Anda di halaman 1dari 120

Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara


lisan maupun tertulis. Hal ini merupakan fungsi dasar bahasa
yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial.
Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang di
dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status bahasa tidak dapat
ditinggalkan.
Bahasa mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, karena dengan
menggunakan bahasa seseorang juga dapat mengekspresikan
dirinya, fungsi bahasa sangat berabagam. Bahasa digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi, selain itu bahasa juga
digunakan sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan
beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu dan
sebagai alat untuk melakukan kontrolsosial.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahasa
memang sangat penting digunakan. Karena bahasa merupakan
simbol yang di hasilkan alat ucap yang biasa digunakan oleh
sesama masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari hampir
semua aktifitas kita menggunakan bahasa. Baik menggunakan
bahasa secara lisan maupun secara tulisan dan bahasa tubuh.
Bahkan saat kita tidur pun tanpa sadar kita menggunakan
bahasa.

A. Konsep Dasar Kedudukan dan FungsiBahasa


Istilah kedudukan dan fungsi tentunya sering kita dengar,
bahkan pernah kita pakai. Misalnya dalam kalimat “Bagaimana
kedudukan dia sekarang?”, “Apa fungsi baut yang Saudara
pasang pada mesin ini?”, dan sebagainya. Kalau kita pernah
memakai kedua istilah itu tentunya secara tersirat kita sudah
mengerti maknanya. Hal ini terbukti bahwa kita tidak pernah
salah pakai menggunakan kedua istilah itu. Kalau demikian
halnya, apa sebenarnya pengertian kedudukan dan fungsi
bahasa? Samakah dengan pengertian yang pernah kita pakai?
1
Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual
manusia, baik secara terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi
dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-
nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari,
yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status, bahasa tidak
dapat ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan manusia
sehari-hari, baik sebagai manusia anggota suku maupun
anggota bangsa. Karena kondisi dan pentingnya bahasa itulah,
maka ia diberi ‘label’ secara eksplisit oleh pemakainya yang
berupa kedudukan dan fungsi tertentu.
Kedudukan dan fungsi bahasa yang dipakai oleh
pemakainya (baca: masyarakat bahasa) perlu dirumuskan secara
eksplisit, sebab kejelasan ‘label’ yang diberikan akan
mempengaruhi masa depan bahasa yang bersangkutan.
Pemakainya akan menyikapinya secara jelas terhadapnya.
Pemakaiannya akan memperlakukannya sesuai dengan ‘label’
yang dikenakan padanya.
Di pihak lain, bagi masyarakat yang dwi bahasa
(dwilingual), akan dapat ‘memilah-milahkan’ sikap dan
pemakaian kedua atau lebih bahasa yang digunakannya.
Mereka tidak akan memakai secara sembarangan. Mereka bisa
mengetahui kapan dan dalam situasi apa bahasa yang satu
dipakai, dan kapan dan dalam situasi apa pula bahasa yang
lainnya dipakai. Dengan demikian perkembangan bahasa (-
bahasa) itu akan menjadi terarah. Pemakainya akan berusaha
mempertahankan kedudukan dan fungsi bahasa yang telah
disepakatinya dengan, antara lain, menyeleksi unsur-unsur
bahasa lain yang ‘masuk’ ke dalamnya. Unsur-unsur yang
dianggap menguntungkannya akan diterima, sedangkan unsur-
unsur yang dianggap merugikannya akanditolak.
Sehubungan dengan itulah maka perlu adanya aturan
untuk menentukan kapan, misalnya, suatu unsur lain yang
mempengaruhinya layak diterima, dan kapan seharusnya
ditolak. Semuanya itu dituangkan dalam bentuk kebijaksanaan
pemerintah yang bersangkutan. Di negara kita itudisebut
2
Politik Bahasa Nasional, yaitu kebijaksanaan nasional yang
berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuan-ketentuan yang
dapat dipakai sebagai dasar bagi pemecahan keseluruhan
masalahbahasa.

B. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai


BahasaNasional
Janganlahsekali-kalidisangkabahwaberhasilnyabangsa
IndonesiamempunyaibahasaIndonesiainibagaikananakkecil
yangmenemukankelerengditengahjalan.Kehadiranbahasa
Indonesiamengikutiperjalanansejarahyangpanjang.(Untuk
meyakinkanpernyataanini,silahkandipahamisekalilagi
SejarahPerkembanganBahasaIndonesia.)Perjalananitu
dimulaisebelumkolonialmasukkebumiNusantara,dengan bukti-
buktiprasastiyangada,misalnyayangdidapatkandi
BukitTalangTuwodanKarangBrahisertabatunisandiAceh,
sampaidengantercetusnyainpirasipersatuanpemuda-pemuda
Indonesiapadatanggal28Oktober1928yangkonsepaslinya
berbunyi:

Kami poetera dan poeteri Indonesia


mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia.

Kami poetera dan poeteri Indonesia


mengakoe berbangsa satoe,
BangsaIndonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean,
BahasaIndonesia.

Dari ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian


pengamat (baca: sosiolog) adalah butir ketiga. Butir ketiga
itulahyangdianggapsesuatiyangluarbiasa.Dikatakan
3
demikian, sebab negara-negara lain, khususnya negara tetangga
kita, mencoba untuk membuat hal yang sama selalu mengalami
kegagalan yang dibarengi dengan bentrokan sana-sini. Oleh
pemuda kita, kejadian itu dilakukan tanpa hambatan sedikit
pun, sebab semuanya telah mempunyai kebulatan tekad yang
sama. Kita patut bersyukur dan angkat topi kepada mereka.
Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah
Pemuda, bahasa Melayu dipakai sebagai lingua franca di
seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu terjadi sudah berabad-
abad sebelumnya. Dengan adanya kondisi yang semacam itu,
masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa
daerahnya disaingi. Di balik itu, mereka telah menyadari bahwa
bahasa daerahnya tidak mungkin dapat dipakai sebagai alat
perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi juga
mempunyai bahasa daerah tersendiri. Adanya bahasa Melayu
yang dipakai sebagai lingua franca ini pun tidak akan
mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap dipakai
dalam situasi kedaerahan dan tetap berkembang. Kesadaran
masyarakat yang semacam itulah, khusunya pemuda-
pemudanya yang mendukung lancarnya inspirasi sakti diatas.
ApakahadabedanyabahasaMelayupadatanggal27
Oktober1928danbahasaIndonesiapadatanggal28Oktober 1928?
Perbedaanujud,baikstruktur,sistem,maupunkosakata
jelastidakada.Jadi,kerangkanyasama.Yangberbedaadalah
semangatdanjiwabarunya.SebelumSumpahPemuda,
semangatdanjiwabahasaMelayumasihbersifatkedaerahan
ataujiwaMelayu.Akantetapi,setelahSumpahPemuda
semangatdanjiwabahasaMelayusudahbersifatnasionalatau
jiwaIndonesia.Padasaatitulah,bahasaMelayuyangberjiwa
semangatbarudigantidengannamabahasaIndonesia.
“HasilPerumusanSeminarPolitikBahasaNasional”yang
diselenggarakandiJakartapadatanggal25-28Februari1975
antaralainmenegaskanbahwadalamkedudukannyasebagai
bahasanasional,bahasaIndonesiaberfungsisebagai(1)lambangkeb
anggaannasional,(2)lambangidentitasnasional,
4
(3)alatpemersatuberbagai-bagaimasyarakatyangberbeda-
bedalatarbelakangsosialbudayadanbahasanya,dan(4)alat
perhubunganantarbudayaantardaerah.
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia
‘memancarkan’ nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia.
Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia,
kita harus bangga dengannya; kita harus menjunjungnya; dan
kita harus mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan
kita terhadap bahasa Indonesia, kita harus memakainya tanpa
ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bngga
memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia
merupakan ‘lambang’ bangsa Indonesia. Ini beratri, dengan
bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat,
perangai, dan watak kita sebagai bangsa Indonesia. Karena
fungsinya yang demikian itu, maka kita harus menjaganya
jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di
dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan
gambaran bangsa Indonesia yangsebenarnya.
Dengan fungsi yang ketiga memungkinkan masyarakat
Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan
berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam
kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa
Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya,
sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi
‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Apalagi dengan adanya
kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia,
identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih
tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan
dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah
sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat
memperkaya khazanah bahasaIndonesia.
Dengan fungsi keempat, bahasa Indonesia sering kita
rasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Bayangkan
saja apabila kita ingin berkomunikasi dengan seseorang yang
5
berasal dari suku lain yang berlatar belakang bahasa berbeda,
mungkinkah kita dapat bertukar pikiran dan saling
memberikan informasi? Bagaimana cara kita seandainya kita
tersesat jalan di daerah yang masyarakatnya tidak mengenal
bahasa Indonesia? Bahasa Indonesialah yang dapat
menanggulangi semuanya itu. Dengan bahasa Indonesia kita
dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi
pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan
dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan,
dan kemanan (disingkat: ipoleksosbudhankam) mudah
diinformasikan kepada warganya. Akhirnya, apabila arus
informasi antarkita meningkat berarti akan mempercepat
peningkatan pengetahuan kita. Apabila pengetahuan kita
meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepattercapai.

C. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai


BahasaNegara/Resmi
Sebagaimana kedudukannya sebagai bahasa nasional,
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi pun mengalami
perjalanan sejarah yang panjang. Hal ini terbukti pada uraian
berikut.
SecararesmiadanyabahasaIndonesiadimulaisejak
SumpahPemuda,28Oktober1928.Initidakberartisebelumnya
tidakada.Iamerupakansambunganyangtidaklangsungdari
bahasaMelayu.Dikatakandemikian,sebabpadawaktuitu
bahasaMelayumasihjugadigunakandalamlapanganatau
ranahpemakaianyangberbeda.BahasaMelayudigunakan
sebagaibahasaresmikeduaolehpemerintahjajahanHindia
Belanda,sedangkanbahasaIndonesiadigunakandiluarsituasi
pemerintahantersebutolehpemerintahyangmendambakan
persatuanIndonesiadanyangmenginginkankemerdekaan
Indonesia.Demikianlah,padasaatituterjadidualisme
pemakaianbahasayangsamatubuhnya,tetapiberbedajiwanya:
jiwakolonialdanjiwanasional.

6
Secara terperinci perbedaan lapangan atau ranah
pemakaian antara kedua bahasa itu terlihat pada perbandingan
berikutini.

Bahasa Melayu: Bahasa Indonesia:


Bahasa resmi kedua di Bahasa yang digunakan dalam
samping bahasa Belanda, gerakan kebangsaan untuk
terutama untuk tingkat yang mencapai kemerdekaan
dianggap rendah. Indonesia.
Bahasa yang diajarkan di Bahasa yang digunakan dalam
sekolah-sekolah yang penerbitan-penerbitan yang
didirikan atau menurut bertuju-an untuk mewujudkan
sistem pemerintah Hindia cita-cita perjuangan
Belanda. kemerdekaan Indonesia baik
Penerbitan-penerbitan yang berupa:
dikelola oleh jawatan 1) bahasapers,
pemerintah Hindia Belanda. 2) bahasa dalam hasilsastra.
Kondisidiatasberlangsungsampaitahun1945.

Bersamaandengandiproklamasikannyakemerdekaan
Indonesiapadatanggal17Agustus1945,diangkatpulalah
bahasaIndonesiasebagaibahasanegara.Halitudinyatakan
dalamUUD1945,BabXV,Pasal36.Pemilihanbahasasebagai
bahasanegarabukanlahpekerjaanyangmudahdilakukan.
Terlalubanyakhalyangharusdipertimbangkan.Salahtimbang
akanmengakibatkantidakstabilnyasuatunegara.Sebagai
contohkonkret,negaratetanggakitaMalaysia,Singapura,
Filipina,danIndia,masihtetapmenggunakanbahasaInggris
sebagaibahasaresmidinegaranya,walaupunsudahberusaha
dengansekuattenagauntukmenjadikanbahasanyasendiri
sebagaibahasaresmi.
Hal-halyangmerupakanpenentukeberhasilanpemilihan
suatubahasasebagaibahasanegaraapabila(1)bahasatersebut
dikenaldandikuasaiolehsebagianbesarpenduduknegaraitu,
(2) secara geografis, bahasa tersebut lebihmenyeluruh
7
penyebarannya,dan(3)bahasatersebutditerimaolehseluruh
penduduknegaraitu.Bahasa-bahasayangterdapatdiMalaysia,
Singapura,Filipina,danIndiatidakmempunyaiketigafaktordi
atas,terutamafaktoryangnomor(3).Masyarakatmultilingual
yangterdapatdinegaraitusalinginginmencalonkanbahasa
daerahnyasebagaibahasanegara.Merekasalingmenolakuntuk
menerimabahasadaerahlainsebagaibahasaresmikenegaraan.
TidakdemikianhalnyadengannegaraIndonesia.Ketigfaktordi
atassudahdimilikibahasaIndonesiasejaktahun1928.Bahkan,
tidakhanyaitu.SebelumnyabahasaIndonesiasudah
menjalankantugasnyasebagaibahasanasional,bahasa
pemersatubangsaIndonesia.Dengandemikian,halyang
dianggapberatbaginegara-negaralain,bagikitatidak
merupakanpersoalan.Olehsebabitu,kitapatutbersyukur
kepadaTuhanatasanugerahbesarini.
Dalam“HasilPerumusanSeminarPolitikBahasaNasional”
yangdiselenggarakandiJakartapadatanggal25s.d.28Februari
1975dikemukakanbahwadidalamkedudukannyasebagai
bahasanegara,bahasaIndonesiabefungsisebagai
(1)bahasaresmikenegaraan,
( 2) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga
pendidikan,
(3) bahasa resmi di dalam perhubungan pada
tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintah,dan
(4) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan
dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi
modern.
Keempat fungsi itu harus dilaksanakan, sebab minimal
empat fungsi itulah memang sebagai ciri penanda bahwa suatu
bahasa dapat dikatakan berkedudukan sebagai bahasa negara.
Pemakaianpertamayangmembuktikanbahwabahasa
Indonesiasebagaibahasaresmikenegaranialahdigunakannya
bahasaIndonesiadalamnaskahproklamasikemerdekaanRI
1945.MulaisaatitudipakailahbahasaIndonesiadalamsegala
8
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk
lisan maupun tulis.
Keputusan-keputusan, dokumen-dokumen, dan surat-surat
resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga-
lembaganya dituliskan di dalam bahasa Indonesia. Pidato-
pidato atas nama pemerintah atau dalam rangka menuanaikan
tugas pemerintahan diucapkan dan dituliskan dalam bahasa
Indonesia. Sehubungan dengan ini kita patut bangga terhadap
presiden kita, Soeharto yang selalu menggunakan bahasa
Indonesia dalam situsi apa dan kapan pun selama beliau
mengatasnamakan kepala negara atau pemerintah. Bagaimana
dengan kita?
Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia dipakai sebagai
bhasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari
taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Hanya
saja untuk kepraktisan, beberapa lembaga pendidikan rendah
yang anak didiknya hanya menguasai bahasa ibunya (bahasa
daerah) menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah anak
didik yang bersangkutan. Hal ini dilakukan sampai kelas tiga
SekolahDasar.
Sebagai konsekuensi pemakaian bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar di lembaga pendidikan tersebut, maka materi
pelajaran ynag berbentuk media cetak hendaknya juga
berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan
menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau
menyusunnya sendiri. Apabila hal ini dilakukan, sangatlah
membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia
sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
Mungkin pada saat mendatang bahasa Indonesia berkembang
sebagai bahasa iptek yang sejajar dengan bahasa Inggris.
Sebagai fungsinya di dalam perhubungan pada tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan serta pemerintah, bahasa Indonesia dipakai
dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan
informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu
9
hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan
mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan
peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang
disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh orang
kedua (baca: masyarakat).
Akhirnya, sebagai fungsi pengembangan kebudayaan
nasional, ilmu, dan teknologi, bahasa Indonesia terasa sekali
manfaatnya. Kebudayaan nasional yang beragam itu, yang
berasal dari masyarakat Indonesia yang beragam pula, rasanya
tidaklah mungkin dapat disebarluaskan kepada dan dinikmati
oleh masyarakat Indonesia dengan bahasa lain selain bahasa
Indonesia. Apakah mungkin guru tari Bali mengajarkan menari
Bali kepada orang Jawa, Sunda, dan Bugis dengan bahasa Bali?
Tidak mungkin! Hal ini juga berlaku dalam penyebarluasan
ilmu dan teknologi modern. Agar jangkauan pemakaiannya
lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-
buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah
maupun media cetak lain, hendaknya menggunakn bahasa
Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik
dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang dirintis lewat
lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di perguruantinggi.

D. Perbedaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional


dan Bahasa Indonesia sebagai BahasaNegara/Resmi

Perbedaan dari Segi Ujudnya


Apabila kita mendengarkan pidato sambutan Menteri
Sosial dalm rangka peringatan Hari Hak-hak Asasi Manusia dan
pidato sambutan Menteri Muda Usaha wanita dalam rangka
peringatan Hari Ibu, misalnya, tentunya kita tidak menjumpai
kalimat-kalimat yang semacamini.
“Sodara-sodara! Ini hari adalah hari yang bersejarah.
Sampeyan tentunya udah tau, bukan? Kalau kagak tau yang
kebacut, gitu aja”.

10
Kalimat yang semacam itu juga tidak pernah kita jumpai
pada waktu kita membaca surat-surat dinas, dokumen-
dokumen resmi, dan peraturan-peraturan pemerintah.
Di sisi lain, pada waktu kita berkenalan dengan seseorang
yang berasal dari daerah atau suku yang berbeda, pernahkah
kita memakai kata-kata seperti ‘kepingin’, ‘paling banter’,
‘kesusu’ dan ‘mblayu’? Apabila kita menginginkan tercapainya
tujuan komunikasi, kita tidak akan menggunakan kata-kata
yang tidak akan dimengerti oleh lawan bicara kita sebagaimana
contoh di atas. Kita juga tidak akan menggunakan struktur-
struktur kalimat yang membuat mereka kurang memahami
maksudnya.
Yang menjadi masalah sekarang ialah apakah ada perbedan
ujud antara bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi
sebagaimana yang kita dengar dan kita baca pada contoh di
atas, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional,
sebagaimana yang pernah juga kita lakukan pada saat
berkenalan dengan seorang lain daerah atau lain suku?
Perbedaan secara khusus memang ada, misalnya penggunaan
kosakata dan istilah. Hal ini disebabkan oleh lapangan
pembicaraannya berbeda. Dalam lapangan politik diperlukan
kosakata tertentu yang berbeda dengan kosakata yang
diperlukan dalam lapangan administrasi. Begitu juga dalam
lapangan ekonomi, sosial, dan yang lain-lain. Akan tetapi,
secara umum terdapat kesamaan. Semuanya menggunakan
bahasa yang berciri baku. Dalam lapangan dan situasi di atas
tidak pernah digunakan, misalnya, struktur kata ‘kasih tahu’
(untuk memberitahukan), ‘bikin bersih’ (untuk membersihkan),
‘dia orang’ (untuk mereka), ‘dia punya harga’ (untuk harganya),
dan kata ‘situ’ (untuk Saudara, Anda, dan sebagainya), ‘kenapa’
(untuk mengapa), ‘bilang’ (untuk mengatakan), ‘nggak’ (untuk
tidak), ‘gini’ (untuk begini), dan kata-kata lain yang dianggap
kurang atau tidakbaku.

11
Perbedaan dari Proses Terbentuknya
Secaraimplisit,perbedaandilihatdariprosesterbentuknya
antarakeduakedudukanbahasaIndonesia,sebagaibahasa
negaradannasional,sebenarnyasudahterlihatdidalamuraian
padabutir1.2dan1.3.Akantetapi,untukmempertajamnya
dapatditelaahhalberikut.
Sudah kita pahami pada uraian terdahulu bahwa latar
belakang timbulnya kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara jelas-jelas berbeda. Adanya kedudukan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional didorong oleh rasa persatuan
bangsa Indonesia pada waktu itu. Putra-putra Indonesia sadar
bahwa persatuan merupakan sesuatu yang mutlk untuk
mewujudkan suatu kekuatan. Semboyan “Bersatu kita teguh
bercerai kta runtuh” benar-benar diresapi oleh mereka. Mereka
juga sadar bahwa untuk mewujudkan persatuan perlu adanya
saran yang menunjangnya. Dari sekian sarana penentu, yang
tidak kalah pentingnya adalah srana komunikasi yang disebut
bahasa. Dengan pertimbangan kesejarahan dan kondisi bahasa
Indonesia yang lingua franca itu, maka ditentukanlah ia sebagai
bahasa nasional.
Berbeda halnya dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara/resmi. Terbentuknya bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara/resmi dilatarbelakangi oleh kondisi bahasa Indonesia itu
sendiri yang secara geografis menyebar pemakiannya ke hampir
seluruh wilayah Indonesia dan dikuasai oleh sebagian besar
penduduknya. Di samping itu, pada saat itu bahasa Indonesia
telah disepakati oleh pemakainya sebagai bahasa pemersatu
bangsa, sehingga pada saat ditentukannya sebagai bahasa
negara/resmi, seluruh pemakai bahasa Indonesia yang sekaligus
sebagai penduduk Indonesia itu menerimanya dengan suara
bulat.
Dengan demikian jelaslah bahwa dualisme kedudukan
bahasa Indonesia tersebut dilatarbelakangi oleh proses
pembentukan yang berbeda.
12
Perbedaan dari Segi Fungsinya
Setelah kita menelaah uraian terdahulu, kita mengetahui
bahwa fungsi kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional berbeda sekali dengan fungsi kedudukan bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara. Perbedan itu terlihat pada
wilayah pemakaian dan tanggung jawab kita terhadap
pemakaian fungsi itu. Kapan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara/resmi dipakai, kiranya sudah kita ketahui.
Yang menjadi masalah kita adalah perbedaan sehubungan
dengn tanggung jawab kita terhadp pemakaian fungsi-fungsi
itu. Apabila kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai fungsi
tertentu, terdapat kaitan apa dengan kita? Kita berperan
sebagai apa sehingga kita berkewajiban moralmenggunakan
bahasa Indonesia sebagai fungsi tertentu? Jawaban atas
pertanyaan itulah yng membedakan tanggung jawab kita
terhadap pemakaian fungsi-fungsi bahasa Indonesia baik dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional maupun sebagai bahasa
negara/resmi.
Kita menggunakan sebagai bahasa negara/resmi dipakai
sebagai alat penghubung antarsuku, misalnya, karena kita
sebagai bangsa Indonesia yang hidup di wilayah tanah air
Indonesia. Sehubungan dengan itu, apabila ada orang yang
berbangsa lain yang menetap di wilayah Indonesia dan mahir
berbahasa Indonesia, dia tidak mempunyai tanggung jawab
moral untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai fungsi
tersebut.
Lain halnya dengan contoh berikut ini. Walaupun Ton Sin
Hwan keturunan Cina, tetapi karena dia warga negara
Indonesia dan secara kebetulan menjabat sebagai Ketua
Lembaga Bantuan Hukum, maka pada saat dia memberikan
penataran kepada anggotnyan berkewajiban moral untuk
menggunakan bahasa Indonesia. Tidak perduli apakah dia
lancar berbahasa Indonesia atau tidak. Tidak perduli apakah
semua pengikutnya keturunan Cina yang berwarga negara
Indonesia ataukahtidak.
13
Jadi seseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai
penghubung antarsuku, karena dia berbangsa Indonesia yang
menetap di wilayah Indonesia; sedangkan seseorang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, karena
dia sebagai warga negara Indonesia yang menjalankan tugas-
tugas ‘pembangunan’ Indonesia.

Peranan dan Fungsi bahasa


Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang
digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni; sebagai
alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengekspresikan
diri, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi
sosial dalam lingkungan. Bahasa Indonesia adalah alat
pemersatu bangsa Indonesia yang memiliki banyak perbedaan,
baik dari segi suku, agama, ras, adat istiadat dan budaya yang
masing-masing memiliki bahasa daerah tersendiri. Oleh karena
itu, keberadaan bahasa Indonesia sangatlah penting bagi
masyarakat Indonesia itu sendiri. Bahasa Indonesia merupakan
penunjang aktivitas masyarakat dalam kehidupansehari-hari.
Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki peranan yang
sangat vital dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan
sehari-hari kegunaan bahasa sangat penting dalam menunjang
aktivitas kehidupan bermasyarakat, tanpa bahasa mungkin
dunia ini tidak akan seperti sekarang ini dan karena manusia
tidak bisa melakukan apa-apa tanpa bahasa. Untuk
berkomunikasi dengan seseorang kita pasti menggunakan
bahasa, contoh seorang dosen yang menyampaikan materi
kuliah, seorang guru yang menyampaikan pelajaran, seorang
pedagang yang menawarkan dagangannya, seorang atasan yang
memberikan perintah kepada bawahannya, dan banyak lagi
contoh lainnya, dan pasti itu semua menggunakan bahasa
dalam melakukan aktivitasnya.
Bahasa Indonesia tidak saja bermanfaat sebagai bahasa
perantara dan bahasa resmi, tetapi juga berfungsi sebagai
sarana pemersatu bangsa. Sebagai sarana pemersatu danalat
14
yang digunakan masyarakat Indonesi untuk melakukan
interaksi sosial, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
memiliki peranan vital untuk menumbuhkan rasa persatuan
antara masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia telah berhasil
mempersatukan beragam suku di Indonesia yang biasanya
bertutur dengan bahasa daerahnya masing-masing. Dengan
demikian, sekiranya dapat dikatakan pula bahwa bahasa
Indonesia merupakan salah satu aspek yang memiliki pengaruh
terhadap kondisi sosial maupun politik bangsaIndonesia.
Dalam aspek kehidupan sosial, bahasa Indonesia juga
memiliki peranan yang sangat vital dalam rangka
menyelesaikan persoalan-persoalan sosial masyarakat. Dewasa
ini, kita sering dihadapkan dengan masalah-maslah sosial.
Perbedaan suku, ras, golongan, dan agama sering menjadi
pemicu terjadinya pertikaian atupun hanya karena
kesalahpahaman semata.
Adapun bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa
merupakan salah satu solusi yang cukup efektif untuk
menyelesaikan beberapa masalah sosial dewasa ini. Hal tersebut
karena bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai alat kontrol
sosial sesuai dengan fungsi bahasa itu sendiri. Dalam hal ini,
bahasa merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha
mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang lain
karena bahasa memang pada dasarnya mampu mempengaruhi
sikap seseorang dan juga mempunyai relasi dengan proses-
proses sosialisasi masyarakat.
Sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan bagi bangsa
Indonesia, bahasa Indonesia juga memiliki kedudukan yang
sangat penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Bahasa
Indonesia mampu mempersatukan bangsa Indonesia yang
secara konkrit terdiri dari beragam suku maupun etnis yang
masing-masing memiliki bahasa daerah tersendiri. Oleh karena
itu, bahasa Indonesia merupakan salah satu solusi yang cukup
efektif dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial dan politik
yangsekiranyaseringkitatemuidalamkehidupanberbangsa
15
dan bernegara. Hal itu disebabkan karena bahasa Indonesia
merupakan wahana pemersatu dan juga dapat berfungsi sebagai
alat kontrol sosial. Selain itu, bahasa Indonesia juga mampu
mempengaruhi tingkah laku bangsa Indonesia sebagai penutur
karena sejatinya bahasa memang mampu mempengaruhi sikap
seseorang.
Kalau kita cermati, sebenarnya ada satu lagi fungsi bahasa
yang selama ini kurang disadari oleh sebagian anggota
masyarakat, yaitu sebagai alat untuk berpikir. Seperti kita
ketahui, ilmu tentang cara berpikir adalah logika. Dalam proses
berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika untuk
merumuskan konsep, proposisi, dan simpulan. Segala kegiatan
yang menyangkut penghitungan atau kalkulasi, pembahasan
atau analisis, bahkan berangan-angan atau berkhayal, hanya
dimungkinkan berlangsung melalui proses berpikir disertai
alatnya yang tidak lain adalahbahasa.
Sejalan dengan uraian di atas dapat diformulasikan bahwa
makin tinggi kemampuan berbahasa seseorang, makin tinggi
pula kemampuan berpikirnya. Makin teratur bahasa seseorang,
maka makin teratur pula cara berpikirnya. Dengan berpegangan
pada formula itulah, dapat dikatakan bahwa seseorang tidak
mungkin menjadi intelektual tanpa menguasai bahasa. Seorang
intelektual pasti berpikir, dan proses berpikir pasti memerlukan
bahasa.
Fungsi umum bahasa indonesia adalah sebagai alat
komunikasi sosial. Bahasa pada dasarnya sudah menyatu
dengan kehidupan manusia. Aktivitas manusia sebagai anggota
masyarakat sangat bergantung pada penggunaan bahasa
masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan
keinginan disampaikan lewatbahasa.
Selain fungsi bahasa diatas, bahasa merupakan tanda yang
jelas dari kepribadian manusia. Melalui bahasa yang digunakan
manusia, maka dapat memahami karakter, keinginan, motif,
latar belakang pendidikan, kehidupan sosial, pergaulan dan
adat istiadatmanusia.
16
MenurutSumiatiBudiman(1987:1)mengemukakanbahwa
fungsibahasadapatdibedakanberdasarkantujuan,yaitu:

1. Fungsi praktis:
Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interakis antar
anggota masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari.
2. Fungsikultural
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan,
menyebarkan dan mengembangkankebudayaan.
3. Fungsiartistik
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa
estetis (keindahan) manusia melalui seni sastra.
4. Fungsiedukatif
Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan danteknologi.
5. Fungsipolitis
Bahasa digunakan sebagai alat untuk memusatkan bangsa
dan untuk menyelenggarakan administrasi pemerintahan.

Mencermati keadaan dan perkembangan dewasa ini,


semakin terasa betapa besar fungsi dan peran bahasa dalam
kehidupan manusia. Tanpa bahasa kehidupan manusia terasa
hampa dan tidak berarti. Melalui peran bahasa, manusia dapat
menjadikan dirinya menjadi manusia berbudi pekerti, berilmu
dan bermartabat tinggi. Berdasarkan semua ini, dapat
disimpulkan fungsi bahasa yaitu sbb:
1. Bahasa sebagai alatkomunikasi
Melalui Bahasa, manusia dapat berhubungan dan
berinteraksi dengan alam sekitarnya, terutama sesama manusia
sebagai makhluk sosial. Manusia dapat memikirkan, mengelola
dan memberdayakan segala potensi untuk kepentingan
kehidupan umat manusia menuju kesejahteraan adil dan
makmur. Manusia dalam berkomunikasi tentu harus
memperhatikan dan menerapkan berbagai etika sehingga
terwujud masyarakat yang madani selamat dunia dan akhirat.
17
Bahasa sebagai alat komunikasi berpotensi untuk dijadikan
sebagai sarana untuk mencapai suatu keberhasilan dan
kesuksesan hidup manusia, baik sebagai insan akademis
maupun sebagai warga masyarakat. Penggunaan bahasa yang
tepat menjadikan seseorang dalam memperlancar segala
urusan. Melalui bahasa yang baik, maka lawan komunikasi
dapat memberikan respon yang positif. Akhirnya, dapat
dipahami apa maksud dantujuannya.
2. Bahasa sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat ekspresi diri, bahasa merupakan saranauntuk
mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang,
baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang
dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan dan
memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain
dalam berbagai tempat dan situasi.

18
Pertemuan
2 RAGAM BAHASA
PENGERTIAN RAGAM BAHASA

Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa yang


pemakaianya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan
menurut hubungan pembicara, lawan bicara, dan orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan.
Indonesia terdiri dari banyak kepulauan yang terbentang
dari sabang sampai marauke, dengan keanekaragaman suku
dan kebudayaan sehingga melahirkan bahasa yang berbeda-
beda. Variasi bahasa yang digunakan oleh masing-masing suku
yang ada di suatu daerah di Indonesia itulah, yang dinamakan
ragam bahasa.

SEBAB TERJADINYA RAGAM BAHASA


Ragam bahasa timbul seiring dengan perubahan
masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang
dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak
mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien,
dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi
tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut
ragam standar (Subarianto,2000).

MACAM-MACAM RAGAM BAHASA


A. Ragam bahasa berdasarkan media atausarana
Ragam bahasa berdasarkan media atau sarana dibedakan
menjadi ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Berikut ini
penjelasannya :
1.Ragambahasalisan
Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan alat
ucap manusia. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata
bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini,
19
pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau
tekanan, ekspresi wajah, intonasi, dan gerakan tangan yang
bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang
dilakukan. Ragam lisan dapat kita temui, misalnya pada saat
seseorang berpidato, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dalam
percakapan antar teman, dan lainnya.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan diantaranya :
1. Memerlukan kehadiran oranglain
2. Unsur gramatikal tidak dinyatakan secaralengkap
3. Terikat ruang danwaktu
4. Dipengaruhi oleh tinggi rendahnyasuara.

Ragam bahasa lisan memiliki beberapa kelebihan dan


kekurangan. Adapun kelebihan ragam bahasa lisan diantaranya
sebagai berikut:
a) Dapat disesuaikan dengansituasi.
b) Faktorefisiensi.
c) Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur
lain berupa tekan dan gerak anggota badan agar pendengar
mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan
gerak-gerakpembicara.
d) Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi
pendengar terhadap apa yangdibicarakannya.
e) Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang
memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh
penutur.
f) Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan
dan penafsiran dari informasi audio, visual dankognitif.

Sedangkan kelemahan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai


berikut:
a) Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap,
bahkan terdapat frase-frasesederhana.
b) Penutur sering mengulangi beberapakalimat.
c) Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan secarabaik.
20
d) Aturan-aturan bahasa yang dilakukan seringkali
menggunakan ragam tidakformal.

2. Ragam bahasa tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan


memanfaatkan media tulis seperti kertas dengan huruf sebagai
unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata
cara penulisan dan kosakata . Dengan kata lain dalam ragam
bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata
bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan
pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan
tanda baca dalam mengungkapkan ide. Ragam tulis dapat
berupa ragam tulis yang standar maupun non standar. Ragam
tulis yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran, teks,
majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan
ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan, atau
poster.
Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut:
a. Tidak memerlukan kehadiran oranglain.
b. Unsur gramatikal dinyatakan secaralengkap.
c. Tidak terikat ruang danwaktu
d. Dipengaruhi oleh tanda baca atauejaan.

Sama halnya dengan ragam bahasa lisan, ragam bahasa


tulis juga memiliki kelemahan dan kelebihan. Adapun
kelebihan dari ragam bahasa tulisdiantaranya:
a) Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai
media atau materi yang menarik danmenyenangkan.
b) Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan
masyarakat.
c) Sebagai sarana memperkayakosakata.
d) Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud,
membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur
emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasanpembaca.
21
Sedangkan kelemahan dari ragam bahasa tulis diantaranya
sebagai berikut:
a) Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti
bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus
disusun lebihsempurna.
b) Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan
jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang
dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilaijual.
c) Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat
diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan
diperlukan keseksamaan yang lebihbesar.

Contoh ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis

No Ragam bahasa Ragam bahasa tulis


lisan
1. Ibu bilang kalo Ibu mengatakan apabila cuaca
cuaca udah sudah mendung, pakaian harus
mendung, segera diangkat
pakaian harus
cepet-cepet
diangkat
2. Saya tinggal di Saya bertempat tinggal di Bogor
Bogor
3. Kiki lagi ngerjain Kiki sedang mengerjakan tugas
tugas Bahasa Bahasa Indonesia
Indonesia

B. Ragam Bahasa BerdasarkanPenutur


1. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah
(logat/dialek). Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang
yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia
yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Madura, danPapua.

22
Masing-masing memiliki ciri khas /logat yang berbeda-
beda.

2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikanpenutur.


Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur
yang berpendidikan, berbeda dengan kelompok penutur
yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata
yang berasal dari bahasa asing, misalnya vitamin, video,
film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin
akan mengucapkan pitamin, pideo, pilm, pakultas.

3. Ragam bahasa berdasarkan sikappenutur.


Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur
terhadap kawan bicaranya. Sikap itu antara lain resmi,
akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca
terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap
tersebut. Contohnya, pada saat kita berbicara dengan
seseorang yang memiliki kedudukan atau jabatan yang
tinggi dan saat berbicara dengan seorang teman akrab.
Pasti tentunya akan sangat berbeda. Semakin formal jarak
penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin
tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin
rendah pula tingkat kebakuan bahasa yangdigunakan.

SITUASI RAGAM BAHASA DALAM BERBAGAI MACAM


KEADAAN
a) Ragam Baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya
dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa dipakai
dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau
dalam penulisan suratresmi.

23
b) Ragam Cakapan (akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai
apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai
sesama (sama usianya), lebih muda, lebih rendah statusnya
atau apabila topik pembicara bersifat tidakresmi.
c) Ragam Hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila
lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan
atasan.
d) Ragam Kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam
pemakaian tidak resmi di kalangan orang yang saling
mengenal, misalnya ketika berbicara dengan temansebaya.
e) Ragam Resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam
suasana resmi, misalnya pidato kepresidenan, wawancara,
ketika membawakan beritadll.
f) Ragam ilmiah adalah ragam bahasa yang digunakan dalam
kegiatan ilmiah, misalnya ceramah, penulisan karya ilmiah
dll.
g) Ragam populer adalah ragam bahasa yang digunakan dalam
pergaulan sehari-hari dan dalam tulisan popular, misalnya
singkatan bahasa yang sering digunakan ketika seseorang
mengirimkan sms kepadatemannya.

24
PERTEMUAN3

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan Tanda Baca

EjaanYangDisempurnakan(EYD)adalahejaanbahasa
Indonesiayangberlakusejaktahun1972.Ejaanini
menggantikanejaansebelumnya,EjaanRepublikatauEjaan
Soewandi.AdabeberapatandabacayangterdapatpadaEYD
yangseringdigunakandalamkehidupansehari-hari.
Tanda baca yang terdapat dalam EYD:
1. TandaTitik
- Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan
pertanyaan atauseruan.
Misalnya:
Dia menanyakan siapa yang akan datang.

- Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan


yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan
tempat terbit dalam daftarpustaka.
Misalnya:
Siregar,Merari.1920.AzabdanSengsara.Weltervreden:Balai Pustaka.

2. Tanda Koma(,)
- Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
perincian ataupembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dantinta.
- Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang
satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata
seperti tetapi ataumelainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

25
- Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii)
bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama
tempat dan wilayah atau negeri yang ditulisberurutan.
Misalnya:
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6,
Jakarta.
- Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang
dibalik susunannya dalam daftarpustaka.
Misalnya:
Alisjahbana,SutanTakdir.1949.TatabahasaBaruBahasa
Indonesia,jilid1dan2.Djakarta:PTPustakaRakjat.
- Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan
nama diri, keluarga, ataumarga.
Misalnya:
Ny. Khadijah, M.A.
- Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan
tambahan yang sifatnya tidakmembatasi.
Misalnya:
Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan,
mengikuti latihan paduan suara.

3. Tanda Titik Dua(:)


- Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu
pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian ataupemerian.
Misalnya:
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja,
dan lemari.
- Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua : Ahmad Wijaya
- Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah
kata yang menunjukkan pelaku dalampercakapan.
26
Misalnya:
Ibu : (meletakkan beberapa koper) “Bawa koper ini, Mir!”
Amir : “Baik, Bu.” (mengangkat koper dan masuk)

4. Tanda Hubung(-)
- Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang
terpisah oleh pergantianbaris.
Misalnya:
Di samping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru.
- Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata
ulang. Misalnya:
anak-anak
- Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i)
hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii)
penghilangan bagian kelompok kata.
Misalnya:
ber-evolusi
- Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang
terpisah oleh pergantianbaris.
Misalnya:
di-smash

5. Tanda Pisah(–)
- Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberi penjelasan di luar bangunkalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu–saya yakin akan tercapai–
diperjuangkan oleh bangas itu sendiri.
- Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau
tanggal dengan arti ‘sampai’.
Misalnya:
Jakarta–Bandung.
27
6. Tanda Tanya(?)
- Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat
tanya. Misalnya:
Kapan ia berangkat?

7. Tanda Seru(!)
- Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang
kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!

8. Tanda Kurung((…))
- Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan.
Misalnya:
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian
Kegiatan) kantor itu.
- Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan
yang bukan bagian integral pokokpembicaraan.
Misalnya:
SajakTranggonoyangberjudul“Ubud”(namatempatyang
terkenaldiBali)ditulispadatahun1962.
- Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
dalam teks dapatdihilangkan.
Misalnya:
Pejalan kaki itu berasal dari (Kota) Surabaya.

9. Tanda Petik(“…”)
- Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab
buku yang dipakai dalamkalimat.
Misalnya:
28
Bacalah ”Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu
Tempat.
- Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat
ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau
ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya:
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”.

10. Tanda Penyingkat atau Apostrof(‘)


- Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angkatahun.
Misalnya:
Ali ’kan kusurati. (‘kan = akan)

29
PERTEMUAN 4
Diksi atau Pilihan Kata

NO KATABAKU KATA TIDAKBAKU


1. Aktif Aktip
2. Ambulans Ambulan
3. Analisa Analisis
4. Anggota Anggauta
5. Antre Antri
6. Apotek Apotik
7. Atlet Atlit
8. Berpikir Berfikir
9. Frekuensi Frekwensi
10. Hakikat Hakekat

Bahasa apapun yang kita gunakan dalam berbicara maka,


rangkaian pembicaraan tersebut tidak lepas dari rangkaian kata
yang digunakan sehingga terbentuk kelompok kata, klausa,
kalimat, paragraph dan akhirnya sebuah wacana dalam konteks
pembicaraan.
Diksi merupakan pilihan kata yang digunakan oleh
pembicara yang dapat menggambarkan isi hati dan pikiran si
pembicara tersebut. Sehingga diksi yang secara tunggal/berdiri
sendiri dan atau dirangkaikan menjadi sebuah kalimat memiliki
makna dan mnejadi media penyampaian isi hati dan pikiran
tersebut.
Diksi yang diguunakan tidak hanya terbatas pada lisan saja
tetapi juga pada tulisan. Teks/wacana disusun berdasarkan
pilihan kata untuk menyampaikan gagasan penulis. Penulis
atau pengarang memilih diksi untuk menggambarkan sebuah
cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan
digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan
peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-
ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagiandari
30
diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau
karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi.
Diksi yang digunakan secara tunggal memiliki arti; Diksi
merupakan pemilihan kata yang tepat dalam membuat suatu
kalimat yang memiliki pengungkapan arti yang bertujuan agar
mudah dipahami.Dalam peemilihan kata tersebut terdapat
istilah umum dan istilah khusus. Istilah umum merupakan kata
yang biasa digunakan,sedangkan istilah khusus merupakan
penggunaan kata yang jarang didengar dan digunakan oleh
orang pada umumnya.
Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras
(dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yg diharapkan). Diksi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa
Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat
dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan
gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang
diharapkan). Fungsi dari diksi antara lain:
 Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar
dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh
pembicara ataupenulis.
 Untuk mencapai target komunikasi yangefektif.
 Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secaraverbal.
 Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat
resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan
pendengar ataupembaca.

Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu : fonem, silabel,


konjungsi, hubungan, kata benda, kata kerja, infleksi, dan
uterans.
Macam macam hubungan makna:
1. Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki
persamaan/kemiripan makna. Sinonim sebagai
ungkapan(bisaberupakata,frase,ataukalimat)yang
31
maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan
lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
2. Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat)
yang maknanya dianggap kebalikan dari
makna/ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim
dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata
kecil.
3. Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase)
yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata
kepala bermakna; bagian tubuh dari leher ke atas,
seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari
suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti
kepala susu, kepala meja, dan kepala kereta api, bagian
dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala
paku dan kepala jarum danIain-lain.
4. Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup
oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata,
frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan
bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata
tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab
makna tongkol termasuk maknaikan.
5. Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
unggas
6. Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan
dan bunyi namun berbedaarti.
7. Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi
ejaan dan artinya berbeda.

32
8. Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama
tetapi bunyi dan artinya berbeda.

Makna Denotasi
Makna Denotasi merupakan makna kata yang sesuai
dengan makna yang sebenarnya atau sesuai dengan makna
kamus.
Contoh :
Adik makan nasi.
Makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut.

Makna Konotasi
Kalau makna Denotasi adalah makna yang sebenarnya,
maka seharusnya Makna Konotasi merupakan makna yang
bukan sebenarnya dan merujuk pada hal yang lain. Terkadang
banyak eksperts linguistik di Indonesia mengatakan bahwa
makna konotasi adalah makna kiasan, padahal makna kiasan
itu adalah tipe makna figuratif, bukan makna konotasi. Makna
Konotasi tidak diketahui oleh semua orang atau dalam artian
hanya digunakan oleh suatu komunitas tertentu. Misalnya Frase
jamtangan.
Contoh:
Pak Saleh adalah seorang pegawai kantoran yang sangat
tekun dan berdedikasi. Ia selalu disiplin dalam mengerjakan
sesuatu. Pada saat rapat kerja, salah satu kolega yang hadir
melihat kinerja beliau dan kemudian berkata kepada sesama
kolega yang lain “Jam tangan pak Slesh bagus yah”.
Pada ilustrasi diatas, frase jam tangan memiliki makna
konotasi yang berarti sebenarnya disiplin. Namun makna ini
hanya diketahui oleh orang-orang yang bekerja di kantoran
atau semacamnya yang berpacu dengan waktu. Dalam contoh
diatas, Jam Tangan memiliki Makna Konotasi Positif karena
sifatnyamemuji

33
Makna konotasi dibagi menjadi 2 yaitu konotasi
positif merupakan kata yang memiliki makna yang dirasakan
baik dan lebih sopan, dan konotasi negatif merupakan kata
yang bermakna kasar atau tidaksopan.
Diksi sering disebut juga sebagai sebuah kata. Kata adalah
suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri
dari satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa
terkecil yang dapat berdiri sendiri. Umumnya kata terdiri dari
satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan
kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi
empat: kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk.
Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan
kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata
turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di
awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun
akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar
atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh
maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan
beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.
Pada tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi
menjadi tujuh kategori, yaitu:
a. Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau
semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya buku,
kuda.
b. Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan
atau pengertiandinamis.
c. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda,
misalnya keras,cepat.
d. Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan
keterangan pada kata yang bukan kata benda, misalnya
sekarang, agak.
e. Pronomina (kata ganti); kata pengganti katabenda.

34
f. Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah
benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu
deretan, misalnya satu,kedua.
g. Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang
berdasarkan peranannya.

Adapun kata dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:


1. Kata Baku
a. Kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
yang telahditentukan.
b. Dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis dengan
pengukapan gagasan secaracepat.
2. Kata TidakBaku
a. Kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yangditentukan.
b. Dalam bahasa sehari-hari, bahasatutur.

2. PengertianFrasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat
nonpredikatif, misalnya: bayi sehat, pisang goreng, sangat enak,
sudah lama sekali dan dewan perwakilan rakyat.
a. Frasa Verbal
Frasa verbal adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata
kerja, terdiri atas tiga jenis, yaitu:
a. Frasa verbal modifikatif (pewatas); terdiriatas
Pewatas belakang, misalnya: Ia bekerja keras sepanjang
hari.
Pewatas depan, misalnya: Mereka dapat mengajukan
kredit di BRI.
b. Frasa verbal koordinatif adalah dua verba yang disatukan
dengan kata penghubungdanatau misalnya;
Mereka menangis dan meratapi
nasibnya.Kita pergi atau menunggu
ayah.

35
c. Farba verbal apositif yaitu sebagai keterangan yang
ditambahkan atau diselipkan,misalnya:
Pulogadung, tempat tinggalnya dulu, kini menjadi terminal
modern.
Usaha Pak Ali, berdagang kain, kini menjadi grosir.
Mata pencaharian orang itu, bertani dan berternak, sekarang
telah maju.

2. FrasaAdjektval
Frasa adjektival adalah kelompok kata yang dibentuk
dengan kata sifat atau keadaan sebagai inti (diterangkan)
dengan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan,
seperti: agak, dapat, harus, kurang, lebih, paling, dan sangat.

agakbaik harusbaik
akantenang kurang pandai
amatpandai lebihbaik
belumbaik paling tinggi
dapatpalsu selalurajin

Frasa adjektival mempunyai tiga jenis:


a. Frasa adjektival modifikatif (membatasi), misalnya: cantik
sekali, indah nian, hebatbenar;
b. Frasa adjektival koordinatif (mengabungkan), misalnya:
tegap kekar, aman tentram, makmur dan sejahtera, aman
sentausa;
c. Frasa adjektival apositif,misalnya:
Bima tokoh ksatria, gagah perkasa, dan suka menolong kaum
yang lemah. Frasa apositif bersifat memberiakan
keterangan tambahan Bima tokoh ksatria yang tampan
merupakan unsur utama kalimat gagah perkasa merupakan
keterangan tambahan. Frasa apositif terdapat dalam
kalimat berikutini:
Srikandi cantik, ayu rupawan, diperistri oleh Arjuna.

36
Skripsi yang berkualitas, terpuji dan terbaik, diterbitkan oleh
universitas.

3. FrasaNominal
Frasa nominal adalah kelompok kata benda yang dibentuk
dengan memperluas sebuah kata benda ke kiri dan ke kanan;
ke kiri menggolongkan, misalnya: dua buah buku, seorang
teman, beberapa butir telur, ke kanan sesudah kata (inti)
berfungsi mewatasi (membatasi), misalnya: buku dua buah,
teman seorang, telur beberapa butir.
a. Frasa nominal modifikatif (mewarisi), misalnya: rumah
mungil, hari Minggu, buku dua buah, pemuda kampus, dan
bulan pertama.
b. Frasa nominal koordinatif (tidak saling menerangkan),
misalnya: hak dan kewajiban,dunia akhirat, lahir batin,
serta adil danmakmur.
c. Frasa nominalapositif
Anton, mahasiswa teladan itu, kini menjadi dosen di
universitasnya.
Burung cendrawasih, burung langka dari Irian itu, sudah
hampirpunah.
Ibu Megawati, presiden republik indonesia, berkenan
memberikan sambutaqn dalam acara itu.

4. FrasaAdverbial
Frasa adverbial adalah kelompok kata yang dibentuk
dengan keterangan kata sifat. Frasa ini bersifat modifikatif
(mewatasi), misalnya: sangat baik, kata baik merupakan inti
dan sangat merupakan pewatas. Frasa adverbial yang termasuk
jenis ini:kurang pandai, hampir baik, begitu kuat, pandai sekali,
lebih kuat, dengan bangga, dan dengan gelisah. Frasa adverbial
yang bersifat koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya:
lebih kurang, kata lebih tidak menerangkan kurang dan kurang
tidak menerangkanlebih.

37
5. FrasaPronomial
Frasa Proniomial adalah frasa yang dibentuk dengan kata
ganti. Frasa ini terdiri atas tiga jenis:
a. Modifikatif, misalnya: kami semua, kalian semua,
anda semua, mereka semua, mereka itu, mereka
berdua, dan mereka itu.
b. Koordinatif, misalnya: engkau dan aku, kami dan
mereka, serta saya dandia,
c. Apositif:
Kami, bangsa Indonesia, menyatakan perang
melawankorupsi.
Mahsiswa, para pemuda, siap menjadi pasukan anti
korupsi.

6. FrasaNumerialia
Frasa numeralia adalah kelompok kata yang dibentuk
dengan kata bilangan. Frasa jenis ini terdiri atas dua jenis, yaitu
a. Modifikasi
Mereka memotong dua puluh ekor sapi kurban.
Orang itu menyumbang pembangunan jalan kampung
dua jutarupiah.
b. Koordinaasi
Lima atau enam orang bertopeng melintasi kegelapan
pada gang itu.
Entah tiga, entah empat kali saya makan obat hari itu.

7. Frasa InterogativaKoordinatif
Frasa interogativa Koordinatif adalah frasa yang
berintikan pada kata tanya.
Jawaban apa atau siapa merupakan ciri subjek
kalimat.Jawaban mengapa atau bagaimana merupakan
penanda
predikat.
8. Frasa DemonstrativaKoordinatif
Frasa ini dibntuk dengan dua kata yang tidak saling
38
menerangkan.

39
Saya bekerja di sana atau sini sama saja.
Saya memakai baju ini atau itu tidak masalah.

9. Frasa ProposisionalKoordinatif
Frasa ini dibentuk dengan kata depan dan tidak saling
menerangkan.
Perjalanan kami dari dan ke Bandung memerlukan waktu
enam jam.
Koperasi dari, oleh dan untuk anggota.

3.PengertianKlausa
Klausa merupakan kelompok kata yang sekurang-kurangnya
terdiri atas subjek dan predikat dan berpontensi menjadi
kalimat. Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek
(S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K),
serta memilki potensi untuk menjadi kalimat.
Ada tiga hal yang dapat mengklasifikasikan klausa. Ketiga
dasar itu adalah:
1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu
pada hadir tidaknya unsur inti klausa yaitu S dan P. Dengan
demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S.
Sedangkan P unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu,
maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan unsurinternnya.
2. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki
fungsi P, contoh: mahasiswa itu belum mengerjakantugas.
3. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang
mengaktifkan P, klausa positif ialah klausa yang ditandai
tidak adanya unsur negasi yang mengaktifkan P, contoh:
mahasiswa itu mengerjakantugas.

4. PengertianDiksi
Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata
yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan
satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia karang-
40
mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Kata yang
tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat
apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di
samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi
dan tempat penggunaan kata-kata itu. Diksi dapat diartikan
sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan
pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita
Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau
pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan
gagasan.
2. Pengarang harus memiliki kemampuan dalam
membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna,
sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan
kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan
situasi dan nilai rasapembaca.
3. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu
memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat
yang jelas, efektif, danefisien.

Fungsi dari diksi :


1. Untuk mencegahkesalahpahaman.
2. Untuk mencapai target komunikasi yangefektif.
3. Untuk Melambangkan gagasan yang di ekspresikan
secaraverbal.
4. Supaya suasana yang tepat bisatercipta.
5. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat
resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan
pendengar ataupembaca.

Frase

Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata


atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Misalnya: akan
datang, kemarin pagi, yang sedang menulis.
41
Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase
mempunyai dua sifat, yaitu
a. Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata
ataulebih.
b. Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi
unsur klausa, maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu
fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atauK.

Macam-macam frase:
A. Fraseendosentrik
Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi
yang sama dengan unsurnya. Frase endosentrik dapat
dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:

1. Frase endosentrik yang koordinatif, yaitu: frase yang terdiri


dari unsur-unsur yang setara, ini dibuktikan oleh
kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata
penghubung.
Misalnya:
kakek-nenekpembinaan dan pengembangan laki
bini belajar ataubekerja
2. Frase endosentrik yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari
unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya
tidak mungkindihubungkan.
Misalnya:
perjalanan panjang hari libur

Perjalanan, hari merupakan unsur pusat, yaitu: unsur yang


secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara
semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur
lainnya merupakanatributif
.
3. Frase endosentrik yang apositif: frase yang atributnya
berupa aposisi/ keterangan tambahan.
Misalnya: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai.
42
Dalam frase Susi, anak Pak Saleh secara sematik unsur
yang satu, dalam hal ini unsur anak Pak Saleh, sama dengan
unsur lainnya, yaitu Susi. Karena, unsur anak Pak Saleh dapat
menggantikan unsur Susi. Perhatikan jajaran berikut:
Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai
Susi, …., sangat pandai.
…., anak Pak Saleh sangat pandai.
Unsur Susi merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak
Pak Saleh merupakan aposisi (Ap).

B. FraseEksosentrik
Frase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai
distribusi yang sama dengan unsurnya.
Misalnya:
Siswakelas1Asedangbergotongroyongdidalamkelas.
Frase di dalam kelas tidak mempunyai distribusi
yang sama dengan unsurnya. Ketidaksamaan itu dapat
dilihat dari jajaran berikut:
Siswakelas1Asedangbergotongroyongdi….
Siswakelas1Asedangbergotongroyong….kelas

C. Frase Nominal, frase Verbal, frase Bilangan, frase


Keterangan.
1. Frase Nominal: frase yang memiliki distributif yang sama
dengan kata nominal.
Misalnya: baju baru, rumah sakit
2. Frase Verbal: frase yang mempunyai distribusi yang sama
dengan golongan kataverbal.
Misalnya: akan berlayar
3. Frase Bilangan: frase yang mempunyai distribusi yang
sama dengan kata bilangan.
Misalnya: dua butir telur, sepuluh keping
4. Frase Keterangan: frase yang mempunyai distribusi yang
sama dengan kata keterangan.
Misalnya: tadi pagi, besok sore
43
5. Frase Depan: frase yang terdiri dari kata depan sebagai
penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagaiaksinnya.
Misalnya: di halaman sekolah, dari desa

D. FraseAmbigu
Frase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan
keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda
seperti itu disebut ambigu.
Misalnya: Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita
terkenal, tempat mamaku bekerja, berbaik hati mau
melunaskan semua tunggakansekolahku.
Frase perancang busana wanita dapat menimbulkan
pengertian ganda:
1. Perancang busana yang berjenis kelaminwanita.
2. Perancang yang menciptakan model busana untuk
wanita.

Klausa
Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek
(S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K),
serta memilki potensi untuk menjadi kalimat. Misalnya: banyak
orangmengatakan.
Unsur inti klausa ialah subjek (S) dan predikat (P).
Penggolongan klausa:
1. Berdasarkan unsurintinya
2. Berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara
gramatik menegatifkanpredikat
3. Berdasarkan kategori kata atau frase yang
menduduki fungsipredikat

PERTEMUAN 5 6 7 kalimat
Definsi Kalimat Secara Leksikal (Kamus)

Kalimat adalah susunan kata atau kelompok kata yang


teratur dan mengandung maksud atau pikiran yang jelas.
44
Kalimat adalah satuan bahasa yang berdiri sendiri dan tidak
merupakan bagian dari kesatuan yang lebih besar yang lain
yang diakhiri dengan intonasi final, terdiri atas satu atau lebih
klausa. Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan
suatu konsep pikiran, perasaan danperkataan.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan
atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam
wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan
keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya
(?) dan tanda seru(!).

A. KalimatEfektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan
pesan (informasi) secara singkat, lengkap, dan mudah diterima
oleh pendengar. Yang dimaksud singkat adalah hemat dalam
penggunaan kata-kata. Hanya kata-kata yang diperlukan yang
digunakan. Sebaliknya, Kata-kata yang mubadzir tidak perlu
digunakan.Penggunaan kata-kata mubadzir berarti
pemborosan. Hal itu tentu bertentangan dengan prinsip
kalimat efektif yang hemat, (Wiyanto,2004:48).
Meskipun hemat dalam penggunaan kata, Kalimat efektif
tetap harus lengkap, Artinya kalimat itu harus disampaikan.
Sedemikian lengkapnya sehingga kalimat efektif mampu
menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan, atau
menghasilkan akibat. Selanjutnya, kalimat efektif harus dapat
dipahami pendengar dengan cara yanng mudah dan menarik.
Selain itu, kalimat efektif harus mematuhi kaidah struktur
bahasa dan mencerminkan cara berpikir yang masuk akal
(logis).
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil
menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun
pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau
penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat
45
sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan
katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya
pun harus benar. Menurut Gorys keraf kalimat yang memenuhi
syarat-syarat efektif adalah berikut :
a. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan
pembicara ataupenulis.
b. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam
pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan
oleh pembicara ataupenulis.

B. Syarat-syarat kalimatefektif
1. Koherensi
Yaitu hubungan timbal-balik yang baik dan jelas antara
unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk
kalimat itu. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tersendiri
bagaimana mengurutkan gagasan tersebut. Ada bagian-bagian
kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak
boleh dipisahkan, ada yang lebih renggang kedudukannya
sehingga boleh ditempatkan dimana saja, asal jangan disisipkan
antara kata-kata atau kelompok-kelompok kata yang rapat
hubungannya.
Contoh;
Sehubungan dengan itu, dikemukakannya juga minat baca
kaum remajamenurun.

2. Kesatuan
Syarat kalimat efektif haruslah mempunyai struktur
yang baik. Artinya, kalimat itu harus memiliki unsure-unsur
subyek dan predikat, atau bisa ditambah dengan obyek,
keterangan, dan unsure-unsur subyek, predikat, obyek,
keterangan, dan pelengkap, melahirkan keterpautan arti yang
merupakan cirri keutuhan kalimat.

Contoh: Ibu menata ruang tamu tadi pagi.

46
S P Pel K

Dari contoh tersebut, kalimat ini jelas maknanya, hubungan


antar unsur menjadi jelas sehingga ada kesatuan bentuk yang
membentuk kepaduan makna. Jadi, harus ada keseimbangan
antara pikiran atau gagasan dengan struktur bahasa yang
digunakan.

3. Kehematan
Kehematan yang dimaksud berupa kehematan dalam
pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak
diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan
makna kata. Tidak berarti bahwa kata yang menambah
kejelasan kalimat boleh dihilangkan. Berikut unsur-unsur
penghematan yang harusdiperhatikan:

Frase pada awal kalimat


Contoh :
Sulit untuk menentukan diagnosa jika keluhan hanya berupa
sakit perut, menurut para ahli bedah.

Pengurangan subyek kalimat


Contoh:
– Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui
mempelai memasuki ruangan.(salah)

4. Paralelisme
Paralelisme atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk
kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika
pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan
verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja
berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan
kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
47
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir
jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke
pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir
jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes.
(tidakefektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
(efektif)
5. Penekanan
Gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh
pembicara biasanya dilakukan dengan memperlambat ucapan,
melirihkan suara, dan sebagainya pada bagian kalimat tadi.
Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberikan
penekanan yaitu:

Posisi dalam kalimat


Untuk memberikan penekanan dalam kalimat, biasanya
dengan menempatkan bagian itu di depan kalimat.
Pengutamaan bagian kalimat selain dapat mengubah urutan
kata juga dapat mengubah bentuk kata dalam kalimat.
Contoh :
– Salah satu indikator yang menunjukkan tak efesiennya
Pertamina, menurut pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes
adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai
Pertamina dengan produksi minyak.
- Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina
dengan produksi minyak adalah salah satu indikator yagn
menunjukkan tidak efisiennya Pertamina. Demikian
pendapat Prof. Dr. HermanYohanes.

Urutan yang logis


Sebuah kalimat biasanya memberikan sebuah kejadian
atau peristiwa. Kejadian yang berurutan hendaknya
48
diperhatikan agar urutannya tergambar dengan logis. Urutan
yang logis dapat disusun secara kronologis, dengan penataan
urutan yang makin lama makin penting atau dengan
menggambarkan suatu proses.
Contoh :
– Kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.

6. Kevariasian
Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat
membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang
dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat
yang pendek dan panjang.

a). Caramemulai
Subyek pada awal kalimat.
Contoh:
– Bahan biologis menghasilkan medan magnetis dengan tiga
cara.

Predikat pada awal kalimat (kalimat inversi sama dengan susun


balik)
Contoh:
– Turun perlahan-lahan kami dari kapal yang besaritu.

Kata modal pada awal kalimat


Dengan adanya kata modal, maka kalimat-kalimat akan
berubah nadanya, yang tegas menjadi ragu tau sebaliknya dan
yagn keras menjadi lembut atau sebaliknya. Untuk menyatakan
kepastian digunakan kata: pasti, pernah, tentu, sering, jarang,
kerapkali, dan sebagainya.
Untuk menyatakan ketidakpastian digunakan: mungkin,
barangkali, kira-kira, rasanya, tampaknya, dan sebagainya.
Untuk menyatakan kesungguhan digunakan: sebenarnya,
sesungguhnya, sebetulnya, benar, dan sebagainya.

49
Contoh:
– Sering mereka belajarbersama-sama.

b). Panjang-pendekkalimat.
Tidak selalu kalimat pendek mencerminkan kalimat
yang baik atau efektif, kalimat panjang tidak selalu rumit. Akan
sangat tidak menyenangkan bila membaca karangan yang
terdiri dari kalimat yang seluruhnya pendek-pendek atau
panjang-panjang. Dengan menggabung beberapa kalimat
tunggal menjadi kalimat majemuk setara terasa hubungan
antara kalimat menjadi lebih jelas, lebih mudah dipahami
sehingga keseluruhan paragraf merupakan kesatuan yangutuh.

c). Jeniskalimat.
Biasanya dalam menulis, orang cenderung
menyatakannya dalam wujud kalimat berita. Hal ini wajar
karena dalam kalimat berita berfungsi untuk memberi tahu
tentang sesuatu. Dengan demikian, semua yang bersifat
memberi informasi dinyatakan dengan kalimat berita. Tapi, hal
ini tidak berarti bahwa dalam rangka memberi informasi,
kalimat tanya atau kalimat perintah tidak dipergunakan, justru
variasi dari ketiganya akan memberikan penyegaran dalam
karangan.

d). Kalimat aktif danpasif.


Selain pola inversi, panjang-pendek kalimat, kalimat
majemuk dan setara, maka pada kalimat aktif dan pasif dapat
membuat tulisan menjadi bervariasi.

e). Kalimat langsung dan tidaklangsung.


Biasanya yang dinyatakan dalam kalimat langsung ini
adalah ucapan-ucapan yang bersifat ekspresif. Tujuannya tentu
saja untuk menghidupkan paragraf. Kalimat langsung dapat
diambil dari hasil wawancara, ceramah, pidato, atau mengutip
pendapat seseorang dari buku.
50
7. Logis/Nalar
Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam
kalimat tersebut dapat diterima oleh akal atau nalar. Logis atau
tidaknya kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan strukturnya.
Kelogisan kalimat tampak pada gagasan dan pendukungnya
yang dipaparkan dalam kalimat. Suatu kalimat dikatakan logis
apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan antar
gagasan dalam kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan
pokok serta gagasan penjelas juga masuk akal.
Contoh kalimat salah nalar:
a. Waktu dan tempat dipersilahkan. (siapa yangdipersilahkan)
b. Silakan maju ke depan. (maju selalu kedepan)

51
PERTEMUAN 8 9
PENGERTIAN PARAGRAF ATAU ALINEA

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang


biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan
kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan
mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea
yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang
dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping
bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi,
alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas
dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf
sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan
sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu
paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak
mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuahkarangan.

Syarat Paragraf
Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat ,yaitu
adanya kesatuan dan kepaduan.
1) Kesatuanparagraf
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh
kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok
,satu topik / masalah. Jika dalam sebuah paragraf terdapat
kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang di
bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide
atau masalah.

52
2) Kepaduanparagraf
Seperti halnya kalimat efektif , dalam paragraph ini juga
dikenal istilah kepaduan atau koherensi. Kepaduan paragraf
akan terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus dan lancer
serta logis. Untuk itu, cara repetisi, jasa kata ganti dan kata
sambung, serta frasa penghubung dapat dimanfaatkan.
Selengkapnya mengenai syarat paragraf.
Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan
posisikalimat topikkarena kalimat topiklah yang mengandung
inti permasalahan atau ide utama paragraf. Pengembangan
paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan
utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan
pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan
dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang
lainnya.
Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan
pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai
paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf
penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan
metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut
dalam karangan saling berbeda .
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat
informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive,
argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut
sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea
argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah kita
memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang
dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode
pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku
komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai
untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan.
Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode

53
contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan
metode klasifikasi.
Di dalam mengarang, keenam metode pengembangan
paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan
keperluan mengarang si penulisnya.

1) MetodeDefinisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk
menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat
merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya
memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan ciri khas
konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat
definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita
definisikan di dalam teks definisi itu

2) MetodeProses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila
isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan
suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian
berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus
menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali
peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama
lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda
sangat jauh dengan proses peristiwasejarah.

3) MetodeContoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu
ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang
memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk
paragraf.

4) MetodeSebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai
untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang
54
ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam
metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya,
hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan
informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode
kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah
karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat
paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan
deskriptif ataeksposisi.

5) MetodeUmum-Khusus
Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak
dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak
teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf dengan
metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di
samping mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih
gampang,juga karena model inilah yang paling banyak dipakai
dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel
dalam mediamassa.
6) MetodeKlasifikasi
Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda
yang memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan
lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode
klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya bukan khusu untuk persamaan
factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun,
pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan
dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk
mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk
diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.

Jenis Paragraf
Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan
paragraf yang satu dari paragraf yang lain berdasarkan
kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat
topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam
karangan.
55
1) Jenis paragraf menurut posisi kalimattopiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat
topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat
topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting.
Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi
warna sendiri bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat
topik, paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu :
paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif,
paragraf penuh kalimattopik.

A. ParagrafDeduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan
pada bagian awal paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan
pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian
yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf
(urutanumum-khusus).
Contoh paragraf deduktif :
" Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak
mudah terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan
yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda.
Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah
lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga
fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserangpenyakit."

Contoh paragraf deduktif


" Orang yang sukses adalah orang yang mampu menangkap
sebuah peluang dan memanfaatkan peluang itu untuk meraih
suatu keberhasilan. Kemampuan membaca dan memanfaatkan
peluang itulah yang menghantar Rahayu S. Purnami, lulusan
Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung, sampai kepada
kesuksesan menjadi pengusaha salon keliling yang memberikan
pelayanan “door todoor”.

56
B. ParagrafInduktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan
terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan
penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok
pembicaraan.

Contohnya:
"PakSopianmemilikikebunkakaoseluas1hektar.
Tetangganya,PakGatot,jugamemilikikebunkakaoseluas1hektar.A
dikPakGatot,AliBashya,malahmemilikikebun
kakaoyangtlebihluasdaripadakakaknya,yaitu2,5hektar.
Tahuninimerupakantahunketigabagimerekamemanen
kakao.Sepertimereka,dari210pendudukpetanidiDesa
Sriwaylangsep,175kepalakeluargaberkebunkakao.Maka,
tidaklahheranapabilaDesaSriwaylangseptersebutdikenal
denganDesaKakao.
Contoh paragraf induktif ."

" Yang menyebabkan banjir di Jakarta sangat jelas disebabkan


oleh ulah manusia itu sendiri. Contohnya saja masih banyak
orang-orang yang buang sampah yang tidak pada tempatnya.
Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap selokan di
sekitarnya. Oleh sebab itu maka seharusnya pemerintah
setempat harus lebih mensosialisasikan bahaya banjir kepada
masyarakat. Supaya masyarakat dapat ikut serta dalam
bersosialisasi terhadap bahaya banjir. Dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerintah
setempat harus menggalakan supaya Jakarta bebas banjir
dengan cara membuang sampah pada tempatnya dan
membersihkan selokan disekitarnya."

C. ParagrafDeduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir
paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada

57
akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan
kembali gagasan utama yang terdapat pada awalparagraf.

Contoh paragraf deduktif-induktif :


" Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan
rumah yang kuat,murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum
sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat.
Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung
beapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api
dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah
berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan sehat
untuk memenuhi kebutuhanrakyat."

D. Paragraf penuh kalimattopik


Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya
sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat
topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya
menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu dan
lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering
dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif
terutama dalam karangan fiksi.

Contoh paragraf penuh kalimat topik :


" Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah.
Dengan udara yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar
lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang
menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi
yang segarsepuas-puasku."

2) Jenis Paragraf Menurut SifatIsinya


Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung
pada maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat
informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf
dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena
58
pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang
juga.

Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima


macam,yaitu:
o Paragraf Persuasif : adalah isi paragraf mempromosikan
sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan
iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf
argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam
karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan.
Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti
cerpen dan novel.

Contoh : “Marilah kita membuang sampah pada tempatnya,


agar lingkungan kita bebas dari banjir dan bebas dari penyakit
yang disebabkan oleh sampah – sampah yang di buang tidak
pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita
masing – masing untuk membuang sampah pada tempatnya.

o Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf membahas satu


masalah dengan bukti_bukti alasan yangmendukung.

Contoh:“MenurutKetuapanitia,DerrysSaputra,mujur
merupakankegiatanrutinyangdiselenggarakanolehHMTK
untukmemilihketuadanwakilHMTKyangbaru.Bersamaan
denganberakhirnyamasajabatankepengurusanMHTKperiode
2008–2009,makasebagaipenggantinyadilakukanmujur
untukmemilihketuadanwakilHMTKyangbaruuntukmasa
kepengurusan2009–20010.”

o Paragraf naratif : adalah isi paragraf menuturkan peristiwa


atau keadaan dalam bentuk data ataucerita.
Contoh : “ Pada game pertama, Kido yang bermain dengan
lututkiridibebatmendapatperlawananketatChai/Liuhingga
59
skorimbang16–16.padaposisiini,Kido/Hendrayanglebih
berpengalamandalamberbagaikejuaraanmemperlihatkan
keunggulanmereka.”

o Paragraf deskritif : adalah paragraf yang melukiskan atau


menggambarkan sesuatu denganbahasa.

Contoh:“Kinihadirmesincucidengandesainbungachrysant
yangterdiridaribeberapapilihanwarna,yaitupinkelegandan
darkreduntukukurantabung15kg.Disampingitu,mesincuci
denganbukaanatasinijugasudahdilengkapidenganLED
displaydantombol-tombolyangdapatmemudahkan
penggunaan.AdanyafiturI-sensorjugaakanmemudahkan
prosesmencuci”.

o Paragraf eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan


sesuatu fakta atau kenyataan kejadiantertentu.

Contoh:“RachmatDjokoPradopolahir3November1939di
Klaten,JawaTengah.TamatSDdanSMP(1955)diKlaten,SMA
II(1958)diYogyakarta.MasukJurusanSastraIndonesia
UniversitasGadkahMada,tamatSarjanaSastratahun1965.
padatahun1978Rachmatmengikutipenataransastrayang
diselenggarakanolehPusatBahasaJakartabersamaILDEPdan
terpilihuntukmelanjutkanstudidiPascasarjana
RijkuniversiteitLeiden,Nederland,tahun1980–1981,dibawah
bimbinganProf.Dr.A.Teeuw”.

3) Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalamKarangan


Menurutfungsinya,paragrafdapatdibedakanmenjadi3, yaitu:

1) ParagrafPembuka
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan
dalam karangan .

60
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus
di fungsikan untuk:
1. menghantar pokokpembicaraan
2. menarik minatpembaca
3. menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi
seluruhkarangan.

Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat


dikatakan paragraf pembuka memegang peranan yang sangat
penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus
disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk
itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
menulis paragrafpembuka,yaitu:
1. kutipan, peribahasa, anekdot
2. pentingnya pokokpembicaraan
3. pendapat atau pernyataanseseorang
4. uraian tentang pengalamanpribadi
5. uraian mengenai maksud dan tujuanpenulisan
6. sebuahpertanyaan.

2) ParagrafPengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu
karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea
pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan
untuk:
1. mengemukakan inti persoalan
2. memberikan ilustrasi
3. menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf
berikutnya
4. meringkas paragrafsebelumnya
5. mempersiapkan dasar bagisimpulan.

3)ParagrafPenutup
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan
seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakanpernyataan
61
kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf
penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian
harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1. sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu
psnjsng
2. isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan
akhir sebagai cerminan inti seluruhuraian
3. sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan
paragraf ini dpat menimbulkan kesan yang medalam
bagipembacanya

62
PERTEMUAN10
Perencanaan penulisan karangan ilmiah

Pemilihan Topic
Pembatasan Topic
Pemilihan Judul
Penentuan Tujuan Penulisan
Penentuan Kerangka Karangan
Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah

Pemilihan Topik

Memilih topik berarti memilih apa yang akan menjadi


pokok pembicaraan. Topik itu dapat diperoleh dari berbagai
sumber yakni : pengalaman, pengamatan, pendapat dan
khayalan. Topik-topik karya ilmiah banyak yang bersumber
pada pengamatan, pengalaman dan penalaran.
Istilah topik sering dikacaukan dengan tema. Topik
adalah medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam
karya tulis atau penelitian. Tema adalah pernyataan sentral atau
pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Tema sifatnya
masih hipotesis yang masih hipotesis yang masih memerlukan
pembinaan atau penolakan dengan cara penelitian. Judul adalah
pernyataan inti permasalahan yang merupakan proses
penyarian dari topic dantema

Dalam memilih topik karya ilmiah, terdapat beberapa


hal yang perlu dipertimbangkan:
1. Topik yang akan dipilih hendaknya menarik untuk
dikaji. Sebuah topik akan menarikapabila
o Merupakan masalah yang menyangkut persoalan
bersama
o Merupakan jalan keluar dari suatu persoalan
yang tengahdihadapi
o Mengandung konflikpendapat
63
o Masalah yang di kaji hendaknya dapat
diselesaikan dalam waktu yangdisediakan
2. Topik jangan terlalu luas dan terlalusempit
3. Topik yang di pilih sesuai dengan minat dan
kemampuanpenulis
4. Topik yang di kaji hendaknya ada manfaatnya
untuk menambah ilmu pengetahuan atau yang
berkaitan dengan profesi.

Pembatasan Topik
Membatasi Topik dalam Karangan. Seorang penulis
harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis
harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup
sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap, sehingga
tulisannya dapat terfokus.
Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan
membantu pengarang dalam beberapahal:
1. Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis
dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena
topik itu benar-benardiketahuinya.
2. Pembatasan dan penyempitan topik akan
memungkinkan penulis untuk mengadakan
penelitian yang lebih intensif mengenai
masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan
lebih mudah memilih hal-hal yang akan
dikembangkan.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan
mempergunakan cara sebagai berikut:
1. Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam
kedudukan sentral.
2. Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada
dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci
lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu
sekitar lingkaran topik pertamatadi.

64
3. Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan
dipilih.
4. Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih
dapat dirinci lebih lanjut atautidak.
Dengan demikian dilakukan secara berulang sampai
diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.

Pemilihan Judul

Pemilihan topik atau lebih konkritnya judul, akan


menggambarkan tingkat kedalaman dan cakupan dari sebuah
penelitian yang akan dibahas. Bagi pembaca judul akan
dianggap mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang akan
ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang akan
digarap. Secara umum, kriteria judul yang baik adalah:
1. Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak
terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Lebih baik kalau
topik yang diajukan lebih spesifik, menarik, dan aktual
secara akademik dan secarapraktis.
2. Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada
penelitian lain, studi ini mengambil sisi lain, sisi
tertentu, yang selama ini tidak memperolehperhatian.
3. Diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu
menunjukkan dengan jelas independent variable dan
dependentvariable-nya.
4. Judul harus dapat menunjukkan problematik yang
terkandung di dalam tema yang akanditeliti.
5. Sebaiknya judul dibuat dengan kalimat ganda. Kalimat
pertama bersifat umum yang kemudian diikuti dengan
ungkapan yang menunjukkan fokus persoalan yang
dikaji. Dalam kaitan ini, harus dihindari
ungkapan/kalimat yang mengesankan bersifat
snob/bombastis.

Penentuan Tujuan Penulisan


65
Menetapkan tujuan hanyalah sebatas menentukan apa
yang Anda ingin agar pembaca Anda tahu atau dapat lakukan
setelah mereka selesai membaca laporan atau tulisan Anda.
Namun Anda harus seksama; sering kali penulis menyatakan
tujuan yang terlalu luas sehingga tidak ada gunanya. Tujuan
menulis seperti “Untuk melaporkan tempat-tempat yang
berpotensi bagi pembangunan pabrik baru”, terlalu umum dan
tidak akan ada gunanya. Namun “Menghadirkan kelebihan-
kelebihan Chicago, Minneapolis, dan Salt Lake City sebagai
lokasi yang berpotensi bagi pembangunan pabrik baru sehingga
atasan dapat memilih lokasi yang terbaik” akan memberikan
Anda sebuah tujuan yang dapat menuntun Anda dalam seluruh
proses penulisan.

Penentuan Kerangka Karangan

Kerangka karangan merupakan rencana penulisan


yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan
digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara
sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
1. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual,
menyeluruh, danterarah.
2. Kerangka karangan membantu penulis untuk
melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang,
sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan
hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu
sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah
disajikan dengan baik, harmonis dalam
perimbangannya.
3. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang
berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju
ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai
klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat
sejumlah bagian yang berbeda-beda
kepentingannyaterhadapklimaksutamatadi.Tiap
66
bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam
bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara
terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka
susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian
macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-
beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
4. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.
Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan
dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian
dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik
sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal
itu hanya akan membawa efek yang tidak
menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar
betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama
pada bagian terdahulu berbeda dengan yang
diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan
bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini
tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap
suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang
waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak
dapat dihindari maka penulis harus menetapkan
pada bagian mana topik tadi akan diuraikan,
sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk
kepada bagiantadi.
5. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam
kerangka karangan penulis akan dengan mudah
mencari data-data atau fakta-fakta untuk
memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau
data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan
dipergunakan di bagian mana dalam karangannya
itu.

Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan


yang telah siap, ia dapat menyusutkan kembali kepada
kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apayang
67
telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca
akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari
karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau
prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini
karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan
dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-
lepas.

Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah

Salah satu kesulitan yang dihadapi oleh guru atau anak


didik adalah menulis karya ilmiah. Salah satu masalah
utamanya adalah mereka kurang memahami langkah-langkah
menulis karya ilmiah. Mereka selalu mengatakan bahwa
menulis karya ilmiah itu sangat sulit dan tidak mungkin dapat
merekalakukan.
Hal ini ada banyak hal yang menyebabkannya. Mereka
selalu mengeluhkan bahwa langkah-langkah menulis karya
ilmiah sangat sulit dan tidak mendukung keinginan menulis
yang mereka miliki.
Oleh karena itulah, maka seharusnya ada rujukan yang
jelas mengenai langkah langkah menulis karya ilmiah. Hal ini
untuk memberikan kesempatan guru dan anak didik berperan
dan mengembangkan kemampuan menulisnya secara
maksimal.
Dengan petunjuk yang ada dalam langkah-langkah
menulis karya ilmiah ini, maka mereka mempunyai arah yang
jelas dalam proses penulisannya. Mereka tidak perlu lagi
meraba-raba tentang bagaimana menulis karya ilmiah tersebut.
Langkah-langkah menulis karya ilmiah yang ada
memang sangat bermanfaat bagi para guru dan anak didik,
sehingga mereka dapat berlatih menulis secara intens. Hal ini
karena dengan langkah-langkah yang jelas, maka setidaknya
segala aspek yang dibutuhkan dalam kepenulisan dapat
terpenuhi.
68
Dengan mengikuti langkah-langkah menulis karya
ilmiah ini, maka setidaknya penulis dapat menerapkan metode
yang benar dalam menyusun karya ilmiah. Bahwa dalam
menulis karya ilmiah, Anda harus menerapkan konsep metode
ilmiah.
Bahwa dalam sebuah proses pembelajaran, ada salah
satu tujuan agar anak didik mempunyai kompetensi khusus.
Untuk mendapatkan kompetensi khusus tersebut, maka guru
memberikan tugas penelitian dan atau pengembangan
berdasarkan langkah-langkah menulis karya ilmiah.
Penelitian adalah kegiatan penyelidikan yang
dilakukan sesuai metode ilmiah yang sistematis untuk
menemukan informasi ilmiah, membuktikan kebenaran atau
ketidakbenaran hipotesis sehingga merumuskan teoribaru.
Sementara pengembangan adalah kegiatan guru atau
anak didik dalam rangka pengamalan ilmu untuk peningkatan
kualitas, baik proses belajar, profesionalisme atau untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Ini
merupakan bagian dari langkah langkah menulis karya ilmiah.
Metode ilmiah penelitian dan pengembangan menulis
karya ilmiah adalah suatu cara untuk pelaksanaan secara
sistematis dan objektif yang mengikuti langkah-langkah
menulis karya ilmiah sebagaiberikut:

1. Melakukan observasi dan menetapkan masalah dan


tujuan
Ini merupakan langkah langkah menulis karya ilmiah
yang pertama, yaitu melakukan pengamatan atas obyek yang
diteliti. Menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti dan
dijadikan karya ilmiah. Langkah ini merupakan titik acuan
Anda dalam proses penulisan ataupenelitian.
2. Menyusunhipotesis
Langkah langkah menulis karya ilmiah yang kedua
adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari

69
obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang
ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian.
3. Menyusun rancanganpenelitian
Selanjutnya Anda menyusun rancangan penelitian
sebagai langkah ketiga dari langkah langkah menulis karya
ilmiah. Ini merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang
dilakukan.
4. Melaksanakan percobaan berdasarkan metode yang
direncanakan
Ini langkah keempat dari langkah langkah menulis
karya ilmiah yang merupakan kegiatan nyata dari proses
penelitian dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang
dilakukan. Anda lakukan percobaan yang signifikan dengan
objekpenelitian.
5. Melaksanakan pengamatan dan pengumpulandata
Setelah melakukan percobaan atas objek penelitian
dengan metode yang direncanakan, maka selanjutnya Anda
melakukan pengamatan terhadap objek percobaan yang
dilakukan tersebut. Apa yang terjadi pada objek penelitian. Ini
merupakan langkah langkah menulis karya ilmiah yangkelima.
6. Menganalsis dan menginterpretasikandata
Langkah langkah menulis karya ilmiah keenam, yaitu
mengenalisa dan menginterpretasikan hasil pengamatan yang
sudah dilakukan. Anda coba untuk menginterpretasikan segala
kondisi yang terjadi pada saat pengamatan. Di langkah inilah
Anda mencoba untuk meneliti dan memperkirakan apa yang
terjadi dari pengamatan dan pengumpulandata.
7. Merumuskan simpulan dan atauteori
Langkah ketujuh dari langkah langkah menulis karya
ilmiah adalah merumuskan kesimpulan atau teori mengenai
segala hal yang terjadi selama percobaan, pengamatan,
penganalisaan, dan penginterpretasian data. Langkah ini
mencoba untuk menarik kesimpulan dari semua yang
didapatkan dari proses percobaan, pengamatan, penganalisaan,
dan penginterpretasian terhadap objek penelitian.
70
8. Melaporkan hasilpenelitian
Langkah terakhir dari langkah langkah menulis karya
ilmiah adalah melaporkan hasil penelitian. Dan, langkah inilah
yang sesungguhnya merupakan proses penulisan karya ilmiah.
Dengan langkah ini, maka guru atau anak didik dapat
menyusun sebuah tulisan atau karya tulis ilmiah yang akan
memberikan kontribusi pada peningkatan kualitaspersonal.
Jika ingin melakukan proses penyusunan karya tulis
ilmiah, maka setidaknya langkah-langkah menulis karya ilmiah
ini Anda pahami dan terapkan. Dengan demikian, maka proses
penulisan Anda benar-benar objektif dan berguna bagi
kehidupan masyarakat. Dan, ini merupakan kontribusi kongkrit
Anda kepada masyarakat.

CIRI-CIRI KARYA ILMIAH :


1. Objektif
Setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan
berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.
Menyajikan fakta objektif secara sistematik atau menyajikan
aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.

2. Netral
Setiap pernyataan atau penilaian bebas dari
kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi
maupun kelompok. Pernyataan bersifat mengajak, membujuk,
atau mempengaruhi pembaca.

3. Sistematik
Setiap langkah direncanakan secara sistematis
terkendali, secara konseptual dan prosedural. Mengikuti pola
pengembangan seperti pola urutan, klasifikasi, dan kausalitas.

4. TidakPleonastis
Kata-kata yang digunakan tidak berlebihan, hemat,
tidakberbelit-belit,tidakdidasarkanatasmotifmementingkan
71
diri sendiri yang dapat menyebabkan kehancuran tujuan
penulisan.

5. StrukturSajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya
terdiri dari bagian awal (pendahuluan) yang merupakan
pengantar ke bagian inti, bagian inti (pokok pembahasan), dan
bagian penutup yang merupakan kesimpulan pokok
pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut
gagasantersebut.

6. Komponen danSubstansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan
jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung
pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya
abstrak.

7. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa naku yang tercermin dari
pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif
dengan struktur yang baku, tidak boleh mengemukakan gejolak
perasaan. Dianjurkan pula untuk menggunakan gaya bahasa
metafora, hiperbola, ilusi, ironi, dan lain-lain.

72
PERETEMUAN1112

PANDUAN MENULIS KARANGAN ILMIAH POPULER

Panduan memiliki pengertian petunjuk, petunjuk jalan,


penggiring. Orang yang mampu menunjukkan jalan disebut
pemandu, memandu jalan, menjelaskan, membawa seseorang
dari tidak tahu kepada sesuatu yang menjadi pengetahuannya
atau pengalamannya.
Panduan merupakan petunjuk yang sudah berbentuk
kodifikasi/buku pedoman. Sedangkan pemandu merupakan
orang yagn sudah memiliki keahlian dibidang tertentu dan
lebih menonjolkan kemampuanverbalnya.
Antara panduan dan pemandu, keduanya memiliki
kelebihan dalam menjelaskan sesuatu kepada orang lain.
Panduan merupakan bentuk informasi yang baku kepada orang
yang ingin mengetahuinya bersifat statis dan formal. Sedangkan
pemandu merupakan bentuk informal dan fleksibel karena
subjek yan gmenjelaskannya adalah orang yang mampu
mendalami sampai detil masalah ketidaktahuan seseorang
sehingga menjadi tahu.
Ketika diksi panduan dipadu padankan dengan
rangkaian kata menulis karangan ilmiah populer, artinya
panduan tersebut merupakan petunjuk bagi seseorang
berkaitan dengan kegiatannya dalam menulis karangan ilmiah
populer.

Prinsip Menulis Karangan Ilmiah Populer

Prinsip artinya dasar , asas (kebenaran yangg menjadi


pokok dasar berpikir, bertindak, dsb); Prinsip Menulis
Karangan Ilmiah Populer adalah kegiatan menganalisis,
berusaha memahami, berusaha mengetahui satu masalah yang
sedang menjadi perhatian. Perhatian dari individu terhadap
masalahdirinyadanataumasalahsosial.Ketikaseseorang
73
berusaha menganalisis permasalahan dan menuliskannya maka
ia akan menggunakan cara-cara tertentu sehingga
permasalahan yang dihadapi berhasildipecahkannya.
Seorang individu dalam menganalisis permasalahan
yang dihadapi individu dan atau masalah sosial, maka hasil dari
analisis tersebut ditulis sehingga berbentuk kodifikasi laporan
tertulis.

Definsi karangan ilmiah populer

Karangan ilmiah populer merupakan karya tulis hasil


dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan
menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk
dipahami.
Sedangkan menurut para ahli karangan ilmiah adalah
sebagai berikut;
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan
yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar (Brotowidjoyo)
Karyailmiahdapatjugaberartitulisanyangdidasari
olehhasilpengamatan,peninjauan,penelitiandalambidang
tertentu,disusunmenurutmetodetertentudengansistematika
penulisanyangbersantunbahasadanisinyadapat
dipertanggungjawabkankebenarannya/keilmiahannya(Susilo,
M.Eko,1995:11).
Karangan ilmiah merupakan karya tulis ilmu
pengetahuan alam kodrat (natural sciences). Yang ditulis
berdasarkan fakta umum, dapat dibuktikan secara fisik, dapat
dilihat, didengar, dan bersifat konkrit. Karangan ilmiah
merupakan karya tulis ilmu pengetahuan sosial (social
sciences). Yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya secara
fisik dan bersifat abstrak. Karangan ilmiah merupakan karya
tulis ilmu pengetahuan humaniora. Yang ditulis berdasarkan
perasaan dan logika, serta tidak perlu adanya buktiempiris.

74
Jenis Karangan:
Kegiatan seseorang dalam mengungkapkan pikiran,
gagasan, isi hati, keinginan, harapan, maksud, tujuan dlsb. Pada
bentuk tulisan, agar bentuk tulisannya terarah dan dapat
dipahami oleh orang lain maka ia harus memahami jenis-jenis
tulisan. Diantara jenis tulisan/karangan yagn harus dipahami
oleh seseorang yang akan melakukan kegiatan menulis antara
lain adalah sebagai berikut;
1) Karangan Narasi,
Karangan Narasi/kisahan adalah sebuah karangan yang
menceritakan suatu rangkaian kejadian yang disusun secara
runtut/runut/urut sesuai dengan urutan waktu. Proses menulis
karangan Narasi merupakan sebuah kegiatan menulis karangan
yang dibuat berdasarkan urutan waktu kejadian dan atau skala
waktu.
Beberapa ciri-ciri narasi diantaranya adalah :
a. Adanya unsur perbuatan atautindakan
b. Adanya unsur rangkaiancerita
c. Adanya sudut pandangpengarang
d. Adanya keterangan nama tokoh dalamcerita
e. Adanya keterangan yang menjelaskan latar kejadian
peristiwa
f. Unsur pikiran lebih tajam dibandingkan unsur
perasaan
g. Menggunakan bahasa sehari-hari
h. skala waktu kisahan dengan menunjukkan kapan
kejadiantersebut.
Secara garis besar narasi bisa dibagi menjadi dua yakni
narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositorik
adalah narasi yang mempunyai sasaran penyampaian informasi
secara tepat mengenai suatu peristiwa dengan tujuan
memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
Sedangkan Narasi Sugestif adalah narasi yang lebih
menekankan makna. Bahasa yang digunakan ketika menulis
narasisugestifbersifatkonotatifdenganmenunjukkan
75
kemampuan daya khayal penulisnya agar dapat dipahami oleh
pembaca. Dengan kegiatan narasi sugestif ini, pembaca merasa
percaya dan merassakan keindahan terhadap khayalan
penulisnya. Ia menikmati tulisan tersebut. Beberapa contaoh
karangan narasi antara lain; novel, dongeng, cerpen, dan
roman.
Adapun Struktur karangan narasi adalah unsure intrisik
sebuah karangan yakni; a) Tema, b) judul, c) Alur/plot/jalan
cerita, d) Watak atau karakter tokoh, e) gaya bahaa, f) sudut
pandang, g) amanat pengarang yang tersirat dan diterjemahkan
oleh pembaca .

Ciri-ciri ar karangan narasi anatara lain;


MenurutGorysKeraf(2000:136)
 Menonjolkan unsur perbuatan atautindakan.
 Dirangkai dalam urutanwaktu.
 Berusaha menjawab pertanyaan "apa yangterjadi?"
 Adakonfiks.
Narasidibangunolehsebuahalurcerita.Alurinitidak
akanmenarikjikatidakadakonfiks.Selainalurcerita,konfiks
dansusunankronologis,ciri-cirinarasilebihlengkaplagi
diungkapkanolehAtarSemi(2003:31)sebagaiberikut:
 Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman
penulis.
 Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa
peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa
semata-mata imajinasi atau gabungankeduanya.
 Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya
narasi tidakmenarik.
 Memiliki nilaiestetika.
 Menekankan susunan secara kronologis.
Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan
dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu
cerita,menekankansusunankronologisataudariwaktuke

76
waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih
memilih ciri yang menonjolkanpelaku.

Tujuan
Tujuan menulis karangan narasi secara fundamental yaitu:
 Hendak memberikan informasi atau wawasan dan
memperluaspengetahuan
 Memberikan pengalaman estetis kepadapembaca

Langkah-langkah menulis karangan narasi


 Tentukan dulu tema dan amanat yang akan
disampaikan
 Tetapkan sasaran pembaca
 Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan
ditampilkan dalam bentuk skemaalur
 Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal,
perkembangan, dan akhircerita
 Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail
peristiwa sebagai pendukungcerita
 Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut
pandangan
 mengerti aturan tanda bacanya dalam kalimattersebut

2) Deskripsi,

Karangan deskripsi: adalah karangan yang bertujuan


melukiskan atau menggambarkan suatu objek apa adanya
sehingga pembaca juga bisa melihat, mendengar, merasakan,
dan mencium segala sesuatu sesuai dengan pencitraan yang
dipaparkan penulisnya. Objek yang dilukiskan bisa manusia,
lingkungan/alam sekitar, binatang, tumbuhan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, deskripsi disebut juga sebagai hasil observasi
(pengamatan) melalui pancaindra yang diungkapkan dengan
kata-kata.

77
Deskripsi adalah salah satu kaedah upaya pengolahan
datamenjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan
tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang
tidak langsung mengalaminya sendiri.
Karangan deskripsi dari sudut keilmuan sangat
diperlukan agar penelititidak melupakan pengalamannyadan
agar pengalaman tersebut dapat dibandingkan dengan
pengalaman peneliti lain, sehingga mudah untuk dilakukan
pemeriksaan dan kontrol terhadap deskripsi tersebut. Pada
umumnya deskripsi menegaskan sesuatu, seperti apa sesuatu
itu kelihatannya, bagaimana bunyinya, bagaimana rasanya, dan
sebagainya. Deskripsi yang detail diciptakan dan dipakai dalam
disiplin ilmusebagai istilahteknik.
Saat datayang dikumpulkan, deskripsi, analisis dan
kesimpulannya lebih disajikan dalam angka-angka maka hal ini
dinamakan penelitian kuantitatif.Sebaliknya, apabila data,
deskripsi, dan analisis kesimpulannya disajikan dalam uraian
kata-kata maka dinamakan penelitian kualitatif.
Tulisan deskripsi adalah tulisan yang bertujuan untuk
menjelaskan sebuag objek secara terperinci tanpa adanya
pengaruh pendapat-pendapat pengarang di dalam deskripsi tsb
(andy the gunnerz)
Karangan Deskripsi ialah karangan yang
menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan
pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya
sendiri.
Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi
a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objektertentu
b. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada
diri pembaca agar seolah-olah mereka
melihat, merasakan, mengalami atau mendengar,
sendirisuatu objek yang dideskripsikan
c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek
tertentu, yang dapat berupa tempat, manusia, dan hal yang
dipersonifikasikan.
78
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode
realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap
penulis

3) Eksposisi,
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang
memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan, memberi
informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.

Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi


a. Menjelaskan informasi agar pembacamengetahuinya
b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (datafaktual)
c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan
kehendak
d. Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif
terhadap fakta yangada.
e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang
proses kerjasesuatu

4) Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk
membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide
penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.
Persuasi adalah jenis karangan yang di samping
mengandung alasan-alasan dan bukti atau fakta, juga
mengandung ajakan atau imbauan agar pembaca mau
menerima dan mengakui pendapat atau kemauanpenulis.
Karanganpersuasiadalahkaranganyangbertujuanuntuk
mempengaruhipembacaagarmelakukansesuatuyang
diujarkansipenulis.Olehkarenaitu,sebuahtulisanpersuasif
memerlukandatasebagaipenunjang.Datayangdigunakan
dalamtulisanataukaranganpersuasiflebihbaikberupafakta
(Kosasih,2003:27)

79
Tulisan atau karangan persuasif biasanya menggunakan
kalimat-kalimat yang sifatnya mengajak atau memengaruhi
pembaca agar bersikap atau melakukan sesuatu.

Ciri-ciri Karangan Persuasi


· Harus ada argumen (alasan dan bukti).
· Ada unsur imbauan atauajakan.
· Tidak ada pertentangan(konflik).

Langkah-langkah Penyusunan Karangan Persuasi

· Menentukan sebuahtopik.
· Mendeskripsikan topik menjadi subtopik.
· Mengembangkan sub topik menjadi sebuahkarangan.
· Menyusunnya menjadi sebuah karanganpersuasi.

Topik Yang Dapat Dijadikan Bahan Mengarang Persuasi


· Iklan
· Dakwah
· Kampanye

Contoh Persuasi Sederhana


a. Jangan membuang sampah di got-got karena saluran
yang tersumbat dapat mengakibatkan banjir jika
hujanturun.
b. Dengan semangat “Sumpah Pemuda” kita tingkatkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Hendaknya kalian selalu memperhatikan nasihat orang
tua atau guru agar kalian menjadi orang-orang baik.
Orang-orang baik pasti menjadi panutan orang
banyak.

karangan persuasi dapat mempengaruhi dan mengubah


sikap, atau mengimbau pembaca agar dengan sukarela
80
melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak penulis disertai
kesadaran dan dilandasi oleh pengertian. Untuk mempengaruhi
sikap seseorang (pembaca), diperlukan alasan dan bukti nyata
sehingga pembaca mempercayai penulis.

5. Karangan Argumentasi

Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya


bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap
suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan
contoh nyata.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Argumentasi
a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan
pengarang sehingga kebenaran itu diakui olehpembaca
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel,
gambar
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap,
pendapat atau pandanganpembaca
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan
keterlibatan emosi dan menjauhkansubjektivitas
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita
dapat menggunakan bermacam-macam polapembuktian

TUJUAN PEMBUATAN KARANGAN ILMIAH:

a) Memberikanpenjelasan
b) Memberikan komentar ataupenilaian
c) Memberikansaran
d) Menyampaikan sanggahan
e) Membuktikan hipotesa
f) Menyampaikan ide
g) Melatih kemampuanmenulis
h) Eksistensi
i) Tugasakhir

81
BENTUK KARYA ILMIAH :
Dalam karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk
makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan, dan buku
ilmiah.

1. Karya Ilmiah BerbentukMakalah


Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan
didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan,
proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu
pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah
singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.

2. Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang


Dibukukan
Karyailmiahjenisinibiasanyaditulisuntukmelaporkan
hasil-hasilpenelitian,observasi,atausurveyyangdilakukan
olehseseorangataukelompokorang.Laporanilmiahyang
menjadipersyaratanakademisdiperguruantinggibiasanya
disebutSkripsi,yangbiasanyadijadikanpersyaratanuntuk
karyailmiahjenjangS1,TesisuntukjenjangS2,danDisertasi
untukjenjangS3.

3. BukuIlmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan
tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum
untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat
berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang
lain.

CIRI-CIRI KARYA ILMIAH :


1. Objektif
Setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan
berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.
Menyajikan fakta objektif secara sistematik atau menyajikan
aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
82
2. Netral
Setiap pernyataan atau penilaian bebas dari
kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi
maupun kelompok. Pernyataan bersifat mengajak, membujuk,
atau mempengaruhi pembaca.

3. Sistematik
Setiap langkah direncanakan secara sistematis
terkendali, secara konseptual dan prosedural. Mengikuti pola
pengembangan seperti pola urutan, klasifikasi, dan kausalitas.

4. TidakPleonastis
Kata-kata yang digunakan tidak berlebihan, hemat,
tidak berbelit-belit, tidak didasarkan atas motif mementingkan
diri sendiri yang dapat menyebabkan kehancuran tujuan
penulisan.

5. StrukturSajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya
terdiri dari bagian awal (pendahuluan) yang merupakan
pengantar ke bagian inti, bagian inti (pokok pembahasan), dan
bagian penutup yang merupakan kesimpulan pokok
pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut
gagasantersebut.

6. Komponen danSubstansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan
jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung
pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya
abstrak.

83
7. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa naku yang
tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat
yang efektif dengan struktur yang baku, tidak boleh
mengemukakan gejolak perasaan. Dianjurkan pula untuk
menggunakan gaya bahasa metafora, hiperbola, ilusi, ironi, dan
lain-lain.
Tetapi, harus menggunakan bahasa yang sederhana dan
lugas. Harus terus mengacu kepada hal-hal yang bersifat
objektif, meyakinkan, dan bermodus indikatif.

MACAM-MACAM KARYA ILMIAH :


a. Skirpsi
Karyatulisilmiahyangdibuatolehmahasiswauntuk
melengkapisyaratmendapatkangelarsarjana(S1).Ditulis
berdasarkanpendapat(teori)oranglain.Skripsimenuntut
kecermatanmetodologishinggamenggaransikearah
sumbanganmaterialberupapenemuanbaru.

b. Tesis
Jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah.
Mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan
data, serta menyajikan kesimpulan dan mengajukan
rekomendasi. Bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu
proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu. Dan
merupakan tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik
strata dua (S2), yaitu Master

c. Disertasi
Karyatulisilmiahresmiakhirbagimahasiswadalam
menyelesaikanprogramS3ilmupendidikan.

d. SuratPembaca
Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu
tulisan ilmiah.
84
e. Resensi
Merupakan tanggapan terhadap suatu karangan atau
buku yang memaparkan manfaat karangan atau buku tersebut
bagi pembacanya.

f. Monograf
Adalah karya asli menyeluruh dari suatu masalah.
Monograf ini dapat berupa tesis ataupun disertasi.

g. Kabilitasi
Adalah karangan-karangan penting yang dikerjakan
sarjana Departemen Pendidikan Nasional untuk bahan kuliah.

DEFINISI BAGIAN-BAGIAN KARYA ILMIAH

KATA PENGANTAR
Kata pengantar dicantumkan ucapan terimakasih
penulis yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga,
organisasi, dan/atau pihak-pihak lain yang telah membantu
dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan karya
ilmiah tersebut. Tulisan kata pengantar dikerik dengan huruf
kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa
tanda titik. teks pada pengantar diketik dengan spasi ganda (2
Spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas kuarto.
Pada Bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah) dicantumkan
kata penulis tanpa menyebut namaterang.

ABSTRAK
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf
kapital, simetris dibatas atas bidang pengetikan dan tanpa
tanda titik. Nama penulis dikerik dengan jarak dua spasi dari
kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan nama akhir diikuti
koma, nama awal, nama tengah (jika ada), diakhiri titik. Tahun
penulisanditulissetelahnamadiakhiridengantitik.Judul
85
dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf-
huruf pertam dari (setiap kata) dan diakhiri dengan titik. Kata
jenis karya ilmiah, misalnya skripsi, tesis atau disertasi ditulis
setelah judul dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama
jurusan, tidak boleh disingkat, nama universitas dan diakhiri
dengan titik. kemudian diocantumkan siapa nama pembimbing
penulisan karya ilmiah tersebut.
Padabagianabstrakdicantumkankatakunciyang
ditempatkandibawahnamadosenpembimbing.Jumlahkata
kunciberkisarantara3-5buah.Katakuncidiperlukanuntuk
komputerisasisisteminformasiilmiah.Dengankatakunci
dapatditemukanjudul-judulpenelitiandanlapotranpenelitian
denganmudah.
Teks abstrak disajikan secara padat intisari penelitian
dan laporan penelitian yang mencakup latar belakang, masalah
yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh,
kesimpulan yang dapat ditarik, dan saran yang diajukan.
Suatu karya ilmiah yang mempunyai tingkat keformalan
yang tinggi, seperti misalnya skripsi, sistematika penulisan lebih
baku, dan beberapa paparan lainnya sering diminta dari
mahasiswa, seperti seperti Kesimpulan dan Rekomendasi
(Saran-Saran) pada bagian akhir, atau Kata Pengantar pada
bagian awal. Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni
rangkuman informasi yang ada dalam dokumen laporan,
makalah, atau skripsi, lengkapnya. Abstrak yang ditulis secara
baik memungkinkan pembaca mengenali isi dokumen lengkap
secara secara cepat dan akurat, untuk menentukan apakah isi
dokumen sesuai dengan bidang minatnya, sehingga dokumen
tersebut perlu dibaca lebih lanjut. Abstrak sebaiknya tidak lebih
dari 250 kata (dalam satu atau dua paragraf), menyatakan
secara singkat tujuan dan lingkup penelitian/pengkajian,
metode yang digunakan, rangkuman hasil, serta kesimpulan
yangditarik.

Contoh Abstrak Artikel Jurnal:


86
Abstract
The absorption of graduates in opportunities of employment
that matc with their discipline is one indicator of the education
institution success. Seeking the absorption of Sociology and
Anthropology Study Program graduates in opportunities of
employment is much needed. Most of the Sociology and
Anthropology Study Program graduates are become teacher,
both in state or private school. Beside become a teacher, they
work in non educational field, such as in bank, in hospital, etc.
to access job opportunities, Sociology and Anthropology Study
Program graduate seek the information through asking friends,
internet media, mass media, and trial and error method.

Key words: absorption, graduates, job opportunity.


Contoh Abstrak Laporan Hasil Penelitian:

Abstrak

Kelestarian hutan dan ketahanan pangan merupakan


dua hal yang seringkali issue yang mengemuka. Terkait dengan
issue tersebut yang perlu diketahui adalah kemungkinan
memanfaatkan hutan untuk medukung ketahanan pangan
masyarakat khususnya di sekitar hutan tanpa menimbulkan
gangguan kerusakan hutan.
Pemanfaatan Lahan Di Bawah Tegakan (PLDT) di
wilayah perhutani merupakan salah satu upaya peningkatan
ketahanan pangan. PLDT diharapkan dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat tanpa menimbulkan kerusakan hutan.
Rumusan masalah yang dijadikan tujuan utama penelitian ini
antara lain: Kontribusi hasil PLDT setiap satu kali musim
tanam; Kajian dan analisa perilaku penduduk terhadap
lingkungan hutan; Kajian bentuk dan tingkat responcibility
penduduk setempat dalam pemanfaatan lahan hutan milik
negara; Solusi jenis tanaman PLDT ramah lingkungan;Model

87
PLDT yang sesuai potensi setempat dalam mendukung
ketahanan pangan.
Penelitian ini merupakan jenis research and
development yang dilakukan dengan tahap-tahap berikut:
Tahap Persiapan; Tahap Pengumpulan Basis Data; Tahap
Pembuatan Basis Data Spasial; dan Tahap Pembuatan Laporan.
Analisis yang digunakan mencakup pendekatan ekologi
bentang lahan; pendekatan keruangan (spatial approach); dan
kualitatif-kuantitatif.
Hasilpenelitianinimenunjukkan:(1)PLDT
memberikankonstribusipenciptaanpendapatanpokokdan
sampinganbagisebagianmasyarakat;(2)Perilakupenduduk
terhadaplingkunganhutanterdiriatas(a)Membukalahan;(b)
MemanfaatkanLahanHutanuntukPertanian;(b)Menjaga
KelestarianHutan;(c)MenjagaKeamananHutan;(3)bentuk
dantingkatresponcibilitypenduduksetempatdalam
pemanfaatanlahanhutanmiliknegara.Terwujuddalambentuk
berikut:pembentukanorganisasikelompoktani,dan
pembentukanorganisasiLMDH;PeningkatanPartisipasiDesa;
(4) Pengembangan Tanaman PLDT Ramah Lingkungan yang
telah dikembangkan terdiri atas tanaman perdu kacang tanah,
padi, jagung, ketela pohon di hutan jati Semirejo; dan kapulogo,
kopi serta tanaman buah di hutan lindung Desa Klakah
Kasihan. Model PLDT yang sesuai potensi setempat dalam
mendukung ketahanan pangan.

PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab pertama yang
mengantarkan pembaca untuk mengetahui ikhwal topik
penelitian, alasan, dan pentingnya suatu karya ilmiah.
Pendahuluan dalam laporan penelitian lebih kompek daripada
pendahuluan dalam makalah dan artikel ilmiah untuk jurnal.
Pendahuluan untuk artikel dan makalah disampaikan secara
lebih ringkas dan unsur-unsurnya tidak harus dicantumkan
secara eksplisit.
88
Bab pendahuluan biasanya memuat latar belakang yang
dengan singkat mengulas alasan mengapa penelitian dilakukan,
tujuan, dan hipotesis jika ada. Memberikan alasan yang kuat,
termasuk kasus yang dipilih dan alasan memilih alasan
tersebut, perumusan dan pendekatan masalah, metode yang
akan digunakan dan manfaat hasil penelitian. Bab ini
seyogianya membimbing pembaca secara halus, tetap melalui
pemikiran logis yang berakhir dengan pernyataan mengenai apa
yang diteliti dan apa yang diharapkan dari padanya. berikan
kesan bahwa apa yang anda teliti benar-benar bermanfaat bagi
ilmu pengetahuan dan pembangunan. Bagian tujuan penelitian
mengakhiri bab pendahuluan yang berisi pernyataan singkat
mengenai tujuan penelitian. Dalam menuliskan tujuan,
gunakan kata kerja yang hasilnya dapat diukur dan dilihat,
seperti menjajaki, menguraikan, menerangkan, menguji,
membuktikan, atau menerapkan suatu gejala, konsep, atau
dugaan (Widya dkk, 2004:6-7).
Pendahuluandalampenelitiandapatdibedakanpada
laporanpenelitiankuantitatifdanlaporanpenelitiankualitatif.
Pendahuluandalamlaporanpenelitiankualitatifmemuat
uraiantentang:(1)latarbelakangmasalahpenelitian,(2)
identifikasimasalah,(3)cakupanmasalah(penegasandan
pembatasanmasalah),(4)rumusanmasalah,(5)tujuan penelitian,
(6)keguanaanpenelitian,(7)sistematik.
a. Latar BelakangMasalah
Bagian ini menerangkan keternalaran (kerasionalan)
mengapa topik yang dinyatakan pada judul karya tulis ilmiah
itu diteliti. Untuk menerangkan keternalaran tersebut perlu
dijelaskan dulu pengertian topik yang dipilih. Baru kemudian
diterangkan argumen yang malatarbelakangi pemilihan topik
itu dari sisi substansi dalam keseluruhan sistem substansi yang
melingkupi topik itu. Dalam hal ini dapat dikemukakan
misalnya adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan,
antara teori dan praktek, antara dasolen dan dasain dari konsep
dalamtopik.
89
Setelah itu diterangkan keternalaran pemilihan topik
dari paradigma penelitian sejenis. Untuk itu perlu dilakukan
kajian pustaka yang memuat hasil-hasil penelitian tentang topik
atau yang berkaitan dengan topik yang dipilih. Dengan melihat
hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya dapat
ditunjukkan bahwa topik yang dipilih masih layak untuk
diteliti.
Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti, asal
penelitian yang baru itu dapat menghasilkan sesuatu yang baru,
yang berbeda dan dapat mengatasi kekurangan hasil penelitian
sebelumnya, atau dalam penelitian yang baru itu digunakan
teori atau metode tyang berbeda dan diduga dapat
menghasilkan temuan yang lain dari sebelumnya.
Dalam skripsi atau tugas akhir, kajian pustaka untuk
mengemukakan keternalaran (kerasionalan) pemilihan topik
penelitian itu bisa dikemukakan di bawah judul tersendiri,
misalnya hasil penelitian sebelum ini. Dalam kajian pustaka itu,
pembicaraan dilakukan secara kronologis. Dengan demikian,
diketahui kemajuan penelitian yang dilakukan pada peneliti
selama ini dan diketahui pula posisi peneliti sekarang dalam
deretan penelitian sejenis. Dengan demikian peneliti memiliki
alasan yang mendasar (baik empiris, praktis, maupu teoritis)
mengenai pemilihan topikpenelitiannnya.

Contoh Latar Belakang Masalah:


Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terdapat
beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain guru,
kurikulum, sarana/prasarana, lingkungan belajar dan
masyarakat serta pemerintah. Dalam pembelajaran guru
dituntut harus profesional dalam melaksanakan tugasnya dan
para siswa harus terlibat aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran, dan ditunjang dengan tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai.
Tersedianya guru yang professional, siswa berperan aktif serta
tersedianya sarana dan prasarana, belum cukupuntuk
90
menunjang kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran
dapat mencapai tujuan yang diharapkan, perlu tersedianya
kurikulum yang senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan.
Dengan kata lain, agar kegiatan pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik maka perlu tersedianya guru yang
professional, adanya peran aktif dari para siswa, tersedianya
kurikulum yang baik, dan ditunjang dengan sarana dan
prasarana yangmemadai.
MatapelajaranSosiologidanAntropologisebagaisalah
satumatapelajarandiSMAdiajarkansejakKurikulum1984
hinggasekarang.PadaKurikulum1984,matapelajaran
SosiologidanAntropologidigabung.Matapelajaraninitidak
dipelajarisejakkelasISMA,namundiberikansejakkelasII
untukjurusanA3danA4.PadaKurikulum1994,matapelajaran
SosiologidanAntropologidipisah.MatapelajaranSosiologi
diberikanmulaidarikelasIIprogramumumsampaikelasIII
jurusanIPSdanBahasa,sedangkanmatapelajaranAntropologi
hanyadiberikandijurusanIPSdanBahasa.PadaKurikulum
2004danKTSP,matapelajaranSosiologidiberikandikelasX,
kelasXIdanXIIuntukJurusanIPS.MatapelajaranAntropologi
diberikandikelasXIdanXIIuntukjurusanBahasa.
KegiatanpembelajaranSosiologidanAntropologidiSMAperlu
ditunjangdengantersedianyaguruyangprofessional,adanya
peranaktifdariparasiswa,tersedianyakurikulumyangbaik,
danditunjangdengansaranadanprasaranayangmemadai.
Muatankurikulumdisesuaikandengankebutuhanlapangan
kerja,tenagaguruyangprofesionaldankompeten,saranadan
prasaranadisesuaikanperkembanganilmupengetahuandan
teknologi.
Pendidik atau guru sebagai salah satu pelaku dalam
kegiatan pembelajaran Sosiologi dan Antropologi harus tersedia
secara memadai, baik secara kuantitas maupun secara kualitas.
Secara kuantitas, guru Sosiologi dan Antropologi harus tersedia
dalam jumlah tertentu agar beban mengajarnya tidak terlalu
banyak. Secara kualitas, guru Sosiologi dan Antropologi harus
91
memiliki kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diampunya.
MeskipunmatapelajaranSosiologidanAntropologidi
berikandiSMAsejakKurikulum1984,namunlembaga
pencetaktenagaguru(exIKIP)diIndonesiabarutahun2001membu
kaProgramStudiPendidikanSosiologidan
Antropologi.Akibatnya,denganbelumadanyatenagaguru
matapelajaranSosiologidanAntropologimakamenjadi
terbatasnyajumlahtenagaguru.Lebihdariitu,matapelajaran
SosiologidanAntropologidiampuolehguruyangtidaksesuai
dengankualifikasipendidikannya.MatapelajaranSosiologidan
Antropologidiampuolehguru-guruyangkekuranganjam
mengajarnya.Sebabadaketentuandariotoritaspendidikan
bahwabebanmengajarguruminimal18jamperminggu.Itulah
sebabnyatidakanehjikamatapelajaranSosiologidan
Antropologidiampuolehguru-guruyangberlatarbelakang
pendidikanGeografi,Sejaran,Teknik,PKn,danPKK.
BagaimanakeadaandankebutuhanguruSosiologidan
AntropologidiSMANegeridiJawaTengahsaatini?Untuk
memperolehgambaranmengenaiiniperludiadakanpenelitian.

b. Identifikasi dan RumusanMasalah


Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu
dipecahkan atau dipertanyakan yang perlu dijawab dengan
penelitian. Perumusan itu sebaiknya disusun dalam bentuk
kalimat tanya, atau sekurang-kurangnya mengandung kata-kata
yang menyatakan persoalan atau pertanyaan. Yakni apa, siapa,
berapa, seberapa, sejauh mana. Bagaimana (bisa tentang cara
atau wujud keadaan) dimana, kemana, dari mana, mengapa dan
sebagainya.
Rumusan masalah harus diturunkan dari rumusan
topik, tidak boleh keluar dari lingkup topik. Oleh karena itu,
rumusan masalah hendaklah mencakupi semua variabel yang
tergambarkan dalam topik. Kalau ada variabel umum dan
khusus, hendaklah dirumuskan masalah pokok besertasub-sub
92
masalahnya. Jadi, rumisan masalah harus terinci dan teruarai
dengan jelas agar dapat dipecahkan dan dicarikan data
pemecahannya.
Rumusan masalah yang baik harus memungkinkan untuk
menentukan metode penentuan data dan pemecahannya secara
tepat atau akurat. Untuk itu, sebelum masalah dirumuskan
perlu diidentifikasi denganbaik.
Identifikasimasalahbisadikemukakandibawahsub-
judultersendirisesudahlatarbelakang,meskipuyangpenting
bukanjudulnyamelainkanidentifikasinya.Denganidentifikasi
masalah,memungkinkanperumusanmasalahyangoperasional
menjadilebihmudah.Masalahyangoperasionalmemilikiciri,
antaralain:(1)masalahnyadapatdipecahkan,(2)
menggambarkanvariabelpenelitianyangjelas,(3)bentukdan
jenisdatayangdiperlukandapatdipastikansecaraakurat,(4)
teknikpengumpulandatadapatditentikansecaratepat,(5)
teknikanalisisdatadapatditerapkansecaratepat.
Permasalahan penelitian dikategorikan baik jika
memenuhi kriteria berikut:
(a) Pernytaan masalah pokok bersifat spesifik dan
mencerminkan signifikan dan pentingnyapenelitian
(b) Analisis yang tajam mengenai fakta, penjelasan,
keberadaan informasi dan pengetahuan dan memuat
faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi munculnya
permasalahan
(c) Mencerminkan interelasi antarvariabel dan relevansinya
dengan areapermasalahan
(d) Mengungkapkan faktor-faktor atau variabel-variabel yang
akan dikaji dan menjalaskna hubungannya dengan area
permasalahan
(e) Disajikan secara sistematis dan teratur, memuat
interelasi, relevansi fakta dengan konsep dalam area
permasalahan
(f) Identifikasi masalah diungkapkan dngam pernyataan
yangjelas’
93
(g) Variabel-variabel penelitian yang dianalisis tidak
membingungkan dan secara nyata dapat dibedakan yang
tergolong variavel beas, terikat,dsb.
(h) Ada perbedaan yang jelasn antara pertanyaan-pertanyaan
masalah dengan orientasi faktual dan orientasi nilai
dalampenelitian
(i) Ada perbedaan yang jelas antara orientasi teoritis
penelitian dan orientasi praktis, ingin mencari hubungan,
perbedan, atauproyeksi
(j) Pernyataan maslah harus mengacu pada perumusan
hipotesis, mengungkapkan data empiris ataukeduanya
(k) Pernyataan masalah tidak memuat masalah-masalah yang
sepele.

Contoh Rumusan Masalah Artikel Ilmiah:


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana keterserapan lulusan prodi pendidikan Sosiologi
dan Antropologi Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS
UNNES pada lapangan kerja yangtersedia?
2. Lapangan kerja apa saja yang menyerap lulusan Prodi
Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Jurusan Sosiologi dan
Antropologi FISUNNES?
3. Bagaimana upaya lulusan dalam mengakses lapangankerja?

Contoh Rumusan Masalah Laporan Hasil Penelitian:


Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka
masalah adalah “Bagaimana keadaan dan kebutuhan guru
Sosiologi dan Antropologi di SMA Negeri di Jawa Tengah”?
Berangkat dari permasalahan ini maka penelitian ini ingin
menjawab :
a. Bagaimana keadaan guru mata pelajaran Sosiologi
dan Antropologi SMA di JawaTengah?
b. Bagaimana kebutuhan-kebutuhan guru mata
pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di JawaTengah?
94
c. TujuanPenelitian
Tujuanpenelitianmengungkapkanapayanghendak
dicapaidenganpenelitian.Tujuandirumuskansejajardengan
rumusanmasalah.Misalnya:(1)apakahadapengaruhX
terhadapY,makatujuannyaialahmenentukanadatidaknya
pengaruhXterhadapY,(2)apakahadaantarahubunganantara
XdanY,makatujuannyaialahmenentukanadatidaknya
hubunganantarXdanY,(3)bagaimanakanpersepsipeneliti
terhadappelayananakademik,makatujuannyaialah
mendeskripsikanpersepsi..dst.
Contoh Tujuan Penelitian dalam Artikel Jurnal:
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a) Memperoleh data tentang guru mata pelajaran Sosiologi
dan Antropologi SMA di JawaTengah.
b) Memperoleh masukan tentang kebutuhan-kebutuhan guru
mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa
Tengah

d. KegunaanPenelitian

Yangdiuraikandisiniialahkegunaanataupentingnya
penelitiandilakukan,baikbagipengembanganilmumaupun
bagikepentinagnpraktikUraianinisekaligusberfungsiuntuk
menunjukanbahwamasalahyangdipilihmemanglayakditeliti.
Pendahuluandalamlaporanpeenelitiankualitatifpada
dasarnyamenguraikanbagian-bagianyangsamasepertidalam
laporanpenelitianyangmenggunakanpenelitiankuantitatif
yangberisi(1)latarbelakang,(2)identifikasidanpembatasan
masalah,(3)perumusanmasalahataufokusmasalah,(4)tujuan
penelitian,(5)kegunaanpenelitian,dan(6)sistematika.
meskipundemikianadapersoalanyangperlumendapat perhatian
dalam penyusunan laporan penelitian yang
menggunakan penelitian kualitatif,:

95
a. Perumusan masalah perlu mendapat perhatian karena ada
perbedaan substansial anatara penelitian kualitatif dan
kuantitatif. penelitian kualitatif lebih diarahkan atau
ditujukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana dan
mengapa. oleh karena itu, perumusan masalah harus
difokuskan pada persoalan utama secara tegas dan jelas.
jika perlu, peneliti dapat menyertakan masalah-masalah
yang lebih kecil sebagai unsur dari masalah utama (pokok)
dan disajikan setelah masalahpokok.
b. Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai
dalam penelitian dan menggambarkan langkah-langkah
yang akan dilakukan untuk mencari jawaban atas masalah
penelitian. Tujuan dirumuskan dengan kalimat yang jelas,
operasional, dan merupakan jabaran pemecahan masalah
penelitian.
c. Kegunaan atau pentingnya penelitian, baik bagi
pengembangan ilmu maupun bagi kepentingan praktis,
diuraikan secara jelas. uraian dalam sub Bab ini
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang
dipilih itu benar-benar penting untukditeliti.
Contoh Kegunaan Penelitian dalam Artikel Jurnal:

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:


a. Memperoleh data tentang guru mata pelajaran Sosiologi
dan Antropologi SMA di JawaTengah.
b. Memperoleh masukan tentang kebutuhan-kebutuhan guru
mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa
Tengah.

TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penelitian diperlukan 2 landasan, yakni kerangka
teoritis dan metodologis. Kerangka teoritis adalah teori yang
96
digunakan untuk membangun kerangka kerja penelitian.
kerangka metodoligis ialah hal ikhwal yang berkaitan dengan
desain penelitian, termasuk langka-langkah pengumpulan dan
pengolahan data (variabel, instrument, validitas dan realibilitas
instrument, serta teknik pengumpulan dan analisis data)
dengan berbagai alasannya. Keduanya diuraikan dalam dua
bagian penelitian yang berbeda, tetapi berirutan. Kerangka
teoritis diuraikan dalam bab II, sedangkan kerangka metodologi
diuaraikan dalam babIII.
Dalam kerangka teoritis dinyatakan teori apa yang
digunakan untuk landasan kerja penelitian. Teori itu bisa
disusun sendiri secara eklektik. bisa juga berupa teori yang
digunakan oleh seorang ahli. Namun, teori apapun, yang
digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan melalui kajian
sejumlah pustaka dan hasil penelitian dalam lingkup topic
penelitian atau tugasakhir.
Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip-
prinsip teotri itu perlu diuaraikan, termasuk pendekatan dan
metode kerja teori itu. variabel-variabel penelitian perlu
diterangkan menurut pandangan teori yang dipilih itu. Untuk
itu, landasan teori merupakan pemaparan konsep-konsep
menurut pendapat penulis atau penemu. Teori tersebut dan
kemudian dipaparkan menurut sudut pandang peneliti dengan
disertai caramengukurnya.
Dalam laporan penelitian kualitatif terdapat bagian
penelaahan kepustakaan dan/atau kerangka teritik, sesuai
dengan pendekatan dan desain penelitian yang digunakan.
bagaian ini disajikan dalam bab tersendiri (Bab II), dan
disarankan bukan hanya menguraikan penelaahan kepustakaan,
melainkan dilengkapi dengan kerangka teoritiknya.
Pentingnya penelaahan kepustakaan dalam penelitian
atau penyusunan laporan penelitian yaitu karena pada
hakikatnya hasil penelitian seseorang bukanlah satu penemuan
baru yang berdiri sendiri melainkan sesuatu yang berkaitan
dengan temuan dari penelitian sebelumnya. Dalam bagian ini
97
hasil penelitian sebelumnya harus dikemukakan untuk
memberi gambaran pengetahuan yang mendasari pola
kesamaan penelitian dan pada gilirannya dapat diketahui
kontribusi hasil penelitian bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan/atau kebijakan praktis secara jelas.
Penelaahan kepustakaan disusun secara kronologis sesuai
dengan kemutakhiran teori maupun data empiris sehingga
dapat diketahui perkembangan keilmuan dan hasilpenelitian.
Kerangka teoritik berfungsi sebagai “hipotesis kerja”
dimungkinkan untuk disajikan dalamm penelitian kualittatif.
Kerangka teoritik dalam penelitian kualitatif metupakan
kumpulan konsep-konsep relevan yang terintegrasi dalam satu
system penjelasan yang berfungsi sebagai pedoman kerja, baik
dalam menyusun metode, pelaksanaan di lapangan, maupun
pembahasan hasil penelitian.
Meskipun tidak mutlak kehadirannya, telaah pustaka
tetap menjadi kaharusan dalam penelitian kualitatif. Telaah
pustaka atau landasan teori dikategorikan baik jika memenuhi
kriteria berikut:
(a) Menggunakan sumber-sumber mutahir disamping sumber
yang dianggapklasik
(b) Menggunakan sumber2 berupa artikel yang dimuat pada
jurnal atau majalahilmiah
(c) Kutipan atas sumber pustaka disajikan secata tepat,
dianalisis dan dihubungkan denganpermasalahan
(d) Jumlahnya mencukupi dan tidak ada kesan berlebihan
Prosedur penelitian (rancangan dan metodologi)
dikategorikan baik jika memenuhi kriteriaberikut:
(1) Logika struktur dan strategi studi disajikan secara hati-hati,
termasuk didalamnya identifikasi variabel, ketepatan
paradigma, bagan arus, atu modelskematik
(2) Deskripsi sampel penelitian diungkapkan secara jelas,
meliputi cara penarikan sampel, ukuran sampel, danstrata
(3) Menggunakan prosedur pengumpulan data yang tepat dan
terkait dengan masalah dan fokuspenelitian
98
(4) Ada kesesuaian antara rumusan masalah dan fokus
penjelajahan dilapangan
(5) Ketepatan menggunakan prosedur pengolahandata.
Contoh Tinjauan Pustaka dalam Artikel Jurnal:

Untuk mengkaji keterserapan lulusan pada lapangan


kerja terdapat beberapa tulisan yang dapat digunakan untuk
pijakan.
Pertama,tulisanDrostSj(1990)yangmembahastentanguntuk
apaperguruantinggididirikan.Diaktakanbahwaide
dasarpendidikanperguruantinggiadalahuntuk
menciptakanmanusia-manusiaintelektualyang
manusiawi,yangsanggupberpikirdanbekerjauntuk
masyarakatdannegaranya.
Kedua,tulisanWidiastono(1990:23)yangmenjelaskanbahwa
harapanmasyarakatkepadaperguruantinggibegitu
besar.RibuanlulusanSLTAsetiaptahunmemasuki
perguruantinggidenganharapankelaksetelahselesai
mengikutipendidikandiperguruantinggimasa
depannyaakancerah.
Ketiga,tulisanAdi(1990:60-62)yangmenjelaskantentang
sarjanadanpasartenagakerja.Dalampenjelasannya
itu,dikemukakanbahwadalamperkembangannya
Indonesiamakinmemasukipasarbebas.Halitu
berarti,pasaryangsemulalebihdidominasi
pemerintahmakinbergeserkeperanswasta.Oleh
karenaswastasemakinpentingmenyediakanlapangan
kerja.Permintaanpasarkerjadidugaakanlebih
banyakdariduniaindustri.Olehkarenaitu,pendirian
ProdidanJurusanKeilmuanharuslebihmemikirkan
alternativelapangankerjanya.Meskipundemikiania
mengatakanbahwasarjanatetapmenjadipilihanpasar
kerja.
Keempat,Imron(1990:52-64)yangmenjelaskantentang
dialektikapendidikantinggidansignifikansimasa
99
depan. Dikatakan bahwa dinegara berkembang
pendidikan tinggi merupakan sarana mencapai
kemajuan bangsa. Pendidikan yang dilakukan dengan
baik dapat menjadi alat pengusir kebodohan dan
kemiskinan.

METODE PENULISAN/PENELITIAN
Dalamkaryailmiahlaporanpenelitianbagianmetode
penelitiandibuatdalambabtersendiri.Dalamartikeluntuk
jurnalmetodepenelitian/penulisanjugaditulisdalambagian
tersendiritetapitidakdalambentukbab.Dalamkaryailmiah
makalahbahanseminarbagianmetodepenelitiantidakditulis
secara eksplisit menjadi

bab.Dalamlaporanpenelitianadaperbedaaanantarametode
penelitiandalammetodekuantitatifdanmetodekualitatif.
Metodepenelitiandalamlaporanpenelitiankuantitatif,
prosedurpenelitiandimulaidaripengumpulandata,
pengolahandata,dandiakhiridengananalisisdata.Yangperlu
diuraikandalambabpendekatanataupenelitiankuantitatif adalah:
(1)jenisdandesainpenelitian,(2)populasi,sampel,dan
teknikpengambilansampel(3)Variabelyangdirumuskan
secaraoperasional,(4)instrumentpenelitiandisertai
penentuanvaliditasdanreliabilitasnya,(5)teknikpengumpulan
data,(6)teknikpengolahandananalisisdata.
Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup
hanya disebut istilah-istilah, seperti angket guide interview
observasi, wawancara. masing-masing istilah tersebut perlu
diterangkan prosedur penggunaan atau pelaksanaannya.
bahkan, kegunaan dari masing-masing teknik atau metode yang
digunakan perlu diterangkan secara jelas.
sebaliknya pengertian populasi, sampel, teknik
pengambilan sampel, angket, guide interview, guide
observation, wawancara dan sebagainya tidak perlu diuraikan
sebagaimana dalam mata kuliah metodologi penelitian. yang
100
diuraikan adalah siapa atau apa populasinya, berapa ukuran

101
populasinya, berpa ukuran sampelnya, apa teknik penarikan
sampelnya, apa alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data, apa teknik pengumpulan datanya, apa teknik pengolahan
dan analisis data yang dipilih dan digunakan. masing-masing
metode penelitian yabg dipilih perlu diuraikan secara
operasional sesuia dengan apa yang dikerjakan olehpeneliti.
Metodepenelitiandalamlaporanpenelitiankualitatif
terdapatbeberapaperancangandanhalinimengakibatkan
penyajiannyaakanberbedapula.Adabeberapapendekatan
penelitiankualitatifyangseringdigunakan,seperti:(1)fenomologi.
(2)hermeneutika,(3)etnografi,(4)grounded
theory.Adapundesainpenelitiankualitatifdapatberupastudi
kasus,groundedstudy,etnometodologi,biografi,historical
socialscience,risetklinisdll.Kerangkapenelitiankualitatif
yangdiuraiakandandalampedomaninitidakdimaksudkan
untuksemuajenispenelitiankualitatifyangbersifatkhusus
melainkanhanyauntukmemberikerangkadasarbagipenulisan
karyailmiahataulaporanpenelitianyangmenggunakanj
metodepenelitiankulaitatifsecaraumum.
Metodepenelitiandalamlaporanpenelitiankualitatif
mencakupbagian-bagiansebagaiberikut:(1)dasarpenelitian,
(2) fokus penelitian,(3)sumber data, (4) teknik sampling, (5)
alat dan teknik pengumpulan data, (6)objektivitas dan
keabsahan data, (7) Model analisis data, (8) Prosedur
penelitian.
Bagian-bagiantersebutharusdiuraikansesuaidengan
apaterutamadalampenusunanlaporanyangdilakukan
peneliti,Dengankatalain,uaraianbagianinihanyabersifat
konseptualatauteoritik,tetapimenyajikanuraianmengenai
kejadianyangdilakukanpenelitidilapangan,misalnya,untuk
mendapatkandatayangobjektifdilakukantriangulasi.Secara
teoritikada4macamtriangulasiyaitu:(1)motode,(2)sumber,
(3) peneliti, (4) teori. Demikian juga dengan model analisis,
secara teoritik ada beberapa model yang dapat digunakan

102
seperti: interactive analysis models dan (2) flow analysisi
models.
Contoh Metode Penelitian dalam Artikel Jurnal:
Subyek penelitian adalah semua lulusan Prodi
Pendidikan Sosiologi dan Antropologi terdiri atas lulusan tahun
2005,2006, dan 2007. Untuk keperluan penelitian tidak semua
subyek peneltian yang diwawancarai tetapi dari lulusan tersebut
diambil sejumlah diantaranya menjadi informan melalui teknik
cuplikan dari tiap angkatan.
Sumber data penelitian ini adalah lulusan Prodi Pendidikan
Sosiologi dan Antropologi. Sumber data lain adalah dokumen
data lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi dan
sumber kepustakaan lainnya. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara terbuka dan tertutup. Alat yang
digunakan adalah pedoman wawancara danangket.
Data yang telah masuk dianalisis dengan metode
deskriptif kuantitatif menggunakan statistik sederhana yaitu
prosentase dan deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah
reduksi data, display data, dan verifikasi/ penarikan simpulan.
Setelah data dikumpulkan lalu dipilih yang benar-benar
memiliki hubungan dengan pokok masalah selanjutnya diambil
kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karya ilmiah artikel dan makalah bahan seminar
maupun laporan hasil penelitian memuat bagian hasil dan
pembahasan. Dalam artikel dan makalah hasil dan pembahasan
dapat berbentuk bab maupun tidak dalam bentuk bab. Dalam
laporan penelitian bagian hasil dan pembahasan
kecenderungannya dibuat dalam bentuk bab.
Bagian hasil dan pembahasan dalam laporan penelitian
dapat dipecah menjadi beberapa bab tergantung kebutuhan.
Dalam hasil disampaian data yang diperoleh dalam penelitian.
Dengan demikian hasil harus disajikan secara objektif dan
sesuai dengan data yang diperoleh (tabel ataugambar).
103
Dalambagianhasilpenelitiandiuraikanapasajahasil
penelitianyangmencakupsemuaaspekyangterkaitdengan
penelitian.Analisadanpembahasanmembahastentang
keterkaitanantarfaktor-faktordaridatayangdiperolehdari
masalahyangdiajukankemudianmenyelesaikanmasalah
tersebutdenganmetodeyangdiajukandanmenganalisaproses
danhasilpenyelesaianmasalah.Penulisanhasildan
pembahasanmenggunakanhuruftimesnewroman,10pt,Bold)
(kosong1spasitunggal,TimesNewRoman,10pt).
Hasileksperimenatausurveiataurancangbangun
besertaanalisisnyadanpembahasannyadapatdisajikansecara
bersama-samaatausecaraterpisahberupauraian,tabeldan
gambar.Datayangdilaporkansudahharusberupadataterolah,
bukandatamentah.Tabeldangambarharusdilengkapinomor
urutmenggunakanangkaArab,danbiladiperlukan,disertai
keterangantambahan,sepertiacuandanartisingkatan.Untuk
karyatulishasiltinjauanpustakadanhasilbahasanteoritis,
informasipustakayangakandipermasalahkandan
pembahasannyadapatdiuraikansecarabersamasamaatau
secaraterpisah,disajikansecarasistematis,rasionaldanlugas.
(TimesNewRoman,10pt,Regular,1spasitunggal)(kosong2
spasitunggal,TimesNewRoman,10pt).
Bab pembahasan data merupakan bab yang paling
penting dalam penulisan karya ilmiah karena dalam bab ini
dilakukan kegiatan analisis data, sintetis pembahasan,
interpretasi penulis, pemecahan masalah, dan temuan pendapat
baru yang diformulakan (bila ada).
Bab ini terdiri dari dua bagian besar yaitu :
a. DeskripsiData
Berisi serangkaian data yang berhasil dikumpulkan, baik
data pendukung seperti latar belakang lembaga / instansi yang
diteliti, struktur organisasi dan sebagainya sert data utama yang
diperlukan untuk pengujian hipotesis. Data-data tersebut harus
dideskripsikan secar sistematis.
b. Pembahasan
104
Bagian ini berisi pembahasan tentang hasil penelitian
sesuai dengan acuan dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Bagian pembahasan ini memperlihatkan ketajaman dan
keluasan wawasan penulis mengenai permasalahan yang
dikajinya.
Hasil berupa data penelitian yang telah diolah dan
dituangkan dalam bentuk tabel, grafik, foto, atau gambar.
Pembahasan berisi hasil analisis dan hasil penelitian yang
dikaitkan dengan struktur pengetahuan yang telah mapan
(tinjauan pustaka yang diacu oleh penulis), dan memunculkan
‘teori-teori’ baru atau modifikasi terhadap teori-teori yang telah
ada. Berisi tentang kupasan, analisis, argumentasi dan
pendirian penulisan mengenai masalah yangdibicarakan.
Sajikan hasil penelitian sewajarnya secara bersistem. Jika
data terlalu banyak, adakalanya Anda perlu selektif dalam
menyajikannya. Dengan pertimbangan yang masak, rancanglah
tabel, grafik, gambar atau alat penolong lain untuk memperjelas
dan mempersingkat uraian yang harus diberikan. Jangan
berikan informasi berulang, misalnya dalam bentuk tabel dan
gambar. Tabel dan gambar perldisebut dalam teks dan letaknya
tidak berjauhan dari teks yang bersangkutan. Hindari
pengulangan informasi yang sudah ada dalam ilustrasi secara
panjang lebar. Tafsirkan hasil yang diperoleh dengan
memperhatikan dan menyesuaikannya dengan masalah
atauhipotesis yang diungkapkan dalam Pendahu-luan.
Adakalanya Hasil digabungkan dengan Pembahasan, menjadi
bagian yang dinamakan Hasil danPembahasan.
Sewaktu mengumpulkan data, mengolahnya, dan
menyusunnya dalam tabel, dengan sendirinya Anda telah
memiliki sejumlah gagasan yang telah dikembangkan dalam
Pembahasan. Pengembangan gagasan ini disebut ‘argumen’.
Anda harus membandingkan dengan hasil peneliti terdahulu,
kemudian buatlah pertimbangan teoretisnya. Dengan demikian,
maka Pembahasan merupakan kumpulan argumen mengenai

105
relevansi, manfaat, dan kemungkinan atau keterbatasan
percobaan Anda, serta hasilnya.
DikatakanolehRifai(1995),bahwaPembahasan
merupakanbagiantempatseseorangpalingbebasberekspresi.
PendapatorangyansudahdiringkasdalamPendahuluanatau
TinjauanPustakatidakperludiulanglagitetapidiacusaja
seperlunya.Bentangkanartitemuansertajelaskanbagaimana
simpulanbaruitumemperluascakrawalailmudanteknologi.
Bilaperluberikanimplikasipenerapantemuanarutadidan
tunjukkansegi-segilainyangperluditelitilebihlanjut.Akhiri
pembahasansecarapositif,tegas,dankuat.
MenurutCalderon&Gonzales(1993),adalimaunsur
yangdapatdituliskandalamberargumendanmenyampaikan
implikasidaritemuan.
1) Nyatakan situasi yang ditemukan dalam penelitian: bisa
memuaskan atau tidak memuaskan. Misal: Mayoritas guru
sains di Provinsi A tidak memenuhi kualifikasi untuk
mengajarkan sains.
2) Nyatakan kemungkinan penyebab situasi itu. Jika ada
situasi,mestinya ada penyebab, dan mestinya ada
hubungan logis antarasituasi dan penyebab; bila tidak,
yang dianggap penyebab bukanlah penyebab yang
sesungguhnya. Dalam contoh di atas, penyebab logis
kurangnya guru berkualifikasi untuk menangani mata
ajaran sains ialah kurang cermatnya petugas rekrutmen
dalam menyeleksi calon guru, atau tidak cukupnya pelamar
yang berkualifikasi untuk menduduki posisi gurusains.
3) Nyatakan efek yang mungkin timbul dari situasi itu.
Hampir pasti, ada pula efek yang timbul dari situasi tsb.
dan mestinya ada hubungan logis antara situasi dan efek
yang mungkin. Efek logis dari kurangnya guru
berkualifikasi pada pengajaran sains ialah bahwa
pengajaran akan kurang efektif dan ini dapat merugikan
siswa.

106
4) Nyatakan tindakan untuk mengatasi situasi yang kurang
memuaskan atauuntuk meningkatkan situasi yang sudah
baik. Wajar saja untuk mengambil tindakan guna meng-
atasi situasi yang kurang memuaskan. Namun, situasi yang
sudah baik pun perlu terus dipertahankan atau bahkan
ditingkatkan. Langkah logis untuk mengatasi keadaan guru
yang tidak berkualifikasi ialah dengan mensyaratkan
peningkatan kualitas melalui pendidikan dalam bidang
sains, menghadiri seminar, mengikuti pelatihan, membaca
lebih banyak publikasisains.
5) Nyatakan badan atau bidang terkait yang terpengaruhi.
Dalam contoh yang diambil ini, pengajaran sains di
Provinsi A yan terpengaruhi. Anda dapat melanjutkan
pembahasan tentang implikasi temuan Anda pada
pengajaran sains. Implikasi ini barangkali tidak berlaku
untuk keadaan pendidikan secara keseluruhan. Hasil dan
Pembahasan: Kedua bagian ini dapat disatukan atau
dipisah, bergantung pada gaya selingkung jurnal yang
bersangkutan. Di bagian ini dapat dikemukakan produk
dan dihasilkan dan spesifikasinya, uraian teknik instalasi
produk (jika diperlukan), uraian hasil uji efisiensi dan
fungsional produk, tabel dan gambar teknis atau foto setiap
aplikasi metode, produk, dan hasilpengujian.
Penyajian dan analisis data dikategorikan memenuhi
kriteria yang baik jika memenuhi kriteria berikut:
(a) Dirumuskan secara logis dan teratur, kerangka hipotesis.
Deduksi, tujuan dan pertanyaan penelitian ditempatkan
pada dimensi keterkaitan yangintensif
(b) Tidak menyajikan hal-hal yang bersifat subjektif dan
spekulatif
(c) Analisis terhadap fakta yang diperoleh secarakonsisten
(d) Terhindar dari generalisasi yang berlebihan
(overgeneralization) atau pengungkapan yang tidak ada
hubungannya dengan datapenelitian

107
(e) Kesalinghubungan penemuan empiris selama penelitian
diungkap secara eksplisit dengan menghindari distorsi
datapenelitian
(f) Faktor-faktor tidak terkontrol yang diduga dapat
mempengaruhi ketepatan data diantipasi sedemikian
rupa melaluidiskusi
(g) Harus jelas perbedaan antara fakta dan kecendurungan
yang berkembang dalam prosespenelitian
(h) Hindari kontradiksi, ketidakkonsistenan atau elemen-
elemen yang tidak terarah dalam datatemuan
(i) Tabel, gambar, bagan, dan sejenisnya disajikan secara tepat
baik bentuk, isi, maupunposisi.
Pada bagian pembahasan dihubungkan untuk
memperhatikan ataupun merujuk pula hasil penelitian lain
ataupun terdahulu. Selain itu perlu diungkapkan pula
keterbatasan ataupun limitasi dari hasil yang diperoleh dan
diperiksa apakah hasil yang diperoleh telah sesuai dengan
maksud dan tujuan penelitian tersebut, dan perlu juga
diungkapkan saran ataupun penelitian lanjutan yang perlu
dilaksanakan.

PENUTUP
Bagian penutup dari karya ilmiah adaalah simpulan dan
saran. Cara penulisan pada artikel bergantung pada gaya
selingkung jurnal, Bagian ini dapat merupakan bagian terpisah
atau bergabung dengan bagian Pembahasan atau Hasil dan
Pembahasan. Dalam bagian ini diuraikan keberhasilan metode
dikaitkan dengan hasi kerja, dan dampak produk.
Dalam laporan penelitian kuantitatif, penutup
merupakan Bab terakhir dari isi pokok laporan penelitian.
sesuai dengan isinya, bagian ini dapat dibagi menjadi dua sub-
bab yaitu simpulan dan saran. Simpulan harus sejalan dengan
masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian dan
pembahasannya. masalah yang dikemukakan dibagian
pendahuluan semuanya harus terjawab dan dengan jawabanitu
108
semua tujuan dapat tercapai. Uraian atau pembahasan masalah
dalam bab sebelumnya harus ada simpulannya.
Saran harus sejalan dengan simpulan atau temuan.
saran hendaknya disertai dengan argumentasinya. kalau
mungkin juga disertai jalan keluarnya. saran dapat bersifat
praktis atau teoritis termasuk saran yang berharga adalah saran
tentang perlunya dilakukan penelitian lanjutan, mengingat
bahwa belum tentu semua masalah dapat dipecahkan secara
tuntas atas dasar penelitian yang telah dilakukan atau setelah
selesainya penelitian ini timbul masalah lain yangterkait.
Dalam penyusunan laporan penelitian kualitatif bagian
penutup merupakan bab terakhir dari isi pokok laporan
penelitin yang terdiri dari simpulan dan saran. Simpulan
hendaknya berisi uraian tentang -temuan yang penting dalam
penelitian dan implikasi-implikasi dari temuan tersebut.
Simpulan harus sejalan dengan masalah, tujuan, dan
merupakan ringkasan dari hasil pembahasan dan analisi. Uraian
dalam simpulan harus menjawab masalah yang dikemukakan
dalam bab pendahuluan dan emmenuhi semua tujuan
penelitian.
Saran dikemukakan dengan mengaitkan temuan dalam
simpulan dan jika memungkinka jalan keluarnyajuga
disampaikan. saran dapat bersifat praktis atai teoritis. Selain itu,
perlu juga dikemukakan masalah-masalah baru yang ditemukan
dalan penelitian yang memerlukan penelitian lanjutan.
Kesimpulan dan saran dikategorikan baik jika
memenuhi syarat sebagaiberikut:
(a) Pernyataan mengenai kesimpulan diungkap secara tepat
dan akurat tanpa disertai pernyataan baru atau pengantar
yang tidakrelevan
(b) Kesimpulan dibuat menurut ruang lingkup generalisasi atas
dasar justifikasi data yangdisajikan
(c) Kesimpulan seyogyanya diikuti dengan pertanyaan-
pertanyaan baru, berupa saran atai rekomendari bagi
penelitian lebihlanjut.
109
(d) Saran yang dikemukakan bersifat objektif dan disertai
langkah-langkah operasional bagiimplementasinya.
(e) Saran semata-mata ditujukan pada upaya perbaikan atas
kelemahan-kelemahan yang dikemukakan atau berupa
rekomendasi aplikasi temuan, berikut langkah-langkah
teknisnya.

Contoh Simpulan dan Saran Artikel Jurnal:


Berdasarakan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Keterserapan lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan
Antropologi Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES
pada lapangan kerja, termasuk memerlukan waktu yang
singkat dari tahun pertama hingga tahun ketiga telah
terserap dengan prosentase yangtinggi.
2. Lapangan kerja yang menyerap lulusan Prodi Pendidikan
Sosiologi dan Antropologi Jurusan Sosiologi dan
Antropologi FIS UNNES sebagian besar telah sesuai dengan
lapangan kerja yaitu guru mata pelajaran Sosiologi dan
Antropologi atauIPS.
3. Upaya lulusan dalam mengakses lapangan kerja dengan
cara mencari informasi melalui teman dan kenalan, media
internet, media massa cetak dan metode trial dan error,
belum didasarkan pada perencanaan dan konseptual yang
jelas dan baru dilakukan setelahlulus.

Contoh Saran dalam Artikel Jurnal:

Saran yang diusulkan dari penelitian ini adalah:


1. Lulusan dalam mengakses lapangan kerja perlu persiapan
sejak di bangku kuliah dengan mengembangkan ketrampilan
dalam mengakses informasi melalui internet, media masssa
cetak, mengembangkan jaringan dengansekolah-sekolah.

110
2. Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi perlu
membekali ketrampilan mengakses lapangan kerja bagi
mahasiswa di lingkungannya agar kelak jika lulus sudah
lebih siap dalam memasuki lapangan kerja yang tersedia atau
menciptakan lapangan kerjasendiri.
3. Pemerintah dan penyelenggara lembaga pendidikan
sebaiknya meningkatkan pengaturan pengajaran agar guru-
guru dalam mengajar mata pelajaran sesuai dengan bidang
kelilmuannya. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat
mendukung profesionalisme dalam pendidikan dan
meningkatkan kualitaspendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Karyailmiahperludilengkapidengandaftarpustaka,
yangmemaparkankaryailmiahlainyangdigunakansebagai
rujukan.Agardapatditelusurioranglainpenulisankaryailmiah
rujukantersebutperlumemuatnamapengarang,judulkarya
ilmiah,tahunpenerbitan,sertapenerbitnya.Tatacara
penulisandaftarpustakamerlujugamemberikanisyaratapakah
karyailmiahyangdirujukituberupabuku,jurnal,makalah
seminar,laporanpenelitianyangtidakdipublikasi,dokumen
WEB,dll.Olehkarenanyaadatatacarayangditetapkanuntuk
menuliskandaftarpustaka.Namundemikianterdapatbanyak
versitatacarapenulisandaftarpustaka,bergantungpadatradisi
yangdipegangolehmasyarakatkeilmuandalammasing-masing
bidang.Tatacarapenulisandaftarpustakayangdisarankan
dalam“PedomanPenulisanKaryaIlmiah”diUPIdiadopsi
sebagianbesardaritatacarayangditetapkan“American
Psychological3Hf/bhs.Ind/kim/2000
Daftar pustaka hanya berisi sumber-sumber tertulis
yang dikutip dan digunakan dalam karya ilmiah (skripsi),
karena itu sumber tertulis lain yang tidak dikutip meskipun
pernah dibaca penulis dalam kaitannya dengan penulisan
skripsinya tidak perlu dimasukkan dalam daftarpustaka.

110
Penulisan pustaka disusun menurut abjad dari nama
penulisnya dan nama keluarga harus ditulis lebih dahulu tanpa
menyertakan gelar. Sumber tulisan (pustaka) yang
menggunakan lebih dari satu baris diketik satu spasi dengan
menjorok ke dalam sejauh 0,5 inchi untuk baris ke dua dan
seterusnya, sedangkan jarak antar pustaka diketik dengan dua
spasi dan diawali pada margin kiri.
Tata cara apapun dapat saja dipakai asalkan
pemakaiannya konsisten. Namun demikian apabila karya ilmiah
kita ingin dipublikasikan dalam jurnal tertentu, kita harus
menyesuaikan diri dengan tata cara penulisan daftar pustaka
yang ditetapkan oleh redaksi jurnal tersebut.
Semuabahanacuandalambentukjurnal,bukuataupun
naskahilmiahyangdigunakansebagaireferensi/acuanditulis
padabagianini.Referensi/acuanyangdirujukharuslahyang
mempunyaikontribusinyatadalampenelitiantersebut.
Penulisandaftarpustakadiurutsesuaidenganurutan
penunjukkannyadalamnaskahdenganmenggunakanangka
Arabsepertiterlihatpadacontoh.Penulisanpustakadimulai
namakeluargadansingkatannamakecilyangditulisdengan
hurufkapital.Semuanamapenulisharusdisebutkan.Untuk
penulisanmajalah/jurnal,setelahpenulisannamadiikuti
denganjudulkarangan,namamajalah,volumemajalahyang
diberigarisbawah,nomordantahunmajalahmasing-masing
dalamtandakurungkecilsertahalamanmajalah.Namabuku
ditulisdiantaratandakutipatauditebalkandiikutidengan
nomoredisibuku,editor(jikaada),namapenerbit,tempat
penerbitan,tahunpenerbitan,danhalaman.(TimesNew
Roman,10pt,Regular,1spasitunggal)(kosong2spasitunggal,
TimesNewRoman,10pt)
Contoh: Buku tanpa editor:
SNEDECOR,G.W.andCOCURAN,W.G.,Statistical
Methodes,StateUniv.PressIowa(1972).
IAEA,“RadiationProtectionProcedures”(SafetySeries
No.38),IAEA,Vienna(1973).
111
Buku dengan editor:
HAMMOND, C.R., “The Element, Handbook of
Chemistry and Physics”, 45th ed.,
WEST, R.C., SELBY, S.M., AND HODGMAN, C.D., Eds,
TheChemicalRubbero.Cleveland(1964)27-47.
KOLAR,G.F.,InChemicalCarcinogens,2nded.,
SEARLE,C.E.,Ed.,ACSonograph182,
AmericanChemicalSociety,WashingtonDC,1984;Vol.
2,Chapter14.Prosiding:
MITCHELL,N.T.,Transferofradionuclidestoman
throughenvironmentalathways(Proc.ofaSeminaron
PopulationDoseEvaluationandStandardsforManandHis
environment,Portoroz,1974),IAEA,Vienna(1974)485.
SUGIHARTO,Studidistribusiwaktutinggalpadaproses
pencampurankontinudenganmodelbejanaberderet(Risalah
PertemuanIlmiahPenelitiandanPengembanganAplikasi
IsotopdanRadiasi,Jakarta6-7November2001),Pusat
PenelitiandanPengembanganTeknologiIsotopdanRadiasi,
BadanTenagaNuklirNasional,Jakarta(2002)109.Majalah:
ZAHIRUDDIN,Penentuanmangan,uranium,crom,
tembagadanmolybdenumdalambajaspecial(bajauranium)
dengancaraaktivasineutron,MajalahBATANXI:2,(1972)1-15

Semua bahan acuan dalam bentuk jurnal, buku ataupun


naskah ilmiah yang digunakn sebagai referensi/acuan ditulis
pada bagian ini. Reference yang dirujuk haruslah yang benar-
benar mempunyai kontribusi nyata dalam penelitian tersebut.
Daftar pustaka ialah daftar atau senarai yang ada dalam karya
ilmiah, misalnya, makalah atau skripsi yang berisikan identitas
buku dan pengarang yang disusun secara alfabetis (setelah
nama marga pengarangdikedepankan).

Kepustakaan atau juga daftar pustaka memiliki ciri-ciri


sebagai berikut:

112
a. diambil dari buku, majalah, makalah, surat kabar, internet,
dan orasi dalam ilmiah;
b. berisikan nama pengarang ataulembaga;
c. memiliki identitas buku, yaitu judul, tahun terbit, cetakan
atau edisi, nama penerbit, dan tempatterbit.

Fungsi dari daftar pustaka ialah sebagai berikut:


a. menunjukkan bahwa tulisan itu ilmiah (bersifat ilmu
pengetahuan);
b. menginformasikan bahwa karya ilmiah itu (penelitian)
memiliki referensi dan akumulasi dari karya ilmiah
sebelumnya;
c. Merupakan alat kontrol pada landasan teoretis atau tinjauan
pustaka.

Teknik penulisan daftar pustaka ialah berikut:


a. Nama pengarang dibalikkan atau diputar dengan catatan
nama yang dikedepankan, atau nama marga/unsur nama
akhir yang dipisahkan oleh koma. Setelah itu, nama
pengarang disusun secara alfabetis;
b. Bila nama pengarang ada dua, yang dibalikkan ialah nama
pengarangpertama;
Contoh: Emil Salim dan Philip Kotler menjadi Salim, Emil
dan Philip Kotler
c. Jika nama pengarang ada tiga atau lebih, nama pengarang
pertamalah yang diputar dan diikuti olehdkk.
Contoh: Emil Salim, Philip Kotler, Djoemad Tjiptowardojo
menjadi Salim, Emil. dkk.
d. Bila tidak terdapat nama pengarang, nama departemen
atau lembagalah yang ditulis; bila tidak ada kedua-duanya,
tulislah tanpa pengarang, atau tanpalembaga;
e. Gelar akademik pengarang tidakdicantumkan;
f. Judul buku harus dicetak miring dalam komputer atau
digarisbawahi dalam mesin tik atau tulisantangan;

113
g. Judul artikel, skripsi, tesis, atau disertasi yang belum
dibukukan diapit oleh tanda petikdua;
h. Bila ada edisi atau cetakan ditulis sesudah judulbuku;
i. Jika buku tersebut merupakan terjemahan dari buku
bahasa asing, penerjemah ditulis sesudahedisi;
j. Spasi dalam daftar pustaka satuspasi;
k. Perpindahan dari satu pengarang ke pengarang yang lain
duaspasi.
l. Bila dalam satu buku diperlukan dua baris atau lebih, baris
yang kedua atau selanjutnya dimulai dari 1tabulasi (5-7
ketukan);
m. Jika seorang pengarang menuliskan lebih dari satu buku,
nama pengarang ditulis satu kali; nama pengarang itu
diganti dengan garis panjang atau tanpa garispanjang;
n. Bila ada dua atau lebih karya ilmiah (buku) yang ditulis
oleh seorang pengarang, urutan penulisannya berdasarkan
tahun terbit;
o. Bila ada dua atau lebih buku (karya ilmiah) dari seorang
pengarang yang ditulis dalam tahun yang sama, urutan
penulisannya diikuti nomor urut a, b, c,dsb.

Bentuk Pertama
Perhatikan urutan penulisan, nama marga dan nama kecil,
(dipisahkan koma), (diakhiri titik), tahun terbit, (diakhiri
titik), judul buku–anak judul, (diikuti titik dua dan diakhiri
titik), cetakan (diakhiri titik), nama tempat (diakhiri titik
dua), nama penerbit (diakhiri titik).
Contoh:
Djajasudarma,T.Fatimah.1993.MetodeLinguistik:Ancangan
MetodePenelitiandanKajian.CetakanIII.Bandung: Eresco.
Purwo,BambangKaswanti.1989.“TataBahasaKasusdan
ValensiVerba”dalamPELLBA2.LembagaBahasaUnika
AtmaJaya.Jakarta:Kanisius.

114
Bentuk Kedua
Djajasudarma,T.Fatimah1993aSemantik2:PemahamanIlmu
Makna.Bandung:Eresco.1993bMetodeLinguistik:
AncanganMetodePenelitiandanKajian.Bandung:Eresco.

Sistematikasuatukaryailmiahsangatperludisesuaikan
dengansistematikayangdimintaolehmediapublikasi(jurnal
ataumajalahilmiah),sebabbilatidaksesuaiakansulituntuk
dimuat.Sedangkansuatukaryailmiahtidakadaartinya
sebelumdipublikasi.Walaupunadakeragamanpermintaan
penerbittentangsistematikakaryailmiahyangakan
dipublikasi,namunpadaumumnyamemintapenulisuntuk
menjawabempatpertanyaanberikut:(1)Apayangmenjadi
masalah?,(2)Kerangkaacuanteoretikapayangdipakaiuntuk
memecahkanmasalah?,(3)Bagaimanacarayangtelah
dilakukanuntukmemecahkanmasalahitu?,(4)Apayang
ditemukan?,serta(5)Maknaapayangdapatdiambildari
temuanitu?
Paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar
belakangnya biasanya dikemas dalam bagian Pendahuluan.
Paparan tentang kerangka acuan teoretik yang digunakan
dalam memecahkan masalah umumya dikemukakan dalan
bagian dengan judul Kerangka Teoritis atau Teori atau
Landasan Teori , atau Telaah Kepustakaan, atau label-label lain
yang semacamnya. Paparan mengenai apa yang dilakukan
dikemas dalam bagian yang seringkali diberi judul Metode atau
Metodologi atau Prosedur atau Bahan dan Metode. Jawaban
terhadap pertanyaan apa yang ditemukan umumnya
dikemukakan dalam bagian Temuan atau Hasil Penelitian.
Sementara itu paparan tentang makna dari temuan penelitian
umumnya dikemukakan dalam bagian Diskusi atau
Pembahasan. Tentu saja sistematika karya ilmiah ini tidak baku,
atau harga mati. Sistematika karya ilmiah sangat bergantung
pada tradisi masarakat keilmuan dalam bidang terkait, jenis
karya ilmiah (makalah, laporan penelitian,skripsi).
115
Banyak sekali model kerangka karya ilmiah, berikut ini
model kerangka karya ilmiah sebagai literatur untuk
menambah wawasan dalam membuat karya ilmiah, sebagai
berikut:

JUDUL KARYA ILMIAH


LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTARLAMPIRAN
BAB IPENDAHULUAN
 LatarBelakang
 Rumusan dan PembatasanMasalah
 Tujuan dan KegunaanPenelitian
 AsumsiDasar
 HipotesisPenelitian
 LokasiPenelitian
 Metodologi Penelitian
BAB II KAJIANPUSTAKA
 ....................................
 .....................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
 MetodePenelitian
 Langkah-langkahPenelitian
 Teknik PengumpulanData
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
 Deskripsi Data HasilPenelitian
 AnalisisData
 Interpretasi HasilPenelitian
116
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
 Kesimpulan
 Saran - saran
DAFTARPUSTAKA
http://nesaga.blogspot.com/2012/02/kerangka-karya-
ilmiah.html

TAHAPAN KERANGKA KARANGAN ILMIAH

Tahapan penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap antara


lain.
1. TahapPersiapan
2. Tahap Pengumpulandata.
3. TahapPengorganisasian.
4. Tahap Pemeriksaan/ penyuntingkonsep.
5. TahapPenyajian

1. TahapPersiapan.
Dalam tahap persiapan dilakukan:
a. Pemilihan masalah atau topik danmempertimbangkan
1) Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitarpenulis.
2) Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari
topikyangada.
3) Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan
terbatas.
4) Memilki data dan fakta yang obyektif danmencukupi.
5) Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun
sedikit.
6) Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan
yang bisa dijadikan referensi.
b. Pembatasan topik atau penentuanjudul
1) Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan
karya ilmiahdilakukan.

117
2) Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya
ilmiah atau setelah selesai penulisan karya ilimiah
tersebut.
3) Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari
pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1Hyakni what
(apa), why (kenapa), who (siapa), where (dimana) dan
how(bagaimana).

c.P embuatan kerangka karangan (outline)


1) Membimbing untuk memulai menyusun kerangka
karangan.
2) Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak
menjadi tumpang tindih dalampenulisannya.
3) Pembuatanrencana daftar isi dari karyailmiah.

2. Tahap PengumpulanData
a) Pencarian keterangan dari bahan bacaan ataureferensi.
b) Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang
mengetahui masalah yang akan dijadikan tema dalam
karyailmiah.
c) Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan
diteliti dan dijadikan tema dari karyailmiah.
d) Melakukan percobaan dilabolatorium atau pengujian
data dilapangan.

3. Tahap Pengorganisasian danpengkonsepan


a) Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan
bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah,
data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan
dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentukdata.
b) Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan
urutan dalam kerangka karangan yang telahditetapkan.

4. Tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep


(editing) tahap ini bertujuan untuk:
118
a) Melengkapi data yang dirasa masihkurang.
b) Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan
serta tidak cocok dengan pokok bahasan karyailmiah.
c) Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk
menghindari penyajian bahan-bahan secara berulang-
ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu
dengan tulisan yanglain.
d) Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah
untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang
efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan
kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph,
maupun penerapan kaidah ejaan sesuaiEYD.
5. TahapPenyajian
Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
a) Segi kerapian dan kebersihan.
b) Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya
ilmiah, misal padahalaman pembuka, halaman judul,
daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar,
daftar pustaka,dll.
c) Memakai standar yang berlaku dalam penulisan
karya ilmiah, missal standar penulisan kutipan,
catatan kaki, daftar pustaka dan penggunaan bahasa
sesuai dengan EYD.

119

Anda mungkin juga menyukai