Anda di halaman 1dari 1

Nama : Slamet Riyadi

Nim : 043280647
Matkul : Pengantar Ilmu Hukum / PTHI (ISIP4130.143)

Tugas.3
Kasus Penebangan Pohon Durian oleh Nenek Berusia 92 Tahun

Majelis hakim PN Balige, Tobasa, menjatuhkan vonis 1 bulan 14 hari kepada Saulina boru Sitorus (92)
atau Ompung Linda, Senin (29/1/2018). Hakim menilai, Ompung Linda terbukti melakukan perusakan
dengan menebang pohon durian milik kerabatnya, Japaya Sitorus (70), yang berdiameter lima inci di
Dusun Panamean, Desa Sampuara, Kecamatan Uluan, Toba Samosir, Sumatera Utara, karena ingin
membangun makam leluhurnya. "Menurut kami, terdakwa harus menjalani hukuman 1 bulan 14 hari,"
ujar ketua majelis hakim Marshal Tarigan, lalu mengetuk palu sidang.

Sementara itu, kuasa hukum Ompung Linda, Boy Raja Marpaung, mengatakan, pihaknya kecewa karena
hakim tidak mengindahkan pembelaan atau pledoi yang mereka sampaikan pada persidangan
sebelumnya. Kemudian, hakim dinilai terlalu dini menyatakan bahwa Japaya adalah pemilik tanaman
durian tersebut. Apalagi, keterangan saksi hanya didengar dari anak dan istri Japaya sendiri. "Sementara
banyak saksi yang menyatakan dalam persidangan yang rumahnya berdekatan dengan lokasi tidak pernah
melihat Japaya menanam dan memanen hasil tanaman yang menjadi barang bukti tersebut," ungkapnya.

Kasus ini menyedot perhatian karena menyeret seorang nenek berusia 92 tahun ke ranah hukum bersama
dengan anak-anaknya. Enam anak Saulina juga terseret kasus ini dan telah divonis majelis hakim
Pengadilan Negeri Balige dengan hukuman 4 bulan 10 hari penjara dipotong masa tahanan pada Selasa
(23/1/2018). Keenam anaknya adalah itu adalah Marbun Naiborhu (46), Bilson Naiborhu (60), Hotler
Naiborhu (52), Luster Naiborhu (62), Maston Naiborhu (47), dan Jisman Naiborhu (45). Saulina yang
sudah menggunakan tongkat untuk berjalan mengatakan bahwa dia dan anak-anaknya pernah minta maaf
kepada Japaya.

Upaya damai tidak tercapai karena pihak tergugat tidak sanggup menuruti nominal yang diminta Japaya.
Mereka juga sudah dilaporkan ke polisi.Menurut mereka, Japaya meminta uang ratusan juta sebagai
syarat berdamai karena kesal dan sebagai ganti rugi penebangan pohon.

Sumber : Kompas.com

Soal :

1. Dalam ilmu hukum ada adagium “nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali”
uraikan makna adagium tersebut dan kaitkan dengan kasus diatas.

2. Berdasarkan kasus diatas mazhab apakah yang digunakan dalam sistem hukum di Indonesia.
Jelaskan dan berikan pendapat saudara apakah mazhab tersebut masih relevan diberlakukan
pada sistem hukum Indonesia.

3. Dalam memutuskan perkara hakim cenderung hanya menjadi corong undang-undang, padahal
seorang hakim harus mampu melakukan penemuan hukum (rechtsvinding). Analisis oleh saudara
makna dari pernyataan tersebut dan kaitkan dengan kasus di atas.

Anda mungkin juga menyukai