6
Secara terperinci perbedaan lapangan atau ranah
pemakaian antara kedua bahasa itu terlihat pada perbandingan
berikutini.
Bersamaandengandiproklamasikannyakemerdekaan
Indonesiapadatanggal17Agustus1945,diangkatpulalah
bahasaIndonesiasebagaibahasanegara.Halitudinyatakan
dalamUUD1945,BabXV,Pasal36.Pemilihanbahasasebagai
bahasanegarabukanlahpekerjaanyangmudahdilakukan.
Terlalubanyakhalyangharusdipertimbangkan.Salahtimbang
akanmengakibatkantidakstabilnyasuatunegara.Sebagai
contohkonkret,negaratetanggakitaMalaysia,Singapura,
Filipina,danIndia,masihtetapmenggunakanbahasaInggris
sebagaibahasaresmidinegaranya,walaupunsudahberusaha
dengansekuattenagauntukmenjadikanbahasanyasendiri
sebagaibahasaresmi.
Hal-halyangmerupakanpenentukeberhasilanpemilihan
suatubahasasebagaibahasanegaraapabila(1)bahasatersebut
dikenaldandikuasaiolehsebagianbesarpenduduknegaraitu,
(2) secara geografis, bahasa tersebut lebihmenyeluruh
7
penyebarannya,dan(3)bahasatersebutditerimaolehseluruh
penduduknegaraitu.Bahasa-bahasayangterdapatdiMalaysia,
Singapura,Filipina,danIndiatidakmempunyaiketigafaktordi
atas,terutamafaktoryangnomor(3).Masyarakatmultilingual
yangterdapatdinegaraitusalinginginmencalonkanbahasa
daerahnyasebagaibahasanegara.Merekasalingmenolakuntuk
menerimabahasadaerahlainsebagaibahasaresmikenegaraan.
TidakdemikianhalnyadengannegaraIndonesia.Ketigfaktordi
atassudahdimilikibahasaIndonesiasejaktahun1928.Bahkan,
tidakhanyaitu.SebelumnyabahasaIndonesiasudah
menjalankantugasnyasebagaibahasanasional,bahasa
pemersatubangsaIndonesia.Dengandemikian,halyang
dianggapberatbaginegara-negaralain,bagikitatidak
merupakanpersoalan.Olehsebabitu,kitapatutbersyukur
kepadaTuhanatasanugerahbesarini.
Dalam“HasilPerumusanSeminarPolitikBahasaNasional”
yangdiselenggarakandiJakartapadatanggal25s.d.28Februari
1975dikemukakanbahwadidalamkedudukannyasebagai
bahasanegara,bahasaIndonesiabefungsisebagai
(1)bahasaresmikenegaraan,
( 2) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga
pendidikan,
(3) bahasa resmi di dalam perhubungan pada
tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintah,dan
(4) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan
dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi
modern.
Keempat fungsi itu harus dilaksanakan, sebab minimal
empat fungsi itulah memang sebagai ciri penanda bahwa suatu
bahasa dapat dikatakan berkedudukan sebagai bahasa negara.
Pemakaianpertamayangmembuktikanbahwabahasa
Indonesiasebagaibahasaresmikenegaranialahdigunakannya
bahasaIndonesiadalamnaskahproklamasikemerdekaanRI
1945.MulaisaatitudipakailahbahasaIndonesiadalamsegala
8
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk
lisan maupun tulis.
Keputusan-keputusan, dokumen-dokumen, dan surat-surat
resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga-
lembaganya dituliskan di dalam bahasa Indonesia. Pidato-
pidato atas nama pemerintah atau dalam rangka menuanaikan
tugas pemerintahan diucapkan dan dituliskan dalam bahasa
Indonesia. Sehubungan dengan ini kita patut bangga terhadap
presiden kita, Soeharto yang selalu menggunakan bahasa
Indonesia dalam situsi apa dan kapan pun selama beliau
mengatasnamakan kepala negara atau pemerintah. Bagaimana
dengan kita?
Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia dipakai sebagai
bhasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari
taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Hanya
saja untuk kepraktisan, beberapa lembaga pendidikan rendah
yang anak didiknya hanya menguasai bahasa ibunya (bahasa
daerah) menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah anak
didik yang bersangkutan. Hal ini dilakukan sampai kelas tiga
SekolahDasar.
Sebagai konsekuensi pemakaian bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar di lembaga pendidikan tersebut, maka materi
pelajaran ynag berbentuk media cetak hendaknya juga
berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan
menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau
menyusunnya sendiri. Apabila hal ini dilakukan, sangatlah
membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia
sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
Mungkin pada saat mendatang bahasa Indonesia berkembang
sebagai bahasa iptek yang sejajar dengan bahasa Inggris.
Sebagai fungsinya di dalam perhubungan pada tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan serta pemerintah, bahasa Indonesia dipakai
dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan
informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu
9
hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan
mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan
peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang
disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh orang
kedua (baca: masyarakat).
Akhirnya, sebagai fungsi pengembangan kebudayaan
nasional, ilmu, dan teknologi, bahasa Indonesia terasa sekali
manfaatnya. Kebudayaan nasional yang beragam itu, yang
berasal dari masyarakat Indonesia yang beragam pula, rasanya
tidaklah mungkin dapat disebarluaskan kepada dan dinikmati
oleh masyarakat Indonesia dengan bahasa lain selain bahasa
Indonesia. Apakah mungkin guru tari Bali mengajarkan menari
Bali kepada orang Jawa, Sunda, dan Bugis dengan bahasa Bali?
Tidak mungkin! Hal ini juga berlaku dalam penyebarluasan
ilmu dan teknologi modern. Agar jangkauan pemakaiannya
lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-
buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah
maupun media cetak lain, hendaknya menggunakn bahasa
Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik
dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang dirintis lewat
lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di perguruantinggi.
10
Kalimat yang semacam itu juga tidak pernah kita jumpai
pada waktu kita membaca surat-surat dinas, dokumen-
dokumen resmi, dan peraturan-peraturan pemerintah.
Di sisi lain, pada waktu kita berkenalan dengan seseorang
yang berasal dari daerah atau suku yang berbeda, pernahkah
kita memakai kata-kata seperti ‘kepingin’, ‘paling banter’,
‘kesusu’ dan ‘mblayu’? Apabila kita menginginkan tercapainya
tujuan komunikasi, kita tidak akan menggunakan kata-kata
yang tidak akan dimengerti oleh lawan bicara kita sebagaimana
contoh di atas. Kita juga tidak akan menggunakan struktur-
struktur kalimat yang membuat mereka kurang memahami
maksudnya.
Yang menjadi masalah sekarang ialah apakah ada perbedan
ujud antara bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi
sebagaimana yang kita dengar dan kita baca pada contoh di
atas, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional,
sebagaimana yang pernah juga kita lakukan pada saat
berkenalan dengan seorang lain daerah atau lain suku?
Perbedaan secara khusus memang ada, misalnya penggunaan
kosakata dan istilah. Hal ini disebabkan oleh lapangan
pembicaraannya berbeda. Dalam lapangan politik diperlukan
kosakata tertentu yang berbeda dengan kosakata yang
diperlukan dalam lapangan administrasi. Begitu juga dalam
lapangan ekonomi, sosial, dan yang lain-lain. Akan tetapi,
secara umum terdapat kesamaan. Semuanya menggunakan
bahasa yang berciri baku. Dalam lapangan dan situasi di atas
tidak pernah digunakan, misalnya, struktur kata ‘kasih tahu’
(untuk memberitahukan), ‘bikin bersih’ (untuk membersihkan),
‘dia orang’ (untuk mereka), ‘dia punya harga’ (untuk harganya),
dan kata ‘situ’ (untuk Saudara, Anda, dan sebagainya), ‘kenapa’
(untuk mengapa), ‘bilang’ (untuk mengatakan), ‘nggak’ (untuk
tidak), ‘gini’ (untuk begini), dan kata-kata lain yang dianggap
kurang atau tidakbaku.
11
Perbedaan dari Proses Terbentuknya
Secaraimplisit,perbedaandilihatdariprosesterbentuknya
antarakeduakedudukanbahasaIndonesia,sebagaibahasa
negaradannasional,sebenarnyasudahterlihatdidalamuraian
padabutir1.2dan1.3.Akantetapi,untukmempertajamnya
dapatditelaahhalberikut.
Sudah kita pahami pada uraian terdahulu bahwa latar
belakang timbulnya kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara jelas-jelas berbeda. Adanya kedudukan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional didorong oleh rasa persatuan
bangsa Indonesia pada waktu itu. Putra-putra Indonesia sadar
bahwa persatuan merupakan sesuatu yang mutlk untuk
mewujudkan suatu kekuatan. Semboyan “Bersatu kita teguh
bercerai kta runtuh” benar-benar diresapi oleh mereka. Mereka
juga sadar bahwa untuk mewujudkan persatuan perlu adanya
saran yang menunjangnya. Dari sekian sarana penentu, yang
tidak kalah pentingnya adalah srana komunikasi yang disebut
bahasa. Dengan pertimbangan kesejarahan dan kondisi bahasa
Indonesia yang lingua franca itu, maka ditentukanlah ia sebagai
bahasa nasional.
Berbeda halnya dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara/resmi. Terbentuknya bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara/resmi dilatarbelakangi oleh kondisi bahasa Indonesia itu
sendiri yang secara geografis menyebar pemakiannya ke hampir
seluruh wilayah Indonesia dan dikuasai oleh sebagian besar
penduduknya. Di samping itu, pada saat itu bahasa Indonesia
telah disepakati oleh pemakainya sebagai bahasa pemersatu
bangsa, sehingga pada saat ditentukannya sebagai bahasa
negara/resmi, seluruh pemakai bahasa Indonesia yang sekaligus
sebagai penduduk Indonesia itu menerimanya dengan suara
bulat.
Dengan demikian jelaslah bahwa dualisme kedudukan
bahasa Indonesia tersebut dilatarbelakangi oleh proses
pembentukan yang berbeda.
12
Perbedaan dari Segi Fungsinya
Setelah kita menelaah uraian terdahulu, kita mengetahui
bahwa fungsi kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional berbeda sekali dengan fungsi kedudukan bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara. Perbedan itu terlihat pada
wilayah pemakaian dan tanggung jawab kita terhadap
pemakaian fungsi itu. Kapan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara/resmi dipakai, kiranya sudah kita ketahui.
Yang menjadi masalah kita adalah perbedaan sehubungan
dengn tanggung jawab kita terhadp pemakaian fungsi-fungsi
itu. Apabila kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai fungsi
tertentu, terdapat kaitan apa dengan kita? Kita berperan
sebagai apa sehingga kita berkewajiban moralmenggunakan
bahasa Indonesia sebagai fungsi tertentu? Jawaban atas
pertanyaan itulah yng membedakan tanggung jawab kita
terhadap pemakaian fungsi-fungsi bahasa Indonesia baik dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional maupun sebagai bahasa
negara/resmi.
Kita menggunakan sebagai bahasa negara/resmi dipakai
sebagai alat penghubung antarsuku, misalnya, karena kita
sebagai bangsa Indonesia yang hidup di wilayah tanah air
Indonesia. Sehubungan dengan itu, apabila ada orang yang
berbangsa lain yang menetap di wilayah Indonesia dan mahir
berbahasa Indonesia, dia tidak mempunyai tanggung jawab
moral untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai fungsi
tersebut.
Lain halnya dengan contoh berikut ini. Walaupun Ton Sin
Hwan keturunan Cina, tetapi karena dia warga negara
Indonesia dan secara kebetulan menjabat sebagai Ketua
Lembaga Bantuan Hukum, maka pada saat dia memberikan
penataran kepada anggotnyan berkewajiban moral untuk
menggunakan bahasa Indonesia. Tidak perduli apakah dia
lancar berbahasa Indonesia atau tidak. Tidak perduli apakah
semua pengikutnya keturunan Cina yang berwarga negara
Indonesia ataukahtidak.
13
Jadi seseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai
penghubung antarsuku, karena dia berbangsa Indonesia yang
menetap di wilayah Indonesia; sedangkan seseorang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, karena
dia sebagai warga negara Indonesia yang menjalankan tugas-
tugas ‘pembangunan’ Indonesia.
1. Fungsi praktis:
Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interakis antar
anggota masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari.
2. Fungsikultural
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan,
menyebarkan dan mengembangkankebudayaan.
3. Fungsiartistik
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa
estetis (keindahan) manusia melalui seni sastra.
4. Fungsiedukatif
Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan danteknologi.
5. Fungsipolitis
Bahasa digunakan sebagai alat untuk memusatkan bangsa
dan untuk menyelenggarakan administrasi pemerintahan.
18
Pertemuan
2 RAGAM BAHASA
PENGERTIAN RAGAM BAHASA
22
Masing-masing memiliki ciri khas /logat yang berbeda-
beda.
23
b) Ragam Cakapan (akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai
apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai
sesama (sama usianya), lebih muda, lebih rendah statusnya
atau apabila topik pembicara bersifat tidakresmi.
c) Ragam Hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila
lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan
atasan.
d) Ragam Kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam
pemakaian tidak resmi di kalangan orang yang saling
mengenal, misalnya ketika berbicara dengan temansebaya.
e) Ragam Resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam
suasana resmi, misalnya pidato kepresidenan, wawancara,
ketika membawakan beritadll.
f) Ragam ilmiah adalah ragam bahasa yang digunakan dalam
kegiatan ilmiah, misalnya ceramah, penulisan karya ilmiah
dll.
g) Ragam populer adalah ragam bahasa yang digunakan dalam
pergaulan sehari-hari dan dalam tulisan popular, misalnya
singkatan bahasa yang sering digunakan ketika seseorang
mengirimkan sms kepadatemannya.
24
PERTEMUAN3
EjaanYangDisempurnakan(EYD)adalahejaanbahasa
Indonesiayangberlakusejaktahun1972.Ejaanini
menggantikanejaansebelumnya,EjaanRepublikatauEjaan
Soewandi.AdabeberapatandabacayangterdapatpadaEYD
yangseringdigunakandalamkehidupansehari-hari.
Tanda baca yang terdapat dalam EYD:
1. TandaTitik
- Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan
pertanyaan atauseruan.
Misalnya:
Dia menanyakan siapa yang akan datang.
2. Tanda Koma(,)
- Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
perincian ataupembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dantinta.
- Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang
satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata
seperti tetapi ataumelainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
25
- Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii)
bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama
tempat dan wilayah atau negeri yang ditulisberurutan.
Misalnya:
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6,
Jakarta.
- Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang
dibalik susunannya dalam daftarpustaka.
Misalnya:
Alisjahbana,SutanTakdir.1949.TatabahasaBaruBahasa
Indonesia,jilid1dan2.Djakarta:PTPustakaRakjat.
- Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan
nama diri, keluarga, ataumarga.
Misalnya:
Ny. Khadijah, M.A.
- Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan
tambahan yang sifatnya tidakmembatasi.
Misalnya:
Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan,
mengikuti latihan paduan suara.
4. Tanda Hubung(-)
- Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang
terpisah oleh pergantianbaris.
Misalnya:
Di samping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru.
- Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata
ulang. Misalnya:
anak-anak
- Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i)
hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii)
penghilangan bagian kelompok kata.
Misalnya:
ber-evolusi
- Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang
terpisah oleh pergantianbaris.
Misalnya:
di-smash
5. Tanda Pisah(–)
- Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberi penjelasan di luar bangunkalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu–saya yakin akan tercapai–
diperjuangkan oleh bangas itu sendiri.
- Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau
tanggal dengan arti ‘sampai’.
Misalnya:
Jakarta–Bandung.
27
6. Tanda Tanya(?)
- Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat
tanya. Misalnya:
Kapan ia berangkat?
7. Tanda Seru(!)
- Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang
kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
8. Tanda Kurung((…))
- Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan.
Misalnya:
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian
Kegiatan) kantor itu.
- Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan
yang bukan bagian integral pokokpembicaraan.
Misalnya:
SajakTranggonoyangberjudul“Ubud”(namatempatyang
terkenaldiBali)ditulispadatahun1962.
- Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
dalam teks dapatdihilangkan.
Misalnya:
Pejalan kaki itu berasal dari (Kota) Surabaya.
9. Tanda Petik(“…”)
- Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab
buku yang dipakai dalamkalimat.
Misalnya:
28
Bacalah ”Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu
Tempat.
- Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat
ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau
ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya:
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”.
29
PERTEMUAN 4
Diksi atau Pilihan Kata
32
8. Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama
tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Makna Denotasi
Makna Denotasi merupakan makna kata yang sesuai
dengan makna yang sebenarnya atau sesuai dengan makna
kamus.
Contoh :
Adik makan nasi.
Makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Makna Konotasi
Kalau makna Denotasi adalah makna yang sebenarnya,
maka seharusnya Makna Konotasi merupakan makna yang
bukan sebenarnya dan merujuk pada hal yang lain. Terkadang
banyak eksperts linguistik di Indonesia mengatakan bahwa
makna konotasi adalah makna kiasan, padahal makna kiasan
itu adalah tipe makna figuratif, bukan makna konotasi. Makna
Konotasi tidak diketahui oleh semua orang atau dalam artian
hanya digunakan oleh suatu komunitas tertentu. Misalnya Frase
jamtangan.
Contoh:
Pak Saleh adalah seorang pegawai kantoran yang sangat
tekun dan berdedikasi. Ia selalu disiplin dalam mengerjakan
sesuatu. Pada saat rapat kerja, salah satu kolega yang hadir
melihat kinerja beliau dan kemudian berkata kepada sesama
kolega yang lain “Jam tangan pak Slesh bagus yah”.
Pada ilustrasi diatas, frase jam tangan memiliki makna
konotasi yang berarti sebenarnya disiplin. Namun makna ini
hanya diketahui oleh orang-orang yang bekerja di kantoran
atau semacamnya yang berpacu dengan waktu. Dalam contoh
diatas, Jam Tangan memiliki Makna Konotasi Positif karena
sifatnyamemuji
33
Makna konotasi dibagi menjadi 2 yaitu konotasi
positif merupakan kata yang memiliki makna yang dirasakan
baik dan lebih sopan, dan konotasi negatif merupakan kata
yang bermakna kasar atau tidaksopan.
Diksi sering disebut juga sebagai sebuah kata. Kata adalah
suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri
dari satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa
terkecil yang dapat berdiri sendiri. Umumnya kata terdiri dari
satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan
kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi
empat: kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk.
Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan
kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata
turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di
awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun
akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar
atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh
maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan
beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.
Pada tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi
menjadi tujuh kategori, yaitu:
a. Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau
semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya buku,
kuda.
b. Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan
atau pengertiandinamis.
c. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda,
misalnya keras,cepat.
d. Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan
keterangan pada kata yang bukan kata benda, misalnya
sekarang, agak.
e. Pronomina (kata ganti); kata pengganti katabenda.
34
f. Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah
benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu
deretan, misalnya satu,kedua.
g. Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang
berdasarkan peranannya.
2. PengertianFrasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat
nonpredikatif, misalnya: bayi sehat, pisang goreng, sangat enak,
sudah lama sekali dan dewan perwakilan rakyat.
a. Frasa Verbal
Frasa verbal adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata
kerja, terdiri atas tiga jenis, yaitu:
a. Frasa verbal modifikatif (pewatas); terdiriatas
Pewatas belakang, misalnya: Ia bekerja keras sepanjang
hari.
Pewatas depan, misalnya: Mereka dapat mengajukan
kredit di BRI.
b. Frasa verbal koordinatif adalah dua verba yang disatukan
dengan kata penghubungdanatau misalnya;
Mereka menangis dan meratapi
nasibnya.Kita pergi atau menunggu
ayah.
35
c. Farba verbal apositif yaitu sebagai keterangan yang
ditambahkan atau diselipkan,misalnya:
Pulogadung, tempat tinggalnya dulu, kini menjadi terminal
modern.
Usaha Pak Ali, berdagang kain, kini menjadi grosir.
Mata pencaharian orang itu, bertani dan berternak, sekarang
telah maju.
2. FrasaAdjektval
Frasa adjektival adalah kelompok kata yang dibentuk
dengan kata sifat atau keadaan sebagai inti (diterangkan)
dengan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan,
seperti: agak, dapat, harus, kurang, lebih, paling, dan sangat.
agakbaik harusbaik
akantenang kurang pandai
amatpandai lebihbaik
belumbaik paling tinggi
dapatpalsu selalurajin
36
Skripsi yang berkualitas, terpuji dan terbaik, diterbitkan oleh
universitas.
3. FrasaNominal
Frasa nominal adalah kelompok kata benda yang dibentuk
dengan memperluas sebuah kata benda ke kiri dan ke kanan;
ke kiri menggolongkan, misalnya: dua buah buku, seorang
teman, beberapa butir telur, ke kanan sesudah kata (inti)
berfungsi mewatasi (membatasi), misalnya: buku dua buah,
teman seorang, telur beberapa butir.
a. Frasa nominal modifikatif (mewarisi), misalnya: rumah
mungil, hari Minggu, buku dua buah, pemuda kampus, dan
bulan pertama.
b. Frasa nominal koordinatif (tidak saling menerangkan),
misalnya: hak dan kewajiban,dunia akhirat, lahir batin,
serta adil danmakmur.
c. Frasa nominalapositif
Anton, mahasiswa teladan itu, kini menjadi dosen di
universitasnya.
Burung cendrawasih, burung langka dari Irian itu, sudah
hampirpunah.
Ibu Megawati, presiden republik indonesia, berkenan
memberikan sambutaqn dalam acara itu.
4. FrasaAdverbial
Frasa adverbial adalah kelompok kata yang dibentuk
dengan keterangan kata sifat. Frasa ini bersifat modifikatif
(mewatasi), misalnya: sangat baik, kata baik merupakan inti
dan sangat merupakan pewatas. Frasa adverbial yang termasuk
jenis ini:kurang pandai, hampir baik, begitu kuat, pandai sekali,
lebih kuat, dengan bangga, dan dengan gelisah. Frasa adverbial
yang bersifat koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya:
lebih kurang, kata lebih tidak menerangkan kurang dan kurang
tidak menerangkanlebih.
37
5. FrasaPronomial
Frasa Proniomial adalah frasa yang dibentuk dengan kata
ganti. Frasa ini terdiri atas tiga jenis:
a. Modifikatif, misalnya: kami semua, kalian semua,
anda semua, mereka semua, mereka itu, mereka
berdua, dan mereka itu.
b. Koordinatif, misalnya: engkau dan aku, kami dan
mereka, serta saya dandia,
c. Apositif:
Kami, bangsa Indonesia, menyatakan perang
melawankorupsi.
Mahsiswa, para pemuda, siap menjadi pasukan anti
korupsi.
6. FrasaNumerialia
Frasa numeralia adalah kelompok kata yang dibentuk
dengan kata bilangan. Frasa jenis ini terdiri atas dua jenis, yaitu
a. Modifikasi
Mereka memotong dua puluh ekor sapi kurban.
Orang itu menyumbang pembangunan jalan kampung
dua jutarupiah.
b. Koordinaasi
Lima atau enam orang bertopeng melintasi kegelapan
pada gang itu.
Entah tiga, entah empat kali saya makan obat hari itu.
7. Frasa InterogativaKoordinatif
Frasa interogativa Koordinatif adalah frasa yang
berintikan pada kata tanya.
Jawaban apa atau siapa merupakan ciri subjek
kalimat.Jawaban mengapa atau bagaimana merupakan
penanda
predikat.
8. Frasa DemonstrativaKoordinatif
Frasa ini dibntuk dengan dua kata yang tidak saling
38
menerangkan.
39
Saya bekerja di sana atau sini sama saja.
Saya memakai baju ini atau itu tidak masalah.
9. Frasa ProposisionalKoordinatif
Frasa ini dibentuk dengan kata depan dan tidak saling
menerangkan.
Perjalanan kami dari dan ke Bandung memerlukan waktu
enam jam.
Koperasi dari, oleh dan untuk anggota.
3.PengertianKlausa
Klausa merupakan kelompok kata yang sekurang-kurangnya
terdiri atas subjek dan predikat dan berpontensi menjadi
kalimat. Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek
(S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K),
serta memilki potensi untuk menjadi kalimat.
Ada tiga hal yang dapat mengklasifikasikan klausa. Ketiga
dasar itu adalah:
1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu
pada hadir tidaknya unsur inti klausa yaitu S dan P. Dengan
demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S.
Sedangkan P unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu,
maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan unsurinternnya.
2. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki
fungsi P, contoh: mahasiswa itu belum mengerjakantugas.
3. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang
mengaktifkan P, klausa positif ialah klausa yang ditandai
tidak adanya unsur negasi yang mengaktifkan P, contoh:
mahasiswa itu mengerjakantugas.
4. PengertianDiksi
Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata
yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan
satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia karang-
40
mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Kata yang
tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat
apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di
samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi
dan tempat penggunaan kata-kata itu. Diksi dapat diartikan
sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan
pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita
Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau
pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan
gagasan.
2. Pengarang harus memiliki kemampuan dalam
membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna,
sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan
kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan
situasi dan nilai rasapembaca.
3. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu
memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat
yang jelas, efektif, danefisien.
Frase
Macam-macam frase:
A. Fraseendosentrik
Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi
yang sama dengan unsurnya. Frase endosentrik dapat
dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
B. FraseEksosentrik
Frase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai
distribusi yang sama dengan unsurnya.
Misalnya:
Siswakelas1Asedangbergotongroyongdidalamkelas.
Frase di dalam kelas tidak mempunyai distribusi
yang sama dengan unsurnya. Ketidaksamaan itu dapat
dilihat dari jajaran berikut:
Siswakelas1Asedangbergotongroyongdi….
Siswakelas1Asedangbergotongroyong….kelas
D. FraseAmbigu
Frase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan
keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda
seperti itu disebut ambigu.
Misalnya: Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita
terkenal, tempat mamaku bekerja, berbaik hati mau
melunaskan semua tunggakansekolahku.
Frase perancang busana wanita dapat menimbulkan
pengertian ganda:
1. Perancang busana yang berjenis kelaminwanita.
2. Perancang yang menciptakan model busana untuk
wanita.
Klausa
Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek
(S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K),
serta memilki potensi untuk menjadi kalimat. Misalnya: banyak
orangmengatakan.
Unsur inti klausa ialah subjek (S) dan predikat (P).
Penggolongan klausa:
1. Berdasarkan unsurintinya
2. Berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara
gramatik menegatifkanpredikat
3. Berdasarkan kategori kata atau frase yang
menduduki fungsipredikat
PERTEMUAN 5 6 7 kalimat
Definsi Kalimat Secara Leksikal (Kamus)
A. KalimatEfektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan
pesan (informasi) secara singkat, lengkap, dan mudah diterima
oleh pendengar. Yang dimaksud singkat adalah hemat dalam
penggunaan kata-kata. Hanya kata-kata yang diperlukan yang
digunakan. Sebaliknya, Kata-kata yang mubadzir tidak perlu
digunakan.Penggunaan kata-kata mubadzir berarti
pemborosan. Hal itu tentu bertentangan dengan prinsip
kalimat efektif yang hemat, (Wiyanto,2004:48).
Meskipun hemat dalam penggunaan kata, Kalimat efektif
tetap harus lengkap, Artinya kalimat itu harus disampaikan.
Sedemikian lengkapnya sehingga kalimat efektif mampu
menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan, atau
menghasilkan akibat. Selanjutnya, kalimat efektif harus dapat
dipahami pendengar dengan cara yanng mudah dan menarik.
Selain itu, kalimat efektif harus mematuhi kaidah struktur
bahasa dan mencerminkan cara berpikir yang masuk akal
(logis).
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil
menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun
pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau
penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat
45
sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan
katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya
pun harus benar. Menurut Gorys keraf kalimat yang memenuhi
syarat-syarat efektif adalah berikut :
a. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan
pembicara ataupenulis.
b. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam
pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan
oleh pembicara ataupenulis.
B. Syarat-syarat kalimatefektif
1. Koherensi
Yaitu hubungan timbal-balik yang baik dan jelas antara
unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk
kalimat itu. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tersendiri
bagaimana mengurutkan gagasan tersebut. Ada bagian-bagian
kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak
boleh dipisahkan, ada yang lebih renggang kedudukannya
sehingga boleh ditempatkan dimana saja, asal jangan disisipkan
antara kata-kata atau kelompok-kelompok kata yang rapat
hubungannya.
Contoh;
Sehubungan dengan itu, dikemukakannya juga minat baca
kaum remajamenurun.
2. Kesatuan
Syarat kalimat efektif haruslah mempunyai struktur
yang baik. Artinya, kalimat itu harus memiliki unsure-unsur
subyek dan predikat, atau bisa ditambah dengan obyek,
keterangan, dan unsure-unsur subyek, predikat, obyek,
keterangan, dan pelengkap, melahirkan keterpautan arti yang
merupakan cirri keutuhan kalimat.
46
S P Pel K
3. Kehematan
Kehematan yang dimaksud berupa kehematan dalam
pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak
diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan
makna kata. Tidak berarti bahwa kata yang menambah
kejelasan kalimat boleh dihilangkan. Berikut unsur-unsur
penghematan yang harusdiperhatikan:
4. Paralelisme
Paralelisme atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk
kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika
pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan
verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja
berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan
kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
47
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir
jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke
pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir
jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes.
(tidakefektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
(efektif)
5. Penekanan
Gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh
pembicara biasanya dilakukan dengan memperlambat ucapan,
melirihkan suara, dan sebagainya pada bagian kalimat tadi.
Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberikan
penekanan yaitu:
6. Kevariasian
Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat
membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang
dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat
yang pendek dan panjang.
a). Caramemulai
Subyek pada awal kalimat.
Contoh:
– Bahan biologis menghasilkan medan magnetis dengan tiga
cara.
49
Contoh:
– Sering mereka belajarbersama-sama.
b). Panjang-pendekkalimat.
Tidak selalu kalimat pendek mencerminkan kalimat
yang baik atau efektif, kalimat panjang tidak selalu rumit. Akan
sangat tidak menyenangkan bila membaca karangan yang
terdiri dari kalimat yang seluruhnya pendek-pendek atau
panjang-panjang. Dengan menggabung beberapa kalimat
tunggal menjadi kalimat majemuk setara terasa hubungan
antara kalimat menjadi lebih jelas, lebih mudah dipahami
sehingga keseluruhan paragraf merupakan kesatuan yangutuh.
c). Jeniskalimat.
Biasanya dalam menulis, orang cenderung
menyatakannya dalam wujud kalimat berita. Hal ini wajar
karena dalam kalimat berita berfungsi untuk memberi tahu
tentang sesuatu. Dengan demikian, semua yang bersifat
memberi informasi dinyatakan dengan kalimat berita. Tapi, hal
ini tidak berarti bahwa dalam rangka memberi informasi,
kalimat tanya atau kalimat perintah tidak dipergunakan, justru
variasi dari ketiganya akan memberikan penyegaran dalam
karangan.
51
PERTEMUAN 8 9
PENGERTIAN PARAGRAF ATAU ALINEA
Syarat Paragraf
Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat ,yaitu
adanya kesatuan dan kepaduan.
1) Kesatuanparagraf
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh
kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok
,satu topik / masalah. Jika dalam sebuah paragraf terdapat
kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang di
bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide
atau masalah.
52
2) Kepaduanparagraf
Seperti halnya kalimat efektif , dalam paragraph ini juga
dikenal istilah kepaduan atau koherensi. Kepaduan paragraf
akan terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus dan lancer
serta logis. Untuk itu, cara repetisi, jasa kata ganti dan kata
sambung, serta frasa penghubung dapat dimanfaatkan.
Selengkapnya mengenai syarat paragraf.
Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan
posisikalimat topikkarena kalimat topiklah yang mengandung
inti permasalahan atau ide utama paragraf. Pengembangan
paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan
utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan
pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan
dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang
lainnya.
Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan
pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai
paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf
penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan
metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut
dalam karangan saling berbeda .
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat
informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive,
argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut
sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea
argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah kita
memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang
dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode
pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku
komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai
untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan.
Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode
53
contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan
metode klasifikasi.
Di dalam mengarang, keenam metode pengembangan
paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan
keperluan mengarang si penulisnya.
1) MetodeDefinisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk
menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat
merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya
memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan ciri khas
konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat
definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita
definisikan di dalam teks definisi itu
2) MetodeProses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila
isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan
suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian
berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus
menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali
peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama
lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda
sangat jauh dengan proses peristiwasejarah.
3) MetodeContoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu
ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang
memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk
paragraf.
4) MetodeSebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai
untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang
54
ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam
metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya,
hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan
informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode
kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah
karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat
paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan
deskriptif ataeksposisi.
5) MetodeUmum-Khusus
Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak
dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak
teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf dengan
metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di
samping mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih
gampang,juga karena model inilah yang paling banyak dipakai
dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel
dalam mediamassa.
6) MetodeKlasifikasi
Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda
yang memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan
lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode
klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya bukan khusu untuk persamaan
factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun,
pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan
dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk
mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk
diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.
Jenis Paragraf
Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan
paragraf yang satu dari paragraf yang lain berdasarkan
kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat
topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam
karangan.
55
1) Jenis paragraf menurut posisi kalimattopiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat
topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat
topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting.
Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi
warna sendiri bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat
topik, paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu :
paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif,
paragraf penuh kalimattopik.
A. ParagrafDeduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan
pada bagian awal paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan
pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian
yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf
(urutanumum-khusus).
Contoh paragraf deduktif :
" Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak
mudah terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan
yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda.
Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah
lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga
fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserangpenyakit."
56
B. ParagrafInduktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan
terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan
penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok
pembicaraan.
Contohnya:
"PakSopianmemilikikebunkakaoseluas1hektar.
Tetangganya,PakGatot,jugamemilikikebunkakaoseluas1hektar.A
dikPakGatot,AliBashya,malahmemilikikebun
kakaoyangtlebihluasdaripadakakaknya,yaitu2,5hektar.
Tahuninimerupakantahunketigabagimerekamemanen
kakao.Sepertimereka,dari210pendudukpetanidiDesa
Sriwaylangsep,175kepalakeluargaberkebunkakao.Maka,
tidaklahheranapabilaDesaSriwaylangseptersebutdikenal
denganDesaKakao.
Contoh paragraf induktif ."
C. ParagrafDeduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir
paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada
57
akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan
kembali gagasan utama yang terdapat pada awalparagraf.
Contoh:“MenurutKetuapanitia,DerrysSaputra,mujur
merupakankegiatanrutinyangdiselenggarakanolehHMTK
untukmemilihketuadanwakilHMTKyangbaru.Bersamaan
denganberakhirnyamasajabatankepengurusanMHTKperiode
2008–2009,makasebagaipenggantinyadilakukanmujur
untukmemilihketuadanwakilHMTKyangbaruuntukmasa
kepengurusan2009–20010.”
Contoh:“Kinihadirmesincucidengandesainbungachrysant
yangterdiridaribeberapapilihanwarna,yaitupinkelegandan
darkreduntukukurantabung15kg.Disampingitu,mesincuci
denganbukaanatasinijugasudahdilengkapidenganLED
displaydantombol-tombolyangdapatmemudahkan
penggunaan.AdanyafiturI-sensorjugaakanmemudahkan
prosesmencuci”.
Contoh:“RachmatDjokoPradopolahir3November1939di
Klaten,JawaTengah.TamatSDdanSMP(1955)diKlaten,SMA
II(1958)diYogyakarta.MasukJurusanSastraIndonesia
UniversitasGadkahMada,tamatSarjanaSastratahun1965.
padatahun1978Rachmatmengikutipenataransastrayang
diselenggarakanolehPusatBahasaJakartabersamaILDEPdan
terpilihuntukmelanjutkanstudidiPascasarjana
RijkuniversiteitLeiden,Nederland,tahun1980–1981,dibawah
bimbinganProf.Dr.A.Teeuw”.
1) ParagrafPembuka
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan
dalam karangan .
60
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus
di fungsikan untuk:
1. menghantar pokokpembicaraan
2. menarik minatpembaca
3. menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi
seluruhkarangan.
2) ParagrafPengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu
karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea
pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan
untuk:
1. mengemukakan inti persoalan
2. memberikan ilustrasi
3. menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf
berikutnya
4. meringkas paragrafsebelumnya
5. mempersiapkan dasar bagisimpulan.
3)ParagrafPenutup
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan
seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakanpernyataan
61
kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf
penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian
harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1. sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu
psnjsng
2. isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan
akhir sebagai cerminan inti seluruhuraian
3. sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan
paragraf ini dpat menimbulkan kesan yang medalam
bagipembacanya
62
PERTEMUAN10
Perencanaan penulisan karangan ilmiah
Pemilihan Topic
Pembatasan Topic
Pemilihan Judul
Penentuan Tujuan Penulisan
Penentuan Kerangka Karangan
Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah
Pemilihan Topik
Pembatasan Topik
Membatasi Topik dalam Karangan. Seorang penulis
harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis
harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup
sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap, sehingga
tulisannya dapat terfokus.
Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan
membantu pengarang dalam beberapahal:
1. Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis
dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena
topik itu benar-benardiketahuinya.
2. Pembatasan dan penyempitan topik akan
memungkinkan penulis untuk mengadakan
penelitian yang lebih intensif mengenai
masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan
lebih mudah memilih hal-hal yang akan
dikembangkan.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan
mempergunakan cara sebagai berikut:
1. Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam
kedudukan sentral.
2. Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada
dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci
lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu
sekitar lingkaran topik pertamatadi.
64
3. Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan
dipilih.
4. Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih
dapat dirinci lebih lanjut atautidak.
Dengan demikian dilakukan secara berulang sampai
diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.
Pemilihan Judul
69
obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang
ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian.
3. Menyusun rancanganpenelitian
Selanjutnya Anda menyusun rancangan penelitian
sebagai langkah ketiga dari langkah langkah menulis karya
ilmiah. Ini merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang
dilakukan.
4. Melaksanakan percobaan berdasarkan metode yang
direncanakan
Ini langkah keempat dari langkah langkah menulis
karya ilmiah yang merupakan kegiatan nyata dari proses
penelitian dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang
dilakukan. Anda lakukan percobaan yang signifikan dengan
objekpenelitian.
5. Melaksanakan pengamatan dan pengumpulandata
Setelah melakukan percobaan atas objek penelitian
dengan metode yang direncanakan, maka selanjutnya Anda
melakukan pengamatan terhadap objek percobaan yang
dilakukan tersebut. Apa yang terjadi pada objek penelitian. Ini
merupakan langkah langkah menulis karya ilmiah yangkelima.
6. Menganalsis dan menginterpretasikandata
Langkah langkah menulis karya ilmiah keenam, yaitu
mengenalisa dan menginterpretasikan hasil pengamatan yang
sudah dilakukan. Anda coba untuk menginterpretasikan segala
kondisi yang terjadi pada saat pengamatan. Di langkah inilah
Anda mencoba untuk meneliti dan memperkirakan apa yang
terjadi dari pengamatan dan pengumpulandata.
7. Merumuskan simpulan dan atauteori
Langkah ketujuh dari langkah langkah menulis karya
ilmiah adalah merumuskan kesimpulan atau teori mengenai
segala hal yang terjadi selama percobaan, pengamatan,
penganalisaan, dan penginterpretasian data. Langkah ini
mencoba untuk menarik kesimpulan dari semua yang
didapatkan dari proses percobaan, pengamatan, penganalisaan,
dan penginterpretasian terhadap objek penelitian.
70
8. Melaporkan hasilpenelitian
Langkah terakhir dari langkah langkah menulis karya
ilmiah adalah melaporkan hasil penelitian. Dan, langkah inilah
yang sesungguhnya merupakan proses penulisan karya ilmiah.
Dengan langkah ini, maka guru atau anak didik dapat
menyusun sebuah tulisan atau karya tulis ilmiah yang akan
memberikan kontribusi pada peningkatan kualitaspersonal.
Jika ingin melakukan proses penyusunan karya tulis
ilmiah, maka setidaknya langkah-langkah menulis karya ilmiah
ini Anda pahami dan terapkan. Dengan demikian, maka proses
penulisan Anda benar-benar objektif dan berguna bagi
kehidupan masyarakat. Dan, ini merupakan kontribusi kongkrit
Anda kepada masyarakat.
2. Netral
Setiap pernyataan atau penilaian bebas dari
kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi
maupun kelompok. Pernyataan bersifat mengajak, membujuk,
atau mempengaruhi pembaca.
3. Sistematik
Setiap langkah direncanakan secara sistematis
terkendali, secara konseptual dan prosedural. Mengikuti pola
pengembangan seperti pola urutan, klasifikasi, dan kausalitas.
4. TidakPleonastis
Kata-kata yang digunakan tidak berlebihan, hemat,
tidakberbelit-belit,tidakdidasarkanatasmotifmementingkan
71
diri sendiri yang dapat menyebabkan kehancuran tujuan
penulisan.
5. StrukturSajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya
terdiri dari bagian awal (pendahuluan) yang merupakan
pengantar ke bagian inti, bagian inti (pokok pembahasan), dan
bagian penutup yang merupakan kesimpulan pokok
pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut
gagasantersebut.
6. Komponen danSubstansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan
jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung
pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya
abstrak.
7. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa naku yang tercermin dari
pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif
dengan struktur yang baku, tidak boleh mengemukakan gejolak
perasaan. Dianjurkan pula untuk menggunakan gaya bahasa
metafora, hiperbola, ilusi, ironi, dan lain-lain.
72
PERETEMUAN1112
74
Jenis Karangan:
Kegiatan seseorang dalam mengungkapkan pikiran,
gagasan, isi hati, keinginan, harapan, maksud, tujuan dlsb. Pada
bentuk tulisan, agar bentuk tulisannya terarah dan dapat
dipahami oleh orang lain maka ia harus memahami jenis-jenis
tulisan. Diantara jenis tulisan/karangan yagn harus dipahami
oleh seseorang yang akan melakukan kegiatan menulis antara
lain adalah sebagai berikut;
1) Karangan Narasi,
Karangan Narasi/kisahan adalah sebuah karangan yang
menceritakan suatu rangkaian kejadian yang disusun secara
runtut/runut/urut sesuai dengan urutan waktu. Proses menulis
karangan Narasi merupakan sebuah kegiatan menulis karangan
yang dibuat berdasarkan urutan waktu kejadian dan atau skala
waktu.
Beberapa ciri-ciri narasi diantaranya adalah :
a. Adanya unsur perbuatan atautindakan
b. Adanya unsur rangkaiancerita
c. Adanya sudut pandangpengarang
d. Adanya keterangan nama tokoh dalamcerita
e. Adanya keterangan yang menjelaskan latar kejadian
peristiwa
f. Unsur pikiran lebih tajam dibandingkan unsur
perasaan
g. Menggunakan bahasa sehari-hari
h. skala waktu kisahan dengan menunjukkan kapan
kejadiantersebut.
Secara garis besar narasi bisa dibagi menjadi dua yakni
narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositorik
adalah narasi yang mempunyai sasaran penyampaian informasi
secara tepat mengenai suatu peristiwa dengan tujuan
memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
Sedangkan Narasi Sugestif adalah narasi yang lebih
menekankan makna. Bahasa yang digunakan ketika menulis
narasisugestifbersifatkonotatifdenganmenunjukkan
75
kemampuan daya khayal penulisnya agar dapat dipahami oleh
pembaca. Dengan kegiatan narasi sugestif ini, pembaca merasa
percaya dan merassakan keindahan terhadap khayalan
penulisnya. Ia menikmati tulisan tersebut. Beberapa contaoh
karangan narasi antara lain; novel, dongeng, cerpen, dan
roman.
Adapun Struktur karangan narasi adalah unsure intrisik
sebuah karangan yakni; a) Tema, b) judul, c) Alur/plot/jalan
cerita, d) Watak atau karakter tokoh, e) gaya bahaa, f) sudut
pandang, g) amanat pengarang yang tersirat dan diterjemahkan
oleh pembaca .
76
waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih
memilih ciri yang menonjolkanpelaku.
Tujuan
Tujuan menulis karangan narasi secara fundamental yaitu:
Hendak memberikan informasi atau wawasan dan
memperluaspengetahuan
Memberikan pengalaman estetis kepadapembaca
2) Deskripsi,
77
Deskripsi adalah salah satu kaedah upaya pengolahan
datamenjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan
tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang
tidak langsung mengalaminya sendiri.
Karangan deskripsi dari sudut keilmuan sangat
diperlukan agar penelititidak melupakan pengalamannyadan
agar pengalaman tersebut dapat dibandingkan dengan
pengalaman peneliti lain, sehingga mudah untuk dilakukan
pemeriksaan dan kontrol terhadap deskripsi tersebut. Pada
umumnya deskripsi menegaskan sesuatu, seperti apa sesuatu
itu kelihatannya, bagaimana bunyinya, bagaimana rasanya, dan
sebagainya. Deskripsi yang detail diciptakan dan dipakai dalam
disiplin ilmusebagai istilahteknik.
Saat datayang dikumpulkan, deskripsi, analisis dan
kesimpulannya lebih disajikan dalam angka-angka maka hal ini
dinamakan penelitian kuantitatif.Sebaliknya, apabila data,
deskripsi, dan analisis kesimpulannya disajikan dalam uraian
kata-kata maka dinamakan penelitian kualitatif.
Tulisan deskripsi adalah tulisan yang bertujuan untuk
menjelaskan sebuag objek secara terperinci tanpa adanya
pengaruh pendapat-pendapat pengarang di dalam deskripsi tsb
(andy the gunnerz)
Karangan Deskripsi ialah karangan yang
menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan
pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya
sendiri.
Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi
a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objektertentu
b. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada
diri pembaca agar seolah-olah mereka
melihat, merasakan, mengalami atau mendengar,
sendirisuatu objek yang dideskripsikan
c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek
tertentu, yang dapat berupa tempat, manusia, dan hal yang
dipersonifikasikan.
78
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode
realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap
penulis
3) Eksposisi,
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang
memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan, memberi
informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.
4) Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk
membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide
penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.
Persuasi adalah jenis karangan yang di samping
mengandung alasan-alasan dan bukti atau fakta, juga
mengandung ajakan atau imbauan agar pembaca mau
menerima dan mengakui pendapat atau kemauanpenulis.
Karanganpersuasiadalahkaranganyangbertujuanuntuk
mempengaruhipembacaagarmelakukansesuatuyang
diujarkansipenulis.Olehkarenaitu,sebuahtulisanpersuasif
memerlukandatasebagaipenunjang.Datayangdigunakan
dalamtulisanataukaranganpersuasiflebihbaikberupafakta
(Kosasih,2003:27)
79
Tulisan atau karangan persuasif biasanya menggunakan
kalimat-kalimat yang sifatnya mengajak atau memengaruhi
pembaca agar bersikap atau melakukan sesuatu.
· Menentukan sebuahtopik.
· Mendeskripsikan topik menjadi subtopik.
· Mengembangkan sub topik menjadi sebuahkarangan.
· Menyusunnya menjadi sebuah karanganpersuasi.
5. Karangan Argumentasi
a) Memberikanpenjelasan
b) Memberikan komentar ataupenilaian
c) Memberikansaran
d) Menyampaikan sanggahan
e) Membuktikan hipotesa
f) Menyampaikan ide
g) Melatih kemampuanmenulis
h) Eksistensi
i) Tugasakhir
81
BENTUK KARYA ILMIAH :
Dalam karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk
makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan, dan buku
ilmiah.
3. BukuIlmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan
tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum
untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat
berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang
lain.
3. Sistematik
Setiap langkah direncanakan secara sistematis
terkendali, secara konseptual dan prosedural. Mengikuti pola
pengembangan seperti pola urutan, klasifikasi, dan kausalitas.
4. TidakPleonastis
Kata-kata yang digunakan tidak berlebihan, hemat,
tidak berbelit-belit, tidak didasarkan atas motif mementingkan
diri sendiri yang dapat menyebabkan kehancuran tujuan
penulisan.
5. StrukturSajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya
terdiri dari bagian awal (pendahuluan) yang merupakan
pengantar ke bagian inti, bagian inti (pokok pembahasan), dan
bagian penutup yang merupakan kesimpulan pokok
pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut
gagasantersebut.
6. Komponen danSubstansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan
jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung
pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya
abstrak.
83
7. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa naku yang
tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat
yang efektif dengan struktur yang baku, tidak boleh
mengemukakan gejolak perasaan. Dianjurkan pula untuk
menggunakan gaya bahasa metafora, hiperbola, ilusi, ironi, dan
lain-lain.
Tetapi, harus menggunakan bahasa yang sederhana dan
lugas. Harus terus mengacu kepada hal-hal yang bersifat
objektif, meyakinkan, dan bermodus indikatif.
b. Tesis
Jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah.
Mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan
data, serta menyajikan kesimpulan dan mengajukan
rekomendasi. Bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu
proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu. Dan
merupakan tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik
strata dua (S2), yaitu Master
c. Disertasi
Karyatulisilmiahresmiakhirbagimahasiswadalam
menyelesaikanprogramS3ilmupendidikan.
d. SuratPembaca
Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu
tulisan ilmiah.
84
e. Resensi
Merupakan tanggapan terhadap suatu karangan atau
buku yang memaparkan manfaat karangan atau buku tersebut
bagi pembacanya.
f. Monograf
Adalah karya asli menyeluruh dari suatu masalah.
Monograf ini dapat berupa tesis ataupun disertasi.
g. Kabilitasi
Adalah karangan-karangan penting yang dikerjakan
sarjana Departemen Pendidikan Nasional untuk bahan kuliah.
KATA PENGANTAR
Kata pengantar dicantumkan ucapan terimakasih
penulis yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga,
organisasi, dan/atau pihak-pihak lain yang telah membantu
dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan karya
ilmiah tersebut. Tulisan kata pengantar dikerik dengan huruf
kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa
tanda titik. teks pada pengantar diketik dengan spasi ganda (2
Spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas kuarto.
Pada Bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah) dicantumkan
kata penulis tanpa menyebut namaterang.
ABSTRAK
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf
kapital, simetris dibatas atas bidang pengetikan dan tanpa
tanda titik. Nama penulis dikerik dengan jarak dua spasi dari
kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan nama akhir diikuti
koma, nama awal, nama tengah (jika ada), diakhiri titik. Tahun
penulisanditulissetelahnamadiakhiridengantitik.Judul
85
dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf-
huruf pertam dari (setiap kata) dan diakhiri dengan titik. Kata
jenis karya ilmiah, misalnya skripsi, tesis atau disertasi ditulis
setelah judul dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama
jurusan, tidak boleh disingkat, nama universitas dan diakhiri
dengan titik. kemudian diocantumkan siapa nama pembimbing
penulisan karya ilmiah tersebut.
Padabagianabstrakdicantumkankatakunciyang
ditempatkandibawahnamadosenpembimbing.Jumlahkata
kunciberkisarantara3-5buah.Katakuncidiperlukanuntuk
komputerisasisisteminformasiilmiah.Dengankatakunci
dapatditemukanjudul-judulpenelitiandanlapotranpenelitian
denganmudah.
Teks abstrak disajikan secara padat intisari penelitian
dan laporan penelitian yang mencakup latar belakang, masalah
yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh,
kesimpulan yang dapat ditarik, dan saran yang diajukan.
Suatu karya ilmiah yang mempunyai tingkat keformalan
yang tinggi, seperti misalnya skripsi, sistematika penulisan lebih
baku, dan beberapa paparan lainnya sering diminta dari
mahasiswa, seperti seperti Kesimpulan dan Rekomendasi
(Saran-Saran) pada bagian akhir, atau Kata Pengantar pada
bagian awal. Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni
rangkuman informasi yang ada dalam dokumen laporan,
makalah, atau skripsi, lengkapnya. Abstrak yang ditulis secara
baik memungkinkan pembaca mengenali isi dokumen lengkap
secara secara cepat dan akurat, untuk menentukan apakah isi
dokumen sesuai dengan bidang minatnya, sehingga dokumen
tersebut perlu dibaca lebih lanjut. Abstrak sebaiknya tidak lebih
dari 250 kata (dalam satu atau dua paragraf), menyatakan
secara singkat tujuan dan lingkup penelitian/pengkajian,
metode yang digunakan, rangkuman hasil, serta kesimpulan
yangditarik.
Abstrak
87
PLDT yang sesuai potensi setempat dalam mendukung
ketahanan pangan.
Penelitian ini merupakan jenis research and
development yang dilakukan dengan tahap-tahap berikut:
Tahap Persiapan; Tahap Pengumpulan Basis Data; Tahap
Pembuatan Basis Data Spasial; dan Tahap Pembuatan Laporan.
Analisis yang digunakan mencakup pendekatan ekologi
bentang lahan; pendekatan keruangan (spatial approach); dan
kualitatif-kuantitatif.
Hasilpenelitianinimenunjukkan:(1)PLDT
memberikankonstribusipenciptaanpendapatanpokokdan
sampinganbagisebagianmasyarakat;(2)Perilakupenduduk
terhadaplingkunganhutanterdiriatas(a)Membukalahan;(b)
MemanfaatkanLahanHutanuntukPertanian;(b)Menjaga
KelestarianHutan;(c)MenjagaKeamananHutan;(3)bentuk
dantingkatresponcibilitypenduduksetempatdalam
pemanfaatanlahanhutanmiliknegara.Terwujuddalambentuk
berikut:pembentukanorganisasikelompoktani,dan
pembentukanorganisasiLMDH;PeningkatanPartisipasiDesa;
(4) Pengembangan Tanaman PLDT Ramah Lingkungan yang
telah dikembangkan terdiri atas tanaman perdu kacang tanah,
padi, jagung, ketela pohon di hutan jati Semirejo; dan kapulogo,
kopi serta tanaman buah di hutan lindung Desa Klakah
Kasihan. Model PLDT yang sesuai potensi setempat dalam
mendukung ketahanan pangan.
PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab pertama yang
mengantarkan pembaca untuk mengetahui ikhwal topik
penelitian, alasan, dan pentingnya suatu karya ilmiah.
Pendahuluan dalam laporan penelitian lebih kompek daripada
pendahuluan dalam makalah dan artikel ilmiah untuk jurnal.
Pendahuluan untuk artikel dan makalah disampaikan secara
lebih ringkas dan unsur-unsurnya tidak harus dicantumkan
secara eksplisit.
88
Bab pendahuluan biasanya memuat latar belakang yang
dengan singkat mengulas alasan mengapa penelitian dilakukan,
tujuan, dan hipotesis jika ada. Memberikan alasan yang kuat,
termasuk kasus yang dipilih dan alasan memilih alasan
tersebut, perumusan dan pendekatan masalah, metode yang
akan digunakan dan manfaat hasil penelitian. Bab ini
seyogianya membimbing pembaca secara halus, tetap melalui
pemikiran logis yang berakhir dengan pernyataan mengenai apa
yang diteliti dan apa yang diharapkan dari padanya. berikan
kesan bahwa apa yang anda teliti benar-benar bermanfaat bagi
ilmu pengetahuan dan pembangunan. Bagian tujuan penelitian
mengakhiri bab pendahuluan yang berisi pernyataan singkat
mengenai tujuan penelitian. Dalam menuliskan tujuan,
gunakan kata kerja yang hasilnya dapat diukur dan dilihat,
seperti menjajaki, menguraikan, menerangkan, menguji,
membuktikan, atau menerapkan suatu gejala, konsep, atau
dugaan (Widya dkk, 2004:6-7).
Pendahuluandalampenelitiandapatdibedakanpada
laporanpenelitiankuantitatifdanlaporanpenelitiankualitatif.
Pendahuluandalamlaporanpenelitiankualitatifmemuat
uraiantentang:(1)latarbelakangmasalahpenelitian,(2)
identifikasimasalah,(3)cakupanmasalah(penegasandan
pembatasanmasalah),(4)rumusanmasalah,(5)tujuan penelitian,
(6)keguanaanpenelitian,(7)sistematik.
a. Latar BelakangMasalah
Bagian ini menerangkan keternalaran (kerasionalan)
mengapa topik yang dinyatakan pada judul karya tulis ilmiah
itu diteliti. Untuk menerangkan keternalaran tersebut perlu
dijelaskan dulu pengertian topik yang dipilih. Baru kemudian
diterangkan argumen yang malatarbelakangi pemilihan topik
itu dari sisi substansi dalam keseluruhan sistem substansi yang
melingkupi topik itu. Dalam hal ini dapat dikemukakan
misalnya adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan,
antara teori dan praktek, antara dasolen dan dasain dari konsep
dalamtopik.
89
Setelah itu diterangkan keternalaran pemilihan topik
dari paradigma penelitian sejenis. Untuk itu perlu dilakukan
kajian pustaka yang memuat hasil-hasil penelitian tentang topik
atau yang berkaitan dengan topik yang dipilih. Dengan melihat
hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya dapat
ditunjukkan bahwa topik yang dipilih masih layak untuk
diteliti.
Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti, asal
penelitian yang baru itu dapat menghasilkan sesuatu yang baru,
yang berbeda dan dapat mengatasi kekurangan hasil penelitian
sebelumnya, atau dalam penelitian yang baru itu digunakan
teori atau metode tyang berbeda dan diduga dapat
menghasilkan temuan yang lain dari sebelumnya.
Dalam skripsi atau tugas akhir, kajian pustaka untuk
mengemukakan keternalaran (kerasionalan) pemilihan topik
penelitian itu bisa dikemukakan di bawah judul tersendiri,
misalnya hasil penelitian sebelum ini. Dalam kajian pustaka itu,
pembicaraan dilakukan secara kronologis. Dengan demikian,
diketahui kemajuan penelitian yang dilakukan pada peneliti
selama ini dan diketahui pula posisi peneliti sekarang dalam
deretan penelitian sejenis. Dengan demikian peneliti memiliki
alasan yang mendasar (baik empiris, praktis, maupu teoritis)
mengenai pemilihan topikpenelitiannnya.
d. KegunaanPenelitian
Yangdiuraikandisiniialahkegunaanataupentingnya
penelitiandilakukan,baikbagipengembanganilmumaupun
bagikepentinagnpraktikUraianinisekaligusberfungsiuntuk
menunjukanbahwamasalahyangdipilihmemanglayakditeliti.
Pendahuluandalamlaporanpeenelitiankualitatifpada
dasarnyamenguraikanbagian-bagianyangsamasepertidalam
laporanpenelitianyangmenggunakanpenelitiankuantitatif
yangberisi(1)latarbelakang,(2)identifikasidanpembatasan
masalah,(3)perumusanmasalahataufokusmasalah,(4)tujuan
penelitian,(5)kegunaanpenelitian,dan(6)sistematika.
meskipundemikianadapersoalanyangperlumendapat perhatian
dalam penyusunan laporan penelitian yang
menggunakan penelitian kualitatif,:
95
a. Perumusan masalah perlu mendapat perhatian karena ada
perbedaan substansial anatara penelitian kualitatif dan
kuantitatif. penelitian kualitatif lebih diarahkan atau
ditujukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana dan
mengapa. oleh karena itu, perumusan masalah harus
difokuskan pada persoalan utama secara tegas dan jelas.
jika perlu, peneliti dapat menyertakan masalah-masalah
yang lebih kecil sebagai unsur dari masalah utama (pokok)
dan disajikan setelah masalahpokok.
b. Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai
dalam penelitian dan menggambarkan langkah-langkah
yang akan dilakukan untuk mencari jawaban atas masalah
penelitian. Tujuan dirumuskan dengan kalimat yang jelas,
operasional, dan merupakan jabaran pemecahan masalah
penelitian.
c. Kegunaan atau pentingnya penelitian, baik bagi
pengembangan ilmu maupun bagi kepentingan praktis,
diuraikan secara jelas. uraian dalam sub Bab ini
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang
dipilih itu benar-benar penting untukditeliti.
Contoh Kegunaan Penelitian dalam Artikel Jurnal:
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penelitian diperlukan 2 landasan, yakni kerangka
teoritis dan metodologis. Kerangka teoritis adalah teori yang
96
digunakan untuk membangun kerangka kerja penelitian.
kerangka metodoligis ialah hal ikhwal yang berkaitan dengan
desain penelitian, termasuk langka-langkah pengumpulan dan
pengolahan data (variabel, instrument, validitas dan realibilitas
instrument, serta teknik pengumpulan dan analisis data)
dengan berbagai alasannya. Keduanya diuraikan dalam dua
bagian penelitian yang berbeda, tetapi berirutan. Kerangka
teoritis diuraikan dalam bab II, sedangkan kerangka metodologi
diuaraikan dalam babIII.
Dalam kerangka teoritis dinyatakan teori apa yang
digunakan untuk landasan kerja penelitian. Teori itu bisa
disusun sendiri secara eklektik. bisa juga berupa teori yang
digunakan oleh seorang ahli. Namun, teori apapun, yang
digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan melalui kajian
sejumlah pustaka dan hasil penelitian dalam lingkup topic
penelitian atau tugasakhir.
Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip-
prinsip teotri itu perlu diuaraikan, termasuk pendekatan dan
metode kerja teori itu. variabel-variabel penelitian perlu
diterangkan menurut pandangan teori yang dipilih itu. Untuk
itu, landasan teori merupakan pemaparan konsep-konsep
menurut pendapat penulis atau penemu. Teori tersebut dan
kemudian dipaparkan menurut sudut pandang peneliti dengan
disertai caramengukurnya.
Dalam laporan penelitian kualitatif terdapat bagian
penelaahan kepustakaan dan/atau kerangka teritik, sesuai
dengan pendekatan dan desain penelitian yang digunakan.
bagaian ini disajikan dalam bab tersendiri (Bab II), dan
disarankan bukan hanya menguraikan penelaahan kepustakaan,
melainkan dilengkapi dengan kerangka teoritiknya.
Pentingnya penelaahan kepustakaan dalam penelitian
atau penyusunan laporan penelitian yaitu karena pada
hakikatnya hasil penelitian seseorang bukanlah satu penemuan
baru yang berdiri sendiri melainkan sesuatu yang berkaitan
dengan temuan dari penelitian sebelumnya. Dalam bagian ini
97
hasil penelitian sebelumnya harus dikemukakan untuk
memberi gambaran pengetahuan yang mendasari pola
kesamaan penelitian dan pada gilirannya dapat diketahui
kontribusi hasil penelitian bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan/atau kebijakan praktis secara jelas.
Penelaahan kepustakaan disusun secara kronologis sesuai
dengan kemutakhiran teori maupun data empiris sehingga
dapat diketahui perkembangan keilmuan dan hasilpenelitian.
Kerangka teoritik berfungsi sebagai “hipotesis kerja”
dimungkinkan untuk disajikan dalamm penelitian kualittatif.
Kerangka teoritik dalam penelitian kualitatif metupakan
kumpulan konsep-konsep relevan yang terintegrasi dalam satu
system penjelasan yang berfungsi sebagai pedoman kerja, baik
dalam menyusun metode, pelaksanaan di lapangan, maupun
pembahasan hasil penelitian.
Meskipun tidak mutlak kehadirannya, telaah pustaka
tetap menjadi kaharusan dalam penelitian kualitatif. Telaah
pustaka atau landasan teori dikategorikan baik jika memenuhi
kriteria berikut:
(a) Menggunakan sumber-sumber mutahir disamping sumber
yang dianggapklasik
(b) Menggunakan sumber2 berupa artikel yang dimuat pada
jurnal atau majalahilmiah
(c) Kutipan atas sumber pustaka disajikan secata tepat,
dianalisis dan dihubungkan denganpermasalahan
(d) Jumlahnya mencukupi dan tidak ada kesan berlebihan
Prosedur penelitian (rancangan dan metodologi)
dikategorikan baik jika memenuhi kriteriaberikut:
(1) Logika struktur dan strategi studi disajikan secara hati-hati,
termasuk didalamnya identifikasi variabel, ketepatan
paradigma, bagan arus, atu modelskematik
(2) Deskripsi sampel penelitian diungkapkan secara jelas,
meliputi cara penarikan sampel, ukuran sampel, danstrata
(3) Menggunakan prosedur pengumpulan data yang tepat dan
terkait dengan masalah dan fokuspenelitian
98
(4) Ada kesesuaian antara rumusan masalah dan fokus
penjelajahan dilapangan
(5) Ketepatan menggunakan prosedur pengolahandata.
Contoh Tinjauan Pustaka dalam Artikel Jurnal:
METODE PENULISAN/PENELITIAN
Dalamkaryailmiahlaporanpenelitianbagianmetode
penelitiandibuatdalambabtersendiri.Dalamartikeluntuk
jurnalmetodepenelitian/penulisanjugaditulisdalambagian
tersendiritetapitidakdalambentukbab.Dalamkaryailmiah
makalahbahanseminarbagianmetodepenelitiantidakditulis
secara eksplisit menjadi
bab.Dalamlaporanpenelitianadaperbedaaanantarametode
penelitiandalammetodekuantitatifdanmetodekualitatif.
Metodepenelitiandalamlaporanpenelitiankuantitatif,
prosedurpenelitiandimulaidaripengumpulandata,
pengolahandata,dandiakhiridengananalisisdata.Yangperlu
diuraikandalambabpendekatanataupenelitiankuantitatif adalah:
(1)jenisdandesainpenelitian,(2)populasi,sampel,dan
teknikpengambilansampel(3)Variabelyangdirumuskan
secaraoperasional,(4)instrumentpenelitiandisertai
penentuanvaliditasdanreliabilitasnya,(5)teknikpengumpulan
data,(6)teknikpengolahandananalisisdata.
Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup
hanya disebut istilah-istilah, seperti angket guide interview
observasi, wawancara. masing-masing istilah tersebut perlu
diterangkan prosedur penggunaan atau pelaksanaannya.
bahkan, kegunaan dari masing-masing teknik atau metode yang
digunakan perlu diterangkan secara jelas.
sebaliknya pengertian populasi, sampel, teknik
pengambilan sampel, angket, guide interview, guide
observation, wawancara dan sebagainya tidak perlu diuraikan
sebagaimana dalam mata kuliah metodologi penelitian. yang
100
diuraikan adalah siapa atau apa populasinya, berapa ukuran
101
populasinya, berpa ukuran sampelnya, apa teknik penarikan
sampelnya, apa alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data, apa teknik pengumpulan datanya, apa teknik pengolahan
dan analisis data yang dipilih dan digunakan. masing-masing
metode penelitian yabg dipilih perlu diuraikan secara
operasional sesuia dengan apa yang dikerjakan olehpeneliti.
Metodepenelitiandalamlaporanpenelitiankualitatif
terdapatbeberapaperancangandanhalinimengakibatkan
penyajiannyaakanberbedapula.Adabeberapapendekatan
penelitiankualitatifyangseringdigunakan,seperti:(1)fenomologi.
(2)hermeneutika,(3)etnografi,(4)grounded
theory.Adapundesainpenelitiankualitatifdapatberupastudi
kasus,groundedstudy,etnometodologi,biografi,historical
socialscience,risetklinisdll.Kerangkapenelitiankualitatif
yangdiuraiakandandalampedomaninitidakdimaksudkan
untuksemuajenispenelitiankualitatifyangbersifatkhusus
melainkanhanyauntukmemberikerangkadasarbagipenulisan
karyailmiahataulaporanpenelitianyangmenggunakanj
metodepenelitiankulaitatifsecaraumum.
Metodepenelitiandalamlaporanpenelitiankualitatif
mencakupbagian-bagiansebagaiberikut:(1)dasarpenelitian,
(2) fokus penelitian,(3)sumber data, (4) teknik sampling, (5)
alat dan teknik pengumpulan data, (6)objektivitas dan
keabsahan data, (7) Model analisis data, (8) Prosedur
penelitian.
Bagian-bagiantersebutharusdiuraikansesuaidengan
apaterutamadalampenusunanlaporanyangdilakukan
peneliti,Dengankatalain,uaraianbagianinihanyabersifat
konseptualatauteoritik,tetapimenyajikanuraianmengenai
kejadianyangdilakukanpenelitidilapangan,misalnya,untuk
mendapatkandatayangobjektifdilakukantriangulasi.Secara
teoritikada4macamtriangulasiyaitu:(1)motode,(2)sumber,
(3) peneliti, (4) teori. Demikian juga dengan model analisis,
secara teoritik ada beberapa model yang dapat digunakan
102
seperti: interactive analysis models dan (2) flow analysisi
models.
Contoh Metode Penelitian dalam Artikel Jurnal:
Subyek penelitian adalah semua lulusan Prodi
Pendidikan Sosiologi dan Antropologi terdiri atas lulusan tahun
2005,2006, dan 2007. Untuk keperluan penelitian tidak semua
subyek peneltian yang diwawancarai tetapi dari lulusan tersebut
diambil sejumlah diantaranya menjadi informan melalui teknik
cuplikan dari tiap angkatan.
Sumber data penelitian ini adalah lulusan Prodi Pendidikan
Sosiologi dan Antropologi. Sumber data lain adalah dokumen
data lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi dan
sumber kepustakaan lainnya. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara terbuka dan tertutup. Alat yang
digunakan adalah pedoman wawancara danangket.
Data yang telah masuk dianalisis dengan metode
deskriptif kuantitatif menggunakan statistik sederhana yaitu
prosentase dan deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah
reduksi data, display data, dan verifikasi/ penarikan simpulan.
Setelah data dikumpulkan lalu dipilih yang benar-benar
memiliki hubungan dengan pokok masalah selanjutnya diambil
kesimpulan.
105
relevansi, manfaat, dan kemungkinan atau keterbatasan
percobaan Anda, serta hasilnya.
DikatakanolehRifai(1995),bahwaPembahasan
merupakanbagiantempatseseorangpalingbebasberekspresi.
PendapatorangyansudahdiringkasdalamPendahuluanatau
TinjauanPustakatidakperludiulanglagitetapidiacusaja
seperlunya.Bentangkanartitemuansertajelaskanbagaimana
simpulanbaruitumemperluascakrawalailmudanteknologi.
Bilaperluberikanimplikasipenerapantemuanarutadidan
tunjukkansegi-segilainyangperluditelitilebihlanjut.Akhiri
pembahasansecarapositif,tegas,dankuat.
MenurutCalderon&Gonzales(1993),adalimaunsur
yangdapatdituliskandalamberargumendanmenyampaikan
implikasidaritemuan.
1) Nyatakan situasi yang ditemukan dalam penelitian: bisa
memuaskan atau tidak memuaskan. Misal: Mayoritas guru
sains di Provinsi A tidak memenuhi kualifikasi untuk
mengajarkan sains.
2) Nyatakan kemungkinan penyebab situasi itu. Jika ada
situasi,mestinya ada penyebab, dan mestinya ada
hubungan logis antarasituasi dan penyebab; bila tidak,
yang dianggap penyebab bukanlah penyebab yang
sesungguhnya. Dalam contoh di atas, penyebab logis
kurangnya guru berkualifikasi untuk menangani mata
ajaran sains ialah kurang cermatnya petugas rekrutmen
dalam menyeleksi calon guru, atau tidak cukupnya pelamar
yang berkualifikasi untuk menduduki posisi gurusains.
3) Nyatakan efek yang mungkin timbul dari situasi itu.
Hampir pasti, ada pula efek yang timbul dari situasi tsb.
dan mestinya ada hubungan logis antara situasi dan efek
yang mungkin. Efek logis dari kurangnya guru
berkualifikasi pada pengajaran sains ialah bahwa
pengajaran akan kurang efektif dan ini dapat merugikan
siswa.
106
4) Nyatakan tindakan untuk mengatasi situasi yang kurang
memuaskan atauuntuk meningkatkan situasi yang sudah
baik. Wajar saja untuk mengambil tindakan guna meng-
atasi situasi yang kurang memuaskan. Namun, situasi yang
sudah baik pun perlu terus dipertahankan atau bahkan
ditingkatkan. Langkah logis untuk mengatasi keadaan guru
yang tidak berkualifikasi ialah dengan mensyaratkan
peningkatan kualitas melalui pendidikan dalam bidang
sains, menghadiri seminar, mengikuti pelatihan, membaca
lebih banyak publikasisains.
5) Nyatakan badan atau bidang terkait yang terpengaruhi.
Dalam contoh yang diambil ini, pengajaran sains di
Provinsi A yan terpengaruhi. Anda dapat melanjutkan
pembahasan tentang implikasi temuan Anda pada
pengajaran sains. Implikasi ini barangkali tidak berlaku
untuk keadaan pendidikan secara keseluruhan. Hasil dan
Pembahasan: Kedua bagian ini dapat disatukan atau
dipisah, bergantung pada gaya selingkung jurnal yang
bersangkutan. Di bagian ini dapat dikemukakan produk
dan dihasilkan dan spesifikasinya, uraian teknik instalasi
produk (jika diperlukan), uraian hasil uji efisiensi dan
fungsional produk, tabel dan gambar teknis atau foto setiap
aplikasi metode, produk, dan hasilpengujian.
Penyajian dan analisis data dikategorikan memenuhi
kriteria yang baik jika memenuhi kriteria berikut:
(a) Dirumuskan secara logis dan teratur, kerangka hipotesis.
Deduksi, tujuan dan pertanyaan penelitian ditempatkan
pada dimensi keterkaitan yangintensif
(b) Tidak menyajikan hal-hal yang bersifat subjektif dan
spekulatif
(c) Analisis terhadap fakta yang diperoleh secarakonsisten
(d) Terhindar dari generalisasi yang berlebihan
(overgeneralization) atau pengungkapan yang tidak ada
hubungannya dengan datapenelitian
107
(e) Kesalinghubungan penemuan empiris selama penelitian
diungkap secara eksplisit dengan menghindari distorsi
datapenelitian
(f) Faktor-faktor tidak terkontrol yang diduga dapat
mempengaruhi ketepatan data diantipasi sedemikian
rupa melaluidiskusi
(g) Harus jelas perbedaan antara fakta dan kecendurungan
yang berkembang dalam prosespenelitian
(h) Hindari kontradiksi, ketidakkonsistenan atau elemen-
elemen yang tidak terarah dalam datatemuan
(i) Tabel, gambar, bagan, dan sejenisnya disajikan secara tepat
baik bentuk, isi, maupunposisi.
Pada bagian pembahasan dihubungkan untuk
memperhatikan ataupun merujuk pula hasil penelitian lain
ataupun terdahulu. Selain itu perlu diungkapkan pula
keterbatasan ataupun limitasi dari hasil yang diperoleh dan
diperiksa apakah hasil yang diperoleh telah sesuai dengan
maksud dan tujuan penelitian tersebut, dan perlu juga
diungkapkan saran ataupun penelitian lanjutan yang perlu
dilaksanakan.
PENUTUP
Bagian penutup dari karya ilmiah adaalah simpulan dan
saran. Cara penulisan pada artikel bergantung pada gaya
selingkung jurnal, Bagian ini dapat merupakan bagian terpisah
atau bergabung dengan bagian Pembahasan atau Hasil dan
Pembahasan. Dalam bagian ini diuraikan keberhasilan metode
dikaitkan dengan hasi kerja, dan dampak produk.
Dalam laporan penelitian kuantitatif, penutup
merupakan Bab terakhir dari isi pokok laporan penelitian.
sesuai dengan isinya, bagian ini dapat dibagi menjadi dua sub-
bab yaitu simpulan dan saran. Simpulan harus sejalan dengan
masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian dan
pembahasannya. masalah yang dikemukakan dibagian
pendahuluan semuanya harus terjawab dan dengan jawabanitu
108
semua tujuan dapat tercapai. Uraian atau pembahasan masalah
dalam bab sebelumnya harus ada simpulannya.
Saran harus sejalan dengan simpulan atau temuan.
saran hendaknya disertai dengan argumentasinya. kalau
mungkin juga disertai jalan keluarnya. saran dapat bersifat
praktis atau teoritis termasuk saran yang berharga adalah saran
tentang perlunya dilakukan penelitian lanjutan, mengingat
bahwa belum tentu semua masalah dapat dipecahkan secara
tuntas atas dasar penelitian yang telah dilakukan atau setelah
selesainya penelitian ini timbul masalah lain yangterkait.
Dalam penyusunan laporan penelitian kualitatif bagian
penutup merupakan bab terakhir dari isi pokok laporan
penelitin yang terdiri dari simpulan dan saran. Simpulan
hendaknya berisi uraian tentang -temuan yang penting dalam
penelitian dan implikasi-implikasi dari temuan tersebut.
Simpulan harus sejalan dengan masalah, tujuan, dan
merupakan ringkasan dari hasil pembahasan dan analisi. Uraian
dalam simpulan harus menjawab masalah yang dikemukakan
dalam bab pendahuluan dan emmenuhi semua tujuan
penelitian.
Saran dikemukakan dengan mengaitkan temuan dalam
simpulan dan jika memungkinka jalan keluarnyajuga
disampaikan. saran dapat bersifat praktis atai teoritis. Selain itu,
perlu juga dikemukakan masalah-masalah baru yang ditemukan
dalan penelitian yang memerlukan penelitian lanjutan.
Kesimpulan dan saran dikategorikan baik jika
memenuhi syarat sebagaiberikut:
(a) Pernyataan mengenai kesimpulan diungkap secara tepat
dan akurat tanpa disertai pernyataan baru atau pengantar
yang tidakrelevan
(b) Kesimpulan dibuat menurut ruang lingkup generalisasi atas
dasar justifikasi data yangdisajikan
(c) Kesimpulan seyogyanya diikuti dengan pertanyaan-
pertanyaan baru, berupa saran atai rekomendari bagi
penelitian lebihlanjut.
109
(d) Saran yang dikemukakan bersifat objektif dan disertai
langkah-langkah operasional bagiimplementasinya.
(e) Saran semata-mata ditujukan pada upaya perbaikan atas
kelemahan-kelemahan yang dikemukakan atau berupa
rekomendasi aplikasi temuan, berikut langkah-langkah
teknisnya.
110
2. Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi perlu
membekali ketrampilan mengakses lapangan kerja bagi
mahasiswa di lingkungannya agar kelak jika lulus sudah
lebih siap dalam memasuki lapangan kerja yang tersedia atau
menciptakan lapangan kerjasendiri.
3. Pemerintah dan penyelenggara lembaga pendidikan
sebaiknya meningkatkan pengaturan pengajaran agar guru-
guru dalam mengajar mata pelajaran sesuai dengan bidang
kelilmuannya. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat
mendukung profesionalisme dalam pendidikan dan
meningkatkan kualitaspendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Karyailmiahperludilengkapidengandaftarpustaka,
yangmemaparkankaryailmiahlainyangdigunakansebagai
rujukan.Agardapatditelusurioranglainpenulisankaryailmiah
rujukantersebutperlumemuatnamapengarang,judulkarya
ilmiah,tahunpenerbitan,sertapenerbitnya.Tatacara
penulisandaftarpustakamerlujugamemberikanisyaratapakah
karyailmiahyangdirujukituberupabuku,jurnal,makalah
seminar,laporanpenelitianyangtidakdipublikasi,dokumen
WEB,dll.Olehkarenanyaadatatacarayangditetapkanuntuk
menuliskandaftarpustaka.Namundemikianterdapatbanyak
versitatacarapenulisandaftarpustaka,bergantungpadatradisi
yangdipegangolehmasyarakatkeilmuandalammasing-masing
bidang.Tatacarapenulisandaftarpustakayangdisarankan
dalam“PedomanPenulisanKaryaIlmiah”diUPIdiadopsi
sebagianbesardaritatacarayangditetapkan“American
Psychological3Hf/bhs.Ind/kim/2000
Daftar pustaka hanya berisi sumber-sumber tertulis
yang dikutip dan digunakan dalam karya ilmiah (skripsi),
karena itu sumber tertulis lain yang tidak dikutip meskipun
pernah dibaca penulis dalam kaitannya dengan penulisan
skripsinya tidak perlu dimasukkan dalam daftarpustaka.
110
Penulisan pustaka disusun menurut abjad dari nama
penulisnya dan nama keluarga harus ditulis lebih dahulu tanpa
menyertakan gelar. Sumber tulisan (pustaka) yang
menggunakan lebih dari satu baris diketik satu spasi dengan
menjorok ke dalam sejauh 0,5 inchi untuk baris ke dua dan
seterusnya, sedangkan jarak antar pustaka diketik dengan dua
spasi dan diawali pada margin kiri.
Tata cara apapun dapat saja dipakai asalkan
pemakaiannya konsisten. Namun demikian apabila karya ilmiah
kita ingin dipublikasikan dalam jurnal tertentu, kita harus
menyesuaikan diri dengan tata cara penulisan daftar pustaka
yang ditetapkan oleh redaksi jurnal tersebut.
Semuabahanacuandalambentukjurnal,bukuataupun
naskahilmiahyangdigunakansebagaireferensi/acuanditulis
padabagianini.Referensi/acuanyangdirujukharuslahyang
mempunyaikontribusinyatadalampenelitiantersebut.
Penulisandaftarpustakadiurutsesuaidenganurutan
penunjukkannyadalamnaskahdenganmenggunakanangka
Arabsepertiterlihatpadacontoh.Penulisanpustakadimulai
namakeluargadansingkatannamakecilyangditulisdengan
hurufkapital.Semuanamapenulisharusdisebutkan.Untuk
penulisanmajalah/jurnal,setelahpenulisannamadiikuti
denganjudulkarangan,namamajalah,volumemajalahyang
diberigarisbawah,nomordantahunmajalahmasing-masing
dalamtandakurungkecilsertahalamanmajalah.Namabuku
ditulisdiantaratandakutipatauditebalkandiikutidengan
nomoredisibuku,editor(jikaada),namapenerbit,tempat
penerbitan,tahunpenerbitan,danhalaman.(TimesNew
Roman,10pt,Regular,1spasitunggal)(kosong2spasitunggal,
TimesNewRoman,10pt)
Contoh: Buku tanpa editor:
SNEDECOR,G.W.andCOCURAN,W.G.,Statistical
Methodes,StateUniv.PressIowa(1972).
IAEA,“RadiationProtectionProcedures”(SafetySeries
No.38),IAEA,Vienna(1973).
111
Buku dengan editor:
HAMMOND, C.R., “The Element, Handbook of
Chemistry and Physics”, 45th ed.,
WEST, R.C., SELBY, S.M., AND HODGMAN, C.D., Eds,
TheChemicalRubbero.Cleveland(1964)27-47.
KOLAR,G.F.,InChemicalCarcinogens,2nded.,
SEARLE,C.E.,Ed.,ACSonograph182,
AmericanChemicalSociety,WashingtonDC,1984;Vol.
2,Chapter14.Prosiding:
MITCHELL,N.T.,Transferofradionuclidestoman
throughenvironmentalathways(Proc.ofaSeminaron
PopulationDoseEvaluationandStandardsforManandHis
environment,Portoroz,1974),IAEA,Vienna(1974)485.
SUGIHARTO,Studidistribusiwaktutinggalpadaproses
pencampurankontinudenganmodelbejanaberderet(Risalah
PertemuanIlmiahPenelitiandanPengembanganAplikasi
IsotopdanRadiasi,Jakarta6-7November2001),Pusat
PenelitiandanPengembanganTeknologiIsotopdanRadiasi,
BadanTenagaNuklirNasional,Jakarta(2002)109.Majalah:
ZAHIRUDDIN,Penentuanmangan,uranium,crom,
tembagadanmolybdenumdalambajaspecial(bajauranium)
dengancaraaktivasineutron,MajalahBATANXI:2,(1972)1-15
112
a. diambil dari buku, majalah, makalah, surat kabar, internet,
dan orasi dalam ilmiah;
b. berisikan nama pengarang ataulembaga;
c. memiliki identitas buku, yaitu judul, tahun terbit, cetakan
atau edisi, nama penerbit, dan tempatterbit.
113
g. Judul artikel, skripsi, tesis, atau disertasi yang belum
dibukukan diapit oleh tanda petikdua;
h. Bila ada edisi atau cetakan ditulis sesudah judulbuku;
i. Jika buku tersebut merupakan terjemahan dari buku
bahasa asing, penerjemah ditulis sesudahedisi;
j. Spasi dalam daftar pustaka satuspasi;
k. Perpindahan dari satu pengarang ke pengarang yang lain
duaspasi.
l. Bila dalam satu buku diperlukan dua baris atau lebih, baris
yang kedua atau selanjutnya dimulai dari 1tabulasi (5-7
ketukan);
m. Jika seorang pengarang menuliskan lebih dari satu buku,
nama pengarang ditulis satu kali; nama pengarang itu
diganti dengan garis panjang atau tanpa garispanjang;
n. Bila ada dua atau lebih karya ilmiah (buku) yang ditulis
oleh seorang pengarang, urutan penulisannya berdasarkan
tahun terbit;
o. Bila ada dua atau lebih buku (karya ilmiah) dari seorang
pengarang yang ditulis dalam tahun yang sama, urutan
penulisannya diikuti nomor urut a, b, c,dsb.
Bentuk Pertama
Perhatikan urutan penulisan, nama marga dan nama kecil,
(dipisahkan koma), (diakhiri titik), tahun terbit, (diakhiri
titik), judul buku–anak judul, (diikuti titik dua dan diakhiri
titik), cetakan (diakhiri titik), nama tempat (diakhiri titik
dua), nama penerbit (diakhiri titik).
Contoh:
Djajasudarma,T.Fatimah.1993.MetodeLinguistik:Ancangan
MetodePenelitiandanKajian.CetakanIII.Bandung: Eresco.
Purwo,BambangKaswanti.1989.“TataBahasaKasusdan
ValensiVerba”dalamPELLBA2.LembagaBahasaUnika
AtmaJaya.Jakarta:Kanisius.
114
Bentuk Kedua
Djajasudarma,T.Fatimah1993aSemantik2:PemahamanIlmu
Makna.Bandung:Eresco.1993bMetodeLinguistik:
AncanganMetodePenelitiandanKajian.Bandung:Eresco.
Sistematikasuatukaryailmiahsangatperludisesuaikan
dengansistematikayangdimintaolehmediapublikasi(jurnal
ataumajalahilmiah),sebabbilatidaksesuaiakansulituntuk
dimuat.Sedangkansuatukaryailmiahtidakadaartinya
sebelumdipublikasi.Walaupunadakeragamanpermintaan
penerbittentangsistematikakaryailmiahyangakan
dipublikasi,namunpadaumumnyamemintapenulisuntuk
menjawabempatpertanyaanberikut:(1)Apayangmenjadi
masalah?,(2)Kerangkaacuanteoretikapayangdipakaiuntuk
memecahkanmasalah?,(3)Bagaimanacarayangtelah
dilakukanuntukmemecahkanmasalahitu?,(4)Apayang
ditemukan?,serta(5)Maknaapayangdapatdiambildari
temuanitu?
Paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar
belakangnya biasanya dikemas dalam bagian Pendahuluan.
Paparan tentang kerangka acuan teoretik yang digunakan
dalam memecahkan masalah umumya dikemukakan dalan
bagian dengan judul Kerangka Teoritis atau Teori atau
Landasan Teori , atau Telaah Kepustakaan, atau label-label lain
yang semacamnya. Paparan mengenai apa yang dilakukan
dikemas dalam bagian yang seringkali diberi judul Metode atau
Metodologi atau Prosedur atau Bahan dan Metode. Jawaban
terhadap pertanyaan apa yang ditemukan umumnya
dikemukakan dalam bagian Temuan atau Hasil Penelitian.
Sementara itu paparan tentang makna dari temuan penelitian
umumnya dikemukakan dalam bagian Diskusi atau
Pembahasan. Tentu saja sistematika karya ilmiah ini tidak baku,
atau harga mati. Sistematika karya ilmiah sangat bergantung
pada tradisi masarakat keilmuan dalam bidang terkait, jenis
karya ilmiah (makalah, laporan penelitian,skripsi).
115
Banyak sekali model kerangka karya ilmiah, berikut ini
model kerangka karya ilmiah sebagai literatur untuk
menambah wawasan dalam membuat karya ilmiah, sebagai
berikut:
1. TahapPersiapan.
Dalam tahap persiapan dilakukan:
a. Pemilihan masalah atau topik danmempertimbangkan
1) Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitarpenulis.
2) Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari
topikyangada.
3) Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan
terbatas.
4) Memilki data dan fakta yang obyektif danmencukupi.
5) Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun
sedikit.
6) Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan
yang bisa dijadikan referensi.
b. Pembatasan topik atau penentuanjudul
1) Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan
karya ilmiahdilakukan.
117
2) Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya
ilmiah atau setelah selesai penulisan karya ilimiah
tersebut.
3) Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari
pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1Hyakni what
(apa), why (kenapa), who (siapa), where (dimana) dan
how(bagaimana).
2. Tahap PengumpulanData
a) Pencarian keterangan dari bahan bacaan ataureferensi.
b) Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang
mengetahui masalah yang akan dijadikan tema dalam
karyailmiah.
c) Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan
diteliti dan dijadikan tema dari karyailmiah.
d) Melakukan percobaan dilabolatorium atau pengujian
data dilapangan.
119