Anda di halaman 1dari 12

BAB 2

TINJAUAN TEORI ASUHAN ANAK DENGAN FEBRIS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Asuhan Anak Dengan Febris

2.1.1 Pengkajian Data

1. Data Subyektif

a. Biodata

1. Biodata Anak

a) Nama

Diperlukan untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar anak


yangdimaksud. Nama harus jelas dan lengkap serta ditulis juga nama
panggilanakrabnya (Sumijati 2013).
b) Umur
Berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan tindakan
yang dilakukan (Kemenkes 2012). Dikaji untuk mengingat periode anak
yang mempunyai kekhasannya sendiri dalam morbiditas dan mortalitas,
usia anak juga diperlukan untuk menginterpretasikan apakah data
pemeriksaan klinis anak tersebut sesuai umurnya (Matondang, 2013).
c) Alamat
Lingkungan tempat tinggal anak yang demam dapat dipastikan bahwa
sumber air,sanitasi lingkungan masih buruk dan belum memenuhi standart
higienis (Sumijati2013).
2. Biodata orang tua

a) Nama orang tua

Nama orang tua sebagai penanggung jawab. Dikaji agar dituliskan dengan
jelas agar tidak keliru dengan orang lain mengingat banyak nama yang
sama (Matondang, 2013).

b) Umur

Sebagai tambahan identitas, dapat menggambarkan kakuratan data yang

1
akan diperoleh serta dapat ditentukan pola pendekatan dalam anamnesis
(Matondang, 2013). Ibu-ibu yang umurnya belasan tahun dengan anak
pertama akan lebih agresif terhadap anaknya dan lebih banyak mengalami
kesulitan dalam merawat dan mendidik anaknya.
c) Pendidikan ayah/ibu
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam
tumbuh kembang anak (Soetjiningsih 2012).
d) Pekerjaan ayah/ibu
Pekerjaan dapat mempengaruhi bayi dalam mengasuhnya karena
kesibukannya atau tidak (Soetjiningsih 2012). Dikaji untuk mengetahui
kemampuan orang tua untuk membiayai perawatan anaknya, selain itu juga
mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut (Ambarwati dan Wulandari,
2010).

e) Penghasilan ayah/ibu

Pendapatan yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena


orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer
maupun yang sekunder (Soetjiningsih 2012).
f) Alamat
Untuk menyamakan alamat dengan anaknya atau tidak (Soetjiningsih 2012).

b. Keluhan utama

Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang menyebabkan klien dibawa
untuk berobat (Matondang 2013). Anak yang biasanya menderita febris
mengeluh suhu tubuh panas > 37,5 °C, berkeringat, rewel, susah minum,
nafsu makan berkurang (Aden, 2010).
c. Riwayat Kesehatan

1. Imunisasi

Status imunisasi klien dinyatakan, khususnya imunisasi BCG, DPT, Polio,


Hepatitis, Campak, dan imunisasi lainnya. Hal tersebut selain diperlukan
untuk mengetahui status perlindungan pediatrik yang diperoleh juga
membantu diagnosispada beberapa keadaan tertentu (Matondang 2013).
2. Riwayat kesehatan yang lalu
Dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah di derita, apabila anak

2
menderita suatu penyakit (Varney 2009). Khusus anak usia 0-5 tahun
dilakukan pengkajian prenatalcare, natal dan postnatal. Untuk semua usia
biasanya pada anak kejang demam sederhana, anak pernah mengalami jatuh
atau kecelakaan, sering mengkonsumsi obat bebas dan biasanya
perkermbangannya lebih lambat.
3. Riwayat kesehatan sekarang

Dikaji untuk mengetahui keadaan pasien saat ini (Varney 2009). Pada
umumnya didapatkan peningkatan suhu tubuh diatas 37,5 °C, gejala febris
yang biasanya yang kan timbul menggigil, mual/muntah, berkeringat, nafsu
makan berkurang, gelisah, nyeri otot dan sendi.

4. Riwayat kesehatan keluarga

Dikaji untuk memperoleh gambaran keadaan sosial,ekonomi, budaya dan


kesehatan keluarga pasien. Berbagai penyakit bawaan dan penyakit
keturunan seperti terdapat riwayat hipertensi, riwayat kembar, dan penyakit
seperti asma,hepatitis, jantung dan lain-lain karena penyakit- penyakit
tersebut mempunyai pengaruh negatif pada balita, misalnya dapat
mengganggu metabolisme endokrin dan karbohidrat yang menunjang
permasalahan makanan balita(Matondang, 2013).
d. Pola Kebiasaan Sehari-hari

1. Nutrisi

Dikaji tentang yang dikonsumsi anak, baik sebelum sakit maupun selama
sakit untukmenentukan pemenuhan kebutuhan nutrisi (Matondang, dkk,
2009). Pada kasus anak dengan febris akan susah minum dan nafsu makan
berkurang sehingga kekurang asupan nutrisi (Aden, 2010).
2. Pola Istirahat/tidur

Yang perlu dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan pola tidur adalah
berupa jamklien tidur dalam sehari apakah ada gangguan (Saifuddin 2011).
Biasanya anak dengan febris mengalami susah untuk tidur karena klien
merasa gelisah dan berkeringat. (Aden, 2010).

3. Personal Hygiene

Dikaji untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien. Kebersihan pada anak

3
seperti ganti baju berapa kali dalam sehari, apakah selalu menjaga kebersihan
tubuh dengan baik (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

4. Aktifitas

Dikaji untuk mengetahui aktifitas pasien selama sakit (Mufdlilah 2010). Pola
aktivitas menggambarkan pola aktivitaspasien sehari-hari. Pada pola ini perlu
dikajipengaruh aktivitas tehadap kesehatannya (Ambarwati dan Wulandari,
2010). Pada kasus febris keluhan yang dirasakan anak biasanyaadalah rewel
(Aden, 2010).

5. Eliminasi

Pengkajian tentang kebiasaan BAB dan BAK pada anak. Eliminasi klien
febris biasanya susah untuk buang air besar dan juga bisa mengakibatkan
terjadi konsitensi bab menjadi cair. (Matondang, dkk, 2009).

2. Data Objektif

Data obyektif adalah data yang dapat di observasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan
(Nursalam, 2013).
1. Pemeriksaan keadaan umum dilakukan untuk menilai kondisi pasien secara
umum (Nursalam, 2016)
2. Kesadaran

Penilaian kesadaran pasien yang dinilai bila pasien tidak tidur yang dinyatakan
sebagai composmentis, apatis, somnolen (Matondang 2013). Pada kasus anak
dengan febris kesadarnnya komposmentis atau apatis (Matondang, dkk, 2019).

Pengertian dari composmentis, apatis, delirium. somnolen, soper, koma,adalah


sebagai berikut :
a) Komposmentis : Keadaan pasien sadar penuh, baik terhadap lingkungan
maupun terhadap dirinya sendiri. (Gcs : 15-14)
b) Apatis : Keadaan pasien dimana tampak acuh tak acuh dan segan
terhadap lingkungannya.( Gcs : 13-12.)
c) Delirium : Keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran disertai
kekacauan motorik serta siklus tidur bangun yang terganggu. (Gcs :11-
10)
d) Somnolen : Keadaan pasien mengantuk yang dapat pulih jika dirangsang,

4
tapi jika rangsangan itu berhenti pasien akan tidur kembali.(Gcs : 9-7)
e) Sopor (stupor) : Keadaan pasien mengantuk yang dalam.(Gcs : 6- 5)
f) Koma : keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran yang sangat
dalam, tidak terdapat respons pada rangsang nyeri sertatidak ada gerakan
spontan.(Gcs : 3)
(Setiati S, 2014)
3. Tanda-tanda vital meliputi :

a) Denyut Nadi

Menilai frekuensi atau laju nadi, irama, isi atau kualitas serta ekualitas
nadi. Pada kasus anak dengan febris terjadi takikardia yaitu laju denyut
nadi yang lebih cepat dari normal (Matondang, dkk, 2013).
b) Pernafasan
Menilai laju pernafasan, irama atau keteraturan, kedalaman dan tipe atau
pola pernafasan. Pada kasus dengan febris terjadi pernafasan yang lebih
cepat dari normal (Matondang, dkk, 2013).
c) Suhu
Temperatur normal kulit 36,5 °C (Hidayat 2012). Pada kasus dengan febris
suhu diatas normal yaitu temperatur rektal > 38˚C, pengukuran melalui
aksila
> 37,5˚C. (Matondang, dkk, 2013).
4. Antropometri

a) Panjang badan

Untuk mengetahui status nutrisi dan pertumbuhan fisik anak. (Matondang,


dkk, 2013).
b) Berat badan
Untuk menilai apakah ada masalah dalam pemenuhan nutrisi (Matondang,
dkk, 2013).
c) Lingkar Kepala
Dipengaruhi oleh status gizi anak hingga usi 3 tahun, pengukuran untuk
mengetahui pertumbuhan otak (Matondang, 2013)
5. Pemeriksaan fisik

a) Kepala : Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk kepala,

5
apakah ada kelainan atau lesi pada kepala (Supariasa 2013).

6
b) Muka : Bagaimana wajah kulit wajah pucat/tidak (Varney 2009).

c) Mata : Conjungtiva dari merah, merah muda sampai pucat, sklera


putih, kelopakmata cekung (Matondang 2013).
d) Telinga : Dikaji untuk mengetahui adanya kotoran atau cairan dan
bagaimanakeadaan tulang rawannya. (Matondang 2013).
e) Hidung : Adakah nafas, cuping hidung, kotoran yang menyumbat jalan
nafas(Matondang 2013).
f) Mulut : Bibir warna pucat, kebiruan, kemerahan, kering pecah-pecah,
lidahkemerahan, biasanya pada pasien dengan febris mukosa bibir klien
akan kering dan pucat. (Matondang 2013).
g) Leher: Adakah pembesaran kelenjar thyroid (Matondang 2013).

h) Dada : Adakah retraksi, simetris atau tidak (Matondang 2013).

i) Perut : Dikaji untuk mengetahui perut cenderung kembung, turgor baik


sampaidengan buruk, cubitan kulit kembali lambat (Matondang 2013)
j) Punggung : Dikaji untuk mengetahui apakah ada pembengkakan atau
oedema(Matondang 2013).
k) Ekstermitas : Adakah oedem tanda sianosis, apakah kuku sudah melebihi
jari-jari(Varney 2009).
l) Genetalia : Adakah varices pada alat genetalia (Saifuddin 2011).

m)Anus : Adakah haemoroid pada anus (Saifuddin 2011).

6. Pemeriksaan penunjang

Data penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendukung


pemeriksaan yang tak dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik yang meliputi
pemeriksaan laboratorium serta terapi (Nursalam 2016). Pada kasus febris
pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan hematologi
(pemeriksaan darah) diperlukan jika demam pada anak lebih dari tiga hari
(Sodikin, 2012).
3. Analisa Data
Data yang telah terkumpul diolah, disesuaikan dengan kebutuhan pasien kemudian
dilakukan pengolahan data, yaitu menggabungkan datasatu dengan yang lainnya
sehingga menunjukkan fakta. Tujuan dari pengolahan data adalah untuk
menunjukan fakta bedasarkan kumpulan data. Data yang telah diolah dianalisis

7
dan hasilnya

8
didokumentasikan. (Wildan & Hidayat, 2011)
Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan metode sebagaiberikut menurut
Depkes RI (1995: 29):
a. Menentukan hubungan antara fakta yang satu dengan lainnya.

b. Untuk mencari hubungan sebab akibat

c. Menentukan masalah yang terjadi

d. Menentukan penyebab utamanya

e. Menentukan tingkat masalah

2.1.2 Diagnosa/Masalah

Setelah ditentukan masalah dan masalah utamanya maka bidan merumuskan ke


dalam suatupernyataan yang mencakup kondisi, masalah, penyebab dan prediksi
terhadap kondisi tersebut, prediksi yang dimaksud mencakup masalah potensial dan
prognosa. Hasil dari perumusan masalah merupakan keputusan yang ditegakkan
oleh bidan yang disebut diagnosa kebidanan. Diagnosa kebidanan menurut
(Kemenkes 2012) mencakup:
1) Kondisi pasien/klien yang terkait dengan masalah

2) Masalah utama dan penyebab utamanya (tingkat risiko)

3) Masalah potensial

4) Prognosa

Pada kasus pasien dengan febris diagnosa potensial terjadi kejang demam (Sodikin,
2012).

Anak umur ...... bulan jenis kelamin…. dengan keluhan keadaan umum lemah,
prognosa baik
2.1.3 Perencanaan

1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, gangguan pusat pengaturan


suhu.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu
tubuh normal
Kriteria :

9
a. Suhu tubuh (36,5° -37,5°C).

b. Nadi (60-100 kali/menit) dan Respirasi Rate (16-24kali/menit)


c. Tidak ada perubahan warna
kulit. Intervensi :

1) Monitor suhu tubuh


Rasional: suhu tubuh dalam batas normal 36,5-37,5
2) Monitor tekanan darah, nadi dan
pernafasan Rasional: TTV dalam batas
normal
3) Berikan antipiretik
Rasional: Untuk menurunkan demam
4) Kolaborasi pemberian cairan intravena
Rasional: untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh
5) Kompres pasien pada lipat paha dan
aksila Rasional: Menurunkan panas
2. Ketidakefektifan pola makan yang terganggu
Tujuan : setelah dilakukan tindakan nafsu makan anak
kembali semula dan meningkat
Kriteria :
a. Nafsu makan meningkat
b. Mual berkurang
c. Kebutuhan cairan tubuh terpenuhi
d. BAB dalam batas normal, konsistensi tidak encer
Intervensi :
a. Pendekatan terapeutik pada ibu dan anaknya.
Rasional: Anak mempunyai semangat sembuh
b. Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat
Rasional: Pilihan terapi untuk meningkatkan nafsu
makan

2.1.4 Implementasi

Langkah pelaksanaan dalam proses manajemen kebidanan dilakukan oleh bidan


sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Bidan melakukan mandiri, bila perlu

10
dilakukan tindakan di luar kewenangan perlu kolaborasi. Intervensi dilakukan
kepada pasien/klien, bidan mengawasi dan memonitor kemajuan kesehatan
klien/pasien.

11
Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan di dalam waktu yang singkat, efektif, hemat
dan berkualitas (Kemenkes 2012).
2.1.5 Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan dalam proses manajemen kebidanan adalah tindakan
pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Tujuan evaluasi untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan kebdianan yang dilakukan (Kemenkes 2012). Dalam
evaluasi harus dicantumkan juga :
S : Data subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data melaluianamnesa.
O : Data obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, laboratorium tes
diagnosa yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assasment.
A : Assesment
Menggambarkan hasil analisa dan interpretasi DS, DO, dalam situasi indentifikasi
diagnosa/masalah, antisipasi diagnosa lain/masalah potensial danprognosa
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian perencanaan, tindakan, evalusi berdasarkan
assasment (Kemenkes 2012).

TTD Petugas

12

Anda mungkin juga menyukai