Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 6:

● Hana Fatimatuzzuhria
● Samiya Padmarini
● Angela D.
● Yesika Alfi S.
● Wardah Az-Zahrah
● Rizky Amandha
● Ade Arfiana M.
● Saylah Amaliyah A.

RENCANA AKSI & CHASE METHOD


KELOMPOK 6

❖ Daftar Isi
a. Judul
Penistaan Agama Melalui Media Sosial

b. Analisis Situasi
Masyarakat Indonesia sejak dahulu dikenal sebagai masyarakat yang memiliki
keberagaman agama, budaya, dan etnis. Namun, kemajuan teknologi di era sekarang
ini menjadi tantangan tersendiri bagi toleransi di Indonesia. Kemudahan dalam
mengakses atau menyebarkan informasi juga telah menggiring masyarakat untuk
menelan beragam opini yang bersifat provokasi dan informasi yang menyesatkan tanpa
data dan fakta. Hal itu lah yang kemudian dapat memecah kerukunan dan kedamaian
dalam masyarakat.
Pada berbagai media sosial, baik di kolom komentar maupun postingan banyak dijumpai
ujaran kebencian mengenai agama-agama di Indonesia. Salah satu contoh kasusnya
adalah penistaan agama Hindu di media sosial Facebook pada bulan Mei lalu.
Postingan tersebut berisi "Tolong yang tahu keberadaaan binatang ini dimana" yang
disertakan tangkapan layar upacara agama Hindu yaitu Melasti.
Melasti sendiri adalah upacara untuk mensucikan diri dari segala perbuatan buruk pada
masa lalu dan membuangnya ke laut.

c. Rencana Aksi Pembahasan


Solusi yang dapat dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah menghindari ujaran dan
tindakan yang dapat saling mencederai hati satu sama lain. Jauhi tindakan yang dapat
merugikan umat-umat beragama di Indonesia. Seperti: Jika ada suatu hal yang tidak
disukai, jangan langsung mengomentari hal tersebut, terlebih dengan bahasa yang tidak
sopan.
Kita juga perlu mewaspadai tindakan-tindakan yang bersifat provokatif menyangkut
kasus dugaan penistaan agama. Mewaspadai tindakan provokatif itu bisa dilakukan
dengan cara tidak menelan mentah-mentah ujaran atau tindakan kebencian yang
dilakukan orang lain. Kita harus menanggapi hal-hal itu dengan kepala dingin atau bisa
juga tidak perlu ditanggapi.
Upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan diadakannya dakwah sesuai dengan
agama yang dianut oleh masing-masing individu. Tujuan dari dakwah bukan untuk
menambah jumlah kuantitas, melainkan harus dilandaskan pada menciptakan umat
yang tinggi ilmu, tinggi iman dan tinggi pengabdian (kualitas umat). Namun, ketegangan
agama yang terjadi selama ini adalah karena pelaku dakwah (da’i, muballigh,
missionaris) adalah orang-orang yang cinta pada agamanya, tetapi tidak memiliki
pengetahuan agama secara mendalam. Akibatnya dakwahnya lebih cenderung
propagandis dan kadang provokatif. Jika ajaran agama dipahami secara benar,
sesungguhnya tidak akan terjadi kerusuhan tersebut, sebab setiap agama mengajarkan
kerukunan dan cinta kasih, menyerukan kebajikan dan mencegah kemungkaran.

Anda mungkin juga menyukai