio yang sama kelamin, dan ras bisa terkena, vaksinasi, 90% kasus terjadi pada anak-
antara laki-laki dan perempuan. terutama anak-anak, manula, dan anak dibawah 10 tahun, 5% terjadi pada
Daerah: lebih sering pada daerah tropis pasien dengan ustulegntsiv (pustul, orang yang berusia lebih dari 15 tahun.
Musim: musim panas atau cuaca panas dan diabetes, neutropenia, pengobatan,
lembab keganasan, HIV). Kasus ektima
Kebersihan: kebersihan kurang dan hygiene terjadi diseluruh dunia, terutama di
yang buruk daerah tropis
Etiologi Staphylococcus aureus, Streptococcus group A Ektima disebabkan oleh Infeksi akut primer oleh virus varicella
beta- hemolitikus (GABHS) atau kedu`a- Streptococcus group A beta zoster
duanya. haemoliticus, Staphylococcus
aureus dan atau kedua-duanya.
Predileksi Daerah yang terpajan, terutama wajah di sekitar Biasa di tungkai bawah, yaitu Ruam dimulai dari muka dan ustu, dan
hidung dan mulut, tangan, leher, dan tempat yang relative banyak kemudian menyebar secara cepat ke
ekstremitas. mendapat trauma. Namun bisa juga badan dan sedikit ke ekstremitas. Lesi
pada wajah dan ketiak. baru muncul berturut-turut, dengan
distribusi terutama di bagian sentral.
Gejala Klinis Impetigo Krustosa diawali dengan munculnya Macula eritematosa lentikuler Gambaran dari lesi varicella berkembang
eritema berukuran kurang lebih 2 mm yang hingga numuler, vesikel dan pustula secara cepat, yaitu lebih kurang 12 jam,
dengan cepat membentuk vesikel, bula atau miliar hingga nummular, difus, dimana mula- mula berupa ustul
pustule berdinding tipis. Kemudian vesikel, bula simetris, serta krusta kehijauan eritematosa yang berkembang menjadi
atau pustule tersebut pustule menjadi erosi yang sukar dilepas. Jika krusta papul, vesikel, ustule, dan krusta. Vesikel
kemudian eksudat dan menjadi krusta yang dilepas akan dampak ulkus yang dari varicella berdiameter 2-3 mm, dan
berwarna kuning (honey- colored) dan dapat dangkal. berbentuk elips, dengan aksis panjangnya
meluas lebih dari 2 cm. Lesi biasanya sejajar dengan lipatan kulit. Vesikel
berkelompok dan sering konfluen meluas. Pada biasanya superfisial dan berdinding tipis,
kulit dengan banyak pigmen, lesi dapat disertai dan dikelilingi daerah eritematosa
hipopigmentasi atau hiperpigmentasi. Krusta sehingga tampak terlihat seperti “ embun
pada akhirnya dan lepas dari dasar yang eritema di atas daun mawar”.
tanpa pembentukan scar.

Histopatologi Gambaran histopatologi,


peradangan dalam dengan infiltrasi
PMN dan pembentukan abses mulai
dari folikel pilosebasea. Pada
dermis, ujung pembuluh darah
melebar dan terdapat sebukan sel
PMN.

Anda mungkin juga menyukai