Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN KOORDINATOR

BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

The 2019 IMD


World Competitiveness Ranking
Gambaran Umum & Profil Indonesia

1
APA SIAPA BAGAIMANA
YANG DIMAKSUD YANG AKAN CARA IMD
DENGAN IMD MENGGUNAKAN COMPETITIVENESS
COMPETITIVENESS IMD YEARBOOK
YEARBOOK? COMPETITIVENESS MENGUKUR DAYA
YEARBOOK? SAING?

• IMD World Competitiveness • PEMBUAT KEPUTUSAN: • WCY menggunakan indikator


Yearbook (WCY) adalah laporan WCY adalah tolak ukur yang kuantitatif dan kualitatif yang
tahunan yang komprehensif dan berguna, dinamis, dan terus dihitung secara terpisah.
menjadi salah satu referensi diperbaiki. • Indikator statistik didapat dari
dalam mengukur daya saing • PELAKU USAHA: organisasi internasional,
negara. Membantu menentukan rencana nasional, dan regional, institusi
• WCY pertama kali diterbitkan investasi dan menilai lokasi swasta dan lembaga mitra IMD.
pada tahun 1989. investasi yang baru. • Indikator statistik (hard data)
• Mencakup 63 negara yang dipilih • PEMERINTAH: memiliki bobot 2/3 dari
berdasarkan ketersediaan data Evaluasi kinerja pemerintah, keseluruhan peringkat.
statistik dan kolaborasi dengan menemukan indikator penting • Indikator tambahan diambil dari
lembaga mitra lokal. untuk membandingkan Executive Opinion Survey
• Penilaian berdasarkan 332 kebijakan mereka dengan negara tahunan (survey data) yang
indikator daya saing. lain memiliki bobot 1/3 dari
keseluruhan peringkat.
2
Metode Penghitungan Peringkat

Terdapat 332 indikator yang terdiri


dari:

• 143 Hard Data (Data Statistik)


• 92 Survey Data (Executive
Opinion Survey)
• 97 Background Information
(Indikator tambahan yang hanya
digunakan sebagai informasi
latar belakang saja dan tidak
digunakan dalam penentuan
peringkat keseluruhan)

Sumber: 3
FAKTOR DAN SUB-FAKTOR

4
Peringkat 10 Besar Dari 63 Negara
IMD World Competitiveness Ranking 2019
Negara Peringkat Tahun 2018 Peringkat Tahun 2019 Perubahan
Singapura 3 1 +2
Hong Kong 2 2 -
USA 1 3 -2
Swiss 5 4 +1
UAE 7 5 +2
Belanda 4 6 -2
Irlandia 12 7 +5
Denmark 6 8 -2
Swedia 9 9 -
Qatar 14 10 +4

Sumber: 5
Peringkat Negara-negara Asia-Pasifik Negara Peringkat Peringkat Perubahan
IMD World Competitiveness Tahun 2018 Tahun 2019
Ranking 2019 Indonesia 43 32 +11
Singapura 3 1 +2
Malaysia 22 22 -
• 8 dari 14 negara di kawasan Asia-Pasifik
mengalami peningkatan dan 3 negara Thailand 30 25 +5
lainnya berada di peringkat yang sama Filipina 50 46 +4
dengan tahun sebelumnya.
India 44 43 +1
• Thailand juga mengalami kenaikan 5
peringkat yang didorong oleh Taiwan 17 16 +1
peningkatan investasi asing langsung dan Korea Selatan 27 28 -1
produktivitas.
Cina 13 14 -1
• Jepang jatuh 5 peringkat ke posisi 30 yang
disebabkan oleh kondisi ekonomi yang Jepang 25 30 -5
lesu, utang pemerintah, dan iklim bisnis Hong Kong 2 2 -
yang melemah. Mongolia 62 62 -
Australia 23 21 +2
New Zealand 19 18 +1
6
Sumber:
KINERJA INDONESIA SECARA UMUM

2015 2016 2017 2018 2019


0

10
• Indonesia melompat 11
peringkat ke urutan ke-32.
20 Ini merupakan
peningkatan terbesar di
30
32 kawasan Asia Pasifik.
• Kenaikan terjadi berkat
peningkatan efisiensi di
42 42 43
40 sektor pemerintahan serta
48 peningkatan infrastruktur
50 dan iklim bisnis.

60
7
2015 2016 2017 2018 2019

PERINGKAT FAKTOR-FAKTOR INDONESIA 2015-2019

20
25
27
30 30
32 33
34 35
36 37 36
39

53
56 57
59 59
EconomicPerformance Government Efficiency Business Efficiency Infrastructure

Faktor 2015 2016 2017 2018 2019

Economic Performance 36 37 33 27 25 TAHUN 2019


Government Efficiency 30 32 30 36 25

Business Efficiency 34 39 30 35 20

Infrastructure 56 57 59 59 53 8
KEY ATTRACTIVENESS
INDICATORS 2019

KEY ATTRACTIVENESS
INDICATORS 2018

9
INDIKATOR YANG MENGALAMI KENAIKAN SIGNIFIKAN

No. Indikator Faktor 2018 2019 Sumber


1 Patent applications per capita Infrastructure 0.46 0.89 HD
2 Bribery and corruption Government Efficiency 2.36 3.48 SD
Electricity costs for industrial
3 HD
clients Infrastructure 0.11 0.069
4 Justice Government Efficiency 4.05 5.53 SD
5 Legal and regulatory framework Government Efficiency 4.5 6.02 SD
6 Pension funding Government Efficiency 4.25 5.58 SD
7 Intellectual property rights Infrastructure 4.57 5.98 SD
8 Skilled labor Business Efficiency 4.87 6.3 SD
9 Higher education achievement Infrastructure 12.6 16.1 HD
Adaptability of government
10 SD
policy Government Efficiency 5.03 6.45
11 Pollution problems Infrastructure 4.2 5.38 SD
12 Knowledge transfer Infrastructure 4.55 5.8 SD
13 Bureaucracy Government Efficiency 3.41 4.32 SD
14 Scientific research legislation Infrastructure 4.61 5.83 SD
15 Management education Infrastructure 5.25 6.54 SD
10
*Catatan: HD = Hard Data/Statistic & SD = Survey Data/EOS
INDIKATOR YANG MENGALAMI PENURUNAN SIGNIFIKAN

No. Indikator Faktor 2018 2019 Sumber


1 Exchange rate stability Government Efficiency 0.010 1.090
2 Current account balance Economic Performance -1.70 -2.98
3 Number of patents in force Infrastructure 0.2 0.1
4 Student mobility inbound Infrastructure 0.03 0.02
5 Population - growth Infrastructure 1.16 0.94
Remuneration in services
6 professions Business Efficiency 4.993 5.788
7 Stock market capitalization (%) Business Efficiency 51.90 45.91
Total public expenditure on Hard Data
8 education Infrastructure 3.4 3.1
9 Compensation levels Business Efficiency 0.88 0.96 (Statistic)
10 ICT service exports Infrastructure 27.2 24.8
11 Export concentration by product Economic Performance 36.4 39.5
Foreign currency reserves per
12 capita Government Efficiency 498 457

13 Exports of commercial services (%) Economic Performance 2.52 2.36


14 High-tech exports (%) Infrastructure 5.79 5.43
15 Total health expenditure Infrastructure 3.3 3.1 11
TANTANGAN INDONESIA TAHUN 2017-2019

2017 2018 2019


Keterbatasan pendanaan dan Pertumbuhan ekonomi stagnan dan
ketidakjelasan prioritas Masalah pendanaan infrastruktur pertumbuhan ekspansi kredit
pembangunan infrastruktur rendah
Tekanan eksternal berasal dari
Kurangnya kesadaran hukum dan Defisiensi dalam industri dasar
perdagangan dan nilai tukar mata
rendahnya penegakan hukum domestik dan bahan kimia
uang yang fluktuatif

Meluasnya praktik korupsi, kolusi, Penegakan hukum yang rendah Inkonsistensi dalam implementasi
dan nepotisme terhadap tindak korupsi regulasi dan penegakan hukum

Dibutuhkan peningkatan
Ketimpangan distribusi Kontribusi industri domestik yang
produktivitas tenga kerja dan
pendapatan yang tinggi rendah dalam rantai pasok global
kompetensi sumber daya manusia

Lambatnya industri hilir dan


Pertumbuhan ekonomi yang Perubahan dalam arah kebijakan
meningkatnya proteksi dalam
stagnan nasional dan struktur pemerintahan
perdagangan global
12
KESIMPULAN
• Lompatan peringkat daya saing Indonesia pada World Competitiveness Rank
2019, yaitu dari 43 tahun 2018 menjadi 32 tahun 2019, terutama ditopang
kenaikan skor pada indikator yang berasal dari Executive Opinion Survey
(EOS). Dari 15 indikator yang mengalami kenaikan signifikan terdapat 12
indikator EOS, dan 3 indikator statistik.
• Untuk mempertahankan peringkat daya saing ke 32 ke depan relatif berat
karna selain menjaga opini pelaku usaha yang mudah berubah, juga perlu
perbaikan beberapa indikator yang skornya menurun signifikan, yang berbasis
statistik. Indikator yang perlu menjadi fokus perbaikan ke depan pada faktor
infrastruktur, efisiensi bisnis, dan kinerja ekonomi.
• Terkait dengan upaya menjaga opini, maka kedepan perlu kebijakan yang lebih
nyata dalam upaya mengatasi tantangan yaitu pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi, pengembangan sektor industri, peningkatan produktivitas tenaga
kerja, dan penegakan hukum.

13
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

TERIMA KASIH

14

Anda mungkin juga menyukai