Anda di halaman 1dari 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA 5 Pontianak


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Kebijakan Moneter & Kebijakan Fiskal
Alokasi Waktu : 2 JP

A. Kompetensi Inti
 KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional”.
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator

3.5 Menganalisis kebijakan moneter  Menjelaskan pengertian kebijakan moneter


dan kebijakan fiskal.  Menjelaskan tujuan kebijakan moneter
 Menjelaskan instrumen kebijakan moneter
 Menjelaskan tujuan kebijakan fiskal
 Menjelaskan instrumen kebijakan fiskal
 Menganalisis secara kritis informasi dan data-
data yang diperoleh serta membuat pola
hubungan dan kesimpulan tentang kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal

4.5 Menyajikan hasil analisis  Menyajikan hasil analisis tentang peran


kebijakan moneter dan kebijakan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
fiskal. melalui media lisan dan tulisan

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Menjelaskan pengertian kebijakan moneter
 Menjelaskan tujuan kebijakan moneter
 Menjelaskan instrumen kebijakan moneter
 Menjelaskan tujuan kebijakan fiskal
 Menjelaskan instrumen kebijakan fiskal
 Menganalisis secara kritis informasi dan data-data yang diperoleh serta membuat pola
hubungan dan kesimpulan tentang kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
 Menyajikan hasil analisis tentang peran kebijakan moneter dan kebijakan fiskal melalui
media lisan dan tulisan

D. Materi Pembelajaran
Kebijakan Moneter
 Pengertian kebijakan moneter
 Tujuan kebijakan moneter
 Instrumen kebijakan moneter

Kebijakan kebijakan fiskal


 Tujuan kebijakan fiskal
 Instrumen kebijakan fiskal

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Induktif atau Student Centered Learning (SCL)
Model Pembelajaran : Think Pair and Share (TPS)
Metode Pembelajaran : Tatap Muka, Diskusi, dan Presentasi

F. Media Pembelajaran
Media :
 Powerpoint/Canva
 Lembar penilaian
 LCD Proyektor

Alat/Bahan :
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus

G. Sumber Belajar
 Buku Ekonomi Siswa Kelas XI, Kemendikbud, Tahun 2016
 Buku refensi yang relevan,
 Lingkungan setempat
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Mempersiapkan Peserta Didik
Orientasi:
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran
Apersepsi:
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
 Mengajukan pertanyaan yang terkait dengan pelajaran yang akan dilakukan
Motivasi:
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari
 Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh
maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:
a. Pengertian kebijakan moneter
b. Tujuan kebijakan moneter
c. Instrumen kebijakan moneter
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

Kegiatan Inti (70 Menit)


 Guru menayangkan mindmap tentang materi yang akan diajarkan.
 Guru menjelaskan pelajaran secara singkat kemudian memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya terhadap materi yang belum dimengerti.
 Guru meminta peserta didik untuk mengambil kertas yang berisi pertanyaan
secara acak pada Mistery Box yang sudah disediakan oleh guru.
 Guru meminta peserta didik untuk mempelajari soal-soal pada kertas yang
mereka dapatkan dan meminta peserta didik berpikir (Think) mengenai
pemecahannya.
 Guru meminta peserta didik berpasangan (Pair) untuk mendiskusikan hasil
pemikiran mereka. Hal ini dimaksudkan agar terjalin kerja sama dan tukar
pikiran antar masing-masing anggota kelompok.
 Guru membagikan number tag kepada peserta didik dan membimbing jalannya
diskusi.
 Guru meminta pasangan kelompok dengan cara mengambil nomor secara acak
dan menyebutkannya kepada peserta didik
 Peserta didik dengan nomornya disebutkan sesuai dengan number tag diminta
untuk membagikan (Share) mengenai hasil diskusi mereka.
 Guru memberikan kesempatan kepada pasangan yang lain untuk memberikan
tanggapan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
 Guru meminta peserta didik untuk menuliskan jawaban hasil diskusi dan
mengumpulkannya
 Peserta didik bersama guru menarik simpulan atas seluruh pembelajaran yang
telah dilakukan hari ini dan kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran.
 Guru menutup pembelajaran dan mengucapkan salam penutup.
Lampiran 1
TEKNIK PENILAIAN DAN INSTRUMEN
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik
sehari- hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum.
Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen
penilaian sikap:
Aspek Perilaku yang
No Nama Siswa Jumlah Skor Kode
Dinilai
Skor Sikap Nilai
BS JJ TJ DS
1 …
2 … ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan :
- BS : Bekerja Sama
- JJ : Jujur
- TJ : Tanggung Jawab
- DS : Disiplin
Catatan:
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat
Baik 75 =
Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai/ predikat:
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai.

b. Pengetahuan
1. Pertanyaan sebagai bahan diskusi mencakup materi sebagai berikut:
- Pengertian dan tujuan kebijakan moneter
- Instrimen kebijakan moneter
2. Skor yang diperoleh peserta didik untuk suatu perangkat tes uraian dihitung
dengan rumus:
c. Keterampilan
Instrumen Penilaian Diskusi
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik 75 = Baik
50 = Kurang Baik 25 = Tidak Baik
Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
Sangat Kurang Tidak
No Aspek yang Dinilai Baik
Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
Kesesuaian respon dengan
1
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaa tata
bahasa n
4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)

100 = Sangat Baik


75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumlah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah
skor maksimal dikali skor ideal (100)
Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..

Indikator
Nama Bentuk Nilai
Nilai yang
No Peserta Tindakan Setelah Keterangan
Ulangan Belum
Didik Remedial Remedial
Dikuasai

dst

b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai
berikut :
1) Membaca buku-buku tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang relevan.
2) Mencari informasi secara online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam
kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang Nilai-nilai
Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
4) Mengamati langsung tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang ada di lingkungan sekitar.

Pontianak, 11 November 2022

Mengetahui
Guru Pamong, Mahasiswa PPG Prajabatan,
Sukardi S.Pd M.Si Rifqi Juliansyah, S.Pd
NIP NIM
Lampiran II

Uraian Materi

1. Pengertian kebijakan moneter Pernahkan anak-anak bertanya dalam hati mengapa


pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia tidak mencetak uang Rupiah dalam jumlah
yang banyak dan dibagikan kepada semua masyarakat? Dengan demikian masalah
kemiskinan bisa segera diselesaikan? Dalam hal ini tentu Bank Indonesia tidak bisa
sembarangan mencetak uang dengan jumlah yang banyak dan tak terbatas. Mengapa
demikian? Apabila jumlah uang yang dicetak dan diedarkan oleh pemerintah terlalu
banyak tidak baik untuk perekonomian, hal ini karena dapat menurunkan nilai mata
uang yang pada akhirnya dapat menimbulkan inflasi. Demikian pula sebaliknya jika
pemerintah mencetak uang terlalu sedikit juga tidak baik untuk perekonomian, hal ini
bisa menyebabkan terganggunya proses pembangunan, masyarakat sulit mendapatkan
uang dan pekerjaan, daya beli yang rendah, pengusaha bisa gulung tikar dan pada
akhirnya bisa menyebabkan krisis perekonomian Untuk itu pemerintah dalam hal ini
Bank Indonesia harus bisa mencetak dan mengedarkan uang dengan jumlah yang
tepat. Kebijakan yang mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat inilah yang
dimaksud dengan kebijakan moneter. Jadi kebijakan moneter adalah kebijakan
pemerintah melalui Bank Sentral sebagai pemegang otoritas moneter untuk
mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam rangka mencapai kestabilan
ekonomi.

2. Tujuan kebijakan moneter Di atas sudah disampaikan bahwa kebijakan moneter


adalah kebijakan pemerintah melalui Bank Sentral sebagai pemegang otoritas moneter
untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam rangka mencapai kestabilan
ekonomi. Adapun tujuan dari kebijakan moneter adalah sebagai berikut: a. Menjaga
stabilitas ekonomi Jalannya roda perekonomian akan terganggu jika jumlah uang yang
beredar melebihi atau lebih sedikit dari jumlah barang dan jasa yang beredar. Hal ini
karena bisa mengakibatkan terjadinya inflasi atau deflasi. Untuk itu kebijakan
moneter sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi yang selalu
mengupayakan jumlah uang yang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa.
b. Menjaga stabilitas harga Tinggi rendahnya harga barang dan jasa sangat
mempengaruhi jalannya perekonomian. Harga yang tinggi bisa mengakibatkan
turunya permintaan. Turunnya permintaan mengakibatkan turunya produktifitas dunia
usaha. Oleh karena itu pemerintah perlu menjaga kestabilan harga barang dan jasa
dengan menggunakan kebijakan moneter. Jika harga terlalu tinggi pemerintah bisa
mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, demikian pula sebaliknya. c.
Meningkatkan kesempatan kerja Dengan menerapkan kebijakan moneter yaitu dengan
mengatur jumlah uang beredar di masyarakat maka perekonomian akan menjadi
stabil. Perekonomian yang stabil akan mendorong dunia usaha untuk melakukan
investasi baru yang pada akhirnya dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan
kesempatan kerja. d. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran
Salah satu kebijakan moneter yang dapat diambil yaitu dengan menjalankan kebijakan
devaluasi atau menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing.
Dengan devaluasi harga barang di dalam negeri menjadi lebih murah jika dibeli
dengan menggunakan valuta asing, dan pada akhirnya bisa meningkatkan ekspor ke
luar negeri. Meningkatnya ekspor akan mengakibatkan neraca perdagangan dan
neraca pembayaran tidak mengalami defisit dan tidak menutup kemungkinan dalam
posisi surplus.

3. Jenis kebijakan moneter Terdapat dua jenis kebijakan moneter, yaitu: a. Tight money
policy (kebijakan uang ketat) Tight money policy adalah kebijakan bank sentral untuk
mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat. Kebijakan ini dilakukan dengan
menaikkan suku bunga (kebijakan diskonto), menjual surat-surat berharga (kebijakan
pasar terbuka), menaikkan cadangan kas (kebijakan cash ratio), dan membatasi atau
memperketat pemberian kredit.
b. Easy money policy (kebijakan uang longgar) Easy money policy adalah kebijakan
bank sentral untuk menambah jumlah uang beredar di masyarakat. Kebijakan ini
dapat dilakuakan dengan menurunkan tingkat suku bunga (kebijakan diskonto),
membeli surat-surat berharga (kebijakan pasar terbuka), penurunan cadangan kas
(kebijakan cash ratio), dan mempermudah pemberian kredit.

4. Instrumen kebijakan moneter


a. Kebijakan operasi pasar terbuka (open market policy)
adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk mengurangi atau
menambah jumlah uang beredar dengan cara menjual atau membeli suratsurat
berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Bank sentral akan menjual SBI jika
jumlah uang beredar di masyarakat sangat tinggi, hal ini dimaksudkan untuk menarik
uang yang beredar kembali masuk ke bank sentral. Sebaliknya jika jumlah uang yang
beredar lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa bank sentral
bisa melakukan dengan membeli SBI dari masyarakat dengan tujuan untuk menambah
jumlah uang yang beredar.
b. Kebijakan diskonto (discount policy)
Adalah kebijakan bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar di
masyarakat dengan mengubah (menaikkan atau menurunkan) tingkat suku bunga
bank umum. Jika jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank
sentral dapat mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan suku bunga bank umum
dengan tujuan untuk merangsang masyarakat untuk menabung sehingga jumlah uang
beredar kembali masuk ke bank. Sebaliknya jika terjadi kondisi deflasi dimana jumlah
uang beredar lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa, maka bank
sentral dapat mengambil kebijakan menurunkan tingkat suku bunga bank umum
dengan harapan masyarakat banyak melakukan pinjaman dari bank yang pada
akhirnya menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat.
c. Kebijakan cadangan kas di bank (cash ratio policy)
Adalah kebijakan bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar di
masyarakat dengan menaikkan atau menurunkan jumlah cadangan kas minimum yang
ada di bank. Jika terjadi inflasi dimana jumlah uang yang beredar melebihi dari
jumlah barang dan jasa bank sentral dapat mengambil kebijakan menaikkan jumlah
cadangan kas minimum yang ada di bank umum. Hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengurangi kemampuan bank umum dalam memberikan kredit kepada
masyarakat yang pada akhirnya jumlah uang yang beredar menjadi semakin
berkurang. Demikian pula sebaliknya jika terjadi deflasi dimana jumlah uang yang
beredar di masyarakat lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa,
bank sentral dapat mengambil kebijakan menurunkan jumlah cadangan kas minimum
di bank umum. Hal ini dengan tujuan untuk menambah kemampuan bank umum
dalam memberikan pinjaman kepada masyarakat
d. Kebijakan kredit selektif
Kebijakan ini dapat diambil oleh bank sentral pada saat ekonomi sedang mengalami
gejala inflasi. Kebijakan ini dilakukan dengan memperketat syaratsyarat pemberian
kredit kepada masyarakat atau yang sering disebut dengan syarat 5C (Character,
Capacity, Collateral, Capital, dan Condition).
e. Kebijakan dorongan moral (moral suasion).
Bank sentral dapat memengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai pengumuman,
pidato, dan edaran yang ditujukan kepada bank umum dan pelaku moneter lainnya.
lsinya dapat berupa ajakan ataupun larangan untuk menahan atau melepaskan
pinjaman dan tabungan.

Anda mungkin juga menyukai