Anda di halaman 1dari 6

BAB V

KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN

PETA WILAYAH KABUPATEN DELI SERDANG


A. Analisis yang digunakan dalam Metodologi
1. Analisis Kemampuan Kelembagaan Daerah
Mengindentifikasi kemampuan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam
rangka mengkoordinasikan penataan ruang dan kerjasama antar sektor di bidang
penataan ruang.
2. Analisis Peran Pemerintah Daerah dalam setiap Sektor Pembangunan
Dilakukan untuk memahami kapasitas Pemerintah Kabupaten Deli Serdang
dalam menyelenggarakan pembangunan yang mencakup struktur organisasi dan
tata laksana pemerintahan.
3. Analisis Sumber – Sumber Pembiayaan
Mengidentifikasi sumber – sumber pembiayaan pembangunan dan besaran biaya
pembangunan baik dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum
(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), bantuan dan pinjaman luar negeri,
perkiraan sumber - sumber pembiayaan masyarakat, dan sumber - sumber
pembiayaan lainnya di Kabupaten Deli Serdang.
4. Analisis Alokasi Penerimaan dan Pembiayaan
Mengidentifikasi dan merincikan Realisasi Pendapatan, Realisasi Belanja,
Realisai Pembiayaan Pemerintah, Besarnta bantuan pembangunan desa, dan
besarnya nilai penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Deli Serdang.

B. Kajian Literatur
Pengukuran keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah menggunakan
indikator yang bersifat umum (makro) yang secara universal digunakan sebagai salah
satu pendekatan ukuran (indikator). Indikator umum (makro) merupakan indikator
gabungan (komposit) dari berbagai kegiatan pembangunan ekonomi maupun sosial.
Indikator makro pembangunan tersebut terdiri dari Indeks Pembangunan Manusia,
Angka Kemiskinan, Angka Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan per
Kapita dan Ketimpangan Pendapatan (Gini Ratio). Tantangan yang dihadapi pada
tahun 2021 adalah adanya pandemi Covid 19, yang menuntut pemerintah daerah
mengeluarkan kebijakan yang lebih mengedepankan penangangan Covid 19 dan pada
kesehatan masyarakat dan di lain sisi pemerintah daerah dituntut pada pencapaian
target kinerja daerah. Hal ini berdampak pada capaian pelaksanaan program dan
kegiatan perangkat daerah yang mengalami refocussing dan realokasi anggaran.
Capaian pelaksanaan kinerja urusan pelayanan dasar Kabupaten Deli Serdang Tahun
2021 ini memuat capaian kinerja kunci hasil (outcome) sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran daerah sebagai instrumen
kebijakan, Anggaran Daerah menduduki posisi sentral dalam upaya pengembangan
kapabilitas dan efektivitas Pemerintah Daerah, yaitu memperbaiki kemampuan
Pemerintah Daerah dalam menjalankan fungsi dan perannya secara efisien serta
upaya untuk menyelaraskan kapabilitas Pemerintah Daerah dengan tuntutan dan
kebutuhan publik. Agar penyelarasan pemerintahan terlaksana dengan efisien dan
efektif serta mencegah tumpang tindih dalam pendanaan, telah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan
Permendagri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Daerah. Penyusunan APBD sesuai dengan peraturan perundang-undangan tersebut
diawali dengan proses Musrenbangda dan hasilnya dituangkan dalam dokumen
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), selanjutnya digunakan sebagai dasar
Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran
Sementara (PPAS). APBD Kabupaten Deli Serdang Tahun Anggaran 2021 ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2020 tentang
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021. Sejalan dengan
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, maka pengaturan pembiayaan daerah
dilakukan berdasarkan azas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Azas
desentralisasi dilakukan atas beban APBD, asas dekonsentrasi dilakukan atas beban
APBN dan tugas pembantuan dibiayai atas beban anggaran tingkat pemerintah yang
menugaskan. Untuk lebih jelasnya, realisasi Anggaran dan Pendapatan Belanja
Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021.
Dalam perkembangan era globalisasi ini sangat banyak kemajuan baik dari
teknologi informasi serta komunikasi yang memudahkan pemerintah dan masyarakat
dalam mendapatkan pelayanan. Setiap daerah memiliki cara masing – masing dalam
mengembangkan daerahnya sehingga terciptalah inovasi daerah yang merupakan cara
suatu daerah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Inovasi daerah dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa “Dalam
rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, pemerintah daerah
dapat melakukan inovasi”. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017
tentang inovasi daerah bahwa “sasaran inovasi daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui : Peningkatan Pelayanan Publik,
Pemberdayaan dan Peran serta Masyarakat dan Peningkatan Daya Saing Daerah.
Dalam Peraturan Bupati Nomor 9 tahun 2021 tentang Inovasi Daerah telah dijelaskan
mengenai inovasi daerah yang berada di Kabupaten Deli Serdang.

C. Gambaran Umum
Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi
dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintahan Daerah yang diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) dalam upaya mendukung pembiayaan pelaksanaan tujuan dan
sasaran pembangunan kota yang akan dicapai. Hasil pengolahan data dan analisis
terhadap pengelolaan keuangan daerah meliputi gambaran kinerja dan kebijakan
pengelolaan keuangan masa lalu dalam lima tahun terakhir, dan kerangka pendanaan
proyeksi APBD 5 (lima) tahun ke depan selama periode RPJMD Tahun 2019-2024.
1. Kinerja Pelaksanaan APBD
Menganalisis kinerja Keuangan Daerah dapat dilihat dari bagaimana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah diimplementasikan dalam rangka mendukung
pencapaian target-target pembangunan yang telah ditetapkan. Penyusunan APBD
pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber
daya yang tersedia, mengalokasikan sumberdaya secara tepat dan mempersiapkan
kondisi bagi pelaksanaan anggaran secara baik. Aspek penting dalam penyusunan
APBD adalah penyelarasan antara kebijakan (policy), perencanaan (planning) dan
penganggaran (budgeting) antara pemerintah dengan pemerintah daerah. Kinerja
pelaksanaan APBD tahun sebelumnya dapat dilihat dari aspek tingkat realisasi atau
penyerapan APBD setiap tahunnya.
Berdasarkan atas ketentuan perundang-undangan, Struktur APBD terdiri atas: (1)
Penerimaan Daerah yang didalamnya terdapat Pendapatan Daerah dan Penerimaan
Pembiayaan Daerah; (2) Pengeluaran Daerah yang didalamnya terdapat Belanja
Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah. Selanjutnya, secara umum komponen
APBD, terdiri atas:
A. Komponen Pendapatan

Secara umum sumber-sumber pendapatan daerah Pemerintahan Kabupaten Deli


Serdang dapat dikelompokkan kepada 3 (tiga) jenis pendapatan, yakni:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu penerimaan dari pajak daerah dan
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-
lain pendapatan daerah yang sah. Khusus terhadap penerimaan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) yang berasal dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
secara khusus diatur oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
2. Dana Perimbangan, yang merupakan dana yang bersumber dari Dana Bagi
Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
3. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah seperti, Pendapatan Hibah, Dana
Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah, Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus
B. Komponen Belanja Daerah
Anggaran Belanja Daerah terdiri atas belanja tidak langsung dan belanja
langsung.
1. Belanja Tidak Langsung adalah merupakan pengeluaran anggaran untuk
Kegiatan sehari hari Pemerintah Daerah yang memberi manfaat jangka
pendek. Belanja daerah ini terdiri atas:
a. Belanja Pegawai;
b. Belanja Bunga;
c. Belanja Subsidi;
d. Belanja Hibah;
e. Belanja Bantuan Sosial;
f. Belanja Bagi Hasil;
g. Belanja Bantuan Keuangan;
h. Belanja Tidak Terduga
2. Belanja Langsung adalah merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan
Pemerintah Daerah yang memberi manfaat jangka Panjang dan merupakan
pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang
memberi manfaat lebih dari 1 (satu) periode akuntansi. Belanja daerah ini
terdiri atas:
a. Belanja Pegawai;
b. Belanja Barang dan Jasa;
c. Belanja Modal

Sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan daerah, maka


setiap daerah diharapkan dapat lebih mengoptimalkan pengelolaan daerahnya
dengan cara lebih mengoptimalkan belanja modal dari pada belanja lainnya.
Sebab pengukuran kinerja suatu daerah juga dapat dilihat dari seberapa besar
realisasi belanja yang telah terserap, semakin besar realisasi belanja semakin
bagus kinerja suatu daerah. Alokasi belanja daerah sebagian besar dialokasikan
untuk pelayanan kepada masyarakat sehingga bisa menggerakkan perekonomian
sektor riil yang berakibat pada peningkatan pendapatan masyarakat.
C. Komponen Pembiayaan
Pembiayaan daerah terdiri atas Penerimaan Pembiayaan Daerah dan Pengeluaran
Pembiayaan Daerah. Selanjutnya:
1. Penerimaan Pembiayaan Daerah yang didalamnya terdiri atas (a) SiLPA; (b)
pencairan Dana Cadangan; (c) hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan; (d) penerimaan Pinjaman Daerah; (e) penerimaan kembali
Pemberian Pinjaman Daerah; dan/atau (f) penerimaan Pembiayaan lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perutndang-undangan;
2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah yang didalamnya terdiri atas (a) pembayaran
cicilan pokok Utang yang jatuh tempo; (b) penyertaan modal daerah; (c)
pembentukan Dana Cadangan; (d) Pemberian Pinjaman Daerah; dan/atau (e)
pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perurndang-undangan; serta
3. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan. Secara umum komponen
pembiayaan difungsikan untuk tetap menjaga keseimbangan antara
pendapatan daerah dan belanja daerah bila terjadi surplus atau defisit.
Selanjutnya, periode kinerja keuangan Kabupaten Deli Serdang yang disajikan
adalah untuk periode tahun 2019-2024. Data kinerja keuangan tahun 2020
sampai dengan bulan Maret 2022 diperoleh dari Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021.

Diperoleh gambaran pendapatan daerah selama tahun 2020-2022, secara umum


kinerja Pendapatan Daerah, realisasinya mengalami peningkatan dari sebesar Rp.
809.719.829.264,82 pada Tahun Anggaran 2020 menjadi sebesar Rp. 928.687.258.003,33
pada Tahun Anggaran 2021. Ditinjau dari kontribusi setiap komponen pembentuknya,
realisasi pendapatan daerah selama tahun 2016-2020 masih didominasi oleh sumber
pendapatan transfer dengan proporsi rata-rata sebesar 101,76 persen, disusul Pendapatan
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah mencapai 92,08 persen kemudian penerimaan
dari Asli Daerah sebesar 61,11 persen. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa struktur
penerimaan pendapatan daerah belum kokoh karena masih rendahnya Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dapat menjadi salah satu indikator dalam menilai peran dan kemampuan
daerah dalam membiayai pembangunan dan rumah tangganya sendiri (self-supporting).
D. Pembiayaan

Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup


selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah, ketika terjadi defisit anggaran.
Sumber pembiayaan dapat berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu,
penerimaan pinjaman obligasi, transfer dari dana cadangan maupun hasil penjualan
aset daerah yang dipisahkan. Sedangkan pengeluaran dalam pembiayaan itu sendiri
adalah anggaran hutang, bantuan modal dan transfer ke dana cadangan. Analisis
pembiayaan dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan defisit riil yang dihitung
berdasarkan data realisasi pendapatan, realisasi belanja serta realisasi pengeluaran
pembiayaan pada masa sebelum tahun perencanaan. Selanjutnya analisis pembiayaan
juga dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan sumber-sumber penutup
defisit riil tersebut berdasarkan komposisinya. Periode Tahun Anggaran 2020
realisasi pembiayaan sama dengan Tahun Anggaran 2021 tidak terdapat kenaikan dan
penurunan Rp. 123 208 970 968,37,-

Anda mungkin juga menyukai