Anda di halaman 1dari 4

TUGAS SEJARAH PERADABAN ASIA TIMUR

Drs. Zaenal Fanani, M.A.


Kelompok 1
Anggota :
1. Adisti Risma Wulandari (21021009)
2. Aifa Nurul Aini (21021021)
3. Aprilia Diah Setyawanti (21021013)
Dinasti Chin (Qin)

A. Awal Mula Dinasti Chin


Selama 10 tahun antara tahun 230-221 SM. Mampu menaklukkan 6 negeri dengan cara
mengakhiri periode-periode dari negeri tersebut dan menyatukan Cina
Raja Cin yang bernama Zheng memutuskan gelar baru, yaitu Huangdi karena gelar Wang
tidak sesuai dengan keberhasilan yang diraih oleh kaisar-kaisar Cina sebelumnya
Raja Zheng sebagai raja Huandi pertama bergelar Shihuangdi dan mengeluarkan titah
bahwa penerusnya akan disebut Er Shishuangdi lalu penerus dari penerusnya sebagai San
Shishuangdi dan seterusnya hingga sepuluh ribu generasi.
Pada Dinasti Cin ini, raja mengaggap bahwa banyak terjadi kekuranga dalam
pengelolaan sistem pemerintahan pusat sehingga harus dilakukan perombakan dan
inovas-inovasi baru yang dapat memberikan kemajuan untuk rakyat Cina
Strategi politik yang ditempuhnya antara lain: dialog antar tokoh berpengaruh dan
berpengalaman di bidang pemerintahan untuk menentukan sistem bentuk terbaik seperti
apa yang layak diterapkan pada masa pemerintahan Dinasti Cin.
B. Arti Penting Dinasti Chin Bagi China

Pemerintahan Dinasti Chin tidak berlangsung lama, yaitu mulai tahun 221- 207 SM.
Namun mempunyai arti yang penting bagi sejarah Cina, sebab dinasti telah berhasil
meletakkan sistem / bentuk pemerintahan sentaralisasi suatu sistem yang akan diteruskan
dan tetap dipakai oleh dinasti dinasti berikutnya sampai pada dinasti manchu (Ching)
yang berakhir pada tahun 1912. Dinasti Chin telah berhasil mempersatukan seluruh Cina
dan Dinasti ini dalam sejarah Cina disebut" The Impire Builder" (Nio yoe Lan,1952:53).
Luas wilayah Dinasti Chin membentang dari dinding tembok besar sampai dibagian
terbesar disebelah selatan sungai Yang tse dan sejauh-jauhnya sampai daerah Tonkin di
Indo China (H. Paul Clyde, 1965:16).

C. Pembaharuan- pembaharuan di bidang pemerintah


1. Penghapusan sistem feodal

Akibat dikeluarkannya kebijakan penghapusan sistem feodalisme itu kemudian


menimbulkan konflik dengan Cina. Menurut pendapatnya bahwa pernayataan para
sastrawan itu menunjukkan sikap bertentangan dengan pendapat para sastrawan klasik,
sehingga sebagai upaya untuk melenyapkan pemikiran mereka maka ditempuh dengan
cara menyarankan kepada Kaisar agar mengeluarkan kebijakan dengan melakukan
pembakaran buku-buku klasik. Akhirnya saran itu diterima dan mulai dikeluarkan
kebijakan untuk melakukan pembakaran Buku-buku Kalsik, kecuali buku-buku pertanian,
pengobatandan ramalan yang masih utuh tidak termasuk dibakar karena buku-buku itu
tidak terkait dengan masalah politik pemerintahan.

2. Di bentuknya Sistem Sentralisasi dalam Pemerintahan

Dibentuk sistem pemerintahan Sentralisasi yang birokratis dan langsung dibawah


kekuasaan Kaisar. Untuk memperlancar sistem itu berikutnya dibentuk pengaturan
wilayah dibagi menjadi 36 daerah militer yang dalam waktu singkat daerah itu
berkembang menjadi 41 daerah militer. Untuk mengkonsolidasi pemerintahan secara luas
diciptakan suatu sistem hukum dan perpajakan yang berlaku diseluruh negeri. Jadi sistem
hukum dan sistem perpajakan itu berlaku seragam disemua daerah.

Sistem hukum dan sistem perpajakan ini bila dibanding sistem sebelumnya nampak
adanya perbedaan yang memeberlakukan sistem masyarakat feodal.

3. Dibangunnya sistem jaringan jalan

Dalam upaya melidungi serangan dari bangsa Bar-Har yang berada disebelah barat,
terutama suku Shiung-nu Shih Huang Ti membuat suatu karya besar membangun
Tembok raksasa Menurut Nio You Lan dinyatakan bahwa Shih Huang Ti sebenarnya
bukan yang mengawali pembangunan Tembok raksasa, melainkan tinggal menghubung-
hubungkan bangunan tembok yang terpisah-pisah sebelumnya sudah dibangun oleh
penguasa Dinasti Chou. Pembangunan Tembok raksasa ini kemudian akan dilanjutkan
oleh Dinasti-dinasti berikutnya. Bentuk bangunan Tembok besar itu memanjang dan
melingkar-lingkar dari Shanhaikuan sampai ke daerah Kansu dengan panjang nya kurang
lebih 2500 3000 km., dan sebagai arsitek pembangunan Tembok Besar itu adalah
Panglima Meng Tien.

4. Pembangunan Ibu Kota A Fang

Ibu kota Dinasti Chin terletak di distrik Hsien-Yang adalah kota yang indah. Kota itu
adalah kota metropolitan yang mempunyai jaringan jalan dan menghubungkan keseluruh
negeri. Pada waktu membangun Istana ini mempekerjakan tidak kurang 700.000 orang
dengan cara kerja paksa dari para tawanan yang berasal dari daerah-daerah yang pernah
ditaklukan hingga istana-istana menjadi sangat luas sampai beberapa kilometer
persegi .Shih Huang Ti akhirnya meninggal pada tahun 210, yaitu ketika sedang
mengadakan ekspedisi militer ke luar ibu kota. Dalam banyak hal harapan Shih Huang Ti
banyak yang gagal. Dinasti Chin yang diharapkan berlangsung dalam seribu generasi
ternyata segera berakhir segera berakhir tiga tahun setelah Shih Huang Ti meninggal
dunia.

References
Septianingrum, A. (n.d.). Sejarah Asia Timur Dari Masa Peradaban Kuno Hingga Modern. Yogyakarta:
Socialyt.

Anda mungkin juga menyukai