Anda di halaman 1dari 1

ISIP4130-2

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.1 (2022.2)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : ISIP4130/Pengantar Ilmu Hukum/ PTHI
Tugas 3

No. Soal
Kasus Penebangan Pohon Durian oleh Nenek Berusia 92 Tahun
Majelis hakim PN Balige, Tobasa, menjatuhkan vonis 1 bulan 14 hari kepada Saulina boru Sitorus (92) atau
Ompung Linda, Senin (29/1/2018). Hakim menilai, Ompung Linda terbukti melakukan perusakan dengan
menebang pohon durian milik kerabatnya, Japaya Sitorus (70), yang berdiameter lima inci di Dusun Panamean,
Desa Sampuara, Kecamatan Uluan, Toba Samosir, Sumatera Utara, karena ingin membangun makam leluhurnya.
"Menurut kami, terdakwa harus menjalani hukuman 1 bulan 14 hari," ujar ketua majelis hakim Marshal Tarigan,
lalu mengetuk palu sidang.
Sementara itu, kuasa hukum Ompung Linda, Boy Raja Marpaung, mengatakan, pihaknya kecewa karena hakim
tidak mengindahkan pembelaan atau pledoi yang mereka sampaikan pada persidangan sebelumnya. Kemudian,
hakim dinilai terlalu dini menyatakan bahwa Japaya adalah pemilik tanaman durian tersebut. Apalagi, keterangan
saksi hanya didengar dari anak dan istri Japaya sendiri. "Sementara banyak saksi yang menyatakan dalam
persidangan yang rumahnya berdekatan dengan lokasi tidak pernah melihat Japaya menanam dan memanen hasil
tanaman yang menjadi barang bukti tersebut," ungkapnya.
Kasus ini menyedot perhatian karena menyeret seorang nenek berusia 92 tahun ke ranah hukum bersama dengan anak-
anaknya. Enam anak Saulina juga terseret kasus ini dan telah divonis majelis hakim Pengadilan Negeri Balige
dengan hukuman 4 bulan 10 hari penjara dipotong masa tahanan pada Selasa (23/1/2018). Keenam anaknya adalah
itu adalah Marbun Naiborhu (46), Bilson Naiborhu (60), Hotler Naiborhu (52), Luster Naiborhu (62), Maston
Naiborhu (47), dan Jisman Naiborhu (45). Saulina yang sudah menggunakan tongkat untuk berjalan mengatakan
bahwa dia dan anak-anaknya pernah minta maaf kepada Japaya.
Upaya damai tidak tercapai karena pihak tergugat tidak sanggup menuruti nominal yang diminta Japaya. Mereka
juga sudah dilaporkan ke polisi.Menurut mereka, Japaya meminta uang ratusan juta sebagai syarat berdamai
karena kesal dan sebagai ganti rugi penebangan pohon.
Sumber : Kompas.com

Dalam ilmu hukum ada adagium “nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali” uraikan makna adagium
1. tersebut dan kaitkan dengan kasus diatas.

2. Berdasarkan kasus diatas mazhab apakah yang digunakan dalam sistem hukum di Indonesia. Jelaskan dan berikan
pendapat saudara apakah mazhab tersebut masih relevan diberlakukan pada sistem hukum Indonesia.

3. Dalam memutuskan perkara hakim cenderung hanya menjadi corong undang-undang, padahal seorang hakim
harus mampu melakukan penemuan hukum (rechtsvinding). Analisis oleh saudara makna dari pernyataan tersebut
dan kaitkan dengan kasus di atas.

1 dari 1

Anda mungkin juga menyukai