Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH HUKUM

UU PERSEROAN TERBATAS
Dosen pengampu:
Prof. Dr. Bintan R Saragih, SH
Dr. Jovita Irawati, MM, MHA
Sekilas Sejarah Hukum Pemberlakuan
UU Perseroan Terbatas

Pengelompokan:
A. Masa Penjajahan Belanda (… s/d 1942)
B. Masa Penjajahan Jepang (1942 s/d 1945)
C. Masa Setelah Kemerdekaan Indonesia (1945 - saat ini)

2
A. Masa Penjajahan Belanda
Tahun / Uraian UU Perseroan Terbatas Dasar Pemberlakuan

… s/d 1938 KUHD (Wetboek van Koophandel) Asas Konkordansi


Pasal 36 s/d Pasal 58
Perseroan Terbatas dalam bentuk Naamlooze (Staatsblad 1847:23)
Vennootschap (NV)
1938 s/d 1939 KUHD Pasal 36 s/d Pasal 56 Asas Konkordansi

Perseroan Terbatas dalam bentuk NV (Pasal 57 dan Pasal 58 KUHD dihapus


dengan Staatsblad 1938:276)

1939 s/d 1942 ▪ KUHD Pasal 36 s/d Pasal 56 Asas Konkordansi

Perseroan Terbatas dalam bentuk: ▪ Ordonansi Maskapai Andil Indonesia


▪ NV untuk golongan penduduk Eropa dan (Ordonnantie op de Indonesische
Timur Asing Cina Maatschappij op Aandeelen)
▪ Maskapai Andil Indonesia (MAI) untuk (Staatsblad 1939:569 jo. 717)
golongan penduduk Bumiputera 3
▪ KUHD Indonesia vs KUHD Belanda
Pasal-pasal dalam KUHD Indonesia tersebut diambil dari KUHD negeri Belanda,
yang pemberlakuannya di Indonesia berdasarkan atas asas pemberlakuan hukum
untuk negeri jajahan (asas konkordansi). Hukum Belanda juga diketahui memiliki
ketentuan hukum yang mirip-mirip dengan hukum Prancis, yang kala itu
merupakan peraturan-peraturan hukum yang modern di Eropa.

▪ Golongan penduduk dan hukum yang berlaku


Berdasarkan Pasal 131 jo Pasal 163 Indische Staatsregeling (Staatsblad 1925:415),
pada masa penjajahan Belanda berlaku penggolongan penduduk sbb:
1. Golongan penduduk Eropa yang ada di Indonesia: berlaku KUHD;
2. Golongan penduduk Timur Asing Cina: berlaku KUHD;
3. Golongan penduduk Timur Asing lainnya (seperti India dan Arab): berlaku
hukum adatnya;
4. Golongan penduduk Bumiputera: berlaku hukum adatnya.
4
B. Masa Penjajahan Jepang
Tahun / Uraian UU Perseroan Terbatas Dasar Pemberlakuan
1942 s/d 16 Agustus 1945 KUHD Pasal 36 s/d “Sistem hukum dan berbagai peraturan ini sebagian
Pasal 56 besarnya hampir tidak berubah atau tidak sempat diubah
Perseroan Terbatas dalam pada masa pendudukan Jepang, karena masa pendudukan
bentuk NV dan MAI Jepang yang relatif amat singkat.”

Sumber: https://www.bphn.go.id/data/documents/ ae_peraturan_perundang-


undangan_peninggalan_kolonial_belanda.pdf

5
C. Masa Setelah Kemerdekaan Indonesia (1/5)
Tahun / Uraian UU Perseroan Terbatas Dasar Pemberlakuan
18 Agustus 1945 s/d KUHD Pasal 36 s/d Aturan Peralihan Pasal II UUD 1945 (sebelum perubahan):
13 Desember 1949 Pasal 56
“Segala badan negara dan peraturan yang ada masih
Perseroan Terbatas dalam langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru
bentuk NV dan MAI menurut Undang-Undang Dasar ini.”

Catatan:
▪ Perubahan tahap ke-1 UUD 1945: 19 Oktober 1999
▪ Perubahan tahap ke-2 UUD 1945: 18 Agustus 2000
▪ Perubahan tahap ke-3 UUD 1945: 9 November 2001
▪ Perubahan tahap ke-4 UUD 1945: 10 Agustus 2002

6
C. Masa Setelah Kemerdekaan Indonesia (2/5)
Tahun / Uraian UU Perseroan Terbatas Dasar Pemberlakuan
14 Desember 1949 s/d KUHD Pasal 36 s/d Pasal 191 ayat (3) Konstitusi RIS 1949:
16 Agustus 1950 Pasal 56
“Alat²-perlengkapan berkuasa jang sudah ada dan
Perseroan Terbatas dalam peraturan² serta keputusan² jang berlaku pada saat suatu
bentuk NV dan MAI perubahan dalam Konstitusi mulai berlaku, dilandjutkan
sampai diganti dengan jang lain menurut Konstitusi,
ketjuali djika melandjutkannja itu berlawanan dengan
ketentuan² baru dalam Konstitusi jang tidak memerlukan
peraturan undang² atau tindakan2 pendjalankan jang lebih
lanjut.”

7
C. Masa Setelah Kemerdekaan Indonesia (3/5)
Tahun / Uraian UU Perseroan Terbatas Dasar Pemberlakuan
17 Agustus 1950 s/d KUHD Pasal 36 s/d Pasal 142 UUDS 1950:
4 Juli 1959 Pasal 56
“Peraturan-peraturan undang-undang dan ketentuan-
Perseroan Terbatas dalam ketentuan tata-usaha jang sudah ada pada tanggal
bentuk NV dan MAI 17 Agustus 1950, tetap berlaku dengan tidak berubah
sebagai peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan
Republik Indonesia sendiri, selama dan sekedar peraturan-
peraturan dan ketentuan-ketentuan itu tidak ditjabut,
ditambah atau diubah oleh undang-undang dan ketentuan
ketentuan tata-usaha atas kuasa Undang-undang Dasar
ini.”

8
C. Masa Setelah Kemerdekaan Indonesia (4/5)
Tahun / Uraian UU Perseroan Terbatas Dasar Pemberlakuan
5 Juli 1959 s/d KUHD Pasal 36 s/d Aturan Peralihan Pasal II UUD 1945 (sebelum perubahan):
28 Maret 1971 Pasal 56
“Segala badan negara dan peraturan yang ada masih
Perseroan Terbatas dalam langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru
bentuk NV dan MAI menurut Undang-Undang Dasar ini.”

29 Maret 1971 s/d KUHD Pasal 36 s/d Aturan Peralihan Pasal II UUD 1945 (sebelum perubahan):
6 Maret 1996 Pasal 56
“Segala badan negara dan peraturan yang ada masih
Perseroan Terbatas dalam langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru
bentuk NV dan MAI menurut Undang-Undang Dasar ini.”

Pasal 54 KUHD diubah dan


ditambah → UU Nomor 4
Tahun 1971
9
▪ Pasal 54 KUHD (lama)
➢ Maksimum suara yang dapat dimiliki oleh pemegang saham hanya
sebanyak 6 (enam) suara tanpa mempermasalahkan jumlah lembar
saham yang dimilikinya, apabila Perseroan mengeluarkan 100 (seratus)
lembar saham atau lebih; dan
➢ Maksimum hanya 3 (tiga) suara, apabila Perseroan mengeluarkan
kurang dari 100 (seratus) lembar saham.

▪ Pasal 54 KUHD (baru)


Memberlakukan penerapan satu saham satu suara (one share one vote),
kecuali jika ditentukan lain dalam Anggaran Dasar.

10
C. Masa Setelah Kemerdekaan Indonesia (5/5)
Tahun / Uraian UU Perseroan Terbatas Dasar Pemberlakuan
7 Maret 1996 s/d UU Nomor 1 Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 33 UUD 1945
15 Agustus 2007 Tahun 1995 (sebelum perubahan)

Start: Unifikasi
Hapus dualisme NV & MAI
16 Agustus 2007 s/d UU Nomor 40 Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 dan Pasal 33 UUD 1945
saat ini Tahun 2007 (setelah perubahan tahap ke-4 di tahun 2002)

2 November 2020 s/d UU Nomor 40 ▪ Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 dan Pasal 33 UUD 1945
saat ini Tahun 2007 yang (setelah perubahan tahap ke-4 di tahun 2002)
telah diubah ▪ Ketetapan MPR Nomor XVI/MPR/1998 tentang
Diubah: Pasal 1, Pasal 7, dengan Politik Ekonomi dalam Rangka Demokrasi Ekonomi
Pasal 32, Pasal 153 UU Nomor 11
Pasal baru: Tahun 2020
Pasal 153A s/d Pasal 153J tentang Cipta Kerja
11
Latar belakang pemberlakuan UU Nomor 1 Tahun 1995
▪ KUHD sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ekonomi dan dunia
usaha yang semakin pesat baik secara nasional maupun internasional.
▪ Adanya dualisme bentuk Perseroan Terbatas → NV dan MAI
→ perlu dilakukan unifikasi
▪ Perlu tatanan hukum baru di bidang Perseroan Terbatas, sebagai:
1) sarana penunjang untuk mendorong, menggerakkan, dan
mengendalikan berbagai kegiatan pembangunan di bidang ekonomi
nasional yang bersumber pada asas kekeluargaan sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945; dan 2) sarana untuk menjamin kepastian dan
penegakan hukum bagi stakeholders Perseroan Terbatas.
▪ Mencegah terjadinya persaingan usaha tidak sehat, monopoli dan
monopsoni yang merugikan masyarakat → ter-refleksi pada ketentuan
mengenai penggabungan, peleburan dan pengambil-alihan perseroan.
12
Latar belakang pemberlakuan UU Nomor 40 Tahun 2007 (1/2)
▪ UU Nomor 1 Tahun 1995 dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat sehingga perlu diganti
dengan UU yang baru.
➢ Meningkatnya tuntutan masyarakat akan layanan yang cepat,
kepastian hukum, serta tuntutan akan pengembangan dunia usaha
yang sesuai dengan prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (good
corporate governance).
➢ Penambahan ketentuan di UU Nomor 40 Tahun 2007 mengenai
penggunaan jasa teknologi informasi sistem administrasi badan
hukum secara elektronik, penyelenggaraan RUPS melalui media
elektronik, dsbnya.

13
Latar belakang pemberlakuan UU Nomor 40 Tahun 2007 (2/2)
▪ Perlu landasan hukum (kelembagaan perekonomian) yang kokoh dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjamin
terselenggaranya iklim dunia usaha yang kondusif, yang berdasarkan atas
asas kekeluargaan sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Penambahan ketentuan-ketentuan yang diantaranya:
1) memperjelas tugas dan tanggung jawab BOD, BOC (termasuk
komisaris independen dan komisaris utusan), Dewan Pengawas
Syariah;
2) menetapkan modal dasar minimal Rp 50 juta;
3) mengatur Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan;
4) mempertegas ketentuan mengenai pembubaran, likuidasi, dan
berakhirnya status badan hukum Perseroan dengan memperhatikan
ketentuan dalam UU tentang Kepailitan dan PKPU.
14
Latar belakang perubahan UU Nomor 40 Tahun 2007 jo
UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (1/3)
▪ UU Nomor 11 Tahun 2020 (UUCK) mulai berlaku sejak tanggal
2 November 2020, di tengah global pandemic Covid-19 yang
menyebabkan krisis kesehatan dan menurunnya
perekonomian Indonesia.
▪ Melalui UUCK, Pemerintah memberikan berbagai macam
incentive supaya modal asing masuk ke Indonesia, terciptanya
lapangan kerja baru, dan menghindarkan Indonesia dari krisis
ekonomi. Perlu di ingat bahwa pada masa diundangkannya
UUCK, banyak negara berlomba-lomba memberikan incentive
untuk menarik modal ke negara mereka.
15
Latar belakang perubahan UU Nomor 40 Tahun 2007 jo
UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (2/3)
▪ Adanya kebutuhan yang mendesak untuk mengubah beberapa
ketentuan UU Nomor 40 Tahun 2007 supaya sesuai/responsif terhadap
perubahan kondisi global, kondisi nasional dan dapat menyelesaikan
permasalahan ekonomi dan bisnis.
▪ Tujuan: terciptanya pertumbuhan ekonomi yang stabil dan konsisten naik
setiap tahunnya.
Kondisi global: Ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global, dinamika geopolitik di berbagai
belahan dunia, terjadinya perubahan teknologi, industri 4.0, ekonomi digital.
Kondisi nasional: Pertumbuhan ekonomi dan realisasi investasi yang di bawah target.
Permasalahan Adanya tumpang tindih regulasi dan hyper-regulasi yang cenderung membatasi
ekonomi dan penciptaan dan pengembangan usaha; efektivitas investasi yang rendah; tingkat
bisnis: pengangguran, angkatan kerja baru, jumlah pekerja informal dan jumlah UMKM
yang besar namun dengan produktivitas rendah. 16
Latar belakang perubahan UU Nomor 40 Tahun 2007 jo
UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (3/3)
▪ Adanya kebutuhan untuk menciptakan lapangan pekerjaan
yang berkualitas dan seluas-luasnya bagi rakyat Indonesia
secara merata di seluruh Indonesia, yang disertai dengan:
1) peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja,
2) kemudahan perizinan bagi tenaga kerja asing yang memiliki
keahlian tertentu yang masih diperlukan untuk proses
produksi barang atau jasa, 3) peningkatan kemudahan,
pemberdayaan dan perlindungan UMKM, 4) peningkatan
ekosistem investasi dan kegiatan berusaha, 5) peningkatan
investasi pemerintah dan percepatan proyek strategis
nasional. 17
-Terima Kasih-

18

Anda mungkin juga menyukai