Anda di halaman 1dari 7

TUGAS STATISTIKA

“Hipotesis Asosiatif”

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah statistika semester 1
yang diampu oleh:
Ibu Dr. Ruliana, M.Si.

Disusun oleh:
KELOMPOK II
 Syahratulnisa Syamsuar (220007301067)
 Tabita Nasal Ary (220007301068)
 Ulang Sari (220007301069)
 Ummil Khairi Amaliyah (220007301070)
 Virey Tsalasa Faradiba Ridwan (220007301071)
 Wa Irma Al-Ihsan U (220007301072)
 Wa Ode Nur Radhiah Ridjalu (220007301073)
 Wahyuni (220007301074)
 Yospina Lenong Pabaru (220007301075)
 Yunilya Mentari Purti (220007301076)
 Nurul Ramadhani (220007301077)
 Edigius Crisanto Sikone (220007301078)
 Muh. Nurhidayat Abidin (220007301079)
 Resky Jayanti Putri (220007301080)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022/202
HIPOTESIS ASOSIATIF
A. Pengertian hipotesis Asosiatif
Secara umum, pengertian hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara
terhadap suatu masalah yang sifatnya praduga dan harus dibuktikan kebenarannya
melalui suatu penelitian. Pendapat lain mengatakan arti hipotesis adalah suatu pendapat
yang kebenarannya masih diragukan dan harus diuji untuk membuktikan kebenarannya
melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah hipotesis telah melalui proses penelitian
dan terbukti kebenarannya, maka hipotesis tersebut akan disebut sebagai teori.
Hipotesis asosiatif merupakan dugaan adanya hubungan antar variabel dalam
populasi, melalui data hubungan variabel dalam sampel. Menurut Gulo (2000) hipotesis
asosiatif biasanya berada pada variabel yang memiliki kesamaan jenis data, berupa data
ordinal, interval, ataupun rasio, maupun salah satunya rasio atau interval. Perlu
ditekankan bahwa hubungan asosiatif hanya menekankan bahwa kadua variabel sama-
sama berubah. 
Menurut Zulfikar (2014) membagi hipotesis asosiatif menjadi tiga bagian,
diantaranya:
1. Hipotesis hubungan simetris, yaitu hubungan yang lebih menekankan hubungan
kebersamaan antara variabel, bukan hubungan sebab akibat. 
Contoh: ada hubungan antara curah hujan dengan banjir, ada hubungan antara
kemiringan lereng dengan tingkat bahaya longsor, ada hubungan antara rotasi
bumi dengan pasang surut air laut, ada hubungan antara penghasilan orangtua
dengan fasilitas yang digunakan.
2. Hipotesis hubungan sebab akibat, hubungan yang sifatnya saling mempengaruhi,
dengan kata lain, mempengaruhi secara sebab akibat antara dua variabel atau
lebih. 
Contoh: angin borohok yang terjadi berpengaruh positif terhadap kerusakan
lahan pertanian, kurangnya asupan makanan berpengaruh positif terhadap gizi
buruk, pasang surut air laut berpengaruh positif terhadap arus laut, ketekunan
siswa berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.
3. Hipotesis Interaktif, jenis hipotesis asosiatif ini merupakan hubungan antara
variabel yang saling mempengaruhi, jika hipotesis adalah hubungan sebab
akibat, maka hipotesis interaktif adalah hubungan timbal balik. 
Contoh: terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara tingkat infiltrasi
dengan permeabilitas tanah, terdapat hubungan yang saling mempengaruhi
antara curah hujan dengan evaporasi, terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi antara laju sedimen dengan tingkat erosi, terdapat hubungan
yang saling mempengaruhi antara pencemaran sungai dengan limbah masyarakat
B. Pengujian Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif merupakan dugaan adanya hubungan antar variabel dalam
populasi, melalui data hubungan dalam sampel. Untuk itu dalam langkah awal
pembuktiannya, maka perlu dihitung terlebih dahulu koefisien korelasi antar variabel
dalam sampel, baru koefisien yang ditemukan itu diuji signifikansinya. jadi menguji
hipotesis asosiatif adalah menguji koefisiensi korelasi yang ada pada sampel untuk
diberlakukan pada seluruh populasi.
Terdapat tiga macam hubungan antar variabel, yaitu hubungan simetris,
hubungan sebab akibat (kausal), dan hubungan interaktif (saling mempengaruhi). Untuk
mencari hubungan antara dua variabel atau lebih dilakukan dengan menghitung
koefisien korelasi antara variabel-variabel tersebut. Koefisien korelasi merupakan angka
yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar variabel. Arah hubungan
dinyatakan dengan tanda positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan ditunjukkan
dengan besarnya angka koefisien korelasi yang besarnya berkisar antara 0 sampai
dengan 1.
 Arah : dinyatakan dalam bentuk hubungan postif (+) dan negatif (-)
Hubungan variabel dinyatakan positif bila kenaikan nilai variabel yang satu
mengakibatkan kenaikan nilai variabel yang lain, dan sedangkan hubungan yang
negatif mengandung arti bahwa ketika salah satu variabel naik maka variabel yang
lain turun.
Contoh: (+) semakin tinggi seseorang maka semakin berat badanya.
(-) hubungan antara curah hujan dengan es ang terjual
 Kuat : dalam besaran koefisien korelasi
Kisaran koefisen korelasi (r) : 0 sampai 1 atau-1 s/d 1
Hubungan sempurna : r =1 atau -1
Artinya : kejadian variabel yang satu dapat dijelaskan secara sempurna oleh variabel
yang lain, tanpa melakukan kesalahan sedikitpun. Sedangkan koefisien korelasi
sebesar nol, berarti bahwa antara kedua variabel tersebut tidak terdapat hubungan.
Namun dalam kehidupan sosial korelasi sebesar nol jarang sekali terjadi.
 Semakin kecil r, semakin besar eror (kesalahan) untuk membuat prediksi besarnya
koefisien korelasi dapat diketahui dengan penyebaran titik-titik antar variabel x
dan y
a. Jika titik-titiknya berbentuk lingkaran:  r = 0
b. Jika titik-titiknya berbentuk elips (oval):  r = 0,5
c. Jika titik-tiknya berbentuk garis lurus:  r = 1
Teradapat beberapa macam tehnik statistik korelasi yang dapat digunakan untuk
menguji hipotesis asosiatif. Tehnik koefisien dipakai tergantung pada jenis data yang
dianalisis. Berikut ini pada tabel 1 tehnik statistik korelasi yang digunakan untuk
menguji hipotesi asosiatif.

Tabel 1: Tehnik Uji Hipotesis Asosiatif


Skala data Tehnik uji statistik
Interval Person product moment
Korelasi ganda
Korelasi parsial
Ordinal Korelasi rank spearman
Kendall tau
Nominal Koefisien kontingency

C. Contoh soal hipotesis asosiatif


Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi dan
Prestasi mahasiswa. Untuk keperluan tersebut telah dilakukan pengumpulan data
terhadap 12 responden. Berdasarkan 12 responden tersebut diperoleh data tentang
motivasi dan prestasi mahasiswa.
Tabel 2: Data motivasi dan prestasi mahasiswa
Kode Responden Motivasi (X) Prestasi (Y)
1 38 60
2 45 50
3 46 62
4 30 40
5 53 68
6 54 59
7 61 79
8 50 69
9 52 65
10 51 70
11 69 89
12 53 79

Penyelesaian:
 Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat:
Ho: Tidak adanya hubungan signifikan antara motivasi dengan prestasi
mahasiswa.
Ha: Adanya hubungan signifikan antara motivasi dengan prestasi mahasiswa
 Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik:
Ho: r =0
Ha: r ≠ 0
 Mencari rhitung dengan menggunakan SPSS:

Descriptive Statistics
Std.
Mean Deviation N
Motivasi 50.17 10.026 12
Prestasi 65.83 13.245 12

Correlations
Motivasi Prestasi
Motivasi Pearson 1 .881**
Correlation
Sig. (2-tailed) <,001
N 12 12
**
Prestasi Pearson .881 1
Correlation
Sig. (2-tailed) <,001
N 12 12
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
Berdasarkan dari tabel di atas diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,881 artinya
besar korelasi yang terjadi antara variabel motivasi dan prestasi mahasiswa atau
sangat kuat karena mendekati angka 1. Tanda ** (dua bintang) artinya korelasi
signifikan pada angka signifikansi sebesar 0,01 dan mempunyai kemungkinan
dua arah (2-tailed) catatan: jika tidak ada tanda dua bintang maka otomatis
signifikansinya sebesar 0,05). Melihat signifikansi hubungan kedua varibel.
Didasarkan pada kriteria ada hubungan antara kedua variabel karena angka
signifikansinya sebesar 0,001<0,01( α=1 % ).
kesimpulan:
Dengan melihat r tabel product moment untuk signifikansi 1% dengan N=12,
didapat r tabel = 0,708. Berarti r hitung = 0,881 lebih besar dari r tabel. ( r hitung
> r tabel) yang berarti menolah Ho dan menerima Ha. Sehingga dapat
disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dan prestasi
mahasiswa.
 Mencari besarya sumbangan(konstribusi) variabel X terhadap Y dengan rumus:
2 2
KP=r x 100 %=(0.881) x 100 %=0.776 x 100 %=77.6 %
Artinya motivasi memberikan konstribusi terhadap prestasi mahasiswa sebesar
77.6% dan sisanya 22.4% ditentukan oleh variabel lain.

 Mencari thitung dengan menggunakan SPSS:

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 7.424 10.082 .736 .478
Motivasi 1.164 .197 .881 5.898 <,001
a. Dependent Variable: Prestasi

Berdasarkan dari tabel output SPPS di atas diketahui bahwa nilai signifikansi
(sig) sebesar 0,001. Karena nilai sig 0,001<0,05(α =5 %). Artinya ada hubungan
antara motivasi dan prestasi mahasiswa. dan juga dapat diketahui bahwa nilai t
hitung sebesar 5,898.
Kesimpulan:
Dari t tabel dengan taraf signifikan 5%, degan dk=n-2 = 12-2 diperoleh nilai t
tabel = 2,228. Karena t hitung = 5,898 > t tabel=2,228 maka Ho di tolak dan Ha
diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dan prestasi
mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai