Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PROSES

PEMBELAJARAN JARAK JAUH SISWA SISWI KELAS 10 SMA


SANTA THERESIA

Disusun oleh :
Kelompok 37 Kelas X IPS 1

ABIGAIL MARTIN X IPS 1 / 1


ANGELO ALFARREL SOESILO X IPS 1/ 5
FRANZESKA IMELDA CHRISTI X IPS 1 / 17

Proposal Penelitian Ilmiah yang Ditulis untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan untuk Kenaikan Kelas

SMA SANTA THERESIA


JL.Haji Agus Salim 75 Jakarta Pusat
2021
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa proposal penelitian ilmiah kelas X yang berjudul PENGARUH

MEDIA SOSIAL TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN JARAK JAUH SISWA

SISWI KELAS 10 SMA SANTA THERESIA ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar

karya kami sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain

dan kami tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan caracara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, kami siap

menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada kami apabila kemudian ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya kami ini, atau ada klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya kami ini.


LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN JARAK JAUH


SISWA SISWI KELAS 10 SMA SANTA THERESIA

Disusun oleh:

ABIGAIL MARTIN X IPS 1 / 1


ANGELO ALFARREL SOESILO X IPS 1/ 5
FRANZESKA IMELDA CHRISTI X IPS 1 / 17

Telah Melaksanakan Kegiatan Penulisan Proposal Penelitian Ilmiah


Tahun Pelajaran 2021/2022

Jakarta, 30 Desember 2021

Disahkan oleh : Kepala SMA Santa Theresia

Albertus Noegroho, S.Pd.


LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN JARAK JAUH


SISWA SISWI KELAS 10 SMA SANTA THERESIA

Disusun oleh:

ABIGAIL MARTIN X IPS 1 / 1


ANGELO ALFARREL SOESILO X IPS 1/ 5
FRANZESKA IMELDA CHRISTI X IPS 1 / 17

Telah Melaksanakan Kegiatan Penulisan Proposal Penelitian Ilmiah


Tahun Pelajaran 2021/2022

Jakarta, 30 Desember 2021

Disahkan oleh : Kepala SMA Santa Theresia

Albertus Noegroho, S.Pd.

Sekretaris,

Noviyanti Pujiastuti, S.Si.


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN JARAK JAUH


SISWA SISWI KELAS 10 SMA SANTA THERESIA

Disusun oleh:

ABIGAIL MARTIN X IPS 1 / 1


ANGELO ALFARREL SOESILO X IPS 1/ 5
FRANZESKA IMELDA CHRISTI X IPS 1 / 17

Telah Melaksanakan Kegiatan Penulisan Proposal Penelitian Ilmiah


Tahun Pelajaran 2021/2022

Jakarta, 30 Desember 2021

Disetujui oleh :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Antonius Doso Edi Prijanto, S.Pd Margaretha Sri Hastuti, M.Si


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala

rahmat dan karunianya pada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal

penelitian ilmiah kelas X yang berjudul: Pengaruh Media Sosial Terhadap Proses Pembelajaran

Jarak Jauh Siswa Siswi Kelas 10 Sma Santa Theresia.

Proposal penelitian ilmiah ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk

Kenaikan Kelas di SMA Santa Theresia, Jl. Haji Agus Salim 75 Jakarta Pusat.

Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ilmiah ini dapat diselesaikan berkat

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada

semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi dalam

penyelesaian proposal penelitian ilmiah ini. Secara khusus pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Albertus Noegroho, S.Pd, sebagai Kepala SMA Santa Theresia yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyusun proposal penelitian ilmiah sebagai

syarat untuk kenaikan kelas.

2. Antonius Doso Edi Prijanto, S.Pd dan Margaretha Sri Hastuti, M.Si, sebagai guru

pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan

proposal penelitian ilmiah ini dari awal hingga proposal penelitian ilmiah ini dapat

diselesaikan.

3. Keluarga penulis, yaitu orang tua, kakak, dan adik yang telah senantiasa memberi

dukungan, menemani, dan memberikan fasilitas yang penulis butuhkan dalam penulisan

proposal penelitian ilmiah.


4. Semua pihak / rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah menaruh

simpati dan bantuan sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ilmiah ini masih belum sempurna. Untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak/para pembaca agar proposal

penelitian ilmiah ini dapat disempurnakan dimasa mendatang. Semoga proposal

penelitian ilmiah ini dapat memberi sumbangsih bagi dunia pendidikan secara khusus dan

secara umum kepada seluruh seluruh masyarakat.

Jakarta, 20 Agustus 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................... iv

KATA PENGANTAR................................................................................ v

DAFTAR ISI............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ..............................................

1.2 Rumusan Masalah.......................................................

1.3 Tujuan Penelitian.........................................................

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Masalah yang Diangka …………………….

2.2 Teori yang Berkaitan dengan Masalah.........................

2.3 Hubungan Masalah yang Diangkat dengan Teori.........

2.4 Hipotesis Penelitian ......................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ..................................................................

3.2 Populasi dan Sampling .....................................................

3.3 Teknik Pengumpulan Data................................................

3.4 Teknik Analisis Data…………………………………………

3.5 Instrumen Penelitian…………...………………………... …


3.6 Pelaksanaan Penelitian...…………...………………

3.7 Hipotesis Statistik………………...………………...……...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Deskripsi Data …………………………………………
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis ..................................
4.3 Pembahasan dan Pengujian Hipotesis .......................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................
5.2 Saran ....................................... .........................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... .........
LAMPIRAN...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang Masalah

Media sosial saat ini telah menjadi trend dalam berkomunikasi. Media sosial adalah

sebuah media online, yang para penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi,

dan menciptakan isi-isinya melalui jejaring sosial. Jejaring sosial merupakan bentuk media

sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Beberapa contoh

media sosial yang sedang berkembang saat ini yaitu Instragam, Twitter, Tiktok, dan lain-lain.

Penulis mengambil tema “Pengaruh Media Sosial Terhadap Proses Pembelajaran Jarak

Jauh Siswa Siswi Kelas 10 SMA Santa Theresia” karena pada saat ini sosial media sangat

menghantui dunia ini, semua orang pasti memakai sosial media. Di saat pandemi sekarang

semua sekolah mengadakan PJJ atau pembelajaran jarak jauh. Jadi, penulis ingin mengetahui

berdampak positifkah media sosial untuk proses Pembelajaran Jarak Jauh siswa siswi kelas 10

SMA Santa Theresia disaat PJJ ini atau malah berbuat sebaliknya. Penulis juga ingin

mewaspadai akibat kecanduan media sosial ini, karena jumlah remaja yang kecanduan sangat

meningkat pada masa ini.

I. 2. Rumusan Masalah

Dalam penulisan ini agar penulis tetap berfokus pada tema, penulis mengambil

beberapa pokok-pokok yang penting, yaitu :

1. Apa dampak positif dan negatif penggunaan media sosial selama pada siswa siswi kelas

10 SMA Santa Theresia selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)?


2. Bagaimana penggunaan media sosial terhadap proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

siswa siswi kelas 10 SMA Santa Theresia?

I. 3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini berdasarkan rumusan masalah ada dua, yaitu :

1. Mengetahui dampak positif dan negatif penggunaan media sosial selama Pembelajaran

Jarak Jauh (PJJ)

2. Mengetahui penggunaan media sosial terhadap proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

siswa siswi kelas 10 SMA Santa Theresia?

I. 4. Manfaat Penulisan

Penulis menjadi tahu banyak wawasan baru tentang media sosial, remaja, dan banyak

lagi berdasarkan berbagai sumber-sumber. Penulis juga mewaspadai diri dari kekurangan juga

mengambil hal bermanfaat dari sosial media. Penulis juga mengajak pembaca untuk lebih

mendalami kekurangan dan kelebihan sosial media saat PJJ.

I. 5. Sistematika Penulisan

Penulisan ini disusun dalam banyak bab-bab berdasarkan rumusan masalah yaitu Bab

I Pendahuluan, Bab II Landasan Teori, Bab III Metodologi Penelitian, Bab IV Pembahasan,

Bab V Penutup
BAB II

LANDASAN TEORI

II . 1 Media Komunikasi

Menurut Sadiman (2002:6) media komunikasi adalah media yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar, sedangkan menurut

Latuheru (1988: 11) media komunikasi adalah segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan

dalam suatu proses penyajian informasi. Contoh umum dari media komunikasi seperti internet,

televisi, gawai, radio, dan sebagainya.

Berdasarkan bentuknya, media komunikasi di bedakan menjadi empat, yaitu media cetak,

media audio, media visual, dan media audio visual. Media Cetak merupakan berbagai macam

barang yang dicetak dan bisa dipakai sebagai sarana untuk menyampaikan suatu pesan informasi,

seperti: surat kabar/koran, brosur, buletin dan lain sebagainya. Yang kedua, Media Audio

merupakan suatu bentuk media komunikasi yang penerimaan informasinya hanya dapat

tersampaikan melalui indra pendengaran, contohnya: radio. Yang ketiga, Media Visual

merupakan suatu bentuk media komunikasi yang penerimaan pesan informasinya hanya dapat

tersampaikan melalui indra penglihatan, contohnya: foto. Sedangkan Media Audio Visual

merupakan suatu bentuk media komunikasi yang dapat dilihat sekaligus didengar, jadi untuk

mengakses pesan informasi yang disampaikan memakai indra penglihatan dan juga indra

pendengaran, contohnya: televisi, video.

II . 2 Interaksi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis, yang

menyangkut hubungan antar individu, antar kelompok, atau antara individu dengan kelompok.
Berdasarkan fungsinya, interaksi sosial dibedakan menjadi tiga, yaitu Interak si Sosial Individu

dengan Individu, yang berarti interaksi yang terjadi antara dua individu, baik secara langsung

maupun tak langsung. Yang kedua, Interaksi Kelompok dengan Kelompok yang berarti, interaksi

yang terjadi antara dua kelompok yang berbeda, baik secara langsung maupun tak langsung.

Yang terakhir, Interaksi Individu dengan Individu yang berarti, interaksi yang terjadi antara

individu dengan sekelompok orang.

II . 3 Media Sosial

Sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi,

dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Berikut

beberapa pendapat para ahli mengenai media social secara rinci.

Menurut Michael Cross (2013) media sosial adalah sebuah istilah yang

menggambarkan bermacam-macam teknologi yang digunakan untuk mengikat orang-orang ke

dalam suatu kolaborasi, saling bertukar informasi, dan berinteraksi melalui isi pesan yang

berbasis web.

Dikarenakan internet selalu mengalami perkembangan, maka berbagai macam teknologi

dan fitur yang tersedia bagi pengguna pun selalu mengalami perubahan. Hal ini menjadikan

media sosial lebih hypernym dibandingkan sebuah referensi khusus terhadap berbagai

penggunaan atau rancangan.

Berikut ini merupakan beberapa fungsi media sosial secara umum:


1. Memperluas interaksi sosial manusia dengan menggunakan teknologi internet serta web.

2. Menghasilkan komunikasi dialogis antara banyak audiens ( many to many).

3. Melaksanakan transformasi manusia yang tadinya pemakai isi pesan berganti jadi pesan

itu sendiri.

4. Membangun personal branding untuk para pengusaha maupun tokoh masyarakat.

5. Sebagai media komunikasi antara pengusaha maupun tokoh masyarakat dengan para

pengguna media sosial yang lain.

Ada juga beberapa manfaat dari media sosial secara umum yaitu :

1. Media sosial digunakan untuk bersosialisai

2. Media sosial dapat menemukan teman baru

3. Media sosial juga sebagai penghibur

4. Media sosial juga dapat digunakan untuk mencari uang

Beberapa media sosial yang akan penulis teliti adalah Instagram, Twitter, dan Tiktok.

1. Instagram adalah sebuah aplikasi sosial yang populer dalam kalangan pengguna telefon

pintar (Smartphone). Nama Instagram diambil dari kata “Insta” „Inst yang asalnya

“Instan” dan “gram” dari kata “telegram”. Jadi Instagram merupakan gabungan dari kata

Instan-Telegram. Dari penggunaan kata tersebut dapat diartikan sebagai aplikasi untuk

mengirimkan informasi dengan cepat, yakni dalam bentuk foto yang berupa mengelola

foto, mengedit foto, dan berbagi (Share) ke jejaring sosial yang lain. Inilah beberapa

fungsi dari Instagram :

a. Sebagai Sarana Pemasaran (Digital Marketing)


Seperti yang kita ketahui, bahwa saat ini banyak sekali pebisnis atau penjual produk/jasa

secara online (marketing online) yang memanfaatkan sosial media.

b. Mencari dan Berbagi Ilmu Pengetahuan

Dengan banyaknya pengguna di instagram, kamu pasti akan menjumpai akun dengan

aktivitas share info atau ilmu pengetahui dan bidang – bidang tertentu. Misalnya seperti

akun yang membagikan info kesehatan, info unik atau misteri, info destinasi wisata, dan

sebagainya.

c. Interaksi Antar Pengguna Instagram

Instagram bisa melakukan kegiatan share foto atau video dan melalui perpesanan (Direct

Message).

Selain itu, saat ini juga terdapat fasilitas live record atau Insta Story dimana

memungkinkan perekam video bisa membagikan aktivitasnya melalui live video sekaligus

berinteraksi dengan teman atau followers yang ikut menontonnya.

1. Twitter adalah layanan jejaring sosial yang masuk kedalam kategori microblogging.

Twitter menjadi suatu wadah bagi individu atau kelompok untuk mempublikasikan pesan

pendek kepada pengguna lainnya secara gratis. Ada beberapa fungsi dari aplikasi Twitter

a. Sebagai Media Komunikasi

Twitter bukan hanya sekedar sosial media yang dapat digunakan untuk bertukar pesan

saja, melainkan dapat digunakan untuk menemukan orang-orang di seluruh penjuru dunia.

b. Sebagai Bentuk Pelaporan Berita


Twitter dapat memfasilitasi Anda dengan berbagai berita terbaru dari seluruh penjuru

dunia. Berita tersebut dapat diperoleh dari berbagai akun-akun resmi yang berfokus pada

penyampaian berita yang aktual dan dapat terpercaya.

c. Sebagai Media Motivasi

Terdapat banyak akun twitter yang selalu membagikan kata-kata bijak melalui

postingannya. Dengan begitu, Anda dapat mengikuti (follow) akun mereka untuk

mendapatkan motivasi setiap harinya.

2. Tiktok adalah sebuah aplikasi yang memberikan efek spesial yang unik dan menarik

yang bisa digunakan oleh para pengguna aplikasi ini dengan mudah untuk membuat

video pendek yang keren dan bisa menarik perhatian banyak orang yang melihatnya. Ada

beberapa fungsi dari aplikasi Tiktok ;

a. Sebagai Sarana Berkarya dan Melatih Kreatifitas

Selain itu aplikasi untuk membuat video pendek ini juga dilengkapi dengan dukungan

musik yang cukup banyak sehingga para pengguna bisa membuat video pendek disertai

dengan tarian, gaya bebas dan masih banyak lagi. Hal ini bisa mendorong kreatifitas

seseorang untuk membuat video pendek sebagus mungkin dan menarik perhatian banyak

orang.

2 . 4 Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja merupakan orang yang berada dalam tahap transisi antara masa kanak-kanak dan

dewasa. Dalam lain kata, remaja adalah manusia yang masih berumur belasan tahun; tidak dapat
disebut anak-anak maupun dewasa. Maka, masa remaja dapat disebut masa peralihan manusia

dari anak-anak menuju dewasa. Menurut Siti Sundari, masa remaja merupakan peralihan dari

masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk

memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 sampai dengan 21 tahun bagi

wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Menurut Zakiah Darajat, bahwa remaja

“adolescence” diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa

yang mencakup perubahan biologis kognitif dan sosial-emosional. Menurut Hurlock, remaja

berasal dari kata latin adolescence yang berati tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah

adolescence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional

sosial, dan fisik.

Menurut Calon, bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau

peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.

Menurut Sri Rumini, masa remaja ini juga ditandai dengan adanya perkembangan fisik yang

dalam perkembangan fisik pada masa remaja ini terbilang pesat di antara tahap-tahap

perkembangan manusia. Selain perubahan-perubahan fisik, remaja ini juga akan mengalami

perubahan secara psikologis. Dalam perkembangan jiwa pada masa remaja juga semakin mantap,

yang pada akhir masa remaja, jiwanya sudah tidak mudah terpengaruh serta sudah mampu

memilih dan menyeleksi. Remaja juga mulai belajar bertanggung jawab pada dirinya, keluarga,

dan lingkungan. Pada remaja ini akan mulai sadar dengan dirinya sendiri dan tidak mau

diperlakukan seperti anak-anak lagi. Menurut Santrock, bahwa adolescence diartikan sebagai

masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan

biologis, kognitif, dan sosial-emosional.


Menurut Monks dkk. (1989), remaja sebenarnya memiliki tempat yang jelas, mereka

sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk

masuk ke golongan orang dewasa. Remaja berada di antara anak dan orang dewasa, oleh karena

itu remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai.” Remaja

masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun

psikisnya. Namun fase remaja merupakan fase perkembangan yang berada pada masa amat

potensial, naik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik. Menurut Y. Singgih D. Gunarso

(1998), bahwa remaja ialah permulaannya ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang

mendahului kematangan seksual. Kurang lebih bersamaan dengan perubahan fisik ini, juga akan

dimulai proses perkembangan psikis remaja pada waktu mereka melepaskan diri dari ikatan

orang tuanya, kemudian terlihat perubahan-perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara

hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat.

2. Perubahan Fisik & Psikis Remaja

Perubahan fisik adalah perubahan pada diri seseorang mengenai perubahan jasmani. Hal

yang mencakup perubahan fisik adalah tinggi badan, berat badan, dsb. Perubahan fisik yang

dialami laki-laki merupakan hal seperti pertumbuhan tulang-tulang, testis membesar, tumbuh

bulu kemaluan, awal perubahan suara, ejakulasi, perubahan tinggi badan mencapai tingkat

maksimum setiap tahunnya, tumbuh rambut-rambut halus di wajah, tumbuh bulu ketiak, rambut-

rambut di wajah tambah tebal dan gelap, tumbuh bulu di dada, dan sebagainya.

Perubahan fisik yang dialami perempuan seperti pertumbuhan tulang-tulang,

pertumbuhan payudara, tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan, mencapai
pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya, menstruasi, tumbuh bulu

ketiak. Dan sebagainya. Perubahan psikis adalah perubahan mengenai rohani seseorang,

misalnya tingkah laku, sikap, mental, dan sebagainya.

Beberapa perubahan psikis yang terjadi pada masa remaja, antara lain, adalah keadaan

emosi yang tidak stabil, perasaan menjadi sangat peka/ sensitif, sikap mental agresif, dan mulai

mencari identitas diri. Permasalahan datang berdampingan dengan perubahan-perubahan yang

muncul pada saat remaja. Contohnya adalah ketidakmatangan intelektual dan emosional.

Penerimaan, perkembangan seksual yang meningkat, krisis identitas, dan ikatan kelompok yang

kuat.

3. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Havigurst (dalam Muhammad Ali, 2008), tugas perkembangan adalah tugas

yang muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dalam kehidupan individu dan jika

berhasil akan menimbulkan dase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan

tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan

kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya,

Khususnya tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meningkatkan sikap

& perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan

berperilaku secara dewasa.

Tugas perkembangan remaja menurut Kurlock (dalam Muhammad Ali, 2008):

1. Mampu menerima keadaan fisiknya

2. Mampu menerima dan memahami pernah seks usia dewasa


3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis

4. Mencapai kemandirian emosional

5. Mencapai kemandirian ekonomi

6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk

melakukan peran sebagai anggota masyarakat

7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua

8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia

dewasa

9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan

10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga

Tugas perkembangan remaha menurut Zulkifli (2005):

1. Bergaul dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin

2. Mencapai peranan sosial sebagai pria atau wanita

3. Menerima keadaan fisik sendiri

4. Memilih dan mempersiapkan lapangan kerja

5. Memilih pasangan dan mempersiapkan diri untuk berkeluarga

Berdasarkan pendapat yang tertera diatas, dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan

remaja merupakan sikap dan perilaku tiap individu dalam menyikapi lingkungan sekitarnya,

tantangan, serta perubahan yang terjadi, baik fisik maupun psikis.

II . 5 Pembelajaran Jarak Jauh

1. Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh


Menurut Dohmen, 1971, suatu bentuk pembelajaran mandiri yang terorganisasi secara

sistematis di mana konseling, penyajian materi pembelajaran, dan penyeliaan dan pemantauan

keberhasilan belajar siswa dilakukan oleh sekelompok tenaga pengajar yang memiliki tanggung

jawab yang saling berbeda. Pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh dengan menggunakan

bantuan media. Kebalikan dari sistem pendidikan jarak jauh adalah pendidikan langsung atau

tatap muka, suatu sistem pembelajaran yang terjadi karena adanya kontak langsung antara tenaga

pengajar dan siswa.

Menurut Mac Kenzie, Christensen, dan Rigby, 1968, suatu metode pembelajaran yang

menggunakan korespondensi sebagai alat komunikasi antara tenaga pengajar dan siswa ditambah

adanya interaksi antar siswa di dalam proses pembelajaran. Menurut Peters, 1973, suatu metode

untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dikelola berdasarkan

pada penerapan konsep „ban berjalan‟ (division of labor), prinsip-prinsip organisasi, dan

pemanfaatan media secara ekstensif terutama dalam reproduksi bahan ajar sehingga

memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada siswa dalam jumlah yang banyak pada saat

yang bersamaan di manapun mereka mereka berada. Merupakan suatu bentuk industri dari

belajar dan pengajaran

Menurut Law, 1971, sistem pendidikan yang tidak mempersyaratkan adanya tenaga

pengajar di tempat seseorang belajar namun memungkinkan adanya pertemuan-pertemuan antara

tenaga pengajar dan siswa pada waktu-waktu tertentu

Menurut Holmberg, 1977, suatu bentuk pendidikan yang meliputi beragam bentuk

pembelajaran pada berbagai tingkat pendidikan yang terjadai tanpa adanya penyeliaan tutor

secara langsung dan/atau terus-menerus terhadap siswa dalam satu lokasi yang sama, namun

memerlukan suatu perencanaan, pengorganisasian, dan pemantauan dari suatu organisasi


pendidikan serta penyediaan proses pembimbingan dan tutorial baik dalam bentuk langsung (real

conversation) maupun simulasi (simulated conversation).

Menurut Moore, 1973 suatu metode pembelajaran dimana proses penngajaran terjadi

secara terpisah dari proses belajar sehingga komunikasi antara tenaga pengajar dan siswa harus

difasilitasi dengan bahan cetak, media elektronik, dan media-media yang lain

Menurut Perraton, 1993 mejelaskan bahwa dalam definisi-definisi tersebut digambarkan

adanya karakter industrialisasi pada pendidikan jarak jauh. Hal ini memang menjadi salah satu

isu terkait dengan pendidikan jarak jauh yang sering diangkat oleh para ahli terutama di Amerika

seperti Keegan, Peters, Garrison dan Anderson. Pendidikan jarak jauh memang diselenggarakan

dengan tujuan pragmatis untuk efesiensi dan efektifitas proses dan hasil pendidikan. Salah

satunya untuk menjangkau peserta didik yang tidak memungkinkan untuk belajar dengan cara

tatap muka dalam jumlah yang banyak dengan biaya pendidikan minimal.

2. Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh

Menurut Amarforamar, 2020. Adanya fasilitas e-moderating sehingga guru dengan murid

didiknya bisa berkomunikasi secara mudah menggunakan fasilitas internet tanpa ada batasan

tempat, jarak, dan waktu. Para siswa dapat me-review maupun belajar bahan pelajaran tiap saat

dan dimanapun bila diperlukan. Apabila peserta didik butuh tambahan info berhubungan dengan

kurikulum yang dipelajarinya, murid dapat langsung mengakses internet dengan mudah. Baik

pihak pendidik dan peserta bisa melakukan diskusi melalui internet yang dapat dihadiri peserta

dengan jumlah yang banyak, dengan begitu semua peserta bisa menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan lebih luas. Melalui pendidikan jarak jauh peran peserta didik yang dahulunya pasif

jadi lebih aktif dan mandiri.


Menurut Hilda Salamah, 2020. Pembelajaran lebih mudah diakses karena dilakukan

secara daring, cukup menggunakan laptop atau smartphone pembelajaran bisa langsung diakses

di mana pun dan kapan pun. Waktu belajar yang lebih fleksibel, karena di rumah saja, waktu

yang dimiliki menjadi lebih luang sehingga dapat mereview materi pembelajaran ataupun

mengeksplor dan mempelajari hal baru. Merekam penjelasan dari pengajar, peserta didik dapat

merekam materi yang diajarkan guru ataupun dosen saat berlangsungnya proses belajar mengjar

sehingga dapat diulang untuk dipelajari kembali. Sumber pembelajaran yang mudah diakses,

biasanya buku menjadi sumber belajar yang selalu digunakan, tetapi karena keadaan seperti

sekarang pelajar belum bisa berkunjung ke perpustakaan. Walau begitu, kini sumber belajar

seperti jurnal-jurnal ataupun e-book dapat dengan mudah didapatkan di internet. Menghemat

biaya, untuk para pelajar yang terbiasa pulang pergi dengan jarak rumah ke kampus atau sekolah

yang jauh dapat menghemat biaya dan juga waktu karena tidak perlu mengeluarkan ongkos lebih

dan tidak perlu khawatir terlambat.

3.. Kelemahan Pendidikan Jarak Jauh

Menurut Amarforamar, 2020. Berkurangnya interaksi antar siswa dan guru bahkan antar

sesama murid didik lainnya dalam sistem pembelajaran tersebut. Karena hal ini juga bisa

memperlambat terbentuknya nilai atau values pada proses pembelajaran. Adanya kecenderungan

mengabaikan aspek sosial maupun akademik sehingga mendorong timbulnya dimensi bisnis atau

komersial. Proses belajar lebih ke arah pelatihan ketimbang pendidikan. Sebagian siswa jadi tak

mempunyai motivasi belajar yang tinggi malah cenderung gagal. Support administratif sangat

dibutuhkan untuk proses pembelajaran ini. Sehingga baik pendidik dan peserta harus

menyiapkan segala hal dibutuhkan untuk memenuhi pendidikan daring jarak jauh.
Menurut Hilda Salamah, 2020. Kendala dalam sinyal, tidak semua daerah mempunyai

jaringan internet yang stabil dan beberapa daerah di Indonesia masih ada yang belum terjangkau

akses internet. Sehingga untuk beberapa orang kesulitan untuk mengaksesnya dan tak jarang

ketika melakukan pertemuan via daring sering kali menjadi terputus-putus karena kendala sinyal.

Sarana dan prasarana yang kurang memadai, keadaan ekonomi setiap orang tidak dapat

disamaratakan, ada beberapa peserta didik yang bahkan tidak mempunyai sarana dan prasarana

yang menunjang terlaksananya PJJ, seperti laptop atau gawai dan kuota yang mencukupi.

banyaknya tugas yang diberikan oleh para pengajar, tugas-tugas yang diberikan ini dirasa sangat

membebani, sehingga banyak siswa ataupun mahasiswa yang mengeluhkan hal ini, tugas

kelompok pun menjadi sebuah tantangan untuk dilakukan karena tidak bisa berdikusi dengan

teman-temannya secara langsung.

Pemahaman terhadap materi yang disampaikan oleh pengajar pun belum tentu dapat

terserap dengan baik oleh semua peserta didik. Entah itu karena kendala sinyal yang tidak stabil

saat guru atau dosen menjelaskan sehingga penjelasan tidak sepenuhnya terdengar ataupun

keadaan rumah yang memang kurang mendukung untuk melakukan kegiatan belajar.

Rasa jenuh dan bosan, para pelajar pun merasa jenuh dan bosan karena tidak dapat

bertemu dan berinteraksi secara langsung dengan teman-temannya. Terlebih lagi bagi para siswa

kelas 1 jenjang sekolah dasar hingga menengah atas dan mahasiswa baru yang harus berkenalan

dengan kawan-kawan barunya via daring.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III. 1. Metode Penelitian

Jadi penulis menjalankan penelitian dengan metode korelatif. Dalam artian penulis

membandingkan antara dua hal yaitu sosial media dan kesehatan mental peserta didik. Penelitian

korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat

hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut

sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328).

Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat

hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.

Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan

korelasi (Mc Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25).

III. 2. Populasi dan Sampling

1. Populasi

Populasi adalah totalitas nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan maupun pengukuran

kuantitatif atau kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai suatu obyek yang lengkap dan

jelas. Arikunto menyatakan bahwa populasi adalah semua anggota kelompok orang, kejadian

atau obyek yang telah dirumuskan secara jelas. Moh. Nasir Menyatakan populasi adalah

kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditentukan. Ibnu Hajar

menyatakan bahwa kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama

(homogen) itulah disebut populasi. Kesimpulan dari berbagai pendapat tersebut dapat dinyatakan
bahwa populasi merupakan sejumlah individu atau elemen yang ada dalam wilayah penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah 80 siswa/siswi kelas 10 X IPA dan X IPS SMA Santa

Theresia, Menteng, Jakarta Pusat tahun pembelajaran 2021-2022. Rincian data populasi

penelitian dapat dilihat berikut ini:

Tabel : Populasi dan Sampel Penelitian

III. 3. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan penulis dalam penelitian ini diperoleh dari artikel-artikel di

internet, hasil penelitian ahli, serta hasil penelitian yang dilakukan penulis. Bentuk penelitian

yang dilakukan penulis merupakan penelitian kuantitatif dimana data diperoleh dari data

penelitian berupa kuesioner.

III. 4. Teknik Analisis Data

Penelitian kuantitatif itu penelitian pada sesuatu yang kongkrit, dapat diamati dan

terukur. Analisis Korelasi (Hubungan) Analisis Regresi (Prediksi) Penelitian kuantitatif itu

memiliki data berupa angka-angka, dan ada analisis statistik. Sumber: responden/nara sumber

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan terhadap dua hal pokok, yaitu uji persyaratan

analisis dan pengujian hipotesis. Pengujian persyaratan analisis maupun pengujian hipotesis

penelitian dilakukan dalam taraf signifikansi 0,05. Pengujian persyaratan analisis dan pengujian

hipotesis menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial.


III . 5. Instrumen Penelitian

III . 6. Pelaksanaan Penelitian

Bagian ini ini berisi rencana pelaksanaan penelitian dan dirumuskan dalam tabel rencana

kegiatan dari awal penyusunan proposal – pelaksanaan penelitian.

WAKTU KEGIATAN TEMPAT

Anda mungkin juga menyukai