Anda di halaman 1dari 20

PERPINDAHAN PANAS

PLATE HEAT EXCHANGER

ALAT PENUKAR PANAS


Menurut Sitompul (1993), peralatan penukar panas adalah suatu peralatan di
mana terjadi perpindahan panas dari suatu fluida yang temperaturnya lebih
tinggi kepada fluida lain yang temperaturnya lebih rendah. Klasifikasi
peralatan penukar panas didasarkan pada :
 Proses perpindahan panas
 Jumlah fluida yang mengalir
 Kompak tidaknya luas permukaan
 Mekanisme perpindahan panas
 Konstruksi
 Tipe pelat
 Pengaturan aliran
KLASIFIKASI ALAT PENUKAR PANAS
 Condenser
Condenser merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk
mendinginkan fluida sampai terjadi perubahan fase dari fase uap menjadi fase
cair. Media pendingin yang dipakai biasanya air sungai atau air laut dengan
suhu udara luar (Sitompul, 1993).
 Chiller
Chiller  merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk mendinginkan
(menurunkan suhu) cairan atau gas pada temperatur yang sangat rendah.
Temperatur pendingin di dalam chiller jauh lebih rendah dibandingkan dengan
pendinginan yang dilakukan oleh pendingin air. Media pendingin yang
digunakan antara lain freon (Sitompul, 1993).
 Reboiler
Reboiler merupakan alat penukar panas yang bertujuan untuk mendidihkan
kembali serta meenguapkan sebagian cairan yang diproses. Media pemanas
yang digunakan antara lain uap (steam) dan minyak (oil). Alat penukar panas
ini digunakan pada peralatan distilasi (Sitompul, 1993).
 Cooler
Cooler adalah alat penukar panas yang digunakan untuk mendinginkan
(menurunkan suhu) cairan atau gas dengan menggunakan air sebagai media
pendingin. Dengan perkembangan teknologi saat ini, media

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER

pendingin cooler menggunakan udara dengan bantuan kipas (fan) (Sitompul,


1993).
 Heat Exchanger
Heat Exchanger (HE) adalah alat penukar panas yang bertujuan
memanfaatkan panas suatu aliran fluida untuk pemanasan aliran fluida yang
lain. Dalam hal ini terjadi 2 fungsi sekaligus yaitu :
Memanaskan fluida yang dingin
Mendinginkan fluida yang panas (Sitompul, 1993).
 Heater
Heater merupakan alat penukar kalor yang bertujuan memanaskan
(menaikkan suhu) suatu fluida proses dengan menggunakan media pemanas.
Media pemanas yang biasa digunakan antara lain uap atau fluida panas lain
(Sitompul, 1993).
 Thermosiphon dan Forced Circulation Reboiler
Thermosiphon reboiler merupakan reboiler dimana terjadi sirkulasi fluida yang
akan dididihkan dan diuapkan dengan proses sirkulasi alamiah (natural
circulation). Sedangkan Forced Circulation Reboiler adalah reboiler yang
sirkulasi fluida terjadi akibar adanya pompa sirkulasi sehingga menghasilkan
sirkulasi paksaan (forced circulation) (Sitompul, 1993).
 Steam Generator

Alat ini sering disebut sebagai ketel uap dimana terjadi pembentukan uap
dalam unit pembangkit. Panas hasil pembakaran bahan bakar dalam ketel
dipindahkan dengan cara konveksi, konduksi dan radiasi. Berdasarkan
sumber panasnya, steam generator dibagi 2 macam, yaitu :

 Steam generator tipe pipa air


Tipe ini, fluida yang berada di dalam pipa adalah air ketel, sedangkan
pemanas (berupa nyala api dan gas asap) berada di luar pipa. Hasilnya
berupa uap dengan tekanan tinggi.
 Steam generator tipe pipa api
Tipe ini, fluida yang berada di dalam pipa adalah nyala api, sedangkan air
yang akan diuapkan berada di luar pipa dalam bejana khususpemanas
(berupa nyala api dan gas asap) berada di luar pipa (Sitompul, 1993).

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER

 WHB (Waste Heat Boiler)


WHB adalah alat penukar panas sejenis dengan ketel uap tetapi memiliki
perbedaan pada sumber panas yang digunakan. Sumber panas pada ketel
uap yaitu hasil pembakaran bahan bakar sedangkan sumber panas pada
WHB yaitu memanfaatkan panas dari gas asap pembakaran atau cairan
panas yang diperoleh dari reaksi kimia (Sitompul, 1993).
 Superheater
Alat penukar panas jenis ini digunakan untuk mengubah uap basah (saturated
steam) pada steam generator (ketel uap) menjadi uap kering (superheated
steam) (Sitompul, 1993).
 Evaporator
Evaporator adalah alat penukar panas yang digunakan untuk menguapkan
cairan yang ada pada larutan sehingga diperoleh larutan yang lebih pekat
(mother liquor) (Sitompul, 1993).
 Vaporizer
Alat penukar panas ini digunakan untuk menguapkan suatu cairan sehingga
fasenya berubah dari cair menjadi gas (Sitompul, 1993).
 Ekonomizer
Ekonomizer (disebut juga pemanas air pengisi ketel uap) digunakan untuk
menaikkan suhu air sebelum air masuk ke dalam ketel uap. Tujuannya untuk
meringankan beban ketel (Sitompul, 1993)

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER
Heat Exchanger
Heat exchanger adalah sebuah peralatan yang di ciptakan untuk melakukan
peunukaran panas (heat transfer) antara satu fluida dengan fluida lain nya (cair dan
gas). Zat tersebut saling di pisah oleh benda/dinding padat sehingga ke dua zat
tersebut tidak pernah tercampur satu sama lainya. Heat exchanger sangat banyak di
gunakan dalam dunia industri untuk keperluan proses, seperti chemical plant, power
plant, natural gas processing, dan laninya.
Menurut hukum kekekalan energi, yaitu panas atau energi tidak dapat
dimusnahkan ataupun diciptakan, tapi dapat diubah dari satu bentuk energi ke
bentuk energi yang lain. Energi atau panas juga dapat dipindahkan, yaitu dengan
cara konduksi, konveksi dan radiasi.
Konduksi adalah perpindahan panas yang melalui suatu benda tanpa
membuat arus atau perpindahan materi dari benda tersebut.
Konveksi adalah perpindahan panas yang disebabkan oleh terjadinya
arus/pergerakan fluida yang bersuhu panas menuju dan bercampur dengan fluida
yang bersuhu dingin. Sebagai contoh, aliran/arah angin disebabkan oleh peristiwa
konveksi.
Radiasi adalah perpindahan panas dimana pemancar dan penyerap panas
tidak bersinggungan langsung. Panas yang diterima oleh penyerap mengalir dengan
sempurna di dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya.
Penukar Panas Plate
Plate Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar panas yang
terdiri atas paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan profil lain,
yang dipisahkan antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak. Pelat-
pelat ini dipersatukan oleh suatu perangkat penekan dan jarak antara pelat-
pelat ditentukan oleh sekat-sekat tersebut. Pada setiap sudut dari pelat yang
berbentuk empat persegi panjang terdapat lubang. Melalui dua di antara
lubang-lubang  ini media yang satu disalurkan masuk dan keluar pada satu
sisi, sedangkan media yang lain karena adanya sekat mengalir melalui ruang
antara disebelahnya. Dalam hal itu hubungan ruang yang satu dan yang
lainnya dimungkinkan. pelat-pelat yang dibentuk sesuai kebutuhan dan
umumnya terbuat dari baja (stainless steel type 304, 316, 317) atau logam
lainnya.
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat
tegak lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus
dipasang penyekat lunak ( biasanya terbuat dari karet ). Pelat – pelat dan
sekat disatukan oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat
10 (kebanyakan segi empat) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari
lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan
fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya
karena ada sekat.

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER
Sistem Kerja dari Plate Heat Exchanger
Produk akan dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang
kemudian akan mengalir pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini terjadi
dengan adanya medium pemanas yang mengalir pada saluran dan pelat yang
lainnya. Dimana pelat yang telah tersusun ini akan secara bergantian
mengalirkan produk dan medium pemanas. Pelat yang dialiri produk tidak
akan  dialiri oleh komponen lain.
Cairan panas yang melintasi bagian bawah head dialirkan ke atas
melintas diantara setiap plae genap sementara cairan dingin pada bagian
puncak head dialirkan turun diantara plat-plat ganjil. Arah aliran produk dan
medium pemanas di dalam pelat biasanya berbeda atau boleh dikatakan
mengalir secara berlawanan. Pada umumnya produk akan masuk melalui
saluran  atas dan mengalir kebawah  melewati pelat, sehingga aliran keluaran
produk akan berada dibawah, sedangkan medium pemanas akan masuk
melalui  saluran yang berkebalikan dari produk, yaitu masuk melalui saluran
bawah dan mengalir ke atas melewati pelat, sehingga aliran pengeluaran
medium pemanas akan berada diatas. Arah aliran yang berlawanan ini
dimaksudkan agar proses pemanasan dapat  lebih cepat berlangsung.
Produk yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium
pemanas dengan arah aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat
memanas karena tertekan oleh pelat yang mengalirkan medium pemanas.
Produk yang telah menjadi panas dan medium yang telah mengalir pada
suatu pelat akan mengalir keluar.
Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam
tergantung dari rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun paralel.
Pada rangkaian seri produk yang masuk dan keluar akan melewati ports pada
bagian front head yang sama. Sedangkan pada rangkaian paralel produk dan
medium pemanas akan masuk dan keluar melewati bagian yang berbeda,
yaitu masuk melewati ports pada bagian front head dan keluar melalui ports
pada bagian belakangnya.

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER
Prinsip Alat Ukur PHE
 Alat ukur laju alir 
 Alat ukur tekanan 
 Alat ukur suhu

Kelebihan PHE
1. PHE memiliki konstruksi yang kompak sehingga membutuhkan ruang
penempatan unit yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis heat
exchanger yang lain. Sebagai perbandingan, PHE memiliki kurang lebih
ruang penempatan dan berat sekitar 80% lebih kecil dibandingakan
dengan STHE.
2. Kapasitas perpindahan panas yang besar
3. Plat yang tersusun pada PHE dengan jalur aliran fluida sempit yang
terbentuk menjadikan aliran fluida turbulen sehingga dapat meningkatkan
perpindahan panas yang terjadi antara fluida panas dan fluida dingin.
4. Memerlukan filling refrigerant yang rendah
5. Dengan konstruksi yang kompak dan kapasitas perpindahan panas yang
besar, maka jumlah filling refrigerant pada sistem PHE rendah. Filling
content yang sering dipakai adalah amonia, dan sebagian senyawa obat-
obatan.
6. Cenderung memiliki fouling yang rendah
7. Aliran turbulen yang terbentuk pada celah-celah plat menyebabkan partikel
kotoran sulit untuk mengendap selama beberapa waktu. Berbeda
dengan heat exchanger konvensional dimana partikel kotoran cenderung
mudah mengendap yang dapat mengganggu proses perpindahan panas
yang terjadi. Fouling layer tipis yang terbentuk pada PHE selain dapat
meningkatkan perpindahan panas antarfluida juga menguntungkan kita
dalam proses pembersihan yang relatif lebih mudah.
8. Material plat dan gasket pada PHE dipilih karena dapat meningkatkan
perpindahan panas yang terjadi selain memberikan ketahanan terhadap
fluida korosif. Material plat yang baik digunakan seperti stainless-steel dan
logam campuran khusus.
9. Komponen plat dan frame pada PHE disambung dengan baut yang
memudahkannya untuk mengatur lebar dari celah plat yang terbentuk. Plat
yang tersusun pun juga dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan
kapasitas yang dibutuhkan.

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER

10. Pemeliharaan yang mudah disebabkan karena fleksibilitas dari tie


rod yang mudah dilepas dengan melonggarkan baut yang terkoneksi. Plat
PHE dapat dibersihkan secara langsung pada bagian yang terdapat
gasket. Jika diperlukan, PHE juga memungkinkan untuk bertukar
plat/modul dengan PHE yang lain.

Kekurangan PHE
1. Pelat  merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. Plate
and Frame Heat Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan lebih
dari 30 bar.
2. Pemilihan material gasket yang sesuai sangatlah penting 
3. Maksimum temperatur operasi terbatas hingga 250 oC dikarenakan
performa dari material gasket yang sesuai.

.
Penukar panas jenis pelat and Frame (Stevano Viktor, 2011)

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER
PHE yang banyak dijumpai di industri adalah type:
a. Glue type
Tipe glue ini memerlukan lem untuk memasang gasket pada plat PHE. Lem
yang digunakan hendaknya ialah lem yang mempunyai ketahanan terhadap
panas yang baik.

Glue type   (Stevano Viktor, 2011)


b. Clip type
Luar gasket tipe ini terdapat clip-clip, sehingga dalam pemasangannya cukup
menancapkan clip-clip tersebut ke lubang yang terdapat pada plat.
Pemasangan gasket tipe ini lebih mudah dan ringkas jika dibandingkan
dengan tipe glue. 

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER
Clip type   (Stevano Viktor, 2011)
Klasifikasi alat penukar panas :
a.       Berdasarkan kontak antara bahan atau fluida 
 Pertukaran panas langsung 
Bahan yang dipanaskan atau yang didinginkan dikontakan langsung   dengan 
media pemanas atau pendingin. 
 Pertukaran Panas tidak langsung 
Memungkinkan terjadinya perpindahan panas dari satu cairan fluida ke fluida
lain melalui dinding pemisah. 
b.      Berdasarkan arah aliran 
 Penukar panas satu lintas (single-pass)
 Penukar panas aliran searah (parallel-flow)
 Penukar panas berlawanan arah (Counter-flow)
 Penukar panas aliran lintang (Cross-flow)
Bagian-Bagian dari Plate Heat Exchanger

Plate Heat Exchanger   (Stevano Viktor, 2011)

1. Gasket terbuat dari karet (non logam) atau bahan yang biasa digunakan
adalah nitrile dan ethylene propylene rubber (EPR/EPDM)
 Nitrile :  -400F - 2500F untuk temperatur rendah
 Nitrile :  -400F - 2500F untuk temperatur tinggi
 EPR/ EPDM  :  -800F – 3000 F sangat tahan terhadap air yang sangat
panas dan uap serta memiliki ketahanan yang baik untuk kompresi atau
volume yang besar.
Fungsi gasket ini adalah sebagai perekat alat atau pengatur aliran fluida,
sehingga antara fluida yang satu dengan fluida yang lain tidak mengalami
kontak secara langsung yang menyebabkan kebocoran.

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER

2. Pelat penekan (Compression Plate) terbuat dari logam yang berfungsi


sebagai penekan pelat agar pada saat operasi alat berjalan tidak ada rongga
didalam aliran fluida agar tidak terjadi kebocoran. 

3. Pelat (plates), umumnya berukuran 0,4 - 0,6 mm terbuat dari stainless


steel atau titanium dan terdapat pada berbagai macam susunan yang
berombak-ombak, berfungsi sebagai tempat mengatur fluida serta tempat
terjadinya pertukaran panas antara fluida panas dengan fluida dingin. Fluida
pada pelat ini mengalir secara turbulen, hal ini dikarenakan bentuk dari pelat
tersebut yang bergerigi sehingga pertukaran panas dapat berlangsung secara
cepat. Makin banyak pelat tekanan makin besar.

Tipe pelat   (Stevano Viktor, 2011)


Tipe Pelat
 Vertical, termasuk salah satu pola pelat yang sering digunakan karena
mempunyai banyak pembatas untuk mengalir, sehingga menyebabkan
banyak gerakan putaran (turbulen), perpindahan panas dengan kecepatan
tinggi, dan menurunkan tekanan. 
 Horizontal, juga merupakan  pola yang sering digunakan. Mempunyai
pembatas, gerak putaran (turbulen), dan penurunan tekanan yang lebih
sedikit dibandingkan pola vertical 
 Combination, penggunaan pola pelat ini biasanya ditujukan untuk hasil
pemanasan dan penurunan tekanan yang lebih optimal. 

4. Pelat penyangga tetap (fixed frame), terbuat dari logam dan berfungsi
menjaga pelat agar  tetap stabil

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER

Pelat penyangga tetap (fixed frame)  (Stevano Viktor, 2011)


5. Alat penekan (Compression Bolt), berupa baut pelat baja yang
digunakan untuk menekan pelat dan frame

Compression Bolt  (Anonim, 2010)

6. Guide Bars, berupa batang yang terbuat dari carbon steel atau stainless


steel yang mendukung dan menjaga agar pelat berjajar secara rapi.

Guide Bars  (Anonim, 2010)

7. Front and Rear Heads . (Bagian depan dan kepala bagian belakang),
merupakan bagian yang dilapisi oleh frame carbon steel yang melekat pada
kumpulan pelat yang ditekan.
Muh. Zaid Iskandar
D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER
Jenis Heat Exchanger Tipe Plate
Heat exchanger tipe plat dengan gasket. Heat exchanger tipe ini termasuk tie
yang banyak dipergunakan pada dunia industri, bisa digunakan sebagai
pendingin air, pendingin oli, dan sebagainya. Prinsip kerjanya adalah aliran
dua atau lebih fluida kerja diatur oleh adanya gasket-gasket yang didesain
sedemikian rupa sehingga masing-masing fluida dapat mengalir di plat-plat
yang berbeda.

1. Gasket Heat Exchanger Plat


Gasket berfungsi utama sebagai pembagi aliran fluida agar dapat mengalir ke
plat-plat secara selang-seling. Gambar di bawah ini menunjukkan desain
gasket sehingga di satu sisi plat fluida 1 masuk ke area plat yang (a),
sedangkan gasket yang lain mengarahkan fluida 2 agar masuk ke sisi plat (b).

Desain Gasket Untuk Pendistribusian Fluida Kerja


Heat exchanger tipe ini termasuk tipe yang cukup murah dengan koefisien
perpindahan panas yang baik. Selain itu tipe ini juga mudah dalam hal
perawatannya, karena proses bongkar-pasang yang lebih mudah jika
dibandingkan tipe lain seperti shell & tube. Namun di sisi lain, tipe ini tidak
cocok jika digunakan pada aliran fluida dengan debit tinggi. Dan seperti yang
telah saya singgung di atas bahwa heat exchanger tipe ini tidak cocok
digunakan pada tekanan dan temperatur kerja fluida yang tinggi, hal ini
berkaitan dengan kekuatan dari material gasket yang digunakan.

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER
2. WPHE
Welded Plate Heat Exchanger. Satu kelemahan yang paling mendasar dari
heat exchanger plat dengan gasket, adalah adanya penggunaan gasket
tersebut. Hal tersebut membatasi kemampuan heat exchanger sehingga
hanya fluida-fluida jenis tertentu yang dapat menggunakan heat exchanger
tipe ini. Untuk mengatasi hal tersebut, digunakanlah heat exchanger tipe plat
yang menggunakan sistem pengelasan sebagai pengganti sistem gasket.
Sehingga heat exchanger tipe ini lebih aman jika digunakan pada fluida kerja
dengan temperatur maupun tekanan kerja tinggi. Hanya saja tentu heat
exchanger tipe ini menjadi kehilangan kemampuan fleksibilitasnya dalam hal
bongkar-pasang dan perawatan.

Elemen Plat Pada WPHE

Salah Satu Desain Welded Plate Heat Exchanger

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER
3. Heat Exchanger Plat Spiral
Heat exchanger tipe ini menggunakan desain spiral pada susunan platnya,
dengan menggunakan sistem sealing las. Aliran dua fluida di dalam heat
exchanger tipe ini dapat berbentuk tiga macam yakni (1) dua aliran fluida
spiral mengalir berlawanan arah (counterflow), (2) satu fluida mengalir spiral
dan yang lainnya bersilangan dengan fluida pertama (crossflow), (3) satu
fluida mengalir secara spiral dan yang lainnya mengalir secara combinasi
antara spiral dengan crossflow.

Desain Heat Exchanger Plat Tipe Spiral


Heat exchanger tipe ini sangat cocok digunakan untuk fluida dengan
viskositas tinggi atau juga fluida yang mengandung material-maerial pengotor
yang dapat menimbulkan tumpukan kotoran di dalam elemen heat exchanger.
Hal ini disebabkan karena desainnya yang satu lintasan, sehingga apabila
terjadi penumpukan kotoran di satu titik, maka secara alami kecapatan aliran
fluida pada titik tersebut akan meningkat, sehingga kotoran tadi akan terkikis
sendiri oleh fluida kerja tersebut. Karena kelebihan inilah sehingga heat
exchanger tipe ini sangat cocok untuk digunakan pada fluida kerja dengan
viskositas sangat tinggi, fluida slurries (semacam lumpur), air limbah inidustri,
dan sejenisnya.

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER
4. Lamella Heat Exchanger
Lamella heat exchanger tersusun atas sebuah shell berbentuk silindris
dengan elemen berdesain khusus berada di dalamnya. Elemen dengan
desain khusus ini disebut dengan Lamella. Di antara elemen lamella dengan
sisi shell dibatasi dengan sistem sealing berupa gasket. Untuk lebih
memahami desain heat exchanger tipe ini, mari perhatikan gambar berikut.

Lamella Heat Exchanger Beserta Desain Emailnya

Lamella Heat Exchanger memiliki berat total yang lebih ringan daripada heat
exchanger tipe shell & tube dengan beban kerja yang sama. Tipe ini juga
dapat bekerja pada temperatur yang tinggi apabila gasket yang digunakan
tepat, yakni hingga 500 °C jika menggunakan gasket berbahan non-asbestos.
Penggunaan heat exchanger tipe ini biasanya ada pada industri kertas,
industri kimia, serta industri lain yang sejenisnya.

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER
5. Printed-Circuit Heat Exchanger 
Heat exchanger tipe selanjutnya ini berdesain khusus seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah. Proses pembuatannya menggunakan
berbagai jenis plat dari material stainless steel, titanium, tembaga, aluminium,
atau yang lainnya, dengan jalan mirip proses kimia pada pembuatan sirkuit
PCB rangkaian elektronika. Heat exchanger tipe ini cocok digunakan pada
pemrosesan kimia, pemrosesan bahan bakar, mesin pendingin, industri
separasi udara, komponen pendingin kompresor, dan lain sebagainya.

Printed-Circuit Heat Exchanger

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER
6. Panelcoil Heat Exchanger 
Heat exchanger tipe ini menggunakan semacam pipa yang dipasangkan ke
sebidang plat dengan proses pengelasan, stamping, atau proses roll-bond
sehingga didapatkan sebuah desain heat exchanger yang diberi istilah
panelcoil. Material yang digunakan untuk panelcoil umumnya adalah baja
karbon, staenless steel, titanium, nikel, dan monel. Penggunaan heat
exchanger tipe ini ada pada industri farmasi, industri fiber, industri kimia,
industri makanan, dan juga pada penyerap panas tenaga matahari.

Panelcoil Heat Exchanger:


a. Satu jalur (single-flow)
b. Multiple-flow
c. Vessel
d. Spot-Welded Econocoil Bank

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER
7. Heat Exchanger Dengan Sirip (Extended Surface)
Satu kelemahan dari heat exchanger tipe tubular dan plat adalah koefisien
perpindahan panas yang relatif rendah, yakni hanya mampu mencapai
maksimal 60%. Hal ini dikarenakan angka perbandingan luas permukaan
perpindahan panas tiap satuan volume yang rendah, yaitu kurang dari 700
m2/m3. Sehingga salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi perpindahan
panas adalah dengan jalan meningkatkan luas permukaan perpindahan
panas, yakni dengan menggunakan sirip. Prinsip dasarnya adalah, (1) dengan
adanya sirip ini maka permukaan kontak terjadinya perpindahan panas
semakin luas sehingga meningkatkan efisiensi perpindahan panas; (2) pada
fluida mengalir, dengan adanya sirip ini maka aliran fluida akan sedikit
terhambat sehingga didapatkan waktu untuk transfer panas yang lebih lama
dan efektif. Berikut adalah dua macam desain heat exchanger dengan sirip:
Heat Exchanger Plat Dengan Sirip. Heat exchanger tipe ini merupakan
modifikasi dari heat exchanger tipe plat yang diberi tambahan sirip. Prinsip
desainnya adalah penggunaan sirip yang berbentuk segitiga ataupun kotak
yang dipasangkan di antara dua plat paralel.

Kondensor Refrigerant Pada Kendaraan Bermotor

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER
Salah satu aplikasi heat exchanger plat dengan sirip dapat kita lihat
pada gambar di atas, yakni sebuah heat exchanger yang berfungsi untuk
merubah gas refrigerant agar kembali ke fase cair dengan media pendingin
udara. Pada kondensor ini ada dua bentuk sirip, yang pertama berukuran kecil
dan terpasang memanjang sejajar dengan panjang plat. Sisi tersebut menjadi
jalur aliran fluida refrigerant. Sirip yang kedua berukuran lebih besar
berbentuk segitiga dan terpasang di antara dua plat yang mengalirkan
refrigerant. Udara sebagai fluida pendingin mengalir melewati sirip-sirip
segitiga tersebut dan menciptakan aliran yang tegak lurus (cross-flow) dengan
aliran refrigerant.

Macam-macam Desain Sirip Heat Exchanger Plat


(a) Segitiga (b) Segiempat (c) Gelombang
(d) Offset (e) Multilouver (f) Berlubang

Heat Exchanger Tubular Dengan Sirip. Perluasan permukaan juga


dapat diaplikasikan ke pipa tubing heat exchanger. Sirip tersebut dapat
terletak pada sisi luar ataupun dalam tubing dengan berbagai bentuk desain
yang disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk sirip eksternal ada yang didesain
secara individual untuk tiap-tiap tubing, dan dapat pula yang secara
bersamaan untuk beberapa tube. Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan
gambar-gambar berikut.

(a) Tube Dengan Sirip Individual


(b) Tube Dengan Sirip Kontinyu

Muh. Zaid Iskandar


D091181006
PERPINDAHAN PANAS
PLATE HEAT EXCHANGER

Berbagai Desain Sirip Luar Tubing

Tubing Dengan Sirip di Dalam


Heat exchanger dengan tubing bersirip ini digunakan jika salah satu
fluida memiliki tekanan kerja dan temperatur yang lebih tinggi daripada fluida
kerja yang lainnya. Sehingga dengan adanya sirip tersebut terjadi
perpindahan panas yang efisien. Aplikasi tubing dengan sirip ini digunakan
seperti pada kondensor dan evaporator pada mesin pendingin (air
conditioning), kondensor pada pembangkit listrik tenaga uap, pendingin oli
pada pembangkit listrik, dan lain sebagainya.

Muh. Zaid Iskandar


D091181006

Anda mungkin juga menyukai